Tujuan terapi nefropati diabetikum pada lansia adalah memperlambat progresinya dengan mengontrol gula darah, tekanan darah, dan kolesterol serta menghindari penggunaan obat-obatan tertentu karena resiko efek sampingnya pada lansia. Strategi terapinya meliputi modifikasi gaya hidup, penggunaan obat penurun tekanan darah seperti ACEi atau ARB, serta obat penurun kolesterol seperti statin.
2. Pendahuluan
• Diabetes Mellitus (DM) umum pada lansia
• Usia di atas 65 tahun
• Lansia resiko jatuh, polifarmasi, gangguan kognitif dan depresi
• Nefropati diabetikum merupakan penyebab gagal ginjal terminal pada pasien
berusia lebih dari 65 tahun
• Nefropati diabetikum
persisten albuminuria (>300 mg pada pemeriksaan urin tampung 24 jam) dan
didapatkan abnormalitas fungsi ginjal yang diukur dengan Glomerular Filtration
Rate (GFR).
• terjadi setelah 5 hingga 10 tahun pasien menderita DM
3. 5 tahap ND
1. Stadium I (Hyperfiltration-Hypertropy Stage)
Hiperfiltrasi hipertropi ginjal glukosuria dan poliuria mikroalbuminuria
20 ug/min
2. Stadium II (Silent Stage)
Mikroalbuminuria ringan 20 -200 ug/min setara 30-300mg/24jam mulai
terjadi penurunan GFR
3. Stadium III (Incipient Nephropathy Stage)
Mikroalbuminuria memberat 20 -200 ug/min setara 30-300mg/24jam
hipertensi awal
4. Stadium IV (Overt Nephroathy Stage)
proteinuria menetap (>0,5gr/24j), hipertensi dan penurunan laju filtrasi
glomerulus
5. Stadium V (End Stage Renal Failure)
GFR sudah mendekati nol dan dijumpai fibrosis ginjal
4. Strategi Terkini Terapi
ND Pada Lansia
Tujuan terapi ND pada lansia adalah memperlambat progresifitas ND.
Beberapa strategi yang digunakan adalah
• modifikasi gaya hidup
• kontrol gula darah
• kontrol tekanan darah
menghambat sistem RAAS dengan Angiotensin-Converting Enzyme
Inhibitors (Acei) dan/atau Angiotensin Type-1 (AT1) Receptor Blockers
(ARBs)
• obat anti kolesterol
5. Modifikasi Gaya Hidup
• banyak dilupakan.
• mencakup olahraga jika mampu, berhenti merokok, mengurangi konsumsi
alkohol dan penurunan berat badan pada pasien yang gemuk
• Pada lansia, modifikasi gaya hidup ini memiliki tantangan tersendiri.
• Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol masih bermanfaat pada
lansia
• modifikasi gaya hidup yang lain sulit dikerjakan karena masalah anoreksia dan
resiko jatuh pada lansia
6. Kontrol Gula darah
Target
ACCORD, ADVANCE, VADT HbA1c yang lebih rendah (<6,0%) justru memiliki
resiko kematian lebih tinggi dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal
kejadian kardiovaskuler dibandingkan target standar HbA1c (7,0 – 7,9%)
ADA
menyarankan target HbA1c yang lebih longgar pada pasien lansia yaitu kurang
dari 7.0%
Target secara individual
7. Kontrol tekanan darah
The American Diabetes and Aging Guidelines (ADAG)dan European Diabetes and
Aging Guidelines (EDAG)
140/80-90 mmHg harus dimulai terapi antihipertensi
Target 140/80-90 mmhg
KDIGO
Albuminura <30mg/24jam dan TD > 140/90 mulai terapi dengan target kurang
atau sama dengan 140/90 mmHg
Albuminura >30mg/24jam dan TD > 130/80 mulai terapi dengan target kurang
atau sama dengan 130/80 mmHg
8. Kontrol tekanan darah
KDIGO
ACEi atau ARB untuk CKD dewasa karena ND dengan urin albumin 30-300 mg/24
jam atau > 300mg/24 jam
Lansia : hati hati, perhatikan komorbid, usia, terapi lain, efek samping 9elektrolit,
AKI, hipotensi)
LANSIA
• penghambat sistem RAAS resiko gagal ginjal akut, hiperkalemia dan hipotensi
• (Dccbs), seperti diltiazem, verapamil bisa digunkan pada lansia dengan ND dan
albuminuria yang tidak dapat mentoleransi penggunaaan ARB atau ACE inhibitor.
• Diuretik dan beta blocker dapat membantu tatalaksana ND pada lansia jika
dikombinasikan dengan ACEi atau ARB
9. Dislipidemia
SHARP
simvastatin dan ezetimibe menurunkan kejadian atherosklerotik mayor, tapi
sayangnya tidak ada efek pada survival atau progresifitas GGK
KDIGO
Dewasa >= 50 thn, eGFR < 60 tanpa dialisis/transplant = statin/ezetimibe
Dewasa >= 50 thn, eGFR >= 60 = statin/ezetimibe
Pasien dialisis = statin/ezetimibe tdk perlu dimulai
Jika sudah mendapatkan statin/ezetimibe sebelumnya = lanjutkan