8. About the cerebral palsy
Manifestasi Klinis
Etiologi
Definisi
Cerebral palsy adalah ensefalopatistatis yang mungkin di definisikan
sebagai kelainan postur dan gerakan non-progresif, sering disertai dengan
epilepsy dan ketidak normalan bicara, penglihatan, dan kecerdasan akibat
dari cacat atau lesi otak yang sedang berkembang. ( Behrman : 1999, hal
67 – 70 )
9. About the cerebral palsy
Manifestasi Klinis
Etiologi
Pranatal
Infeksi yang terjadi pada masa kehamilan, Radiasi sinar, Malformasi Kongenital,
Asfiksia dalam kandungan
Perinatal
Anoreksia/Hipoksia, Perdarahan otak, Prematuritas, Ikterus, Meningitis purulenta
Postnatal
Trauma Kapitis, Infeksi misalnya : meningitis bakterial, abses serebri, tromboplebitis,
ensefalomielitis, Luka Parut pada otak pasca bedah.
Definisi
10. About the cerebral palsy
Manifestasi Klinis
Etiologi
Manifestasi klinik Cerebral palsy bergantung pada lokalisasi dan luasnya jaringan
otak yang mengalami kerusakan, apakah pada korteks serebri, ganglia basalis atau
serebelum. Dengan demikian secara klinik dapat dibedakan 3 bentuk dasar
gangguan motorik pada Cerebral palsy, yaitu : spastisitas, atetosis dan ataksia.
Definisi
12. Pencegahan
CP dapat dicegah dengan jalan menghilangkan
faktor etiologik kerusakan jaringan otak pada
masa prenatal, natal dan post natal.
Kernikterus yang disebabkan “haemolytic
disease of the new born” dapat dicegah
dengan transfusi tukar yang dini
“rhesus incompatibility” dapat dicegah dengan
pemberian “hyperimmun anti D
immunoglobulin” pada ibu-ibu yang
mempunyai rhesus negatif
Pencegahan lain yang dapat dilakukan ialah
tindakan yang segera pada keadaan
hipoglikemia, meningitis, status epilepsi dan
lain-lain.
13. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan mata dan pendengaran segera dilakukan setelah
diagnosis sebral palsi di tegakkan.
2. Fungsi lumbal harus dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan
penyebabnya suatu proses degeneratif. Pada serebral palsi. CSS
normal.
3. Pemeriksaan EKG dilakukan pada pasien kejang atau pada
golongan hemiparesis baik yang disertai kejang maupun yang
tidak.
4. Foto rontgen kepala.
5. Penilaian psikologis perlu dikerjakan untuk tingkat pendidikan
yang dibutuhkan.
6. Pemeriksaan metobolik untuk menyingkirkan penyebab lain dari
reterdasi mental.
17. Pengkajian
Pengkajian yang pelu dilakukan pada anak dengan Cerebral
Palsy yaitu (Suriadi, 2010) :
1) Menilai setiap kunjungan ke posyandu mengenai
keterlambatan perkembangan.
2) Mencatat masalah defisit pada ortopedi, visual, auditori atau
intelektual.
3) Menilai reflek bayi baru lahir, pada anak dengan cerebral
palsy dapat bertahan setelah usia normal.
4) Mengidentifikasi bayi yang memiliki gangguan pada otot
atau postur tubuh tidak normal (tulang belakang
melengkung, kaku saat bergerak melawan gravitasi, leher
atau ekstremitas resisten terhadap gerakan pasif).
5) Mengidentifikasi gangguan motorik, seperti asimetris dan
abnormal saat merangkak (menggunakan 2 atau 3
ekstremitas), menggunakan tangan dominan sebelum anak
berusia prasekolah
18. Diagnosa
a. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan produksi panas (Wong, 2004) Hipertermia adalah
suatu keadaan peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal (Nanda, 2012).
b. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan defek anatomis (Nanda, 2012), Hambatan
komunikasi verbal adalah penurunan, kelambatan atau ketiadaan kemampuan untuk menerima,
memproses, mengirim dan / atau menggunakan system symbol. (Nanda, 2012).
c. Hambatan tumbuh kembang berhubungan dengan gangguan neuromuskular (Nanda, 2012).
Gangguan perkembangan adalah suatu keadaan penyimpangan perkembangan atau kelainan dari
aturan kelompok usia (Nanda, 2011).
19. Intervensi
Pengkajian:
a. Pantau tingkat kesadaran dan orientasi
b. Pemantauan TIK: Pantau TIK dan respon neurologis pasein terhadap aktivitas
perawatan Pantau tekanan perfusi serebral Perhatikan perubahan pasien sebagai
respon terhadap stimulus
Kolaborasi
a. Berikan agen farmakologi untuk memelihara TIK dalam rentang yang spesifik
b. Berikan antibiotik
c. Diuretik
Mandiri
a. Ubah posisi pasien dengan kepala ditinggikan 30-45 derajat dan leher dalam posisi
netral (sangga dengan bantalan pasier, bantal kecil, handuk/selimut yang digulung)
b. Jangan gunakan knee gatch dan hindari fleksi pinggul 90 derajat
c. Pertahankan kesejajaran kepala
d. Minimalkan stimulus lingkungan (kebisingan)
e. Beri jarak waktu untuk masing masing tindakan keperawatan untuk meminimalkan
peningkatan TIK
20. Implementasi
Implemetasi keperawatan adalah kategori serangkaian perilaku perawat yang berkoordinasi
dengan pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk membantu masalah
kesehatan pasien yang sesuai dengan perencanaan dan kriteria hasil yang telah ditentukan
dengan cara mengawasi dan mencatat respon pasien terhadap tindakan keperawatan yang
telah dilakukan
21. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah mengkaji respon pasien setelah dilakukan intervensi keperawatan
dan mengkaji ulang asuhan keperawatan yang telah diberikan (Deswani, 2009).
Hasil dari evaluasi dalam asuhan keperawatan adalah :
a. Tujuan tercapai/masalah teratasi: jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan.
b. Tujuan tercapai sebagian/masalah teratasi sebagian: jika klien menunjukkan perubahan
sebagian dari standar dan kriteria yang telah ditetapkan.
c. Tujuan tidak tercapai/masalah tidak teratasi: jika klien tidak menunjukkan perubahan dan
kemajuan sama sekali dan bahkan timbul masalah baru.
22. Quotes of the day
“Children with disabilities are like
butterflies with a broken wing. They are
as beautiful as all the rest, but need a
little help spreading their wings!”
“Anak berkebutuhan khusus seperti kupu-kupu
yang sayapnya patah. Mereka sama cantiknya
dengan yang lainnya, tapi butuh sedikit bantuan
untuk melebarkan sayapnya! ”