SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
BAB 17.
MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL
DAN RISIKO PERUBAHAN KURS
Manajemen risiko operasional memfokuskan pada
manajemen kualitas, yang intinya adalah bagaimana
memperbaiki kualitas produk atau pelayanan dengan
memperbaiki proses produksi/pelayanan.
Tehnik perbaikan kualitas yang dibicarakan adalah six-
sigma dan alat statististik untuk pengendalian
kualitas.
Manajemen risiko perubahan kurs menggunakan
beberapa tehnik seperti instrumen derivatif, dan
tehnik lainnya.
Tentu saja masih banyak tehnik manajemen risiko lain
yang bisa digunakan. Bab ini hanya memberikan
gambaran bahwa masih banyak tehnik manajemen
risiko lainnya yang belum dicakup oleh buku ini.
PENGENDALIAN KUALITAS SEBAGAI STRATEGI
MENGHADAPI RISIKO OPERASIONAL
Risiko operasional merupakan risiko yang paling ‘tua’ tetapi
belum banyak diketahui karakteristiknya dibandingkan
beberapa risiko lain seperti risiko pasar, risiko tingkat bunga,
risiko kredit.
Kenapa paling tua? karena perusahaan berurusan dengan
aspek operasional praktis sejak perusahaan berdiri.
Manajemen risiko operasional pada dasarnya sudah dilakukan
perusahaan, meskipun dengan nama yang berbeda. Jika
perusahaan berusaha memperbaiki operasionalnya, maka
perusahaan sudah melakukan manajemen risiko operasional.
Sistem operasional yang efektif bisa mengendalikan risiko
operasional.
Manajemen kualitas pada dasarnya ingin memperbaiki kualitas
output melalui pengendalian operasional. Karena itu
manajemen kualitas bisa digunakan untuk mengelola risiko
operasional.
Definisi Kualitas
Kualitas bisa didefinisikan sebagai ‘Fitur dan
karakteristik produk atau pelayanan secara
keseluruhan yang bisa memuaskan kebutuhan
tertentu’.
Dengan kata lain, kualitas mengukur seberapa baik
produk atau pelayanan bisa memenuhi kebutuhan
konsumen. Kualitas akan menentukan daya saing
organisasi, karena itu organisasi perlu menjaga dan
memonitor kualitas.
Jaminan mutu (quality assurance) adalah sistem
menyeluruh dari kebijakan, prosedur, pedoman, yang
ditetapkan oleh organisasi untuk menjaga dan
mencapai kualitas.
Fungsi Pokok Jaminan kualitas
Rekayasa kualitas: membuat proses dan
disain produk yang berkualitas
Pengendalian kualitas: inspeksi untuk
melihat apakah standar kualitas sudah
terpenuhi
Six-Sigma
Six-sigma dapat didefinisikan sebagai metodologi untuk
mengelola variasi dalam suatu proses yang menyebabkan
produk rusak, yaitu produk yang mempunyai penyimpangan
yang lebih besar dari standar penyimpangan tertentu, dan
secara sistematis bekerja untuk mengelola variasi tersebut,
untuk menghilangkan produk rusak tersebut.
Six-sigma dipelopori oleh Bill Smith dari Motorola pada tahun
1986. Pada awalnya, six-sigman didefinisikan sebagai
indikator (metric) untuk mengukur produk rusak (defects)
dan memperbaiki kualitas; metodologi untuk mengurangi
tingkat produk rusak sampai di bawah 3,4 produk rusak per
1 juta output. Six-sigma merupakan merek yang dipegang
patennya oleh Motorola. Motorola dilaporkan memperoleh
penghematan sebesar $17 milyar sampai sekarang dengan
menggunakan tehnik six-sigma tersebut.
Tujuan dari six sigma adalah untuk mengurangi variasi
output dari suatu proses tertentu, sehingga dalam jangka
panjang bisa menghasilkan produk rusak kurang dari 3,4
produk rusak per 1 juta output.
Secara statistic, untuk proses dengan satu limit (batas
atas atau bawah saja), spesifikasi tersebut menghasilkan
enam standar deviasi antara rata-rata proses dan batas
spesifikasi konsumen (karena itu 6 sigma, sigma adalah
symbol untuk standar deviasi).
Untuk proses dengan dua batas spesifikasi (atas dan
bawah), ketentuan tersebut menghasilkan sedikit lebih
dari enam standar deviasi antara rata-rata dan batas
spesifikasi, sedemikian rupa sehingga total produk rusak
adalah enam standar deviasi di atas rata-rata
(probabilitas sangat kecil jika kita menggunakan kurva
normal standar).
GE (General Electric) merupakan penganut six-sigma
yang pertama dan melaporkan penghematan sekitar
$300 juta pada tahun pertama penggunaan tehnik
tersebut.
Beberapa organisasi yang dilaporkan memperoleh
manfaat dari six-sigma adalah (antara lain) Ford,
Caterpillar, Microsoft, Raytheon, Quest Diagnostics,
Seagate Technology, Siemens, Merrill Lynch, Lear,
3M, North Carolina Baptist Hotel, Bank of America.
Pada mulanya six-sigma digunakan untuk produksi.
Sekarang six-sigma iaplikasikan untuk sektor non-
produksi seperti perbankan, telekomunikasi,
asuransi, konstruksi, kesehatan, dan perangkat
lunak.
Metodologi Six Sigma
DMAIC (define, measure, analyze, improve,
control) digunakan untuk memperbaiki proses
bisnis saat ini yang berada dibawah standar, dan
digunakan untuk mencari perbaikan secara
gradual.
DMADV (define, measure, analyze, design,
verify) digunakan untuk menciptakan proses
atau output yang baru yang mempunyai kualitas
dengan standar six-sigma. DMADV juga bisa
digunakan jika proses saat ini membutuhkan
lebih dari perbaikan gradual.
DMAIC
DMAIC terdiri dari lima tahap berikut ini
• Mendefiniskan secara formal tujuan dari perbaikan proses yang
konsisten dengan permintaan konsumen dan strategi organisasi
• Melakukan pengukuran awal untuk perbandingan di masa
mendatang. Melakukan pemtaan dan pengukuran proses yang
sedang diperbaiki, dan mengumpulkan data proses yang diperlukan.
• Melakukan analisis untuk mem-verifikasi kaitan dan hubungan
sebab akibat. Bagaimana hubungannya? Apakah ada faktor lain
yang terlewatkan?
• Memperbaiki dan mengoptimalkan proses berdasarkan analisis
dengan menggunakan tehnik seperti disain eksperimen.
• Menyiapkan dan mengendalikan percontohan untuk menetapkan
kemampuan proses, transisi ke produksi, dan secara terus menerus
mengukur proses dan menetapkan mekanisme pengendalian, untuk
memastikan bahwa variasi diperbaiki sebelum memunculkan produk
rusak.
DMADV
DMADV terdiri dari lima tahap:
Mendefinisikan secara formal tujuan dari aktivitas disain
yang konsisten dengan permintaan konsumen dan strategi
perusahaam
Mengukur, mengidentifikasi kualitas perusahaan,
kemampuan produk, kemampuan proses produksi, asesmen
risiko, dsb.
Analisis, mengembangkan alternative disain, menciptakan
disain dengan tingkat yang tinggi, dan mengevaluasi
kemampuan disain, supaya bisa dipilih disain yang terbaik
Disain, dan mengembangkan disain yang detil,
mengoptimalkan disain, dan merencanakan verifikasi disain.
Tahap ini barangkali memerlukan simulasi.
Verifikasi disain, menyiapkan percontohan, menjalankan
proses produksi, dan menyerahkan proses tersebut ke
pemilik proses. Tahap ini barangkali juga memerlukan
simulasi.
PERANAN KUNCI SIX-SIGMA
Pemimpin puncak (Direktur atau CEO) organisasi dan anggota
manajemen puncak lainnya. Mereka bertanggung jawab untuk
menetapkan visi untuk pelaksanaan six-sigma.
Champions bertanggung jawab terhadap pelaksanaan six-sigma di
organisasi dengan cara yang terintegraso. Champion juga bertindak
sebagai guru untuk pemegang sabuk hitam six-sigma.
Master Black Belts (Guru pemegang sabuk hitam), ditunjuk oleh
champions, bertindak sebagai pakar dalam organisasi (in-house)
dalam hal six-sigma. Mereka menghabiskan waktunya 100% untuk six-
sigma. Mereka membantu pemegang sabuk hutam dan hijau. Mereka
menggunakan tahnik statistic, dan memastikan bahwa pelaksanaan
six-sigma terintegrasi untuk fungsi dan departemen yang berbeda-
beda.
Pemegang sabuk hitam bekerja di bawah guru sabuk hitam untuk
melaksanakan metodologi six-sigma untuk proyek spesifik. Fokus
mereka adalah pelaksanaan proyek, sedangkan focus champions dan
guru pemegang sabuk hitam adalah identifikasi proyek/fungsi untuk
six-sigma.
Pemegang sabuk hijau adalah karyawan yang melaksanakan six-sigma
berbarengan dengan pekerjaannya. Mereka bekerja di bawah
pengarahan pemegang sabuk hitam.
Perbaikan Proses Bisnis
Proses bisnis merupakan kumpulan dari aktivitas structural yang
berkaitan yang menciptakan sesuatu yang bernilai bagi organisasi,
stakeholdernya, atau konsumennya. Pada intinya, proses bisnis
mencakup adanya input, metode, dan output.
Contoh bisnis proses yang sederhana adalah (misal), jika ada order
masuk, order tersebut kemudian diberikan ke bagian penjualan, bagian
penjualan meneruskan ke bagian gudang dan bagian penagihan, dan
seterusnya. Proses bisnis yang kecil bisa jadi merupakan bagian dari
proses bisnis yang lebih besar. Proses bisnis biasanya merupakan hasil
dari disain proses bisnis atau aktivitas rekayasa proses.
Perbaikan proses bisnis berkaitan erat dengan six-sigma, karena salah
satu aktivitas six-sigma bisa jadi melakuka perbaikan proses bisnis.
Perbaikan Proses Bisnis adalah pendekatan yang sistematis untuk
membantu orgnaisasi melakukan perubahan signifikan terhadap cara
organisasi menjalankan bisnisnya.
Tujuan dari perbaikan proses bisnis lebih pada perubahan radikal,
bukannya perubahan secara gradual.
TAHAPAN PERBAIKAN PROSES BISNIS
Mendefiniskan tujuan strategis organisasi, misi dan maksud
keberadaan organisasi (Who are we, what do we do, and why
do we do it?)
Menentukan konsumen, stakeholders organisasi.
Menentukan struktur dan proses yang ada saat ini. Menyatukan
proses bisnis agar bisa memenuhi persyaratan yang diminta
oleh konsumen (How do we do it better?)
Menentukan output apa dari proses tersebut yang akan
menghasilkan nilai tambah bagi organisasi. Pemilik proses yang
bertanggung jawab menentukan output tersebut.
Setelah output tersebut ditentukan, organisasi perlu
memfokuskan pada pencapaian output tersebut, perlu
melakukan perubahan agar bisa memenuhi misi dan visinya,
menggunakan serangkaian benchmark dan indikator
pencapaian target lainnya.
PRINSIP PERBAIKAN PROSES BISNIS
PPB difokuskan pada hasil, bukan aktivitas rutin, bukan pada tugas
khusus untuk mencapai hasil tersebut.
PPB mempunyai focus pada konsumen. Kebutuhan konsumen bisa saja
berubah sehingga pelayanan yang diberikan suatu organisasi tidak lagi
tepat untuk kebutuhan baru tersebut.
PPB perlu melakukan benchmark secara regular, menetapkan standard
dan membandingkan hasil yang diperoleh dengan standar tersebut.
Menetapkan siapa yang memiliki proses bisnis. Orang tsb bertanggung
jawab terhadap kinerja dan perubahan proses tsb.
Mengembangkan titik pengendalian dalam suatu proses. Jika dalam
titik tertentu, hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan standar, maka
proses harus dihentikan untuk mengevaluasi penyebabnya dan
memperbaiki proses tersebut.
Standarisasi proses yang sama  menghemat waktu, biaya, dan
sumberdaya lainnya.
Melakukan perubahan sekarang, dilakukan dengan cepat dan berkali-
kali.
Menggunakan ukuran yang benar.
Manajemen Kecelakaan Kerja di KFC
Kentucky Fried Chicken (KFC) mempunyai 38.000
pekerja dengan sekitar 2.000 restoran yang tersebar di
36 negara bagian. Pada tahun 1991, tim manajemen
risiko bertugas untuk menekan biaya medis (khususnya
yang berkaitan dengan kecelakaan kerja) untuk restoran
yang semacam itu. KFC kemudian memutuskan untuk
membawa karyawan yang mengalami kecelakaan kerja
ke dokter yang berkualitas, dengan cepat, tanpa banyak
birokrasi. Dengan cara tersebut, insentif karyawan untuk
menelpon pengacara (yang akan membantu dia
menuntut perusahaan) semakin menurun.
KFC memasang poster yang menjelaskan dan mengarahkan
prosedur jika terjadi kecelakaan kerja, nama dokter/klinik
dengan nomor teleponnya, nama rumah sakit cadangan jika
terjadi keadaan darurat, dan dalam kebanyakan situasi
menyediakan taksi gratis dari dan ke dokter/rumah sakit
tersebut. Salah satu pertimbangan penting dalam memutuskan
dokter atau rumah sakit yang direferensi adalah masih
beroperasi di luar jam kerja, karena dari catatan statistic KFC,
kecelakaan biasanya terjadi setelah jam 17:00 atau pada akhir
minggu (week-end), fleksibilitas dalam pembebanan biaya,
ketersediaan jasa transportasi ke tempat tersebut, dan
mempunyai jaringan referensi kecelakaan kerja. Dengan
struktur semacam itu, KFC mengembangkan jaringan yang bisa
mereview tagihan kesehatan/medis dan memberikan jasa
rehabilitasi. Dengan jaringan yang luas tersebut, akhirnya KFC
bisa memperoleh diskon dan melakukan negosiasi dengan
penyedia jasa tersebut.
Inisiatif KFC tersebut ternyata cukup sukses. Biaya medis
turun sekitar $1 juta untuk tahun 1991 dan 1992. Padahal
pada tahun tersebut, biaya kesehatan/medis untuk
kecelakaan kerja nasional mengalami peningkatan lebih dari
10%. Ada beberapa alasan kenapa KFC bisa menurunkan
biayanya, yaitu: (1) Pekerja yang mengalami kecelakaan kerja
memperoleh perawatan dari dokter yang berkualitas dengan
cepat, karena memperoleh prioritas, (2) Pembayaran kepada
karyawan yang tidak bekerja (karena mengalami kecelakaan)
bisa ditekan, karena perawatan yang cepat dan baik
memungkinkan karyawan untuk kembali kerja dengan cepat,
(3) Keterlibatan pengacara (yang akan menggugat
perusahaan) menurun, karena KFC memberikan perawatan
yang cepat dan memadai, tanpa birokrasi yang berbelit-belit.
Secara umum, program tersebut cukup sukses.
Bagan Pengendalian
(Control charts)
Bagan pengendalian ingin menunjukkan apakah variasi
dari output disebabkan karena proses yang masih
terkendali (in control) atau proses yang sudah tidak
terkendali (out of control).
Jika situasi menjadi tidak terkendali, maka perbaikan
harus dilakukan agar proses kembali lagi ke situasi
normal.
Bagan pengendalian bisa dikelompokkan berdasarkan
data yang dicakup.
Bagan x~ digunakan jika kualitas suatu output diukur
dengan variabel seperti panjang, berat, temperatur, dan
sebagainya. Jika suatu output mempunyai ukuran di luar
batas yang ditentukan, maka proses produksi
seharusnya dievaluasi ulang, sebelum dilanjutkan lagi.
Bagan 1. Bagan x (x~ chart)
UCL (batas atas)
Garis tengah
Rata-rata
Proses
terkendali
LCL (batas bawah)
Waktu
Penyusunan Bagan x~
Jika standar deviasi dan rata-rata populasi
diketahui:
Hitung standar error of the mean
Hitung batas atas dan bawah, misal
dengan (x +/- 3 standar error of the
mean)
Jika standar deviasi dan rata-rata populasi
tidak diketahui, maka keduanya bisa
diproksi dengan rata-rata dan standar
deviasi sampel.
Bagan 4. Contoh Bagan x~ Hipotetis
UCL=5,47
Rata-rata
Proses terkendali = 5
LCL (4,52)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Bagan 5. x~ chart untuk Produksi Disket
3.4700
3.4800
3.4900
3.5000
3.5100
3.5200
3.5300
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
UCL
LCL
Rata2
Bagan R (R-chart)
Bagan yang memperlihatkan variabilitas
suatu proses.
Untuk membuat R-chart, kita bisa
mengasumsikan range sebagai variabel
random dengan nilai rata-rata dan standar
deviasinya. Rata-rata range memberikan
estimasi rata-rata variabel random
tersebut.
Bagan 6. R-chart Produksi Disket
0.0000
0.0200
0.0400
0.0600
0.0800
0.1000
0.1200
0.1400
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Dari bagan tersebut terlihat ada satu
pengamatan yang mempunyai
variabilitas di atas batas atas, yaitu
inspeksi ke 16. Jika hal semacam itu
terjadi, maka kita tidak bisa
menginterpretasikan x~ chart. Dalam
hal ini kita harus mengevaluasi proses
produksi tersebut lebih dulu.
MANAJEMEN PERUBAHAN KURS
Tiga tipe eksposur terhadap perubahan
kurs, yaitu:
Eksposur Transaksi
Eksposur Akuntansi
Eksposur Operasi
Manajemen Eksposur Transaksi
Derivatif: menggunakan instrumen derivatif
untuk menghedge eksposur transaksi
Money market hedge: menggunakan tehnik
pinjam, tabung, untuk menghedge eksposur
transaksi
Risk Shifting: mengalihkan risiko perubahan
kurs
Netting Exposure: membuat ekspsur saling
meniadakan, sehingga net exposure sama
dengan nol
Dan lainnya ??
Manajemen Eksposur Akuntansi
Tabel2.AlternatifManajemenEksposurAkuntansi
Kurs Melemah Menguat
Aset Dikurangi Ditambah
Kewajiban Ditambah Dikurangi
Eksposur akuntansi terjadi jika perusahaan, khususnya
perusahaan multinasional, melakukan konversi laporan
keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya
MENGGUNAKAN DERIVATIF
Misal perusahaan MNC AS mempunyai anak
perusahaan di Indonesia
Perusahaan mengkonversikan laporan
keuangan dalam Rp ke $.
Laporan keuangan dan perubahan kurs
bisa dilihat pada tabel berikut ini.
Karena perubahan kurs, perubahan
mengalami kerugian sebesar $600, karena
modalnya turun sebesar $600.
Dalam Rp Awal tahun
($)
Kurs=
Rp5.000/$
Akhir tahun
($)
Kurs=
Rp10.000/$
Kas
Piutang Dagang
Persediaan
Aktiva Tetap
Total Aset
1.000.000
2.000.000
2.000.000
5.000.000
10.000.000
200
400
400
1.000
2.000
100
200
200
500
1.000
Hutang Dagang
Hutang J. Panjang
Modal Saham
Total Pasiva
2.000.000
2.000.000
6.000.000
10.000.000
400
400
1.200
2.000
200
200
600
1000
Hedging yang bisa dilakukan adalah dengan jual
Rupiah forward (karena perusahaan AS).
Misalkan perusahaan bisa menemukan partner
yang bersedia menjual dolar forward satu tahun
dengan kurs Rp5.000/$.
Perusahaan tersebut akan menjual Rupiah
forward senilai Rp6 juta (modal yang terekspos
oleh perubahan kurs) dengan kurs Rp5.000/$.
Tahun depan, nilai modal dalam $ adalah
$1.200, karena perusahaan bisa menjual Rupiah
dengan kurs Rp5.000/$, meskipun kurs spotnya
adalah Rp10.000/$.
Manajemen Eksposur Operasi
Eksposur operasi terjadi karena perubahan
kurs akan mengakibatkan terganggunya
operasi perusahaan.
Manajemen eksposur operasi bisa dilakukan
sebagai berikut ini.
 Jangka pendek: memanfaatkan situasi
perubahan kurs untuk kepentingan perusahaa
 Jangka panjang: mengurangi sensitivitas
operasi perusahaan terhadap perubahan kurs
Memanfaatkan Situasi Perubahan Kurs
Misalkan perusahaan Jepang sedang bersiap-siap
untuk meluncurkan produk baru di Amerika
Serikat.
Tiba-tiba yen melemah signifikan terhadap dolar.
Bagaimana memanfaatkan kesempatan tersebut?
Salah satu cara adalah dengan mempercepat
peluncuran produk tersebut di Amerika Serikat.
Jika yen melemah terhadap dolar, maka harga
produk tersebut dalam $ akan menurun. Karena
harganya turun, maka situasi tersebut merupakan
kesempatan baik untuk merebut pangsa pasar di
Amerika Serikat.
Mengurangi sensitivitas Terhadap
Perubahan Kurs
Dalam jangka panjang operasi perusahaan sebaiknya
dibuat menjadi lebih tahan (tidak sensitive) terhadap
perubahan kurs, supaya manajer lebih bisa memusatkan
perhatiannya ke aspek non-kurs (pemasaran, produksi)
sehingga bisa membuat produk yang bisa memuaskan
konsumen.
Pengurangan sensitivitas tersebut pada dasarnya
merubah produk atau konsumen agar menjadi tidak
sensitive terhadap perubahan harga (harga berubah
karena kurs berubah). Jika mereka tidak sensitive
terhadap perubahan harga, maka perubahan kurs tidak
akan banyak berpengaruh terhadap permintaan produk
tersebut.
Pengurangan sensitivitas tersebut bisa dilakukan melalui
beberapa aspek: pemasaran, produksi, lainnya.
Aspek Pemasaran
Perusahaan bisa membuat pemasaran yang membuat
konsumen berkurang sensitivitasnya terhadap kurs, misal
dengan mendifferensiasikan produknya (differensiasi versus
komoditas). Produk terdifferensiasi mempunyai fitur tertentu
yang menarik konsumen untuk membeli. Konsumen membeli
bukan karena harga, melainkan karena fitur tersebut. Sebagai
contoh, sedan BMW atau Mercedes mendifferensiasikan diri
sebagai sedan kelas atas. Konsumen membeli sedan tersebut
bukan karena harga, melainkan karena fiture kemewahan,
prestise, dan kenyamanan.
Cara lain adalah dengan mendiversifikasikan pasar di luar
negeri. Sebagai contoh, jika suatu perusahaan Jepang, 90%
ekspornya ke Amerika Serikat, maka penguatan yen terhadap
dolar akan menimbulkan masalah. Perusahaan tersebut bisa
mendiversifikasikan pasarnya sehingga akan mengekspor
produknya ke AS, Inggris, Indonesia, India, dan lainnya.
Penguatan yen terhadap dolar kemungkinan dikompensasi
oleh pelemahan yen terhadap, misal Rupiah.
Aspek Produksi.
Perusahaan bisa melakukan manajemen eksposur operasi melalui
aspek produksi.
Sebagai contoh, perusahaan bisa mendiversifikasikan inputnya.
Misalkan suatu perusahaan Jepang menghadapi masalah dengan
penguatan yen terhadap dolar. Jika perusahaan tersebut membeli
inputnya tidak hanya dari Jepang, tetapi juga dari Negara lain,
seperti Indonesia, Inggris, India, dan lainnya.
Penguatan yen tersebut akan dikompensasi oleh penguatan yen
terhadap mata uang lain, yang mengakibatkan harga input menjadi
lebih murah.
Alternatif lain, perusahaan bisa memindahkan fasilitas produksinya.
Sebagai contoh, untuk menghadapi kenaikan nilai yen terhadap
dolar yang diperkirakan permanent (jangka panjang), Toyota
memutuskan untuk mendirikan fasilitas pabrik di Amerika Serikat.
Dengan cara tersebut Toyota bisa mengurangi dampak negatif
penguatan yen tersebut, karena sebagian input Toyota dan tenaga
kerjanya berasal dari Amerika Serikat, dan dibayar dalam $.
Aspek Lainnya
Masih banyak aspek dan tehnik lain yang
bisa digunakan untuk menajemen eksposur
operasi. Sebagai contoh, perusahaan
Jepang yang menjual produknya ke
Amerika Serikat akan menerima $.
Perusahaan tersebut bisa meminjam dalam
$, sehingga eksposur bersihnya adalah nol
(antara pendapatan $ dengan pembayaran
hutang $ akan saling mengkompensasi).

More Related Content

What's hot

Manajemen Risiko 09 Risiko pasar
Manajemen Risiko 09 Risiko pasarManajemen Risiko 09 Risiko pasar
Manajemen Risiko 09 Risiko pasarJudianto Nugroho
 
Manajemen Risiko 12 risiko spekulatif lainnya
Manajemen Risiko 12 risiko spekulatif lainnyaManajemen Risiko 12 risiko spekulatif lainnya
Manajemen Risiko 12 risiko spekulatif lainnyaJudianto Nugroho
 
Manajemen Risiko 11 Risiko operasional
Manajemen Risiko 11 Risiko operasionalManajemen Risiko 11 Risiko operasional
Manajemen Risiko 11 Risiko operasionalJudianto Nugroho
 
Manajemen Risiko 07 Risiko K3
Manajemen Risiko 07 Risiko K3Manajemen Risiko 07 Risiko K3
Manajemen Risiko 07 Risiko K3Judianto Nugroho
 
Manajemen Risiko 13 teknik manajemen resiko
Manajemen Risiko 13 teknik manajemen resikoManajemen Risiko 13 teknik manajemen resiko
Manajemen Risiko 13 teknik manajemen resikoJudianto Nugroho
 
Manajemen Risiko 10 Risiko kredit
Manajemen Risiko 10 Risiko kreditManajemen Risiko 10 Risiko kredit
Manajemen Risiko 10 Risiko kreditJudianto Nugroho
 
Manajemen Risiko 18 aplikasi manajemen resiko
Manajemen Risiko 18 aplikasi manajemen resikoManajemen Risiko 18 aplikasi manajemen resiko
Manajemen Risiko 18 aplikasi manajemen resikoJudianto Nugroho
 
Manajemen Risiko 04 Identifikasi dan Pengukuran Risiko
Manajemen Risiko 04 Identifikasi dan  Pengukuran RisikoManajemen Risiko 04 Identifikasi dan  Pengukuran Risiko
Manajemen Risiko 04 Identifikasi dan Pengukuran RisikoJudianto Nugroho
 
Manajemen Risiko 14 diversifikasi
Manajemen Risiko 14 diversifikasiManajemen Risiko 14 diversifikasi
Manajemen Risiko 14 diversifikasiJudianto Nugroho
 
Tugas 1 manajemen risiko dan asuransi
Tugas 1 manajemen risiko dan asuransiTugas 1 manajemen risiko dan asuransi
Tugas 1 manajemen risiko dan asuransiHan Doko
 
Manajemen Risiko 02 Enterprise Risk Management
Manajemen Risiko 02 Enterprise Risk ManagementManajemen Risiko 02 Enterprise Risk Management
Manajemen Risiko 02 Enterprise Risk ManagementJudianto Nugroho
 
Analisis investasi dan manajemen portofolio
Analisis investasi dan manajemen portofolioAnalisis investasi dan manajemen portofolio
Analisis investasi dan manajemen portofolioandinipredita
 
IDENTIFIKASI DAN PEGUKURAN RISIKO.ppt
IDENTIFIKASI DAN PEGUKURAN RISIKO.pptIDENTIFIKASI DAN PEGUKURAN RISIKO.ppt
IDENTIFIKASI DAN PEGUKURAN RISIKO.pptAdiNatakusuma2
 
Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Lia Ivvana
 

What's hot (20)

Manajemen Risiko 09 Risiko pasar
Manajemen Risiko 09 Risiko pasarManajemen Risiko 09 Risiko pasar
Manajemen Risiko 09 Risiko pasar
 
Manajemen Risiko 12 risiko spekulatif lainnya
Manajemen Risiko 12 risiko spekulatif lainnyaManajemen Risiko 12 risiko spekulatif lainnya
Manajemen Risiko 12 risiko spekulatif lainnya
 
Manajemen Risiko 11 Risiko operasional
Manajemen Risiko 11 Risiko operasionalManajemen Risiko 11 Risiko operasional
Manajemen Risiko 11 Risiko operasional
 
Manajemen Risiko 07 Risiko K3
Manajemen Risiko 07 Risiko K3Manajemen Risiko 07 Risiko K3
Manajemen Risiko 07 Risiko K3
 
Manajemen Risiko 13 teknik manajemen resiko
Manajemen Risiko 13 teknik manajemen resikoManajemen Risiko 13 teknik manajemen resiko
Manajemen Risiko 13 teknik manajemen resiko
 
Manajemen Risiko 10 Risiko kredit
Manajemen Risiko 10 Risiko kreditManajemen Risiko 10 Risiko kredit
Manajemen Risiko 10 Risiko kredit
 
Manajemen Risiko 18 aplikasi manajemen resiko
Manajemen Risiko 18 aplikasi manajemen resikoManajemen Risiko 18 aplikasi manajemen resiko
Manajemen Risiko 18 aplikasi manajemen resiko
 
Teknik Teknik Manajemen Risiko
Teknik Teknik Manajemen RisikoTeknik Teknik Manajemen Risiko
Teknik Teknik Manajemen Risiko
 
Manajemen Risiko 04 Identifikasi dan Pengukuran Risiko
Manajemen Risiko 04 Identifikasi dan  Pengukuran RisikoManajemen Risiko 04 Identifikasi dan  Pengukuran Risiko
Manajemen Risiko 04 Identifikasi dan Pengukuran Risiko
 
Manajemen Risiko 14 diversifikasi
Manajemen Risiko 14 diversifikasiManajemen Risiko 14 diversifikasi
Manajemen Risiko 14 diversifikasi
 
Tugas 1 manajemen risiko dan asuransi
Tugas 1 manajemen risiko dan asuransiTugas 1 manajemen risiko dan asuransi
Tugas 1 manajemen risiko dan asuransi
 
Manajemen Risiko 01
Manajemen Risiko 01Manajemen Risiko 01
Manajemen Risiko 01
 
Manajemen risiko asuransi
Manajemen risiko asuransiManajemen risiko asuransi
Manajemen risiko asuransi
 
Manajemen Risiko 02 Enterprise Risk Management
Manajemen Risiko 02 Enterprise Risk ManagementManajemen Risiko 02 Enterprise Risk Management
Manajemen Risiko 02 Enterprise Risk Management
 
Risiko Kerusakan Properti Dan Kewajiban (Liabilities)
Risiko Kerusakan Properti Dan Kewajiban (Liabilities) Risiko Kerusakan Properti Dan Kewajiban (Liabilities)
Risiko Kerusakan Properti Dan Kewajiban (Liabilities)
 
Analisis investasi dan manajemen portofolio
Analisis investasi dan manajemen portofolioAnalisis investasi dan manajemen portofolio
Analisis investasi dan manajemen portofolio
 
IDENTIFIKASI DAN PEGUKURAN RISIKO.ppt
IDENTIFIKASI DAN PEGUKURAN RISIKO.pptIDENTIFIKASI DAN PEGUKURAN RISIKO.ppt
IDENTIFIKASI DAN PEGUKURAN RISIKO.ppt
 
Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26
 
manajemen risiko operasional (1)
manajemen risiko operasional (1)manajemen risiko operasional (1)
manajemen risiko operasional (1)
 
manajemen risiko operasional
manajemen risiko operasionalmanajemen risiko operasional
manajemen risiko operasional
 

Similar to Manajemen Risiko 17 resiko operasional & perubahan kurs

six sigma-maksi Esa unggul
 six sigma-maksi Esa unggul six sigma-maksi Esa unggul
six sigma-maksi Esa unggulRio Corleone
 
Managemen Kualitas - Six Sigma - Magister Managemen - Universitas Trisakti Ja...
Managemen Kualitas - Six Sigma - Magister Managemen - Universitas Trisakti Ja...Managemen Kualitas - Six Sigma - Magister Managemen - Universitas Trisakti Ja...
Managemen Kualitas - Six Sigma - Magister Managemen - Universitas Trisakti Ja...wendyanbiya
 
Six Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti Jakarta
Six Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti JakartaSix Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti Jakarta
Six Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti Jakartawendyanbiya
 
Tugas-Kel6-MatKul-PengMjmnKualitas (Bpk Syamsir Abduh)
Tugas-Kel6-MatKul-PengMjmnKualitas (Bpk Syamsir Abduh)Tugas-Kel6-MatKul-PengMjmnKualitas (Bpk Syamsir Abduh)
Tugas-Kel6-MatKul-PengMjmnKualitas (Bpk Syamsir Abduh)Huda_Dea
 
Nilai Tugas Kel6 MatKul PengMjmnKualitas (Bpk Syamsir Abduh)
Nilai Tugas Kel6 MatKul PengMjmnKualitas (Bpk Syamsir Abduh)Nilai Tugas Kel6 MatKul PengMjmnKualitas (Bpk Syamsir Abduh)
Nilai Tugas Kel6 MatKul PengMjmnKualitas (Bpk Syamsir Abduh)Huda_Dea
 
Presentasi six sigma ivo layung sari ( 122-121-520)
Presentasi six sigma   ivo layung sari ( 122-121-520)Presentasi six sigma   ivo layung sari ( 122-121-520)
Presentasi six sigma ivo layung sari ( 122-121-520)Ivo Layung Sari
 
Gustiani Rifania Amanda, 122121532, Presentasi six sigma, Syamsir Abduh, Qual...
Gustiani Rifania Amanda, 122121532, Presentasi six sigma, Syamsir Abduh, Qual...Gustiani Rifania Amanda, 122121532, Presentasi six sigma, Syamsir Abduh, Qual...
Gustiani Rifania Amanda, 122121532, Presentasi six sigma, Syamsir Abduh, Qual...Gustirifania
 
Presentasi six sigma
Presentasi six sigmaPresentasi six sigma
Presentasi six sigmadewonugroho
 
Konsep six sigma pt adhi karya kelompok 10 (1)
Konsep six sigma  pt adhi karya kelompok 10  (1)Konsep six sigma  pt adhi karya kelompok 10  (1)
Konsep six sigma pt adhi karya kelompok 10 (1)DindaSeptiahArini
 
Konsep six sigma pt adhi karya kelompok 10
Konsep six sigma  pt adhi karya kelompok 10 Konsep six sigma  pt adhi karya kelompok 10
Konsep six sigma pt adhi karya kelompok 10 giatamaistian1
 
AWARENESS ISO 9001:2015
AWARENESS ISO 9001:2015AWARENESS ISO 9001:2015
AWARENESS ISO 9001:2015Arfi Maulana
 
Presentation tqm kelompok 2
Presentation tqm kelompok 2Presentation tqm kelompok 2
Presentation tqm kelompok 2Pet-pet
 
Business process improvement
Business process improvementBusiness process improvement
Business process improvementZaini Ithnin
 
2321118 presentation.ppt
2321118 presentation.ppt2321118 presentation.ppt
2321118 presentation.pptRizkyFakcham
 

Similar to Manajemen Risiko 17 resiko operasional & perubahan kurs (20)

Six sigma ppt
Six sigma ppt Six sigma ppt
Six sigma ppt
 
six sigma-maksi Esa unggul
 six sigma-maksi Esa unggul six sigma-maksi Esa unggul
six sigma-maksi Esa unggul
 
Managemen Kualitas - Six Sigma - Magister Managemen - Universitas Trisakti Ja...
Managemen Kualitas - Six Sigma - Magister Managemen - Universitas Trisakti Ja...Managemen Kualitas - Six Sigma - Magister Managemen - Universitas Trisakti Ja...
Managemen Kualitas - Six Sigma - Magister Managemen - Universitas Trisakti Ja...
 
Six Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti Jakarta
Six Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti JakartaSix Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti Jakarta
Six Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti Jakarta
 
Tugas-Kel6-MatKul-PengMjmnKualitas (Bpk Syamsir Abduh)
Tugas-Kel6-MatKul-PengMjmnKualitas (Bpk Syamsir Abduh)Tugas-Kel6-MatKul-PengMjmnKualitas (Bpk Syamsir Abduh)
Tugas-Kel6-MatKul-PengMjmnKualitas (Bpk Syamsir Abduh)
 
Nilai Tugas Kel6 MatKul PengMjmnKualitas (Bpk Syamsir Abduh)
Nilai Tugas Kel6 MatKul PengMjmnKualitas (Bpk Syamsir Abduh)Nilai Tugas Kel6 MatKul PengMjmnKualitas (Bpk Syamsir Abduh)
Nilai Tugas Kel6 MatKul PengMjmnKualitas (Bpk Syamsir Abduh)
 
Presentasi six sigma ivo layung sari ( 122-121-520)
Presentasi six sigma   ivo layung sari ( 122-121-520)Presentasi six sigma   ivo layung sari ( 122-121-520)
Presentasi six sigma ivo layung sari ( 122-121-520)
 
Gustiani Rifania Amanda, 122121532, Presentasi six sigma, Syamsir Abduh, Qual...
Gustiani Rifania Amanda, 122121532, Presentasi six sigma, Syamsir Abduh, Qual...Gustiani Rifania Amanda, 122121532, Presentasi six sigma, Syamsir Abduh, Qual...
Gustiani Rifania Amanda, 122121532, Presentasi six sigma, Syamsir Abduh, Qual...
 
Presentasi six sigma
Presentasi six sigmaPresentasi six sigma
Presentasi six sigma
 
6sigma
6sigma6sigma
6sigma
 
Six sigma prof. ir. syamsir abduh, mm, ph d-kelompok 6 abdul salam mm penga...
Six sigma   prof. ir. syamsir abduh, mm, ph d-kelompok 6 abdul salam mm penga...Six sigma   prof. ir. syamsir abduh, mm, ph d-kelompok 6 abdul salam mm penga...
Six sigma prof. ir. syamsir abduh, mm, ph d-kelompok 6 abdul salam mm penga...
 
Man04060103
Man04060103Man04060103
Man04060103
 
Konsep six sigma pt adhi karya kelompok 10 (1)
Konsep six sigma  pt adhi karya kelompok 10  (1)Konsep six sigma  pt adhi karya kelompok 10  (1)
Konsep six sigma pt adhi karya kelompok 10 (1)
 
Konsep six sigma pt adhi karya kelompok 10
Konsep six sigma  pt adhi karya kelompok 10 Konsep six sigma  pt adhi karya kelompok 10
Konsep six sigma pt adhi karya kelompok 10
 
Six sigma
Six sigmaSix sigma
Six sigma
 
Six sigma
Six sigmaSix sigma
Six sigma
 
AWARENESS ISO 9001:2015
AWARENESS ISO 9001:2015AWARENESS ISO 9001:2015
AWARENESS ISO 9001:2015
 
Presentation tqm kelompok 2
Presentation tqm kelompok 2Presentation tqm kelompok 2
Presentation tqm kelompok 2
 
Business process improvement
Business process improvementBusiness process improvement
Business process improvement
 
2321118 presentation.ppt
2321118 presentation.ppt2321118 presentation.ppt
2321118 presentation.ppt
 

More from Judianto Nugroho (20)

Chap14 en-id
Chap14 en-idChap14 en-id
Chap14 en-id
 
Chap19 en-id
Chap19 en-idChap19 en-id
Chap19 en-id
 
Chap18 en-id
Chap18 en-idChap18 en-id
Chap18 en-id
 
Chap16 en-id
Chap16 en-idChap16 en-id
Chap16 en-id
 
Chap15 en-id
Chap15 en-idChap15 en-id
Chap15 en-id
 
Chap17 en-id
Chap17 en-idChap17 en-id
Chap17 en-id
 
Chap13 en-id
Chap13 en-idChap13 en-id
Chap13 en-id
 
Chap12 en-id
Chap12 en-idChap12 en-id
Chap12 en-id
 
Chap11 en-id
Chap11 en-idChap11 en-id
Chap11 en-id
 
Chap10 en-id
Chap10 en-idChap10 en-id
Chap10 en-id
 
Chap09 en-id
Chap09 en-idChap09 en-id
Chap09 en-id
 
Chap08 en-id
Chap08 en-idChap08 en-id
Chap08 en-id
 
Chap05 en-id
Chap05 en-idChap05 en-id
Chap05 en-id
 
Chap07 en-id
Chap07 en-idChap07 en-id
Chap07 en-id
 
Chap06 en-id
Chap06 en-idChap06 en-id
Chap06 en-id
 
Chap04 en-id
Chap04 en-idChap04 en-id
Chap04 en-id
 
Chap03 en-id
Chap03 en-idChap03 en-id
Chap03 en-id
 
Chap02 en-id
Chap02 en-idChap02 en-id
Chap02 en-id
 
Chap01 en-id
Chap01 en-idChap01 en-id
Chap01 en-id
 
Spss session 1 and 2
Spss session 1 and 2Spss session 1 and 2
Spss session 1 and 2
 

Recently uploaded

Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 

Recently uploaded (20)

Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 

Manajemen Risiko 17 resiko operasional & perubahan kurs

  • 1. BAB 17. MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL DAN RISIKO PERUBAHAN KURS
  • 2. Manajemen risiko operasional memfokuskan pada manajemen kualitas, yang intinya adalah bagaimana memperbaiki kualitas produk atau pelayanan dengan memperbaiki proses produksi/pelayanan. Tehnik perbaikan kualitas yang dibicarakan adalah six- sigma dan alat statististik untuk pengendalian kualitas. Manajemen risiko perubahan kurs menggunakan beberapa tehnik seperti instrumen derivatif, dan tehnik lainnya. Tentu saja masih banyak tehnik manajemen risiko lain yang bisa digunakan. Bab ini hanya memberikan gambaran bahwa masih banyak tehnik manajemen risiko lainnya yang belum dicakup oleh buku ini.
  • 3. PENGENDALIAN KUALITAS SEBAGAI STRATEGI MENGHADAPI RISIKO OPERASIONAL Risiko operasional merupakan risiko yang paling ‘tua’ tetapi belum banyak diketahui karakteristiknya dibandingkan beberapa risiko lain seperti risiko pasar, risiko tingkat bunga, risiko kredit. Kenapa paling tua? karena perusahaan berurusan dengan aspek operasional praktis sejak perusahaan berdiri. Manajemen risiko operasional pada dasarnya sudah dilakukan perusahaan, meskipun dengan nama yang berbeda. Jika perusahaan berusaha memperbaiki operasionalnya, maka perusahaan sudah melakukan manajemen risiko operasional. Sistem operasional yang efektif bisa mengendalikan risiko operasional. Manajemen kualitas pada dasarnya ingin memperbaiki kualitas output melalui pengendalian operasional. Karena itu manajemen kualitas bisa digunakan untuk mengelola risiko operasional.
  • 4. Definisi Kualitas Kualitas bisa didefinisikan sebagai ‘Fitur dan karakteristik produk atau pelayanan secara keseluruhan yang bisa memuaskan kebutuhan tertentu’. Dengan kata lain, kualitas mengukur seberapa baik produk atau pelayanan bisa memenuhi kebutuhan konsumen. Kualitas akan menentukan daya saing organisasi, karena itu organisasi perlu menjaga dan memonitor kualitas. Jaminan mutu (quality assurance) adalah sistem menyeluruh dari kebijakan, prosedur, pedoman, yang ditetapkan oleh organisasi untuk menjaga dan mencapai kualitas.
  • 5. Fungsi Pokok Jaminan kualitas Rekayasa kualitas: membuat proses dan disain produk yang berkualitas Pengendalian kualitas: inspeksi untuk melihat apakah standar kualitas sudah terpenuhi
  • 6. Six-Sigma Six-sigma dapat didefinisikan sebagai metodologi untuk mengelola variasi dalam suatu proses yang menyebabkan produk rusak, yaitu produk yang mempunyai penyimpangan yang lebih besar dari standar penyimpangan tertentu, dan secara sistematis bekerja untuk mengelola variasi tersebut, untuk menghilangkan produk rusak tersebut. Six-sigma dipelopori oleh Bill Smith dari Motorola pada tahun 1986. Pada awalnya, six-sigman didefinisikan sebagai indikator (metric) untuk mengukur produk rusak (defects) dan memperbaiki kualitas; metodologi untuk mengurangi tingkat produk rusak sampai di bawah 3,4 produk rusak per 1 juta output. Six-sigma merupakan merek yang dipegang patennya oleh Motorola. Motorola dilaporkan memperoleh penghematan sebesar $17 milyar sampai sekarang dengan menggunakan tehnik six-sigma tersebut.
  • 7. Tujuan dari six sigma adalah untuk mengurangi variasi output dari suatu proses tertentu, sehingga dalam jangka panjang bisa menghasilkan produk rusak kurang dari 3,4 produk rusak per 1 juta output. Secara statistic, untuk proses dengan satu limit (batas atas atau bawah saja), spesifikasi tersebut menghasilkan enam standar deviasi antara rata-rata proses dan batas spesifikasi konsumen (karena itu 6 sigma, sigma adalah symbol untuk standar deviasi). Untuk proses dengan dua batas spesifikasi (atas dan bawah), ketentuan tersebut menghasilkan sedikit lebih dari enam standar deviasi antara rata-rata dan batas spesifikasi, sedemikian rupa sehingga total produk rusak adalah enam standar deviasi di atas rata-rata (probabilitas sangat kecil jika kita menggunakan kurva normal standar).
  • 8. GE (General Electric) merupakan penganut six-sigma yang pertama dan melaporkan penghematan sekitar $300 juta pada tahun pertama penggunaan tehnik tersebut. Beberapa organisasi yang dilaporkan memperoleh manfaat dari six-sigma adalah (antara lain) Ford, Caterpillar, Microsoft, Raytheon, Quest Diagnostics, Seagate Technology, Siemens, Merrill Lynch, Lear, 3M, North Carolina Baptist Hotel, Bank of America. Pada mulanya six-sigma digunakan untuk produksi. Sekarang six-sigma iaplikasikan untuk sektor non- produksi seperti perbankan, telekomunikasi, asuransi, konstruksi, kesehatan, dan perangkat lunak.
  • 9. Metodologi Six Sigma DMAIC (define, measure, analyze, improve, control) digunakan untuk memperbaiki proses bisnis saat ini yang berada dibawah standar, dan digunakan untuk mencari perbaikan secara gradual. DMADV (define, measure, analyze, design, verify) digunakan untuk menciptakan proses atau output yang baru yang mempunyai kualitas dengan standar six-sigma. DMADV juga bisa digunakan jika proses saat ini membutuhkan lebih dari perbaikan gradual.
  • 10. DMAIC DMAIC terdiri dari lima tahap berikut ini • Mendefiniskan secara formal tujuan dari perbaikan proses yang konsisten dengan permintaan konsumen dan strategi organisasi • Melakukan pengukuran awal untuk perbandingan di masa mendatang. Melakukan pemtaan dan pengukuran proses yang sedang diperbaiki, dan mengumpulkan data proses yang diperlukan. • Melakukan analisis untuk mem-verifikasi kaitan dan hubungan sebab akibat. Bagaimana hubungannya? Apakah ada faktor lain yang terlewatkan? • Memperbaiki dan mengoptimalkan proses berdasarkan analisis dengan menggunakan tehnik seperti disain eksperimen. • Menyiapkan dan mengendalikan percontohan untuk menetapkan kemampuan proses, transisi ke produksi, dan secara terus menerus mengukur proses dan menetapkan mekanisme pengendalian, untuk memastikan bahwa variasi diperbaiki sebelum memunculkan produk rusak.
  • 11. DMADV DMADV terdiri dari lima tahap: Mendefinisikan secara formal tujuan dari aktivitas disain yang konsisten dengan permintaan konsumen dan strategi perusahaam Mengukur, mengidentifikasi kualitas perusahaan, kemampuan produk, kemampuan proses produksi, asesmen risiko, dsb. Analisis, mengembangkan alternative disain, menciptakan disain dengan tingkat yang tinggi, dan mengevaluasi kemampuan disain, supaya bisa dipilih disain yang terbaik Disain, dan mengembangkan disain yang detil, mengoptimalkan disain, dan merencanakan verifikasi disain. Tahap ini barangkali memerlukan simulasi. Verifikasi disain, menyiapkan percontohan, menjalankan proses produksi, dan menyerahkan proses tersebut ke pemilik proses. Tahap ini barangkali juga memerlukan simulasi.
  • 12. PERANAN KUNCI SIX-SIGMA Pemimpin puncak (Direktur atau CEO) organisasi dan anggota manajemen puncak lainnya. Mereka bertanggung jawab untuk menetapkan visi untuk pelaksanaan six-sigma. Champions bertanggung jawab terhadap pelaksanaan six-sigma di organisasi dengan cara yang terintegraso. Champion juga bertindak sebagai guru untuk pemegang sabuk hitam six-sigma. Master Black Belts (Guru pemegang sabuk hitam), ditunjuk oleh champions, bertindak sebagai pakar dalam organisasi (in-house) dalam hal six-sigma. Mereka menghabiskan waktunya 100% untuk six- sigma. Mereka membantu pemegang sabuk hutam dan hijau. Mereka menggunakan tahnik statistic, dan memastikan bahwa pelaksanaan six-sigma terintegrasi untuk fungsi dan departemen yang berbeda- beda. Pemegang sabuk hitam bekerja di bawah guru sabuk hitam untuk melaksanakan metodologi six-sigma untuk proyek spesifik. Fokus mereka adalah pelaksanaan proyek, sedangkan focus champions dan guru pemegang sabuk hitam adalah identifikasi proyek/fungsi untuk six-sigma. Pemegang sabuk hijau adalah karyawan yang melaksanakan six-sigma berbarengan dengan pekerjaannya. Mereka bekerja di bawah pengarahan pemegang sabuk hitam.
  • 13. Perbaikan Proses Bisnis Proses bisnis merupakan kumpulan dari aktivitas structural yang berkaitan yang menciptakan sesuatu yang bernilai bagi organisasi, stakeholdernya, atau konsumennya. Pada intinya, proses bisnis mencakup adanya input, metode, dan output. Contoh bisnis proses yang sederhana adalah (misal), jika ada order masuk, order tersebut kemudian diberikan ke bagian penjualan, bagian penjualan meneruskan ke bagian gudang dan bagian penagihan, dan seterusnya. Proses bisnis yang kecil bisa jadi merupakan bagian dari proses bisnis yang lebih besar. Proses bisnis biasanya merupakan hasil dari disain proses bisnis atau aktivitas rekayasa proses. Perbaikan proses bisnis berkaitan erat dengan six-sigma, karena salah satu aktivitas six-sigma bisa jadi melakuka perbaikan proses bisnis. Perbaikan Proses Bisnis adalah pendekatan yang sistematis untuk membantu orgnaisasi melakukan perubahan signifikan terhadap cara organisasi menjalankan bisnisnya. Tujuan dari perbaikan proses bisnis lebih pada perubahan radikal, bukannya perubahan secara gradual.
  • 14. TAHAPAN PERBAIKAN PROSES BISNIS Mendefiniskan tujuan strategis organisasi, misi dan maksud keberadaan organisasi (Who are we, what do we do, and why do we do it?) Menentukan konsumen, stakeholders organisasi. Menentukan struktur dan proses yang ada saat ini. Menyatukan proses bisnis agar bisa memenuhi persyaratan yang diminta oleh konsumen (How do we do it better?) Menentukan output apa dari proses tersebut yang akan menghasilkan nilai tambah bagi organisasi. Pemilik proses yang bertanggung jawab menentukan output tersebut. Setelah output tersebut ditentukan, organisasi perlu memfokuskan pada pencapaian output tersebut, perlu melakukan perubahan agar bisa memenuhi misi dan visinya, menggunakan serangkaian benchmark dan indikator pencapaian target lainnya.
  • 15. PRINSIP PERBAIKAN PROSES BISNIS PPB difokuskan pada hasil, bukan aktivitas rutin, bukan pada tugas khusus untuk mencapai hasil tersebut. PPB mempunyai focus pada konsumen. Kebutuhan konsumen bisa saja berubah sehingga pelayanan yang diberikan suatu organisasi tidak lagi tepat untuk kebutuhan baru tersebut. PPB perlu melakukan benchmark secara regular, menetapkan standard dan membandingkan hasil yang diperoleh dengan standar tersebut. Menetapkan siapa yang memiliki proses bisnis. Orang tsb bertanggung jawab terhadap kinerja dan perubahan proses tsb. Mengembangkan titik pengendalian dalam suatu proses. Jika dalam titik tertentu, hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan standar, maka proses harus dihentikan untuk mengevaluasi penyebabnya dan memperbaiki proses tersebut. Standarisasi proses yang sama  menghemat waktu, biaya, dan sumberdaya lainnya. Melakukan perubahan sekarang, dilakukan dengan cepat dan berkali- kali. Menggunakan ukuran yang benar.
  • 16. Manajemen Kecelakaan Kerja di KFC Kentucky Fried Chicken (KFC) mempunyai 38.000 pekerja dengan sekitar 2.000 restoran yang tersebar di 36 negara bagian. Pada tahun 1991, tim manajemen risiko bertugas untuk menekan biaya medis (khususnya yang berkaitan dengan kecelakaan kerja) untuk restoran yang semacam itu. KFC kemudian memutuskan untuk membawa karyawan yang mengalami kecelakaan kerja ke dokter yang berkualitas, dengan cepat, tanpa banyak birokrasi. Dengan cara tersebut, insentif karyawan untuk menelpon pengacara (yang akan membantu dia menuntut perusahaan) semakin menurun.
  • 17. KFC memasang poster yang menjelaskan dan mengarahkan prosedur jika terjadi kecelakaan kerja, nama dokter/klinik dengan nomor teleponnya, nama rumah sakit cadangan jika terjadi keadaan darurat, dan dalam kebanyakan situasi menyediakan taksi gratis dari dan ke dokter/rumah sakit tersebut. Salah satu pertimbangan penting dalam memutuskan dokter atau rumah sakit yang direferensi adalah masih beroperasi di luar jam kerja, karena dari catatan statistic KFC, kecelakaan biasanya terjadi setelah jam 17:00 atau pada akhir minggu (week-end), fleksibilitas dalam pembebanan biaya, ketersediaan jasa transportasi ke tempat tersebut, dan mempunyai jaringan referensi kecelakaan kerja. Dengan struktur semacam itu, KFC mengembangkan jaringan yang bisa mereview tagihan kesehatan/medis dan memberikan jasa rehabilitasi. Dengan jaringan yang luas tersebut, akhirnya KFC bisa memperoleh diskon dan melakukan negosiasi dengan penyedia jasa tersebut.
  • 18. Inisiatif KFC tersebut ternyata cukup sukses. Biaya medis turun sekitar $1 juta untuk tahun 1991 dan 1992. Padahal pada tahun tersebut, biaya kesehatan/medis untuk kecelakaan kerja nasional mengalami peningkatan lebih dari 10%. Ada beberapa alasan kenapa KFC bisa menurunkan biayanya, yaitu: (1) Pekerja yang mengalami kecelakaan kerja memperoleh perawatan dari dokter yang berkualitas dengan cepat, karena memperoleh prioritas, (2) Pembayaran kepada karyawan yang tidak bekerja (karena mengalami kecelakaan) bisa ditekan, karena perawatan yang cepat dan baik memungkinkan karyawan untuk kembali kerja dengan cepat, (3) Keterlibatan pengacara (yang akan menggugat perusahaan) menurun, karena KFC memberikan perawatan yang cepat dan memadai, tanpa birokrasi yang berbelit-belit. Secara umum, program tersebut cukup sukses.
  • 19. Bagan Pengendalian (Control charts) Bagan pengendalian ingin menunjukkan apakah variasi dari output disebabkan karena proses yang masih terkendali (in control) atau proses yang sudah tidak terkendali (out of control). Jika situasi menjadi tidak terkendali, maka perbaikan harus dilakukan agar proses kembali lagi ke situasi normal. Bagan pengendalian bisa dikelompokkan berdasarkan data yang dicakup. Bagan x~ digunakan jika kualitas suatu output diukur dengan variabel seperti panjang, berat, temperatur, dan sebagainya. Jika suatu output mempunyai ukuran di luar batas yang ditentukan, maka proses produksi seharusnya dievaluasi ulang, sebelum dilanjutkan lagi.
  • 20. Bagan 1. Bagan x (x~ chart) UCL (batas atas) Garis tengah Rata-rata Proses terkendali LCL (batas bawah) Waktu
  • 21. Penyusunan Bagan x~ Jika standar deviasi dan rata-rata populasi diketahui: Hitung standar error of the mean Hitung batas atas dan bawah, misal dengan (x +/- 3 standar error of the mean) Jika standar deviasi dan rata-rata populasi tidak diketahui, maka keduanya bisa diproksi dengan rata-rata dan standar deviasi sampel.
  • 22. Bagan 4. Contoh Bagan x~ Hipotetis UCL=5,47 Rata-rata Proses terkendali = 5 LCL (4,52) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
  • 23. Bagan 5. x~ chart untuk Produksi Disket 3.4700 3.4800 3.4900 3.5000 3.5100 3.5200 3.5300 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 UCL LCL Rata2
  • 24. Bagan R (R-chart) Bagan yang memperlihatkan variabilitas suatu proses. Untuk membuat R-chart, kita bisa mengasumsikan range sebagai variabel random dengan nilai rata-rata dan standar deviasinya. Rata-rata range memberikan estimasi rata-rata variabel random tersebut.
  • 25. Bagan 6. R-chart Produksi Disket 0.0000 0.0200 0.0400 0.0600 0.0800 0.1000 0.1200 0.1400 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
  • 26. Dari bagan tersebut terlihat ada satu pengamatan yang mempunyai variabilitas di atas batas atas, yaitu inspeksi ke 16. Jika hal semacam itu terjadi, maka kita tidak bisa menginterpretasikan x~ chart. Dalam hal ini kita harus mengevaluasi proses produksi tersebut lebih dulu.
  • 27. MANAJEMEN PERUBAHAN KURS Tiga tipe eksposur terhadap perubahan kurs, yaitu: Eksposur Transaksi Eksposur Akuntansi Eksposur Operasi
  • 28. Manajemen Eksposur Transaksi Derivatif: menggunakan instrumen derivatif untuk menghedge eksposur transaksi Money market hedge: menggunakan tehnik pinjam, tabung, untuk menghedge eksposur transaksi Risk Shifting: mengalihkan risiko perubahan kurs Netting Exposure: membuat ekspsur saling meniadakan, sehingga net exposure sama dengan nol Dan lainnya ??
  • 29. Manajemen Eksposur Akuntansi Tabel2.AlternatifManajemenEksposurAkuntansi Kurs Melemah Menguat Aset Dikurangi Ditambah Kewajiban Ditambah Dikurangi Eksposur akuntansi terjadi jika perusahaan, khususnya perusahaan multinasional, melakukan konversi laporan keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya
  • 30. MENGGUNAKAN DERIVATIF Misal perusahaan MNC AS mempunyai anak perusahaan di Indonesia Perusahaan mengkonversikan laporan keuangan dalam Rp ke $. Laporan keuangan dan perubahan kurs bisa dilihat pada tabel berikut ini. Karena perubahan kurs, perubahan mengalami kerugian sebesar $600, karena modalnya turun sebesar $600.
  • 31. Dalam Rp Awal tahun ($) Kurs= Rp5.000/$ Akhir tahun ($) Kurs= Rp10.000/$ Kas Piutang Dagang Persediaan Aktiva Tetap Total Aset 1.000.000 2.000.000 2.000.000 5.000.000 10.000.000 200 400 400 1.000 2.000 100 200 200 500 1.000 Hutang Dagang Hutang J. Panjang Modal Saham Total Pasiva 2.000.000 2.000.000 6.000.000 10.000.000 400 400 1.200 2.000 200 200 600 1000
  • 32. Hedging yang bisa dilakukan adalah dengan jual Rupiah forward (karena perusahaan AS). Misalkan perusahaan bisa menemukan partner yang bersedia menjual dolar forward satu tahun dengan kurs Rp5.000/$. Perusahaan tersebut akan menjual Rupiah forward senilai Rp6 juta (modal yang terekspos oleh perubahan kurs) dengan kurs Rp5.000/$. Tahun depan, nilai modal dalam $ adalah $1.200, karena perusahaan bisa menjual Rupiah dengan kurs Rp5.000/$, meskipun kurs spotnya adalah Rp10.000/$.
  • 33. Manajemen Eksposur Operasi Eksposur operasi terjadi karena perubahan kurs akan mengakibatkan terganggunya operasi perusahaan. Manajemen eksposur operasi bisa dilakukan sebagai berikut ini.  Jangka pendek: memanfaatkan situasi perubahan kurs untuk kepentingan perusahaa  Jangka panjang: mengurangi sensitivitas operasi perusahaan terhadap perubahan kurs
  • 34. Memanfaatkan Situasi Perubahan Kurs Misalkan perusahaan Jepang sedang bersiap-siap untuk meluncurkan produk baru di Amerika Serikat. Tiba-tiba yen melemah signifikan terhadap dolar. Bagaimana memanfaatkan kesempatan tersebut? Salah satu cara adalah dengan mempercepat peluncuran produk tersebut di Amerika Serikat. Jika yen melemah terhadap dolar, maka harga produk tersebut dalam $ akan menurun. Karena harganya turun, maka situasi tersebut merupakan kesempatan baik untuk merebut pangsa pasar di Amerika Serikat.
  • 35. Mengurangi sensitivitas Terhadap Perubahan Kurs Dalam jangka panjang operasi perusahaan sebaiknya dibuat menjadi lebih tahan (tidak sensitive) terhadap perubahan kurs, supaya manajer lebih bisa memusatkan perhatiannya ke aspek non-kurs (pemasaran, produksi) sehingga bisa membuat produk yang bisa memuaskan konsumen. Pengurangan sensitivitas tersebut pada dasarnya merubah produk atau konsumen agar menjadi tidak sensitive terhadap perubahan harga (harga berubah karena kurs berubah). Jika mereka tidak sensitive terhadap perubahan harga, maka perubahan kurs tidak akan banyak berpengaruh terhadap permintaan produk tersebut. Pengurangan sensitivitas tersebut bisa dilakukan melalui beberapa aspek: pemasaran, produksi, lainnya.
  • 36. Aspek Pemasaran Perusahaan bisa membuat pemasaran yang membuat konsumen berkurang sensitivitasnya terhadap kurs, misal dengan mendifferensiasikan produknya (differensiasi versus komoditas). Produk terdifferensiasi mempunyai fitur tertentu yang menarik konsumen untuk membeli. Konsumen membeli bukan karena harga, melainkan karena fitur tersebut. Sebagai contoh, sedan BMW atau Mercedes mendifferensiasikan diri sebagai sedan kelas atas. Konsumen membeli sedan tersebut bukan karena harga, melainkan karena fiture kemewahan, prestise, dan kenyamanan. Cara lain adalah dengan mendiversifikasikan pasar di luar negeri. Sebagai contoh, jika suatu perusahaan Jepang, 90% ekspornya ke Amerika Serikat, maka penguatan yen terhadap dolar akan menimbulkan masalah. Perusahaan tersebut bisa mendiversifikasikan pasarnya sehingga akan mengekspor produknya ke AS, Inggris, Indonesia, India, dan lainnya. Penguatan yen terhadap dolar kemungkinan dikompensasi oleh pelemahan yen terhadap, misal Rupiah.
  • 37. Aspek Produksi. Perusahaan bisa melakukan manajemen eksposur operasi melalui aspek produksi. Sebagai contoh, perusahaan bisa mendiversifikasikan inputnya. Misalkan suatu perusahaan Jepang menghadapi masalah dengan penguatan yen terhadap dolar. Jika perusahaan tersebut membeli inputnya tidak hanya dari Jepang, tetapi juga dari Negara lain, seperti Indonesia, Inggris, India, dan lainnya. Penguatan yen tersebut akan dikompensasi oleh penguatan yen terhadap mata uang lain, yang mengakibatkan harga input menjadi lebih murah. Alternatif lain, perusahaan bisa memindahkan fasilitas produksinya. Sebagai contoh, untuk menghadapi kenaikan nilai yen terhadap dolar yang diperkirakan permanent (jangka panjang), Toyota memutuskan untuk mendirikan fasilitas pabrik di Amerika Serikat. Dengan cara tersebut Toyota bisa mengurangi dampak negatif penguatan yen tersebut, karena sebagian input Toyota dan tenaga kerjanya berasal dari Amerika Serikat, dan dibayar dalam $.
  • 38. Aspek Lainnya Masih banyak aspek dan tehnik lain yang bisa digunakan untuk menajemen eksposur operasi. Sebagai contoh, perusahaan Jepang yang menjual produknya ke Amerika Serikat akan menerima $. Perusahaan tersebut bisa meminjam dalam $, sehingga eksposur bersihnya adalah nol (antara pendapatan $ dengan pembayaran hutang $ akan saling mengkompensasi).