Rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran kimia membahas:
1) Materi pokok termokimia yang mencakup konsep ΔH dan jenis-jenis entalpi reaksi.
2) Pendekatan scientific dan model inquiry terbimbing untuk memahami konsep-konsep tersebut.
3) Penilaian pembelajaran meliputi soal latihan dan pengamatan sikap siswa.
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
TERMOKIMIA
1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA Muhammadiyah 1 Pontianak
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Materi Pokok : Termokimia
Alokasi Waktu : 10 x 45 menit (5 Pertemuan)
Pertemuan Ke- : 1 dan 2
A. Kompetensi Inti
“Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, adapun rumusan Kompetensi
Sosial yaitu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia”.
KI-3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif berdasar-kan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerap-kan
pengetahuan prose-dural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minat-nya untuk memecahkan masalah.
KI-4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.4 Memahami konsep ∆H sebagai kalor
reaksi pada tekanan tetap dan
penggunaannya dalam persamaan
termokimia
Pertemuan 1 :
3.4.1 mendeskripsikan konsep ∆H sebagai
kalor reaksi pada tekanan tetap
3.4.2 mendeskripsikan penggunaan konsep
∆H dalam persamaan kimia
3.5 Memahami berbagai jenis entalpi reaksi
(entalpi pembentukan, entalpi pembakaran,
dan lain-lain), hukum Hess dan konsep
energi ikatan
Pertemuan 2 :
3.5.1 mendeskripsikan berbagai jenis entalpi
reaksi ( entalpi pembentukan, entalpi
pembakaran, dan lain-lain)
3.5.2 mendeskripsikan hukum Hess
3.5.3 Mendeskripsikan konsep energi ikatan
4.4 Menggunakan persamaan termokimia
untuk mengaitkan perubahan jumlah
pereaksi atau hasil reaksi dengan perubahan
energi
Pertemuan 4 :
4.4.1 menggunakan persamaan termokimia
untuk mengaitkan perubahan jumlah
pereaksi atau hasil reaksi dengan perubahan
energy
4.5 Menentukan perubahan entalpi
berdasarkan data kalorimetri, entalpi
Pertemuan 3 :
4.5.1 Melakukan dan merancang percobaan
2. pembentukan, atau energi ikatan berdasarkan
hukum Hess
untuk menentukan perubahan entalpi
berdasarkan data kalorimetri, entalpi
pembentukan, atau energi ikatan berdasarkan
hukum Hess
C. Tujuan Pembelajaran
Dengan pendekatan Scientific dengan menggunakan model konstektual (ceramah interaktif),
peserta didik diharapkan dapat memahami konsep ∆H sebagai kalor reaksi pada tekanan tetap
dan penggunaannya dalam persamaan termokimia, serta memahami berbagai jenis entalpi
reaksi (entalpi pembentukan, entalpi pembakaran, dan lain-lain), hukum Hess dan konsep
energi ikatan. dengan teliti, penuh tanggung jawab, kritis, dan bekerjasama.
D. Materi Pembelajaran (terlampir)
Materi pembelajaran yang akan dipelajari yaitu energy dan perubahan energy, perubahan
energy dalam reaksi kimia, entalpi dan perubahan entalpi, hokum Hess, dan Energi ikatan.
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific Approach
Model : Inquiry terbimbing
Metode : Diskusi, Ceramah interaktif
F. Media, Alat, dan Sumber Belajar
1 Media : -
2 Alat/bahan : Papan tulis, spidol
3 Sumber Belajar : Buku Kimia SMA Kurikulum 2013 edisi revisi 2016
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama
No. Kegiatan Rincian
Waktu
(menit)
1. Pendahuluan Peserta didik mengucapkan salam pada saat
guru masuk ruang kelas
Peserta didik berdoa sebelum memulai pelajaran
untuk menumbuhkan sikap religious
Pendidik memeriksa kehadiran siswa
Pendidik memberikan apersepsi dan motivasi
Apersepsi :
Siswa meninjau kembali materi mengenai
minyak bumi yang merupakan sumber energi
yang digunakan sebagai bahan bakar.
Siswa diberikan penjelasan mengenai tujuan
pembelajaran serta cakupan materi ajar
termokimia.
± 10 menit
3. Motivasi :
Siswa diberikan motivasi bahwa dalam isu
energi terbarukan, siswa memiliki kesempatan
untuk menemukan sumber energy tersebut
apabila memahami metode perhitungan efisiensi
bahan yang dipilih menggunakan konsep
termokimia.
Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dipelajari hari ini.
“nah berdasarkan materi yang telah kita pelajari
sebelumnya, maka hari ini kita akan belajar
tentang konsep energy dan perubahannya serta
penggunaannya dalam persamaan termokimia”.
2. Inti Pendidik menjelaskan konsep ΔH,
penggunaannya dalam reaksi kimia serta
hubungannya dengan perubahan energy secara
singkat dan jelas
Peserta didik diminta mengamati dan
menyimak materi yang disampaikan guru
Peserta didik diarahkan untuk bertanya tentang
konsep ΔH (guru menilai rasa ingin tahu siswa)
Peserta didik dan pendidik melakukan tanya
jawab untuk menguji pemahaman yang telah
peserta didik dapatkan
Peserta didik diberikan kesempatan untuk
memberikan tanggapan tentang tanya jawab
yang dilakukan (menyampaikan pendapatnya)
Pendidik memberikan beberapa soal tentang
persamaan termokimia yang dikaitkan dengan
perubahan jumlah pereaksi.
Siswa diberi kesempatan untuk menjawab soal
yang diberikan guru dengan menuliskan
hasilnya di depan
Guru meminta siswa tersebut untuk
menjelaskan hasil yang telah diperoleh kepada
teman yang lainnya
Guru memberikan kesempatan siswa yang
bertanya tentang materi yang telah dipelajari
dan memberikan penjelasan materi yang
ditanyakan siswa
± 70 menit
3. Penutup Siswa diminta menyimpulkan materi yang baru
saja dipelajari
Guru menginformasikan materi pertemuan
selanjutnya
± 10 menit
4. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan
salam
2. Pertemuan Kedua
No. Kegiatan Rincian
Waktu
(menit)
1. Pendahuluan Peserta didik mengucapkan salam pada saat
guru masuk ke ruang kelas
Peserta didik berdoa sebelum memulai
pelajaran untuk menumbuhkan sikap
religious
Pendidik memeriksa kehadiran siswa
Pendidik memberikan apersepsi dan
motivasi
“pertemuan sebelumnya kita sudah
mempelajari tentang entalpi dan
perubahannya, nah masih ada yang ingat
apa itu eltalpi ? dan apa itu perubahan
entalpi serta cara menentukannya ?”.
Pendidik menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dipelajari hari ini
“nah hari ini kita akan melanjutkan materi
sebelumnya, dan hari ini kita akan
membahas jenis-jenis entalpi, hokum hess,
dan energy ikatan”.
± 10 menit
2. Inti pendidik memberikan materi secara singkat
dan jelas tentang jenis-jenis entalpi, hokum
hess dan energy ikatan
Peserta didik diminta mengamati dan
menyimak materi yang disampaikan guru
Peserta didik diarahkan untuk bertanya
bagaimana cara membedakan jenis-jenis
entalpi, serta bagaimana menentukan
energy ikatan suatu persamaan reaksi (guru
menilai rasa ingin tahu siswa)
Pendidik memberikan soal dan meminta
siswa untuk mengerjakan di catatan
masing-masing
Peserta didik diminta untuk menuliskan
hasilnya didepan
Guru meminta siswa yang mengerjakan
soal untuk menjelaskan soal yang diberikan
dengan kaitannya terhadap materi yang
diajarkan
± 70 menit
5. Guru memberikan kesempatan untuk siswa
yang lainnya mengoreksi atau pun menilai
jawaban di depan sudah benar atau belum
(menyampaikan pendapatnya)
3. Penutup Siswa diminta menyimpulkan materi yang
baru saja dipelajari
Guru menginformasikan materi pertemuan
selanjutnya
Guru menutup pelajaran dengan
mengucapkan salam
± 10 menit
H. Penilaian
1. Jenis/Teknik Penilaian
Aspek Pengetahuan : Latihan soal
Aspek Sikap : Sikap siswa selama pembelajaran berlangsung
Aspek Keterampilan : Keterampilan siswa selama pembelajaran
2. Bentuk dan Instrumen (terlampir)
a. Soal latihan
b. Lembar penilaian sikap
c. Lembar penilaian keterampilan
3. Pedoman Penskoran (terlampir)
4. Daftar Lampiran
a. lampiran 1 : Materi Pembelajaran
b. lampiran 2 : Instrumen Penilaian
c. lampiran 3 : Pedoman Penskoran
Mengetahui,
Kepala SMA Muhammadiyah
1 Pontianak
Deni Hamdani, S.Pd.I
NBM. 652.620
Waka Kurikulum
Munziar, ST
NBM.858.166
Pontianak, 14 Agustus 2017
Guru Mata Pelajaran Kimia
....................................
...............................
Catatan Kepala Sekolah:
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
6. LAMPIRAN 1: MATERI PEMBELAJARAN
1. Pertemuan Pertama
TERMOKIMIA
Termokimia adalah bagian dari ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara kalor
(energy panas) dengan reaksi kimia baik yang diserap maupun yang dilepaskan atau proses-
proses yang berhubungan dengan reaksi kimia.
A. Energy dan Perubahan Energi
Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Energi dapat berupa panas dan
dihasilkan dari reaksi kimia. Suatu benda dapat mempunyai energi dalam dua cara, yaitu
energi kinetik dan energy potensial. Sehingga jumlah energi yang dapat dipunyai suatu
benda merupakan jumlah energi kinetik dan energi potensial.
Energi kinetik adalah energi yang dimilki ketika benda bergerak. Sedangkan energi
potensial adalah energi simpanan, yaitu energi yang dipunyai karena benda itu tertarik
atau ditolak oleh benda lain.
Energy-energi tersebut dapat berubah bentuk, misalnya energy kimia dapat berubah
menjadi energy panas atau energy gerak. Sebagai contoh, baterai dapat menggerakkan
jarum jam karena energy yang dihasilkan dari reaksi kimia dalam baterai berubah
menjadi energy listrik dan selanjutnya berubah menjadi energy gerak. Perubahan energy
tersebut tidak berakibat pada hilangnya energy. Hal ini sesuai dengan hokum kekekalan
energy, bahwa energy alam semesta adalah tetap.
B. Perubahan Energi dalam Reaksi Kimia
1) Energy panas dan kalor
Menurut hokum ke-0 termodinamika, energy panas akan berpindah dari benda yang
suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah.
2) System dan lingkungan
Segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian dalam mempelajari perubahan energy
disebut system, sedangkan hal-hal diluar system yang membatasi system dan dapat
mempengaruhi system disebut lingkungan.
Berdasarkan interaksinya dengan lingkungan, system dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a. System terbuka
System terbuka adalah suatu system yang memungkinkan terjadinya perpindahan
kalor dan zat (materi) antara lingkungan dan system.
b. System tertutup
System tertutup adalah suatu system yang memungkinkan terjadinya perpindahan
kalor antara system dan lingkungan, tetapi tidak dapat terjadi pertukaran materi.
c. System terisolasi
System terisolasi merupakan suatu system yang tidak memungkinkan terjadinya
perpindahan kalor dan materi antara system dengan lingkungan.
C. Entalpi dan Perubahan Entalpi
Hampir semua proses yang terjadi pada system reaksi kimia dilakukan pada volume
system dan tekanan luar yang tetap. Jika reaksi kimia berlangsung pada volume tetap,
ΔV = 0, artinya tidak ada kerja (w = PΔV). Jadi, besarnya perubahan energy dalam
adalah sebagai berikut.
ΔE = q – PΔV
= qv
7. Subskrip “v” menunjukkan bahwa reaksi berlangsung pada volume tetap. Walaupun
q bukan fungsi keadaan, tetapi karena pada volume konstan nilainya sama dengan ΔE,
maka seakan-akan q merupakan fungsi keadaan.
Pengkondisian suatu reaksi dengan volume tetap akan merepotkan. Oleh karena berbiaya
tinggi, reaksi kimia lebih banyak dilakukan pada tekanan luar tetap, sehingga perubahan
energy dalam yang terjadi adalah sebagai berikut.
ΔE = q + w
= qp – PΔV
berarti, besarnya perubahan kalor pada tekanan tetap (qp) adalah :
qp = ΔE + PΔV
Dalam termodinamika, dikenal adanya fungsi baru yang disebut dengan entalpi (H),
yang didefinisikan sebagai :
H = E + PV
dengan E adalah energy dalam system, P dan V berturut-turut adalah tekanan dan
volume system. Oleh karena E dan PV merupakan energy dan semuanya merupakan
fungsi keadaan, maka nilai (E + PV) hanya tergantung pada keadaan awal dan keadaan
akhir. Dengan demikian, perubahan entalpi juag hanya tergantung pada keadaan awal
dan keadaan akhir atau merupakan fungsi keadaan.
Untuk setiap proses yang terjadi, perubahan entalpi (ΔH) dinyatakan dengan :
ΔH = ΔE + Δ(PV)
dan untuk proses yang berlangsung pada tekanan tetap, bearti
ΔH = ΔE + PΔV
Oleh karena qp = ΔE + PΔV, maka dapat disimpulakan bahwa perubahan kalor pada
tekanan tetap sama dengan nilai perubbahan entalpi.
qp = ΔH
Jadi, suatu proses reaksi kimia yang belangsung pada tekanan tetap, nilai perubahan
entalpinya (ΔH) adalah sama dengan besar kalor yang dipindahkan system ke
lingkungan atau sebaliknya.
Entalpi merupakan fungsi keadaan. Oleh karena itu, nilai perubahan entalpi
tergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir saja., dan tidak tergantung pada
bagaimana proses perubahan itu terjadi atau jalannya reaksi. Niai perubahan entalpi
(ΔH) suatu system dinyatakan sebagai selisih besar entalpi system setelah mengalami
perubahan, dengan besar entalpi system sebelum perubahan dilakuka, pada tekanan
tetap.
ΔH = Hakhir - Hawal
8. Perubahan entalpi yang menyertai suatu reaksi dipengaruhi oleh jumlah zat, keadaan
fisis dari zat tersebut, suhu, dan tekanan.
1) Reaksi endoterm dan reaksi eksoterm
Reaksi eksoterm merupakan reaksi yang terjadi dengan disertai pelepasan kalor dari
system ke lingkungan atau reaksi yang melepas kalor. Salah satu ciri khas reaksi
eksoterm adalah selama proses reaksi berlangsung, suhu system naik. Sedangkan
Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari
lingkungan ke system, atau secara singkat dapat dikatakan bahwa reaksi endoterm
merupakan reaksi yang sistemnya menyerap kalor.
Pada reaksi eksoterm, kandungan kalor system berkurang atau entalpi sebelum reaksi
lebih besar daripada setelah reaksi : Hawal > Hakhir, sehingga ΔH mempunyai nilai
negative : ΔH < 0.
Hal yang sama terjadi pada reaksi endoterm, dengan : Hawal < Hakhir dan ΔH
mempunyai nilai positif : ΔH > 0.
2) Persamaan termokimia dan diagram energy
Persamaan termokimia merupakan persamaan reaksi yang disertai informasi tentang
jumlah mol zat pereaksi dan hasil reaksi dan perubahan entalpi (ΔH) yang menyertai
reaksi tersebut.
Diagram energy menggambarkan besarnya entalpi zat-zat sebelum reaksi dan entalpi
zat-zat hasil reaksi, serta besarnya perubahan entalpi (ΔH) yang menyertai reaksi
tersebut.
Diagram tingkat energy reaksi eksoterm berupa :
Diagram tingkat enrgy reaksi endoterm berupa :
9. 2. Pertemuan Kedua
Terdapat beberapa jenis entalpi reaksi, yaitu :
a. Perubahan Entalpi Pembentukan Standar (ΔH°f)
Perubahan entalpi pembentukan standar (ΔH°f) yaitu perubahan entalpi yang diperlukan
atau dilepaskan pada pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya pada suhu dan
keadaan standar. Jika tidak diukur pada keadaan standar, perubahan entalpi
pembentukan dinotasikan ΔH°f. Perubahan entalpi pembentukan disebut juga kalor
pembentukan.
Contoh:
Entalpi pembentukan standar natrium klorida membebaskan kalor sebesar 401,9 kJ/mol.
Persamaan termokimianya sebagai berikut.
Na(s) + ½ (g) → NaCI(s) ΔH = -401,9 kJ/mol
b. Perubahan Entalpi Penguraian Standar (ΔH°d)
Perubahan entalpi penguraian standar yaitu perubahan entalpi yang diperlukan atau
dilepaskan pada penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur-unsurnya pada keadaan
standar. Hukum Laplace menyatakan bahwa jumlah kalor yang dilepaskan pada
pembentukan senyawa dari unsur-unsurnya sama dengan jumlah kalor yang diperlukan
pada penguraian senyawa tersebut menjadi unsur-unsurnya. Contoh:
Jika ΔH°f H2O(g) = -285,85 kJ/mol maka ΔH°d H2O (g) = +285,85 kJ/mol.
c. Perubahan Entalpi Pembakaran Standar (ΔH°C)
Perubahan entalpi pembakaran standar yaitu perubahan entalpi yang diperlukan dan
dilepaskan pada pembakaran sempurna 1 mol zat pada keadaan standar.
Contoh:
Pembakaran 1 mol etanoi, membebaskan kalor 1.350 kJ/mol
C2H5OH(ℓ) + 302(g) -> 2CO2(g) + 3H20(g) ΔH = -1.350 kJ/mol
d. Perubahan Entalpi Netralisasi Standar (ΔH°n)
Perubahan entalpi netralisasi standar yaitu perubahan entalpi yang diperlukan atau
dilepaskan untuk menetralkan 1 mol asam oleh basa atau 1 mol basa oleh asam yang
diukur pada keadaan standar.
Contoh:
2NaOH(aq) + H2S04(aq) -> Na2S04(aq)+ 2H20(ℓ)
ΔH reaksi = -200 kJ _kj
ΔH°n NaOH = -200/2mol kJ/mol
H°n H2S04 = -200 kJ
e. Perubahan Entalpi Penguapan Standar (ΔH°vap)
Perubahan entalpi penguapan standar yaitu perubahan entalpi yang diperlukan atau
dilepaskan pada saat 1 mol zat dalam fase cair berubah menjadi fase gas pada keadaan
standar.
Contoh:
H2O(t) -> H2O(g) ΔH°vap = + 44 kJ
f. Perubahan Entalpi Peleburan Standar (ΔH°fus)
Perubahan entalpi peleburan standart yaitu perubahan entalpi yang diperlukan atau
dilepaskan pada saat 1 mol zat fase padat berubah menjadi fase cair pada keadaan
standart.
Contoh: H2O(s) -> H2O(ℓ) ΔH°fus =+6,01 kj
10. g. Perubahan Entalpi Sublimasi Standar (AH°sub)
Perubahan entalpi sublimasi standar yaitu perubahan entalpi yang diperlukan atau
dilepaskan pada saat 1 mol zat fase padat berubah menjadi fase gas pada keadaan
standar.
Contoh:
H2O(S) -> H2O(g) ΔH°sub = +50,01 kJ
AH°sub = ΔH°fus + ΔH°vap
h. Perubahan Entalpi Pelarutan Standar (ΔH°sol)
Perubahan entalpi pelarutan standar yaitu perubahan entalpi yang diperlukan atau
dilepaskan ketika 1 mol zat melarut dalam suatu pelarut pada keadaan standar.
Contoh:
HCI(g) -> HC(aq) ΔH°s0l = -75,14kJ
Hokum Hess
Hokum Hess adalah hokum yang digunakan untuk menentukan besarnya perubahan
entalpi suatu reaksi. Dalam hokum Hess, nilai perubahan entalpi dinyatakan sebagai fungsi
keadaan (ΔH). Menurut hokum ini, karena perubahan entalpi merupakan fungsi keadaan
maka perubahan reaksi kimia akan bernilai sama meskipun langkah-langkah yang
diperlukan untuk menghasilkan hasil reaksi berbeda.
Dengan kata lain, perubahan entalpi suatu reaksi hanya ditentukan oleh keadaan awal dan
keadaan akhir reaksi dan tidak bergantung pada jalannya reaksi.
Perubahan entalpi suatu reaksi kimia merupakan selisih nilai entalpi pembentukan hasil
reaksi dan entalpi pembentukan pereaksi. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut
:
ΔH = ΔHf hasil reaksi – ΔHf pereaksi
Untuk menghasilkan suatu produk hasil reaksi, terkadang melewati beberapa langkah
seperti halnya gambar 1 berikut. Untuk menghasilkan produk C, ada dua cara yaitu dari A
ke C atau dari A ke B kemudian dari B ke C. untuk proses demikian maka berlaku :
11. Energy Ikatan
Reaksi kimia pada dasarnya terdiri dari dua proses. Proses yang pertama adalah
pemutusan ikatan antar-atom dari senyawa yang bereaksi dan selanjutnya proses
penggabungan ikatan kembali dari atom-atom yang terlibat reaksi sehingga membentuk
susunan baru. Proses pemutusan ikatan merupakan proses yang memerlukan kalor
(endoterm), sedangkan proses penggabungan ikatan adalah proses yang membebaskan kalor
(eksoterm).
1) Energy disosiasi ikatan (D)
Energy disosiasi ikatan merupakan energy yang diperlukan untuk memutuskan salah
satu ikatan 1 mol suatu molekul gas menjadi gugus-gugus molekul gas.
Meskipun jeis ikatannya sama, tetapi jika ikatan yang diputuskan berasal dari gugus
yang berbeda, maka diperlukan energy yang berbeda pula.
2) Energy ikatan rata-rata
Energy ikatan rata-rata merupakan energy rata-rata yang diperlukan untuk memutuskan
sebuah ikatan dari seluruh ikatan suatu molekul gas menjadi atom-atom gas.
Tabel 2.1 Energi ikatan rata-rata beberapa ikatan.
Ikatan
Energy ikatan rata-rata
(kJ/mol)
Ikatan
Energy ikatan rata-rata
(kJ/mol)
C-H
C-C
C-O
C-F
C-Cl
C-Br
+413
+348
+358
+485
+328
+276
I-I
C-I
N-O
N-H
N-N
C=C
+151
+240
+201
+391
+163
+614
H-Br
H-H
H-O
H-Cl
F-F
Cl-Cl
Br-Br
+366
+436
+463
+431
+155
+242
+193
C=O
O=O
N≡N
C≡N
C≡C
+799
+495
+941
+891
+839
Energi ikatan dapat digunakan sebagai petunjuk kekuatan ikatan dan kestabilan suatu
molekul. Molekul dan energy ikatan besar berarti ikatan dalam molekul tersebut kuat,
yang berarti stabil. Molekul dengan energy ikatan kecil berarti mudah terurai.
12. LAMPIRAN 2 : INSTRUMEN PENILAIAN
1. Instrumen Penilaian Kognitif
a. Pertemuan 1
1) Jelaskan perbedaan sistem dan lingkungan pada reaksi antara batu kapur dan air
dalam suatu gelas kimia!
2) Tuliskan 4 perbedaan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm!
3) Tuliskan persamaan termokimia untuk reaksi-reaksi berikut:
a) Pada reaksi C3H8(g) dan 5O2(g)dihasilkan 3CO2(g) dan 4H2O(l) serta
membebaskan kalor sebesar 223 kJ.
b) Pada reaksi penguraian 2AgBr(s)menjadi 2Ag(s) dan Br2(l) menyerap kalor
sebesar 99,96 kJ.
b. Pertemuan 2
1) Jelaskan apa yang Anda ketahui mengenai entalpi pembentukan standar ( ). Berikan
contohnya?
2) Jelaskan apa yang Anda ketahui mengenai entalpi penguraian standar ( ). Berikan
contohnya?
3) Jelaskan apa yang Anda ketahui mengenai entalpi pembakaran standar ( ). Berikan
contohnya?
4) Diketahui nilai energi ikatan:
C—C = 348 kJ mol–1
C=C = 614 kJ mol–1
C—H = 413 kJ mol–1
C—Cl = 328 kJ mol–1
H—Cl = 431 kJ mol–1
Tentukan ΔH reaksi C2H4 + HCl → C2H5Cl.
2. Instrumen Penilaian Afektif
No. Nama Siswa
Skor Sikap yang Dinilai
Jumlah
Skor
Kritis Bekerjasama
Bertanggung
jawab
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
4
5
6
7
8
13. 3. Instrumen Penilaian Psikomotorik
No. Nama Siswa
Aspek yang dinilai
Skor totalPenggunaan bahasa
Kecakapan dalam
berbicara
0 1 2 0 1 2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
14. Lampiran 3 : Pedoman Penilaian
1. Rubric Penilaian Aspek Kognitif
a. Pertemuan Pertama
No Soal Jawaban Skor Bobot
1 Sistem adalah zat-zat yang sedang diamati atau bagian
dari alam yang menjadi pusat perhatian. Yang menjadi
sistem yaitu batu kapur dan air karena menjadi zat
yang diamati atau bagian yang menjadi pusat
perhatian. Sedangkan lingkungan adalah segala sesuatu
yang mengelilingi sistem atau sesuatu yang membatasi
sistem. Yang menjadi lingkungan adalah gelas kimia
dan udara sekitarnya karena gelas kimia dan udara
di sekitarnya membatasi sistem.
8 40
2 Reaksi Endoterm Reaksi Eksoterm
Kalor diserap Kalor dilepas
H produk > H reaktan H produk < H reaktan
∆H (+) ∆H (-)
Suhu reaksi turun Suhu reaksi naik
8 40
3 Persamaan termokimianya menjadi:
a. C3H8(g) + 5O2(g) → 3CO2(g) + 4H2O(l)
ΔH = –223 kJ.
b. 2AgBr(s) → 2Ag(s) + Br2(l)
ΔH = +99,96 kJ.
4 20
Total 20 100
b. Pertemuan Kedua
No Soal Jawaban Skor Bobot
1 Entalpi pembentukan standar suatu senyawa menyatakan
jumlah kalor yang diperlukan atau dibebaskan untuk
proses pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-
unsurnya pada keadaan standar/STP (298K, 1 atm).
Contoh:
Na(s) + Cl2(g) → NaCl(s) ΔH = –410,9 kJ
4 20
2 Entalpi penguraian standar suatu senyawa menyatakan
jumlah kalor yang diperlukan atau dibebaskan untuk
proses penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur-
unsurnya pada keadaan standar (298K, 1 atm).
Contoh:
CaO(s) → Ca(s) + O2(g) ΔH = +638 kJ
4 20
3 Entalpi pembakaran standar suatu senyawa menyatakan
jumlah kalor yang diperlukan atau dibebaskan untuk
pembakaran 1 mol zat (unsur atau senyawa) menjadi
unsur-unsurnya pada keadaan standar (298K, 1 atm).
Contoh:
CH4(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(l)
4 20
15. ΔH = –890,37 kJ
4 Energi total pemutusan ikatan (pereaksi):
4 × Ei.C—H = 4 × 413 kJ mol–1
= 1652 kJ mol–1
1 × Ei. C=C = 1 × 614 kJ mol–1 = 614 kJ mol–1
1 × Ei. H—Cl = 1 × 431 kJ mol–1
= 431 kJ mol–1
E.total = 2697 kJ mol–1
Energi total pembentukan ikatan (hasil reaksi):
5× Ei.C—H = 5 × 413 kJ mol–1
= 2065 kJ mol–1
1× Ei.C—C = 1 × 348 kJ mol–1
= 348 kJ mol–1
1 × Ei.C—Cl = 1 × 328 kJ mol–1
= 248 kJ mol–1
E.total = 2741 kJ mol–1
ΔH reaksi = E pereaksi – E hasil reaksi
= (2697 – 2741) kJ mol–1
= –44 kJ mol–1
8 40
Total 20 100
2. Rubric Penilaian Aspek Afektif
No
Aspek yang
Dinilai
Rubrik
1. Kritis
1 : Kurang baik, jika sama sekali tidak menunjukkan sikap kritis
terhadap pembelajaran yang diberikan
2 : Baik, jika sudah menunjukkan sedikit sikap kritis terhadap
pembelajaran yang berlangsung
3 : Sangat baik, jika sudah menunjukkan cukup sikap kritis
terhadap pembelajaran yang berlangsung
2. Berkerja sama
1 : Kurang baik, jika sama sekali tidak menunjukkan sikap
kerjasam dalam pembelajaran
2 : Baik, jika sudah ada menunjukkan sikap kerjasam dalam
pembelajaran tetapi belum ajeg/konsisten
3 : Sangat baik, jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam
pembelajaran secara terus menerus dan ajeg/konsisten
3.
Bertanggung
jawab
1 : kurang baik, jika sama sekali tidak menunjukkan sikap
tanggung jawab terhadap pembelajaran atau tugas yang diberikan
2 : baik, jika sudah menunjukkan sikap tanggung jawab terhadap
pembelajaran namun belum konsisten/ajeg
3 : sangat baik, jika sudah menunjukkan sikap tanggung jawab
dalam pembelajaran dan tugas secara ajeg/konsisten
3. Rubric Penilaian Aspek Psikomotorik
0 : jika tidak menggunakan bahasa yang sopan atau tidak mahir dalam menyampaikan
informasihasil diskusi kelompok.
1 : jika menggunakan bahasa yang sopan namun tidak percaya diri dalam berbicara
atau kurang mahir dalam menyampaikan informasihasil diskusi kelompok secara sistematis.
2 : jika menggunakan bahasa yang sopan atau mahir dalam menyampaikan informas
ihasil diskusi kelompok secara sistematis.
16. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
MATA PELAJARAN KIMIA
OLEH:
IRMA
F1061141038
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2016