SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
MAKALAH
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Profesi Kependidikan
Dosen Pengampu : Sriyamto Dr.
DISUSUN OLEH :
Aulia Agustin 037117087
Kelas : 2 D
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Keterampilan dasar Mengajar mata kuliah Profesi Kependidikan.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal Terlepas dari semua itu, Kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Keterampilan dasar
Mengajar ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Bogor, 17 Maret 2018
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................2
1.3 Tujuan ..............................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................................3
2.1 Hakikat Mengajar ............................................................................................................................3
2.2 Keterampilan Dasar Mengajar .........................................................................................................4
A. Keterampilan Bertanya .............................................................................................................4
B. Keterampilan Memberi Penguatan ...........................................................................................8
C. Keterampilan Menggunakan Variasi..........................................................................................11
D. Keterampilan Menjelaskan .......................................................................................................14
E. Keterampilan Membuka Dan Menutup Pelajaran ....................................................................17
F. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil...............................................................19
G. Keterampilan Mengelola Kelas ................................................................................................20
H. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil & Perorangan ...........................................................22
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................24
3.1 Kesimpulan
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mengajar merupakan proses yang komplek, tidak sekedar menyampaikan
informasi dari guru kepada siswa, banyak kegiatan maupun tindakan yang harus
dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada siswa. Mengajar
merupakan satu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat.
Berhasilnya pendidikan pada siswa sangat bergantung pada pertanggung jawaban guru
dalam melaksanakan tugasnya. Mengajar merupakan suatu perbuatan atau pekerjaan
yang bersifat unik tetapi sederhana. Dikatakan unik karena hal itu berkenaan dengan
manusia yang belajar yakni siswa, dan yang mengajar, yakni guru, dan berkaitan erat
dengan manusia di dalam masyarakat yang semuanya menunjukkan keunikkan.
Keterampilan dasar mengajar merupakan satu keterampilan yang menuntut latihan
yang terprogram untuk dapat menguasainya. Penguasaan terhadap keterampilan ini
memungkinkan guru mampu mengelola kegiatan pembelajaran secara lebih efektif.
Keterampilan dasar mengajar bersifat generik, yang berarti bahwa keterampilan ini
perlu dikuasi oleh semua guru, baik guru TK, SD, SMP, SMA maupun dosen di
perguruan tinggi. Dengan pemahaman dan kemampuan menerapkan keterampilan dasar
mengajar secara utuh dan terintegrasi, guru diharapkan mampu meningkatkan kualitas
proses pembelajaran.
Keterampilan mengajar bagi seorang guru adalah sangat penting kalau ia ingin
menjadi seorang guru yang profesional, jadi di samping harus menguasai substansi
bidang studi yang diampu, keterampilan dasar mengajar juga adalah merupakan
keterampilan penunjang untuk keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Dan juga
keterampilan merupakan bagaimana cara untuk memecahkan suatu kebuntuan,
kebuntuan disini dimaksudkan yaitu seorang guru dapat menghadapi persoalan yang
dihadapi antara guru dan murid, dan pada saat pembelajaran jangan sampai kehabisan
materi sebelum kelas selesai.
1
Terdapat beberapa keterampilan dasar mengajar yang dianggap penting dalam
menentukan proses keberhasilan pembelajaran yaitu,
1. Ekspresi wajah atau mimik
2. Body language atau gerak tubuh saat mengajar
3. Artikulasi, dan
4. Kewibawaan
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapat rumusan masalah sebagai
berikut.
1. Apa itu Hakikat Mengajar ?
2 Apa saja Keterampilan dasar seorang guru ?
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui apa itu hakikat mengajar
2. Untuk mengetahui apa saja keterampilan dasar seorang guru.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 HAKIKAT MENGAJAR
Hakikat berasal dari kata Bahasa Arab yang berarti pokok atau inti. Secara
etimologi, hakikat merujuk pada pengertian inti dari sesuatu atau bisa juga puncak atau
sumber dari segala sesuatu. Dengan kata lain, hakikat adalah sebagai ungkapan untuk
menunjukkan makna yang sebenarnya dan paling mendasar dari suatu benda, kondisi,
ataupun pemikiran.
Mengajar merupakan proses yang komplek, tidak sekedar menyampaikan
informasi dari guru kepada siswa, banyak kegiatan maupun tindakan yang harus
dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada siswa. Mengajar
merupakan satu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat.
Berhasilnya pendidikan pada siswa sangat bergantung pada pertanggung jawaban guru
dalam melaksanakan tugasnya.
Hakikat mengajar merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan, sehingga akan
tercapai sebuah pesan dalam bentuk pembelajaran sesuai dengan pola waktu yang
ditentukan. Dan juga hakikat mengajar merupakan segala sesuatu yang harus dikerjakan
sesuai kemampuan dasar mengajar itu sendiri yaitu keterampilan. Salah satu
keterampilan seorang guru adalah dapat membuat atau menstimulasi seorang anak untuk
harus selalu berkompetensi. Hakikat mengajar adalah seorang guru atau seorang
pendidik harus dituntut untuk bisa mempunyai keterampilan pada saat proses
pembelajaran.
2.2 KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
A. Keterampilan Bertanya (Questioning Skills)
Keterampilan bertanya adalah suatu pengajaran itu sendiri. Sebab pada umumnya
guru dalam pelajarannya selalu melibatkan atau menggunakan tanya jawab.
2
Keterampilan bertanya merupakan ketermpilan yang di gunakan untuk mendapatkan
jawaban/baikan dari orang lain. Hamper seluruh proses evaluasi, pengukuran, penilain
dan pengujian dilakukan melalui pertanyaan. Dalam proses investigasi, misalnya,
pertayaan yang baik akan menuntun kita padaa jawaban yang sesungguhnya.
Demikian juga sebaliknya, pertanyaan yang jelek akan menjauhkan kita dari
jawaban yang memuaskan (Marno & M. Idris, 2009: 115). Hal ini senada dengan istilah
question is knowledge, pengetahuan di bangun dari rasa ingin tahu manusia yang
berwujud pertanyaan.
Guru harus menciptakan kegiatan bertanya. Guru juga harus melakukan berbagai
macam cara dan pendekatan agar peserta didik mau menjawab pertanyaan guru.
Kegiatan yang merupakan komunikasi ini sebaiknya tidak di lakukan searah tetapi multi
arah antar guru dengan peserta didik dan anatra peserta didik denga peserta didik.
Interaksi aktif akan meningkatkan frekuensi berpikir peserta didik sehingga struktur
kognitifnya semakin berkembang.
Menurut Edi Soegito & Yuliani Nurani (2003: 1.3-1.4), terdapat berbagai tujuan yang
menyebabkan guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik di kelas, antara lain :
a. Mengembangkan pendekatan cara belajar siswa aktif, sehingga dapat meningkatkan
keterlibatan dan partisipasi aktif siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
b. Menimbulkan keingintahuan sehingga dapat meningkatkan minat dan perhatian
siswa terhadap suatu masalah yang sedang dihadapi atau dibicarakan.
c. Merangsang fungsi pikir dengan cara mengembangkan pola pikir dan cara berpikir
aktif siswa, karena kegiatan berpikir itu sendiri sesungguhnya adalah kegiatan
bertanya untuk mencari jawaban sehingga menghasilkan buah pikiran dari seseorang
.
d. Mengembangkan keterampilan berpikir siswa sehingga dapat menuntun proses
berpikir karena pertanyaan yang baik akan membantu siswa menemukan jawaban
yang baik pula.
e. Memfokuskan perhatian siswa karena pada dasarnya pertanyaan dapat di jadikan alat
agara dapat memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang di bahas.
f. Menstrukturkan tugas yang akan diberikan melalui pertanyaan yang butuh jawaban
atau pengerjaan tugas, dari yang sederhana sampai ke yang lebih kompleks.
3
g. Mendiagnosis kesulitan belajar yang terjadi selama siswa mengikuti proses
pembelajaran yang sedang berlangsung.
h. Mengomunikasikan harapan yang diinginkan oelh guru dari siswanya, sehingga
siswa akan memahami benar kompetensi apa yang di harapkan darinya.
i. Merangsang terjadinya diskusi dan memperlihatkan perhatian terhadap gagasan
peranan siswa sebagai subjek belajar.
Agar tujuan pemberian pertanyaan kepada peserta didik dapat di capai, guru harus
bersikap ramah. Sikap ramah guru di tunjukkan dalam penampilan melalui gaya
mengajar, suara, ekspresi wajah, dan gerakan badan. Selain itu, pertanyaan yang baik
juga dapat menunjang tercapainya tujuan sebuah pertanyaan. Menurut Uzer Usman
(Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008: 27), pertanyaan yang baik adalah sebagai
berikut :
1. Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa.
2. Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan.
3. Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu.
4. Berikan waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir sebelum menjawab
pertanyaan.
5. Berikan pertanyaan kepada seluruh siswa secara merata.
6. Berikan respons yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberaniam siswa
untuk menjawab dan bertanya.
7. Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri jawaban yang
benar.
Dalam pembelajaraan, ada bermacam-macam jenis pertanyaan yang dapat di gunakan
guru. Ada 4 jenis pertanyaan yang dapat kita gunakan dalam melaksanakan tugas
pembelajaran, yaitu :
1. Petanyaan permintaan
2. Pertanyaan mengarahkan
3. Pertanyaan yang bersifat menggali
4. Pertanyaan retoris
1
Selain itu, ada juga pertanyaan inventori yang terdiri atas tiga jenis, yaitu :
1. Pertanyaan mengungkapkan perasaan
2. Pertanyaan yang mengiring siswa untuk mengidentifikasi pola-pola perasaan, pikiran, dan perbuatan
3. Pertanyaan yang menggiring peserta didik untuk mengidentifikais akibat-akibat perasaan, pikiran, dan perbuatan ( Hamid
Darmadi, 2010: 2)
Berdasarkan taksonomi Blloom yang telah direvisi oleh Andreson & Krathwolf, ada 6 jenis pertanyaan, yaitu :
1. Pertanyaan meningatkan
2. Pertanyaan pemahamaan
3. Pertanyaan penerapaan
4. Pertanyaan analisis
5. Pertanyaan evaluasi
6. Pertanyaan penciptaan
Berdasarkan luas sempitnya sasaran, ada 2 jenis pertanyaan, yaitu :
1. Pertanyaan sempit (narrow question)
2. Pertanyaan luas (broad question)
Berdasarkan variasi pertanyaan yang akan di ajukan, keterampilan bertanya dapat digolongkan ke dalam dua bentuk
pertanyaan, yaitu : keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjutan. Keterampilan bertanya dasar ialah kemampuan
2
guru dalam mengajukan pertanyaan untuk mengetahui daya ingat peserta didik. Contohnya : apa, dimana, kapan, siapa, dan berapa.
Komponen-komponen keterampilan bertanya dasar ialah sebagai berikut :
1. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat
2. Pemberian acuan
3. Pemusatan
4. Pemindalan giliran
5. Penyebaran :
a. Pertanyaan ke seluruh kelas
b. Pertanyaan ke peserta didik tertentu
c. Menyebarkan respon peserta didik
6. Pemberian waktu berpikir
7. Pemberian tuntunan :
a. Pengungkapan pertanyaan dengan cara lain
b. Mengajukan petanyaan lain yang lebih sederhana
c. Mengulangi penjelasan-penjelasan sebelumnya
Keterampilan bertanya lanjutan ialah kemampuan bertanya seorang guru dalam pembelajan untuk mengetahui kemampuan
berpikir peserta didik yang lebih kompleks. Pertanyaa lanjutan menuntut peserta didik dari sekedar meningat fakta, dalil, ataun
konsep ke aspek berpikir menerapkan, menganalisis, dan mensisntesis, serta mengevaluasi, seperti pertanyaan mengapa, bagaimana
caranya, dan bagaimana pengaruhnya. Komponen-komponen bertanya lanjutan meliputi :
3
1. Pengubahan tuntunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan
a. Ingatan
b. Pemahaman
c. Penerapan
d. Analisis
e. Sintesis
f. Evaluasi
2. Ururtan pertanyaan
3. Pertanyaan pelacak
a. Klasifikasi
b. Pemberian alasan
c. Kesepakatan pandangan
d. Ketepatan
e. Relevan
f. Contoh
g. Jawaban kompleks
1
4. Mendorong terjadinya interaksi antar peserta didik
Dalam menggunakan keterampilan bertanya, guru harus memperhatikan prinsip-
prinsip kehangatan dan antusiasme serta beberapa hal yang harus dihindari. Kehangatan
harus di bangun guru dalam menjalin hubungan dengan peserta didik agar peserta didik
tidak takut dalam menjawab pertanyaan. Selain itu, guru juga harus memiliki
antusiasme dalam menyampaikan pertanyaan agar peserta didik menjadi semangat
dalam memikirkan jawaban atas pertanyaan yang diberikan.
Ada beberapa hal yang harus di hindari guru dalam memberikan pertanyaan kepada
peserta didik. Beberapa hal ini akan sangat mempengaruhi efektivitas sebuah
pertanyaan. Hal-hal yang harus di hindari oleh guru :
1. Mengulangi pertanyaan sendiri
2. Menjawab pertanyaan sendiri
3. Menggunakan pertanyaan yang memancing jawaban serentak
4. Menggunakan pertanyaan ganda
5. Menentukan peserta didik tertentu untuk menjawabnya
B. Keterampilan Memberi Penguatan (Reinforcement Skills)
Penguatan ialah respons positif dalam pembelajaran yang diberikan guru terhadap
perilau peserta didik yang positif dengan tujuan mempertahankan dan meningkatkan
perilaku tersebut. Dapat diartikan pula penguatan ialah respons terhadap suatu tingkah
laku yang sengaja di berikan agara tingkah laku tersebut dapat terulang kembali.
Penguatan yang diberikan oleh guru merupakan hal yang sangat penting bagi peserta
didik. Adapun tujuan menggunakan penguatan adalah :
a. Meningkatkan perhatian siswa dalam proses belajar
b. Membangkitkan, memelihara, dan meningkatkan motivasi belajar siswa
c. Mengarahkan pengembangan berpikir siswa kearah berpikir divergen
d. Mengatur dan mengembangkan diri anak dalam proses belajar
2
e. Mengendalikan serta memodifikasi tingkah laku siswa yang kurang positif dan
mendorong munculnya tingkah laku yang produktif (Marno & Idris, 2009: 133)
Dalam memberikan penguatan, dapat dilakuakan dalam bentuk verbal dan
nonverbal. Secra verbal, penguatan diberikan dengan menggunakan bahasa lisan. Secara
nonverbal, penguatan diberikan dengan cara mebrikan respons dengan bahasa tubuh.
Komponen-komponen keterampilan penguatan adalah sebagai berikut :
1. Penguatan verbal
Tanggapan guru yang berupa kata-kata pujian, dukungan, dan pengakuan dapat
digunakan untuk memberikan penguatan atas kinerja peserta didik. Peserta didik yang
telah mendapatkan penguatan akan merasa bangga dan termotivasi untuk meningkattkan
kembali prestasi belajaranya.
Penguatan verbal dapat dinyantakan dalam dua bentuk, yaitu melalui kata-kata dan
melalui kalimat. Penguatan dalam bemtuk kata-kata berupa: benar, bagus, tepat, bagus
sekali, ya, baik dan lain sebagainya. Sedangkan penguatan dalam bentuk kalimat dapat
berupa kalimat :
a. “ Pekerjaanmu baik sekali “
b. “ Saya senang dengan pekerjaanmu “
c. “ Pekerjaannmu makin lama makin baik “
d. “ Contoh yang kamu berikan tepat sekali “
e. “ Jawaabanmu tepat sekali “
2. Penguatan nonverbal
Penguatan nonverbal dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah sebagai
berikut :
a. Penguatan berupa mimic atau gerakan badan
b. Penguatan dengan cara mendekati
c. Penguatan dengan sentuhan
3
d. Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan
e. Penguatan berupa symbol atau benda
f. Penguatan tidak penuh dan penuh
Adapun bermacam-macam cara yang dapat digunakan untuk memberikan penguatan.
Diantaranya adalah sebagi berikut
1. Penguatan kepada pribadi tertentu
Penguatan kepada pribadi tertentu ialah penguatan yang jelas di berikan kepada salah
satu peserta didik, misalnya dengan cara menyebutkan namanya.
2. Penguatan kepada kelompok peserta didik
Pemberian penguatan juga dapat di lakukan kelompok peserta didik. Kelompok
peserta ddik yang telah menyelesaiakan tugas dengan baik harus diberi penguatan
agar kelompok tersebut dapat termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya
secara berkelanjutan.
3. Pemberian penguatan dengan cara segera
Penguatan dengan cara segara ialah penguatan yang di berikan sesegera mungin
setelah muncul respons peserta didik yang diharapkan.
4. Variasi dalam penggunannya
Guru hendaknya memberikan penguatan yang bervariasi. Tidak terbatas pada satu
jenis saja. Apabila penguatan yang di berikan hanya sejenis saja, akan menimbulkan
kebosanan dan lama kelamaan penguatan tersebut tidak akan efektif.
Dalam memberikan penguatan, guru harus memperhatikan prinsip-prinsip
penggunannya. Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan guru ialah sebagai berikut :
a. Kehangatan
Penguatan yang diberikan oleh gur harus penuh dengan kehangatan. Kehangatan
dapat ditunjukkan melalui cara bersikap, tersenyum, melalui suara dan gerak mimik.
Kehangatan akan dapat membuat hubungan baik dan saling mempercayai antara guru
dan peserta didik sehingga penguatan diri guru akn diterima dengan positi oleh
peserta didik.
b. Antusiasme
4
Antusisme merupakan stimulus untuk meningkatkan perhatian dan motivasi peserta
didik. Penguatan yang antusias akan menimbulkan kesan sungguh-sungguh dan
mantap dihadapan peserta didik.
c. Kebermaknaan
Inti dari kebrmaknaan adalah peserta didik tahu bahwa dirinya memang layak
mendapat penguatan karena tingkah laku dan penampilannya sehingga penguatan
tersebut dapat nermakna baginya. Jangan sampai guru memberikan perguatan yang
berlebihan dan tidak relevan dengan konteksnya.
d. Menghindari penggunaan respons yang negative
Teguran dan hukuman berupa respon negatif harus dihindari oleh guru. Respon
negatif berupa hinaan, sindiran, dan ejekan harus dihindari karena dapat mematahkan
semangat peserta didk. Apabila peserta didik memberikan jawaban yang salah, guru
tidak boleh langsung menyalahkannya, misalnya dengan mengatakan, “jawaban
kamu salah” namun, sebaiknya guru memberikan pertanyaan tuntutan atau
menggunakan sistem pindah gilir kepeserta didik lainnya.
C. Keterampilan Menggunakan Variasi (Variation Skill)
Variasi dapat diartikan sebagai sesuatu yang lain dari biasanya. Memvariasi
berarti mengubah-ubah agar lain dari yang biasanya. Misalnya, seseorang anak muda
yang mengganti warna motornya dengan warna yang tidak biasanya atau mengganti
bentuk kaca motornya dengan bentuk yang berbeda. Hal itu dilakukan untuk
menghindari kejenuhan dari pemandangan yang itu-itu saja. Dengan kata lain, agar
tidak membosankan dan tetap menarik.
Dalam konteks pembelajaran, guru juga harus terampil menggunakan variasi
mengajar agar pengajaran tidak membosankan. Misalnya dengan mengubah-ubah nada
suara, mengganti posisi mengajar, dan memberikan kesenyapan. Hal ini dilakukan agar
peserta didik tidak bosan dan tetap antusias mengikuti pembelajaran. Jadi, makna
variasi disini adalah segala tindakan guru dalam pembelajaran untuk mengatasi
kebosanan peserta didik dan menjaga perhatian peserta.
5
Aspek-aspek yang perlu mendapatkan variasi ialah aspek gaya mengajar, aspek
penggunaan alat indra, dan aspek interaksi pembelajaran. Secara lebih rinci, berikut
komponen-komponen variasi mengajar.
1. Variasi gaya mengajar
Variasi gaya mengajar mencakup suara guru, gerak, kesenyapan, perubahan posisi,
pemusatan perhatian, dan kontak pandang.
a. Variasi suara
Suara guru sebaiknya jernih, jelas dan berirama agar informasi yang disampaikan
dapat diterima dengan baik.
b. Variasi mimik dan gerak
Kemampuan guru dalam melakukan perubahan mimik dan perubahan gerak akan
mempermudah peserta didik dalam memahami apa yang dimaksud oleh guru. Biasanya
ada pesan-pesan yang kurang efektif apabila disampaikan secara verbal, tetapi akan
lebih efektif dan bahkan bermakna apabila disampaikan dengan gerak mimik dan gerak
badan.
c. Kesenyapan (diam sejenak)
Setelah penjelasan guru yang berlangsung lama, biasanya akan muncul gejala peserta
didik merasa jenuh. Biasanya sebagian peserta didik akan mengobrol dan tidak
memperhatikan guru. Oleh karena itu perhatian peserta didik perlu di-refresh agar
kembali segar seperti sediakala. Caranya ialah dengan menciptakan suasana senyap atau
diam sejenak. Dengan diam sejenak, peserta didik akan mencari tahu mengapa guru
tidak melanjutkan penjelasannya. Dengan sendirinya peserta didik yang merasa
mengobrol terus akan sadar dan menghentikan perbuatannya.
d. Perubahan posisi
Artinya, semua bagian kelas harus dapat dikendalikan oleh guru, baik peserta didik
yang duduk dibarisan depan maupun peserta didik yang duduk dibangku barisan
belakang. Apabila posisi guru hanya di depan dan di tengah saja, peserta didik yang
dibangku bagian belakang akan kurang perhatian dari proses pengajaran guru. Oleh
6
karena itu, guru perlu mengadakan variasi dengan mengubah posisi maju-mundur dan
depan-belakang.
e. Pemusatan perhatian
Pemusatan perhatian digunakan guru untuk mengarahkan perhatian peserta didik
pada persoalan dalam pembelajaran. Teknik pemusatan secara verbal dilakukan dengan
ucapan guru, seperti “dengarkanlah baik-baik” secara nonverbal dapat dilakukan dengan
cara menunjuk pada benda, menggerakkan tangan, badan. Namun biasanya teknik
pemusatan yang sering digunakan adalah teknik kombinasi yaitu lebih memperjelas
arah pemusatan dan mempertegasnya.
f. Kontak pandang
Guru menjelaskan materi pembelajaran sambil menatap mata peserta didik juga
dapat menimbulkan kesan akrab. Dengan demikian, peserta didik akan semakin yakin
dengan apa yang disampaikan oleh guru.
2. Variasi penggunaan alat indera
Media pembelajaran yang baik adalah media pembelajaran yang paling efektif
dalam menunjang tujuan pembelajaran berdasarkan gaya belajar peserta didik. Bagi
peserta yang memiliki gaya belajar visual akan mudah mencerna informasi dengan alat
indera penglihatannya. Jadi hendaknya peserta didik disuguhkan materi pembelajaran
berupa gambar-gambar, poster, grafik, diagram, sketsa, video, dan lain-lain. Apabila
peserta didik memiliki gaya belajar auditorial akan mudah mencerna informasi melalui
alat indera pendengarannya. Contoh media dan alat bantunya dapat berupa dengan
penjelasan guru. Jadi hendaknya peserta didik disuguhkan materi pembelajaran melalui
alat peraga atau alat percobaan yang menarik dan menantang.
Pola pengalihan penggunaan alat indra dalam kegiatan pembelajaran oleh Edi Soegito &
Yuliani Nurani (2003: 4.13), dicontohkan sebagai berikut.
a. Mendengarkan-melihat-mendengarkan
b. Melihat-mendengarkan-melihat
c. Mendengarkan-mencium-mendengarkan
d. Mencium-mengdengarkan-mencium
3. Variasi interaksi pembelajaran
7
Kombinasi pola interaksi pembelajaran akan menghasilkan pembelajaran yang
menyenangkan karena dapat mengubah bentuk, kegiatan, atau suasana kelas.
Pengubahan pola interaksi harus disesuaikan dengan jenis materi. Tujuan pembelajaran,
alat, dan media yang digunakan agar proses pembelajaran menjadi berkualitas.
a. Interaksi guru-kelompok peserta didik
Penggunaan pola ini lebih didominasi oleh guru, sehingga bersifat teacher centered.
Misalnya guru berceramah didepan kelas dan peserta didik mendengarkan.
b. Interaksi guru-peserta didik
Guru menunjuk peserta didik tertentu untuk menjawab pertanyaan atau guru
menugasi peserta didik tertentu untuk melakukan suatu kegiatan.
c. Interaksi peserta didik-peserta didik
Kegiatan pembelajaran yang menggunakan pola interaksi peserta didik bersifat
student centered. Guru membagi kelompok kemudian beberapa kelompok diberi
permasalahan yang harus didiskusikan.
Prinsip prinsip keterampilan variasi yang dapat menjadi pegangan guru.
1. Variasi hendaknya digunakan dengan maksud tertentu yang relevan dengan tujua
pembelajaran
2. Variasi diberikan dengan penuh kehangatan dan antusiasme seorang pendidik
3. Penerapan keterampilan variasi harus dilakukan secara wajar dan tidak berlebih-
lebihan
4. Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan serta fleksibel
sehingga tidak merusak suasana kelas
5. Variasi yang lebih baik ialah variasi yang dicantumkan secara eksplisit dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
D. Keterampilan Menjelaskan
Secara gramatikal, kata Menjelaskan mengandung arti membuat jadi jelas.
Menjelaskan masalah berarti membuat permasalahan menjadi lebih jelas. Dalam
konteks pembelajaran, kegiatan menjelaskan di lakukan oleh guru kepada peserta didik
8
atau sebaliknya sedangkan pesan yang di sampaikannya ialah materi pembelajaran yang
sudah direncanakan oleh guru. Oleh karena itu, keterampilan menjelaskan menjadi hal
yang sangat penting bagi seorang guru. Guru harus mampu menjelaskan berbagai jenis
materi pembelajaran yang di tanyakan atau yang tidak ditanyakan oleh peserta didik.
Penjelasan diberikan agar peserta didikmemahami hubungan sebab-akibat, prosedur,
prinsip, atau membuat analogi. Keterampilan menjelaskan bukan untuk membuat
peserta didik menjadi hafal tetapi membuat peserta didik menjadi mengerti dengan apa
yang sedang di pelajari.
Ada beberapa tujuan menggunakan keterampilan menjelaskan dalam proses belajar
mengajar. Tujuan tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Untuk membimbing pikiran peserta didik dalam memahami konsep, prinsip, dalil,
dan hokum-hukum yang menjadi bahan pelajaran.
2. Untuk memperkuat struktur kognitif peserta didik yang berhubungan dengan bahan
pelajaran.
3. Membantu peserta didik dalam memecahkan masalah.
4. Membantu memudahkan peserta didik dalam mengasimilasi dan mengakomodasikan
konsep.
5. Mengomunikasikan ide dan gagasan kepada peserta didik.
6. Melatih peserta didik mandiri dalam mengambil keputusan.
7. Melatih peserta didik berfikir logis apabila penjelasan guru kurang sistematis.
Komponen menjelaskan terdiri atas perencanaan dan penyajian penjelasan. Penjelasan
yang efektif harus di recanakan dengan matang dan di sajikan dengan Teknik-teknik
yang tepat.
1. Perencanaan
Penjelasan yang diberikan guru harus direncanakan dengan baik. Ada dua hal yang
harus di perhatikan guru agar penjelasannya menjadi efektif, yaitu isi materi dan kondisi
peserta didik.
9
a. Isi materi meliputi analisis masalah secara keseluruhan menentukan jenis
hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang di kaitkan dan penelaahan hal-hal
yang dapat digunakan dalam menjelaskan. Masalah yang dijelaskan harus di
analisis secara keseluruhan. Apabila ada yang sulit dipahami, maka harus di cari
maknanya. Penentuan jenis hubungan antara unsur-unsur, misalnya berupa
perbedaan sifat saling menunjang, sebab-akibat,dll. Penelaahan hal-hal yang dapat
digunakan dalam menjelaskan misalnya dengan menggunakan cara berfikir
induktif dan deduktif untuk mengetahui kalimat utama dalam alinea.
b. Kondisi peserta didik. Guru hendaknya memerhatikan perbedaan individual setiap
peserta didik, baik itu dalam aspek usia, tugas perkembangan, jenis kelamin,
kemampuan kesiapan peserta didik, ketertarikan, latar belakang social budaya,
bakat maupun lingkungan belajar peserta didik.
2. Penyajian penjelasan
Setelah perencanaan dilakukan dengan baik, guru harus menyajikan penjelasan dengan
teknik-teknik yang tepat agar mudah dimengerti oleh peserta didik. Teknik-teknik yang
tepat di terapkan dengan cara mengembangkan komponen-komponen keterampilan
menjelaskan berikut.
a. Orientasi atau pengarahan. Dengan orientasi atau pengarahan berarti
mengantarkan peserta didik pada pokok bahasan yang akan disampaikan.
Misalnya, mengarahkan peserta didik pada karangan pembahasan yang akan di
pelajari. Dengan begitu, peserta didik menjadi tahu kemana arah pembelajaran
yang akan dilangsungkan.
b. Bahasa yang sederhana. Penjelasan yang diberikan dengan Bahasa yang mudah
dimengerti oleh peserta didi. Bahasa yang mudah dimengerti ialah Bahasa yang
lancar, tidak berbelit-belit, tidak menggunakan istilah teknis, dan tidak
menggunakan tempo. Sering dijumpai orang yang suka menggunakan kata-kata:
eh,anu,apa itu. Guru harus menghindari kata-kata yang tidak perlu disebut. Selain
itu, Bahasa yang mudah dimengerti ialah Bahasa yang tidak berbelit-belit. Selain
itu guru juga perlu menghindari istilah-istilah teknis yang tidak dimengerti peserta
10
didik. Kemudian dalam menjelaskan, sedapat mungkin guru menghindari kata-
kata seperti: kira-kira, barang kali, mungkin saja, bisa juga, dll.
c. Penggunaan contoh atau ilustrasi. Penjelasan sebaiknya di sertai contoh dan
ilustrasi agar menarik peserta didik komplek yang sulit dan dapat diterima oleh
peserta didik dengan mudah apabila dijelaskan dengan contoh yang konkret dan
ilustrasi yang sering terjadi dalam kehidupan peserta didik. Ada dua pola yang
dapat dilakukan guru untuk memberikan contoh berbagai jenis materi
pembelajaran. Yaitu dengan cara, memberikan contoh-contoh terlebih dahulu baru
menyampaikan konsep materi. Cara seperti ini disebut dengan cara induktif.
Selain itu, ada pula yang menyampaikan konsep terlebih dahulu lalu dilanjutkan
memberikan contoh-contohnya. Cara seperti itu disebut cara deduktif. Pemilihan
pola induktif dan deduktif ditentukan oleh jenis materi, usia, dan latar belakang
pengetahuan peserta didik. Cara ini dimulai dengan menyampaikan konsep
kemudian dilanjutkan dengan contoh-contohnya lalu dijelaskan konsep lagi
sebagai penguatan atas apa yang telah disampaikan sebelumnya.
d. Pemberian tekanan. Sering kali guru berbicara Panjang lebar tetapi peserta didik
tidak tahu intinya dari maksud yang dibicaraka. Guru perlu membuat penekanan
pokok-pokok yang sedang dibicarakan agar peserta didik paham dengan apa yang
sedang dibahas. Ada du acara yang dilakukan guru untuk memberikan penekanan,
yaitu menggunakan variasi mengajar dan membuat struktur sajian. Variasi
mengajar, misalnya dengan mengubah intonasi suara disertai mimik dan gerak
fisik. Membuat struktur sajian, misalnya memberikan informasi untuk
mengarahkan perhatian peserta didik kepada tujuan utama sajian, misalnya
dengan membuat ikhtisar dan pengulangan dan pengulangan.
e. Umpan balik. Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menunjukan pemahaman, keraguan, dan ketidak mengertian mereka.
Misalnya, guru meminta peserta didik menjelaskan kembali apa yang sudah
disampaikan, dan guru meminta peserta didik menyebutkan contoh-contoh yang
berbeda.
11
Agar penjelasan guru dapat bermakna bagi peserta didik, berikut beberapa prinsip yang
dapat dijadikan pegangan dalam memberikan penjelasan.
1. Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, atau akhir bergantung keperluan, atau
dapat juga diselingi dengan tanya jawab.
2. Penjelasan harus harus relavan dengan tujuan pembelajaran.
3. Penjelasan diberikan bila ada pertanyaan dari peserta didik atau direncanakan oleh
guru sebelumnya.
4. Penjelasan materi harus bermakna bagi peserta didik.
5. Penjelasan harusb di sesuaikan dengan latar dan kemampuan peserta didik.
E. Keterampilan Membuka Dan Menutup Pembelajaran
Membuka dan menutup pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan guru agar
pembelajar menjadi bermakna, perlu di ketahui bahwa kegiatan yang berupa mengabsen
peserta didik, meyiapkan mereka, meminta peserta didik membuka buku, dan
menyampaikan pengumuman hakikatnya bukanlah kegiatan membuka pembelajaran.
Hakikat pembuka pelajaran adalah usaha yang dilakukan guru dalam pembelajaran
dalam menciptakaan prakondisi bagi peserta didik agar mental maupun perhatiannya
terpusat pada apa yang akan dipelajarinya, sehingga usaha tersebut akan memberikan
efek yang positif pada kegiatan belajar. Jadi, membuka pelajaran merupakan kegiatan
yang mengarahkan peserta didik pda materi pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan
ialah kegiatan yang memang ada kaitan secara langsung pada materi yang akan di
pelajari. Misalnya dengan: (1) Menarik perhatian siswa (2) memotivasi siswa (3)
memberikan struktur pembelajaran dengan menunjukan tujuan kompotensi dasar dan
indicator hasil pembelajaran atau pokok persoalan yang akan dibahas (4) mengaitkan
antara topik yang sudah dikuasai deangan topik baru (5) menanggapi situasi kelas.
Membuka pelajaran tidak hanya dilakukan pada setiap awal pelajaaran, tetapi pada
setiap awal kegitan atau setiap kali beralih ke hal atau topik baru. Awal kegiatan
misalnya akan memulai kegiatan tanya jawab atau mengenal konsep baru. Sementara
itu, pembelajaran hakikatnya merupakan kegiatan untuk menyimpulkan kegiatan inti,
kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh tetang apa yang
12
telah dipelajari peserta didik, mengetahui tingkat pencapaian peserta didik, dan tingkat
keberhasilan guru dalam peroses pembelajaran.
Komponen utama keterampilan membuka dan menutup pelajaran dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Menarik perhatian peserta didik
Guru dapat melakukan variasi gaya mengajar, variasi penggunaan media, dan variasi
pola interaksi
2. Menimbulkan motivasi
Motivasi peserta didik dibangkitkan dengan menciptakan kehangatan dan antusiasme
guru, menimbulkan rasa ingin tahu, dan memperhatikan minat peserta didik. Rasa
ingin tahu peserta didik dapat dimunculkan dengan melakukan demostrasi yang
membuat peserta didik menjadi penasaran.
3. Memberikan acuan
Acuan diberikan agar mengetahui gambaran singkat mengenai topik yang akan
dibahas. Cara yang ditempuh dapat dengan mengemukakan tujuan dan batas-batas
tugas, langkah-langkah pelaksanaan, dan memajukan beberapa pertanyaan
4. Membuat kaitan
Kaitan anatara pengalaman peserta didik dan materi akan membuat pembelajaran
menjdi bermakna. Cara yang bisa dilakukan ialah mengajukan pertanyaan apersepsi
dan mengulas singkat pelajaran yang lalu.
5. Meninjau kembali
Guru dapat meninjau pemahaman peserta didik terhadap hal-hal yang telah
dipelajari. Cara yang bisa dilakukan ialah meminta peserta didik membuat
rangkuman atau ringkasan tentang materi sebelumnya.
6. Mengdakan evaluasi penugasan peserta didik
Pada setiap akhir kegiatan, guru dapat mengevaluasi peserta didik dengan cara
memberikan tugas. Tugas-tugas yang diberikan dapat berupa demonstrasi. Penerapan
konsep pada kontes yang berbeda, ekspresi pendapat sendiri, dan tanya jawab secara
pengerjaan soal-soal latihan.
13
7. Memberi tindak lanjut
Dapat diberikan dalam bentuk pekerjaan rumah, kunjungan atau percobaan.
Penerapan keterampilan membuka dan menuntup pelajaran harus dilaksanakan secara
efektif sehingga hasil pembelajaran bermakna bagi peserta didik. Oleh karna itu,
prinsip-prinsip berikut ini harus diperhatikanoleh setiap guru.
1. Bermakna
Agar kegiatan bermakna, kegiatan harus relavan dengan tujuan dan materi
pembelajaran yang di sajikan secara sesuai dengan karakteristik peserta didik.
2. Berurutan dan berkesinabungan
Kegiatan ini tidak bisa dilakukan secara terpisah-pisah. Keduanya merupakan satu
kesatuan yang harus di terapkan secara berurutan dan berkesinambungan
3. Dilakukan di setiap awal dan akhir topik
Kegiatan membuka dan menuntup tidak hanya dilakukan diawal dan diakhir
pelajaran tetapi dapat dilakukan pada setiap awal dan akhir penggal kegiatan.
F. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Siswa adalah subjek belajar. Pembelajar harus berpusat pada peserta didik. Peserta
didik harus berperan aktif dalam proses pembelajaran. Diskusi kelompok kecil
memungkinkan peserta didik untuk belajar secara aktif dengan optimal bersama teman-
temannya. Jumlah kelompok kecil berkisar antara 3 sampai 9 orang. Kegiatan ini
menimbulkan aktivitas mental dan emosional peserta didik. Hal ini meningkatkan
kemampuan interpersonalnya. Tetapi dalam diskusi sering dijumpai peserta didik malah
mengobrol dan keluar dari pelajaran. Oleh karena itu, keterampilan membimbing
diskusi kelompok kecil merupakan keterampilan yang sangat penting yang harus
dikuasi guru.
Sebagai salah satu alternatif bentuk pembelajaran (Edi Seogito & Yuliani Nuran, 2003:
74), format diskusi kelompok kecil memiliki manfaat sebagai berikut.
1. Mengembangkan kemampuan berfikir dan berkomunikasi
14
Dalam kelompok kecil, siswa memperoleh kesempatan yang lebih luas untuk
menyatakan pendapat, pikiran, atau perasaannya kepada sesama.
2. Menigkatkan disiplin
Dalam kelompok, seorang siswa tidak dapat berbuat semaunya tanpa
mempertimbangkan kepentingan teman-teman sekelompoknya. Disiplin harus
ditegakkan untuk mencapai tujuan kelompok secara maksimal.
3. Meningkatkan motivasi belajar
Siswa dapat meningkatkan motivasi dalam belajarnya. Pengetahuan tentang
kemajuan diri sendiri dibandingkan dengan teman-teman sekelompoknya merupakan
dorongan yang kuat untuk belajar lebih sungguh-sungguh.
4. Mengembangkan sikap saling membantu
Pembelajaran dalam bentuk diskusi kelompok kecil memungkin siswa dapat saling
mengenal kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Guru harus memanfaatkan
hal itu untuk mengembangkan sikap saling membantu.
5. Meningkatkan pemahaman
Interaksi tatap muka yang informal yang terjadi dalam kegiatan kelompok
memungkinkan para anggotanya secara langsung dapat bertukar pikiran, berbagi
pengalaman dan informasi sehingga pemahaman para anggotanya terhadap masalah
penting yang sedang dibahas bersama meningkat.
Dalam menerapkan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil guru dapat
memegang prinsip-prinsipnya sebagai berikut.
1. Anggota kelompok diskusi memiliki kadar pengetahuan yang memadai dan
merata terkait dengan masalah yang dibahas
2. Dilaksanakan pada jenjang kelas yang sudah memiliki kemampuan dalam
mengungkapkan pendapat secara lisan
3. Topik yang diangkat memang memerlukan pendapat dari orang banyak
4. Dilangsungkan dalam suasana yang paling menghormati
15
G. Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku
siswa yang diinginkan dan mengurangi atau mentiadakan tingkah laku yang tidak
diinginkan, mengembangkan hubungan interpersonal, dan iklim sosio-emosional yang
positif, serta mengembangkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif. (Edi
Seogito & Yuliani Nuran, 2003: 8.5). pengelolaan kelas bertujuan:
a. Memelihara dan menciptakan kondisi belajar yang optimal
b. Mengembalikan kondisi belajar yang optimal
c. Menyadari kebutuhan peserta didik
d. Merespons secara aktif perilaku peserta didik
e. Mengembangkan peserta didik agar bertanggung jawab terhadap tingkah lakunya
Komponen yang bersifat preventif ialah komponen yang berhubungan dengan tindakan
penciptaan dan pemeliharaan kondisi optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan
kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran yang
meliputi keterampilan sebagai berikut.
1. Menunjukkan sikap tanggap
Guru yang tanggap terhadap aktivitas peserta didik akan menimbulkan kesan bahwa
guru hadir bersamanya sebagai pembimbing.
2. Memberi perhatian secara visual dan verbal
Perhatian secara visual bisa dalam bentuk pengalihan pandangan atau gerak fisik.
Sedangkan secara verbal bisa dalam bentuk penjelasan dan komentar
3. Memusatkan perhatian kelompok
Dengan meminta peserta didik untuk mempresentasikan hasil karyanya atau
melaporkan hasil yang dicapai
4. Memberi petunjuk yang jelas
Sebelum peserta didik melakukan kegiatan belajar
5. Menegur dengan bijaksana
Teguran diperlukan untuk mengatasi gangguan yang dibuat oleh seorang atau
sekelompok peserta didik. Teguran yang diberikan hendaknya tegas dan jelas, tetapi
tidak menyakiti hati peserta didik
16
6. Memberi penguatan
Penguatan sangat diperlukan untuk menjaga tingkah laku yang diinginkan dan untuk
mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan.
Sedangkan komponen kuratif ialah komponen yang berhubungan dengan tindakan
untuk mengembalikan kondisi belajar menjadi optimal. Keterampilan ini berkaitan
dengan respons guru untuk menanggulangi berbagai gangguan yang muncul dari peserta
didik.
Campur tangan yang berlebihan dapat memberikan kesan bahwa guru tidak
memerhatikan peserta didik, tetapi hanya ingin berkehendak sesuka hatinya sendiri.
Kemudian, hal ini yang harus dihindari ialah kesenyapan/penghentian tanpa alasan.
Biasanya penghentian kegiatan mengajar yang tanpa alasan karena guru kehabisan
bahan ajar atau kemampuan guru yang terlalu dangkal.
Agar kondisi kelas tetap kondusif, setidaknya ada enam prinsip pengelolaan kelas yang
harus diperhatikan guru. Enam prinsip tersebut yaitu:
1. Kehangatan dan antusiasme
2. Menghadirkan tantangan
3. Membuat variasi mengajar, variasi media, dan variasi interaksi
4. Keluwesan tingkah laku guru
5. Memberikan penekanan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan
peserta didik pada hal-hal yang negatif
6. Penanaman nilai disiplin
H. Keterampilan Mengajar Kelompok Dan Perorangan
Guru harus mengorganisasikan peserta didik sesuai dengan pokok bahasan,
tujuan, kebutuhan peserta didik, waktu, dan alat yang tersedia. Dalam pembelajaran ini
guru berperan sebagai organisator kegiatan pembelajaran, motivator peserta didik,
fasilitator atau penyedian materi dan kesempatan belajar, konselor, dan sekaligus
sebagai peserta kegiatan yang memiliki hak dan kewajiban yang sama dengann peserta
lain.
17
Dalam pembelajaran kelompok kecil dan perorangan setidaknya ada empat kelompok
keterampilan yang harus dikuasai guru. Kelompok keterampilan yang harus dimiliki
guru ialah:
1. Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi
Pembelajaran akan bermakna apabila guru mampu mengadakan pendekatan secara
pribadi. Pendekatan ini akan membuat hubungan yang memungkinkan peserta didik
bebas mengumukakan pendapat atau gagasannya.
2. Keterampilan mengorganisasikan
Dapat memberikan orientas umum tentang tujuan, tugas, tata caranya sebelum
kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Memvariasikan kegiatan. Membentuk
kelompok yang tepat. Mengoordinasikan kegiatan. Memberi perhatian pada tugas
dan kebutuhan peserta didik. Kulminasi dapat berupa laporan, rangkuman,
mendemostrasikan, dan lainnya.
3. Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar
Keterampiilan ini memungkinkan guru membantu peserta diidik untuk maju tanpa
mengalami frustasi. Cara yang bisa dilakukan ialah memberi penguatan dan
mengembangkan supervisi. Penguatan diberikan apabila peserta didik dapat
melakukan hal yang diinginkan sehingga pembelajaran lebih bermakna. Supervisi
dilaksanakan diawal, selama proses, dan akhir kegiatan pembelajaran. Apabila guru
menemukan peserta didik yang kesulitan guru harus melakukan tindakan sedini
mungkin. Sedangkan supervisi diakhir dilakukakan untuk mengetahui seberapa jauh
peserta didik mencapai tujuan yang diharapkan dan seberapa siap mereka
menyerahkan hasil pekerjaannya.
4. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran
Keterampilan ini mencakup bantuan kepada peserta didik untuk:
a. Menetapkan tujuan
Dengan cara berdiskusi atau menyediakan bahan-bahan yang menarik untuk
dipelajari
b. Merencanakan kegiatan pembelajaran
Guru melibatkan peserta didik dalam merencanakan kegiatan pembelajaran yang
mencakup kriteria keberhasilan, langkah-langkah, waktu, dan bahan yang diperlukan.
18
c. Memberikan nasihat
Dalam hal ini guru harus memberikan nasihat atau saran-saran yang memungkinkan
peserta didik mampu mengatasi masalahnya sendiri
d. Memberikan bantuan dalam menilai hasil belajar
Peserta didik harus diberi kesempatan untuk menilai hasil belajarnya sendiri.
Misalnya dengan meminta peserta didik untuk mencocokan hasil belajarnya dengan
kunci jawaban, atau guru meminta peserta didik untuk saling menilai hasil pekerjaan
temannya.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hakikat mengajar merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh seorang
pengajar, sehingga akan tercapai sebuah pesan dalam bentuk pembelajaran sesuai
dengan pola waktu yang ditentukan. Dan juga hakikat mengajar merupakan segala
sesuatu yang harus dikerjakan sesuai kemampuan dasar mengajar itu sendiri yaitu
keterampilan.
Maka seorang pengajar dan pindidik dituntut untuk memiliki kemampuan dasar
mengajar yaitu Keterampilan. i
1. i
Burnawi & Moh. Arifin,2012,Etika dan Profesi kependidikan, Arr- RuzzMedia,
Jogjakarta
2. http://www.bhataramedia.com/forum/apa-pengertian-hakikat/
3. http://sdnwonoue.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-mengajar-dan-tujuannya.html

More Related Content

What's hot

Laporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah DasarLaporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah Dasaraudiasls
 
Pengaruh detergen thdp prkcmbhan
Pengaruh detergen thdp prkcmbhanPengaruh detergen thdp prkcmbhan
Pengaruh detergen thdp prkcmbhanRizal Fahmi
 
Metode dan teknik pembelajaran bahasa indonesia
Metode dan teknik pembelajaran bahasa indonesiaMetode dan teknik pembelajaran bahasa indonesia
Metode dan teknik pembelajaran bahasa indonesiaFransiska Ista
 
PPT KONSEP DASAR PTK (PENELITIAN TINDAKAN KELAS)
PPT KONSEP DASAR PTK (PENELITIAN TINDAKAN KELAS)PPT KONSEP DASAR PTK (PENELITIAN TINDAKAN KELAS)
PPT KONSEP DASAR PTK (PENELITIAN TINDAKAN KELAS)Rudi Salam Sinulingga
 
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Arif Winahyu
 
Makalah strategi, metode, media pkn di sd
Makalah strategi, metode, media pkn di sdMakalah strategi, metode, media pkn di sd
Makalah strategi, metode, media pkn di sdhanazawa Herozui
 
1. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 2013
1. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 20131. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 2013
1. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 2013Drs Sukarma
 
Bu subari mengajar kelas v di satu sd di daerah pegunungan yang dikelilingi o...
Bu subari mengajar kelas v di satu sd di daerah pegunungan yang dikelilingi o...Bu subari mengajar kelas v di satu sd di daerah pegunungan yang dikelilingi o...
Bu subari mengajar kelas v di satu sd di daerah pegunungan yang dikelilingi o...Aini Sahriza
 
PPT KELAS RANGKAP KELOMPOK 1.pptx
PPT KELAS RANGKAP KELOMPOK 1.pptxPPT KELAS RANGKAP KELOMPOK 1.pptx
PPT KELAS RANGKAP KELOMPOK 1.pptxSintaekaputri2
 
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) TerbaruFormat APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) TerbaruAkang Juve
 
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikapTeknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikapAchmad Anang Aswanto
 
MAKALAH PESAWAT SEDERHANA
MAKALAH PESAWAT SEDERHANAMAKALAH PESAWAT SEDERHANA
MAKALAH PESAWAT SEDERHANANurulAdila14
 
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Agnas Setiawan
 
Hakikat pembelajaran ipa di sd
Hakikat pembelajaran ipa di sdHakikat pembelajaran ipa di sd
Hakikat pembelajaran ipa di sdsafran hasibuan
 
Jenis jenis biaya pendidikan
Jenis jenis biaya pendidikanJenis jenis biaya pendidikan
Jenis jenis biaya pendidikanyayan andrian
 
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)Thufailah Mujahidah
 

What's hot (20)

Makalah guru profesional
Makalah guru profesionalMakalah guru profesional
Makalah guru profesional
 
Laporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah DasarLaporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah Dasar
 
Powerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaranPowerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaran
 
Pengaruh detergen thdp prkcmbhan
Pengaruh detergen thdp prkcmbhanPengaruh detergen thdp prkcmbhan
Pengaruh detergen thdp prkcmbhan
 
Metode dan teknik pembelajaran bahasa indonesia
Metode dan teknik pembelajaran bahasa indonesiaMetode dan teknik pembelajaran bahasa indonesia
Metode dan teknik pembelajaran bahasa indonesia
 
PPT KONSEP DASAR PTK (PENELITIAN TINDAKAN KELAS)
PPT KONSEP DASAR PTK (PENELITIAN TINDAKAN KELAS)PPT KONSEP DASAR PTK (PENELITIAN TINDAKAN KELAS)
PPT KONSEP DASAR PTK (PENELITIAN TINDAKAN KELAS)
 
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
 
Makalah strategi, metode, media pkn di sd
Makalah strategi, metode, media pkn di sdMakalah strategi, metode, media pkn di sd
Makalah strategi, metode, media pkn di sd
 
1. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 2013
1. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 20131. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 2013
1. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 2013
 
Bu subari mengajar kelas v di satu sd di daerah pegunungan yang dikelilingi o...
Bu subari mengajar kelas v di satu sd di daerah pegunungan yang dikelilingi o...Bu subari mengajar kelas v di satu sd di daerah pegunungan yang dikelilingi o...
Bu subari mengajar kelas v di satu sd di daerah pegunungan yang dikelilingi o...
 
PPT KELAS RANGKAP KELOMPOK 1.pptx
PPT KELAS RANGKAP KELOMPOK 1.pptxPPT KELAS RANGKAP KELOMPOK 1.pptx
PPT KELAS RANGKAP KELOMPOK 1.pptx
 
TEST DIAGNOSTIK
TEST DIAGNOSTIKTEST DIAGNOSTIK
TEST DIAGNOSTIK
 
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) TerbaruFormat APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
 
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikapTeknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
 
MAKALAH PESAWAT SEDERHANA
MAKALAH PESAWAT SEDERHANAMAKALAH PESAWAT SEDERHANA
MAKALAH PESAWAT SEDERHANA
 
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
 
Hakikat pembelajaran ipa di sd
Hakikat pembelajaran ipa di sdHakikat pembelajaran ipa di sd
Hakikat pembelajaran ipa di sd
 
7. rpp power point
7. rpp power point7. rpp power point
7. rpp power point
 
Jenis jenis biaya pendidikan
Jenis jenis biaya pendidikanJenis jenis biaya pendidikan
Jenis jenis biaya pendidikan
 
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
 

Similar to Keterampilan Mengajar

Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranJabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranRizki septa wiratna
 
Buku 3 (Wariki)
Buku 3 (Wariki)Buku 3 (Wariki)
Buku 3 (Wariki)WARIKI
 
8 keterampilan dasar mengajar
8 keterampilan dasar mengajar8 keterampilan dasar mengajar
8 keterampilan dasar mengajarJeny Hardiah
 
STRATEGI_PEMBELAJARAN_DI_SD.docx
STRATEGI_PEMBELAJARAN_DI_SD.docxSTRATEGI_PEMBELAJARAN_DI_SD.docx
STRATEGI_PEMBELAJARAN_DI_SD.docxUpiHambuku
 
keterampilan dasar mengajar
keterampilan dasar mengajarketerampilan dasar mengajar
keterampilan dasar mengajarsitisarahsumarn
 
ketrampilan dasar mengajar
ketrampilan dasar mengajarketrampilan dasar mengajar
ketrampilan dasar mengajarsitisarahsumarn
 
Makalah keterampilan dasar_mengajar_pertama
Makalah keterampilan dasar_mengajar_pertamaMakalah keterampilan dasar_mengajar_pertama
Makalah keterampilan dasar_mengajar_pertamaiskawia
 
Bab 1 modul i membuka pembelajaran(2)
Bab 1 modul i membuka pembelajaran(2)Bab 1 modul i membuka pembelajaran(2)
Bab 1 modul i membuka pembelajaran(2)PratiwiKartikaSari
 
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docxPERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docxFLORENCIACAROLINEAUR
 
Makalah Ketrampilan dasar mengajar
 Makalah Ketrampilan dasar mengajar Makalah Ketrampilan dasar mengajar
Makalah Ketrampilan dasar mengajarSuci Lintiasri
 
Guru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan KompetenGuru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan KompetenJoko Prasetiyo
 
Makalah kompetensi profesional guru
Makalah kompetensi profesional guruMakalah kompetensi profesional guru
Makalah kompetensi profesional guruIkhwan Mutaqin
 

Similar to Keterampilan Mengajar (20)

Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranJabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
 
Guru profesional
Guru profesionalGuru profesional
Guru profesional
 
Buku 3 (Wariki)
Buku 3 (Wariki)Buku 3 (Wariki)
Buku 3 (Wariki)
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
8 keterampilan dasar mengajar
8 keterampilan dasar mengajar8 keterampilan dasar mengajar
8 keterampilan dasar mengajar
 
Cbr profesi
Cbr profesiCbr profesi
Cbr profesi
 
Punya aku
Punya akuPunya aku
Punya aku
 
STRATEGI_PEMBELAJARAN_DI_SD.docx
STRATEGI_PEMBELAJARAN_DI_SD.docxSTRATEGI_PEMBELAJARAN_DI_SD.docx
STRATEGI_PEMBELAJARAN_DI_SD.docx
 
keterampilan dasar mengajar
keterampilan dasar mengajarketerampilan dasar mengajar
keterampilan dasar mengajar
 
ketrampilan dasar mengajar
ketrampilan dasar mengajarketrampilan dasar mengajar
ketrampilan dasar mengajar
 
Makalah keterampilan dasar_mengajar_pertama
Makalah keterampilan dasar_mengajar_pertamaMakalah keterampilan dasar_mengajar_pertama
Makalah keterampilan dasar_mengajar_pertama
 
Bab 1 modul i membuka pembelajaran(2)
Bab 1 modul i membuka pembelajaran(2)Bab 1 modul i membuka pembelajaran(2)
Bab 1 modul i membuka pembelajaran(2)
 
Tugas 3 (tasya 2 e)
Tugas 3 (tasya 2 e)Tugas 3 (tasya 2 e)
Tugas 3 (tasya 2 e)
 
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docxPERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
 
Makalah Ketrampilan dasar mengajar
 Makalah Ketrampilan dasar mengajar Makalah Ketrampilan dasar mengajar
Makalah Ketrampilan dasar mengajar
 
Guru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan KompetenGuru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan Kompeten
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Peran guru ipa
Peran guru ipaPeran guru ipa
Peran guru ipa
 
Makalah kompetensi profesional guru
Makalah kompetensi profesional guruMakalah kompetensi profesional guru
Makalah kompetensi profesional guru
 

Recently uploaded

demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 

Recently uploaded (20)

demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 

Keterampilan Mengajar

  • 1. MAKALAH KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Profesi Kependidikan Dosen Pengampu : Sriyamto Dr. DISUSUN OLEH : Aulia Agustin 037117087 Kelas : 2 D PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR
  • 2. i KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Keterampilan dasar Mengajar mata kuliah Profesi Kependidikan. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Keterampilan dasar Mengajar ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca. Bogor, 17 Maret 2018
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...........................................................................................................................i DAFTAR ISI .......................................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................1 1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................2 1.3 Tujuan ..............................................................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................................3 2.1 Hakikat Mengajar ............................................................................................................................3 2.2 Keterampilan Dasar Mengajar .........................................................................................................4 A. Keterampilan Bertanya .............................................................................................................4 B. Keterampilan Memberi Penguatan ...........................................................................................8 C. Keterampilan Menggunakan Variasi..........................................................................................11 D. Keterampilan Menjelaskan .......................................................................................................14 E. Keterampilan Membuka Dan Menutup Pelajaran ....................................................................17 F. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil...............................................................19 G. Keterampilan Mengelola Kelas ................................................................................................20 H. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil & Perorangan ...........................................................22 BAB III PENUTUP.................................................................................................................................24 3.1 Kesimpulan
  • 4. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengajar merupakan proses yang komplek, tidak sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa, banyak kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada siswa. Mengajar merupakan satu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat. Berhasilnya pendidikan pada siswa sangat bergantung pada pertanggung jawaban guru dalam melaksanakan tugasnya. Mengajar merupakan suatu perbuatan atau pekerjaan yang bersifat unik tetapi sederhana. Dikatakan unik karena hal itu berkenaan dengan manusia yang belajar yakni siswa, dan yang mengajar, yakni guru, dan berkaitan erat dengan manusia di dalam masyarakat yang semuanya menunjukkan keunikkan. Keterampilan dasar mengajar merupakan satu keterampilan yang menuntut latihan yang terprogram untuk dapat menguasainya. Penguasaan terhadap keterampilan ini memungkinkan guru mampu mengelola kegiatan pembelajaran secara lebih efektif. Keterampilan dasar mengajar bersifat generik, yang berarti bahwa keterampilan ini perlu dikuasi oleh semua guru, baik guru TK, SD, SMP, SMA maupun dosen di perguruan tinggi. Dengan pemahaman dan kemampuan menerapkan keterampilan dasar mengajar secara utuh dan terintegrasi, guru diharapkan mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Keterampilan mengajar bagi seorang guru adalah sangat penting kalau ia ingin menjadi seorang guru yang profesional, jadi di samping harus menguasai substansi bidang studi yang diampu, keterampilan dasar mengajar juga adalah merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Dan juga keterampilan merupakan bagaimana cara untuk memecahkan suatu kebuntuan, kebuntuan disini dimaksudkan yaitu seorang guru dapat menghadapi persoalan yang dihadapi antara guru dan murid, dan pada saat pembelajaran jangan sampai kehabisan materi sebelum kelas selesai.
  • 5. 1 Terdapat beberapa keterampilan dasar mengajar yang dianggap penting dalam menentukan proses keberhasilan pembelajaran yaitu, 1. Ekspresi wajah atau mimik 2. Body language atau gerak tubuh saat mengajar 3. Artikulasi, dan 4. Kewibawaan 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapat rumusan masalah sebagai berikut. 1. Apa itu Hakikat Mengajar ? 2 Apa saja Keterampilan dasar seorang guru ? 1.3 Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui apa itu hakikat mengajar 2. Untuk mengetahui apa saja keterampilan dasar seorang guru.
  • 6. 1 BAB II PEMBAHASAN 2.1 HAKIKAT MENGAJAR Hakikat berasal dari kata Bahasa Arab yang berarti pokok atau inti. Secara etimologi, hakikat merujuk pada pengertian inti dari sesuatu atau bisa juga puncak atau sumber dari segala sesuatu. Dengan kata lain, hakikat adalah sebagai ungkapan untuk menunjukkan makna yang sebenarnya dan paling mendasar dari suatu benda, kondisi, ataupun pemikiran. Mengajar merupakan proses yang komplek, tidak sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa, banyak kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada siswa. Mengajar merupakan satu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat. Berhasilnya pendidikan pada siswa sangat bergantung pada pertanggung jawaban guru dalam melaksanakan tugasnya. Hakikat mengajar merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan, sehingga akan tercapai sebuah pesan dalam bentuk pembelajaran sesuai dengan pola waktu yang ditentukan. Dan juga hakikat mengajar merupakan segala sesuatu yang harus dikerjakan sesuai kemampuan dasar mengajar itu sendiri yaitu keterampilan. Salah satu keterampilan seorang guru adalah dapat membuat atau menstimulasi seorang anak untuk harus selalu berkompetensi. Hakikat mengajar adalah seorang guru atau seorang pendidik harus dituntut untuk bisa mempunyai keterampilan pada saat proses pembelajaran. 2.2 KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR A. Keterampilan Bertanya (Questioning Skills) Keterampilan bertanya adalah suatu pengajaran itu sendiri. Sebab pada umumnya guru dalam pelajarannya selalu melibatkan atau menggunakan tanya jawab.
  • 7. 2 Keterampilan bertanya merupakan ketermpilan yang di gunakan untuk mendapatkan jawaban/baikan dari orang lain. Hamper seluruh proses evaluasi, pengukuran, penilain dan pengujian dilakukan melalui pertanyaan. Dalam proses investigasi, misalnya, pertayaan yang baik akan menuntun kita padaa jawaban yang sesungguhnya. Demikian juga sebaliknya, pertanyaan yang jelek akan menjauhkan kita dari jawaban yang memuaskan (Marno & M. Idris, 2009: 115). Hal ini senada dengan istilah question is knowledge, pengetahuan di bangun dari rasa ingin tahu manusia yang berwujud pertanyaan. Guru harus menciptakan kegiatan bertanya. Guru juga harus melakukan berbagai macam cara dan pendekatan agar peserta didik mau menjawab pertanyaan guru. Kegiatan yang merupakan komunikasi ini sebaiknya tidak di lakukan searah tetapi multi arah antar guru dengan peserta didik dan anatra peserta didik denga peserta didik. Interaksi aktif akan meningkatkan frekuensi berpikir peserta didik sehingga struktur kognitifnya semakin berkembang. Menurut Edi Soegito & Yuliani Nurani (2003: 1.3-1.4), terdapat berbagai tujuan yang menyebabkan guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik di kelas, antara lain : a. Mengembangkan pendekatan cara belajar siswa aktif, sehingga dapat meningkatkan keterlibatan dan partisipasi aktif siswa selama proses pembelajaran berlangsung. b. Menimbulkan keingintahuan sehingga dapat meningkatkan minat dan perhatian siswa terhadap suatu masalah yang sedang dihadapi atau dibicarakan. c. Merangsang fungsi pikir dengan cara mengembangkan pola pikir dan cara berpikir aktif siswa, karena kegiatan berpikir itu sendiri sesungguhnya adalah kegiatan bertanya untuk mencari jawaban sehingga menghasilkan buah pikiran dari seseorang . d. Mengembangkan keterampilan berpikir siswa sehingga dapat menuntun proses berpikir karena pertanyaan yang baik akan membantu siswa menemukan jawaban yang baik pula. e. Memfokuskan perhatian siswa karena pada dasarnya pertanyaan dapat di jadikan alat agara dapat memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang di bahas. f. Menstrukturkan tugas yang akan diberikan melalui pertanyaan yang butuh jawaban atau pengerjaan tugas, dari yang sederhana sampai ke yang lebih kompleks.
  • 8. 3 g. Mendiagnosis kesulitan belajar yang terjadi selama siswa mengikuti proses pembelajaran yang sedang berlangsung. h. Mengomunikasikan harapan yang diinginkan oelh guru dari siswanya, sehingga siswa akan memahami benar kompetensi apa yang di harapkan darinya. i. Merangsang terjadinya diskusi dan memperlihatkan perhatian terhadap gagasan peranan siswa sebagai subjek belajar. Agar tujuan pemberian pertanyaan kepada peserta didik dapat di capai, guru harus bersikap ramah. Sikap ramah guru di tunjukkan dalam penampilan melalui gaya mengajar, suara, ekspresi wajah, dan gerakan badan. Selain itu, pertanyaan yang baik juga dapat menunjang tercapainya tujuan sebuah pertanyaan. Menurut Uzer Usman (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008: 27), pertanyaan yang baik adalah sebagai berikut : 1. Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa. 2. Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan. 3. Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu. 4. Berikan waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan. 5. Berikan pertanyaan kepada seluruh siswa secara merata. 6. Berikan respons yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberaniam siswa untuk menjawab dan bertanya. 7. Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri jawaban yang benar. Dalam pembelajaraan, ada bermacam-macam jenis pertanyaan yang dapat di gunakan guru. Ada 4 jenis pertanyaan yang dapat kita gunakan dalam melaksanakan tugas pembelajaran, yaitu : 1. Petanyaan permintaan 2. Pertanyaan mengarahkan 3. Pertanyaan yang bersifat menggali 4. Pertanyaan retoris
  • 9. 1 Selain itu, ada juga pertanyaan inventori yang terdiri atas tiga jenis, yaitu : 1. Pertanyaan mengungkapkan perasaan 2. Pertanyaan yang mengiring siswa untuk mengidentifikasi pola-pola perasaan, pikiran, dan perbuatan 3. Pertanyaan yang menggiring peserta didik untuk mengidentifikais akibat-akibat perasaan, pikiran, dan perbuatan ( Hamid Darmadi, 2010: 2) Berdasarkan taksonomi Blloom yang telah direvisi oleh Andreson & Krathwolf, ada 6 jenis pertanyaan, yaitu : 1. Pertanyaan meningatkan 2. Pertanyaan pemahamaan 3. Pertanyaan penerapaan 4. Pertanyaan analisis 5. Pertanyaan evaluasi 6. Pertanyaan penciptaan Berdasarkan luas sempitnya sasaran, ada 2 jenis pertanyaan, yaitu : 1. Pertanyaan sempit (narrow question) 2. Pertanyaan luas (broad question) Berdasarkan variasi pertanyaan yang akan di ajukan, keterampilan bertanya dapat digolongkan ke dalam dua bentuk pertanyaan, yaitu : keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjutan. Keterampilan bertanya dasar ialah kemampuan
  • 10. 2 guru dalam mengajukan pertanyaan untuk mengetahui daya ingat peserta didik. Contohnya : apa, dimana, kapan, siapa, dan berapa. Komponen-komponen keterampilan bertanya dasar ialah sebagai berikut : 1. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat 2. Pemberian acuan 3. Pemusatan 4. Pemindalan giliran 5. Penyebaran : a. Pertanyaan ke seluruh kelas b. Pertanyaan ke peserta didik tertentu c. Menyebarkan respon peserta didik 6. Pemberian waktu berpikir 7. Pemberian tuntunan : a. Pengungkapan pertanyaan dengan cara lain b. Mengajukan petanyaan lain yang lebih sederhana c. Mengulangi penjelasan-penjelasan sebelumnya Keterampilan bertanya lanjutan ialah kemampuan bertanya seorang guru dalam pembelajan untuk mengetahui kemampuan berpikir peserta didik yang lebih kompleks. Pertanyaa lanjutan menuntut peserta didik dari sekedar meningat fakta, dalil, ataun konsep ke aspek berpikir menerapkan, menganalisis, dan mensisntesis, serta mengevaluasi, seperti pertanyaan mengapa, bagaimana caranya, dan bagaimana pengaruhnya. Komponen-komponen bertanya lanjutan meliputi :
  • 11. 3 1. Pengubahan tuntunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan a. Ingatan b. Pemahaman c. Penerapan d. Analisis e. Sintesis f. Evaluasi 2. Ururtan pertanyaan 3. Pertanyaan pelacak a. Klasifikasi b. Pemberian alasan c. Kesepakatan pandangan d. Ketepatan e. Relevan f. Contoh g. Jawaban kompleks
  • 12. 1 4. Mendorong terjadinya interaksi antar peserta didik Dalam menggunakan keterampilan bertanya, guru harus memperhatikan prinsip- prinsip kehangatan dan antusiasme serta beberapa hal yang harus dihindari. Kehangatan harus di bangun guru dalam menjalin hubungan dengan peserta didik agar peserta didik tidak takut dalam menjawab pertanyaan. Selain itu, guru juga harus memiliki antusiasme dalam menyampaikan pertanyaan agar peserta didik menjadi semangat dalam memikirkan jawaban atas pertanyaan yang diberikan. Ada beberapa hal yang harus di hindari guru dalam memberikan pertanyaan kepada peserta didik. Beberapa hal ini akan sangat mempengaruhi efektivitas sebuah pertanyaan. Hal-hal yang harus di hindari oleh guru : 1. Mengulangi pertanyaan sendiri 2. Menjawab pertanyaan sendiri 3. Menggunakan pertanyaan yang memancing jawaban serentak 4. Menggunakan pertanyaan ganda 5. Menentukan peserta didik tertentu untuk menjawabnya B. Keterampilan Memberi Penguatan (Reinforcement Skills) Penguatan ialah respons positif dalam pembelajaran yang diberikan guru terhadap perilau peserta didik yang positif dengan tujuan mempertahankan dan meningkatkan perilaku tersebut. Dapat diartikan pula penguatan ialah respons terhadap suatu tingkah laku yang sengaja di berikan agara tingkah laku tersebut dapat terulang kembali. Penguatan yang diberikan oleh guru merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik. Adapun tujuan menggunakan penguatan adalah : a. Meningkatkan perhatian siswa dalam proses belajar b. Membangkitkan, memelihara, dan meningkatkan motivasi belajar siswa c. Mengarahkan pengembangan berpikir siswa kearah berpikir divergen d. Mengatur dan mengembangkan diri anak dalam proses belajar
  • 13. 2 e. Mengendalikan serta memodifikasi tingkah laku siswa yang kurang positif dan mendorong munculnya tingkah laku yang produktif (Marno & Idris, 2009: 133) Dalam memberikan penguatan, dapat dilakuakan dalam bentuk verbal dan nonverbal. Secra verbal, penguatan diberikan dengan menggunakan bahasa lisan. Secara nonverbal, penguatan diberikan dengan cara mebrikan respons dengan bahasa tubuh. Komponen-komponen keterampilan penguatan adalah sebagai berikut : 1. Penguatan verbal Tanggapan guru yang berupa kata-kata pujian, dukungan, dan pengakuan dapat digunakan untuk memberikan penguatan atas kinerja peserta didik. Peserta didik yang telah mendapatkan penguatan akan merasa bangga dan termotivasi untuk meningkattkan kembali prestasi belajaranya. Penguatan verbal dapat dinyantakan dalam dua bentuk, yaitu melalui kata-kata dan melalui kalimat. Penguatan dalam bemtuk kata-kata berupa: benar, bagus, tepat, bagus sekali, ya, baik dan lain sebagainya. Sedangkan penguatan dalam bentuk kalimat dapat berupa kalimat : a. “ Pekerjaanmu baik sekali “ b. “ Saya senang dengan pekerjaanmu “ c. “ Pekerjaannmu makin lama makin baik “ d. “ Contoh yang kamu berikan tepat sekali “ e. “ Jawaabanmu tepat sekali “ 2. Penguatan nonverbal Penguatan nonverbal dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah sebagai berikut : a. Penguatan berupa mimic atau gerakan badan b. Penguatan dengan cara mendekati c. Penguatan dengan sentuhan
  • 14. 3 d. Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan e. Penguatan berupa symbol atau benda f. Penguatan tidak penuh dan penuh Adapun bermacam-macam cara yang dapat digunakan untuk memberikan penguatan. Diantaranya adalah sebagi berikut 1. Penguatan kepada pribadi tertentu Penguatan kepada pribadi tertentu ialah penguatan yang jelas di berikan kepada salah satu peserta didik, misalnya dengan cara menyebutkan namanya. 2. Penguatan kepada kelompok peserta didik Pemberian penguatan juga dapat di lakukan kelompok peserta didik. Kelompok peserta ddik yang telah menyelesaiakan tugas dengan baik harus diberi penguatan agar kelompok tersebut dapat termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya secara berkelanjutan. 3. Pemberian penguatan dengan cara segera Penguatan dengan cara segara ialah penguatan yang di berikan sesegera mungin setelah muncul respons peserta didik yang diharapkan. 4. Variasi dalam penggunannya Guru hendaknya memberikan penguatan yang bervariasi. Tidak terbatas pada satu jenis saja. Apabila penguatan yang di berikan hanya sejenis saja, akan menimbulkan kebosanan dan lama kelamaan penguatan tersebut tidak akan efektif. Dalam memberikan penguatan, guru harus memperhatikan prinsip-prinsip penggunannya. Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan guru ialah sebagai berikut : a. Kehangatan Penguatan yang diberikan oleh gur harus penuh dengan kehangatan. Kehangatan dapat ditunjukkan melalui cara bersikap, tersenyum, melalui suara dan gerak mimik. Kehangatan akan dapat membuat hubungan baik dan saling mempercayai antara guru dan peserta didik sehingga penguatan diri guru akn diterima dengan positi oleh peserta didik. b. Antusiasme
  • 15. 4 Antusisme merupakan stimulus untuk meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik. Penguatan yang antusias akan menimbulkan kesan sungguh-sungguh dan mantap dihadapan peserta didik. c. Kebermaknaan Inti dari kebrmaknaan adalah peserta didik tahu bahwa dirinya memang layak mendapat penguatan karena tingkah laku dan penampilannya sehingga penguatan tersebut dapat nermakna baginya. Jangan sampai guru memberikan perguatan yang berlebihan dan tidak relevan dengan konteksnya. d. Menghindari penggunaan respons yang negative Teguran dan hukuman berupa respon negatif harus dihindari oleh guru. Respon negatif berupa hinaan, sindiran, dan ejekan harus dihindari karena dapat mematahkan semangat peserta didk. Apabila peserta didik memberikan jawaban yang salah, guru tidak boleh langsung menyalahkannya, misalnya dengan mengatakan, “jawaban kamu salah” namun, sebaiknya guru memberikan pertanyaan tuntutan atau menggunakan sistem pindah gilir kepeserta didik lainnya. C. Keterampilan Menggunakan Variasi (Variation Skill) Variasi dapat diartikan sebagai sesuatu yang lain dari biasanya. Memvariasi berarti mengubah-ubah agar lain dari yang biasanya. Misalnya, seseorang anak muda yang mengganti warna motornya dengan warna yang tidak biasanya atau mengganti bentuk kaca motornya dengan bentuk yang berbeda. Hal itu dilakukan untuk menghindari kejenuhan dari pemandangan yang itu-itu saja. Dengan kata lain, agar tidak membosankan dan tetap menarik. Dalam konteks pembelajaran, guru juga harus terampil menggunakan variasi mengajar agar pengajaran tidak membosankan. Misalnya dengan mengubah-ubah nada suara, mengganti posisi mengajar, dan memberikan kesenyapan. Hal ini dilakukan agar peserta didik tidak bosan dan tetap antusias mengikuti pembelajaran. Jadi, makna variasi disini adalah segala tindakan guru dalam pembelajaran untuk mengatasi kebosanan peserta didik dan menjaga perhatian peserta.
  • 16. 5 Aspek-aspek yang perlu mendapatkan variasi ialah aspek gaya mengajar, aspek penggunaan alat indra, dan aspek interaksi pembelajaran. Secara lebih rinci, berikut komponen-komponen variasi mengajar. 1. Variasi gaya mengajar Variasi gaya mengajar mencakup suara guru, gerak, kesenyapan, perubahan posisi, pemusatan perhatian, dan kontak pandang. a. Variasi suara Suara guru sebaiknya jernih, jelas dan berirama agar informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik. b. Variasi mimik dan gerak Kemampuan guru dalam melakukan perubahan mimik dan perubahan gerak akan mempermudah peserta didik dalam memahami apa yang dimaksud oleh guru. Biasanya ada pesan-pesan yang kurang efektif apabila disampaikan secara verbal, tetapi akan lebih efektif dan bahkan bermakna apabila disampaikan dengan gerak mimik dan gerak badan. c. Kesenyapan (diam sejenak) Setelah penjelasan guru yang berlangsung lama, biasanya akan muncul gejala peserta didik merasa jenuh. Biasanya sebagian peserta didik akan mengobrol dan tidak memperhatikan guru. Oleh karena itu perhatian peserta didik perlu di-refresh agar kembali segar seperti sediakala. Caranya ialah dengan menciptakan suasana senyap atau diam sejenak. Dengan diam sejenak, peserta didik akan mencari tahu mengapa guru tidak melanjutkan penjelasannya. Dengan sendirinya peserta didik yang merasa mengobrol terus akan sadar dan menghentikan perbuatannya. d. Perubahan posisi Artinya, semua bagian kelas harus dapat dikendalikan oleh guru, baik peserta didik yang duduk dibarisan depan maupun peserta didik yang duduk dibangku barisan belakang. Apabila posisi guru hanya di depan dan di tengah saja, peserta didik yang dibangku bagian belakang akan kurang perhatian dari proses pengajaran guru. Oleh
  • 17. 6 karena itu, guru perlu mengadakan variasi dengan mengubah posisi maju-mundur dan depan-belakang. e. Pemusatan perhatian Pemusatan perhatian digunakan guru untuk mengarahkan perhatian peserta didik pada persoalan dalam pembelajaran. Teknik pemusatan secara verbal dilakukan dengan ucapan guru, seperti “dengarkanlah baik-baik” secara nonverbal dapat dilakukan dengan cara menunjuk pada benda, menggerakkan tangan, badan. Namun biasanya teknik pemusatan yang sering digunakan adalah teknik kombinasi yaitu lebih memperjelas arah pemusatan dan mempertegasnya. f. Kontak pandang Guru menjelaskan materi pembelajaran sambil menatap mata peserta didik juga dapat menimbulkan kesan akrab. Dengan demikian, peserta didik akan semakin yakin dengan apa yang disampaikan oleh guru. 2. Variasi penggunaan alat indera Media pembelajaran yang baik adalah media pembelajaran yang paling efektif dalam menunjang tujuan pembelajaran berdasarkan gaya belajar peserta didik. Bagi peserta yang memiliki gaya belajar visual akan mudah mencerna informasi dengan alat indera penglihatannya. Jadi hendaknya peserta didik disuguhkan materi pembelajaran berupa gambar-gambar, poster, grafik, diagram, sketsa, video, dan lain-lain. Apabila peserta didik memiliki gaya belajar auditorial akan mudah mencerna informasi melalui alat indera pendengarannya. Contoh media dan alat bantunya dapat berupa dengan penjelasan guru. Jadi hendaknya peserta didik disuguhkan materi pembelajaran melalui alat peraga atau alat percobaan yang menarik dan menantang. Pola pengalihan penggunaan alat indra dalam kegiatan pembelajaran oleh Edi Soegito & Yuliani Nurani (2003: 4.13), dicontohkan sebagai berikut. a. Mendengarkan-melihat-mendengarkan b. Melihat-mendengarkan-melihat c. Mendengarkan-mencium-mendengarkan d. Mencium-mengdengarkan-mencium 3. Variasi interaksi pembelajaran
  • 18. 7 Kombinasi pola interaksi pembelajaran akan menghasilkan pembelajaran yang menyenangkan karena dapat mengubah bentuk, kegiatan, atau suasana kelas. Pengubahan pola interaksi harus disesuaikan dengan jenis materi. Tujuan pembelajaran, alat, dan media yang digunakan agar proses pembelajaran menjadi berkualitas. a. Interaksi guru-kelompok peserta didik Penggunaan pola ini lebih didominasi oleh guru, sehingga bersifat teacher centered. Misalnya guru berceramah didepan kelas dan peserta didik mendengarkan. b. Interaksi guru-peserta didik Guru menunjuk peserta didik tertentu untuk menjawab pertanyaan atau guru menugasi peserta didik tertentu untuk melakukan suatu kegiatan. c. Interaksi peserta didik-peserta didik Kegiatan pembelajaran yang menggunakan pola interaksi peserta didik bersifat student centered. Guru membagi kelompok kemudian beberapa kelompok diberi permasalahan yang harus didiskusikan. Prinsip prinsip keterampilan variasi yang dapat menjadi pegangan guru. 1. Variasi hendaknya digunakan dengan maksud tertentu yang relevan dengan tujua pembelajaran 2. Variasi diberikan dengan penuh kehangatan dan antusiasme seorang pendidik 3. Penerapan keterampilan variasi harus dilakukan secara wajar dan tidak berlebih- lebihan 4. Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan serta fleksibel sehingga tidak merusak suasana kelas 5. Variasi yang lebih baik ialah variasi yang dicantumkan secara eksplisit dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) D. Keterampilan Menjelaskan Secara gramatikal, kata Menjelaskan mengandung arti membuat jadi jelas. Menjelaskan masalah berarti membuat permasalahan menjadi lebih jelas. Dalam konteks pembelajaran, kegiatan menjelaskan di lakukan oleh guru kepada peserta didik
  • 19. 8 atau sebaliknya sedangkan pesan yang di sampaikannya ialah materi pembelajaran yang sudah direncanakan oleh guru. Oleh karena itu, keterampilan menjelaskan menjadi hal yang sangat penting bagi seorang guru. Guru harus mampu menjelaskan berbagai jenis materi pembelajaran yang di tanyakan atau yang tidak ditanyakan oleh peserta didik. Penjelasan diberikan agar peserta didikmemahami hubungan sebab-akibat, prosedur, prinsip, atau membuat analogi. Keterampilan menjelaskan bukan untuk membuat peserta didik menjadi hafal tetapi membuat peserta didik menjadi mengerti dengan apa yang sedang di pelajari. Ada beberapa tujuan menggunakan keterampilan menjelaskan dalam proses belajar mengajar. Tujuan tersebut antara lain sebagai berikut. 1. Untuk membimbing pikiran peserta didik dalam memahami konsep, prinsip, dalil, dan hokum-hukum yang menjadi bahan pelajaran. 2. Untuk memperkuat struktur kognitif peserta didik yang berhubungan dengan bahan pelajaran. 3. Membantu peserta didik dalam memecahkan masalah. 4. Membantu memudahkan peserta didik dalam mengasimilasi dan mengakomodasikan konsep. 5. Mengomunikasikan ide dan gagasan kepada peserta didik. 6. Melatih peserta didik mandiri dalam mengambil keputusan. 7. Melatih peserta didik berfikir logis apabila penjelasan guru kurang sistematis. Komponen menjelaskan terdiri atas perencanaan dan penyajian penjelasan. Penjelasan yang efektif harus di recanakan dengan matang dan di sajikan dengan Teknik-teknik yang tepat. 1. Perencanaan Penjelasan yang diberikan guru harus direncanakan dengan baik. Ada dua hal yang harus di perhatikan guru agar penjelasannya menjadi efektif, yaitu isi materi dan kondisi peserta didik.
  • 20. 9 a. Isi materi meliputi analisis masalah secara keseluruhan menentukan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang di kaitkan dan penelaahan hal-hal yang dapat digunakan dalam menjelaskan. Masalah yang dijelaskan harus di analisis secara keseluruhan. Apabila ada yang sulit dipahami, maka harus di cari maknanya. Penentuan jenis hubungan antara unsur-unsur, misalnya berupa perbedaan sifat saling menunjang, sebab-akibat,dll. Penelaahan hal-hal yang dapat digunakan dalam menjelaskan misalnya dengan menggunakan cara berfikir induktif dan deduktif untuk mengetahui kalimat utama dalam alinea. b. Kondisi peserta didik. Guru hendaknya memerhatikan perbedaan individual setiap peserta didik, baik itu dalam aspek usia, tugas perkembangan, jenis kelamin, kemampuan kesiapan peserta didik, ketertarikan, latar belakang social budaya, bakat maupun lingkungan belajar peserta didik. 2. Penyajian penjelasan Setelah perencanaan dilakukan dengan baik, guru harus menyajikan penjelasan dengan teknik-teknik yang tepat agar mudah dimengerti oleh peserta didik. Teknik-teknik yang tepat di terapkan dengan cara mengembangkan komponen-komponen keterampilan menjelaskan berikut. a. Orientasi atau pengarahan. Dengan orientasi atau pengarahan berarti mengantarkan peserta didik pada pokok bahasan yang akan disampaikan. Misalnya, mengarahkan peserta didik pada karangan pembahasan yang akan di pelajari. Dengan begitu, peserta didik menjadi tahu kemana arah pembelajaran yang akan dilangsungkan. b. Bahasa yang sederhana. Penjelasan yang diberikan dengan Bahasa yang mudah dimengerti oleh peserta didi. Bahasa yang mudah dimengerti ialah Bahasa yang lancar, tidak berbelit-belit, tidak menggunakan istilah teknis, dan tidak menggunakan tempo. Sering dijumpai orang yang suka menggunakan kata-kata: eh,anu,apa itu. Guru harus menghindari kata-kata yang tidak perlu disebut. Selain itu, Bahasa yang mudah dimengerti ialah Bahasa yang tidak berbelit-belit. Selain itu guru juga perlu menghindari istilah-istilah teknis yang tidak dimengerti peserta
  • 21. 10 didik. Kemudian dalam menjelaskan, sedapat mungkin guru menghindari kata- kata seperti: kira-kira, barang kali, mungkin saja, bisa juga, dll. c. Penggunaan contoh atau ilustrasi. Penjelasan sebaiknya di sertai contoh dan ilustrasi agar menarik peserta didik komplek yang sulit dan dapat diterima oleh peserta didik dengan mudah apabila dijelaskan dengan contoh yang konkret dan ilustrasi yang sering terjadi dalam kehidupan peserta didik. Ada dua pola yang dapat dilakukan guru untuk memberikan contoh berbagai jenis materi pembelajaran. Yaitu dengan cara, memberikan contoh-contoh terlebih dahulu baru menyampaikan konsep materi. Cara seperti ini disebut dengan cara induktif. Selain itu, ada pula yang menyampaikan konsep terlebih dahulu lalu dilanjutkan memberikan contoh-contohnya. Cara seperti itu disebut cara deduktif. Pemilihan pola induktif dan deduktif ditentukan oleh jenis materi, usia, dan latar belakang pengetahuan peserta didik. Cara ini dimulai dengan menyampaikan konsep kemudian dilanjutkan dengan contoh-contohnya lalu dijelaskan konsep lagi sebagai penguatan atas apa yang telah disampaikan sebelumnya. d. Pemberian tekanan. Sering kali guru berbicara Panjang lebar tetapi peserta didik tidak tahu intinya dari maksud yang dibicaraka. Guru perlu membuat penekanan pokok-pokok yang sedang dibicarakan agar peserta didik paham dengan apa yang sedang dibahas. Ada du acara yang dilakukan guru untuk memberikan penekanan, yaitu menggunakan variasi mengajar dan membuat struktur sajian. Variasi mengajar, misalnya dengan mengubah intonasi suara disertai mimik dan gerak fisik. Membuat struktur sajian, misalnya memberikan informasi untuk mengarahkan perhatian peserta didik kepada tujuan utama sajian, misalnya dengan membuat ikhtisar dan pengulangan dan pengulangan. e. Umpan balik. Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukan pemahaman, keraguan, dan ketidak mengertian mereka. Misalnya, guru meminta peserta didik menjelaskan kembali apa yang sudah disampaikan, dan guru meminta peserta didik menyebutkan contoh-contoh yang berbeda.
  • 22. 11 Agar penjelasan guru dapat bermakna bagi peserta didik, berikut beberapa prinsip yang dapat dijadikan pegangan dalam memberikan penjelasan. 1. Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, atau akhir bergantung keperluan, atau dapat juga diselingi dengan tanya jawab. 2. Penjelasan harus harus relavan dengan tujuan pembelajaran. 3. Penjelasan diberikan bila ada pertanyaan dari peserta didik atau direncanakan oleh guru sebelumnya. 4. Penjelasan materi harus bermakna bagi peserta didik. 5. Penjelasan harusb di sesuaikan dengan latar dan kemampuan peserta didik. E. Keterampilan Membuka Dan Menutup Pembelajaran Membuka dan menutup pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan guru agar pembelajar menjadi bermakna, perlu di ketahui bahwa kegiatan yang berupa mengabsen peserta didik, meyiapkan mereka, meminta peserta didik membuka buku, dan menyampaikan pengumuman hakikatnya bukanlah kegiatan membuka pembelajaran. Hakikat pembuka pelajaran adalah usaha yang dilakukan guru dalam pembelajaran dalam menciptakaan prakondisi bagi peserta didik agar mental maupun perhatiannya terpusat pada apa yang akan dipelajarinya, sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif pada kegiatan belajar. Jadi, membuka pelajaran merupakan kegiatan yang mengarahkan peserta didik pda materi pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan ialah kegiatan yang memang ada kaitan secara langsung pada materi yang akan di pelajari. Misalnya dengan: (1) Menarik perhatian siswa (2) memotivasi siswa (3) memberikan struktur pembelajaran dengan menunjukan tujuan kompotensi dasar dan indicator hasil pembelajaran atau pokok persoalan yang akan dibahas (4) mengaitkan antara topik yang sudah dikuasai deangan topik baru (5) menanggapi situasi kelas. Membuka pelajaran tidak hanya dilakukan pada setiap awal pelajaaran, tetapi pada setiap awal kegitan atau setiap kali beralih ke hal atau topik baru. Awal kegiatan misalnya akan memulai kegiatan tanya jawab atau mengenal konsep baru. Sementara itu, pembelajaran hakikatnya merupakan kegiatan untuk menyimpulkan kegiatan inti, kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh tetang apa yang
  • 23. 12 telah dipelajari peserta didik, mengetahui tingkat pencapaian peserta didik, dan tingkat keberhasilan guru dalam peroses pembelajaran. Komponen utama keterampilan membuka dan menutup pelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Menarik perhatian peserta didik Guru dapat melakukan variasi gaya mengajar, variasi penggunaan media, dan variasi pola interaksi 2. Menimbulkan motivasi Motivasi peserta didik dibangkitkan dengan menciptakan kehangatan dan antusiasme guru, menimbulkan rasa ingin tahu, dan memperhatikan minat peserta didik. Rasa ingin tahu peserta didik dapat dimunculkan dengan melakukan demostrasi yang membuat peserta didik menjadi penasaran. 3. Memberikan acuan Acuan diberikan agar mengetahui gambaran singkat mengenai topik yang akan dibahas. Cara yang ditempuh dapat dengan mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas, langkah-langkah pelaksanaan, dan memajukan beberapa pertanyaan 4. Membuat kaitan Kaitan anatara pengalaman peserta didik dan materi akan membuat pembelajaran menjdi bermakna. Cara yang bisa dilakukan ialah mengajukan pertanyaan apersepsi dan mengulas singkat pelajaran yang lalu. 5. Meninjau kembali Guru dapat meninjau pemahaman peserta didik terhadap hal-hal yang telah dipelajari. Cara yang bisa dilakukan ialah meminta peserta didik membuat rangkuman atau ringkasan tentang materi sebelumnya. 6. Mengdakan evaluasi penugasan peserta didik Pada setiap akhir kegiatan, guru dapat mengevaluasi peserta didik dengan cara memberikan tugas. Tugas-tugas yang diberikan dapat berupa demonstrasi. Penerapan konsep pada kontes yang berbeda, ekspresi pendapat sendiri, dan tanya jawab secara pengerjaan soal-soal latihan.
  • 24. 13 7. Memberi tindak lanjut Dapat diberikan dalam bentuk pekerjaan rumah, kunjungan atau percobaan. Penerapan keterampilan membuka dan menuntup pelajaran harus dilaksanakan secara efektif sehingga hasil pembelajaran bermakna bagi peserta didik. Oleh karna itu, prinsip-prinsip berikut ini harus diperhatikanoleh setiap guru. 1. Bermakna Agar kegiatan bermakna, kegiatan harus relavan dengan tujuan dan materi pembelajaran yang di sajikan secara sesuai dengan karakteristik peserta didik. 2. Berurutan dan berkesinabungan Kegiatan ini tidak bisa dilakukan secara terpisah-pisah. Keduanya merupakan satu kesatuan yang harus di terapkan secara berurutan dan berkesinambungan 3. Dilakukan di setiap awal dan akhir topik Kegiatan membuka dan menuntup tidak hanya dilakukan diawal dan diakhir pelajaran tetapi dapat dilakukan pada setiap awal dan akhir penggal kegiatan. F. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil Siswa adalah subjek belajar. Pembelajar harus berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus berperan aktif dalam proses pembelajaran. Diskusi kelompok kecil memungkinkan peserta didik untuk belajar secara aktif dengan optimal bersama teman- temannya. Jumlah kelompok kecil berkisar antara 3 sampai 9 orang. Kegiatan ini menimbulkan aktivitas mental dan emosional peserta didik. Hal ini meningkatkan kemampuan interpersonalnya. Tetapi dalam diskusi sering dijumpai peserta didik malah mengobrol dan keluar dari pelajaran. Oleh karena itu, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil merupakan keterampilan yang sangat penting yang harus dikuasi guru. Sebagai salah satu alternatif bentuk pembelajaran (Edi Seogito & Yuliani Nuran, 2003: 74), format diskusi kelompok kecil memiliki manfaat sebagai berikut. 1. Mengembangkan kemampuan berfikir dan berkomunikasi
  • 25. 14 Dalam kelompok kecil, siswa memperoleh kesempatan yang lebih luas untuk menyatakan pendapat, pikiran, atau perasaannya kepada sesama. 2. Menigkatkan disiplin Dalam kelompok, seorang siswa tidak dapat berbuat semaunya tanpa mempertimbangkan kepentingan teman-teman sekelompoknya. Disiplin harus ditegakkan untuk mencapai tujuan kelompok secara maksimal. 3. Meningkatkan motivasi belajar Siswa dapat meningkatkan motivasi dalam belajarnya. Pengetahuan tentang kemajuan diri sendiri dibandingkan dengan teman-teman sekelompoknya merupakan dorongan yang kuat untuk belajar lebih sungguh-sungguh. 4. Mengembangkan sikap saling membantu Pembelajaran dalam bentuk diskusi kelompok kecil memungkin siswa dapat saling mengenal kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Guru harus memanfaatkan hal itu untuk mengembangkan sikap saling membantu. 5. Meningkatkan pemahaman Interaksi tatap muka yang informal yang terjadi dalam kegiatan kelompok memungkinkan para anggotanya secara langsung dapat bertukar pikiran, berbagi pengalaman dan informasi sehingga pemahaman para anggotanya terhadap masalah penting yang sedang dibahas bersama meningkat. Dalam menerapkan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil guru dapat memegang prinsip-prinsipnya sebagai berikut. 1. Anggota kelompok diskusi memiliki kadar pengetahuan yang memadai dan merata terkait dengan masalah yang dibahas 2. Dilaksanakan pada jenjang kelas yang sudah memiliki kemampuan dalam mengungkapkan pendapat secara lisan 3. Topik yang diangkat memang memerlukan pendapat dari orang banyak 4. Dilangsungkan dalam suasana yang paling menghormati
  • 26. 15 G. Keterampilan Mengelola Kelas Pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan dan mengurangi atau mentiadakan tingkah laku yang tidak diinginkan, mengembangkan hubungan interpersonal, dan iklim sosio-emosional yang positif, serta mengembangkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif. (Edi Seogito & Yuliani Nuran, 2003: 8.5). pengelolaan kelas bertujuan: a. Memelihara dan menciptakan kondisi belajar yang optimal b. Mengembalikan kondisi belajar yang optimal c. Menyadari kebutuhan peserta didik d. Merespons secara aktif perilaku peserta didik e. Mengembangkan peserta didik agar bertanggung jawab terhadap tingkah lakunya Komponen yang bersifat preventif ialah komponen yang berhubungan dengan tindakan penciptaan dan pemeliharaan kondisi optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran yang meliputi keterampilan sebagai berikut. 1. Menunjukkan sikap tanggap Guru yang tanggap terhadap aktivitas peserta didik akan menimbulkan kesan bahwa guru hadir bersamanya sebagai pembimbing. 2. Memberi perhatian secara visual dan verbal Perhatian secara visual bisa dalam bentuk pengalihan pandangan atau gerak fisik. Sedangkan secara verbal bisa dalam bentuk penjelasan dan komentar 3. Memusatkan perhatian kelompok Dengan meminta peserta didik untuk mempresentasikan hasil karyanya atau melaporkan hasil yang dicapai 4. Memberi petunjuk yang jelas Sebelum peserta didik melakukan kegiatan belajar 5. Menegur dengan bijaksana Teguran diperlukan untuk mengatasi gangguan yang dibuat oleh seorang atau sekelompok peserta didik. Teguran yang diberikan hendaknya tegas dan jelas, tetapi tidak menyakiti hati peserta didik
  • 27. 16 6. Memberi penguatan Penguatan sangat diperlukan untuk menjaga tingkah laku yang diinginkan dan untuk mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan. Sedangkan komponen kuratif ialah komponen yang berhubungan dengan tindakan untuk mengembalikan kondisi belajar menjadi optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan respons guru untuk menanggulangi berbagai gangguan yang muncul dari peserta didik. Campur tangan yang berlebihan dapat memberikan kesan bahwa guru tidak memerhatikan peserta didik, tetapi hanya ingin berkehendak sesuka hatinya sendiri. Kemudian, hal ini yang harus dihindari ialah kesenyapan/penghentian tanpa alasan. Biasanya penghentian kegiatan mengajar yang tanpa alasan karena guru kehabisan bahan ajar atau kemampuan guru yang terlalu dangkal. Agar kondisi kelas tetap kondusif, setidaknya ada enam prinsip pengelolaan kelas yang harus diperhatikan guru. Enam prinsip tersebut yaitu: 1. Kehangatan dan antusiasme 2. Menghadirkan tantangan 3. Membuat variasi mengajar, variasi media, dan variasi interaksi 4. Keluwesan tingkah laku guru 5. Memberikan penekanan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan peserta didik pada hal-hal yang negatif 6. Penanaman nilai disiplin H. Keterampilan Mengajar Kelompok Dan Perorangan Guru harus mengorganisasikan peserta didik sesuai dengan pokok bahasan, tujuan, kebutuhan peserta didik, waktu, dan alat yang tersedia. Dalam pembelajaran ini guru berperan sebagai organisator kegiatan pembelajaran, motivator peserta didik, fasilitator atau penyedian materi dan kesempatan belajar, konselor, dan sekaligus sebagai peserta kegiatan yang memiliki hak dan kewajiban yang sama dengann peserta lain.
  • 28. 17 Dalam pembelajaran kelompok kecil dan perorangan setidaknya ada empat kelompok keterampilan yang harus dikuasai guru. Kelompok keterampilan yang harus dimiliki guru ialah: 1. Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi Pembelajaran akan bermakna apabila guru mampu mengadakan pendekatan secara pribadi. Pendekatan ini akan membuat hubungan yang memungkinkan peserta didik bebas mengumukakan pendapat atau gagasannya. 2. Keterampilan mengorganisasikan Dapat memberikan orientas umum tentang tujuan, tugas, tata caranya sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Memvariasikan kegiatan. Membentuk kelompok yang tepat. Mengoordinasikan kegiatan. Memberi perhatian pada tugas dan kebutuhan peserta didik. Kulminasi dapat berupa laporan, rangkuman, mendemostrasikan, dan lainnya. 3. Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar Keterampiilan ini memungkinkan guru membantu peserta diidik untuk maju tanpa mengalami frustasi. Cara yang bisa dilakukan ialah memberi penguatan dan mengembangkan supervisi. Penguatan diberikan apabila peserta didik dapat melakukan hal yang diinginkan sehingga pembelajaran lebih bermakna. Supervisi dilaksanakan diawal, selama proses, dan akhir kegiatan pembelajaran. Apabila guru menemukan peserta didik yang kesulitan guru harus melakukan tindakan sedini mungkin. Sedangkan supervisi diakhir dilakukakan untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik mencapai tujuan yang diharapkan dan seberapa siap mereka menyerahkan hasil pekerjaannya. 4. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran Keterampilan ini mencakup bantuan kepada peserta didik untuk: a. Menetapkan tujuan Dengan cara berdiskusi atau menyediakan bahan-bahan yang menarik untuk dipelajari b. Merencanakan kegiatan pembelajaran Guru melibatkan peserta didik dalam merencanakan kegiatan pembelajaran yang mencakup kriteria keberhasilan, langkah-langkah, waktu, dan bahan yang diperlukan.
  • 29. 18 c. Memberikan nasihat Dalam hal ini guru harus memberikan nasihat atau saran-saran yang memungkinkan peserta didik mampu mengatasi masalahnya sendiri d. Memberikan bantuan dalam menilai hasil belajar Peserta didik harus diberi kesempatan untuk menilai hasil belajarnya sendiri. Misalnya dengan meminta peserta didik untuk mencocokan hasil belajarnya dengan kunci jawaban, atau guru meminta peserta didik untuk saling menilai hasil pekerjaan temannya.
  • 30. 19 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Hakikat mengajar merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh seorang pengajar, sehingga akan tercapai sebuah pesan dalam bentuk pembelajaran sesuai dengan pola waktu yang ditentukan. Dan juga hakikat mengajar merupakan segala sesuatu yang harus dikerjakan sesuai kemampuan dasar mengajar itu sendiri yaitu keterampilan. Maka seorang pengajar dan pindidik dituntut untuk memiliki kemampuan dasar mengajar yaitu Keterampilan. i 1. i Burnawi & Moh. Arifin,2012,Etika dan Profesi kependidikan, Arr- RuzzMedia, Jogjakarta 2. http://www.bhataramedia.com/forum/apa-pengertian-hakikat/ 3. http://sdnwonoue.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-mengajar-dan-tujuannya.html