PROPOSAL PENELITIAN
PENGARUH PENERAPAN PENGARUH PENERAPAN PEMBERIAN
PENGUATAN BERUPA MOTIVASI UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PKN
DI SMA NEGERI ULTRA INDRALAYA
1. Latar belakang
Salah satu yang sering sekali dihadapi dalam pendidikan adalah berbagai
masalah atau perilaku anak didik seperti kurangnya kesadaran dan
kepedulian bagi peserta didik dalam belajar maupun dalam mengikuti proses
pembelajaran sehingga hal ini mengakibatkan hasil belajar pada peserta didik
tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pendidik.
Berdasarkan hal tersebut pendidik melakukan berbagai upaya untuk
mewujudkan peserta didik menjadi manusia yang nantinya dapat
melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi serta dapat
bermanfaat bagi masyarakat dan tentunya memiliki akhlak yang mulia,
berwawasan, berpengetahuan, memiliki nilai – nilai yang arif,berbudaya
sesuai dengan apa yang diharapkan.
Hal inilah yang menjadikan motivasi guru dalam tanggung jawabnya
untuk mengoptimalkan tugasnya dalam dunia pendidikan tentunya saat
proses belajar dan pembelajaran, yaitu mengajak siswa agar aktif dan
berpartisipatif , memicu anak agar mau belajar dan mengikuti proses
pembelajaran serta menjadikan anak agar peduli dengan apa yang dijalaninya
dalam pendidikan
Dengan ini guru
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh penerapan pemberian penguatan
berupa motivasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses
pembelajaran pkn di SMA Negeri Ultra Indralaya’’
3. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh penerapan
pemberian penguatan berupa motivasi untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dalam proses pembelajaran pkn di SMA Negeri Ultra Indralaya
4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik itu secara teoritis
maupun secara praktis, yaitu:
4.1 Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu dan
pengetahuan yang berhubungan dengan penerapan penguatan berupa
motivasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran
pkn di sma negeri ultra indralaya
4.2 Secara Praktis
4.2.1 Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan yang
berlebih kepada siswa mengenai penerapan penguatan berupa motivasi untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran pkn di sma
negeri ultra indralaya
4.2.2 Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi guru-guru PKn di
SMA Negeri Ultra Indralaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa
melalui penerapan penguatan berupa motivasi untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dalam proses pembelajaran pkn
Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat memicu dan memacu serta mendukung dalam
menjadikan siswa agar memiliki kesadaran untuk belajar dan mengikuti
proses pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
proses pembelajaran pkn khususnya yang diberlakukan di SMA Negeri
Ultra Inderalaya.
4.2.3 Bagi Peneliti
Dapat dijadikan bekal untuk menjadi tenaga pendidik yang profesional
dengan menerapkan penguatan berupa motivasi untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dalam proses pembelajaran pkn siswa.
5. Tinjauan Pustaka
5.1 Penguatan
5.1.1 Pengertian Penguatan
Penguatan merupakan salah satu keterampilan yang berarti respon
terhadap suatu tingkah laku yang dapata meningkatkan kemungkinan
berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
5.1.2 Rasionel Penguatan
a. penguatan berupa penghargaan dapat berpengaruh positif dalam
kehidupan seseorang yaitu mendorong seseorng memperbaiki tingkah
laku dan meningkatkannya
b. memberi penguatan dalam kegiatan belajar mengajar merupakan
tanda persetujuan guru terhadap tingkah laku siswa yang dinyatakan
dalam bentuk kata – kata memberikan, pujian, senyuman atau
anggukan.
c. Dalam praktek sering ditemukan guru hanya memberi komentar
negatif daripada komentar positif, padahal komentar positif akan
meningkatkan usahanya dan mengembangkan hasil belajarnya
d. Karenanya penguasaan teori dan praktek keterampilan memberi
penguatan, penting sekali dimiliki guru atau calon guru.
5.1.3 Tujuan penguatan
Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai beberapa tujuan
yaitu:
a. Meningkatkan perhatian siswa
b. Membangkitkan dan memelihara motivasi siswa
c. Memudahkan siswa belajar
d. Mengontrol an memodifikasikan tingkah laku siswa yang kurang
positif serta mendorong unculnya tingkah laku yang produktif
5.1.4 Prinsip penguatan
Penggunaan penguatan secara efektif harus memperhatikan tig
aprinsip, yaitu:
a. Kehangatan dan keantusiasan
Prinsip ini muncul pada sikap dan gaya guru termasuk suara,
mimik dan gerakan badan.
b. Kebermaknaan
Penguatan yang diberikan guru kepada siswa bermakna baginya
karena sesuai dengan tingkah laku dan penampilannya
c. Menghindari penggunaan respon yang negatif
Prinsip ini mengingkatkan guru agar respon negatif berupa
komentar beranda menghina atau ejekan yang kasar agar
dihindari karena akan mematahkan semangat siswa untuk
mengembangkan dirinya.
5.1.5 Cara penggunaan penguatan
memberi penguatan dapat dilaksanakan dengan empat cara yaitu:
a. Penguatan kepada pribadi tertentu
Penguatan akan lebih efektif bila penguatan tersebut jelas
ditujukan kepada siswa tertentu dengan menyebut namanya serta
memandang kepadanya.
b. Penguatan kepada kelompok siswa
Penguatan dapat diberikan kepada sekelompok siswa yang telah
menyelesaikan tugas dengan baik
c. Pemberian penguatan dengan segera
Penguatan yang diberikan guru dengan segera setelah munculnya
tingkah laku, diharapkan lebih efektis daripada penguatan yang
ditunda pemberiannya.
d. Variasi dalam penggunaan
Gunakan cara penggunaan dan jenis penguatan yang bervariasi
agar mendorong meningkatkan penampilannya
5.1.6 Komponene keterampilan penguatan
a. Penguatan verbal dapat dinayatakan dalam dua bentuk, yaitu:
1. Kata – kata seperti bagus, benar
2. Kalimat seperti : pekerjaanmu baik sekali
b. Penguatan non verbal
1. Penguatan berupa mimik dan gerakan badan seperti
senyuman, anggukan.
2. Penguatan dengan cara mendekati yaitu mendekatnya gurur
kepada siswa untuk menyatakan perhatian dan kesenangannya
terhadap pekerjaan, tingkah laku atau penampilan siswa.
Penguatan ini berfungsi sebagai usaha memperkuat penguatan
verbal.
3. Penguatan dengan sentuhan yaitu guru dapat menyatakan
persetujuan dan penghargaan terhadap usaha dan penampilan
siswa dengan menepuk – nepuk bahu atau menjabat tangan
siswa yang berprestasi. Cara ini harus digunakan dengan
pertimbangan yang seksama sesuai dengan usia, jenis kelamin
dan latar belakang kebudayaan setempat.
4. Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan
Tugas dan kegiatan yang menyenangkan tersebut harus
berhubungan dengan penampilan yang diberi penguatan.
e. Penguatan berupa simbol atau benda
1. Penguatan berupa simbul seperti tanda (Y),. Komentar
tertulis pada siswa
2. Penguatan berupa benda seperti lencana
Penguatan ini jangan terlalu sering agar tidak menjadi
kebiasaan mengharapkan sesuatu.
f. Penguatan tak penuh
Komponen ini dilakukan bila siswa memberi jawaban hanya
sebagian saja benar, hiindari respon negatif dari jawaban tersebut.
5.2 Motivasi
5.2.1 Pengertian Motivasi
Motivasi adalah
5.2.2 motivasi belajar
motivasi kelakukan manusia merupakan yang sangat luas. Banyak
macam motivasi dan para ahli meneliti tentang bagaimana asal dan
perkembangannya dan menjadi suatu “ daya” dalam mengarahkan
kelakuan seseorang. Motovasi diakui sebagai hal yang sangat penting bai
pelajaran disekolah. Setidaknya anak itu harus mempunyai motivasi untuk
belajar di sekolah. Anak anak kecil tidak semua suka ke sekolah, bahkan
anak – anak yang lebih besar pun ada juga yang sebenarnya kurang
menyukai sekolah, sekalipun mereka tidak membenci segala bentuk
pelajaran. Sebaliknya mempunyai motivasi untuk belajar agara ia dapaa
melakukan sesuatu.
Ada sejumlah tokoh yang meneliti soal motivasi belajar ini. Hewitt
(1986) mengemukakan baha “attentional set” sifat sosial, artinya anak itu
suka bekerja sama dengan anak – anak lain dan dengan guru, ia
mengharapkan penghargaan dari teman – temannya dan mencegah celaan
mereka, an ingin mendapatkan harga dirinya dikalngan kawan sekelasnya.
Ausubel (1968) berpendapat bahwa motivasi yang dikaitkan dengan
motivasi sosial tidak begitu penting dibandingkan dengan motivasi yang
bertaian dengan penguasaan tugas dan keberhasilan. Motivasi serupa ini
bersifat intrinsik dan keberhasilannya akan memberi rasa kepuasan. Selain
itu keberhasilan itu memperingati harga dirinya dan rasa abn
kemampuannya.
Ausebel selanjutnya mengatakan aadanya hubungan antara motivasi
dan belajar. Motivasi bukan merupakan syarat mutlak untuk belajar. Tak
perlu lebih dahulu ditunggu adanya motivasi sebelum kita mengajarkan
sesuatu. Bahkan kita dapat mengabaikan motivasi dan memusatkan
perhatian kepada pengajaran itu sendiri.
Menurut Skinner (1968) msalah motivasi bukansoal memberikan
motivasi, akan tetapi mengataur kondisi belajar sehingga memberikan
reinforcement.
Motivasi yang dianggap lebih tinggi tarafnya daripada penguasaan
tugas ialah “achievement motivation” yakni motivasi untuk mencapai atau
menghasilkan sesuatu. Motivasi ini lebih mantap dan memberikan
dorongan kepada sejumlah besar kegiatan, termasuk yang berkaitan
dengan pelajaran disekolah. McClelland (1965) menyelidiki berbagai hal
yang dapat mempertinggi motivasi ini, misalnya dengan merumuskan
tujuan dengan jelas, mengetahui kemajuan yang dicapai, merasa turut
bertanggung jawab, dan lingkungan sosial yang menyokong.
5.3. Matapelajaran PKn
5.3.1. Pengertian Matapelajaran PKn
Matapelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang ada dalam setiap
jenjang pendidikan dari mulai jenjang pendidikan sekolah dasar hingga
perguruan tinggi, matapelajaran PKn adalah suatu matapelajaran yang
memfokuskan kepada pembentukan karakter peserta didik untuk menjadi
seorang yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air dan untuk
menjadi warga negara yang baik sesuai yang diamanatkan oleh pancasila
dan UUD 1945. Hal ini sesuai dengan Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah yang diterbitkan oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (2006:232) yang menyatakan bahwa:
Matapelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan
matapelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga
negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak
dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia
yang cerdas, terampil dan berkarakter yang dimanatkan
Pancasila dan UUD 1945.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa matapelajaran PKn
adalah matapelajaran yang ditujukan untuk pembentukan warga negara
Indonesia yang baik sesuai yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
5.3.2. Tujuan Matapelajaran PKn
Matapelajaran PKn mempunyai tujuan dalam keberadaannya
disetiap jenjang pendidikan, sebagaimana yang tertuang dalam Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang diterbitkan oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (2006:232) adalah sebagai berikut:
1.Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam
menanggapi isu kewarganegaraan;
2.Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, dan
bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi;
3.Berkembang secara posistif dan demokratis untuk
membentuk diri berdasarkan karakter-karakter Indonesia
agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya;
4.Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam pencaturan
dunia secara langsung atau tidak langsungdengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Berdasarkan beberapa tujuan di atas dapat disimpulkan bahwa
matapelajaran PKn dapat dijadikan sebagai pedoman bagi peserta didik
terkhusus guru sebagai pendidik, pembimbing dan pelatih dalam dunia
pendidikan bahwa dengan matapelajaran PKn kita diharapkan untuk dapat
mengembangkan karakter diri sesuai dengan karakter bangsa Indonesia dan
dapat berpartisipasi aktif untuk bertanggungjawab dalam urusan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
5.3.3. Visi dan Misi Matapelajaran PKn
Matapelajaran PKn memiliki visi dan misi yang hendak dicapai.
Berdasarkan Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah yang diterbitkan
oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (235:2006) visi dan misi
matapelajaran PKn adalah sebagai berikut:
Visi matapelajaran PKn adalah terwujudnya suatu
matapelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan
watak bangsa dan pemberdayaan warga negara. Sedangkan
misi matapelajaran PKn adalah membentuk warga negara
yang baik, yakni warga negara yang sanggup melaksanakan
hak dan kewajibannya dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara sesuai dengan Undang-Undang Dasar tahun 1945.
Hal ini sejalan dengan Kurikulum Depdiknas (2004:3) mengenai visi
dan misi matapelajaran PKn bahwa :
Visi matapelajaran PKn adalah terwujudnya suatu
matapelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan
watak bangsa (national and character building) dan
pemberdayaan warga negara, sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik, yakni warga negara yang memiliki
kesadaran politik, kesadaran hukum dan kesadaran moral.
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan visi dan misi
matapelajaran PKn adalah untuk mewujudkan warga negara yang baik, salah
satu perwujudannya adalah dengan membentuk karakter bangsa yang sesuai
dengan falsafah bangsa Indonesia.
5.3.4. Ruang Lingkup Matapelajaran PKn
Keberadaan matapelajaran PKn disetiap jenjang pendidikan
memiliki ruang lingkup yang berbeda dengan matapelajaran yang
lainnnnya.Berdasarkan Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah yang
diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (2006: 232-234) bahwa
ruang lingkup matapelajaran PKn meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1. Persatuan dan kesatuan bangsa meliputi : Hidup rukun
dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai
bangsa Indonesia, sumpah pemuda, partisipasi dalam
pembelaan negara, sikap positif terhadap negara
kesatuan republik indonesia, partisipasi dalam
pembelaan negara, sikap positif terhadap negara
kesatuan reublik Indonesia, keterbukaan dan jaminan
keadilan;
2. Norma, hukum dan peraturan meliputi: tertib dalam
kehidupan keluarga, tata tertib disekolah, norma yang
berlaku dimasyarakat, peraturan-peraturan daerah,
norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum
dan peradilan internasional;
3. Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak,
hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrument
nasional dan internasional HAM, pemajuan,
penghormatan dan perlindungan HAM;
4. Kebutuhan warga negara meliputi: hidup gotong royong,
harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan
berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan
pendapat,menghargai keputusan bersama, prestasi diri,
persamaan kedudukan warga negara;
5. Konstitusi negara meliputi: proklamasi kemerdekaan
pertama, konstitusi-kontitusi yang pernah digunakan
diindonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi;
6. Kekuasaan dan politik, meliputi: Pemerintah desa dan
kecamatan, pemerintah daerrah dan daerah otonomi,
pemerintah pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya
politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani,
sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi;
7. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar
negara dan ideology negara, proses perumusan Pancasila
sebagai dasar negara, pengalaman nila-nilai pancasila
dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi
terbuka;
8. Globalisasi meliputi: globaisasi dilingkungannya, politik
luar negeri Indonesia diera globalisasi, dampak
globalisasi, hubungan internasional dan organisasi
internasonal, dan mengevaluasi globalisasi.
Dari beberapa uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa ruang
lingkup dari matapelajaran PKn meliputi persatuan dan kesatuan, norma,
hukum dan peratuan lainnya, HAM, kebutuhan warga negara, konstitusi
negara, kekuasaan, Pancasila dan globalisasi.
6. Anggapan Dasar
Dalam melaksanakan penelitiannya seorang peneliti harus
mempunyai sesuatu yang diyakini sebagai tempat awal berpijak dalam
melaksanakan penelitiannya.
Menurut Arikunto (2010:63) “anggapan dasar adalah sesuatu yang
diyakini kebenaran oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang
dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti dalam melaksanakan
penelitiannya.” Sedangkan menurut Winarno Surakhman (dalam Arikunto,
2010: 104) “anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang
kebenarannya diterima oleh penyelidik”.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa anggapan
dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang dipakai
tempat berpijak dalam melaksanakan penelitiannya. Adapun anggapan dasar
dalam penelitian ini adalah:
.

Proposal pkn sela

  • 1.
    PROPOSAL PENELITIAN PENGARUH PENERAPANPENGARUH PENERAPAN PEMBERIAN PENGUATAN BERUPA MOTIVASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PKN DI SMA NEGERI ULTRA INDRALAYA 1. Latar belakang Salah satu yang sering sekali dihadapi dalam pendidikan adalah berbagai masalah atau perilaku anak didik seperti kurangnya kesadaran dan kepedulian bagi peserta didik dalam belajar maupun dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga hal ini mengakibatkan hasil belajar pada peserta didik tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pendidik. Berdasarkan hal tersebut pendidik melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan peserta didik menjadi manusia yang nantinya dapat melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi serta dapat bermanfaat bagi masyarakat dan tentunya memiliki akhlak yang mulia, berwawasan, berpengetahuan, memiliki nilai – nilai yang arif,berbudaya sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal inilah yang menjadikan motivasi guru dalam tanggung jawabnya untuk mengoptimalkan tugasnya dalam dunia pendidikan tentunya saat proses belajar dan pembelajaran, yaitu mengajak siswa agar aktif dan berpartisipatif , memicu anak agar mau belajar dan mengikuti proses pembelajaran serta menjadikan anak agar peduli dengan apa yang dijalaninya dalam pendidikan Dengan ini guru 2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh penerapan pemberian penguatan berupa motivasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran pkn di SMA Negeri Ultra Indralaya’’ 3. Tujuan penelitian
  • 2.
    Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui adanya pengaruh penerapan pemberian penguatan berupa motivasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran pkn di SMA Negeri Ultra Indralaya 4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik itu secara teoritis maupun secara praktis, yaitu: 4.1 Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan penerapan penguatan berupa motivasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran pkn di sma negeri ultra indralaya 4.2 Secara Praktis 4.2.1 Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan yang berlebih kepada siswa mengenai penerapan penguatan berupa motivasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran pkn di sma negeri ultra indralaya 4.2.2 Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi guru-guru PKn di SMA Negeri Ultra Indralaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan penguatan berupa motivasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran pkn Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat memicu dan memacu serta mendukung dalam menjadikan siswa agar memiliki kesadaran untuk belajar dan mengikuti proses pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran pkn khususnya yang diberlakukan di SMA Negeri Ultra Inderalaya. 4.2.3 Bagi Peneliti Dapat dijadikan bekal untuk menjadi tenaga pendidik yang profesional dengan menerapkan penguatan berupa motivasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran pkn siswa. 5. Tinjauan Pustaka 5.1 Penguatan
  • 3.
    5.1.1 Pengertian Penguatan Penguatanmerupakan salah satu keterampilan yang berarti respon terhadap suatu tingkah laku yang dapata meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. 5.1.2 Rasionel Penguatan a. penguatan berupa penghargaan dapat berpengaruh positif dalam kehidupan seseorang yaitu mendorong seseorng memperbaiki tingkah laku dan meningkatkannya b. memberi penguatan dalam kegiatan belajar mengajar merupakan tanda persetujuan guru terhadap tingkah laku siswa yang dinyatakan dalam bentuk kata – kata memberikan, pujian, senyuman atau anggukan. c. Dalam praktek sering ditemukan guru hanya memberi komentar negatif daripada komentar positif, padahal komentar positif akan meningkatkan usahanya dan mengembangkan hasil belajarnya d. Karenanya penguasaan teori dan praktek keterampilan memberi penguatan, penting sekali dimiliki guru atau calon guru. 5.1.3 Tujuan penguatan Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai beberapa tujuan yaitu: a. Meningkatkan perhatian siswa b. Membangkitkan dan memelihara motivasi siswa c. Memudahkan siswa belajar d. Mengontrol an memodifikasikan tingkah laku siswa yang kurang positif serta mendorong unculnya tingkah laku yang produktif 5.1.4 Prinsip penguatan Penggunaan penguatan secara efektif harus memperhatikan tig aprinsip, yaitu: a. Kehangatan dan keantusiasan Prinsip ini muncul pada sikap dan gaya guru termasuk suara, mimik dan gerakan badan. b. Kebermaknaan Penguatan yang diberikan guru kepada siswa bermakna baginya karena sesuai dengan tingkah laku dan penampilannya c. Menghindari penggunaan respon yang negatif
  • 4.
    Prinsip ini mengingkatkanguru agar respon negatif berupa komentar beranda menghina atau ejekan yang kasar agar dihindari karena akan mematahkan semangat siswa untuk mengembangkan dirinya. 5.1.5 Cara penggunaan penguatan memberi penguatan dapat dilaksanakan dengan empat cara yaitu: a. Penguatan kepada pribadi tertentu Penguatan akan lebih efektif bila penguatan tersebut jelas ditujukan kepada siswa tertentu dengan menyebut namanya serta memandang kepadanya. b. Penguatan kepada kelompok siswa Penguatan dapat diberikan kepada sekelompok siswa yang telah menyelesaikan tugas dengan baik c. Pemberian penguatan dengan segera Penguatan yang diberikan guru dengan segera setelah munculnya tingkah laku, diharapkan lebih efektis daripada penguatan yang ditunda pemberiannya. d. Variasi dalam penggunaan Gunakan cara penggunaan dan jenis penguatan yang bervariasi agar mendorong meningkatkan penampilannya 5.1.6 Komponene keterampilan penguatan a. Penguatan verbal dapat dinayatakan dalam dua bentuk, yaitu: 1. Kata – kata seperti bagus, benar 2. Kalimat seperti : pekerjaanmu baik sekali b. Penguatan non verbal 1. Penguatan berupa mimik dan gerakan badan seperti senyuman, anggukan. 2. Penguatan dengan cara mendekati yaitu mendekatnya gurur kepada siswa untuk menyatakan perhatian dan kesenangannya terhadap pekerjaan, tingkah laku atau penampilan siswa. Penguatan ini berfungsi sebagai usaha memperkuat penguatan verbal. 3. Penguatan dengan sentuhan yaitu guru dapat menyatakan persetujuan dan penghargaan terhadap usaha dan penampilan siswa dengan menepuk – nepuk bahu atau menjabat tangan siswa yang berprestasi. Cara ini harus digunakan dengan
  • 5.
    pertimbangan yang seksamasesuai dengan usia, jenis kelamin dan latar belakang kebudayaan setempat. 4. Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan Tugas dan kegiatan yang menyenangkan tersebut harus berhubungan dengan penampilan yang diberi penguatan. e. Penguatan berupa simbol atau benda 1. Penguatan berupa simbul seperti tanda (Y),. Komentar tertulis pada siswa 2. Penguatan berupa benda seperti lencana Penguatan ini jangan terlalu sering agar tidak menjadi kebiasaan mengharapkan sesuatu. f. Penguatan tak penuh Komponen ini dilakukan bila siswa memberi jawaban hanya sebagian saja benar, hiindari respon negatif dari jawaban tersebut. 5.2 Motivasi 5.2.1 Pengertian Motivasi Motivasi adalah 5.2.2 motivasi belajar motivasi kelakukan manusia merupakan yang sangat luas. Banyak macam motivasi dan para ahli meneliti tentang bagaimana asal dan perkembangannya dan menjadi suatu “ daya” dalam mengarahkan kelakuan seseorang. Motovasi diakui sebagai hal yang sangat penting bai pelajaran disekolah. Setidaknya anak itu harus mempunyai motivasi untuk belajar di sekolah. Anak anak kecil tidak semua suka ke sekolah, bahkan anak – anak yang lebih besar pun ada juga yang sebenarnya kurang menyukai sekolah, sekalipun mereka tidak membenci segala bentuk pelajaran. Sebaliknya mempunyai motivasi untuk belajar agara ia dapaa melakukan sesuatu. Ada sejumlah tokoh yang meneliti soal motivasi belajar ini. Hewitt (1986) mengemukakan baha “attentional set” sifat sosial, artinya anak itu suka bekerja sama dengan anak – anak lain dan dengan guru, ia mengharapkan penghargaan dari teman – temannya dan mencegah celaan mereka, an ingin mendapatkan harga dirinya dikalngan kawan sekelasnya. Ausubel (1968) berpendapat bahwa motivasi yang dikaitkan dengan motivasi sosial tidak begitu penting dibandingkan dengan motivasi yang bertaian dengan penguasaan tugas dan keberhasilan. Motivasi serupa ini
  • 6.
    bersifat intrinsik dankeberhasilannya akan memberi rasa kepuasan. Selain itu keberhasilan itu memperingati harga dirinya dan rasa abn kemampuannya. Ausebel selanjutnya mengatakan aadanya hubungan antara motivasi dan belajar. Motivasi bukan merupakan syarat mutlak untuk belajar. Tak perlu lebih dahulu ditunggu adanya motivasi sebelum kita mengajarkan sesuatu. Bahkan kita dapat mengabaikan motivasi dan memusatkan perhatian kepada pengajaran itu sendiri. Menurut Skinner (1968) msalah motivasi bukansoal memberikan motivasi, akan tetapi mengataur kondisi belajar sehingga memberikan reinforcement. Motivasi yang dianggap lebih tinggi tarafnya daripada penguasaan tugas ialah “achievement motivation” yakni motivasi untuk mencapai atau menghasilkan sesuatu. Motivasi ini lebih mantap dan memberikan dorongan kepada sejumlah besar kegiatan, termasuk yang berkaitan dengan pelajaran disekolah. McClelland (1965) menyelidiki berbagai hal yang dapat mempertinggi motivasi ini, misalnya dengan merumuskan tujuan dengan jelas, mengetahui kemajuan yang dicapai, merasa turut bertanggung jawab, dan lingkungan sosial yang menyokong. 5.3. Matapelajaran PKn 5.3.1. Pengertian Matapelajaran PKn Matapelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang ada dalam setiap jenjang pendidikan dari mulai jenjang pendidikan sekolah dasar hingga perguruan tinggi, matapelajaran PKn adalah suatu matapelajaran yang memfokuskan kepada pembentukan karakter peserta didik untuk menjadi seorang yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air dan untuk menjadi warga negara yang baik sesuai yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945. Hal ini sesuai dengan Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (2006:232) yang menyatakan bahwa: Matapelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan matapelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia
  • 7.
    yang cerdas, terampildan berkarakter yang dimanatkan Pancasila dan UUD 1945. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa matapelajaran PKn adalah matapelajaran yang ditujukan untuk pembentukan warga negara Indonesia yang baik sesuai yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. 5.3.2. Tujuan Matapelajaran PKn Matapelajaran PKn mempunyai tujuan dalam keberadaannya disetiap jenjang pendidikan, sebagaimana yang tertuang dalam Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (2006:232) adalah sebagai berikut: 1.Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan; 2.Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi; 3.Berkembang secara posistif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya; 4.Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam pencaturan dunia secara langsung atau tidak langsungdengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Berdasarkan beberapa tujuan di atas dapat disimpulkan bahwa matapelajaran PKn dapat dijadikan sebagai pedoman bagi peserta didik terkhusus guru sebagai pendidik, pembimbing dan pelatih dalam dunia pendidikan bahwa dengan matapelajaran PKn kita diharapkan untuk dapat mengembangkan karakter diri sesuai dengan karakter bangsa Indonesia dan dapat berpartisipasi aktif untuk bertanggungjawab dalam urusan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 5.3.3. Visi dan Misi Matapelajaran PKn Matapelajaran PKn memiliki visi dan misi yang hendak dicapai. Berdasarkan Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah yang diterbitkan
  • 8.
    oleh Badan StandarNasional Pendidikan (235:2006) visi dan misi matapelajaran PKn adalah sebagai berikut: Visi matapelajaran PKn adalah terwujudnya suatu matapelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa dan pemberdayaan warga negara. Sedangkan misi matapelajaran PKn adalah membentuk warga negara yang baik, yakni warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan Undang-Undang Dasar tahun 1945. Hal ini sejalan dengan Kurikulum Depdiknas (2004:3) mengenai visi dan misi matapelajaran PKn bahwa : Visi matapelajaran PKn adalah terwujudnya suatu matapelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and character building) dan pemberdayaan warga negara, sedangkan misinya adalah warga negara yang baik, yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik, kesadaran hukum dan kesadaran moral. Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan visi dan misi matapelajaran PKn adalah untuk mewujudkan warga negara yang baik, salah satu perwujudannya adalah dengan membentuk karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia. 5.3.4. Ruang Lingkup Matapelajaran PKn Keberadaan matapelajaran PKn disetiap jenjang pendidikan memiliki ruang lingkup yang berbeda dengan matapelajaran yang lainnnnya.Berdasarkan Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah yang diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (2006: 232-234) bahwa ruang lingkup matapelajaran PKn meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1. Persatuan dan kesatuan bangsa meliputi : Hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap negara kesatuan republik indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap negara
  • 9.
    kesatuan reublik Indonesia,keterbukaan dan jaminan keadilan; 2. Norma, hukum dan peraturan meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib disekolah, norma yang berlaku dimasyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional; 3. Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrument nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM; 4. Kebutuhan warga negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat,menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga negara; 5. Konstitusi negara meliputi: proklamasi kemerdekaan pertama, konstitusi-kontitusi yang pernah digunakan diindonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi; 6. Kekuasaan dan politik, meliputi: Pemerintah desa dan kecamatan, pemerintah daerrah dan daerah otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi; 7. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideology negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pengalaman nila-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka; 8. Globalisasi meliputi: globaisasi dilingkungannya, politik luar negeri Indonesia diera globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasonal, dan mengevaluasi globalisasi. Dari beberapa uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa ruang lingkup dari matapelajaran PKn meliputi persatuan dan kesatuan, norma,
  • 10.
    hukum dan peratuanlainnya, HAM, kebutuhan warga negara, konstitusi negara, kekuasaan, Pancasila dan globalisasi. 6. Anggapan Dasar Dalam melaksanakan penelitiannya seorang peneliti harus mempunyai sesuatu yang diyakini sebagai tempat awal berpijak dalam melaksanakan penelitiannya. Menurut Arikunto (2010:63) “anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenaran oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti dalam melaksanakan penelitiannya.” Sedangkan menurut Winarno Surakhman (dalam Arikunto, 2010: 104) “anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik”. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang dipakai tempat berpijak dalam melaksanakan penelitiannya. Adapun anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:
  • 11.