Dokumen tersebut membahas tentang pengertian tauhid dalam Islam. Tauhid merupakan konsep utama dalam agama Islam yang mencakup tauhid rububiyyah (tauhid atas keesaan Tuhan sebagai pencipta dan penguasa), tauhid uluhiyyah (tauhid atas keesaan Tuhan sebagai yang berhak disembah), dan tauhid asma wa sifat (tauhid atas nama-nama dan sifat-sifat Tuhan). Prinsip tauhid melandasi seluruh aspek kehidup
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
ILMU_TAUHID.pptx
1. Etimologis :
Selamat, berserah diri, tunduk, patuh dan ta'at.
“Bahkan, barangsiapa aslama (menyerahkan diri) kepada Allah,
sedang ia berbuat kebaikan, maka baginya pahala di sisi Tuhannya
dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula
bersedih hati” (Q.S. 2:112)”.
Terminologis :
Menyerahkan diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya tunduk
kepada-Nya dengan penuh ketaatan dan berlepas diri dari
kesyirikan dan orang-orang musyrik.
(Muhammad bin Abdul Wahab ).
Pengertian Islam
2. Nilai universalitas Islam adalah salah satu
nilai yang membuktikan bahwa Islam adalah risalah abadi dan
sempurna, serta relevan
untuk semua jaman, tempat dan semua umat manusia di bumi.
Universalitas Islam dalam seluruh aspek kehidupan :
Akidah, ibadah, akhlak, pendidikan dan sosial, politik dan ekonomi,
manhaj ( pedoman ).
Nilai Universalitas Islam
3. Dalam menjalani hidup, manusia memerlukan agama sebagai
pedoman dalam membimbing dan mengarahkan kehidupannya
agar selalu berada di jalan yang benar. Agama diturunkan oleh
Allah seungguhnya untuk kebaikan umat manusia, karena agama
memberikan rambu-rambu yang jelas bagi manusia dalam
menjalin hubungan dengan Allah, sesama manusia, dan alam.
mengapa agama itu sangat penting dalam kehidupan manusia ?
antara lain adalah :
1. Karena agama merupakan sumber moral
2. Karena agama merupakan petunjuk kebenaran
3. Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah
metafisika
4. Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia
baik di kala suka, maupun di kala duka.
Islam sebagai Pedoman Hidup manusia
4. Aqidah secara bahasa : Mengikat atau mengadakan perjanjian
Aqidah menurut istilah :
“Adalah urusan-urusan yang harus dibenarkan oleh hati dan
diterima dengan rasa puas serta terhujam kuat dalam lubuk jiwa
yang tidak dapat digoncangkan oleh badai subhat (keragu-
raguan).”
Akhlak : Tingkah laku, perangai tabi’at, watak, moral atau budi
pekerti.
Akhlak menurut Istilah :
“merupakan sikap yang telah melekat pada diri seseorang dan
secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan”.
Pengertian Aqidah Akhlak
5. 1. Memupuk dan mengembangkan dasar ketuhanan
yang sejak lahir. (Al-A’raf : 172-173 )
2. Aqidah akhlak bertujuan pula membentuk pribadi
muslim yang luhur dan mulia.
3. Menghindari diri dari pengaruh akal pikiran yang
menyesatkan
Tujuan Akidah Akhlak
6. 1. Bersaksi (Syahadatain)
2. Beriman (Rukun Iman)
3. Memahami Tauhid Rububiyyah
4. Memahami Tauhid Uluhiyyah
5. Memahami Tauhid Asma wa Sifat
6. Meyakini jalan para sahabat dan setelah para sahabat dari
Salafus Shalih dalam mengimani asmaul husna
7. Beriman bahwa Allah Subhana Ta'ala Istiwa di atas 'Arays
8. Beraqidah dengan aqidah salafusshalih, bahwa Iman adalah
mengucapkan dengan lisan, meyakini dengan hati,
mengamalkan dengan anggota badan, bertambah dengan
ketaatan, berkurang dengan kemaksiatan
9. Mempunyai aqidah ttg dosa-dosa orang-orang yang beriman
yang bermaksia
10. Beraqidah tentang keutamaan para sahabat semuanya tanpa
berlebih-lebihan (jml Sahabat: ±144 ribu)
Pokok – Pokok Aqidah Akhlak
7. 11. Tidak mengkafirkan seorang pun dari ahli kiblat yang berdosa
selama dia tdk menghalalkannya kecuali amalan kufur akbar
12. Mengimani karamah-karamah para wali. Yaitu setiap orang
mukmin adalah wali Allah. Wali itu yang paling dekat dengan Allah,
paling bertaqwa, yang paling mengikuti Al-Quran dan As-Sunnah.
13. Kita beriman bahwa tidak ada yang mengetahui hal yang ghoib
kecuali Allah.
14. Beriman bahwa orang-orang yang berbuat dosa besar dari ahli
tauhid tidak abadi di neraka selama tidak menyekutukan Allah.
15. Kita meyakini sahnya shalat dibelakang setiap orang yang baik
dan yang jahat dari pemimipin-pemimpin yang mukmin.
16. Kita beriman akan adanya fitnah kubur dan nikmat kubur.
17. Beriman bahwa Al-Quran diturunkan oleh Allah. Kalamullah dan
bukan makhluk.
18. Beriman bahwa istighotsah kepada hamba, makhluk-makhluk,
yang telah mati atau yang di kubur adalah syirik.
8. Uluhiyah adalah ibadah. Tauhid uluhiyah adalah
mengesakan Allah melalui perbuatan para hamba
berdasarkan niat taqarrub atau mendekatkan diri kepada
Allah, yang disyari’atkan.
Artinya, proses penerapan Tauhid Uluhiyyah adalah melalui
perbuatan seorang hamba yang mengesakan Allah dalam
ibadah. Ia hanya beribadah kepada Allah saja tidak kepada
selain-Nya. Dan ibadah itu dilakukan untuk tujuan
mendekatkan diri kepada-Nya.
Selain itu, ibadah yang dilakukan kepada Allah hanya dengan
cara yang disyariatkan oleh Allah saja, tidak dengan cara yang
dikehendai oleh si hamba sendiri.
Tauhid Uluhiyah
9. Tauhid ar-Rububiyyah bermakna beri’tiqad bahwa Allah SWT bersifat
Esa, Pencipta, Pemelihara dan Tuhan seluruh alam. Tauhid al-
Uluhiyyah pula bermakna menjadikan Allah SWT saja sebagai
sembahan yang sentiasa dipatuhi.
“’Katakanlah!’ Dialah Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya sgala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak
diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan-Nya.”
(QS. Al Ikhlash: 1-4)
Jadi, tauhid rububiyah adalah bukti wajibnya tauhid uluhiyah. Allah
memerintahkan mereka bertauhid uluhiyah, yaitu menyembahNya
dan beribadah kepadaNya. Dia menunjukkan dalil kepada mereka
dengan tauhid rububiyah, yaitu penciptaanNya terhadap manusia dari
yang pertama hingga yang terakhir, penciptaan langit dan bumi serta
seisinya, penurunan hujan, penumbuhan tumbuh-tumbuhan,
pengeluaran buah-buahan yang menjadi rizki bagi para hamba.
Tauhid Rububiyah
10. Bagaimanapun prinsip tauhid tidak bisa dipisahkan dari ajaran islam,
karena tauhid adalah inti ajaran ini, bahkan islam itu sendiri. Allah
Subhanahu Wa Ta’aala berfirman;
{ ْيَبَو اَنَنْيَب ٍاءَوَس ٍةَمِلَك ىَلِإ ا ْوَلاَعَت ِباَتِكْلا َلْهَأ اَي ْلُق
َك ِ
ْرشُن َّلَو َ ا
َّللا ا
َّلِإ َدُبْعَن ا
َّلَأ ْمُكَن
ِهِب
ًائْيَش
َّلَو
ا ْوالَوَت ْنِإَف ِ ا
َّللا ُِوند ْنِم ًاابَبْرَأ ًاضْعَب اَنُضْعَب َذ ِخاتَي
َونُمِلْسُم اانَأِب ُوادَهْشا واُلوُقَف
}
(
عمران آل
:
64
)
“Katakanlah, “Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu
kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan
kalian, bahwa kita tidak beribadah kecuali kepada Allah dan kita tidak
persekutukan Dia dengan suatu apa pun dan tidak (pula) sebagian kita
menjadikan sebagian yang lain sebagai rabb-rabb selain Allah. Jika
mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka, “Saksikanlah,
bahwa kami adalah orang-orang yang muslim (berserah diri kepada
Allah)”. (QS. 3:64)
Tauhid Sebagai Dasar Aqidah Islam
11. 1. Tauhid merupakan unsur mendasar bagi kontrol dan kendali diri
seorang muslim. Sebab, seluruh perbuatan kaum muslim harus
didasarkan pada keimanannya kepada Allah swt, alias harus
didasarkan pada tauhid. Seorang muslim tidak boleh mengerjakan
perbuatan apapun kecuali didasarkan di atas tauhid. Wujud
perbuatan yang dilandasi tauhid adalah, perbuatan tersebut sejalan
dengan aturan-aturan dan hukum-hukum Islam.
2. Seorang muslim ketika menyaksikan bahwa perbuatannya tidak
sejalan dengan aturan Allah swt, ia akan segera meninggalkan dan
mencampakkan perbuatan tercela tersebut. Ia akan merasa rendah di
sisi manusia dan di sisi Allah, ketika tidak berbuat sesuai dengan
aturan Allah swt. Kebanggaan dirinya adalah tatkala ia dekat dengan
Allah swt dan sejalan dengan Islam.
3. Kecintaan dan penghargaan kepada orang lain juga selalu didasarkan
oleh aturan Allah swt. Ia akan membenci dan tidak menaruh hati
ataupun condong dengan orang-orang yang bergelimang dengan
kemaksiyatan, mengganti aturan Allah dengan aturan
manusia. Selanjutnya, ia akan tergerak untuk menasehati dan
menghilangkan kemaksiyatan tersebut.
Refleksi Tauhid dalam Pola Hidup Muslim