Pendidikan Berkualitas, Kunci Sukses Pembangunan di Provinsi Kepri
1. Pendidikan Berkualitas, Kunci Sukses
Pembangunan di Provinsi Kepri
Oleh: JOKO PRASETIYO
Kepala SMKN 4 Bintan,
Alumnus Pascasarjana UGM.
Berbicara mengenai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas tentunya tidak lepas
dari pendidikan yang berkualitas, kedua hal tersebut saling terkait. Sektor pendidikan sangat
penting dan strategis sebagai dasar pembangunan di segala bidang. Karena tanpa pendidikan
yang memadai, tidak mungkin membentuk SDM yang berkualitas. Sementara tanpa SDM yang
mumpuni tidak mungkin pembangunan berbagai sektor di wilayah Indonesia khususnya di
provinsi Kepulauan Riau (Kepri) ini bisa berhasil dengan baik. Artinya, kunci sukses
pembangunan adalah SDM yang berkualitas, dan untuk membentuk SDM berkualitas diperlukan
pendidikan yang berkualitas juga.
Sudah tidak perlu diragukan lagi bahwa kualitas SDM adalah aset yang sangat penting
dalam pembangunan sebuah bangsa. Negara-negara yang maju adalah negara yang memiliki
SDM yang berkualitas, walaupun negara tersebut tidak memiliki Sumber Daya Alam (SDA)
yang memadai. Sebagai contoh adalah negara Singapura, negara yang lokasinya sangat dekat
dengan Provinsi Kepri, Singapura mampu menjadi negara yang paling maju di ASEAN, bahkan
mungkin di Asia, walaupun negara tersebut tidak memiliki sumber daya alam. Bukan hanya
Singapura saja, negara-negara lain seperti Jepang, Korea, Taiwan, Hongkong, dan negara-negara
lain di benua Amerika dan Eropa umumnya mereka miskin sumber daya alam, tetapi memiliki
2. sumber daya manusia yang handal, sehingga mampu menjadikan negara-negara tersebut lebih
maju di berbagai bidang.
Sejarah telah mencacat bahwa kemajuan pesat dalam ekonomi dari negara-negara di
kawasan Asia, apa yang lazim disebut “macan-macan Asia” seperti negara Singapura, Jepang,
Korea, dll, menurut survei Bank Dunia disebabkan karena negara-negara tersebut menempatkan
aset utamanya yaitu SDM sebagai modal untuk kemajuan dan peningkatan kesejahteraannya.
Karenanya, macan-macan Asia tersebut sejak awal menyediakan pendidikan yang bermutu bagi
rakyatnya. Sumber daya manusia sebagai aset utama dalam pembangunan dan dijadikan sebagai
“Panglima” dalam menentukan arah dan kebijakan pembangunan. Hasil investasi di bidang
pendidikan ini memang tidak mengecewakan, negara-negara tersebut maju dengan pesat
meninggalkan negara lain yang tidak mempunyai visi SDM yang baik.
Bagaimana dengan negara kita Indonesia tercinta ini, lebih khusus lagi daerah kita
Provinsi Kepri. Letak Provinsi Kepri yang sangat strategis karena berbatasan langsung dengan
negara Singapura, Malaysia, dan Vietnam tentunya membutuhkan SDM yang berkualitas dan
handal dalam membangun daerah di berbagai bidang, apalagi di Kepri terdapat berbagai macam
industri mulai dari industri elektronik, galangan kapal, garmen, pariwisata, sampai pada industri
pertambangan minyak dan gas lepas pantai. Jangan sampai terjadi karena terbatasnya jumlah
SDM yang berkualitas dan kompeten, posisi-posisi strategis di berbagai perusahaan malah
dikuasai oleh tenaga kerja dari negara asing, sementara kita hanya jadi penonton di negeri kita
sendiri.
Mengutip pendapat Prof. Dr. B.J. Habibie (2014) mengatakan bahwa “Pembangunan
suatu bangsa akan berhasil apabila bangsa tersebut mengandalkan SDM yang berkualitas.
Kualitas SDM dicerminkan oleh produktivitas yang tinggi, keterampilan yang purna dan daya
saing handal. SDM yang berkualitas tersebut hanya dapat dicapai kalau manusia mengalami
tiga proses nilai tambah pribadi, yaitu proses pembudayaan, proses pendidikan, dan proses
pengunggulan”. Penjabaran dari apa yang disampaikan oleh Habibie adalah sebagai berikut:
Proses Pembudayaan, yaitu proses alih nilai (transfer of value) yang bersumber pada
nilai-nilai agama dan budaya yang dialami seseorang sejak masa bayi berada dalam kandungan
ibunya dan setelah seorang manusia lahir. Proses pembudayaan kemudian dilanjutkan dalam
pergaulan di keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keluaran (output) proses pembudayaan adalah
3. perilaku terpuji dan moralitas yang tinggi serta mentalitas dan etos kerja yang tangguh dari
seseorang.
Proses Pendidikan, yaitu alih pengetahuan dan keterampilan (transfer of knowledge &
transfer of skill) yang bersumber pada kaidah-kaidah ilmu pengetahuan dan teknologi, yang
dialami oleh seseorang di wahana sekolah dan perguruan tinggi. Keluaran (output) dari proses
pendidikan adalah keterampilan dalam memecahkan masalah dengan kreasi, cipta, dan inovasi
sesuai dengan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditekuni.
Proses Pengunggulan, yaitu proses yang menjadikan SDM dapat meningkatkan
produktivitas dan daya saing yang tinggi. Produktivitas dan keunggulan SDM akan dapat
terwujud apabila seseorang yang telah mengalami proses pembudayaan dan pendidikan tersebut
terjun ke dunia kerja dalam rangka mengasah keterampilan yang dikuasai dengan berbekal
perilaku dan mentalitas yang dimiliki.
Untuk dapat menghasilkan SDM yang berkualitas unggul, maka ketiga proses tersebut di
atas perlu dilaksanakan secara optimal, dengan cara melakukan penataan kembali pendidikan,
baik menyangkut kurikulum, proses belajar mengajar mengajar, fasilitas, sarana dan prasarana
pendidikan, termasuk kualitas tenaga kependidikan (guru dan dosen) yang ada. Kesemuanya
diarahkan dalam rangka tiga hal, yaitu:
Pertama, memperdalam dan menyempurnakan proses pembudayaan peserta didik yang
telah dimulai dari lingkungan keluarga. Sebagai wahana pendidikan, di mana proses pendidikan
iptek dilaksanakan sebagai peran utama, sekolah dan perguruan tinggi juga ikut bertanggung
jawab untuk melanjutkan proses pembudayaan, walaupun dengan bobot yang terbatas sekitar
10% – 20% dari alokasi waktu yang tersedia. Di samping alokasi kuantitatif tersebut, maka
proses alih nilai budaya dan nilai agama hendaknya dapat diintensifkan, bukan hanya pada
pelajaran terkait saja (Agama dan Budaya), tetapi pada pelajaran yang lain juga, di mana proses
pembudayaan tersebut dapat dilaksanakan, termasuk pada kegiatan ekstra kurikuler.
Kedua, lebih meningkatkan lagi kualitas proses belajar-mengajar yang ada sebagai
bagian penting dari proses pendidikan iptek, termasuk keterkaitannya dengan kebutuhan
masyarakat nyata. Sebagai gambaran misalnya yang kita perlukan dalam era globalisasi saat ini
adalah manusia-manusia Indonesia yang mampu berkarya, berkomunikasi dan bersaing dengan
bangsa-bangsa lain. Untuk ini diperlukan apa yang disebut “kompetensi global”, yaitu
4. kemampuan berkomunikasi dan sekaligus bersaing, baik secara regional maupun global, dengan
bangsa lain.
Untuk mencapai hal tersebut di atas diperlukan kemampuan bahasa asing, keterampilan
pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), dan mempunyai bekal wawasan
global, yang diperlukan untuk berkomunikasi dalam situasi persaingan global tersebut. Untuk ini,
penguasaan bahasa asing serta kemampuan memanfaatkan internet dan dunia maya, teknologi
digital, serta pemahaman permasalahan aktual yang dihadapi masyarakat dunia, perlu mendapat
perhatian lebih di sekolah dan perguruan tinggi.
Ketiga, bagaimana sekolah-sekolah dan perguruan tinggi di Provinsi Kepri dapat
mempersiapkan peserta didik untuk nantinya masuk dunia kerja dalam rangka optimalisasi
proses “pengunggulan” yang akan mereka jalani. Untuk mencapai hal ini, maka sekolah dan
perguruan tinggi dapat melakukan terobosan kurikulum maupun proses belajar mengajar. Dapat
dipikirkan dan diujicobakan misalnya; bahwa dalam rangka lebih mengorientasikan proses
pendidikannya dengan pasar kerja, sekolah dan perguruan tinggi dapat melakukan kerjasama
yang erat dengan perusahaan-perusahaan dan instansi yang relevan. Kerjasama tersebut dimulai
sejak penyusunan kurikulum maupun dalam praktek kerja dan penyaluran lulusan.
Selain upaya-upaya tersebut di atas, penulis mengusulkan tujuh langkah yang dapat
dilakukan untuk membangkitkan kemajuan pendidikan di Provinsi Kepri. Langkah-langkah
tersebut antara lain: (1) Perkuat pondasi pendidikan di jenjang pendidikan dasar. Jenjang
pendidikan dasar yang meliputi pendidikan di tingkat TK, SD, dan SLTP sangatlah penting,
karena jenjang pendidikan dasar merupakan pondasi dasar pembentukan pengetahuan, sikap,
keterampilan serta karakter siswa untuk memasuki pendidikan menengah. (2) Kembangkan
potensi pendidikan di jenjang pendidikan menengah, (3) Tingkatkan kualitas pendidikan tinggi,
baik di tingkat nasional maupun global. (4) Pemenuhan 8 Standar Nasional Pendidikan yang
meliputi: Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pengelolaan, Standar
Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pembiayaan, dan
Standar Penilaian. (5) Tingkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan. (6) Perlunya
kerjasama antara pihak sekolah dan perguruan tinggi dengan pihak industri atau para pemakai
lulusan. (7) Perlu kerja keras, cerdas dan iklas semua pihak untuk memajukan Pendidikan.
5. Sebagai penutup tulisan ini, penulis berharap kepada para pemimpin daerah di wilayah
Provinsi Kepri (Gubernur, Bupati dan Walikota) benar-benar memperhatikan dan
memprioritaskan bidang pendidikan dan menjadikan pendidikan sebagai “Panglima” dalam
menentukan arah dan kebijakan pembangunan daerah. Jika hal tersebut dilaksanakan dengan
baik, Insya Allah provinsi Kepri akan maju dan berkembang pesat sehingga mampu
mengungguli provinsi-provinsi lain yang ada di Indonesia dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Amin. *****