Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
BCA Terus Perkuat Penerapan GCG
1. NAMA : FIKRI AULAWI
NIM : 55117110125
Penghargaan telah diraih BCA karena perusahaan ini mampu menerapkan GCG yang terintegrasi
dengan Risk dan Compliance. Hal ini menjadi kunci bagi perseroan untuk memberikan dan
meningkatkan kemampuan dalam melayani nasabah. Sebab, BCA merupakan bank yang dikenal
luas sebagai The Biggest Transactional Banking, bahkan di tingkat ASEAN.
(Menurut Edward, 2016), terdapat empat tantangan besar yang dihadapi perseroan dalam
menyediakan layanan transactional banking. Pertama, kompleksitas operasional. BCA memiliki
tantangan tersendiri dalam mengelola 17.000 mesin ATM yang dimilikinya. Asumsi saja, jika
satu unit mesin ATM rata-rata diisi dengan saldo Rp 500 juta, maka harus ada pengelolaan uang
lebih kurang Rp 8,5 triliun. Kedua, hal yang lebih kompleks lagi yang dihadapi BCA sebagai
perbankan yang memiliki kekuatan dalam transactional banking adalah serangan kejatahan
perbankan. Sedikitnya terdapat 80.000 serangan kejahatan perbankan. Artinya, setiap satu detik
terjadi serangan terhadap transactional banking dalam bentuk spam, virus, dan sebagainya.
Ketiga adalah new financial technology atau fintech. Menyikapi hal ini, Industri perbankan harus
merangkul dan melakukan sinergi atas perkembangan teknologi finansial teranyar ini. Keempat
dan yang tidak kalah penting adalah pemenuhan terhadap regulasi industri perbankan yang
semakin banyak. Tidak hanya berasal dari dalam negeri, regulasi industri perbankan juga
dilakukan secara internasional. Perbankan pun harus merogoh biaya yang tidak murah guna
memenuhi regulasi tersebut.
Oleh karena itu, untuk terus menerapkan GCG secara berkesinambungan, BCA mengembangkan
Governance, Risk, and Compliance (GRC) Framework. Di mana, GRC Framework menyatu
sebagai budaya kerja perseroan.
Visi BCA adalah menjadi bank pilihan utama andalan masyarakat yang berperan sebagai pilar
penting perekonomian Indonesia. “Tagline sebagai pilihan utama, bukan pilihan satu-satunya,
menunjukkan BCA membuka diri terhadap kerjasama antar perbankan (Edward, 2016).
“Tata kelola perusahaan menjadi salah satu kunci bagaimana menghadapi tantangan yang
dihadapi sektor perbankan Indonesia. Langkah tersebut dipilih BCA untuk secara konsisten
memelihara kepercayaan nasabah, pemegang saham, dan pemangku kepentingan lainnya” -
Eugene Keith Galbraith (Wakil Presiden Direktur BCA, 2015).
Prinsip-prinsip good corporate governance (Prasko, 2017), yaitu :
1. Transparansi (Transparency), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan
keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan
mengenai perusahaan.
2. 2. Akuntabilitas (Accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban organisasi sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara
efektif.
3. Pertanggungjawaban (Responsibility), yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang
sehat.
4. Kemandirian (Independecy), yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara
professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun
yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-
prinsip korporasi yang sehat.
5. Kewajaran (Fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak
stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan perundang-undangan yang berlaku.
Good corporate governance pada dasarnya merupakan suatu sistem (input, proses, output) dan
seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan
(stakeholders) terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris,
dan dewan direksi demi tercapainya tujuan perusahaan. Good corporate governance dimasukkan
untuk mengatur hubungan-hubungan ini dan mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan
signifikan dalam strategi peerusahaan danuntuk memastikan bahwa kesalahan-kesalahan yang
terjadi dapat diperbaiki segera.
Upaya untuk terus menyempurnakan standar penerapan praktik GCG dengan mengacu kepada
Asean Corporate Governance Scorecard. Prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, independensi dan kewajaran, menjadi pedoman utama dalam pengelolaan
bisnis bank.
Rekomendasi saya terhadap BCA adalah Tata kelola perusahaan yang menjadi salah satu kunci
bagaimana menghadapi tantangan yang dihadapi sektor perbankan Indonesia. Langkah tersebut
dipilih BCA untuk secara konsisten memelihara kepercayaan nasabah, pemegang saham, dan
pemangku kepentingan lainnya. Tata kelola perusahaan di BCA dilaksanakan oleh seluruh
jajaran direksi dan karyawan dan BCA secara konsisten memastikan supaya kinerja perusahaan
terus sehat sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh stakeholder. Selain itu,
bca harus juga tetap memegang teguh pada nilai untuk mencapai tujuannya yang sudah
dilaksanakan bertahun-tahun adalah fokus pada nasabah, integritas, kerja sama tim, dan berusaha
mencapai yang terbaik.
3. DAFTAR PUSTAKA :
Edward, 2016. http://www.tribunnews.com/beritabca/2016/12/28/penerapan-good-corporate-
governance-di-bca
Eugene, Keith Galbraith (Wakil Presiden Direktur BCA, 2015).
http://supintan.blogspot.co.id/2015/11/tou2-tugas-1-analisa-perusahaan-bca.html
http://prasko17.blogspot.co.id/2012/04/pengertian-tujuan-prinsip good.html
Quiz :
Penerapan Good Corporate Governance (GCG) yang sesuai dengan budaya Indonesia harus pula
mencakup 5 pilar dasar dari GCG yang ditetapkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance
(KNKG) (dalam anonymous 2015:5), yaitu TARIF (Transparency, Accountability,
Responsibility, Independency, and Fairness).
(Leosukma Wijaya, 2009), Good corporate governance (GCG) merupakan sistem yang mengatur
dan mengendalikan perusahaan guna menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua
stakeholder. Konsep ini menekankan pada dua hal yakni, pertama, pentingnya hak pemegang
saham untuk memperoleh informasi dengan benar dan tepat pada waktunya dan, kedua,
kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu,
transparan terhadap semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder.
Terdapat empat komponen utama yang diperlukan dalam konsep Good Corporate Governance,
yaitu fairness, transparency, accountability, dan responsibility. Keempat komponen tersebut
penting karena penerapan prinsip Good Corporate Governance secara konsisten terbukti dapat
meningkatkan kualitas laporan keuangan dan juga dapat menjadi penghambat aktivitas rekayasa
kinerja yang mengakibatkan laporan keuangan tidak menggambarkan nilai fundamental
perusahaan. Dari berbagai hasil penelitian lembaga independen menunjukkan bahwa pelaksanan
Corporate Governance di Indonesia masih sangat rendah, hal ini terutama disebabkan oleh
kenyataan bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia belum sepenuhnya memiliki Corporate
Culture sebagai inti dari Corporate Governance. Pemahaman tersebut membuka wawasan bahwa
korporat kita belum dikelola secara benar, atau dengan kata lain, korporat kita belum
menjalankan governansi.
Good corporate governance (GCG) merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan
perusahaan guna menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholder. Konsep ini
menekankan pada dua hal yakni, pertama, pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh
informasi dengan benar dan tepat pada waktunya dan, kedua, kewajiban perusahaan untuk
4. melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu, transparan terhadap semua
informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder.
Dari berbagai hasil penelitian lembaga independen menunjukkan bahwa pelaksanan Corporate
Governance di Indonesia masih sangat rendah, hal ini terutama disebabkan oleh kenyataan
bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia belum sepenuhnya nya memiliki Corporate Culture
sebagai inti dari Corporate Governance. Pemahaman tersebut membuka wawasan bahwa
korporat kita belum dikelola secara benar, atau dengan kata lain, korporat kita belum
menjalankan governansi.
Pertanyaan :
1. Apakah GCG di perusahaan telah sesuai dengan komponen dari GCG tersebut?
2. Apakah bukti dari GCG telah dilaksanakan oleh perusahaan ?
3. Nilai Tambah apakah yang di dapat dari melaksanakan GCG?
4. Apakah Manajer sudah melaksanakan tugas – tugasnya dengan baik sesuai dengan
komponen GCG?
5. Apakah para karyawan telah menjalankan komponen GCG dengan baik?
DAFTAR PUSTAKA :
Anonymous. 2015. “Laporan Tahunan Link Net 2014”
https://leosukmawijaya.wordpress.com/2009/11/16/good-corporate-governance-dan-
penerapannya-di-indonesia-thomas-s-kaihatu-staf-pengajar-fakultas-ekonomi-universitas-kristen-
petra-surabaya/