5. DEFINISI
• Ablasio Retina adalah pelepasan retina dari lapisan
epitelium neurosensoris retina dan lapisan epitelia
pigmen retina (Donna D. Ignativicius, 1991)
• Ablasio Retina juga diartikan sebagai terpisahnya
khoroid di daerah posterior mata yang disebabkan
oleh lubang pada retina, sehingga mengakibatkan
kebocoran cairan, sehingga antara koroid dan retina
kekurangan cairan (Barbara L. Christensen 1991).
6. Klasifikasi
a. Ablasi Retina Regmatogenosa
b. Abrasi Retina Traksi (tarikan)
c. Ablasi retina eksudasi
7. Etiologi
Masalah mata yang serius dan dapat terjadi pada semuausia
Biasanya terjadi pada orang usia setengah baya atau lebih tua.
Besar kemungkinannya :
Penderita rabun jauh (miopia)
Faktor keturunan
Pukulan yang keras.
Komplikasi, diabetus melitus
Pada usia lanjut (perubahan degeneratif dalam vitreus atau retina),
Malformasi kongenital,
Kelainan metabolisme,
Penyakit vaskuler
Inflamasi intraokuler
Neoplasma.
9. Manifestasi Klinis
• Gejala pertama penderita ini melihat kilatan – kilatan
bintik hitam mengapung dan cahaya. Pada beberapa
penderita lepasnya retina mungkin terjadi tanpa
didahului oleh terlihatnya bintik bintik hitam (floaters)
ataupun kilatan cahaya yang nyata. Dalam hal ini
penderita mungkin menyadari penglihatannya seolah –
olah pinggir. Perkembangan lepasnya retina yang lebih
lanjut akan mengaburkan penglihatan sentral dan
menimbulkan kemunduran penglihatan. Penglihatan
seperti ada lapisan hitam yang menutupi sebagian atau
seluruh pandangan seperti terhalang tirai/bergelombang.
10. Komplikasi
• Infeksi
• Perdarahan
• Ablasio retina kembali, sebagai komplikasi operasi
• Penglihatan yang menurun
• Peningkatan tekanan bola mata
• Glaukoma
• Katarak
11. Penatalaksanaan
• a. Pneumoretinopeksi: operasi singkat untuk melekatkan
kembali retina yang lepas (ablasio retina).
• b. Scleral Buckling: Operasi untuk melekatkan kembali
retina yang lepas.
• c. Vitrektomi: Operasi ini memerlukan alat khusus, ahli
bedah akan melakukan operasi didalam rongga bola
mata untuk membersihkan vitreus yang keruh,
melekatkan kembali vitreus yang mengalami ablasio,
mengupas jaringan ikat dari permukaan retina, dan
tindakan-tindakan lain yang diperlukan
18. Pencegahan
• Gunakan kaca mata pelindung untuk mencegah
terjadinya trauma pada mata.
• Penderita diabetes sebaiknya mengontrol kadar gula
darahnya secara seksama.
• Jika anda memiliki risiko menderita ablasio retina,
periksakan mata minimal setahun sekali, terutama
penderita diabetes.
19. Prognosis
A. Bagi Individu
• Pola aktifitas dan pergerakan tubuh
Pasien ablasio retina post operasi harus banyak beristirahat dan mengurangi aktifitas yang dapat memperburuk kondisi
kesehatannya.
• Pola kognitif dan sensori
Adanya gangguan sensori persepsi visual dapat menimbulkan keluhan kesukaran untuk membaca, melihat, danlain
sebagainya pada diri pasien.
• Pola penanggulangan stress
Emosi dan kondisi psikis pasien ablasio retina akan menjadi labil. Pada pasien akan muncul rasa cemas dan
kekhawatiran akan kehilangan penglihatannya.
• Pola persepsi diri
Kecemasan dapat timbul pada pasien ablasio retina, juga dapat muncul rasa khawatir dan takut akibat penurunan
tajam penglihatannya.
• Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Dengan keadaannya, maka pada pasien ablasio retina dapat timbul perubahan tentang penatalaksanaan kesehatannya
sehingga dapat menimbulkan masalah dalam merawat diri sendiri.
• Pola hubungan inter personal
Dengan kondisi kesehatannya, maka dapat timbul isolasi sosial pada diri pasien.
• Pola tidur dan istirahat
Dengan kondisi psikis yang labil maka pasien dapat mengalami gangguan pola tidur dan istirahat.
20. Prognosis
B. Bagi keluarga
• Dengan sakitnya salah satu anggota keluarga, maka
akan mempengaruhi kondisi psikologis seluruh
anggota keluarga.
• Biaya pengobatan yang mahal, perilaku pasien yang
sulit untuk bekerjasama, kurangnya pengetahuan
anggota keluarga yang lain dalam merawat pasien
juga merupakan masalah tersendiri bagi keluarga.
21.
22. Pengkajian
a. Pengumpulan data
b. Riwayat penyakit sekarang
c. Riwayat penyakit dahulu.
d. Riwayat penyakit keluarga
e. Riwayat psikososial dan spiritual
23. Pengkajian
f. Pola-pola fungsi kesehatan
g. Pemeriksaan diagnostik
h. Pemeriksaan Penunjang
Pola persepsi dan tatalaksana hidup
Pola nutrisi dan metabolisme
Pola aktivitas dan latihan
Pola eliminasi
Pola tidur dan istirahat
Pola persepsi dan kognitif
Pola pesepsi dan konsep diri
Pola hubungan dan peran
Pola reproduksi dan seksual
Pola penanggulangan stress
Anamnesis
Pemeriksaan Oftalmologi
(visus, lapang pandang,funduskopi)
Pemeriksaan laboratoriun
Pemeriksaan Ultrasonografi
Pemeriksaan angiografi fluoresin
24. Diagnosa
a. Pre Operatif
1. Gangguan persepsi sensori penglihatan
2. Cemas
3. Kurang perawatan diri
b. Post Operatif
1. Nyeri akut
2. Resiko infeksi
3. Kurang perawatan diri
25. Intervensi Keperawatan
a. Pre op
1. Gangguan persepsi sensori penglihatan b.d lepasnya retina
*Kriteria Hasil :
• Kooperatif dalam tindakan
• Menyadari hilangnya pengelihatan secara permanen
*Intervensi :
• Kaji dan catat ketajaman pengelihatan
Rasional: Menetukan kemampuan visual
• Kaji deskripsi fungsional apa yang dapat dilihat/tidak.
Rasional: Memberikan keakuratan thd pengelihatan dan perawatan.
• Sesuaikan lingkungan dengan kemampuan pengelihatan.
Rasional: Meningkatkan self care dan mengurangi ketergantungan.
• Kaji jumlah dan tipe rangsangan yang dapat diterima klien.
Rasional : Meningkatkan rangsangan pada waktu kemampuan pengelihatan menurun.
26. Intervensi Keperawatan
2. Cemas b.d kurang pengetahuan
*Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pengetahuan klien bertambah
*Kriteria Hasil :
• Kien tidak gelisah
• Klien tenang
• Klien dapat mengatakan tentang proses penyakit,metode pencegahandan instruksi perawatan di rumah
I*ntervensi :
• Kaji tingkat kecemasan
Rasional : Untuk mengetahui berat ringannya kecemasan klien
• Berikan kesampatan Klien untuk mengungkapkan perasaannya
Rasional : Agar klien mempunyai semangat dan mau empati terhadap perawatan dan pengobatan
• Beri Support pada klien
Rasional : Agar klien mempunyai semangat
• Berikan dorongan spiritual
Rasional : Agar klien kembali menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
• Berikan penkes
Rasional : Agar klien mengerti sepenuhnya tentang penyakit yang dialaminya
• Memberikan kepada pasien untuk menanyakan apa yang tidak diketahui tentang penyakitnya.
Rasional : Mengetahui sejauh mana ketidaktahuan pasien tentang penyakitnya
• Kaji ulang proses penyakit dan harapan yang akan datang
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat menbuat pilihan berdasarkan informasi.
27. Intervensi Keperawatan
3. Kurang Perawatan diri b.d ketidak berdayaan
*Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan perawatan diri pasien terpenuhi
*Kriteria Hasil :
• Kien tidak kotor
• Klien tenang
• Klien merasa nyaman
*Intervensi :
• Bantu klien melakukan hygiene
Rasional : memenuhi perawatan diri klien
• Berikan program perawatan dir pada klien
Rasional : agar perawatan diri klien teratur
• Kontrol hygiene klien dua kali sehari
Rasional : mengetahui perawatan diri klien
• Berikan HE tentang personal hygiene
Rasional : agar klien faham pentingnya perawatan diri.
28. Intervensi Keperawatan
b. POST OP
1. Nyeri akut b.d luka post op
*Tujuan : setelah di lakukan tidakan keperawatan selama 3X24 jam diharapkan nyeri
berkurang atau hilang.
*Kriteria Hasil :
• klien mengatakan nyeri berkurang/hilang
• skala nyeri menurun
• klien tampak rileks
*Intervensi:
• Kaji skala nyeri
Rasional : mengetahui seberapa nyeri yang di alami klien
• Berikan posisi relaks pada pasien.
Rasional : memberikan rasa nyaman kepada pasien
29. Implementasi
a. Pengelolaan penderita sebelum operasi
•Mengatasi kecemasan
•Membatasi aktivitas
•Penutup mata harus selalu dipakai untuk mencegah atau membatasi pergerakan
bola mata
•Pengobatan dengan obat tetes mata jenis midriaticum untuk mencegah akomodasi
dan kontriksi.
b. Pengelolaan penderita setelah operasi
•Istirahatkan pasien (bad rest total) minimal dalam 24 jam pertama.
•Ukur vital sign tiap jam dalam 24 jam pertama.
•Evaluasi penutup mata
•Bantu semua kebutuhan ADL
•Perawatan dan pengobatan sesuai program
30. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang
merupakan tindakan yang kontinu dan melibatkan seluruh tenaga kesehatan
yang terlibat dalam penanganan pasien, termasuk pasien itu sendiri. Pada
tahap ini akan kita ketahui sejauh mana keberhasilan asuhan keperawatan
yang kita laksanakan.
Sedangkan hasil yang kita harapkan adalah :
a. Rasa nyeri pasien berkurang atau hilang sehingga meningkatkan rasa
nyaman.
b. Tidak terjadi infeksi.
c. Pasien dapat memenuhi kebutuhan dirinya sesuai dengan kondisinya.
d. Rasa cemas pasien hilang atau berkurang.
e. Pasien dapat mencapai harga diri yang optimal.
f. Tidak terjadi pencederaan diri.