AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
Six Sigma Process
1. TAHAPAN SIX SIGMA
LANGKAH-LANGKAH IMPLEMENTASI PENINGKATAN KUALITAS SIX
SIGMA
Langkah-langkah implementasi peningkatan kualitas Sig Sigma terdiri dari lima langkah
yaitu : (Dumadia, 2009).
1. Define
Define adalah penetapan sasaran dari aktivitas peningkatan kualitas Six Sigma. Pada
bidang operasional sasaran tersebut dapat berupa penurunan tingkat produk cacat dan
biaya operasional serta peningkatan output produksi dan produktivtas. Langkah ini jug
amendefinisikan rencana tindakan yang harus dilakukan untuk melakukan penigkatan
dari setiap tahap proses bisnis kunci. Define merupakan langkah operasional pertama
dalam proyek peningkatan kualitas Six Sigma, yang meliputi :
a. Mendefinisikan kriteria pemilihan proyek Six Sigma
Dalam langkah ini, pemilihan proyek terbaik berdasarkan pada identifikasi proyek yang
terbaik sepadan dengan kebutuhan, kapabilitas, dan tujuan organisasi.
b. Mendefinisikan peran orang-orang yang terllihat dalam Six Sigma
Dilangkah kedua ini, didefiniskan peran orang-orang yang terlibat dalam proyek
implementasi Six Sigma adalah :
1) Dewan kepemimpinan
2) Champions
3) Master Black Belts
4) Black Belts
5) Green Belts
6) Anggota-anggota Tim Proyek Six Sigma
c.Mendefinisikan kebutuhan pelatihan dalam proyek Six Sigma
Proses transformasi pengetahuan dan metodologi Six Sigma yang paling efektif
2. adalah dengan menciptakan sistem pelatihan Six Sigma yang terstruktur dan sistematik.
Sistem ini diberikan kepada orang yang telah terpilih berdasarkan kriteria pemilihan
proyek Six Sigma yang telah ditentukan. Hal ini berarti bahwa organisasi harus secara
terus menerus mengenal informasi dan pandangan baru dari pelanggannya, lingkungan
eksternal dan proses-proses.
d. Mendefinisikan proses kunci beserta pelanggan dari proyek Six Sigma
Proyek Six Sigma yang telah ditentukan, harus didefinisikan dalam proses kunci dan
pelanggan yang terlibat dalam proses tersebut.
e. Mendefinisikan kebutuhan spesifik dari pelanggan yang terlihat dalam proyek Six
Sigma
Dalam mendefinisikan kebutuhan spesifik dari pelanggan, terdapat dua persyaratan kritis,
yaitu :
1) Merupakan karakteristik produk akhir (barang/jasa) yang diserahkan kepada pelanggan
pada akhir suatu proses yang berkaitan dengan efektivitas produk akhir tersebut. Dalam
persyaratan ini tim proyek Six Sigma harus mampu mendaftar semua persyaratan output
yang diinginkan oleh pelanggan.
2) Persyaratan pelayanan
Petunjuk bagaimana pelanggan sebaiknya diperalkukan selama eksekusi dari proses
tersebut. Misalnya melakukan pelanggan dengan ramah.
Setelah persyaratan output dan persyaratan pelayanan tersebut didefinisikan langkah
selanjutnya adalah mengendalikan kualitas dan mendefinisikan melakui karakteristik
kualitas, yang disebut sebagai Critical to Quality.
f. Mendefinisikan pernyataan tujuan proyek Six Sigma
Mendefinisikan tujuan dari proyek Six Sigma harus mengikuti prinsip SMART sebagai
berikut :
1) Specific (spesifik)
Tujuan dari proyek Six Sigma harus dinyatakan secara spesifik dan tegas, sehingga tidak
menimbulkan pengertian yang rancu.
3. 2) Measureble (dapat diukur)
Tujuan dari proyek Six Sigma dapat diukur dengan memakai indikator pengukuran yang
tepat untuk mencapai keberhasilan, peninjauan ulang atau tindakan perbaikan dimasa
yang akan datang.
3) Achievable (dapat dicapai)
Tujuan dari proyek Six Sigma harus dapat dicapai atau terjangkau oleh semua sumber
daya yang dimiliki oleh perusahaan.
4) Result-oriented (berfokus pada hasil)
Tujuan dari proyek Six Sigma harus berorientasi pada hasil-hasil yang berupa pencapaian
target-target kualitas yang harus ditetapkan, yang ditunjukkan melalui penurunan Defect
Per Million Opportunities, peningkatan Process Capability, dan lain-lain.
5) Time bound (adanya batas waktu)
Tujuan dari proyek Six Sigma harus memiliki batas waktu untuk mencapai batas waktu
yang telah ditentukan. Target yang telah ditentukan harus dicapai secara tepat waktu.
2. Measure
Tahap measure merupakan tahap dimana melakukan pemetaan proses, pengevaluasian
sistem pengukuran dan menaksir kemampuan baseline kinerja dalam perusahaan.
Terdapat tiga hal pokok dalam tahap measure
a. Menetapkan karakteristik kualitas (Critical to Quality) kunci
Dalam menentapkan karakteristik kualitas kunci harus mempertimbangkan setiap aspek
dan proses operasional yang mempengaruhi persepsi pelanggan tentang nilai kuaitas.
Perusahaan harus melakukan pengukuran terhadap hal-hal yang memiliki keterkaitan
dengan kepuasan konsumen dan strategi bisnis perusahaan. Penerapan karakteristik
berkaitan langsung dengan kebutuhan pelanggan akan sangat tergantung pada situasi dan
kondisi dari masing-masing perusahaan. Dalam hal ini perusahaan harus
mempertahankan aspek internal dan aspek eksternalnya.
b. Mengembangkan rencana pengumpulan data
4. Pada dasanya pengumpulan karakteristik kualitas dapat dilakukan pada tiga tingkat.
1) Pengukuran pada tingkat proses
Pengukuran ini mengukur aktivitas dalam proses dan karakteristik kualitas input yang
diserahkan oleh pemasok (supplier) yang mempengaruhi karakteristik kualitas putput
yang diinginkan. Tujuan dari pengukuran ini untuk mengidentifikasikan perilaku yang
mengatur setiap langkah dalam proses untuk mengendalikan dan meningkatkan proses
serta memperkirakan output sebelum output diproduksi dan diserahkan kepada
pelanggan.
2) Pengukuran pada tingkat output
Pengukuran ini mengukur karakteristik kualitas output yang dihasilkan dari suatu proses
dibandingkan dengan spesifikasi karakteristik kualitas yang diinginkan pelanggan.
3) Pengukuran pada tingkat outcome
Pengukuran ini mengukur bagaimana baiknya suatu prodeuk dapat memenuhi kebutuhan
spesifik dari pelanggan.
c. Pengukuran baseline kinerja (performance baseline)
Sebelum proyek Six Sigma dimulai, perusahaan harus mengetahui tingkat kinerja yang
sekarang (baseline kinerja). Setelah ini maka peningkatan yang dicapai dapat diukur
sepanjang jalannya proyek Six Sigma. Baseline kinerja dalam Six Sigma dapat ditentukan
dengan menggunakan suatu pengukuran DPMO (Defect Per Million Opportunities) dan
tingkat kapabilitas Sigma (sigma level).
3. Analisis
Tahap ini merupakan tahap dimana perusahaan harus mencari dan memahami mengapa
produk-produk cacat dapat terjadi. Dengan kata lain pada tahap ini, perusahaan melalui
Six Sigma mereka, mencari input mana saja yang mempengaruhi kualitas output. Pada
tahap ini perusahaan harus melakukan beberapa hal yaitu sebagai berikut :
a. Menentukan stabilitas dan kemampuan (kapabilitas) proses
5. Proses produksi harus merupakan sebagai suatu proses peningkatan yang terus menerus
(continues improvement), yang dimulai dari ide-ide untuk menghasilkan suatu produk,
mengembangkan produk, proses produksi, sampai pada distribusi kepada pelanggan.
b. Menetapkan target-target kinerja dari karakteristik kualitas (Critical to Quality)
kunci
Setelah melakukan analisis stabilitas dan kemampuan proses, maka harus ditetapkan
target-target kinerja dari karakteristik kualitas (CTQ) kunci untuk ditingkatkan selama
masa proyek Six Sigma. Penetapan ini mempertimbangkan kemajuan proses dan
kesiapan sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan.
c. Mengidentifikasikasi sumber-sumber dan akar penyebab masalah kualitas
Perusahaan harus memahami produk penyebab cacat kemudian merincinya menjadi
berbagai alasan yang jelas.
4. Improve
Pada langkah ini ditetapkan suatu rencana tindakan untuk meningkatkan kualitas Six
Sigma. Tim peningkatan kualitas harus mengetahui target yang harus dicapai, mengapa
rencana tindakan itu harus dilakukan, siapa penanggung jawab rencana tindakan itu,
bagaimana melaksanakan rencana tindakan itu.
5. Control
Pada tahap ini hasil-hasil peningkatan kualitas didokumentasikan dan disebarluaskan,
praktek-praktek terbaik yang sukses dalam meningkatkan proses distandarsasikan dan
disebarluaskan, dan dijadikan pedoman kerja standar, serta kepemimpinan atas tanggung
jawab ditransfer dari tim Six Sigma kepada pemilik atau penanggung jawab proses.
CONTOH PERUSAHAAN YANG TELAH MENERAPKAN SIX SIGMA
Six Sigma adalah strategi peningkatan kualitas dan daya saing
perusahaan yang telah banyak dipakai oleh banyak perusahaan kelas dunia
seperti Motorolla, General Electric (GE), Honeywell/Allied Signal, CitiBank,
6. Bank of America, Sony, Bechtel (perusahaan konstruksi), IBM, Boeing
Aircraft, Ford Motor Company, Wal-Mart (retailer dan juga perusahaan
yang memiliki nilai penjualan terbesar di dunia ), ChevronTexaco (perusahaan
minyak), rumah sakit, dll.
Jeff Immelt, Chief Executive Officer (CEO) baru GE pengganti Jack Welch, adalah juga
pemegang sertifikasi Six Sigma Black Belt (Anonymousc, 2008).
H. KEUNGGULAN SIX SIGMA (Dumadia, 2009).
1. Six Sigma jauh lebih rinci daripada metode analisis berdasarkan statistik. Six
Sigma dapat diterapkan di bidang usaha apa saja mulai dari perencanaan strategi sampai
operasional hingga pelayanan pelanggan dan maksimalisasi motivasi atas usaha.
2. Six Sigma sangat berpotensi diterapkan pada bidang jasa atau non manufaktur
disamping lingkungan teknikal, misalnya seperti bidang manajemen, keuangan,
pelayanan pelanggan, pemasaran, logistik, teknologi informasi dan sebagainya.
3. Dengan Six Sigma dapat dipahami sistem dan variabel mana yang dapat
dimonitor dan direspon balik dengan cepat.
4. Six Sigma sifatnya tidak statis. Bila kebutuhan pelanggan berubah, kinerja sigma
akan berubah.
Salah satu kunci keberhasilan Six Sigma adalah kerja tim dan khususnya Black Belt yang
dilatih, juga alat-alat yang digunakan dapat memberikan kekuatan pada proses usaha
perbaikan dan usaha pembelajaran. Metode atau alat-alat tersebut antara lain:
1. SPC (Statistical Process Control) atau pengendalian proses secara statistik,
berguna untuk mengidentifikasi permasalahan.
2. Pengujian tingkat signifikan statistik (Chi-Square, T-Test dan ANOVA), untuk
mendefinisikan masalah dan analisa akar penyebab permasalahan,
3. Korelasi dan Regresi, berguna untuk menganalisa akar penyebab masalah dan
memprediksi hasilnya.
4. Desain Eksperimen, untuk menganalisa solusi optimal dan validasi hasil.
7. 5. FMEA (Failure Modes and Effect Analysis), berguna untuk mencari prioritas
masalah dan pencegahannya.
6. Mistake - Proofing, berguna untuk pencegahan cacat dan perbaikan proses.
7. QFD (Quality Function Deployment), untuk mendesain produk, proses dan jasa.
Terminologi yang menjadi kunci utama konsep six sigma adalah sebagai berikut:
CTQ (Critical to Quality) = atribut utama dari kebutuhan konsumen. CTQ dapat
diartikan sebagai elemen dari proses/ kegiatan yang berpengaruh langsung terhadap
pencapaian kualitas yang diinginkan
Defect = kegagalan untuk memuaskan pelanggan
Process Capability = kemampuan proses untuk bekerja dan menghasilkan produk
yang berkualitas
Variation = sesuatu yang dirasakan dan dilihat oleh pelanggan. Six sigma berfoku
untuk mengetahui apa penyebab variasi dan mencegah terjadinya variasi itu, sehingga
dapat meningkatkan kapabilitas dari proses.
Stable Operation = menjaga konsistensi dari proses yang telah diprediksi
sehingga dapat meningkatkan kapabilitas proses.
Design For Six Sigma (DFSS) = suatu desain untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan dan kemampuan proses.
DPMO (Defect Per Million Opportunity) = ukuran kegagalan dalam six sigma
yang menunjukkan kegagalan persejuta kesempatan.
DMAIC = merupakan proses untuk peningkatan terus menerus menuju six
sigma.
MANFAAT PENERAPAN
Manfaat Six Sigma bagi perusahaan yaitu : (Dumadia, 2009).
1) Menghasilkan sukses yang berkelanjutan
8. Cara untuk melanjutkan dan tetap menguasai pertumbuhan sebuah pasar yang aman
adalah dengan terus menerus berinovasi dan membuat kembali organisasi. Six Sigma
menciptakan keahlian dan budaya untuk terus menerus bangkit kembali.
2) Mengatur tujuan kinerja untuk setiap orang
Dalam sebuah perusahaan, membuat setiap orang bekerja dalam arah yang sama dan
berfokus satu tujuan bersama. Masing-masing fungsi, unit bisnis, dan individu
mempunyai sasaran dan target yang berbeda-beda. Sekalipun demikian, ada hal yang
dimiliki oleh semua orang di dalam maupun di luar perusahaan. Six Sigma menggunakan
hal tersebut untuk menciptakan sebuah tujuan yang konsisten.
3) Memperkuat nilai pada pelanggan
Dengan persaingan yang ketat di setiap industri, biaya pengiriman produk dan jasa yang
bermutu ataupun bebas cacat tidaklah menjamin sukses. Fokus pada pelanggan dan
merencanakan bagaimana menkirimkannya kepada mereka secara menguntungkan.
4) Mempercapat tingkat perbaikan
Dengan teknologi informasi yang menentukan kecepatan langkah, maka harapan
pelanggan terhadap perbaikannya semakin nyata. Perusahaan yang tercepat melakukan
perbaikan, kemungkinan besar akan memenangkan persaingan, dengan menjamin alat-
alat dan ide-ide dari banyak disiplin ilmu, six sigma membantu pekerjaan untuk tidak
hanya meningkatkan kinerja tetapi juga meningkatkan perbaikan.
5) Mempromosikan pembelanjaan
Six Sigma merupakan suatu pendekatan yang meningkatkan dan mempercepat
perkembangan dan penyebaran ide-ide baru di sebuah organisasi keseluruhan. Orang-
orang yang terlatih dengan keahlian dalam banyak proses serta bagaimana mengelola dan
memperbaiki proses, dapat dipindah ke devisi lain dengan kemampuan untuk
menerapkan proses dengan lebih cepat.
9. 6) Melakukan perbahan strategi
Memperkenalkan produk baru, meluncurkan kerja sama baru, memasuki pasar baru,
merupakan aktivitas-aktivitas bisnis sehari-hari yang biasa dilakukan oleh perusahaan.
Dengan lebih memahami proses dan prosedur perusahaan, akan memberikan kemampuan
yang lebih besar untuk melakukan penyesuaian kecil maupun penyesuaian besar.
10. DAFTAR PUSTAKA
Anonymousb. 2010. Six Sigma Sederhana. http://www.scribd.com/doc/ 2555945/Six-
Sigma-Sederhana Tanggal akses 9 Septermber 2016.
Dumadia. 2009. Pengendalian Kulaitas dengan Six
Sigma. http://dumadia.wordpress.com/2009/03/08/pengendalian-kualitas-dengan-six-
sigma/. Tanggal akses 9 Septermber 2016.