SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
ANALISIS REGRESI KORELASI


   Analisis regresi mempelajari bentuk hubungan antara satu atau lebih peubah bebas
(X) dengan satu peubah tak bebas (Y). dalam penelitian peubah bebas ( X) biasanya
peubah yang ditentukan oelh peneliti secara bebas misalnya dosis obat, lama
penyimpanan, kadar zat pengawet, umur ternak dan sebagainya. Disamping itu peubah
bebas bisa juga berupa peubah tak bebasnya, misalnya dalam pengukuran panjang badan
dan berat badan sapi, karena panjang badan lebih mudah diukur maka panjang badan
dimasukkan kedalam peubah bebas (X), sedangkan berat badan dimasukkan peubah tak
bebas (Y). sedangkan peubah tak bebas (Y) dalam penelitian berupa respon yang diukur
akibat perlakuan/peubah bebas (X). misalnya jumlah sel darah merah akibat pengobatan
dengan dosis tertentu, jumlah mikroba daging setelah disimpan beberapa hari, berat ayam
pada umu tertent dan sebagainya.
   Bentuk hubungan antara peubah bebas (X) dengan peubah tak bebas (Y) bisa dalam
bentuk polinom derajat satu (linear) polinom derajat dua (kuadratik). Polinim derajat tiga
(Kubik) dan seterusnya. Disamping itu bisa juga dalam bentuk lain misalnya
eksponensial,logaritma,sigmoid dan sebagainya. Bentuk-bentuk ini dalam analisis
regresi-korelasi biasanya ditransformasi supaya menjadi bentuk polinom.
   Dalam bentuk yang paling sederhana yaitu satu eubah bebas (X) dengan satu peubah
tak bebas (Y) mempunyai persamaan :
   Y =a +bx
Disini a disebut intersep dan b koefisien arah
   Dlam pengertian fungsi persamaan garis Y + a +bx hanya ada satu yang dapat
dibentuk dari dua buah titik denagn koordinat yang berbeda yaitu ( X 1, Y1) dan X2,Y2).
Hal ini berarti kita bisa membuat banyak sekali persamaan garis dalam bentuk lain
melalui dua buat titik yang berbeda koordinatnya/tidak berimpit.
   Persamaan     garis   melalui   dua   buah    titik   dirumuskan   sebagai   berikut   :

(Y − Y) 1   (X − X 1 )
          =
(Y2 − Y1 ) (X 2 − X 1
Y



                                                        Y=a+bx
                                                                   X




                                    -----------------
                                    y
                            b=
                                    x
              -------------------------
       a      -   x
              ……………………..


Sebagai contoh misalnya titik A (1,3) dan titik B ($,9) maka persamaan gais linear yang
dapat dibuat adalah :
(Y − 3) ( X −1)
        =
(9 − 3)   (4 −1)

(Y-3)(4-1) =(X-1) (9-3)
3Y-9 = 6X-6
3Y = 3 +6X                       Y=1+2X
Dalam bentukmatrik bisa kita buat persaman sebagai berikut :
       Y1 = a + b X 1
       Y2 = a + b X 2
Y1 1 X1a
=   
Y 2 1 X2 b
3  1   a
=   
9  1 4b
−1
 a  1   a
=    
b  1 4 b
a 1  − 14 3
=   
b  (4− 1)− 1 9
a 4/9 −13 4−3 1
        =  = =
        b −1/3 9 −1+3 2
Jadi a=1 dan b=2 sehingga persamaannya Y=1 +2X
Jika jumlah data sebanyak n maka persamaannya sebagai berikut ;
        Yi = βo + β1 X 1 + ε i

        i= 1,2,3,…..n
disini βo adalah penduga a, β1 adlah penduga b dan εi merupakan besarnya simpangan
persamaan garis penduga. Semakin kecil nilai ε i persamaan regresi yang diperoleh akan
semakin baik.
Jadi kita dapat menuliskan pengamatan kita menjadi
y1 = β o + β1 X 1 + ε1
y 2 = β o + β1 X 2 + ε 2

y 3 = β o + β1 X 3 + ε 3

…………………..
y n = β o + β1 X n + ε n

Dengan notasi matrik dapt ditulis sebagi berikut :
   Y1  1          X1           ε 1 
   Y  1           X2          ε 
    2                            2
   Y3  1          X 3   β o  ε 3 
    =                         + 
    .  .           .   β1   . 
                            
    .  .           .           .
                                
   Yn  1
                  Xn          ε n 
                                    
Jadi kita peroleh matrik Y,X,β dan ε dengan dimensi sebagi berikut :

 Y X β
       =
 nx1 nx2 2x1    + nx1
                  ε


Jika diasumsikan E(ε) = 0 maka E(Y) = Xβ
    Bila modelnya benar β merupakan enduga terbaik yaitu dengan jalan melakukan
penggadaaan awal dengan X’ sehingga diperoleh persamaan normal sebagai berikut :
 X’Y=X’X β
 2x1       2x2 2x1

                                                  Y1                                    1   X1 
                                                  Y                                     1   X2
                                                   2                                            
1         1     1         .........        1 Y3   1       1    1    ........   1 1      X 3 βo 
X                                                 =                                            
 1        X2    X2       ...........       X n  .   X 1
                                                             X2   X3    ......    X n  .
                                                                                               .  β1 
                                                                                                      
                                                  .                                     .    . 
                                                                                                
                                                  Yn 
                                                                                        1
                                                                                              Xn 

 n                            n
                                       
 ∑ Yi           n            ∑X      β o 
                                        i
 n i =1  =     n             i =1
                                        
                                     2  β1 
                                n
 XY             X
∑ i i 
 i =1          ∑ i
                  i =1
                               ∑1 X i 
                               i=      
−1
                   n
                                  n     
β 0  
             n   ∑ Xi             ∑ Yi 
β  =  n                        ni =1 
                   i =1
                   n
 1  X                2         XY
       ∑ i
        i =1
                 ∑ X1 
                 i =1            ∑ i i 
                                   i =1  
Jadi β=(X’X)-1X’Y
Disini(X’X)-1 adalah kebalikan (inverse)dari matrik X’X

                              n 2                n
                                                     
                 1            ∑ Xi           − ∑ Xi
(X’X)-1 = n          n
                              i =1n            i =1
                                                     
         n∑ X i − (∑ X i ) 2  − ∑ X i             n 
               2

          i =1     i =1
                              i =1
                                                    
                                                     
                                             
                         Y − β1 X            
                n                            
         β o               n         n
Jadi β =   = ∑ X i Yi − (∑ X i )(∑Yi ) / n 
          β1    i =1      i =1      i =1
                                              
                      n           n          
                 ∑ X i 2 − (∑ X i ) 2 / n 
                 i =1
                                i =1         
                                              
Contoh
   Seorang peneliti ingin mengetahui bentuk hubungan antara jumlah cacing jenis
tertentu denagn jumlah telurnya pada usus ayam buras. Untuk tujuan tersebut diperiksa
20 ekor ayam dan ditemukan sebagai berikut :




Tabel 1 jumlah cacing dan jumlah telurnya pada usus ayam buras am buras.
     No                 Jumlah Cacing ( Xi)               Jumlah telurnya (Yi)
      1                         12                                 45
      2                         14                                 50
      3                         13                                 51
      4                         12                                 43
      5                         15                                 61
      6                         16                                 62
      7                         13                                 50
      8                         11                                 43
      9                         10                                 40
     10                         11                                 44
     11                         12                                 48
     12                         13                                 52
13                             17                    70
         14                             19                    76
         15                             13                    53
         16                             11                    43
         17                             16                    60
         18                             12                    48
         19                             14                    53
         20                             15                    63
        Total                           269                  1055
       rataan                          13,45                 52,75
Dari data diatas kita bisa menghitung :
 n

∑X
i =1
            i   =12+14+13+…………………………+15=269

 n

∑Y
i=1
        i       =45+50+51+……………………….+63=1055

 n

∑X
i =1
            i
                2
                    =122+142+132+……………………+152=3719

 n

∑Y          2
        i           =452+502+512+……………………+622=57449
i =1

 n

∑X Y
i =1
            i       i   =12x45+14x50+13x51+…………………+15x63=14604

        1 n       1
X =       ∑ X i = 20 = 269 = 13,45
        n i =1

        1 n      1
X =       ∑ Yi = 20 = 1055 = 52,75
        n i =1
Bila kita duga bentuk hubungan antara jumlah cacing (X)dan jumlah telurnya (Y)
adalah :
 Ŷi=β0 +β1Xi+εi
 i=1,2,3,……………………..,20
disini Ŷi adalah dugaan Yi
jadi persamaan normalnya adalah :
                           X’Y =X’Xβ
 20                 n
                              
    ∑1 Yi   20     ∑X     i β 0 
 20i =     =  20    i =1
                               
                            2   β1 
                      20
 XY  X
∑ i i  ∑ i
 i =1       i =1
                      ∑1 X 1 
                      i=      
 1055   20 269  β o 
14604 = 269 3719  β 
                 1 

                                20 2         20
                                                    n 2 
β o            1              ∑ X1      − ∑ X i   ∑ Yi 
β  =                          i =120              20=1 
                                             i =1         i
        20            20
 1  20 X 2      − (∑ X i ) 2  − ∑ X i            X Y 
        ∑ 1                                         ∑ i i 
                                              20
          i =1       i =1
                                i =1
                                                    i =1 
β o        1               3719 − 269  1055  − 2,442
β  =                      − 269                =
                                    20  14604  4,103 
 1  20(3719) − (269)
                       2
                                                      
Jadi Ŷ=-2,442 + 4,103 Xi,
Persamaan garis regresi Yi =-2,442 + 4,103 Xi bukanlah satu-satunya garis penduga
untuk menyatakan hubungan antara jumlah cacing dengan jumlah telurnya. Sudah barang
tentu masih banyak lagi bentuk persamaan penduga yang dapat dibuat misalnya dalam
bentuk persamaan Yi=βo+β1Xi+β2Xi2,Yi=βoXiβ1 ( dalam bnetuk linear LnYi=Ln
βo+βiLnXi)dan masih banyak lagi bentuk yang lainnya
Untuk menyatakan apakah garis yang diperoleh cukup baik untuk menggambarkan
hubungan antara peubah bebas (X) dengan peubah tak bebas(Y) dapat dilakukan
pengujian bentuk model yang digunakan dan keeratan hubungannya (korelasinya) untuk
menyatakan ketepatan dan ketelitian persamaan garis regresi yang diperoleh.
Garis regresi yang kita peroleh akan selalu melalui rata-rata peubah X dan Y (X,Y)maka
dapat dijelaskan seperti gambar dibawah ini
Y                                          (Xi,Yi)
                                                                                      Ỹ = β0 + β1Xi
              Yi
                                                                                     (Yi-Ў.)=(ỹ- Ў.)(Yi- ỹ)
               Ỹ
               ỹ




               β0

               0                                           _
                                                           X

                                                                                 X



Dengan metode kuadrat terkecil maka kita peroleh :

                                            {(       )               }
 n                                n                                      2

∑(Y
i =1
         i   − Y .) = ∑ Υi − Y . + (Yi −Y i)
                    2

                                 i =1



                                        {                                             }
 n                                n

∑ (Yi − Y .) 2 = ∑ ˆY − Y .) 2 + (Yˆi − Y .)(Yi − Yˆi ) + (Yi − Yˆi ) 2
i =1
                   (
                                 i =1

Dari persamaan diatas maka diperoleh :
                    n                                n
                                                                 1 n
JK total = ∑ (Yi − Y .) = ∑Yi −                                   (∑Yi ) 2
                       2                                   2

                 i =1                               i =1         n i =1
                           n                                                 n
                                        1
JK Regresi = ∑(Yi − Y .) = ( X ' Y ) β − (∑Yi )
                  ˆ     2                       2

             i =1                       n i =1
                    n                                n     2

JK Galat = ∑(Yi − Yi ) 2 = ∑Yi − ( X ' Y )' β
                   ˆ
                   i =1                             i =1

                           n
Sedangkan=              ∑(Yˆ
                          i =1
                                        i
                                                          ˆ
                                             − Y .)(Yi − Yi ) = 0

       Untuk menetukan apakah garis regresi yang kita peroleh cukkup dapatdipercaya maka
kita dapat mengujinya dengan uji F seperi tabel sidik ragam dibawah ini


       Sumber               Derajat                 Jumlah          Kuadrat tengah        F          F tabel
keragaman          bebas        kuadrat                        hitung       0,05    0,01
  Regresi             p           JK R        JKR               KTR
                                                   =KTR
                                                p               KTG
                                               JKG
    Galat           n-1-p         JK G                = KT
                                             n −1 − p
                                                   G

    Total               n-1       JK T


                                            KTR
Jika hasil hitungan yaitu F hitung (            )≥ dari F tabel (0,05; p,n-1-p) maka dapat
                                            KTG
disimpulkan persamaan garis regresi nyata (P<0,05) bentuk persamaannya seperti yang

                                               KTR
kita duga demikian pula jika F hitung (            )≥ dari F tabel (0,05; p,n-1-p) maka dapat
                                               KTG
disimpulkan persamaan garis regresi sangat nyata (P>0,05) atau dengan kata lain
persamaaan garis regresi tersebut tidak bisa kita terima sebagai penduga hubungan antara
peubah (X) dengan Peubah (Y)
   Bila bentuk hubungan antar peubah X dengan peubah Y sudah dapat kita terima maka
kita ingin pula mengetahui seberapa besar keeratan hubungannya(korelasinya). Walaupun
bentuk hubungan antara peubah X dengan peubah Y ada dalam bentuk yang benar belum
tentu korelasinya bsar karena banyakpeubah lain yang turut mempengaruhi perubahan
peubah Y
   Besarnya perubahan peubah Y yang dapat diterangkan oleh peubah X dengan
menggunakan persamaan garis regresi yang diperoleh disebut koefisien determinan
   Koefisien determinat diberi lambing r2 untukbentuk persamaan garis regresi
sederhana dan R2 untuk bentuk persamaan lainnya, besarnya 0<r 2 =R2<1 dan dihitung
dengan rumus :
             JK Re gresi
r2 = R2 =
              JKTotal

Jadi koefisien korelasinya : r =R= ± R 2
Dari tabel 1 kita dapat menghitung
              n
                          1 n                  (1055) 2
JK Total = ∑ Yi          − (∑ Yi ) 2 = 57449 −
                    2


             i =1         n i =1                  20
            = 57449-55651,25=1797,75
1 n
JK Regresi = (X’Y)’β − (∑Yi ) = (1055)(2,442)+ (14606)(4,103) – 55651,25
                             2

                      n i =1
                                         =1692,625
.JK Galat = JK total- JK Regresi =
             = 1797,75-1692,625=105,098




Jadi tabel sidik ragamnya adalah :
  Sumber          Derajat      Jumlah      Kuadrat tengah      F          F tabel
 keragaman         bebas       kuadrat                      hitung     0,05     0,01
  Regresi            1        1692,652        1692,652      289,89     4,41     8,29


    Galat           18        105,098          5,839

    Total           19        1797,750
Jadi dapat disimpulkan bahwa persamaan garis regresi yang diperoleh sangat nyata
(P<0,01) karena F hitung> F tabel pada taraf signifikansi 0,01 (289,89>8,29)
            JKregresi       1692,652
Jadi r = JKTotal = 1797,750 = 0,9415
      2




Jadi dengan menggunakan persamaan garis regresi penduga Yi =-2,442 + 4,103 Xi
banyaknya jumlah telur cacing pada usus ayam buras sekitar 94,15 % ditentukan oleh
banyaknya cacing dalam usus tersebut sedangkan 5,85 % ditentukan atau dipengaruhi
oleh factor lain.
    Jadi kereratan hubungan (r=±√0,9415=0,9703) dalam persamaan ini diambil hanya r
positip karena dengan bertambah besarnya nilai Xi nilai Yi juga meningkay. Untuk
menyatakan apakah hubungan cukup berarti maka besarnya r ini dapat kita bandingkan
dengan r tabel.
    Jika r hitung ≥ r tabel (0,05:p,db=n-p-1) maka disimpulkan keeratan hubungannya
nyata (P>0,05) dan jika r hitung≥r tabel (0,01;p,db=n-p-1)maka disimpulkan keeratan
hungannya sangat nyata (P<0,01) sedangkan jika r hitung< r tabel (0,05;p,db=n-p-1)
maka disimpulkan keeratan hubungannya tidak nyata (P<0,01)
Bila persamaan garis regresi derajat polinomnya atau peubah bebasnya (X) lebih
besar dari satu maka perlu dilakukan pengujian terhadap koefisien garis regresinya (βj
yaitu β1,β2,…………,βp), untuk mengetahui βj yang mana yang menentukan ketepatan dan
ketelitian garis regresinya yang diperoleh.
    Misalkan terdiri dari p peubah bebas maka modelnya menjadi Yi = β o + β1Xi1+
………..+βpXip dengan persamaan normalnya :
         X 'Y         X'X β
                  =             disini d=p+1
            dxi       dxd dx1

 n                                    n                n                              n
                                                                                                       
 ∑ Yi                  n           ∑ Xi1            ∑ Xi 2          .............    ∑ Xip          
 n    i =1
                  n                  i =1
                                        n             n
                                                        i =1
                                                                                         n
                                                                                            i =1
                                                                                                       
 Xi1Yi                                                               ............. ∑ Xi1Xip 
∑                ∑                ∑ X i2 1 ∑ Xi1Xi 2
                           Xi1
  i =1               i =1             i =1          i =1                               i =1
                                                                                                       
 n             = n               n                     n                             n             2
 ∑ Xi 2Yi   ∑ Xi 2            ∑ Xi 2 Xi1 ∑ X i2                     .............. ∑ Xi 2 Xip 
 i =1            i =1          i =1                  i =1                          i =1             
 ..........  ................ ................. .................    ............. ................ 
 n               n               n                 n                                     n
                                                                                                       
∑        XipYi   ∑ Xip         ∑       XipXi1 ∑ XipXi1              .............. ∑ X i2 p 
 i =1            i =1          i =1              i =1                                  i =1         
                  Jadi :β= (X’X)-1X’Y




Jika elemen-elemen matrik X kita kurangi dengan rata-rata elemen-elemen tiap kolomnya
maka diperoleh matrik XA. sebagai contoh kita untuk p=2 maka matriknya adalah sebagai
berikut :


      ( X 11 − X .1 ) ( X 12 − X .2 ) 
                                       
      ( X 21 − X .1 ) ( X 22 − X .2 ) 
X A = ( X 31 − X .1 ) ( X 32 − X .2 ) 
                                       
       ..............   .............. 
      ( X − X . ) ( X − X . )
       n1           1     n2         2 
        n                         n
                                                                       
                 ∑ ( Xi1 − X 1.) 2           ∑ ( Xi 1 − X i 2 − X .2 )
X 'A X A =  n                                                         
                  i =1                        i =1
                                                   n
            ( Xi − X . )( Xi − X . ) 2                            2 
           ∑ 1         2     2     2            ∑ ( Xi2 − X 2 . ) 
            i =1                                i =1
                                                                       
                                JKX 1         JHKX 1 X 2 
Biasanya ditulis : X ' A X A = 
                                JHKX 1 X 2      JKX 2   
Untuk menguji βi kita cari kekalikan dari matriks XAXA-1kemudian kita gandakan dengan

                      n
S regresi yaitu (∑Yi − Yi) /( n − p − 1) maka pengujian βi dapat dilakukan dengan
                   ˆ
  2                       2
  r
                     i =1

rumus :
               βi
      tH =
             Sbi

Disini √Sbi adalah elemen-elemen diagonal matrik XAXA-1 yang telah digandakan dengan

S r2 regresi
Contoh
Seorang peneliti ingin mengetahui hubungan antara dosis oba tertentu (X) dengan kadar
Creatinin Ginjalnya (Y) dari hasil peneitiannya diperoleh hasil sebagai berikut :
Data hasil penelitiannya sebagai berikut:
   No               Dosis Obat mg (Xi)                        Kadar Creatinin % (Yi)
    1                       1                                          10
    2                       2                                          13
    3                       3                                          15
    4                       4                                          20
    5                       5                                          16
    6                       7                                          11
    7                       3                                          14
    8                       2                                          12
    9                       4                                          21
   10                       6                                          17
   11                       7                                          10
   12                       8                                           7
   13                       8                                           6
   14                       1                                          11
   15                       3                                          16
Jawab
Dari data yang diperoleh diduga bentuk persamaan garis regresinya Yi =β 0 +β1Xi
+β2X12+εi
Jadi persamaann normalnya adalah X’Y=X’X β

 n                             n                 n
                                                            
 ∑ Yi                         ∑                  ∑X       2
                n                      Xi                 1
 ni =1        n               i =1
                                 n
                                                   i =1
                                                     n       β o 
 XiYi  =
∑ i =1
          
                Xi
               ∑ i =1
                               ∑X
                                i =1
                                         1
                                          2
                                                   ∑1 X 13   β 1 
                                                   i=
n            n                 n                  n       β 2 
                                                                
 ∑ X 12Yi     ∑ X 12        ∑X        3
                                         1         ∑1 X 1 
                                                         4

 i =1
         
               i =1
                               i =1               i=

 199   15    64 356   β 0 
 803  =  64 356 2278   β 
                      1 
4055 356 2278 15703  β 2 
                      
                                              −1
        15        64   356                        199 
β1  
β  =  64       356   2278 
                             
                                                    803 
                                                        
 2   356       2278 15703                      4055
                                                      

        1,0520          − 0,5090               0,0500           199   3,36313 
β1  
β  = − 0,5090          0,2855               − 0,0299
                                                       
                                                                  803  =  6,77799 
                                                                                  
 2   0,0500           − 0,0299               0,0033          4055 − 0,80123
                                                                                

Jadi persamaan garis regresinya adalah:
                                 2
Ŷi=3,36313 + 6,77799Xi -0,80123X 1
             n
                  1 n           (199) 2
JK total = ∑Yi − (∑Yi) = 2903 −
                2        2

           i =1   n i =1          15
       = 2903-2640,067=262,933
                      1 n
JK Regresi =(X”Y)’ β − (∑ ) 2
                      n i =1

                               3,36313 
                               6,77799  2
            = [ 199 803 4055]            − (199)
                               − 0,80123 15
                                        
                                        
            = 669,263 +5442,726 -3248,988-2640,067
            = 222,934
n
JK Galat = ∑Yi − ( X ' Y )' β = JK total – JK Regresi
              2

               i =1

       = 262,933-222,934 =39,999


Jadi tabel sidik ragamnya adalah :
  Sumber                   Derajat       Jumlah     Kuadrat tengah      F        F tabel
 keragaman                  bebas        kuadrat                     hitung   0,05     0,01
  Regresi                     2          222,934       111,476       33,44    3,89     6,93


    Galat                    12           39,999        3,333

    Total                    14          262,933


Disini S r2 = KT Galat =3,333
Jadi dapat kita simpulkan bahwa persamaan garis regresi yang diperoleh sangat nyata
(P<0,01) karena F hitung > f tabel pada taraf signifikasi 0,01(33,44>8,93)
               JK Re gresi               222,934
Jadi R = JKTotal                     =           = 0,8479
      2

                                         262,933

Maka R =√0,8479=0,9208
Bila kita bandingkan dengan R0,01(db=2;12)=0,732 maka disimpulkan korelasinya sangat
nyata (P<0,01)
   Untuk menguji β1dan β2 maka dicari matrik XAXA dan kebalikkanya (XAXA-1)
           n
             1 n              (64) 2
JK X = ∑ Xi − (∑ Xi ) = 356 −
                     2 2

       i =1  n i =1            15
     = 356 – 273,0667 = 82,9333


          n
               1 n               (356) 2
JK X2 = ∑ Xi − (∑ Xi ) = 15703 −
             4        2 2

        i =1   n i =1              15
       = 15703 -8449,0667 =7253,9333
               n
                   1 n         n
JK XX = ∑
       2     Xi 3 − (∑ Xi ) (∑ Xi 2 )
        i =1       n i =1    i =1

                             (64)(356)
           = 2278-
                                15
       = 2278 – 1518,9333 =759,0667
 82,9333       759,0667            −1  0,28545     − 0,02987 
X’AXA =                                             , X ' A X A = − 0,02987     0,00326 
                            759,0667       7253,9333                                     
                    0,28545                           − 0,02987   0,951405    − 0,099557 
       S r2 = 3,333                                              =
XAXA-1             − 0,02987                           0,00326  − 0,099557
                                                                                0,010866 

                                            βi
                                     tH =
                                            Sbi
                                                  6,77799
Untuk β maka t H = 0,951405 = 6,61
       1


                                                 − 0,80123
Untuk β2 maka t H = 0,010866 = 7,69

Bila kita bandingkan t0,005(db=n-p-1=12)=3,055 tH untuk β1 dan β2 lebih besar dari t tabel 0,01
maka disimpulkan koefisien garis regresinya sangat nyata (P<0,01)
dar creatinin Darah (%)



                            20
    Kadar Creatinin Darah




                            18
                            16
                            14
                            12
                            10
                             8
                             6
                             4          Y = 3.36313 + 6.77799X – 0.80123X2
                             2
                             0
                                 0                 2           4           6              8     10
                                                               Dosis Obat
 82,9333       759,0667            −1  0,28545     − 0,02987 
X’AXA =                                             , X ' A X A = − 0,02987     0,00326 
                            759,0667       7253,9333                                     
                    0,28545                           − 0,02987   0,951405    − 0,099557 
       S r2 = 3,333                                              =
XAXA-1             − 0,02987                           0,00326  − 0,099557
                                                                                0,010866 

                                            βi
                                     tH =
                                            Sbi
                                                  6,77799
Untuk β maka t H = 0,951405 = 6,61
       1


                                                 − 0,80123
Untuk β2 maka t H = 0,010866 = 7,69

Bila kita bandingkan t0,005(db=n-p-1=12)=3,055 tH untuk β1 dan β2 lebih besar dari t tabel 0,01
maka disimpulkan koefisien garis regresinya sangat nyata (P<0,01)
dar creatinin Darah (%)



                            20
    Kadar Creatinin Darah




                            18
                            16
                            14
                            12
                            10
                             8
                             6
                             4          Y = 3.36313 + 6.77799X – 0.80123X2
                             2
                             0
                                 0                 2           4           6              8     10
                                                               Dosis Obat

More Related Content

What's hot

Fungsi besselk
Fungsi besselkFungsi besselk
Fungsi besselkhajihoi
 
03 rangkaian kombinasional
03   rangkaian kombinasional03   rangkaian kombinasional
03 rangkaian kombinasionalopekdoank
 
Fungsikuadrat
FungsikuadratFungsikuadrat
FungsikuadratEdi Topan
 
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)Muhammad Ali Subkhan Candra
 
Persamaan Fungsi Diferensial
Persamaan Fungsi DiferensialPersamaan Fungsi Diferensial
Persamaan Fungsi DiferensialSyifa Diatmika
 
Persamaan diferensial 2
Persamaan diferensial 2Persamaan diferensial 2
Persamaan diferensial 2Nouvel Raka
 
PD orde2 Tak Homogen 2
PD orde2 Tak Homogen 2PD orde2 Tak Homogen 2
PD orde2 Tak Homogen 2unesa
 
PD orde2 Homogen
PD orde2 HomogenPD orde2 Homogen
PD orde2 Homogenunesa
 
materi-2-kalkulus
materi-2-kalkulusmateri-2-kalkulus
materi-2-kalkulusVera Lake
 
Fp unsam regresi linier berganda 1
Fp unsam regresi linier berganda 1Fp unsam regresi linier berganda 1
Fp unsam regresi linier berganda 1Ir. Zakaria, M.M
 
Sistem bil kompleks dan geometri
Sistem bil kompleks dan geometriSistem bil kompleks dan geometri
Sistem bil kompleks dan geometrisyandika Rafina
 
Matematika bisnis7
Matematika bisnis7Matematika bisnis7
Matematika bisnis7Amri Sandy
 

What's hot (20)

Fungsi besselk
Fungsi besselkFungsi besselk
Fungsi besselk
 
03 rangkaian kombinasional
03   rangkaian kombinasional03   rangkaian kombinasional
03 rangkaian kombinasional
 
Kalkulus modul limit fungsi
Kalkulus modul limit fungsiKalkulus modul limit fungsi
Kalkulus modul limit fungsi
 
Fungsikuadrat
FungsikuadratFungsikuadrat
Fungsikuadrat
 
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
 
Makalah fobeneus
Makalah fobeneusMakalah fobeneus
Makalah fobeneus
 
Persamaan Fungsi Diferensial
Persamaan Fungsi DiferensialPersamaan Fungsi Diferensial
Persamaan Fungsi Diferensial
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
 
Persamaan diferensial 2
Persamaan diferensial 2Persamaan diferensial 2
Persamaan diferensial 2
 
PD orde2 Tak Homogen 2
PD orde2 Tak Homogen 2PD orde2 Tak Homogen 2
PD orde2 Tak Homogen 2
 
Optimasi bersyarat metode
Optimasi bersyarat metodeOptimasi bersyarat metode
Optimasi bersyarat metode
 
PD orde2 Homogen
PD orde2 HomogenPD orde2 Homogen
PD orde2 Homogen
 
Soal13
Soal13Soal13
Soal13
 
Met num 10
Met num 10Met num 10
Met num 10
 
materi-2-kalkulus
materi-2-kalkulusmateri-2-kalkulus
materi-2-kalkulus
 
Fp unsam regresi linier berganda 1
Fp unsam regresi linier berganda 1Fp unsam regresi linier berganda 1
Fp unsam regresi linier berganda 1
 
Sistem bil kompleks dan geometri
Sistem bil kompleks dan geometriSistem bil kompleks dan geometri
Sistem bil kompleks dan geometri
 
Met num 5
Met num 5Met num 5
Met num 5
 
08 bab 7
08 bab 708 bab 7
08 bab 7
 
Matematika bisnis7
Matematika bisnis7Matematika bisnis7
Matematika bisnis7
 

Similar to Analisis regresi-korelasi

Regresi dan korelasi fe 2011
Regresi dan korelasi fe 2011Regresi dan korelasi fe 2011
Regresi dan korelasi fe 2011Ir. Zakaria, M.M
 
Bab 10 analisis regresi-sederhana
Bab 10 analisis regresi-sederhanaBab 10 analisis regresi-sederhana
Bab 10 analisis regresi-sederhanasholikhankanjuruhan
 
Makalahstatistikarsyilpenerapanregresisederhana
MakalahstatistikarsyilpenerapanregresisederhanaMakalahstatistikarsyilpenerapanregresisederhana
MakalahstatistikarsyilpenerapanregresisederhanaAlgebra Iostream Khaeron
 
Perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri
Perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometriPerbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri
Perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometriPapar Poetra
 
BAB III Fungsi Linier untuk pembelajaran dan menambah ilmu.pptx
BAB III Fungsi Linier untuk pembelajaran dan menambah ilmu.pptxBAB III Fungsi Linier untuk pembelajaran dan menambah ilmu.pptx
BAB III Fungsi Linier untuk pembelajaran dan menambah ilmu.pptxanggasuardika
 
Statistik dasar
Statistik dasar Statistik dasar
Statistik dasar Sadeg Sadeh
 
Kode mata kuliah ALGEBRA presentasi.pptx
Kode mata kuliah ALGEBRA presentasi.pptxKode mata kuliah ALGEBRA presentasi.pptx
Kode mata kuliah ALGEBRA presentasi.pptxSudirmanSudirman80
 
C. fungsi eksponensial
C. fungsi eksponensialC. fungsi eksponensial
C. fungsi eksponensialvia_anyun
 
Refleksi oci yulinasari
Refleksi oci yulinasariRefleksi oci yulinasari
Refleksi oci yulinasarioci_yulinasari
 
soal dan pembahasan tentang refleksi
soal dan pembahasan tentang refleksisoal dan pembahasan tentang refleksi
soal dan pembahasan tentang refleksifitridamayanti23
 
Modul kalkulus i_bab_i_(bil_riil)[1]
Modul kalkulus i_bab_i_(bil_riil)[1]Modul kalkulus i_bab_i_(bil_riil)[1]
Modul kalkulus i_bab_i_(bil_riil)[1]089697859631
 
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptxBAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptxNaufalDhiyaulhaq2
 
Bab 3-turunan
Bab 3-turunanBab 3-turunan
Bab 3-turunanchasib
 

Similar to Analisis regresi-korelasi (20)

Binomial fe u nsam 2011
Binomial fe u nsam 2011Binomial fe u nsam 2011
Binomial fe u nsam 2011
 
Binomial fp u nsam 2009
Binomial fp u nsam 2009Binomial fp u nsam 2009
Binomial fp u nsam 2009
 
Transformasi geometri
Transformasi geometriTransformasi geometri
Transformasi geometri
 
Regresi dan korelasi fe 2011
Regresi dan korelasi fe 2011Regresi dan korelasi fe 2011
Regresi dan korelasi fe 2011
 
fisika dasar
fisika dasarfisika dasar
fisika dasar
 
Bab 10 analisis regresi-sederhana
Bab 10 analisis regresi-sederhanaBab 10 analisis regresi-sederhana
Bab 10 analisis regresi-sederhana
 
Makalahstatistikarsyilpenerapanregresisederhana
MakalahstatistikarsyilpenerapanregresisederhanaMakalahstatistikarsyilpenerapanregresisederhana
Makalahstatistikarsyilpenerapanregresisederhana
 
Perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri
Perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometriPerbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri
Perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri
 
Analisis statistika-multivariate
Analisis statistika-multivariateAnalisis statistika-multivariate
Analisis statistika-multivariate
 
BAB III Fungsi Linier untuk pembelajaran dan menambah ilmu.pptx
BAB III Fungsi Linier untuk pembelajaran dan menambah ilmu.pptxBAB III Fungsi Linier untuk pembelajaran dan menambah ilmu.pptx
BAB III Fungsi Linier untuk pembelajaran dan menambah ilmu.pptx
 
Statistik dasar
Statistik dasar Statistik dasar
Statistik dasar
 
Bab 3(3) spl
Bab 3(3) splBab 3(3) spl
Bab 3(3) spl
 
Kode mata kuliah ALGEBRA presentasi.pptx
Kode mata kuliah ALGEBRA presentasi.pptxKode mata kuliah ALGEBRA presentasi.pptx
Kode mata kuliah ALGEBRA presentasi.pptx
 
C. fungsi eksponensial
C. fungsi eksponensialC. fungsi eksponensial
C. fungsi eksponensial
 
Refleksi oci yulinasari
Refleksi oci yulinasariRefleksi oci yulinasari
Refleksi oci yulinasari
 
Bab 6
Bab 6Bab 6
Bab 6
 
soal dan pembahasan tentang refleksi
soal dan pembahasan tentang refleksisoal dan pembahasan tentang refleksi
soal dan pembahasan tentang refleksi
 
Modul kalkulus i_bab_i_(bil_riil)[1]
Modul kalkulus i_bab_i_(bil_riil)[1]Modul kalkulus i_bab_i_(bil_riil)[1]
Modul kalkulus i_bab_i_(bil_riil)[1]
 
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptxBAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
 
Bab 3-turunan
Bab 3-turunanBab 3-turunan
Bab 3-turunan
 

More from Ir. Zakaria, M.M

Presentasi kandidat jpt dinas komunikasi dan informatika
Presentasi kandidat jpt  dinas komunikasi dan informatikaPresentasi kandidat jpt  dinas komunikasi dan informatika
Presentasi kandidat jpt dinas komunikasi dan informatikaIr. Zakaria, M.M
 
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhanPresentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhanIr. Zakaria, M.M
 
Makalah ketahanan pangan pdf
Makalah ketahanan pangan pdfMakalah ketahanan pangan pdf
Makalah ketahanan pangan pdfIr. Zakaria, M.M
 
Perbub aceh timur no 11 tahun 2017 kominfo
Perbub aceh timur no 11 tahun 2017  kominfoPerbub aceh timur no 11 tahun 2017  kominfo
Perbub aceh timur no 11 tahun 2017 kominfoIr. Zakaria, M.M
 
Makalah jpt pratama 2018 kominfo
Makalah jpt pratama 2018 kominfoMakalah jpt pratama 2018 kominfo
Makalah jpt pratama 2018 kominfoIr. Zakaria, M.M
 
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018Ir. Zakaria, M.M
 
Daftar isi ketahanan pangan dan penyuluhan
Daftar isi ketahanan pangan dan penyuluhanDaftar isi ketahanan pangan dan penyuluhan
Daftar isi ketahanan pangan dan penyuluhanIr. Zakaria, M.M
 
Cover ketahanan pangan dan penyuluhan
Cover ketahanan pangan dan penyuluhanCover ketahanan pangan dan penyuluhan
Cover ketahanan pangan dan penyuluhanIr. Zakaria, M.M
 
Bahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. Aceh
Bahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. AcehBahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. Aceh
Bahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. AcehIr. Zakaria, M.M
 
Kuliah ke 3 program linear iain zck langsa
Kuliah ke   3 program linear iain zck langsaKuliah ke   3 program linear iain zck langsa
Kuliah ke 3 program linear iain zck langsaIr. Zakaria, M.M
 
Kuliah ke 2 program linear iain zck langsa
Kuliah ke   2 program linear iain zck langsaKuliah ke   2 program linear iain zck langsa
Kuliah ke 2 program linear iain zck langsaIr. Zakaria, M.M
 
UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015
UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015
UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015Ir. Zakaria, M.M
 
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empat
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empatStain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empat
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empatIr. Zakaria, M.M
 
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10 lingkaran dan persam...
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10  lingkaran dan persam...Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10  lingkaran dan persam...
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10 lingkaran dan persam...Ir. Zakaria, M.M
 
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanya
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanyaStain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanya
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanyaIr. Zakaria, M.M
 

More from Ir. Zakaria, M.M (20)

Presentasi kandidat jpt dinas komunikasi dan informatika
Presentasi kandidat jpt  dinas komunikasi dan informatikaPresentasi kandidat jpt  dinas komunikasi dan informatika
Presentasi kandidat jpt dinas komunikasi dan informatika
 
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhanPresentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan
 
Makalah kominfo
Makalah kominfoMakalah kominfo
Makalah kominfo
 
Makalah ketahanan pangan pdf
Makalah ketahanan pangan pdfMakalah ketahanan pangan pdf
Makalah ketahanan pangan pdf
 
Perbub aceh timur no 11 tahun 2017 kominfo
Perbub aceh timur no 11 tahun 2017  kominfoPerbub aceh timur no 11 tahun 2017  kominfo
Perbub aceh timur no 11 tahun 2017 kominfo
 
Cover kominfo
Cover kominfoCover kominfo
Cover kominfo
 
Daftar isi kominfo
Daftar isi kominfoDaftar isi kominfo
Daftar isi kominfo
 
Makalah jpt pratama 2018 kominfo
Makalah jpt pratama 2018 kominfoMakalah jpt pratama 2018 kominfo
Makalah jpt pratama 2018 kominfo
 
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018
 
Daftar isi ketahanan pangan dan penyuluhan
Daftar isi ketahanan pangan dan penyuluhanDaftar isi ketahanan pangan dan penyuluhan
Daftar isi ketahanan pangan dan penyuluhan
 
Cover ketahanan pangan dan penyuluhan
Cover ketahanan pangan dan penyuluhanCover ketahanan pangan dan penyuluhan
Cover ketahanan pangan dan penyuluhan
 
Moralitas karya tulis
Moralitas karya tulisMoralitas karya tulis
Moralitas karya tulis
 
Moralitas
MoralitasMoralitas
Moralitas
 
Bahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. Aceh
Bahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. AcehBahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. Aceh
Bahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. Aceh
 
Kuliah ke 3 program linear iain zck langsa
Kuliah ke   3 program linear iain zck langsaKuliah ke   3 program linear iain zck langsa
Kuliah ke 3 program linear iain zck langsa
 
Kuliah ke 2 program linear iain zck langsa
Kuliah ke   2 program linear iain zck langsaKuliah ke   2 program linear iain zck langsa
Kuliah ke 2 program linear iain zck langsa
 
UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015
UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015
UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015
 
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empat
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empatStain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empat
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empat
 
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10 lingkaran dan persam...
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10  lingkaran dan persam...Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10  lingkaran dan persam...
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10 lingkaran dan persam...
 
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanya
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanyaStain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanya
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanya
 

Analisis regresi-korelasi

  • 1. ANALISIS REGRESI KORELASI Analisis regresi mempelajari bentuk hubungan antara satu atau lebih peubah bebas (X) dengan satu peubah tak bebas (Y). dalam penelitian peubah bebas ( X) biasanya peubah yang ditentukan oelh peneliti secara bebas misalnya dosis obat, lama penyimpanan, kadar zat pengawet, umur ternak dan sebagainya. Disamping itu peubah bebas bisa juga berupa peubah tak bebasnya, misalnya dalam pengukuran panjang badan dan berat badan sapi, karena panjang badan lebih mudah diukur maka panjang badan dimasukkan kedalam peubah bebas (X), sedangkan berat badan dimasukkan peubah tak bebas (Y). sedangkan peubah tak bebas (Y) dalam penelitian berupa respon yang diukur akibat perlakuan/peubah bebas (X). misalnya jumlah sel darah merah akibat pengobatan dengan dosis tertentu, jumlah mikroba daging setelah disimpan beberapa hari, berat ayam pada umu tertent dan sebagainya. Bentuk hubungan antara peubah bebas (X) dengan peubah tak bebas (Y) bisa dalam bentuk polinom derajat satu (linear) polinom derajat dua (kuadratik). Polinim derajat tiga (Kubik) dan seterusnya. Disamping itu bisa juga dalam bentuk lain misalnya eksponensial,logaritma,sigmoid dan sebagainya. Bentuk-bentuk ini dalam analisis regresi-korelasi biasanya ditransformasi supaya menjadi bentuk polinom. Dalam bentuk yang paling sederhana yaitu satu eubah bebas (X) dengan satu peubah tak bebas (Y) mempunyai persamaan : Y =a +bx Disini a disebut intersep dan b koefisien arah Dlam pengertian fungsi persamaan garis Y + a +bx hanya ada satu yang dapat dibentuk dari dua buah titik denagn koordinat yang berbeda yaitu ( X 1, Y1) dan X2,Y2). Hal ini berarti kita bisa membuat banyak sekali persamaan garis dalam bentuk lain melalui dua buat titik yang berbeda koordinatnya/tidak berimpit. Persamaan garis melalui dua buah titik dirumuskan sebagai berikut : (Y − Y) 1 (X − X 1 ) = (Y2 − Y1 ) (X 2 − X 1
  • 2. Y Y=a+bx X ----------------- y b= x ------------------------- a - x …………………….. Sebagai contoh misalnya titik A (1,3) dan titik B ($,9) maka persamaan gais linear yang dapat dibuat adalah : (Y − 3) ( X −1) = (9 − 3) (4 −1) (Y-3)(4-1) =(X-1) (9-3) 3Y-9 = 6X-6 3Y = 3 +6X Y=1+2X Dalam bentukmatrik bisa kita buat persaman sebagai berikut : Y1 = a + b X 1 Y2 = a + b X 2
  • 3. Y1 1 X1a =    Y 2 1 X2 b 3  1   a =    9  1 4b
  • 4. −1  a  1   a =     b  1 4 b a 1  − 14 3 =    b  (4− 1)− 1 9
  • 5. a 4/9 −13 4−3 1 =  = = b −1/3 9 −1+3 2 Jadi a=1 dan b=2 sehingga persamaannya Y=1 +2X Jika jumlah data sebanyak n maka persamaannya sebagai berikut ; Yi = βo + β1 X 1 + ε i i= 1,2,3,…..n disini βo adalah penduga a, β1 adlah penduga b dan εi merupakan besarnya simpangan persamaan garis penduga. Semakin kecil nilai ε i persamaan regresi yang diperoleh akan semakin baik. Jadi kita dapat menuliskan pengamatan kita menjadi y1 = β o + β1 X 1 + ε1
  • 6. y 2 = β o + β1 X 2 + ε 2 y 3 = β o + β1 X 3 + ε 3 ………………….. y n = β o + β1 X n + ε n Dengan notasi matrik dapt ditulis sebagi berikut : Y1  1 X1  ε 1  Y  1 X2  ε   2   2 Y3  1 X 3   β o  ε 3   =  +   .  . .   β1   .     .  . .  .       Yn  1    Xn  ε n    Jadi kita peroleh matrik Y,X,β dan ε dengan dimensi sebagi berikut : Y X β = nx1 nx2 2x1 + nx1 ε Jika diasumsikan E(ε) = 0 maka E(Y) = Xβ Bila modelnya benar β merupakan enduga terbaik yaitu dengan jalan melakukan penggadaaan awal dengan X’ sehingga diperoleh persamaan normal sebagai berikut : X’Y=X’X β 2x1 2x2 2x1 Y1  1 X1  Y  1 X2  2   1 1 1 ......... 1 Y3   1 1 1 ........ 1 1 X 3 βo  X  =    1 X2 X2 ........... X n  .   X 1   X2 X3 ...... X n  .  .  β1    .  . .      Yn    1  Xn   n   n   ∑ Yi   n ∑X  β o  i  n i =1  = n i =1   2  β1  n  XY  X ∑ i i   i =1  ∑ i  i =1 ∑1 X i  i= 
  • 7. −1  n   n  β 0   n ∑ Xi   ∑ Yi  β  =  n   ni =1  i =1 n  1  X 2  XY ∑ i  i =1 ∑ X1  i =1  ∑ i i   i =1  Jadi β=(X’X)-1X’Y Disini(X’X)-1 adalah kebalikan (inverse)dari matrik X’X  n 2 n  1  ∑ Xi − ∑ Xi (X’X)-1 = n n  i =1n i =1  n∑ X i − (∑ X i ) 2  − ∑ X i n  2 i =1 i =1  i =1       Y − β1 X  n  β o   n n Jadi β =   = ∑ X i Yi − (∑ X i )(∑Yi ) / n   β1  i =1 i =1 i =1   n n   ∑ X i 2 − (∑ X i ) 2 / n   i =1  i =1   Contoh Seorang peneliti ingin mengetahui bentuk hubungan antara jumlah cacing jenis tertentu denagn jumlah telurnya pada usus ayam buras. Untuk tujuan tersebut diperiksa 20 ekor ayam dan ditemukan sebagai berikut : Tabel 1 jumlah cacing dan jumlah telurnya pada usus ayam buras am buras. No Jumlah Cacing ( Xi) Jumlah telurnya (Yi) 1 12 45 2 14 50 3 13 51 4 12 43 5 15 61 6 16 62 7 13 50 8 11 43 9 10 40 10 11 44 11 12 48 12 13 52
  • 8. 13 17 70 14 19 76 15 13 53 16 11 43 17 16 60 18 12 48 19 14 53 20 15 63 Total 269 1055 rataan 13,45 52,75 Dari data diatas kita bisa menghitung : n ∑X i =1 i =12+14+13+…………………………+15=269 n ∑Y i=1 i =45+50+51+……………………….+63=1055 n ∑X i =1 i 2 =122+142+132+……………………+152=3719 n ∑Y 2 i =452+502+512+……………………+622=57449 i =1 n ∑X Y i =1 i i =12x45+14x50+13x51+…………………+15x63=14604 1 n 1 X = ∑ X i = 20 = 269 = 13,45 n i =1 1 n 1 X = ∑ Yi = 20 = 1055 = 52,75 n i =1 Bila kita duga bentuk hubungan antara jumlah cacing (X)dan jumlah telurnya (Y) adalah : Ŷi=β0 +β1Xi+εi i=1,2,3,……………………..,20 disini Ŷi adalah dugaan Yi jadi persamaan normalnya adalah : X’Y =X’Xβ
  • 9.  20   n   ∑1 Yi   20 ∑X i β 0   20i =  =  20 i =1   2   β1  20  XY  X ∑ i i  ∑ i  i =1   i =1 ∑1 X 1  i=   1055   20 269  β o  14604 = 269 3719  β      1   20 2 20  n 2  β o  1  ∑ X1 − ∑ X i   ∑ Yi  β  =  i =120   20=1  i =1 i 20 20  1  20 X 2 − (∑ X i ) 2  − ∑ X i  X Y  ∑ 1  ∑ i i  20 i =1 i =1  i =1    i =1  β o  1  3719 − 269  1055  − 2,442 β  = − 269 = 20  14604  4,103   1  20(3719) − (269) 2      Jadi Ŷ=-2,442 + 4,103 Xi, Persamaan garis regresi Yi =-2,442 + 4,103 Xi bukanlah satu-satunya garis penduga untuk menyatakan hubungan antara jumlah cacing dengan jumlah telurnya. Sudah barang tentu masih banyak lagi bentuk persamaan penduga yang dapat dibuat misalnya dalam bentuk persamaan Yi=βo+β1Xi+β2Xi2,Yi=βoXiβ1 ( dalam bnetuk linear LnYi=Ln βo+βiLnXi)dan masih banyak lagi bentuk yang lainnya Untuk menyatakan apakah garis yang diperoleh cukup baik untuk menggambarkan hubungan antara peubah bebas (X) dengan peubah tak bebas(Y) dapat dilakukan pengujian bentuk model yang digunakan dan keeratan hubungannya (korelasinya) untuk menyatakan ketepatan dan ketelitian persamaan garis regresi yang diperoleh. Garis regresi yang kita peroleh akan selalu melalui rata-rata peubah X dan Y (X,Y)maka dapat dijelaskan seperti gambar dibawah ini
  • 10. Y (Xi,Yi) Ỹ = β0 + β1Xi Yi (Yi-Ў.)=(ỹ- Ў.)(Yi- ỹ) Ỹ ỹ β0 0 _ X X Dengan metode kuadrat terkecil maka kita peroleh : {( ) } n n 2 ∑(Y i =1 i − Y .) = ∑ Υi − Y . + (Yi −Y i) 2 i =1 { } n n ∑ (Yi − Y .) 2 = ∑ ˆY − Y .) 2 + (Yˆi − Y .)(Yi − Yˆi ) + (Yi − Yˆi ) 2 i =1 ( i =1 Dari persamaan diatas maka diperoleh : n n 1 n JK total = ∑ (Yi − Y .) = ∑Yi − (∑Yi ) 2 2 2 i =1 i =1 n i =1 n n 1 JK Regresi = ∑(Yi − Y .) = ( X ' Y ) β − (∑Yi ) ˆ 2 2 i =1 n i =1 n n 2 JK Galat = ∑(Yi − Yi ) 2 = ∑Yi − ( X ' Y )' β ˆ i =1 i =1 n Sedangkan= ∑(Yˆ i =1 i ˆ − Y .)(Yi − Yi ) = 0 Untuk menetukan apakah garis regresi yang kita peroleh cukkup dapatdipercaya maka kita dapat mengujinya dengan uji F seperi tabel sidik ragam dibawah ini Sumber Derajat Jumlah Kuadrat tengah F F tabel
  • 11. keragaman bebas kuadrat hitung 0,05 0,01 Regresi p JK R JKR KTR =KTR p KTG JKG Galat n-1-p JK G = KT n −1 − p G Total n-1 JK T KTR Jika hasil hitungan yaitu F hitung ( )≥ dari F tabel (0,05; p,n-1-p) maka dapat KTG disimpulkan persamaan garis regresi nyata (P<0,05) bentuk persamaannya seperti yang KTR kita duga demikian pula jika F hitung ( )≥ dari F tabel (0,05; p,n-1-p) maka dapat KTG disimpulkan persamaan garis regresi sangat nyata (P>0,05) atau dengan kata lain persamaaan garis regresi tersebut tidak bisa kita terima sebagai penduga hubungan antara peubah (X) dengan Peubah (Y) Bila bentuk hubungan antar peubah X dengan peubah Y sudah dapat kita terima maka kita ingin pula mengetahui seberapa besar keeratan hubungannya(korelasinya). Walaupun bentuk hubungan antara peubah X dengan peubah Y ada dalam bentuk yang benar belum tentu korelasinya bsar karena banyakpeubah lain yang turut mempengaruhi perubahan peubah Y Besarnya perubahan peubah Y yang dapat diterangkan oleh peubah X dengan menggunakan persamaan garis regresi yang diperoleh disebut koefisien determinan Koefisien determinat diberi lambing r2 untukbentuk persamaan garis regresi sederhana dan R2 untuk bentuk persamaan lainnya, besarnya 0<r 2 =R2<1 dan dihitung dengan rumus : JK Re gresi r2 = R2 = JKTotal Jadi koefisien korelasinya : r =R= ± R 2 Dari tabel 1 kita dapat menghitung n 1 n (1055) 2 JK Total = ∑ Yi − (∑ Yi ) 2 = 57449 − 2 i =1 n i =1 20 = 57449-55651,25=1797,75
  • 12. 1 n JK Regresi = (X’Y)’β − (∑Yi ) = (1055)(2,442)+ (14606)(4,103) – 55651,25 2 n i =1 =1692,625 .JK Galat = JK total- JK Regresi = = 1797,75-1692,625=105,098 Jadi tabel sidik ragamnya adalah : Sumber Derajat Jumlah Kuadrat tengah F F tabel keragaman bebas kuadrat hitung 0,05 0,01 Regresi 1 1692,652 1692,652 289,89 4,41 8,29 Galat 18 105,098 5,839 Total 19 1797,750 Jadi dapat disimpulkan bahwa persamaan garis regresi yang diperoleh sangat nyata (P<0,01) karena F hitung> F tabel pada taraf signifikansi 0,01 (289,89>8,29) JKregresi 1692,652 Jadi r = JKTotal = 1797,750 = 0,9415 2 Jadi dengan menggunakan persamaan garis regresi penduga Yi =-2,442 + 4,103 Xi banyaknya jumlah telur cacing pada usus ayam buras sekitar 94,15 % ditentukan oleh banyaknya cacing dalam usus tersebut sedangkan 5,85 % ditentukan atau dipengaruhi oleh factor lain. Jadi kereratan hubungan (r=±√0,9415=0,9703) dalam persamaan ini diambil hanya r positip karena dengan bertambah besarnya nilai Xi nilai Yi juga meningkay. Untuk menyatakan apakah hubungan cukup berarti maka besarnya r ini dapat kita bandingkan dengan r tabel. Jika r hitung ≥ r tabel (0,05:p,db=n-p-1) maka disimpulkan keeratan hubungannya nyata (P>0,05) dan jika r hitung≥r tabel (0,01;p,db=n-p-1)maka disimpulkan keeratan hungannya sangat nyata (P<0,01) sedangkan jika r hitung< r tabel (0,05;p,db=n-p-1) maka disimpulkan keeratan hubungannya tidak nyata (P<0,01)
  • 13. Bila persamaan garis regresi derajat polinomnya atau peubah bebasnya (X) lebih besar dari satu maka perlu dilakukan pengujian terhadap koefisien garis regresinya (βj yaitu β1,β2,…………,βp), untuk mengetahui βj yang mana yang menentukan ketepatan dan ketelitian garis regresinya yang diperoleh. Misalkan terdiri dari p peubah bebas maka modelnya menjadi Yi = β o + β1Xi1+ ………..+βpXip dengan persamaan normalnya : X 'Y X'X β = disini d=p+1 dxi dxd dx1  n   n n n   ∑ Yi   n ∑ Xi1 ∑ Xi 2 ............. ∑ Xip   n i =1   n i =1 n n i =1 n i =1   Xi1Yi   ............. ∑ Xi1Xip  ∑   ∑ ∑ X i2 1 ∑ Xi1Xi 2 Xi1 i =1 i =1 i =1 i =1 i =1   n = n n n n 2  ∑ Xi 2Yi   ∑ Xi 2 ∑ Xi 2 Xi1 ∑ X i2 .............. ∑ Xi 2 Xip   i =1   i =1 i =1 i =1 i =1   ..........  ................ ................. ................. ............. ................   n   n n n n  ∑ XipYi   ∑ Xip ∑ XipXi1 ∑ XipXi1 .............. ∑ X i2 p   i =1   i =1 i =1 i =1 i =1  Jadi :β= (X’X)-1X’Y Jika elemen-elemen matrik X kita kurangi dengan rata-rata elemen-elemen tiap kolomnya maka diperoleh matrik XA. sebagai contoh kita untuk p=2 maka matriknya adalah sebagai berikut : ( X 11 − X .1 ) ( X 12 − X .2 )    ( X 21 − X .1 ) ( X 22 − X .2 )  X A = ( X 31 − X .1 ) ( X 32 − X .2 )     .............. ..............  ( X − X . ) ( X − X . )  n1 1 n2 2 
  • 14. n n   ∑ ( Xi1 − X 1.) 2 ∑ ( Xi 1 − X i 2 − X .2 ) X 'A X A =  n  i =1 i =1 n  ( Xi − X . )( Xi − X . ) 2 2  ∑ 1 2 2 2 ∑ ( Xi2 − X 2 . )   i =1 i =1   JKX 1 JHKX 1 X 2  Biasanya ditulis : X ' A X A =   JHKX 1 X 2 JKX 2   Untuk menguji βi kita cari kekalikan dari matriks XAXA-1kemudian kita gandakan dengan n S regresi yaitu (∑Yi − Yi) /( n − p − 1) maka pengujian βi dapat dilakukan dengan ˆ 2 2 r i =1 rumus : βi tH = Sbi Disini √Sbi adalah elemen-elemen diagonal matrik XAXA-1 yang telah digandakan dengan S r2 regresi Contoh Seorang peneliti ingin mengetahui hubungan antara dosis oba tertentu (X) dengan kadar Creatinin Ginjalnya (Y) dari hasil peneitiannya diperoleh hasil sebagai berikut : Data hasil penelitiannya sebagai berikut: No Dosis Obat mg (Xi) Kadar Creatinin % (Yi) 1 1 10 2 2 13 3 3 15 4 4 20 5 5 16 6 7 11 7 3 14 8 2 12 9 4 21 10 6 17 11 7 10 12 8 7 13 8 6 14 1 11 15 3 16 Jawab
  • 15. Dari data yang diperoleh diduga bentuk persamaan garis regresinya Yi =β 0 +β1Xi +β2X12+εi Jadi persamaann normalnya adalah X’Y=X’X β  n   n n   ∑ Yi  ∑ ∑X 2  n Xi 1  ni =1   n i =1 n i =1 n  β o   XiYi  = ∑ i =1   Xi ∑ i =1 ∑X i =1 1 2 ∑1 X 13   β 1  i= n  n n n  β 2     ∑ X 12Yi  ∑ X 12 ∑X 3 1 ∑1 X 1  4  i =1     i =1  i =1 i=  199   15 64 356   β 0   803  =  64 356 2278   β      1  4055 356 2278 15703  β 2       −1  15 64 356   199  β1   β  =  64 356 2278    803     2 356 2278 15703 4055      1,0520 − 0,5090 0,0500   199   3,36313  β1   β  = − 0,5090 0,2855 − 0,0299   803  =  6,77799       2   0,0500 − 0,0299 0,0033  4055 − 0,80123       Jadi persamaan garis regresinya adalah: 2 Ŷi=3,36313 + 6,77799Xi -0,80123X 1 n 1 n (199) 2 JK total = ∑Yi − (∑Yi) = 2903 − 2 2 i =1 n i =1 15 = 2903-2640,067=262,933 1 n JK Regresi =(X”Y)’ β − (∑ ) 2 n i =1  3,36313   6,77799  2 = [ 199 803 4055]   − (199)  − 0,80123 15     = 669,263 +5442,726 -3248,988-2640,067 = 222,934
  • 16. n JK Galat = ∑Yi − ( X ' Y )' β = JK total – JK Regresi 2 i =1 = 262,933-222,934 =39,999 Jadi tabel sidik ragamnya adalah : Sumber Derajat Jumlah Kuadrat tengah F F tabel keragaman bebas kuadrat hitung 0,05 0,01 Regresi 2 222,934 111,476 33,44 3,89 6,93 Galat 12 39,999 3,333 Total 14 262,933 Disini S r2 = KT Galat =3,333 Jadi dapat kita simpulkan bahwa persamaan garis regresi yang diperoleh sangat nyata (P<0,01) karena F hitung > f tabel pada taraf signifikasi 0,01(33,44>8,93) JK Re gresi 222,934 Jadi R = JKTotal = = 0,8479 2 262,933 Maka R =√0,8479=0,9208 Bila kita bandingkan dengan R0,01(db=2;12)=0,732 maka disimpulkan korelasinya sangat nyata (P<0,01) Untuk menguji β1dan β2 maka dicari matrik XAXA dan kebalikkanya (XAXA-1) n 1 n (64) 2 JK X = ∑ Xi − (∑ Xi ) = 356 − 2 2 i =1 n i =1 15 = 356 – 273,0667 = 82,9333 n 1 n (356) 2 JK X2 = ∑ Xi − (∑ Xi ) = 15703 − 4 2 2 i =1 n i =1 15 = 15703 -8449,0667 =7253,9333 n 1 n n JK XX = ∑ 2 Xi 3 − (∑ Xi ) (∑ Xi 2 ) i =1 n i =1 i =1 (64)(356) = 2278- 15 = 2278 – 1518,9333 =759,0667
  • 17.  82,9333 759,0667  −1  0,28545 − 0,02987  X’AXA =  , X ' A X A = − 0,02987 0,00326  759,0667 7253,9333    0,28545 − 0,02987   0,951405 − 0,099557  S r2 = 3,333 = XAXA-1 − 0,02987 0,00326  − 0,099557   0,010866  βi tH = Sbi 6,77799 Untuk β maka t H = 0,951405 = 6,61 1 − 0,80123 Untuk β2 maka t H = 0,010866 = 7,69 Bila kita bandingkan t0,005(db=n-p-1=12)=3,055 tH untuk β1 dan β2 lebih besar dari t tabel 0,01 maka disimpulkan koefisien garis regresinya sangat nyata (P<0,01) dar creatinin Darah (%) 20 Kadar Creatinin Darah 18 16 14 12 10 8 6 4 Y = 3.36313 + 6.77799X – 0.80123X2 2 0 0 2 4 6 8 10 Dosis Obat
  • 18.  82,9333 759,0667  −1  0,28545 − 0,02987  X’AXA =  , X ' A X A = − 0,02987 0,00326  759,0667 7253,9333    0,28545 − 0,02987   0,951405 − 0,099557  S r2 = 3,333 = XAXA-1 − 0,02987 0,00326  − 0,099557   0,010866  βi tH = Sbi 6,77799 Untuk β maka t H = 0,951405 = 6,61 1 − 0,80123 Untuk β2 maka t H = 0,010866 = 7,69 Bila kita bandingkan t0,005(db=n-p-1=12)=3,055 tH untuk β1 dan β2 lebih besar dari t tabel 0,01 maka disimpulkan koefisien garis regresinya sangat nyata (P<0,01) dar creatinin Darah (%) 20 Kadar Creatinin Darah 18 16 14 12 10 8 6 4 Y = 3.36313 + 6.77799X – 0.80123X2 2 0 0 2 4 6 8 10 Dosis Obat