Sindrom metabolik adalah kelompok gejala yang terdiri dari obesitas sentral, resistensi insulin, dislipidemia, dan hipertensi. Sindrom ini merupakan faktor risiko untuk penyakit kardiovaskular dan diabetes. Tatalaksananya meliputi perubahan gaya hidup seperti diet seimbang dan latihan fisik, serta pengobatan farmasi sesuai kondisi pasien.
2. Definisi
● Sindrom metabolik adalah kumpulan gejala yang terdiri dari obesitas sentral,
resistensi insulin, dislipidemia, dan hipertensi.
● Sindrom metabolik bukan merupakan penyakit, tetapi lebih menggambarkan
kumpulan faktor risiko metabolik yang berhubungan langsung dengan
penyakit tidak menular, terutama penyakit kardiovaskuler arterosklerotik
3. Epidemiologi
● Di Amerika Serikat, prevalensi sindrom metabolik pada orang dewasa 18
tahun dan lebih tua terus menjadi signifikan.
● Data menunjukkan bahwa prevalensi proses penyakit ini meningkat dari
tahun 1980-an hingga 2012 sebesar 35%. Pada tahun 1980-an, insidennya
tercatat 25,3% dan meningkat menjadi 34,2% pada tahun 2012.
● Namun, data terbaru dari Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional
(NHANES) menunjukkan prevalensinya menurun dengan 24% pada pria dan
22% pada wanita
7. Obesitas Sentral
● penumpukan lemak dalam tubuh bagian perut, dengan nilai lingkar
pinggang atau LP ≥ 90 cm pada laki-laki dan LP ≥ 80 cm pada perempuan
untuk orang Asia dewasa, dan nilai LP ≥ 94 cm pada laki-laki dan LP ≥ 80
cm pada perempuan untuk orang Eropa dewasa
● Obesitas sentral disebabkan oleh peningkatan lipogenesis yang tidak
terbatas akibat kegagalan kerja leptin.
8. Diabetes Melitus Tipe 2
● DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya.
DM tipe 2 terdiri dari DM yang dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin
relatif sampai yang dominan defek sekresi insulin disertai resistensi insulin.
Dasar Diagnosis :
● Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang
tidak dapat dijelaskan sebabnya.
● Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada
pria, serta pruritus vulva pada wanita.
9. Kriteria Diagnosis DM :
● Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl. Puasa adalah kondisi tidak ada
asupan kalori minimal 8 jam hingga maksimal 10 jam.
Atau
● Pemeriksaan glukosa plasma ≥200 mg/dl 2-jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral
(TTGO) dengan beban glukosa 75 gram (+) 250 cc air.
Atau
● Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dl dengan keluhan klasik DM.
Atau
● Pemeriksaan HbA1c ≥6,5% dengan menggunakan metode yang terstandarisasi oleh
National Glycohaemoglobin Standarization Program (NGSP).
10. Dislipidemia
● Dislipidemia didefinisikan sebagai kelainan metabolisme lipid yang ditandai
dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan
fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total (K- total),
kolesterol LDL (K-LDL), trigliserida (TG), serta penurunan kolesterol HDL (K-
HDL).
● Klasifikasi Dislipidemia :
1. Dislipidemia primer
2. Dislipidemia sekunder
11. Dasar Diagnosis :
Menurut American Association of Clinical Endocrinologists (AACE) tahun 2012, klasifikasi dan
penunjang diagnosis dislipidemia adalah sebagai berikut
Lipid
Optimal atau
mendekati optimal
Borderline (curiga
dislipidemia)
Risiko tinggi atau risiko
sangat tinggi
(dislipidemia)
Kolesterol total
(mg/dL)
< 200 200-239 ≥240
HDL
(mg/dL)
≥ 60
(faktor risiko negatif)
40-59 (laki-laki)
50-59
(perempuan)
< 40 (laki-laki)
< 50 (perempuan)
LDL
(mg/dL)
< 100 (optimal);
dan 100-129
(mendekati optimal)
130-159
160-189 (tinggi)
≥ 190 (sangat tinggi)
Trigliserida (TG)
(mg/dL)
< 150 150-199
200-499 (tinggi)
≥ 500 (sangat tinggi)
12. Hipertensi
● Seseorang dikatakan hipertensi bila memiliki tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah
diastolik ≥ 90 mmHg pada pemeriksaan yang berulang
Klasifikasi Sistolik Diastolik
Optimal < 120 dan < 80
Normal 120 – 129 dan/atau 80 – 84
Normal tinggi 130 – 139 dan/atau 84 – 89
Hipertensiderajat1 140 – 159 dan/atau 90 – 99
Hipertensiderajat2 160 – 179 dan/atau 100-109
Hipertensiderajat3 ≥ 180 dan/atau ≥ 110
Hipertensi sistolik terisolasi ≥ 140 dan < 90
17. Obesitas sentral
● Tatalaksana obesitas sentral meliputi modifikasi gaya hidup, seperti pola
makan, aktivitas fisik, dan kebiasaan. Diet dengan karboidrat, lemak, dan
protein cukup disertai peningkatan aktivitas fisik seperti berjalan, jogging,
berenang, atau bersepeda selama minimal 30 menit per hari, minimal 4-6
hari dalam seminggu atau menghindari sedentary life style.
21. Dislipidemia
● Prinsip tatalaksana dislipidemia
salah satunya adalah dengan
latihan fisik sama seperti latihan
fisik DM, diet dengan nutrisi yang
disarankan, yaitu diet rendah
kalori yang terdiri dari buah-
buahan dan sayuran (≥ 5 porsi /
hari), biji-bijian (≥ 6 porsi / hari),
ikan, dan daging tanpa lemak.
Asupan lemak jenuh, lemak trans,
dan kolesterol harus dibatasi.
Kebiasaan merokok dan
mengonsumsi alkohol harus
dihentikan.
22. Hipertensi
● Prinsip tatalaksana hipertensi
kurang lebih sama dengan
komponen sindrom metabolik,
dengan tambahan diet rendah
garam. Terapi farmakologi
untuk hipertensi menurut A
Statement by the American
Society of Hypertension and
the International Society of
Hypertension 2013 adalah
sebagai beriku