SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
BAB II
                            TINJAUAN PUSTAKA


      Penelitian ini berhubungan dengan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
keberhasilan pengobatan akupunktur pada penderita obesitas. Oleh karena itu
dalam tinjauan pustaka dijelaskan tiga hal yang berkaitan dengan penelitian, yaitu
analisis statistika deskriptif (crosstab), uji independensi dan regresi logistik biner.
2.1   Analisis Statistika Deskriptif
      Statistika deskriptif adalah analisis yang berkaitan dengan pengumpulan dan
penyajian data sehingga dapat memberikan informasi yang berguna. Tujuannya
menguraikan tentang sifat-sifat atau karakteristik dari suatu keadaan dan untuk
membuat deskripsi atau gambaran yang sistematis dan akurat mengenai fakta-
fakta, sifat-sifat dari fenomena yang diselidiki. Contoh dari analisis deskriptif
adalah tabel frekuensi, bar chart, pie chart, grafik dan cross tabulation (Walpole,
1995). Menu ini digunakan untuk menyajikan deskripsi data dalam bentuk tabel
silang (crosstab) yang terdiri atas baris dan kolom. Selain itu juga dilengkapi
dengan analisis hubungan di antara baris dan kolom.


2.2   Uji Independensi
      Uji independensi adalah suatu uji yang dipergunakan untuk melihat apakah
perbedaan yang diamati dari beberapa proporsi sampel signifikan atau hanya
kebetulan saja (by chance). Pengujian seperti ini pada dasarnya membandingkan
frekuensi observasi dengan frekuensi yang diharapkan, jika hipotesis nol adalah
benar (Anonim_2, 2010).
Hipotesis
H0 : Tidak ada hubungan antara dua variabel yang diamati
H1 : Ada hubungan antara dua variabel yang diamati
Uji statistik
                                        n   n                     2
                                    2               Oij     Eij
                                X
                                        i 1 j 1           Eij




                                                4
Dimana :
Oij = Nilai observasi/pengamatan baris ke-i kolom ke-j
Eij = Nilai ekspektasi baris ke-i kolom ke-j


2.3   Regresi Logistik Ordinal
      Regresi logistik ordinal merupakan salah satu metode statisika untuk
menganalisis variabel respon yang mempunyai skala data ordinal dan terdiri dari
tiga katagorik atau lebih. Variabel prediktor yang digunakan dalam model berupa
data katagorik dan/atau kuantitatif. Model untuk regresi logistik ordinal adalah
cumulative logit models. Pada model logit ini sifat ordinal dari respon Y
dituangkan dalam peluang kumulatif sehingga cumulative logit models
merupakan model yang didapat dengan membandingkan peluang kumulatif yaitu
peluang kurang dari atau sama dengan katagori respon ke - j pada p variabel

prediktor yang dinyatakan dalam vektor xi, P(Y                                    j |xi), dengan peluang lebih

besar dari katagori respon ke-j, xi, P(Y                               j |xi) (Hosmer dan Lemeshow, 2000).

Nilai peluang kumulatif ke j adalah :
                                                  exp g j ( xk )
               k(xc)   = P(Y         j) =
                                                1 exp g j ( xk )
                                                 r
                             exp(     0j                   k   xk )
                       =                        k 1
                                                      r
                                                                          ; k = 1, 2, …,j,…,r.
                            1 exp(         0j                  k   xk )
                                                     k 1


                       =     1   +   2   +…+                       r                                     (9.1)
      Apabila P(Y          j) dibandingkan dengan peluang suatu respon pada kategori
(j + 1) sampai dengan kategori r, maka hasilnya adalah sebagai berikut :
                                         P( Y         j)   P( Y j )
                                         P( Y         j ) 1 P( Y j )




                                                               5
r
                                                          exp             0j                              k   xk
                                                                                     k 1
                                                                                                  r
                                                        1 exp                   0j                            k   xk
                                              =                                               k 1
                                                                                 1
                                                                                                  r
                                                        1 exp                   0j                            k   xk
                                                                                              k 1

                                                            r
                                 = exp (           0j                 k   xk )
                                                           k 1



                                               1                2         ...                 j
                                   =                                                                                   (9.2)
                                              j 1               j 2            ...                    r


pada rumusan (9.2) dilakukan transformasi logistik menjadi model regresi logistik
(logit) ordinal atau logit kumulatif :
                                        P( Y j )
Logit [P(Y     j) ] = log              1 P( Y j )

                                         1         2      ...         j

                                       j 1          j 2     ...            r
                    = log
                                   r
                        (   0j                x )
                                             k k
                    =              k 1                                                                                  (9.3)

dengan nilai    k    untuk k = 1,2,…,r pada setiap model regresi logistik ordinal
adalah sama.
2.3.1 Estimasi Parameter
      Penaksir parameter secara titik dalam regresi logistik dapat menggunakan
Maksimum Likelihood Estimation (MLE). Metode ini tidak memerlukan batasan-
batasan pada karakteristik variabel prediktor. Dengan menetapkan asumsi
distribusi binomial dan obyek pengamatan yang saling bebas. Fungsi likelihood
pada metode MLE merupakan fungsi linier maka diperlukan iterasi untuk
memperoleh taksiran parameternya dengan metode Newton Raphson, yaitu
                                                                                    (0)
dengan cara menentukan nilai awal dari                                                    .
      Model yang telah diperoleh akan dilakukan pengujian statistik. Untuk
menentukan variabel-variabel prediktor yang digunakan untuk membangun model
tersebut memiliki hubungan nyata dengan variabel respon. Untuk menguji
kemaknaan koefisien                yang diperoleh dilakukan uji parsial dan uji serentak.



                                                                                6
2.3.2 Uji Serentak
         Dilakukan untuk memeriksa kemaknaan koefisien β secara keseluruhan atau
serentak dan hipotesa pengujiannya adalah
H0 : β0 = β1 = ...........= βk = 0
H1 : paling sedikit ada satu βj ≠ 0 , j = 0,1,...,k


Statistik uji yang digunakan adalah statistik uji G atau Likelihood Ratio Test, yaitu
                                               n1               n0
                                      n               n0
                                 2 ln 1
                                      n               n
                           G    n
                                                                     … …                    ……    (9.4)
                                      ˆ (1yi
                                                    ˆi )   (1 yi )

                                i 1

             Nilai G yang diperoleh dibandingkan dengan distribusi Chi-Square dengan
derajat bebas v sesuai dengan p-value yang kita inginkan, Tolak H0 jika G >
         2
    ,v        dengan derajat bebas (v) = ((k+1)-2)x p, (k+1) adalah jumlah kategori
respon dan p adalah jumlah prediktor dalam model.
2.3.3        Uji Parsial
             Untuk memeriksa kemaknaan koefisien β secara parsial dengan
membandingkan dugaan β dengan penduga ragamnya
Hipotesis : H0 : βk = 0
                 H1 : β k ≠ 0
Dengan Statistik uji yang digunakan :
                                      ˆ
                                          k
                           W=                                                       (9.5)
                                SE( ˆ k )
             Statistik ini mengikuti distribusi normal, sehingga pengujiannya dilakukan
melalui pembandingan nilai statistik z-hitung dengan nilai z-tabel. Tolak H0 jika
W > Zα/2.
             Interpretasi parameter dari suatu model adalah inferensi dari pengambilan
kesimpulan berdasarkan pada koefisien parameter. Koefisien menggambarkan
slope atau perubahan pada variabel respon per unit untuk setiap perubahan
variabel prediktor. Interpretasi dilakukan setelah mendapatkan model terbaik.
Interpretasi dari intersep adalah nilai peluang saat semua variabel X=0,
perhitungannya berdasarkan pada nilai                                . Sedangkan interpretasi koefisien


                                                              7
menggunakan nilai odd rasio yaitu nilai yang menunjukkan perbandingan tingkat
kecenderungan dari dua kategori dalam satu variabel prediktor dengan salah satu
kategorinya dijadikan pembanding atau kategori dasar, yang dimaksud dengan
odd rasio dari dua kategori X adalah :
                                            PY               j x2
                                            PY               j x2
                           x 2 , x1
                                            PY               j x1
                                            PY               j x1

                                            exp         0j          1   x2
                                            exp                         x1
                                        =               0j          1


                                                        0j          1    x2   exp    0j      1   x2
                                        = exp

                                        = exp       1        x2     x1                                        (9.6)

            Log dari odd rasio pada pada persamaan                                  adalah       1    x2   x1 . Hal

tersebut menunjukkan bahwa nilai odd rasio proporsional terhadap beda dari nilai
variabel prediktor. Oleh karena itu model regresi logistik ordinal juga dapa
disebut sebagai proportional Odds Model. Nilai odd rasio menginterpretasikan
bahwa peluang respon pada kategori kurang dari atau sama dengan j dibandingkan
dengan suatu respon pada kategori (j+1) sampai dengan r untuk X = x2 sebesar

  1   x2    x1   kali dari X = x1.
2.3.4       Uji Kesesuaian Model
            Dalam melakukan uji kesesuaian model regresi logistik, statistik uji yang
digunakan adalah Chi-Square. Berikut adalah hipotesis yang digunakan,
H0      : Model sesuai (tidak ada perbedaan antara hasil observasi                                          dengan
kemungkinan hasil prediksi model)
H1      :    Model tidak sesuai (ada perbedaan antara hasil observasi dengan
kemungkinan hasil prediksi model)
Perhitungan statistik uji yang digunakan adalah (Hosmer dan Lemeshow, 2000).

                       ˆ
                               g
                                     (ok nk    k   )2
                       C
                           k       1 nk k (1       k)                                                         (9.7 )
            Dimana :




                                                              8
g = banyak group
          nk = jumlah subjek pada group ke- k

          ok= jumlah nilai variabel respon pada o k kombinasi variabel prediktor, =
                                                 ˆ
Daerah Kritis : Tolak H0 pada taraf nyata , jika C >          2
                                                                  g 2


2.3.5    Ketepatan Klasifikasi Model
         Evaluasi prosedur klasifikasi adalah suatu evaluasi yang melihat peluang
kesalahan klasifikasi yang dilakukan oleh suatu fungsi klasifikasi (Johnson and
Winchern, 1992). Ukuran yang dipakai adalah apparent error rate (APER). Nilai
APER menyatakan nilai proporsi sampel yang salah diklasifikasikan oleh fungsi
kliasifikasi (Johnson and Winchern, 1992). Penentuan klasifikasi dapat dilihat dari
tabel 2.2, jika subjek hanya diklasifikan menjadi dua kelompok, yakni y1 dan y2.
                                Tabel 2.2 Tabel Klasifikasi

              Hasil Observasi        Taksiran
                                     y1                 y2
              y1                     n11                n12
              y2                     n21                n22

Keterangan:
n11      = Jumlah subyek dari y1 tepat diklasifikasikan sebagai y1
n12      = Jumlah subyek dari y1 salah diklasifikasikan sebagai y2
n21      = Jumlah subyek dari y2 salah diklasifikasikan sebagai y1
n12      = Jumlah subyek dari y2 tepat diklasifikasikan sebagai y2
Dari tabel 2.2 dapat diperoleh rumus untuk penentuan kesalahan klasifikasi.

           APER(%)        n n   12    21

                        n n n n
                          11    12    21   22                               (2.14)


2.4     Akupunktur Pada Penderita Obesitas
        Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan
lemak tubuh yang berlebihan. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh
untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi
lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan



                                           9
pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah
sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh
lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami
obesitas.
      Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah
kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas.
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
  a. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
  b. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
  c. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan
      sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk).
      Seseorang yang lemaknya banyak tertimbun di perut mungkin akan lebih
mudah mengalami berbagai masalah kesehatan yang berhubungan dengan
obesitas.
      Seiring dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya mobilitas manusia,
banyak orang melupakan pentingnya mengkonsumsi makanan sehat berimbang
dan olah raga karena segala sesuatu dituntut instan. Sebagai akibatnya, banyak
orang di zaman sekarang ini yang mengalami kelebihan berat badan atau lazim
pula disebut sebagai obesitas.
      Operasi sedot lemak mungkin adalah pilihan terbaik dan tercepat yang dapat
ditempuh untuk mengatasi masalah tersebut. Akan tetapi, metode ini
membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Bagi mereka yang ingin mendapatkan
berat badan seimbang namun tidak dapat menempuh jalan operasi karena terlalu
mahal atau karena alasan lain, maka mungkin teknik tusuk jarum atau akupuntur
dapat menjadi pilihan.
   1. Metode Yang Digunakan
      Tusuk jarum atau akupuntur adalah suatu bentuk terapi kesehatan holistik
yang menggunakan jarum sebagai media. Jarum digunakan untuk merangsang
titik-titik tertentu di dalam tubuh untuk membantu mengeluarkan suatu zat yang
bernama endorphin. Zat ini sangat vital untuk dikendalikan karena apabila
seseorang mengalami kelebihan zat ini di dalam tubuhnya, maka pada umumnya




                                      10
nafsu makan akan sulit untuk dikendalikan. Tusuk jarum mampu melepaskan
endorphin dari dalam tubuh sehingga nafsu makan dapat dikendalikan.
      Akan tetapi, sebelum praktisi menangani obesitas dengan terapi akupuntur
pelangsingan ini, pasien sebelumnya akan diberikan beberapa pertanyaan untuk
mengetahui penyebab utama obesitas yang dialami. Hal ini mutlak diperlukan
agar praktisi dapat menentukan titik-titik mana yang harus di terapi. Pada
umumnya, salah satu yang akan digunakan oleh terapis adalah “multi target” yang
secara khusus dirancang untuk menurunkan berat badan dengan meningkatkan
output dari kelenjar hipofisis.


     .




                                      11

More Related Content

What's hot

Kalkulus%xii (1)
Kalkulus%xii (1)Kalkulus%xii (1)
Kalkulus%xii (1)amy_soul89
 
MODUL by Nurrahmayati/P.fisika 2005 /Unp/padang
MODUL by Nurrahmayati/P.fisika 2005 /Unp/padangMODUL by Nurrahmayati/P.fisika 2005 /Unp/padang
MODUL by Nurrahmayati/P.fisika 2005 /Unp/padangguest9f4e17
 
ModuL 1 Rancang.Doc(Not Bckground)
ModuL 1 Rancang.Doc(Not Bckground)ModuL 1 Rancang.Doc(Not Bckground)
ModuL 1 Rancang.Doc(Not Bckground)nurrahmayati
 
Persamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamiltonPersamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamiltonKira R. Yamato
 
Math xii ipa-2-5-3_pertidaksamaeksponenlogaritm-nurwati
Math xii ipa-2-5-3_pertidaksamaeksponenlogaritm-nurwatiMath xii ipa-2-5-3_pertidaksamaeksponenlogaritm-nurwati
Math xii ipa-2-5-3_pertidaksamaeksponenlogaritm-nurwatihendri5
 
Fp unsam regresi linier berganda 1
Fp unsam regresi linier berganda 1Fp unsam regresi linier berganda 1
Fp unsam regresi linier berganda 1Ir. Zakaria, M.M
 
Mekanika (fungsi hamilton)
Mekanika (fungsi hamilton)Mekanika (fungsi hamilton)
Mekanika (fungsi hamilton)Junaidi Abdilah
 
3 2-bahan-ajar-bab1-diktat-psa-ii(1)
3 2-bahan-ajar-bab1-diktat-psa-ii(1)3 2-bahan-ajar-bab1-diktat-psa-ii(1)
3 2-bahan-ajar-bab1-diktat-psa-ii(1)diandra nugraha
 
Corespondence Analysis
Corespondence AnalysisCorespondence Analysis
Corespondence Analysisdessybudiyanti
 
Pertemuan 1-fungsi-invers-eksponensial-logaritma-dan-trigonometri
Pertemuan 1-fungsi-invers-eksponensial-logaritma-dan-trigonometriPertemuan 1-fungsi-invers-eksponensial-logaritma-dan-trigonometri
Pertemuan 1-fungsi-invers-eksponensial-logaritma-dan-trigonometriadi darmawan
 

What's hot (17)

fungsi (math)
fungsi (math)fungsi (math)
fungsi (math)
 
Kalkulus%xii (1)
Kalkulus%xii (1)Kalkulus%xii (1)
Kalkulus%xii (1)
 
MODUL by Nurrahmayati/P.fisika 2005 /Unp/padang
MODUL by Nurrahmayati/P.fisika 2005 /Unp/padangMODUL by Nurrahmayati/P.fisika 2005 /Unp/padang
MODUL by Nurrahmayati/P.fisika 2005 /Unp/padang
 
ModuL 1 Rancang.Doc(Not Bckground)
ModuL 1 Rancang.Doc(Not Bckground)ModuL 1 Rancang.Doc(Not Bckground)
ModuL 1 Rancang.Doc(Not Bckground)
 
Persamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamiltonPersamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamilton
 
Math xii ipa-2-5-3_pertidaksamaeksponenlogaritm-nurwati
Math xii ipa-2-5-3_pertidaksamaeksponenlogaritm-nurwatiMath xii ipa-2-5-3_pertidaksamaeksponenlogaritm-nurwati
Math xii ipa-2-5-3_pertidaksamaeksponenlogaritm-nurwati
 
Persentasi mtk
Persentasi mtkPersentasi mtk
Persentasi mtk
 
Fp unsam regresi linier berganda 1
Fp unsam regresi linier berganda 1Fp unsam regresi linier berganda 1
Fp unsam regresi linier berganda 1
 
3 perbandingan berganda
3   perbandingan berganda3   perbandingan berganda
3 perbandingan berganda
 
Ekponen dan logaritma
Ekponen dan logaritmaEkponen dan logaritma
Ekponen dan logaritma
 
Mekanika (fungsi hamilton)
Mekanika (fungsi hamilton)Mekanika (fungsi hamilton)
Mekanika (fungsi hamilton)
 
3 2-bahan-ajar-bab1-diktat-psa-ii(1)
3 2-bahan-ajar-bab1-diktat-psa-ii(1)3 2-bahan-ajar-bab1-diktat-psa-ii(1)
3 2-bahan-ajar-bab1-diktat-psa-ii(1)
 
2 f08634fd01
2 f08634fd012 f08634fd01
2 f08634fd01
 
Corespondence Analysis
Corespondence AnalysisCorespondence Analysis
Corespondence Analysis
 
Pd7
Pd7Pd7
Pd7
 
Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2
 
Pertemuan 1-fungsi-invers-eksponensial-logaritma-dan-trigonometri
Pertemuan 1-fungsi-invers-eksponensial-logaritma-dan-trigonometriPertemuan 1-fungsi-invers-eksponensial-logaritma-dan-trigonometri
Pertemuan 1-fungsi-invers-eksponensial-logaritma-dan-trigonometri
 

Viewers also liked

Sosiaalisen median palvelu kulttuurialalle
Sosiaalisen median palvelu kulttuurialalleSosiaalisen median palvelu kulttuurialalle
Sosiaalisen median palvelu kulttuurialalleSandra Aubynn
 
Sosiaalisen median palvelu kulttuurialalle 1
Sosiaalisen median palvelu kulttuurialalle 1Sosiaalisen median palvelu kulttuurialalle 1
Sosiaalisen median palvelu kulttuurialalle 1Sandra Aubynn
 

Viewers also liked (6)

E.portofiliokurssi
E.portofiliokurssiE.portofiliokurssi
E.portofiliokurssi
 
E.portofiliokurssi
E.portofiliokurssiE.portofiliokurssi
E.portofiliokurssi
 
Sosiaalisen median palvelu kulttuurialalle
Sosiaalisen median palvelu kulttuurialalleSosiaalisen median palvelu kulttuurialalle
Sosiaalisen median palvelu kulttuurialalle
 
Sosiaalisen median palvelu kulttuurialalle 1
Sosiaalisen median palvelu kulttuurialalle 1Sosiaalisen median palvelu kulttuurialalle 1
Sosiaalisen median palvelu kulttuurialalle 1
 
урок
урокурок
урок
 
Sanyam ohra
Sanyam ohraSanyam ohra
Sanyam ohra
 

Similar to TINJAUAN PUSTAKA (20)

Factor Analysis
Factor AnalysisFactor Analysis
Factor Analysis
 
Factor Analysis
Factor AnalysisFactor Analysis
Factor Analysis
 
Analisis regresi-1
Analisis regresi-1Analisis regresi-1
Analisis regresi-1
 
Ketaksamaan chebyshev1
Ketaksamaan chebyshev1Ketaksamaan chebyshev1
Ketaksamaan chebyshev1
 
Bab 6
Bab 6Bab 6
Bab 6
 
Bab 6 rangkaian orde satu
Bab 6 rangkaian orde satuBab 6 rangkaian orde satu
Bab 6 rangkaian orde satu
 
Analisis statistika-multivariate
Analisis statistika-multivariateAnalisis statistika-multivariate
Analisis statistika-multivariate
 
Design Filter IIR
Design Filter IIRDesign Filter IIR
Design Filter IIR
 
15044 9-594441735220
15044 9-59444173522015044 9-594441735220
15044 9-594441735220
 
O5
O5O5
O5
 
04. ral
04. ral04. ral
04. ral
 
analisis varians
analisis variansanalisis varians
analisis varians
 
Anava 2 arah
Anava 2 arahAnava 2 arah
Anava 2 arah
 
Korespondensi Analisis
Korespondensi AnalisisKorespondensi Analisis
Korespondensi Analisis
 
Andi navira indyani
Andi navira indyaniAndi navira indyani
Andi navira indyani
 
Andi navira indyanii
Andi navira indyaniiAndi navira indyanii
Andi navira indyanii
 
R5 g kel 6 allin2 2
R5 g kel 6 allin2 2R5 g kel 6 allin2 2
R5 g kel 6 allin2 2
 
Analisis regresi-korelasi
Analisis regresi-korelasiAnalisis regresi-korelasi
Analisis regresi-korelasi
 
F.PFungsi pembangkit-momen-final
F.PFungsi pembangkit-momen-finalF.PFungsi pembangkit-momen-final
F.PFungsi pembangkit-momen-final
 
fisika dasar
fisika dasarfisika dasar
fisika dasar
 

Recently uploaded

LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 

Recently uploaded (20)

LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 

TINJAUAN PUSTAKA

  • 1. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini berhubungan dengan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan pengobatan akupunktur pada penderita obesitas. Oleh karena itu dalam tinjauan pustaka dijelaskan tiga hal yang berkaitan dengan penelitian, yaitu analisis statistika deskriptif (crosstab), uji independensi dan regresi logistik biner. 2.1 Analisis Statistika Deskriptif Statistika deskriptif adalah analisis yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian data sehingga dapat memberikan informasi yang berguna. Tujuannya menguraikan tentang sifat-sifat atau karakteristik dari suatu keadaan dan untuk membuat deskripsi atau gambaran yang sistematis dan akurat mengenai fakta- fakta, sifat-sifat dari fenomena yang diselidiki. Contoh dari analisis deskriptif adalah tabel frekuensi, bar chart, pie chart, grafik dan cross tabulation (Walpole, 1995). Menu ini digunakan untuk menyajikan deskripsi data dalam bentuk tabel silang (crosstab) yang terdiri atas baris dan kolom. Selain itu juga dilengkapi dengan analisis hubungan di antara baris dan kolom. 2.2 Uji Independensi Uji independensi adalah suatu uji yang dipergunakan untuk melihat apakah perbedaan yang diamati dari beberapa proporsi sampel signifikan atau hanya kebetulan saja (by chance). Pengujian seperti ini pada dasarnya membandingkan frekuensi observasi dengan frekuensi yang diharapkan, jika hipotesis nol adalah benar (Anonim_2, 2010). Hipotesis H0 : Tidak ada hubungan antara dua variabel yang diamati H1 : Ada hubungan antara dua variabel yang diamati Uji statistik n n 2 2 Oij Eij X i 1 j 1 Eij 4
  • 2. Dimana : Oij = Nilai observasi/pengamatan baris ke-i kolom ke-j Eij = Nilai ekspektasi baris ke-i kolom ke-j 2.3 Regresi Logistik Ordinal Regresi logistik ordinal merupakan salah satu metode statisika untuk menganalisis variabel respon yang mempunyai skala data ordinal dan terdiri dari tiga katagorik atau lebih. Variabel prediktor yang digunakan dalam model berupa data katagorik dan/atau kuantitatif. Model untuk regresi logistik ordinal adalah cumulative logit models. Pada model logit ini sifat ordinal dari respon Y dituangkan dalam peluang kumulatif sehingga cumulative logit models merupakan model yang didapat dengan membandingkan peluang kumulatif yaitu peluang kurang dari atau sama dengan katagori respon ke - j pada p variabel prediktor yang dinyatakan dalam vektor xi, P(Y j |xi), dengan peluang lebih besar dari katagori respon ke-j, xi, P(Y j |xi) (Hosmer dan Lemeshow, 2000). Nilai peluang kumulatif ke j adalah : exp g j ( xk ) k(xc) = P(Y j) = 1 exp g j ( xk ) r exp( 0j k xk ) = k 1 r ; k = 1, 2, …,j,…,r. 1 exp( 0j k xk ) k 1 = 1 + 2 +…+ r (9.1) Apabila P(Y j) dibandingkan dengan peluang suatu respon pada kategori (j + 1) sampai dengan kategori r, maka hasilnya adalah sebagai berikut : P( Y j) P( Y j ) P( Y j ) 1 P( Y j ) 5
  • 3. r exp 0j k xk k 1 r 1 exp 0j k xk = k 1 1 r 1 exp 0j k xk k 1 r = exp ( 0j k xk ) k 1 1 2 ... j = (9.2) j 1 j 2 ... r pada rumusan (9.2) dilakukan transformasi logistik menjadi model regresi logistik (logit) ordinal atau logit kumulatif : P( Y j ) Logit [P(Y j) ] = log 1 P( Y j ) 1 2 ... j j 1 j 2 ... r = log r ( 0j x ) k k = k 1 (9.3) dengan nilai k untuk k = 1,2,…,r pada setiap model regresi logistik ordinal adalah sama. 2.3.1 Estimasi Parameter Penaksir parameter secara titik dalam regresi logistik dapat menggunakan Maksimum Likelihood Estimation (MLE). Metode ini tidak memerlukan batasan- batasan pada karakteristik variabel prediktor. Dengan menetapkan asumsi distribusi binomial dan obyek pengamatan yang saling bebas. Fungsi likelihood pada metode MLE merupakan fungsi linier maka diperlukan iterasi untuk memperoleh taksiran parameternya dengan metode Newton Raphson, yaitu (0) dengan cara menentukan nilai awal dari . Model yang telah diperoleh akan dilakukan pengujian statistik. Untuk menentukan variabel-variabel prediktor yang digunakan untuk membangun model tersebut memiliki hubungan nyata dengan variabel respon. Untuk menguji kemaknaan koefisien yang diperoleh dilakukan uji parsial dan uji serentak. 6
  • 4. 2.3.2 Uji Serentak Dilakukan untuk memeriksa kemaknaan koefisien β secara keseluruhan atau serentak dan hipotesa pengujiannya adalah H0 : β0 = β1 = ...........= βk = 0 H1 : paling sedikit ada satu βj ≠ 0 , j = 0,1,...,k Statistik uji yang digunakan adalah statistik uji G atau Likelihood Ratio Test, yaitu n1 n0 n n0 2 ln 1 n n G n … … …… (9.4) ˆ (1yi ˆi ) (1 yi ) i 1 Nilai G yang diperoleh dibandingkan dengan distribusi Chi-Square dengan derajat bebas v sesuai dengan p-value yang kita inginkan, Tolak H0 jika G > 2 ,v dengan derajat bebas (v) = ((k+1)-2)x p, (k+1) adalah jumlah kategori respon dan p adalah jumlah prediktor dalam model. 2.3.3 Uji Parsial Untuk memeriksa kemaknaan koefisien β secara parsial dengan membandingkan dugaan β dengan penduga ragamnya Hipotesis : H0 : βk = 0 H1 : β k ≠ 0 Dengan Statistik uji yang digunakan : ˆ k W= (9.5) SE( ˆ k ) Statistik ini mengikuti distribusi normal, sehingga pengujiannya dilakukan melalui pembandingan nilai statistik z-hitung dengan nilai z-tabel. Tolak H0 jika W > Zα/2. Interpretasi parameter dari suatu model adalah inferensi dari pengambilan kesimpulan berdasarkan pada koefisien parameter. Koefisien menggambarkan slope atau perubahan pada variabel respon per unit untuk setiap perubahan variabel prediktor. Interpretasi dilakukan setelah mendapatkan model terbaik. Interpretasi dari intersep adalah nilai peluang saat semua variabel X=0, perhitungannya berdasarkan pada nilai . Sedangkan interpretasi koefisien 7
  • 5. menggunakan nilai odd rasio yaitu nilai yang menunjukkan perbandingan tingkat kecenderungan dari dua kategori dalam satu variabel prediktor dengan salah satu kategorinya dijadikan pembanding atau kategori dasar, yang dimaksud dengan odd rasio dari dua kategori X adalah : PY j x2 PY j x2 x 2 , x1 PY j x1 PY j x1 exp 0j 1 x2 exp x1 = 0j 1 0j 1 x2 exp 0j 1 x2 = exp = exp 1 x2 x1 (9.6) Log dari odd rasio pada pada persamaan adalah 1 x2 x1 . Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai odd rasio proporsional terhadap beda dari nilai variabel prediktor. Oleh karena itu model regresi logistik ordinal juga dapa disebut sebagai proportional Odds Model. Nilai odd rasio menginterpretasikan bahwa peluang respon pada kategori kurang dari atau sama dengan j dibandingkan dengan suatu respon pada kategori (j+1) sampai dengan r untuk X = x2 sebesar 1 x2 x1 kali dari X = x1. 2.3.4 Uji Kesesuaian Model Dalam melakukan uji kesesuaian model regresi logistik, statistik uji yang digunakan adalah Chi-Square. Berikut adalah hipotesis yang digunakan, H0 : Model sesuai (tidak ada perbedaan antara hasil observasi dengan kemungkinan hasil prediksi model) H1 : Model tidak sesuai (ada perbedaan antara hasil observasi dengan kemungkinan hasil prediksi model) Perhitungan statistik uji yang digunakan adalah (Hosmer dan Lemeshow, 2000). ˆ g (ok nk k )2 C k 1 nk k (1 k) (9.7 ) Dimana : 8
  • 6. g = banyak group nk = jumlah subjek pada group ke- k ok= jumlah nilai variabel respon pada o k kombinasi variabel prediktor, = ˆ Daerah Kritis : Tolak H0 pada taraf nyata , jika C > 2 g 2 2.3.5 Ketepatan Klasifikasi Model Evaluasi prosedur klasifikasi adalah suatu evaluasi yang melihat peluang kesalahan klasifikasi yang dilakukan oleh suatu fungsi klasifikasi (Johnson and Winchern, 1992). Ukuran yang dipakai adalah apparent error rate (APER). Nilai APER menyatakan nilai proporsi sampel yang salah diklasifikasikan oleh fungsi kliasifikasi (Johnson and Winchern, 1992). Penentuan klasifikasi dapat dilihat dari tabel 2.2, jika subjek hanya diklasifikan menjadi dua kelompok, yakni y1 dan y2. Tabel 2.2 Tabel Klasifikasi Hasil Observasi Taksiran y1 y2 y1 n11 n12 y2 n21 n22 Keterangan: n11 = Jumlah subyek dari y1 tepat diklasifikasikan sebagai y1 n12 = Jumlah subyek dari y1 salah diklasifikasikan sebagai y2 n21 = Jumlah subyek dari y2 salah diklasifikasikan sebagai y1 n12 = Jumlah subyek dari y2 tepat diklasifikasikan sebagai y2 Dari tabel 2.2 dapat diperoleh rumus untuk penentuan kesalahan klasifikasi. APER(%) n n 12 21 n n n n 11 12 21 22 (2.14) 2.4 Akupunktur Pada Penderita Obesitas Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan 9
  • 7. pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas. Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas. Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok: a. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40% b. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100% c. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk). Seseorang yang lemaknya banyak tertimbun di perut mungkin akan lebih mudah mengalami berbagai masalah kesehatan yang berhubungan dengan obesitas. Seiring dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya mobilitas manusia, banyak orang melupakan pentingnya mengkonsumsi makanan sehat berimbang dan olah raga karena segala sesuatu dituntut instan. Sebagai akibatnya, banyak orang di zaman sekarang ini yang mengalami kelebihan berat badan atau lazim pula disebut sebagai obesitas. Operasi sedot lemak mungkin adalah pilihan terbaik dan tercepat yang dapat ditempuh untuk mengatasi masalah tersebut. Akan tetapi, metode ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Bagi mereka yang ingin mendapatkan berat badan seimbang namun tidak dapat menempuh jalan operasi karena terlalu mahal atau karena alasan lain, maka mungkin teknik tusuk jarum atau akupuntur dapat menjadi pilihan. 1. Metode Yang Digunakan Tusuk jarum atau akupuntur adalah suatu bentuk terapi kesehatan holistik yang menggunakan jarum sebagai media. Jarum digunakan untuk merangsang titik-titik tertentu di dalam tubuh untuk membantu mengeluarkan suatu zat yang bernama endorphin. Zat ini sangat vital untuk dikendalikan karena apabila seseorang mengalami kelebihan zat ini di dalam tubuhnya, maka pada umumnya 10
  • 8. nafsu makan akan sulit untuk dikendalikan. Tusuk jarum mampu melepaskan endorphin dari dalam tubuh sehingga nafsu makan dapat dikendalikan. Akan tetapi, sebelum praktisi menangani obesitas dengan terapi akupuntur pelangsingan ini, pasien sebelumnya akan diberikan beberapa pertanyaan untuk mengetahui penyebab utama obesitas yang dialami. Hal ini mutlak diperlukan agar praktisi dapat menentukan titik-titik mana yang harus di terapi. Pada umumnya, salah satu yang akan digunakan oleh terapis adalah “multi target” yang secara khusus dirancang untuk menurunkan berat badan dengan meningkatkan output dari kelenjar hipofisis. . 11