SlideShare a Scribd company logo
1 of 113
PENGANTAR
FILSAFAT ILMU
DOSEN PEMBIMBING:
Dr.Sigit Sardjono,M.Ec
kELOMPOK 3:
Rajiv Gojali (1212200289)
M.Noor Fatih (1212200290)
Kaylla Maurinda Z (1212200291)
PERLUNYA MAHASISWA
BELAJAR FILSAFAT
01
A. PERLUNYA BELAJAR
FILSAFAT
Di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
ditandai semakin menajamnya spesialisasi ilmu maka filsafat ilmu
sangat diperlukan. Sebab dengan mempelajari filsafat ilmu, para
ilmuwan akan menyadari keterbatasan dirinya dan tidak
terperangkap kedalam sikap arogansi intelektual.
B. MANFAAT BELAJAR FILSAFAT
DALAM KEHIDUPAN
Filsafat adalah ilmu yang tak terbatas karena tidak hanya menyelidiki
suatu bidang tertentu dari realitas yang tertentu saja.Filsafat
senantiasa mengajukan pertanyaan tentang seluruh kenyataan yang
ada. Dengan demikian filsafat memiliki dua manfaat secara Umum
dan Khusus.
1. Manfaat Filsafat Secara Umum
• Filsafat membantu kita memahami bahwa sesuatu tidak selalu
tampak seperti apa adanya.
• Filsafat membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan
dunia kita, karena filsafat mengajarkan bagaimana kita bergulat
dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar.
• Filsafat membuat kita lebih kritis. Filsafat mengajarkan pada kita
bahwa apa yang mungkin kita terima begitu saja ternyata salah
atau menyesatkan—atau hanya merupakan sebagian dari
kebenaran.
2. Manfaat Filsafat Ilmu Secara
Khusus
• Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang
ada.
• Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup
dan pandangan dunia.
• Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna
dalam kehidupan
C. MENGAPA HARUS BELAJAR
FILSAFAT
• Dengan mempelajari filsafat ilmu diharapkan mahasiswa semakin
kritis dalam sikap ilmiahnya. Mahasiswa sebagai insan kampus
diharapkan untuk bersikap kritis terhadap berbagai macam teori yang
dipelajarinya di ruang kuliah maupun dari sumber-sumber lainnya.
• Mengembangkan semangat toleransi dalam perbedaan pandangan
(pluralitas).Karena para ahli filsafat tidak pernah memiliki satu
pendapat, baik dalam isi, perumusan permasalahan maupun
penyusunan jawabannya.
• Membiasakan diri untuk bersikap logis-rasional dalam Opini &
argumentasi yang dikemukakan.
D. HAL-HAL YANG MENDORONG
BERFILSAFAT
Sepanjang sejarah kefilsafatan dikalangan filsuf terdapat 3 (tiga)
hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu:
1. Kekaguman atau keheranan atau ketakjuban
2. Keraguan atau kegengsian
3. Kesadaran akan keterbatasan
TERIMA
KASIH
PENGANTAR FILSAFAT
ILMU
DOSEN PEMBIMBING:
Dr. Sigit Sardjono,M.Ec
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
KELOMPOK 3:
Rajiv Gojali (1212200289)
M. Noor Fatih (1212200290)
Kaylla Maurinda Z (1212200291)
BAB 2
PERENUNGAN TENTANG
BERFILSAFAT
MENGAPA BERFILSAFAT
filsafat adalah sesuatu hal yang tidak penting, bahkan sesuatu hal
yang tabu untuk diperbincangkan. Pada dasarnya filsafat bukanlah hal
yang buruk, karena filsafat itu sebenarnya adalah berpikir secara
mendasar (radikal), menyeluruh (holistik), dan spekulatif.
Perkembangan globalisasi dewasa ini menuntut seseorang, pemikir,
cendekiawan, atau ilmuwan untuk dapat mengkaji permasalahan-
permasalahan secara luas atau dari sudut pandang yang berbeda-
beda.
MENGUKUR BERPIKIR FILSAFAT
Dalam sifat spekulatif berpikir filsafati, tidaklah mungkin manusia
menangguk pengetahuan secara keseluruhan, bahkan manusiapun
tidak yakin pada titik awal yang menjadi jangkar pemikiran yang
mendasar. Itu hanya sebuah spekulasi. Menyusun sebuah lingkaran
memang harus dimulai dari sebuah titik.Dalam menghadapi berbagai
masalah hidup di dunia ini, manusia akan menampilkan berbagai alat
untuk mengatasinya. Alat itu adalah pikiran atau akal yang berfungsi di
dalam pembahasannya secara filosofis tentang masalah yang
dihadapi.
LANJUTAN
Bermacam-macam buku menjelaskan ciri-ciri
berpikir filsafat:
1. Konsepsional.
2. Koheren.
3. Memburu kebenaran.
4. Radikal.
5. Rasional.
6. Menyeluruh.
DAYA TARIK FILSAFAT
Pada suatu saat kita secara tidak sadar sudah bergelut dengan
suatu permasalahan filsafat, yang dengan sendirinya jadi bahan
pemikiran kita. Meskipun kita tidak memiliki minat untuk belajar
filsafat, ada masalah-masalah filsafat yang mau tak mau menarik
perhatian kita. Masalah persisnya tentu berbeda dari orang ke
orang. Kita mungkin akan terserap dalam suatu pembahasan
filsafat walaupun persoalan yang dibahas kelihatannya sama
sekali tidak "filosofis".
FILSAFAT DALAM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Pengetahuan sehari-hari (everyday knowledge) senantiasa menyapa
dan memenuhi benak manusia dalam kehidupan sehari-harinya.
Pengetahuan sehari-hari dibangun bukan berdasarkan refleksi kritis
dan pengambilan jarak terhadap realitas. Pengetahuan sehari-hari
lebih mendasarkan diri pada kerja akal sehat (common sense). Sifat
pengetahuan ini sangat praktis dan mengarahkan hidup manusia.
Pengetahuan sehari-hari yang praktis tersebut pertama-tama
dimaksudkan untuk memecahkan persoalan-persoalan keseharian
yang dihadapi masyarakat.
MENGEMBANGKAN PEMIKIRAN
FILSAFAT
Dalam beberapa literatur filsafat telah dijumpai beragam
pengertian tentang filsafat,yakni sebagai berikut:
• pengertian filsafat dari segi arti kata
• pengertian filsafat `secara umum'
• pengertian filsafat `secara khusus'
Para filsuf Yunani di masa awal kemunculan filsafat
rata-rata mempunyai latar belakang sebagai ahli
matematika, astronomi, ilmu bumi, dan berbagai ilmu
pengetahuan lainnya. Karena itu, para filsuf Yunani yang
merintis "filsafat" disebut sebagai filsuf-filsuf alam.
LINGKUP FILSAFAT
Ruang lingkup filsafat adalah segala sesuatu lapangan
pikiran manusia yang amat luas. Segala sesuatu yang
mungkin ada dan benar, benar ada (nyata), baik material
konkrit maupuan nonmaterial abstrak (tidak terlihat).
Dengan ungkapan lain, objek filsafat itu tidak terbatas.
Filsafat tidak hanya melukiskan sesuatu, melainkan
membantu manusia untuk mengambil keputusan tentang
tujuan, nilai dan tentang apa yang harus diperbuat
manusia.
CIRI-CIRI PEMIKIRAN
FILSAFAT
Perenungan kefilsafatan berusaha untuk menyusun suatu
bagan konsepsional Konsepsi (rencana kerja) merupakan hasil
generalisasi dan abstraksi dari pengalaman tentang hal-hal
serta proses-proses satu demi satu. Berikut ciri-ciri
pemikiran filsafat:
a. Filsafat Bersifat Koheran
b. Pemikiran Filsafat Yang Rasional
c. Filsafat Bersifat Komprehensif
d. Filsafat Memiliki Pemikiran Secara Sistematis
e. Filsafat Bersifat Koheren
f. Filsafat Memiliki Pandangan Yang Luas
TERIMA KASIH
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
DOSEN PENGAMPU:
Dr.Sigit Sardjono,M.Ec
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
KELOMPOK 3:
● Rajiv Gojali (1212200289)
● M.Noor Fatih (1212200290)
● Kaylla Maurinda Z (1212200291)
BAB 3
FILSAFAT ILMU, PENGETAHUAN
DAN ILMU PENGETAHUAN
A. DEFINISI DAN JENIS PENGETAHUAN
Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge.
Dalam Encyclopedia of Phisolophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan
yang benar (knowledge is justified true belief).’
Sedangkan secara terminologi akan dikemukakan beberapa definisi tentang pengetahuan.
Menurut Drs. Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu.
Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan
itu adalah semua milik atau isi pikiran. Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil proses
dari usaha manusia untuk tahu.
1. Jenis Pengetahuan
Beranjak dari pengetahuan adalah kebenaran dan kebenaran adalah pengetahuan, maka di
2. Perbedaan Pengetahuan dengan Ilmu
● Pengetahuan merujuk pada informasi atau pemahaman yang dimiliki
tentang suatu subjek atau topik tertentu. Pengetahuan dapat diperoleh
berbagai cara, seperti melalui pengalaman pribadi, bacaan, atau belajar
lain. Pengetahuan dapat bersifat subjektif dan relatif, tergantung pada
persepsi individu.
● Sementara itu, ilmu adalah pengetahuan yang telah diperoleh melalui
ilmiah yang sistematis dan teruji. Ilmu memerlukan pengujian dan verifikasi
melalui pengamatan, eksperimen, dan analisis data untuk menghasilkan
yang dapat diandalkan dan dipercaya secara umum. Ilmu bersifat objektif
mencoba untuk menghasilkan pemahaman yang bersifat universal tentang
fenomena di dalamnya.
B. HAKIKAT DAN SUMBER PENGETAHUAN
Pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas
manusia karena manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengembangkan
pengetahuan secara sungguh-sungguh. Binatang juga mempunyai
pengetahuan, namun pengetahuan ini terbatas untuk kelangsungan hidupnya
(survival).
1. Hakikat Pengetahuan
Pengetahuan pada dasarnya adalah keadaan mental (mental state).
Mengetahui sesuatu adalah menyusun pendapat tentang suatu objek, dengan
kata lain menyusun gambaran tentang fakta yang ada di luar akal. Ada dua
teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan itu, yaitu:
1) Realisme
2) Idealisme
2. Sumber Pengetahuan
Semua orang mengakui memiliki pengetahuan. Persoalannya dari
mana pengetahuan itu diperoleh atau lewat apa pengetahuan didapat.
Dalam hal ini ada beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan
antara lain:
a. Empirisme
b. Rasionalisme
c. Intuisi
d. Wahyu
C. PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
 Periode Pertama (abad 4 sebelum Masehi)
Perintisan “Ilmu pengetahuan” dianggap dimulai pada abad 4 sebelum Masehi,
karena peninggalan-peninggalan yang menggambarkan ilmu pengetahuan diketemukan
mulai abad 4 sebelum Masehi. Abad 4 sebelum Masehi merupakan abad terjadinya
pergeseran dari persepsi mitos ke persepsi logos, dari dongeng-dongeng ke analisis
rasional.
 Periode Kedua (abad 17 sesudah Masehi)
Pada periode yang kedua ini terjadi revolusi ilmu pengetahuan karena adanya
perombakan total dalam cara berpikir.
Perombakan total tersebut adalah sebagai berikut:
Apabila Aristoteles cara berpikirnya bersifat ontologis rasional, Gallileo Gallilei
(tokoh pada awal abad 17 sesudah Masehi) cara berpikirnya bersifat analisis yang
dituangkan dalam bentuk kuantitatif atau matematis. Yang dimunculkan dalam berfikir
ilmiah Aristoteles adalah berpikir tentang hakekat, jadi berpikir metafisis (apa yang
berada di balik yang nampak atau apa yang berada di balik fenomena).
D. FILSAFAT DAN FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
Filsafat (Philosophy) adalah disiplin ilmu yang berusaha untuk memberikan penjelasan
tentang hakikat dan arti dari segala sesuatu, seperti dunia, manusia, pengetahuan,
kebenaran, nilai, dan sebagainya. Filsafat bertujuan untuk memperoleh pengetahuan yang
lebih luas, lebih dalam, dan lebih abstrak daripada yang dapat diperoleh melalui metode
ilmiah atau pengalaman empiris.
Filsafat Ilmu Pengetahuan (Philosophy of Science) adalah cabang filsafat yang khusus membahas
tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan sains, seperti konsep kebenaran, metode ilmiah,
kepercayaan dalam sains, hubungan antara sains dan agama, dan sebagainya. Filsafat Ilmu
Pengetahuan berusaha untuk memberikan penjelasan tentang apa yang membuat ilmu pengetahuan
berbeda dengan jenis pengetahuan lainnya, dan bagaimana ilmu pengetahuan dapat diandalkan sebagai
sumber pengetahuan yang akurat dan dapat diuji. Filsafat Ilmu Pengetahuan juga membahas tentang
peran sains dalam masyarakat dan bagaimana sains dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan
manusia.
Filsafat Ilmu Pengetahuan merupakan cabang filsafat yang menelaah
baik ciri-ciri ilmu pengetahuan ilmiah maupun cara-cara memperoleh ilmu
pengetahuan ilmiah. Ciri-ciri Ilmu Pengetahuan Ilmiah adalah sebagai
berikut:
1) Ilmu Pengetahuan Ilmiah Harus Sistematis
2) Ilmu Pengetahuan Ilmiah Dapat Dipertanggungjawabkan.
3) Ilmu Pengetahuan Ilmiah Harus Objektif atau intersubjektif
E. CIRI-CIRI ILMU PENGETAHUAN ILMIAH
F. CARA KERJA ILMU PENGETAHUAN ILMIAH
Cara kerja Ilmu Pengetahuan Ilmiah untuk mendapatkan kebenaran yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
Penjelasan tentang langkah-langkah Metodologis adalah sebagai berikut:
1. Langkah pertama.
Ada masalah yang harus dipecahkan. Seluruh langkah ini (5 langkah) oleh Popper disebut
Epistomology Problem Solving. Untuk pemecahan masalah tersebut diperlukan kajian pustaka
4. Langkah keempat.
Setelah observasi, selanjutnya melakukan pengukuran (assessment), penetapan
sampel, estimasi kriteria (parameter estimation). Langkah tersebut dilakukan guna
mendapatkan generalisasi empiris (empirical generalization).
5. Langkah kelima.
Generalisasi emperis tersebut pada hakekatnya merupakan hasil pembuktian
hipotesis. Apabila hipotesis benar akan memperkuat teori (verifikasi). Apabila
hipotesis tidak terbukti akan memperlemah teori (falsifikasi).
6. Langkah keenam.
Hasil dari generalisasi empiris tersebut dipergunakan sebagai bahan untuk
pembentukan konsep, pembentukan proposisi. Pembentukan atau penyusunan
proposisi ini dipergunakan untuk memperkuat atau memantapkan teori, atau
menyusun teori baru apabila hipotesis tidak terbukti.
G. BEDA ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN
Ilmu Pengetahuan (Science) adalah cara sistematis dan metode ilmiah untuk
memperoleh pengetahuan tentang dunia fisik dan alam semesta. Ilmu pengetahuan
melibatkan pengamatan, pengukuran, pengujian, dan pemodelan fenomena alam
menggunakan metode yang telah diuji dan diverifikasi secara empiris. Ilmu pengetahuan juga
menggunakan hipotesis dan teori sebagai alat untuk memahami fenomena alam dan
memprediksi hasil pengamatan yang belum dilakukan. Contoh disiplin ilmu pengetahuan
meliputi fisika, biologi, kimia, dan astronomi.
Sedangkan, Pengetahuan (Knowledge) adalah informasi atau pemahaman tentang
suatu hal atau konsep yang dimiliki oleh seseorang. Pengetahuan dapat diperoleh melalui
pengalaman langsung, pendidikan formal, atau pembelajaran informal. Pengetahuan tidak
selalu didasarkan pada metode ilmiah atau pengamatan empiris, tetapi dapat didasarkan
pada berbagai sumber, seperti pengalaman pribadi, kepercayaan, atau pengalaman budaya.
Contoh pengetahuan meliputi pengetahuan tentang sejarah, agama, budaya, politik, dan
sebagainya.
H. SIAPA ITU SEORANG FILSUF
Seorang filsuf adalah seorang ahli dalam filsafat, yaitu studi tentang
asal usul, sifat, dan nilai keberadaan manusia dan alam semesta. Filsafat
melibatkan pertanyaan-pertanyaan fundamental seperti apa artinya hidup,
apa itu kebenaran, bagaimana manusia berinteraksi dengan alam semesta,
dan sebagainya. Filsuf mencoba untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
ini melalui berbagai metode, termasuk pemikiran kritis, deduksi, induksi,
dan refleksi filosofis.
THANK YOU
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
DOSEN PENGAMPU:
Dr.Sigit Sardjono,M.Ec.
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
KELOMPOK 3:
• Rajiv Gojali (1212200289)
• M.Noor Fatih (1212200290)
• Kaylla Maurinda Z (1212200291)
BAB 4
LOGIKA SCIENTIFIKA
Berpikir Induktif dan Deduktif
Berpikir induktif adalah proses berpikir yang dimulai dengan mengumpulkan
data atau informasi yang spesifik kemudian mencari pola atau kesimpulan umum
dari data tersebut. di mana data empiris dikumpulkan dan kemudian digunakan
untuk mengembangkan teori atau generalisasi. Sementara itu, Berpikir deduktif
adalah proses berpikir yang dimulai dengan asumsi atau premis umum kemudian
menarik kesimpulan yang spesifik. di mana kesimpulan yang logis harus ditarik
dari premis yang diberikan.
Metode Ilmiah
Metode ilmiah dapat dikatakan hanya sebagian dari langkah-langkah
sistematis dalam memperoleh ilmu, sebab metode penelitian baru merupakan
prosedur sistematis dari bekerjanya pikiran atau logic yang hanya menghasilkan
kesimpulan atau ketetapan rasional. Mencari, merumuskan dan mengidentifikasi
masalah, yaitu menetapkan masalah penelitian, apa yang dijadikan masalah
penelitian dan apa objeknya. . Dengan mengidentifikasi situasi atau kondisi yang
memungkinkan atau tidak memungkinkan secara lebih lanjut berarti telah
merumuskan masalah penelitian.
Logika alami dan logika scientifika
Logika alami adalah cara berpikir yang mendasar yang dimiliki
oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Logika alami sering kali
didasarkan pada pengalaman pribadi, keyakinan, dan pemikiran yang
subjektif. Ini melibatkan menggunakan intuisi dan penilaian pribadi
untuk membuat kesimpulan. Sementara itu, Logika scientifika adalah
logika yang digunakan dalam ilmu pengetahuan. Ini melibatkan
penggunaan prinsip-prinsip logis dan metodologi ilmiah untuk
membangun pengetahuan yang akurat.
Definisi logika Scientifika
Logika scientifika adalah ilmu praktis normatif
yang mempelajari hukum-hukum, prinsip-prinsip,
bentuk-bentuk pikiran manusia yang jika dipatuhi
akan membimbing kita mencapai kesimpulan-
kesimpulan yang betul lurus, sah.
Ilmu
Ilmu dapat dirumuskan sebagai kesimpulan pengetahuan
hasil penyelidikan pandangan yang logis teratur, kritis dan
sistematis terhadap secara objek. Untuk mendapatkan ilmu,
orang masih harus menyempurnakan cara mengetahui suatu
objek dengan lebih saksama. Dengan demikian, dibutuhkan
metode, yakni cara pendekatan persoalan, melalui jalan yang
ditetapkan, dipikirkan, dan dipertanggungjawabkan terlebih
dahulu.
Praktis dan normatif
Secara praktis, logika scientifika dapat membantu ilmuwan untuk merancang
eksperimen, mengumpulkan data, dan menganalisis hasil secara objektif. Ilmuwan juga dapat
menggunakan logika scientifika untuk memperbaiki metodologi penelitian mereka dan
menghasilkan kesimpulan yang akurat. Di sisi lain, logika scientifika juga memiliki aspek
normatif. Norma atau aturan logika scientifika dapat membantu ilmuwan untuk menentukan
kualitas penalaran dan kesimpulan dalam penelitian mereka. Ilmu dibagi sebagai berikut:
 Ilmu-ilmu alam
 Ilmu-ilmu kejiwaan atau ilmu-ilmu budaya
 Ilmu-ilmu apriori atau ilmu-ilmu deduktif yang tidak bertumpu pada pengalaman
Objek material dan objek formal
Objek material adalah hal yang diteliti atau dibicarakan dalam
ilmu pengetahuan atau dalam konteks ilmiah. Objek material dapat
berupa benda, fenomena alam, atau konsep abstrak yang dapat
diamati, diukur, atau dianalisis secara empiris. Sementara itu, objek
formal adalah kerangka atau struktur konseptual yang digunakan
untuk memahami objek material. Objek formal seringkali digunakan
dalam logika dan filsafat untuk membantu memahami bagaimana
suatu konsep atau gagasan dapat dipahami dan diartikan dengan
benar.
Implikasi metafisik/epistemologi pemikiran
Implikasi metafisik epistemologis materi pemikiran sangat
penting karena Logika Scientifika melibatkan proses ilmiah dan
penalaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip logika yang
ketat. Implikasi metafisik berkaitan dengan asumsi-asumsi
filosofis mendasar tentang alam semesta dan keberadaan
realitas, sementara implikasi epistemologis berkaitan dengan
asumsi-asumsi tentang sumber-sumber pengetahuan dan
batasan-batasan dalam proses pemahaman dan pengetahuan.
Logika scientitika dan psikologi
Perlu juga ditunjuk bahwa logika scientifika berbeda dari
psikologi. Memang, pikiran dapat dipandang sebagai suatu
kejadian psikologis. Tetapi pada hakikatnya logika berbeda dari
psikologi. Logika pertamatama mempersoalkan tentang aspek
objektif dari proses intelektual, sedangkan psikologi tentang aspek
subjektifnya. Aspek psikologis de facto juga terdapat dengan aspek
logis dalam pikiran kita, tetapi tidak ada alasan untuk
mencampuradukkan keduanya begitu saja. Jika kita tidak
membedakannya, kita akan tergelincir ke dalam psikologisme.
Status epistemologis hukum-hukum, logika
Hukum-hukum logika diketahui melalui pengalaman
(pengetahuan a posteriori) ataukah bersifat tidak bergantung
pada pengalaman (pengetahuan a priori). Menurut Kant, hukum-
hukum logika adalah hukum berpikir yang menentukan syarat-
syarat yang harus ada bagi terlaksananya pengalaman, empiri.
Sedangkan menurut George Boole, hukum-hukum logika
ditentukan oleh struktur psikologis manusia.
Logika dan logistika
Logika membicarakan kegiatan pemikiran secara lengkap
beserta prosesnya ke arah kebenaran, membicarakan susunan
konsep, nuansa term dan segala sesuatunya yang menyangkut
seluk beluk kegiatan pemikiran. Sedangkan logistika
membicarakan hubungan antara tanda-tanda ideografis. Perhatian
tertuju pada formalisasi dan fungsionalisasi, pada tanda-tanda itu
yang sekali telah dipastikan dianggap telah cukup.
THANK YOU
PENGANTAR FILSAFAT
ILMU
DOSEN PENGAMPU:
Dr.Sigit Sardjono,M.Ec.
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
KELOMPOK 3:
• Rajiv Gojali (1212200289)
• M.Noor Fatih (1212200290)
• Kaylla Maurinda Z (1212200291)
PARA TOKOH FILSUF
DAN PEMIKIRANNYA
Anaximenes
TOKOH FILSUF KUNO
Anaximenes adalah seorang filsuf kuno yang berasal dari kota
Miletus, yang merupakan salah satu kota penting di kawasan Ionia,
Yunani pada abad ke-6 SM. Ia adalah murid dari Anaximander, seorang
filsuf terkenal lainnya, dan dianggap sebagai salah satu pemikir paling
penting dalam kelompok filsafat Miletus. Salah satu kontribusi utama
Anaximenes dalam filsafat adalah pandangannya tentang alam semesta. Ia
percaya bahwa semua benda di alam semesta berasal dari udara.
Pandangan Anaximenes tentang alam semesta dan kosmologi merupakan
kontribusi penting dalam sejarah filsafat dan sains.
PEMIKIRAN
ANAXIMENES
A. Alam Semesta berasal dari Udara
Menurutnya, udara adalah elemen dasar yang membentuk dan mengatur alam semesta.
Udara dapat menyusut atau memuai untuk membentuk benda-benda yang berbeda.
B. Perubahan adalah akibat dari udara
Menurutnya, perubahan ini juga menjelaskan perbedaan dalam sifat-sifat benda-benda
di alam semesta.
C. Alam Semesta tidak terbatas dan abadi
Menurutnya, bahwa alam semesta tidak memiliki awal atau akhir, dan perubahan yang
terjadi hanya berupa perubahan kualitas dan bentuk.
D. Bumi datar dan berada di tengah-tengah alam semesta
Ia menganggap bahwa matahari, bulan, dan bintang-bintang bergerak mengelilingi bumi.
E. Filsafat dapat membantu manusia mencari kebenaran
Ia berpendapat bahwa melalui pemikiran dan penalaran, manusia dapat memahami
alam semesta dan hakikat eksistensi.
TOKOH FILSUF PERTENGAHAN
Desiderius Erasmus adalah seorang tokoh penting dalam sejarah filsafat dan
humanisme di Eropa pada Abad Pertengahan. Ia lahir pada tahun 1466 di
Rotterdam, Belanda, dan dikenal sebagai seorang humanis, teolog, dan
sarjana yang sangat berpengaruh pada zamannya. Erasmus juga dikenal
sebagai pengarang terkenal, dan karyanya yang paling terkenal adalah "Praise
of Folly" atau "Lob Des Torheit" dalam bahasa Jerman. Erasmus
memperjuangkan gagasan-gagasan humanis dalam teologi dan pendidikan.
Erasmus juga dikenal sebagai seorang teolog yang berusaha mencari
kesepakatan dan pemahaman bersama di antara para pemikir Kristen.
Desiderius Erasmus
PEMIKIRAN DESIDERIUS ERASMUS
A. Kritik terhadap Gereja Katolik
Erasmus mengkritik Gereja Katolik yang dianggapnya terlalu fokus pada aspek formal dan
seremonial tanpa memperhatikan prinsip-prinsip dasar agama Kristen.
B. Pentingnya pemahaman Alkitab
Ia menekankan perlunya membaca dan memahami Alkitab dalam bahasa aslinya, yaitu bahasa
Ibrani dan Yunani, agar dapat memahami pesan-pesan agama yang sebenarnya.
C. Pentingnya Pendidikan
Ia memperjuangkan pembelajaran sastra klasik, filsafat, dan bahasa-bahasa asing sebagai cara
untuk meningkatkan kualitas pemikiran manusia.
D. Kebebasan Berbicara dan Berpikir
Ia menekankan pentingnya hak individu untuk berbicara dan berpendapat secara bebas, tanpa
takut menghadapi hukuman atau penganiayaan.
E. Penerimaan terhadap Perbedaan
Ia berpendapat bahwa keragaman dapat menjadi kekuatan yang memperkaya dan memperluas
pemahaman manusia tentang dunia.
TOKOH FILSUF MODERN
ARTHUR SCHOPENHAUER
Arthur Schopenhauer adalah seorang filsuf modern yang lahir di Kota
Gdansk, Polandia pada tahun 1788 dan meninggal di Frankfurt, Jerman pada
tahun 1860. Schopenhauer adalah seorang filsuf yang terkenal dengan
pemikirannya tentang metafisika, etika, dan estetika. Ia sering dianggap
sebagai salah satu tokoh paling penting dalam sejarah filsafat modern.
Salah satu pemikiran penting Schopenhauer adalah tentang kehendak.
Schopenhauer menganggap bahwa kehendak adalah dasar dari segala-
galanya. Pemikiran-pemikiran Schopenhauer banyak memberikan pengaruh
dalam sejarah filsafat modern. Ia dianggap sebagai tokoh penting dalam
perkembangan filsafat Jerman pada abad ke-19.
PEMIKIRAN ARTHUR SCHOPENHAUER
A. Kehendak sebagai dasar segala-galanya
Menurutnya, kehendak adalah kekuatan yang ada di balik semua hal dalam alam semesta,
termasuk manusia. Manusia hanya bisa memahami kehendak secara langsung melalui pengalaman hidup.
B. Teori pesimisme
Menurutnya, kehidupan adalah penderitaan. Manusia selalu merasa tidak puas dengan apa
yang dimilikinya dan selalu berusaha mencari hal-hal yang menurutnya menjadi sumber penderitaan.
C. Etika
Kebajikan utama adalah kasih sayang, belas kasih, dan kerendahan hati. Ia menganggap
bahwa tindakan egoisme dan kekerasan merupakan penyebab utama dari ketidakbahagiaan manusia.
D. Estetika
Menurutnya, keindahan adalah bentuk khusus dari pengetahuan, yang memungkinkan
manusia untuk menemukan kepuasan dan kegembiraan.
E. Pemahaman tentang agama
Menurutnya bahwa agama adalah upaya manusia untuk mencari pemaknaan hidup dan
memahami kehendak. Ia menganggap bahwa agama-agama muncul karena manusia merasa terasing dari
alam semesta
THANK YOU
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
DOSEN PENGAMPU:
Dr.Sigit Sardjono,M.Ec.
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
KELOMPOK 3:
• Rajiv Gojali (1212200289)
• M.Noor Fatih (1212200290)
• Kaylla Maurinda Z (1212200291)
FILSAFAT MANUSIA
Pengertian Filsafat Manusia
A. Definisi Filsafat Manusia
Filsafat manusia adalah cabang dari filsafat yang membahas berbagai aspek
kehidupan manusia, seperti eksistensi, kebebasan, moralitas, dan hak asasi
manusia.
B. Perbedaan Filsafat Manusia dengan Ilmu Pengetahuan
Filsafat manusia berbeda dengan ilmu pengetahuan dalam beberapa hal. Ilmu
pengetahuan memperhatikan fakta-fakta empiris, melakukan pengamatan dan
eksperimen untuk membuktikan atau menguji teori-teori yang dihasilkan.
Sedangkan, filsafat manusia lebih berfokus pada pengertian dan interpretasi
terhadap fakta-fakta
C. Ruang Lingkup Filsafat Manusia
Ruang lingkup filsafat manusia sangat luas dan meliputi berbagai aspek
kehidupan manusia, antara lain:
1. Eksistensi manusia dan makna kehidupan.
2. Hubungan manusia dengan alam dan lingkungannya.
3. Kehidupan sosial dan politik manusia.
4. Etika dan moralitas manusia
Sejarah Filsafat Manusia
A. Perkembangan Filsafat Manusia di Yunani Kuno
Filsafat manusia berasal dari Yunani Kuno, di mana filsuf-filsuf seperti
Socrates, Plato, dan Aristotle memperkenalkan gagasan-gagasan tentang
manusia sebagai makhluk rasional yang mampu memahami dunia melalui
akal budi.
B. Filsafat Manusia pada Abad Pertengahan
Pada Abad Pertengahan, filsafat manusia dipengaruhi oleh agama Kristen.
Tokoh-tokoh seperti Santo Agustinus dan Santo Thomas Aquinas
mengembangkan konsep tentang manusia sebagai makhluk yang memiliki
jiwa dan kehendak bebas.
C. Filsafat Manusia pada Zaman Modern:
Pada Zaman Modern, filsafat manusia mengalami perkembangan yang pesat.
Tokoh-tokoh seperti René Descartes dan Immanuel Kant memperkenalkan
gagasan-gagasan tentang subjektivitas dan objektivitas dalam pemahaman
manusia terhadap dunia.
Inti dari filsafat manusia tetap berfokus pada pemahaman yang lebih
dalam tentang hakikat manusia dan keberadaannya dalam dunia.
Tokoh-Tokoh Filsafat Manusia
 Sokrates
 Plato
 Aristoteles
 René Descartes
 Immanuel Kant
 Friedrich Nietzsche
 Jean-Paul Sartre
Pandangan-Pandangan dalam Filsafat Manusia
A. Pandangan Determinisme
Determinisme adalah pandangan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam dunia,
termasuk perilaku manusia, telah ditentukan oleh keadaan yang ada sebelumnya.
B. Pandangan Existensialisme
Existensialisme adalah pandangan yang memandang bahwa manusia harus
menciptakan makna dan nilai dalam hidup mereka sendiri.
C. Pandangan Humanisme
Humanisme adalah pandangan yang memandang bahwa nilai-nilai manusia harus
menjadi pusat perhatian dan perhatian dalam kehidupan manusia.
D. Pandangan Materialisme
Materialisme adalah pandangan yang memandang bahwa segala sesuatu di dunia,
termasuk manusia, dapat dijelaskan dengan menggunakan teori-teori fisik atau
materialistik.
A. Filsafat Manusia dan Teknologi
Filsafat manusia dapat membantu kita memahami dampak teknologi pada kehidupan manusia.
Sebagai contoh, teknologi telah memungkinkan kita untuk melakukan banyak hal yang
sebelumnya tidak mungkin.
B. Filsafat Manusia dan Lingkungan Hidup
Filsafat manusia dapat membantu kita memahami bagaimana hubungan manusia dengan lingkungan
hidup dapat diatur sedemikian rupa.
C. Filsafat Manusia dan Globalisasi
Filsafat manusia dapat membantu kita memahami bagaimana globalisasi mempengaruhi kehidupan
manusia secara sosial, ekonomi, dan politik.
Filsafat Manusia dan Masalah-Masalah Kontemporer
THANK YOU!
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
DOSEN PENGAMPU:
Dr.Sigit Sardjono,M.Ec.
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
KELOMPOK 3:
• Rajiv Gojali (1212200289)
• M.Noor Fatih (1212200290)
• Kaylla Maurinda Z (1212200291)
FILSAFAT ILMU
EKONOMI
Filsafat Ekonomi adalah interdisiplin ilmu ekonomi yang berkutat pada
pengkajian teori ekonomi ; metodologi ekonomi, berupa penilaian terhadap
hasil, institusi, dan proses ekonomi ; serta etika dalam proses ekonomi. Fokus
utama pada kajian filsafat ekonomi adalah permasalahan yang berkaitan
dengan metodologi dan epistemologi. Pengkajian atau pembelajaran
konseptual terhadap metodologi dan teori ekonomi akan membawa ahli
ekonomi memahami suatu aktivitas atau fenomena ekonomi.
Pengertian Filsafat Ilmu Ekonomi
Adam Smith sering disebut sebagai yang pertama mengembangkan ilmu
ekonomi pada abad 18 sebagai satu cabang tersendiri dalam ilmu
pengetahuan. Melalui karya besarnya Wealth of Nations, Smith mencoba
mencari tahu sejarah perkembangan negara-negara di Eropa. Sebagai seorang
ekonom, Smith tidak melupakan akar moralitasnya terutama yang tertuang
dalam The Theory of Moral Sentiments. Perkembangan sejarah pemikiran
ekonomi kemudian berlanjut dengan menghasilkan tokoh-tokoh seperti Alfred
Marshall, J.M. Keynes, Karl Marx, hingga peraih hadiah Nobel bidang
Ekonomi tahun 2006, Edmund Phelps.
Sejarah dan Perkembangan Filsafat Ilmu
Ekonomi
Filsafat Ilmu memberikan kontribusi yang signifikan bagi perkembangan Ilmu
Ekonomi dananalisis ekonomi serta peningkatan kualitas Ahli
Ekonomi, memiliki kemampuan berfikir,bersikap perilaku. Peran Filsafat
ilmu dalam mengembangkan ilmu Ekonomi adalah sebagai alat evaluasi
pemikiran ilmiah, sebagai instrumen untuk merefleksikan, mengevaluasi,
mengkritisiasumsi dan metode ilmiah, dan sebagai alat logika dasar untuk
metode ilmiah.Filsafat ilmu sangat berperan bagi ilmu ekonomi dengan 3
landasan pokoknya yaitu:
Peran Filsafat Ilmu Terhadap Ekonomi
1. Landasan ontology
3 Landasan Pokok
2. Landasan epistemoly
3. Landasan aksiologi
Filsafat dan Ilmu adalah dua kata yang saling berkaitan baik secara substansial
maupun historis. Kelahiran suatu ilmu tidak dapat dipisahkan dari peranan
filsafat, sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat.
Filsafat ilmu pengetahuan berkaitan dengan pembahasan bagaimana disiplin
ilmu tertentu menghasilkan pengetahuan, memberikan penjelasan dan
prediksi, serta pemahaman yang melatarbelakangi suatu disiplin ilmu.
Filsafat Ilmu Pengetahuan dan Perkembangan
Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi secara sederhana merupakan upaya manusia untuk memenuhi
kebutuhannya yang bersifat tidak terbatas dengan alat pemenuhan kebutuhan
yang berupa barang dan jasa yang bersifat langka dan terbatas serta memiliki
kegunaan yang alternatif. Untuk itu, cara pemenuhan kebutuhannya berkaitan
dengan metode – metode dalam ilmu ekonomi tersebut. Secara garis bersar
metode yang digunakan dalam ilmu ekonomi adalah sebagai berikut:
Metode Ilmu Ekonomi dalam Filsafat Ilmu
Metode Ilmu Ekonomi dalam Filsafat Ilmu
1. Metode Induktif
2. Metode Deduktif
3. Metode Matematika
4. Metode Statistika
THANK YOU!
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
DOSEN PENGAMPU:
Dr.Sigit Sardjono,M.Ec
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
KELOMPOK 3:
Rajiv Gojali (1212200289)
M.Noor Fatih (1212200290)
Kaylla Maurinda Z (1212200291)
FILSAFAT
MANAJEMEN
01
Pengantar
Filsafat
Manajemen
02
Filsafat
Manajemen dalam
Praktik
03
Pendekatan
Filsafat dalam
Manajemen
04
Kontribusi Filsafat
Manajemen terhadap
Organisasi
05
Tantangan dan
Kritik terhadap
Filsafat Manajemen
PENGANTAR FILSAFAT
MANAJEMEN
 Definisi Filsafat Manajemen
Filsafat Manajemen adalah kajian yang menggabungkan prinsip-prinsip filsafat
dengan praktik dan teori manajemen. Filsafat Manajemen mempertimbangkan
pertanyaan-pertanyaan filosofis seperti konsep nilai-nilai yang mendasari tindakan
manajerial, pertimbangan etika dalam membuat keputusan yang kompleks.
 Sejarah Perkembangan Filsafat Manajemen
Sejarah perkembangan filsafat manajemen mencakup evolusi pemikiran dan
konsep dalam domain manajemen yang telah dipengaruhi oleh pemikiran filosofis.
FILSAFAT MANAJEMEN DALAM
PRAKTIK
 Manajemen Berbasis Nilai
Nilai-nilai ini dapat mencakup integritas, kejujuran, keadilan, keberlanjutan,
kepercayaan, dan tanggung jawab sosial
 Etika dalam Manajemen
Penerapan etika dalam manajemen mengharuskan manajer untuk
mempertimbangkan dampak keputusan mereka terhadap karyawan, pelanggan, pemegang
saham, dan masyarakat secara keseluruhan.
 Manajemen Berdasarkan Keadilan
Pendekatan ini menghindari diskriminasi, nepotisme, dan perlakuan yang tidak
adil, serta mendorong praktik-praktik yang menjaga kesetaraan dan keadilan.
PENDEKATAN FILSAFAT DALAM
MANAJEMEN
 Pendekatan Humanistik
Pendekatan humanistik dalam manajemen menekankan pentingnya aspek manusia dalam
organisasi. Ini melibatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kebutuhan, motivasi
 Pendekatan Positivistik
Pendekatan positivistik berfokus pada identifikasi pola-pola umum dan hukum-hukum
dalam manajemen.
 Pendekatan Fenomenologis
Pendekatan fenomenologis mendorong penelitian yang mendalam tentang pengalaman
manusia dalam konteks manajerial.
 Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual mendorong fleksibilitas dan adaptasi dalam menerapkan teori
dan konsep manajemen sesuai dengan kebutuhan dan kondisi khusus organisasi.
Kontribusi Filsafat Manajemen terhadap
Organisasi
 Membentuk Budaya Organisasi
Melalui pengintegrasian nilai-nilai ini dalam praktik sehari-hari, organisasi dapat
menciptakan lingkungan yang mempromosikan kolaborasi, inovasi, etika kerja, dan kualitas
pelayanan.
 Membangun Kepemimpinan yang Efektif
Filsafat manajemen juga memperhatikan pentingnya pemimpin yang memiliki
kepekaan sosial, integritas, dan kemampuan untuk mengelola perubahan.
 Menentukan Tujuan dan Strategi Organisasi
Nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mendasari filsafat manajemen dapat membantu
dalam mengidentifikasi tujuan yang sesuai dengan nilai-nilai organisasi, misi, dan visi jangka
Panjang.
 Meningkatkan Kinerja dan Inovasi Organisasi
Pendekatan humanistik dan inklusif dalam filsafat manajemen dapat memperhatikan
kebutuhan dan motivasi karyawan, sehingga meningkatkan keterlibatan dan kinerja mereka
Tantangan dan kritik terhadap Filsafat Manajemen
Tantangan Terhadap
Universalitas Konsep
Manajemen
Kritik terhadap Dominasi
Kapitalisme dalam Manajemen
Tantangan dalam Menerapkan
Prinsip-prinsip Filsafat
Manajemen
THANK YOU!
DOSEN PENGAMPU:
Dr.Sigit Sardjono,M.Ec
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
KELOMPOK 3:
 Rajiv Gojali (1212200289)
 M.Noor Fatih (1212200290)
 Kaylla Maurinda Z (1212200291)
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
FILSAFAT
PANCASILA
Definisi Filsafat
Pancasila
01
Pancasila sebagai
Ideologi Negara
03
Filosofi Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara
02
Penerapan Filsafat
Pancasila dalam
Kehidupan Sehari-hari
04 05
Tantangan dan Relevansi
Filsafat Pancasila di Era
Modern
06
Asal Usul dan Sejarah
Filsafat Pancasila
Definisi Filsafat Pancasila
Filsafat Pancasila merupakan kajian yang mendalam tentang nilai-nilai,
prinsip-prinsip, dan tujuan yang terkandung dalam Pancasila.
Secara sederhana, Filsafat Pancasila dapat didefinisikan sebagai studi tentang
dasar-dasar pemikiran filosofis yang melandasi Pancasila sebagai pandangan
dunia dan landasan ideologi negara Indonesia. Filsafat Pancasila bukan hanya
sekadar memahami nilai-nilai dan prinsip-prinsipnya, tetapi juga berusaha
untuk merenungkan dan menggali makna filosofis yang lebih mendalam dari
Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara.
01
Asal Usul dan Sejarah Filsafat
Pancasila
Perkembangan Awal Filsafat Pancasila memiliki akar sejarah yang panjang
dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Gagasan dan pemikiran-pemikiran yang
menjadi dasar Pancasila berasal dari berbagai sumber, termasuk nilai-nilai kearifan
lokal, pengaruh agama, pemikiran politik, dan konsep-konsep universal.Pidato
Soekarno di Sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) Pada 1 Juni 1945, Soekarno, sebagai pemimpin proklamasi kemerdekaan
Indonesia, menyampaikan pidato penting di sidang BPUPKI. Pemantapan dan
Pengembangan Filsafat Pancasila Setelah kemerdekaan, pemantapan dan
pengembangan filsafat Pancasila terus berlanjut.
02
Filosofi Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
A. Bhinneka Tunggal Ika: Persatuan dalam Keragaman
Bhinneka Tunggal Ika adalah sebuah moto yang menjadi bagian penting dari
ideologi Pancasila. Moto ini berasal dari bahasa Jawa Kuno yang secara harfiah berarti
"Berbeda-beda tetapi tetap satu." Bhinneka Tunggal Ika menekankan pentingnya
persatuan dalam keragaman, baik dalam konteks suku, agama, budaya, bahasa, maupun
adat istiadat di Indonesia.
B. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah salah satu prinsip dasar
Pancasila yang memiliki arti penting dalam membangun masyarakat yang adil dan merata.
Prinsip ini menekankan perlunya memastikan bahwa kehidupan sosial, politik, dan
ekonomi di Indonesia berlandaskan pada prinsip keadilan bagi semua warga negara
03
Pancasila sebagai Ideologi Negara
A. Pancasila sebagai Dasar Negara.
Pancasila adalah ideologi dan dasar negara Republik Indonesia. Prinsip-prinsip
dalam Pancasila menggambarkan nilai-nilai yang menjadi landasan bagi negara
Indonesia.
B. Pancasila sebagai Sistem Nilai.
Sebagai sistem nilai, Pancasila
mengandung prinsip-prinsip moral yang
dijadikan landasan dalam bertindak dan
berinteraksi dengan sesama.
04
C. Pancasila sebagai Landasan
Hukum
Prinsip-prinsip dalam Pancasila menjadi
dasar dan pijakan dalam pembentukan
peraturan perundang-undangan serta
penetapan kebijakan hukum di negara ini.
A. Nilai-nilai Pancasila dalam Keluarga
Nilai-nilai dalam Pancasila dapat menjadi pedoman bagi keluarga dalam
membangun hubungan yang harmonis, saling menghormati, dan menciptakan lingkungan
keluarga yang baik.
B. Nilai-nilai Pancasila dalam Pendidikan
Nilai-nilai Pancasila menjadi landasan yang kuat dalam membentuk karakter dan
moral peserta didik, serta mengarahkan proses pembelajaran.
C. Nilai-nilai Pancasila dalam Masyarakat
Nilai-nilai Pancasila menjadi landasan yang kuat dalam membangun hubungan
sosial yang harmonis, saling menghormati, dan memperkuat persatuan serta kesatuan dalam
masyarakat.
Penerapan Filsafat Pancasila dalam
Kehidupan Sehari-hari
05
A. Globalisasi dan Pengaruhnya terhadap Filsafat Pancasila
Pengaruh globalisasi terhadap filsafat Pancasila dapat menjadi topik
yang menarik untuk dieksplorasi dalam konteks perkembangan dan tantangan
yang dihadapi oleh Pancasila dalam era globalisasi,yaitu sebagai berikut:
■ Perubahan Nilai dan Identitas
■ Tantangan Terhadap Keberagaman
■ Harmonisasi Nilai Lokal dan Universal
■ Peran Teknologi dan Informasi
■ Solidaritas Global dan Kepentingan Nasional
Tantangan dan Relevansi Filsafat Pancasila
di Era Modern
06
B. Peran Filsafat Pancasila dalam Menghadapi Tantangan Global
Filsafat Pancasila memiliki peran yang penting dalam menghadapi tantangan
global yang dihadapi oleh Indonesia. Dalam menghadapi fenomena globalisasi dan
tantangan-tantangan yang timbul darinya, Pancasila dapat berfungsi sebagai landasan
yang kuat untuk menghadapi perubahan dan menjaga identitas bangsa. Berikut adalah
beberapa peran yang dapat dimainkan oleh Filsafat Pancasila dalam menghadapi
tantangan global:
 Memperkuat Identitas Nasional
 Mengatasi Homogenisasi Budaya
 Menjaga Keutuhan Bangsa
 Membangun Kerjasama Global yang Adil
 Mempromosikan Keberlanjutan dan Keadilan Sosial
C. Implementasi Filsafat Pancasila dalam Menjaga Keutuhan Bangsa
Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa memberikan
pedoman yang jelas untuk memperkuat persatuan dan kesatuan dalam
masyarakat. Berikut adalah beberapa cara implementasi Filsafat Pancasila dalam
menjaga keutuhan bangsa:
 Pendidikan Nilai Pancasila: Melalui pendidikan, nilai-nilai Pancasila seperti
persatuan, kesatuan, keadilan sosial, dan demokrasi dapat ditanamkan dalam
generasi muda.
 Toleransi dan Menghormati Keberagaman: Salah satu prinsip dasar Pancasila
adalah Bhinneka Tunggal Ika, yang mengajarkan persatuan dalam keragaman.
Implementasi Filsafat Pancasila dalam menjaga keutuhan bangsa melibatkan
menghormati keberagaman budaya, agama, suku, dan etnis di Indonesia.
THANK
YOU
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
DOSEN PEMBIMBING:
Dr. Sigit Sardjono,M.Ec
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
KELOMPOK 3:
 Rajiv Gojali (1212200289)
 M. Noor Fatih (1212200290)
 Kaylla Maurinda Z (1212200291)
FILSAFAT ILMU DAN METODOLOGI PENELITIAN
Filsafat Ilmu
Pengertian Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu merupakan cabang filsafat yang membahas tentang hakikat,
tujuan, dan metode ilmu pengetahuan. Filsafat ilmu berupaya memahami aspek-
aspek filosofis yang melatarbelakangi pengembangan pengetahuan, mempertanyakan
landasan ontologis (hakikat kenyataan), epistemologis (hakikat pengetahuan), serta
metodologis (cara memperoleh pengetahuan) dari ilmu pengetahuan.
Cabang-Cabang Filsafat Ilmu
 Epistemologi: Cabang ini membahas tentang sumber, sifat, dan batasan pengetahuan.
Epistemologi mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan seperti bagaimana kita
memperoleh pengetahuan, apakah ada batasan dalam pengetahuan manusia, dan apa
yang menjadi dasar validitas pengetahuan.
 Metodologi Ilmiah: Cabang ini fokus pada metode ilmiah yang digunakan dalam
menghasilkan pengetahuan. Metodologi ilmiah membahas tentang prosedur-prosedur
dan pendekatan yang digunakan dalam merancang penelitian, pengumpulan dan
analisis data, serta pengujian hipotesis.
 Filsafat Sains: Cabang ini mengeksplorasi aspek-aspek filosofis dalam ilmu
pengetahuan. Filsafat sains membahas tentang hakikat sains, metode ilmiah, dan
keabsahan pengetahuan dalam disiplin ilmiah tertentu.
 Etika Ilmiah: Cabang ini membahas tentang nilai-nilai dan etika yang terkait
dengan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Etika ilmiah
mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan moral, integritas, dan tanggung jawab
dalam konteks penelitian ilmiah.
 Filsafat Matematika: Cabang ini membahas tentang dasar-dasar filosofis
matematika. Filsafat matematika mencari pemahaman tentang sifat realitas
matematika, hubungan antara matematika dan dunia fisik, serta validitas
metode matematika.
Peran Filsafat Ilmu dalam Penelitian
 Pemahaman Konsep dan Prinsip Dasar: Filsafat ilmu membantu peneliti dalam
memahami konsep dan prinsip dasar yang melatarbelakangi pengembangan ilmu
pengetahuan.
 Penentuan Paradigma Penelitian: Filsafat ilmu membantu peneliti dalam memilih
paradigma penelitian yang tepat. Paradigma penelitian mencakup pendekatan,
metode, dan asumsi yang digunakan dalam penelitian.
 Pemikiran Kritis dan Analisis Konsep: Peneliti dapat mengidentifikasi asumsi-
asumsi yang mendasari penelitian, mempertanyakan konsep-konsep yang
digunakan, dan melakukan analisis filosofis terhadap implikasi dari temuan
penelitian.
Metodologi penelitian merujuk pada serangkaian
langkah sistematis yang diikuti oleh seorang peneliti
dalam merencanakan, melaksanakan, dan
menganalisis penelitian. Metodologi penelitian
menentukan pendekatan umum yang digunakan
untuk memperoleh data, menjawab pertanyaan
penelitian, dan mencapai tujuan penelitian yang telah
ditetapkan.
Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian
melibatkan beberapa aspek:
● Desain Penelitian
● Pengumpulan Data
● Analisis Data
● Interpretasi Hasil
Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian mengacu pada cara atau perspektif yang digunakan oleh
seorang peneliti dalam memandang dan mempelajari fenomena yang diteliti.
Pendekatan penelitian memberikan kerangka kerja konseptual yang mengarahkan
pemilihan metode, pengumpulan dan analisis data, serta interpretasi hasil penelitian.
Berikut adalah beberapa pendekatan penelitian yang digunakan:
 Pendekatan Kuantitatif
 Pendekatan Kualitatif
 Pendekatan Gabungan (Mixed Methods)
 Pendekatan Eksperimental
 Pendekatan Historis
Metode Penelitian
Metode penelitian mengacu pada pendekatan, prosedur, dan teknik
yang digunakan dalam mengumpulkan data, menganalisis data, dan
mencapai tujuan penelitian. Metode penelitian memainkan peran kunci
dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi penelitian secara
sistematis. Tujuan utama dari metode penelitian adalah untuk
menghasilkan pengetahuan yang dapat diandalkan, valid, dan obyektif
tentang topik yang sedang diteliti. Metode penelitian dapat mencakup
berbagai pendekatan, seperti kualitatif, kuantitatif, atau gabungan
keduanya (metode campuran).
Metode Kualitatif
Pendekatan penelitian yang digunakan untuk memahami dan
menjelaskan fenomena sosial dengan cara yang komprehensif
dan mendalam. Metode ini fokus pada pemahaman yang
mendalam tentang konteks, makna, perspektif, dan
pengalaman individu atau kelompok yang sedang diteliti.
Metode Kuantitatif
Pendekatan penelitian yang menggunakan pengukuran
numerik, analisis statistik, dan pendekatan objektif untuk
mengumpulkan dan menganalisis data. Metode ini bertujuan
untuk mengumpulkan data yang dapat diukur secara
sistematis, menguji hipotesis, mengidentifikasi pola atau
hubungan, dan membuat generalisasi tentang populasi yang
lebih luas.
Metode Gabungan
Metode gabungan, juga dikenal sebagai pendekatan campuran, menggabungkan elemen-
elemen metode kualitatif dan kuantitatif dalam satu penelitian. Pendekatan ini
memadukan keunggulan dari kedua metode tersebut untuk menghasilkan pemahaman
yang lebih komprehensif dan mendalam tentang fenomena yang sedang diteliti. Metode
gabungan memungkinkan peneliti untuk memadukan kekuatan kualitatif dan kuantitatif
dalam mengumpulkan data, menganalisis data, dan menafsirkan temuan penelitian.
Teori Ilmiah
Teori ilmiah adalah kerangka konseptual yang terdiri dari prinsip-prinsip, konsep-konsep,
dan proposisi-proposisi yang saling terkait untuk menjelaskan fenomena alam atau sosial
tertentu. Teori ilmiah berfungsi sebagai panduan untuk memahami, menjelaskan, dan
meramalkan fenomena yang diamati dalam dunia nyata.
Komponen Teori Ilmiah
Teori ilmiah terdiri dari beberapa komponen yang saling terkait dan memainkan
peran penting dalam membangun dan mengembangkan teori tersebut. Berikut adalah
beberapa komponen utama dari teori ilmiah:
 Konsep: Konsep-konsep ini memberikan fondasi untuk membangun teori dan menjelaskan
fenomena yang diamati.
 Definisi :Definisi operasional menjelaskan bagaimana konsep akan diukur atau diperhatikan
dalam penelitian. Ini memberikan landasan untuk pengumpulan data dan pengujian teori.
 Variabel :Variabel digunakan untuk mewakili konsep-konsep dalam teori.Variabel dapat diukur
secara kuantitatif atau dikategorikan secara kualitatif.
 Hipotesis : . Hipotesis mengaitkan variabel dan menyatakan hubungan yang diharapkan antara
variabel tersebut.
THANK YOU!

More Related Content

Similar to Kumpulan Slide Filsafat Ilmu Kelompok 3.pptx

KUMPULAN PPT FILSAFAT KELOMPOK 2.pptx
KUMPULAN PPT FILSAFAT KELOMPOK 2.pptxKUMPULAN PPT FILSAFAT KELOMPOK 2.pptx
KUMPULAN PPT FILSAFAT KELOMPOK 2.pptxCitraFadhil
 
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6.pptxTugas Akhir Filsafat Kelompok 6.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6.pptxFauziaIndahningsih
 
ilmu dan pengetahuan
ilmu dan pengetahuanilmu dan pengetahuan
ilmu dan pengetahuanalvinkasenda
 
Kelompok 7 rangkuman seluruh ppt pengantar filsafat ilmu_s
Kelompok 7 rangkuman seluruh ppt pengantar filsafat ilmu_sKelompok 7 rangkuman seluruh ppt pengantar filsafat ilmu_s
Kelompok 7 rangkuman seluruh ppt pengantar filsafat ilmu_slilisnurkhafida
 
Pdf kumpulan soal soal makalah filsafat
Pdf kumpulan soal soal makalah filsafatPdf kumpulan soal soal makalah filsafat
Pdf kumpulan soal soal makalah filsafatjotimustika
 
Tugas kumpulan PPT filsafat kelompok 13
Tugas kumpulan PPT filsafat kelompok 13Tugas kumpulan PPT filsafat kelompok 13
Tugas kumpulan PPT filsafat kelompok 13CalvinAlaydrus
 
Makalah kumpulan tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono, MS
Makalah kumpulan tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono, MSMakalah kumpulan tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono, MS
Makalah kumpulan tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono, MSdindadwi4587
 
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)febrisukma
 
PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK 12.pdf
PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK 12.pdfPENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK 12.pdf
PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK 12.pdfRizkyAmelia88
 
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6 Kelas S.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6 Kelas S.pptxTugas Akhir Filsafat Kelompok 6 Kelas S.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6 Kelas S.pptxFauziaIndahningsih
 
TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptxTUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptxunknownmukti
 
TUGAS AKHIR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 7 KELAS S.pptx
TUGAS AKHIR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 7 KELAS S.pptxTUGAS AKHIR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 7 KELAS S.pptx
TUGAS AKHIR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 7 KELAS S.pptxChika
 
makalah Pengantar filsafat ilmu
makalah Pengantar filsafat ilmu makalah Pengantar filsafat ilmu
makalah Pengantar filsafat ilmu fadhalamany
 
Kumpulan materi tugas filsafat ilmu
Kumpulan materi tugas filsafat ilmuKumpulan materi tugas filsafat ilmu
Kumpulan materi tugas filsafat ilmuTiaAgustina2
 
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.S
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.Stugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.S
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.Sbaguspw12
 
Kelompok 6 Filsafat Ilmu Full Materi
Kelompok 6 Filsafat Ilmu Full MateriKelompok 6 Filsafat Ilmu Full Materi
Kelompok 6 Filsafat Ilmu Full MateriDimasBimaAndika
 
PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptxPPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptxnianur10
 
2 Filsafat.pptx
2 Filsafat.pptx2 Filsafat.pptx
2 Filsafat.pptxagunk4
 
Kelompok 3 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya) Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjo...
Kelompok 3 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya) Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjo...Kelompok 3 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya) Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjo...
Kelompok 3 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya) Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjo...FitriOktaviani7
 

Similar to Kumpulan Slide Filsafat Ilmu Kelompok 3.pptx (20)

KUMPULAN PPT FILSAFAT KELOMPOK 2.pptx
KUMPULAN PPT FILSAFAT KELOMPOK 2.pptxKUMPULAN PPT FILSAFAT KELOMPOK 2.pptx
KUMPULAN PPT FILSAFAT KELOMPOK 2.pptx
 
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6.pptxTugas Akhir Filsafat Kelompok 6.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6.pptx
 
ilmu dan pengetahuan
ilmu dan pengetahuanilmu dan pengetahuan
ilmu dan pengetahuan
 
Kelompok 7 rangkuman seluruh ppt pengantar filsafat ilmu_s
Kelompok 7 rangkuman seluruh ppt pengantar filsafat ilmu_sKelompok 7 rangkuman seluruh ppt pengantar filsafat ilmu_s
Kelompok 7 rangkuman seluruh ppt pengantar filsafat ilmu_s
 
Pdf kumpulan soal soal makalah filsafat
Pdf kumpulan soal soal makalah filsafatPdf kumpulan soal soal makalah filsafat
Pdf kumpulan soal soal makalah filsafat
 
Tugas kumpulan PPT filsafat kelompok 13
Tugas kumpulan PPT filsafat kelompok 13Tugas kumpulan PPT filsafat kelompok 13
Tugas kumpulan PPT filsafat kelompok 13
 
Makalah kumpulan tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono, MS
Makalah kumpulan tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono, MSMakalah kumpulan tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono, MS
Makalah kumpulan tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono, MS
 
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
 
PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK 12.pdf
PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK 12.pdfPENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK 12.pdf
PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK 12.pdf
 
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6 Kelas S.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6 Kelas S.pptxTugas Akhir Filsafat Kelompok 6 Kelas S.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6 Kelas S.pptx
 
Pengantar Filsafat Ilmu
Pengantar Filsafat IlmuPengantar Filsafat Ilmu
Pengantar Filsafat Ilmu
 
TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptxTUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
 
TUGAS AKHIR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 7 KELAS S.pptx
TUGAS AKHIR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 7 KELAS S.pptxTUGAS AKHIR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 7 KELAS S.pptx
TUGAS AKHIR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 7 KELAS S.pptx
 
makalah Pengantar filsafat ilmu
makalah Pengantar filsafat ilmu makalah Pengantar filsafat ilmu
makalah Pengantar filsafat ilmu
 
Kumpulan materi tugas filsafat ilmu
Kumpulan materi tugas filsafat ilmuKumpulan materi tugas filsafat ilmu
Kumpulan materi tugas filsafat ilmu
 
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.S
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.Stugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.S
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.S
 
Kelompok 6 Filsafat Ilmu Full Materi
Kelompok 6 Filsafat Ilmu Full MateriKelompok 6 Filsafat Ilmu Full Materi
Kelompok 6 Filsafat Ilmu Full Materi
 
PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptxPPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
 
2 Filsafat.pptx
2 Filsafat.pptx2 Filsafat.pptx
2 Filsafat.pptx
 
Kelompok 3 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya) Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjo...
Kelompok 3 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya) Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjo...Kelompok 3 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya) Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjo...
Kelompok 3 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya) Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjo...
 

Recently uploaded

MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 

Kumpulan Slide Filsafat Ilmu Kelompok 3.pptx

  • 1. PENGANTAR FILSAFAT ILMU DOSEN PEMBIMBING: Dr.Sigit Sardjono,M.Ec kELOMPOK 3: Rajiv Gojali (1212200289) M.Noor Fatih (1212200290) Kaylla Maurinda Z (1212200291)
  • 3. A. PERLUNYA BELAJAR FILSAFAT Di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditandai semakin menajamnya spesialisasi ilmu maka filsafat ilmu sangat diperlukan. Sebab dengan mempelajari filsafat ilmu, para ilmuwan akan menyadari keterbatasan dirinya dan tidak terperangkap kedalam sikap arogansi intelektual.
  • 4. B. MANFAAT BELAJAR FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN Filsafat adalah ilmu yang tak terbatas karena tidak hanya menyelidiki suatu bidang tertentu dari realitas yang tertentu saja.Filsafat senantiasa mengajukan pertanyaan tentang seluruh kenyataan yang ada. Dengan demikian filsafat memiliki dua manfaat secara Umum dan Khusus.
  • 5. 1. Manfaat Filsafat Secara Umum • Filsafat membantu kita memahami bahwa sesuatu tidak selalu tampak seperti apa adanya. • Filsafat membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia kita, karena filsafat mengajarkan bagaimana kita bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar. • Filsafat membuat kita lebih kritis. Filsafat mengajarkan pada kita bahwa apa yang mungkin kita terima begitu saja ternyata salah atau menyesatkan—atau hanya merupakan sebagian dari kebenaran.
  • 6. 2. Manfaat Filsafat Ilmu Secara Khusus • Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada. • Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia. • Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan
  • 7. C. MENGAPA HARUS BELAJAR FILSAFAT • Dengan mempelajari filsafat ilmu diharapkan mahasiswa semakin kritis dalam sikap ilmiahnya. Mahasiswa sebagai insan kampus diharapkan untuk bersikap kritis terhadap berbagai macam teori yang dipelajarinya di ruang kuliah maupun dari sumber-sumber lainnya. • Mengembangkan semangat toleransi dalam perbedaan pandangan (pluralitas).Karena para ahli filsafat tidak pernah memiliki satu pendapat, baik dalam isi, perumusan permasalahan maupun penyusunan jawabannya. • Membiasakan diri untuk bersikap logis-rasional dalam Opini & argumentasi yang dikemukakan.
  • 8. D. HAL-HAL YANG MENDORONG BERFILSAFAT Sepanjang sejarah kefilsafatan dikalangan filsuf terdapat 3 (tiga) hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu: 1. Kekaguman atau keheranan atau ketakjuban 2. Keraguan atau kegengsian 3. Kesadaran akan keterbatasan
  • 10. PENGANTAR FILSAFAT ILMU DOSEN PEMBIMBING: Dr. Sigit Sardjono,M.Ec FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS KELOMPOK 3: Rajiv Gojali (1212200289) M. Noor Fatih (1212200290) Kaylla Maurinda Z (1212200291)
  • 12. MENGAPA BERFILSAFAT filsafat adalah sesuatu hal yang tidak penting, bahkan sesuatu hal yang tabu untuk diperbincangkan. Pada dasarnya filsafat bukanlah hal yang buruk, karena filsafat itu sebenarnya adalah berpikir secara mendasar (radikal), menyeluruh (holistik), dan spekulatif. Perkembangan globalisasi dewasa ini menuntut seseorang, pemikir, cendekiawan, atau ilmuwan untuk dapat mengkaji permasalahan- permasalahan secara luas atau dari sudut pandang yang berbeda- beda.
  • 13. MENGUKUR BERPIKIR FILSAFAT Dalam sifat spekulatif berpikir filsafati, tidaklah mungkin manusia menangguk pengetahuan secara keseluruhan, bahkan manusiapun tidak yakin pada titik awal yang menjadi jangkar pemikiran yang mendasar. Itu hanya sebuah spekulasi. Menyusun sebuah lingkaran memang harus dimulai dari sebuah titik.Dalam menghadapi berbagai masalah hidup di dunia ini, manusia akan menampilkan berbagai alat untuk mengatasinya. Alat itu adalah pikiran atau akal yang berfungsi di dalam pembahasannya secara filosofis tentang masalah yang dihadapi.
  • 14. LANJUTAN Bermacam-macam buku menjelaskan ciri-ciri berpikir filsafat: 1. Konsepsional. 2. Koheren. 3. Memburu kebenaran. 4. Radikal. 5. Rasional. 6. Menyeluruh.
  • 15. DAYA TARIK FILSAFAT Pada suatu saat kita secara tidak sadar sudah bergelut dengan suatu permasalahan filsafat, yang dengan sendirinya jadi bahan pemikiran kita. Meskipun kita tidak memiliki minat untuk belajar filsafat, ada masalah-masalah filsafat yang mau tak mau menarik perhatian kita. Masalah persisnya tentu berbeda dari orang ke orang. Kita mungkin akan terserap dalam suatu pembahasan filsafat walaupun persoalan yang dibahas kelihatannya sama sekali tidak "filosofis".
  • 16. FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI Pengetahuan sehari-hari (everyday knowledge) senantiasa menyapa dan memenuhi benak manusia dalam kehidupan sehari-harinya. Pengetahuan sehari-hari dibangun bukan berdasarkan refleksi kritis dan pengambilan jarak terhadap realitas. Pengetahuan sehari-hari lebih mendasarkan diri pada kerja akal sehat (common sense). Sifat pengetahuan ini sangat praktis dan mengarahkan hidup manusia. Pengetahuan sehari-hari yang praktis tersebut pertama-tama dimaksudkan untuk memecahkan persoalan-persoalan keseharian yang dihadapi masyarakat.
  • 17. MENGEMBANGKAN PEMIKIRAN FILSAFAT Dalam beberapa literatur filsafat telah dijumpai beragam pengertian tentang filsafat,yakni sebagai berikut: • pengertian filsafat dari segi arti kata • pengertian filsafat `secara umum' • pengertian filsafat `secara khusus' Para filsuf Yunani di masa awal kemunculan filsafat rata-rata mempunyai latar belakang sebagai ahli matematika, astronomi, ilmu bumi, dan berbagai ilmu pengetahuan lainnya. Karena itu, para filsuf Yunani yang merintis "filsafat" disebut sebagai filsuf-filsuf alam.
  • 18. LINGKUP FILSAFAT Ruang lingkup filsafat adalah segala sesuatu lapangan pikiran manusia yang amat luas. Segala sesuatu yang mungkin ada dan benar, benar ada (nyata), baik material konkrit maupuan nonmaterial abstrak (tidak terlihat). Dengan ungkapan lain, objek filsafat itu tidak terbatas. Filsafat tidak hanya melukiskan sesuatu, melainkan membantu manusia untuk mengambil keputusan tentang tujuan, nilai dan tentang apa yang harus diperbuat manusia.
  • 19. CIRI-CIRI PEMIKIRAN FILSAFAT Perenungan kefilsafatan berusaha untuk menyusun suatu bagan konsepsional Konsepsi (rencana kerja) merupakan hasil generalisasi dan abstraksi dari pengalaman tentang hal-hal serta proses-proses satu demi satu. Berikut ciri-ciri pemikiran filsafat: a. Filsafat Bersifat Koheran b. Pemikiran Filsafat Yang Rasional c. Filsafat Bersifat Komprehensif d. Filsafat Memiliki Pemikiran Secara Sistematis e. Filsafat Bersifat Koheren f. Filsafat Memiliki Pandangan Yang Luas
  • 21. PENGANTAR FILSAFAT ILMU DOSEN PENGAMPU: Dr.Sigit Sardjono,M.Ec FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA KELOMPOK 3: ● Rajiv Gojali (1212200289) ● M.Noor Fatih (1212200290) ● Kaylla Maurinda Z (1212200291)
  • 22. BAB 3 FILSAFAT ILMU, PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
  • 23. A. DEFINISI DAN JENIS PENGETAHUAN Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge. Dalam Encyclopedia of Phisolophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief).’ Sedangkan secara terminologi akan dikemukakan beberapa definisi tentang pengetahuan. Menurut Drs. Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran. Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. 1. Jenis Pengetahuan Beranjak dari pengetahuan adalah kebenaran dan kebenaran adalah pengetahuan, maka di
  • 24. 2. Perbedaan Pengetahuan dengan Ilmu ● Pengetahuan merujuk pada informasi atau pemahaman yang dimiliki tentang suatu subjek atau topik tertentu. Pengetahuan dapat diperoleh berbagai cara, seperti melalui pengalaman pribadi, bacaan, atau belajar lain. Pengetahuan dapat bersifat subjektif dan relatif, tergantung pada persepsi individu. ● Sementara itu, ilmu adalah pengetahuan yang telah diperoleh melalui ilmiah yang sistematis dan teruji. Ilmu memerlukan pengujian dan verifikasi melalui pengamatan, eksperimen, dan analisis data untuk menghasilkan yang dapat diandalkan dan dipercaya secara umum. Ilmu bersifat objektif mencoba untuk menghasilkan pemahaman yang bersifat universal tentang fenomena di dalamnya.
  • 25. B. HAKIKAT DAN SUMBER PENGETAHUAN Pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas manusia karena manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengembangkan pengetahuan secara sungguh-sungguh. Binatang juga mempunyai pengetahuan, namun pengetahuan ini terbatas untuk kelangsungan hidupnya (survival). 1. Hakikat Pengetahuan Pengetahuan pada dasarnya adalah keadaan mental (mental state). Mengetahui sesuatu adalah menyusun pendapat tentang suatu objek, dengan kata lain menyusun gambaran tentang fakta yang ada di luar akal. Ada dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan itu, yaitu: 1) Realisme 2) Idealisme
  • 26. 2. Sumber Pengetahuan Semua orang mengakui memiliki pengetahuan. Persoalannya dari mana pengetahuan itu diperoleh atau lewat apa pengetahuan didapat. Dalam hal ini ada beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan antara lain: a. Empirisme b. Rasionalisme c. Intuisi d. Wahyu
  • 27. C. PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN  Periode Pertama (abad 4 sebelum Masehi) Perintisan “Ilmu pengetahuan” dianggap dimulai pada abad 4 sebelum Masehi, karena peninggalan-peninggalan yang menggambarkan ilmu pengetahuan diketemukan mulai abad 4 sebelum Masehi. Abad 4 sebelum Masehi merupakan abad terjadinya pergeseran dari persepsi mitos ke persepsi logos, dari dongeng-dongeng ke analisis rasional.  Periode Kedua (abad 17 sesudah Masehi) Pada periode yang kedua ini terjadi revolusi ilmu pengetahuan karena adanya perombakan total dalam cara berpikir. Perombakan total tersebut adalah sebagai berikut: Apabila Aristoteles cara berpikirnya bersifat ontologis rasional, Gallileo Gallilei (tokoh pada awal abad 17 sesudah Masehi) cara berpikirnya bersifat analisis yang dituangkan dalam bentuk kuantitatif atau matematis. Yang dimunculkan dalam berfikir ilmiah Aristoteles adalah berpikir tentang hakekat, jadi berpikir metafisis (apa yang berada di balik yang nampak atau apa yang berada di balik fenomena).
  • 28. D. FILSAFAT DAN FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN Filsafat (Philosophy) adalah disiplin ilmu yang berusaha untuk memberikan penjelasan tentang hakikat dan arti dari segala sesuatu, seperti dunia, manusia, pengetahuan, kebenaran, nilai, dan sebagainya. Filsafat bertujuan untuk memperoleh pengetahuan yang lebih luas, lebih dalam, dan lebih abstrak daripada yang dapat diperoleh melalui metode ilmiah atau pengalaman empiris. Filsafat Ilmu Pengetahuan (Philosophy of Science) adalah cabang filsafat yang khusus membahas tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan sains, seperti konsep kebenaran, metode ilmiah, kepercayaan dalam sains, hubungan antara sains dan agama, dan sebagainya. Filsafat Ilmu Pengetahuan berusaha untuk memberikan penjelasan tentang apa yang membuat ilmu pengetahuan berbeda dengan jenis pengetahuan lainnya, dan bagaimana ilmu pengetahuan dapat diandalkan sebagai sumber pengetahuan yang akurat dan dapat diuji. Filsafat Ilmu Pengetahuan juga membahas tentang peran sains dalam masyarakat dan bagaimana sains dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.
  • 29. Filsafat Ilmu Pengetahuan merupakan cabang filsafat yang menelaah baik ciri-ciri ilmu pengetahuan ilmiah maupun cara-cara memperoleh ilmu pengetahuan ilmiah. Ciri-ciri Ilmu Pengetahuan Ilmiah adalah sebagai berikut: 1) Ilmu Pengetahuan Ilmiah Harus Sistematis 2) Ilmu Pengetahuan Ilmiah Dapat Dipertanggungjawabkan. 3) Ilmu Pengetahuan Ilmiah Harus Objektif atau intersubjektif E. CIRI-CIRI ILMU PENGETAHUAN ILMIAH
  • 30. F. CARA KERJA ILMU PENGETAHUAN ILMIAH Cara kerja Ilmu Pengetahuan Ilmiah untuk mendapatkan kebenaran yang dapat dijelaskan sebagai berikut: Penjelasan tentang langkah-langkah Metodologis adalah sebagai berikut: 1. Langkah pertama. Ada masalah yang harus dipecahkan. Seluruh langkah ini (5 langkah) oleh Popper disebut Epistomology Problem Solving. Untuk pemecahan masalah tersebut diperlukan kajian pustaka
  • 31. 4. Langkah keempat. Setelah observasi, selanjutnya melakukan pengukuran (assessment), penetapan sampel, estimasi kriteria (parameter estimation). Langkah tersebut dilakukan guna mendapatkan generalisasi empiris (empirical generalization). 5. Langkah kelima. Generalisasi emperis tersebut pada hakekatnya merupakan hasil pembuktian hipotesis. Apabila hipotesis benar akan memperkuat teori (verifikasi). Apabila hipotesis tidak terbukti akan memperlemah teori (falsifikasi). 6. Langkah keenam. Hasil dari generalisasi empiris tersebut dipergunakan sebagai bahan untuk pembentukan konsep, pembentukan proposisi. Pembentukan atau penyusunan proposisi ini dipergunakan untuk memperkuat atau memantapkan teori, atau menyusun teori baru apabila hipotesis tidak terbukti.
  • 32. G. BEDA ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN Ilmu Pengetahuan (Science) adalah cara sistematis dan metode ilmiah untuk memperoleh pengetahuan tentang dunia fisik dan alam semesta. Ilmu pengetahuan melibatkan pengamatan, pengukuran, pengujian, dan pemodelan fenomena alam menggunakan metode yang telah diuji dan diverifikasi secara empiris. Ilmu pengetahuan juga menggunakan hipotesis dan teori sebagai alat untuk memahami fenomena alam dan memprediksi hasil pengamatan yang belum dilakukan. Contoh disiplin ilmu pengetahuan meliputi fisika, biologi, kimia, dan astronomi. Sedangkan, Pengetahuan (Knowledge) adalah informasi atau pemahaman tentang suatu hal atau konsep yang dimiliki oleh seseorang. Pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman langsung, pendidikan formal, atau pembelajaran informal. Pengetahuan tidak selalu didasarkan pada metode ilmiah atau pengamatan empiris, tetapi dapat didasarkan pada berbagai sumber, seperti pengalaman pribadi, kepercayaan, atau pengalaman budaya. Contoh pengetahuan meliputi pengetahuan tentang sejarah, agama, budaya, politik, dan sebagainya.
  • 33. H. SIAPA ITU SEORANG FILSUF Seorang filsuf adalah seorang ahli dalam filsafat, yaitu studi tentang asal usul, sifat, dan nilai keberadaan manusia dan alam semesta. Filsafat melibatkan pertanyaan-pertanyaan fundamental seperti apa artinya hidup, apa itu kebenaran, bagaimana manusia berinteraksi dengan alam semesta, dan sebagainya. Filsuf mencoba untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini melalui berbagai metode, termasuk pemikiran kritis, deduksi, induksi, dan refleksi filosofis.
  • 35. PENGANTAR FILSAFAT ILMU DOSEN PENGAMPU: Dr.Sigit Sardjono,M.Ec. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA KELOMPOK 3: • Rajiv Gojali (1212200289) • M.Noor Fatih (1212200290) • Kaylla Maurinda Z (1212200291)
  • 37. Berpikir Induktif dan Deduktif Berpikir induktif adalah proses berpikir yang dimulai dengan mengumpulkan data atau informasi yang spesifik kemudian mencari pola atau kesimpulan umum dari data tersebut. di mana data empiris dikumpulkan dan kemudian digunakan untuk mengembangkan teori atau generalisasi. Sementara itu, Berpikir deduktif adalah proses berpikir yang dimulai dengan asumsi atau premis umum kemudian menarik kesimpulan yang spesifik. di mana kesimpulan yang logis harus ditarik dari premis yang diberikan.
  • 38. Metode Ilmiah Metode ilmiah dapat dikatakan hanya sebagian dari langkah-langkah sistematis dalam memperoleh ilmu, sebab metode penelitian baru merupakan prosedur sistematis dari bekerjanya pikiran atau logic yang hanya menghasilkan kesimpulan atau ketetapan rasional. Mencari, merumuskan dan mengidentifikasi masalah, yaitu menetapkan masalah penelitian, apa yang dijadikan masalah penelitian dan apa objeknya. . Dengan mengidentifikasi situasi atau kondisi yang memungkinkan atau tidak memungkinkan secara lebih lanjut berarti telah merumuskan masalah penelitian.
  • 39. Logika alami dan logika scientifika Logika alami adalah cara berpikir yang mendasar yang dimiliki oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Logika alami sering kali didasarkan pada pengalaman pribadi, keyakinan, dan pemikiran yang subjektif. Ini melibatkan menggunakan intuisi dan penilaian pribadi untuk membuat kesimpulan. Sementara itu, Logika scientifika adalah logika yang digunakan dalam ilmu pengetahuan. Ini melibatkan penggunaan prinsip-prinsip logis dan metodologi ilmiah untuk membangun pengetahuan yang akurat.
  • 40. Definisi logika Scientifika Logika scientifika adalah ilmu praktis normatif yang mempelajari hukum-hukum, prinsip-prinsip, bentuk-bentuk pikiran manusia yang jika dipatuhi akan membimbing kita mencapai kesimpulan- kesimpulan yang betul lurus, sah.
  • 41. Ilmu Ilmu dapat dirumuskan sebagai kesimpulan pengetahuan hasil penyelidikan pandangan yang logis teratur, kritis dan sistematis terhadap secara objek. Untuk mendapatkan ilmu, orang masih harus menyempurnakan cara mengetahui suatu objek dengan lebih saksama. Dengan demikian, dibutuhkan metode, yakni cara pendekatan persoalan, melalui jalan yang ditetapkan, dipikirkan, dan dipertanggungjawabkan terlebih dahulu.
  • 42. Praktis dan normatif Secara praktis, logika scientifika dapat membantu ilmuwan untuk merancang eksperimen, mengumpulkan data, dan menganalisis hasil secara objektif. Ilmuwan juga dapat menggunakan logika scientifika untuk memperbaiki metodologi penelitian mereka dan menghasilkan kesimpulan yang akurat. Di sisi lain, logika scientifika juga memiliki aspek normatif. Norma atau aturan logika scientifika dapat membantu ilmuwan untuk menentukan kualitas penalaran dan kesimpulan dalam penelitian mereka. Ilmu dibagi sebagai berikut:  Ilmu-ilmu alam  Ilmu-ilmu kejiwaan atau ilmu-ilmu budaya  Ilmu-ilmu apriori atau ilmu-ilmu deduktif yang tidak bertumpu pada pengalaman
  • 43. Objek material dan objek formal Objek material adalah hal yang diteliti atau dibicarakan dalam ilmu pengetahuan atau dalam konteks ilmiah. Objek material dapat berupa benda, fenomena alam, atau konsep abstrak yang dapat diamati, diukur, atau dianalisis secara empiris. Sementara itu, objek formal adalah kerangka atau struktur konseptual yang digunakan untuk memahami objek material. Objek formal seringkali digunakan dalam logika dan filsafat untuk membantu memahami bagaimana suatu konsep atau gagasan dapat dipahami dan diartikan dengan benar.
  • 44. Implikasi metafisik/epistemologi pemikiran Implikasi metafisik epistemologis materi pemikiran sangat penting karena Logika Scientifika melibatkan proses ilmiah dan penalaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip logika yang ketat. Implikasi metafisik berkaitan dengan asumsi-asumsi filosofis mendasar tentang alam semesta dan keberadaan realitas, sementara implikasi epistemologis berkaitan dengan asumsi-asumsi tentang sumber-sumber pengetahuan dan batasan-batasan dalam proses pemahaman dan pengetahuan.
  • 45. Logika scientitika dan psikologi Perlu juga ditunjuk bahwa logika scientifika berbeda dari psikologi. Memang, pikiran dapat dipandang sebagai suatu kejadian psikologis. Tetapi pada hakikatnya logika berbeda dari psikologi. Logika pertamatama mempersoalkan tentang aspek objektif dari proses intelektual, sedangkan psikologi tentang aspek subjektifnya. Aspek psikologis de facto juga terdapat dengan aspek logis dalam pikiran kita, tetapi tidak ada alasan untuk mencampuradukkan keduanya begitu saja. Jika kita tidak membedakannya, kita akan tergelincir ke dalam psikologisme.
  • 46. Status epistemologis hukum-hukum, logika Hukum-hukum logika diketahui melalui pengalaman (pengetahuan a posteriori) ataukah bersifat tidak bergantung pada pengalaman (pengetahuan a priori). Menurut Kant, hukum- hukum logika adalah hukum berpikir yang menentukan syarat- syarat yang harus ada bagi terlaksananya pengalaman, empiri. Sedangkan menurut George Boole, hukum-hukum logika ditentukan oleh struktur psikologis manusia.
  • 47. Logika dan logistika Logika membicarakan kegiatan pemikiran secara lengkap beserta prosesnya ke arah kebenaran, membicarakan susunan konsep, nuansa term dan segala sesuatunya yang menyangkut seluk beluk kegiatan pemikiran. Sedangkan logistika membicarakan hubungan antara tanda-tanda ideografis. Perhatian tertuju pada formalisasi dan fungsionalisasi, pada tanda-tanda itu yang sekali telah dipastikan dianggap telah cukup.
  • 49. PENGANTAR FILSAFAT ILMU DOSEN PENGAMPU: Dr.Sigit Sardjono,M.Ec. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA KELOMPOK 3: • Rajiv Gojali (1212200289) • M.Noor Fatih (1212200290) • Kaylla Maurinda Z (1212200291)
  • 50. PARA TOKOH FILSUF DAN PEMIKIRANNYA
  • 51. Anaximenes TOKOH FILSUF KUNO Anaximenes adalah seorang filsuf kuno yang berasal dari kota Miletus, yang merupakan salah satu kota penting di kawasan Ionia, Yunani pada abad ke-6 SM. Ia adalah murid dari Anaximander, seorang filsuf terkenal lainnya, dan dianggap sebagai salah satu pemikir paling penting dalam kelompok filsafat Miletus. Salah satu kontribusi utama Anaximenes dalam filsafat adalah pandangannya tentang alam semesta. Ia percaya bahwa semua benda di alam semesta berasal dari udara. Pandangan Anaximenes tentang alam semesta dan kosmologi merupakan kontribusi penting dalam sejarah filsafat dan sains.
  • 52. PEMIKIRAN ANAXIMENES A. Alam Semesta berasal dari Udara Menurutnya, udara adalah elemen dasar yang membentuk dan mengatur alam semesta. Udara dapat menyusut atau memuai untuk membentuk benda-benda yang berbeda. B. Perubahan adalah akibat dari udara Menurutnya, perubahan ini juga menjelaskan perbedaan dalam sifat-sifat benda-benda di alam semesta. C. Alam Semesta tidak terbatas dan abadi Menurutnya, bahwa alam semesta tidak memiliki awal atau akhir, dan perubahan yang terjadi hanya berupa perubahan kualitas dan bentuk. D. Bumi datar dan berada di tengah-tengah alam semesta Ia menganggap bahwa matahari, bulan, dan bintang-bintang bergerak mengelilingi bumi. E. Filsafat dapat membantu manusia mencari kebenaran Ia berpendapat bahwa melalui pemikiran dan penalaran, manusia dapat memahami alam semesta dan hakikat eksistensi.
  • 53. TOKOH FILSUF PERTENGAHAN Desiderius Erasmus adalah seorang tokoh penting dalam sejarah filsafat dan humanisme di Eropa pada Abad Pertengahan. Ia lahir pada tahun 1466 di Rotterdam, Belanda, dan dikenal sebagai seorang humanis, teolog, dan sarjana yang sangat berpengaruh pada zamannya. Erasmus juga dikenal sebagai pengarang terkenal, dan karyanya yang paling terkenal adalah "Praise of Folly" atau "Lob Des Torheit" dalam bahasa Jerman. Erasmus memperjuangkan gagasan-gagasan humanis dalam teologi dan pendidikan. Erasmus juga dikenal sebagai seorang teolog yang berusaha mencari kesepakatan dan pemahaman bersama di antara para pemikir Kristen. Desiderius Erasmus
  • 54. PEMIKIRAN DESIDERIUS ERASMUS A. Kritik terhadap Gereja Katolik Erasmus mengkritik Gereja Katolik yang dianggapnya terlalu fokus pada aspek formal dan seremonial tanpa memperhatikan prinsip-prinsip dasar agama Kristen. B. Pentingnya pemahaman Alkitab Ia menekankan perlunya membaca dan memahami Alkitab dalam bahasa aslinya, yaitu bahasa Ibrani dan Yunani, agar dapat memahami pesan-pesan agama yang sebenarnya. C. Pentingnya Pendidikan Ia memperjuangkan pembelajaran sastra klasik, filsafat, dan bahasa-bahasa asing sebagai cara untuk meningkatkan kualitas pemikiran manusia. D. Kebebasan Berbicara dan Berpikir Ia menekankan pentingnya hak individu untuk berbicara dan berpendapat secara bebas, tanpa takut menghadapi hukuman atau penganiayaan. E. Penerimaan terhadap Perbedaan Ia berpendapat bahwa keragaman dapat menjadi kekuatan yang memperkaya dan memperluas pemahaman manusia tentang dunia.
  • 55. TOKOH FILSUF MODERN ARTHUR SCHOPENHAUER Arthur Schopenhauer adalah seorang filsuf modern yang lahir di Kota Gdansk, Polandia pada tahun 1788 dan meninggal di Frankfurt, Jerman pada tahun 1860. Schopenhauer adalah seorang filsuf yang terkenal dengan pemikirannya tentang metafisika, etika, dan estetika. Ia sering dianggap sebagai salah satu tokoh paling penting dalam sejarah filsafat modern. Salah satu pemikiran penting Schopenhauer adalah tentang kehendak. Schopenhauer menganggap bahwa kehendak adalah dasar dari segala- galanya. Pemikiran-pemikiran Schopenhauer banyak memberikan pengaruh dalam sejarah filsafat modern. Ia dianggap sebagai tokoh penting dalam perkembangan filsafat Jerman pada abad ke-19.
  • 56. PEMIKIRAN ARTHUR SCHOPENHAUER A. Kehendak sebagai dasar segala-galanya Menurutnya, kehendak adalah kekuatan yang ada di balik semua hal dalam alam semesta, termasuk manusia. Manusia hanya bisa memahami kehendak secara langsung melalui pengalaman hidup. B. Teori pesimisme Menurutnya, kehidupan adalah penderitaan. Manusia selalu merasa tidak puas dengan apa yang dimilikinya dan selalu berusaha mencari hal-hal yang menurutnya menjadi sumber penderitaan. C. Etika Kebajikan utama adalah kasih sayang, belas kasih, dan kerendahan hati. Ia menganggap bahwa tindakan egoisme dan kekerasan merupakan penyebab utama dari ketidakbahagiaan manusia. D. Estetika Menurutnya, keindahan adalah bentuk khusus dari pengetahuan, yang memungkinkan manusia untuk menemukan kepuasan dan kegembiraan. E. Pemahaman tentang agama Menurutnya bahwa agama adalah upaya manusia untuk mencari pemaknaan hidup dan memahami kehendak. Ia menganggap bahwa agama-agama muncul karena manusia merasa terasing dari alam semesta
  • 58. PENGANTAR FILSAFAT ILMU DOSEN PENGAMPU: Dr.Sigit Sardjono,M.Ec. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA KELOMPOK 3: • Rajiv Gojali (1212200289) • M.Noor Fatih (1212200290) • Kaylla Maurinda Z (1212200291)
  • 60. Pengertian Filsafat Manusia A. Definisi Filsafat Manusia Filsafat manusia adalah cabang dari filsafat yang membahas berbagai aspek kehidupan manusia, seperti eksistensi, kebebasan, moralitas, dan hak asasi manusia. B. Perbedaan Filsafat Manusia dengan Ilmu Pengetahuan Filsafat manusia berbeda dengan ilmu pengetahuan dalam beberapa hal. Ilmu pengetahuan memperhatikan fakta-fakta empiris, melakukan pengamatan dan eksperimen untuk membuktikan atau menguji teori-teori yang dihasilkan. Sedangkan, filsafat manusia lebih berfokus pada pengertian dan interpretasi terhadap fakta-fakta
  • 61. C. Ruang Lingkup Filsafat Manusia Ruang lingkup filsafat manusia sangat luas dan meliputi berbagai aspek kehidupan manusia, antara lain: 1. Eksistensi manusia dan makna kehidupan. 2. Hubungan manusia dengan alam dan lingkungannya. 3. Kehidupan sosial dan politik manusia. 4. Etika dan moralitas manusia
  • 62. Sejarah Filsafat Manusia A. Perkembangan Filsafat Manusia di Yunani Kuno Filsafat manusia berasal dari Yunani Kuno, di mana filsuf-filsuf seperti Socrates, Plato, dan Aristotle memperkenalkan gagasan-gagasan tentang manusia sebagai makhluk rasional yang mampu memahami dunia melalui akal budi. B. Filsafat Manusia pada Abad Pertengahan Pada Abad Pertengahan, filsafat manusia dipengaruhi oleh agama Kristen. Tokoh-tokoh seperti Santo Agustinus dan Santo Thomas Aquinas mengembangkan konsep tentang manusia sebagai makhluk yang memiliki jiwa dan kehendak bebas.
  • 63. C. Filsafat Manusia pada Zaman Modern: Pada Zaman Modern, filsafat manusia mengalami perkembangan yang pesat. Tokoh-tokoh seperti René Descartes dan Immanuel Kant memperkenalkan gagasan-gagasan tentang subjektivitas dan objektivitas dalam pemahaman manusia terhadap dunia. Inti dari filsafat manusia tetap berfokus pada pemahaman yang lebih dalam tentang hakikat manusia dan keberadaannya dalam dunia.
  • 64. Tokoh-Tokoh Filsafat Manusia  Sokrates  Plato  Aristoteles  René Descartes  Immanuel Kant  Friedrich Nietzsche  Jean-Paul Sartre
  • 65. Pandangan-Pandangan dalam Filsafat Manusia A. Pandangan Determinisme Determinisme adalah pandangan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam dunia, termasuk perilaku manusia, telah ditentukan oleh keadaan yang ada sebelumnya. B. Pandangan Existensialisme Existensialisme adalah pandangan yang memandang bahwa manusia harus menciptakan makna dan nilai dalam hidup mereka sendiri.
  • 66. C. Pandangan Humanisme Humanisme adalah pandangan yang memandang bahwa nilai-nilai manusia harus menjadi pusat perhatian dan perhatian dalam kehidupan manusia. D. Pandangan Materialisme Materialisme adalah pandangan yang memandang bahwa segala sesuatu di dunia, termasuk manusia, dapat dijelaskan dengan menggunakan teori-teori fisik atau materialistik.
  • 67. A. Filsafat Manusia dan Teknologi Filsafat manusia dapat membantu kita memahami dampak teknologi pada kehidupan manusia. Sebagai contoh, teknologi telah memungkinkan kita untuk melakukan banyak hal yang sebelumnya tidak mungkin. B. Filsafat Manusia dan Lingkungan Hidup Filsafat manusia dapat membantu kita memahami bagaimana hubungan manusia dengan lingkungan hidup dapat diatur sedemikian rupa. C. Filsafat Manusia dan Globalisasi Filsafat manusia dapat membantu kita memahami bagaimana globalisasi mempengaruhi kehidupan manusia secara sosial, ekonomi, dan politik. Filsafat Manusia dan Masalah-Masalah Kontemporer
  • 69. PENGANTAR FILSAFAT ILMU DOSEN PENGAMPU: Dr.Sigit Sardjono,M.Ec. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA KELOMPOK 3: • Rajiv Gojali (1212200289) • M.Noor Fatih (1212200290) • Kaylla Maurinda Z (1212200291)
  • 71. Filsafat Ekonomi adalah interdisiplin ilmu ekonomi yang berkutat pada pengkajian teori ekonomi ; metodologi ekonomi, berupa penilaian terhadap hasil, institusi, dan proses ekonomi ; serta etika dalam proses ekonomi. Fokus utama pada kajian filsafat ekonomi adalah permasalahan yang berkaitan dengan metodologi dan epistemologi. Pengkajian atau pembelajaran konseptual terhadap metodologi dan teori ekonomi akan membawa ahli ekonomi memahami suatu aktivitas atau fenomena ekonomi. Pengertian Filsafat Ilmu Ekonomi
  • 72. Adam Smith sering disebut sebagai yang pertama mengembangkan ilmu ekonomi pada abad 18 sebagai satu cabang tersendiri dalam ilmu pengetahuan. Melalui karya besarnya Wealth of Nations, Smith mencoba mencari tahu sejarah perkembangan negara-negara di Eropa. Sebagai seorang ekonom, Smith tidak melupakan akar moralitasnya terutama yang tertuang dalam The Theory of Moral Sentiments. Perkembangan sejarah pemikiran ekonomi kemudian berlanjut dengan menghasilkan tokoh-tokoh seperti Alfred Marshall, J.M. Keynes, Karl Marx, hingga peraih hadiah Nobel bidang Ekonomi tahun 2006, Edmund Phelps. Sejarah dan Perkembangan Filsafat Ilmu Ekonomi
  • 73. Filsafat Ilmu memberikan kontribusi yang signifikan bagi perkembangan Ilmu Ekonomi dananalisis ekonomi serta peningkatan kualitas Ahli Ekonomi, memiliki kemampuan berfikir,bersikap perilaku. Peran Filsafat ilmu dalam mengembangkan ilmu Ekonomi adalah sebagai alat evaluasi pemikiran ilmiah, sebagai instrumen untuk merefleksikan, mengevaluasi, mengkritisiasumsi dan metode ilmiah, dan sebagai alat logika dasar untuk metode ilmiah.Filsafat ilmu sangat berperan bagi ilmu ekonomi dengan 3 landasan pokoknya yaitu: Peran Filsafat Ilmu Terhadap Ekonomi
  • 74. 1. Landasan ontology 3 Landasan Pokok 2. Landasan epistemoly 3. Landasan aksiologi
  • 75. Filsafat dan Ilmu adalah dua kata yang saling berkaitan baik secara substansial maupun historis. Kelahiran suatu ilmu tidak dapat dipisahkan dari peranan filsafat, sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat. Filsafat ilmu pengetahuan berkaitan dengan pembahasan bagaimana disiplin ilmu tertentu menghasilkan pengetahuan, memberikan penjelasan dan prediksi, serta pemahaman yang melatarbelakangi suatu disiplin ilmu. Filsafat Ilmu Pengetahuan dan Perkembangan Ilmu Ekonomi
  • 76. Ilmu ekonomi secara sederhana merupakan upaya manusia untuk memenuhi kebutuhannya yang bersifat tidak terbatas dengan alat pemenuhan kebutuhan yang berupa barang dan jasa yang bersifat langka dan terbatas serta memiliki kegunaan yang alternatif. Untuk itu, cara pemenuhan kebutuhannya berkaitan dengan metode – metode dalam ilmu ekonomi tersebut. Secara garis bersar metode yang digunakan dalam ilmu ekonomi adalah sebagai berikut: Metode Ilmu Ekonomi dalam Filsafat Ilmu
  • 77. Metode Ilmu Ekonomi dalam Filsafat Ilmu 1. Metode Induktif 2. Metode Deduktif 3. Metode Matematika 4. Metode Statistika
  • 79. PENGANTAR FILSAFAT ILMU DOSEN PENGAMPU: Dr.Sigit Sardjono,M.Ec FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA KELOMPOK 3: Rajiv Gojali (1212200289) M.Noor Fatih (1212200290) Kaylla Maurinda Z (1212200291)
  • 81. 01 Pengantar Filsafat Manajemen 02 Filsafat Manajemen dalam Praktik 03 Pendekatan Filsafat dalam Manajemen 04 Kontribusi Filsafat Manajemen terhadap Organisasi 05 Tantangan dan Kritik terhadap Filsafat Manajemen
  • 82. PENGANTAR FILSAFAT MANAJEMEN  Definisi Filsafat Manajemen Filsafat Manajemen adalah kajian yang menggabungkan prinsip-prinsip filsafat dengan praktik dan teori manajemen. Filsafat Manajemen mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan filosofis seperti konsep nilai-nilai yang mendasari tindakan manajerial, pertimbangan etika dalam membuat keputusan yang kompleks.  Sejarah Perkembangan Filsafat Manajemen Sejarah perkembangan filsafat manajemen mencakup evolusi pemikiran dan konsep dalam domain manajemen yang telah dipengaruhi oleh pemikiran filosofis.
  • 83. FILSAFAT MANAJEMEN DALAM PRAKTIK  Manajemen Berbasis Nilai Nilai-nilai ini dapat mencakup integritas, kejujuran, keadilan, keberlanjutan, kepercayaan, dan tanggung jawab sosial  Etika dalam Manajemen Penerapan etika dalam manajemen mengharuskan manajer untuk mempertimbangkan dampak keputusan mereka terhadap karyawan, pelanggan, pemegang saham, dan masyarakat secara keseluruhan.  Manajemen Berdasarkan Keadilan Pendekatan ini menghindari diskriminasi, nepotisme, dan perlakuan yang tidak adil, serta mendorong praktik-praktik yang menjaga kesetaraan dan keadilan.
  • 84. PENDEKATAN FILSAFAT DALAM MANAJEMEN  Pendekatan Humanistik Pendekatan humanistik dalam manajemen menekankan pentingnya aspek manusia dalam organisasi. Ini melibatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kebutuhan, motivasi  Pendekatan Positivistik Pendekatan positivistik berfokus pada identifikasi pola-pola umum dan hukum-hukum dalam manajemen.  Pendekatan Fenomenologis Pendekatan fenomenologis mendorong penelitian yang mendalam tentang pengalaman manusia dalam konteks manajerial.  Pendekatan Kontekstual Pendekatan kontekstual mendorong fleksibilitas dan adaptasi dalam menerapkan teori dan konsep manajemen sesuai dengan kebutuhan dan kondisi khusus organisasi.
  • 85. Kontribusi Filsafat Manajemen terhadap Organisasi  Membentuk Budaya Organisasi Melalui pengintegrasian nilai-nilai ini dalam praktik sehari-hari, organisasi dapat menciptakan lingkungan yang mempromosikan kolaborasi, inovasi, etika kerja, dan kualitas pelayanan.  Membangun Kepemimpinan yang Efektif Filsafat manajemen juga memperhatikan pentingnya pemimpin yang memiliki kepekaan sosial, integritas, dan kemampuan untuk mengelola perubahan.  Menentukan Tujuan dan Strategi Organisasi Nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mendasari filsafat manajemen dapat membantu dalam mengidentifikasi tujuan yang sesuai dengan nilai-nilai organisasi, misi, dan visi jangka Panjang.  Meningkatkan Kinerja dan Inovasi Organisasi Pendekatan humanistik dan inklusif dalam filsafat manajemen dapat memperhatikan kebutuhan dan motivasi karyawan, sehingga meningkatkan keterlibatan dan kinerja mereka
  • 86. Tantangan dan kritik terhadap Filsafat Manajemen Tantangan Terhadap Universalitas Konsep Manajemen Kritik terhadap Dominasi Kapitalisme dalam Manajemen Tantangan dalam Menerapkan Prinsip-prinsip Filsafat Manajemen
  • 88. DOSEN PENGAMPU: Dr.Sigit Sardjono,M.Ec FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA KELOMPOK 3:  Rajiv Gojali (1212200289)  M.Noor Fatih (1212200290)  Kaylla Maurinda Z (1212200291) PENGANTAR FILSAFAT ILMU
  • 90. Definisi Filsafat Pancasila 01 Pancasila sebagai Ideologi Negara 03 Filosofi Kehidupan Berbangsa dan Bernegara 02 Penerapan Filsafat Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari 04 05 Tantangan dan Relevansi Filsafat Pancasila di Era Modern 06 Asal Usul dan Sejarah Filsafat Pancasila
  • 91. Definisi Filsafat Pancasila Filsafat Pancasila merupakan kajian yang mendalam tentang nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan tujuan yang terkandung dalam Pancasila. Secara sederhana, Filsafat Pancasila dapat didefinisikan sebagai studi tentang dasar-dasar pemikiran filosofis yang melandasi Pancasila sebagai pandangan dunia dan landasan ideologi negara Indonesia. Filsafat Pancasila bukan hanya sekadar memahami nilai-nilai dan prinsip-prinsipnya, tetapi juga berusaha untuk merenungkan dan menggali makna filosofis yang lebih mendalam dari Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara. 01
  • 92. Asal Usul dan Sejarah Filsafat Pancasila Perkembangan Awal Filsafat Pancasila memiliki akar sejarah yang panjang dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Gagasan dan pemikiran-pemikiran yang menjadi dasar Pancasila berasal dari berbagai sumber, termasuk nilai-nilai kearifan lokal, pengaruh agama, pemikiran politik, dan konsep-konsep universal.Pidato Soekarno di Sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) Pada 1 Juni 1945, Soekarno, sebagai pemimpin proklamasi kemerdekaan Indonesia, menyampaikan pidato penting di sidang BPUPKI. Pemantapan dan Pengembangan Filsafat Pancasila Setelah kemerdekaan, pemantapan dan pengembangan filsafat Pancasila terus berlanjut. 02
  • 93. Filosofi Kehidupan Berbangsa dan Bernegara A. Bhinneka Tunggal Ika: Persatuan dalam Keragaman Bhinneka Tunggal Ika adalah sebuah moto yang menjadi bagian penting dari ideologi Pancasila. Moto ini berasal dari bahasa Jawa Kuno yang secara harfiah berarti "Berbeda-beda tetapi tetap satu." Bhinneka Tunggal Ika menekankan pentingnya persatuan dalam keragaman, baik dalam konteks suku, agama, budaya, bahasa, maupun adat istiadat di Indonesia. B. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah salah satu prinsip dasar Pancasila yang memiliki arti penting dalam membangun masyarakat yang adil dan merata. Prinsip ini menekankan perlunya memastikan bahwa kehidupan sosial, politik, dan ekonomi di Indonesia berlandaskan pada prinsip keadilan bagi semua warga negara 03
  • 94. Pancasila sebagai Ideologi Negara A. Pancasila sebagai Dasar Negara. Pancasila adalah ideologi dan dasar negara Republik Indonesia. Prinsip-prinsip dalam Pancasila menggambarkan nilai-nilai yang menjadi landasan bagi negara Indonesia. B. Pancasila sebagai Sistem Nilai. Sebagai sistem nilai, Pancasila mengandung prinsip-prinsip moral yang dijadikan landasan dalam bertindak dan berinteraksi dengan sesama. 04 C. Pancasila sebagai Landasan Hukum Prinsip-prinsip dalam Pancasila menjadi dasar dan pijakan dalam pembentukan peraturan perundang-undangan serta penetapan kebijakan hukum di negara ini.
  • 95. A. Nilai-nilai Pancasila dalam Keluarga Nilai-nilai dalam Pancasila dapat menjadi pedoman bagi keluarga dalam membangun hubungan yang harmonis, saling menghormati, dan menciptakan lingkungan keluarga yang baik. B. Nilai-nilai Pancasila dalam Pendidikan Nilai-nilai Pancasila menjadi landasan yang kuat dalam membentuk karakter dan moral peserta didik, serta mengarahkan proses pembelajaran. C. Nilai-nilai Pancasila dalam Masyarakat Nilai-nilai Pancasila menjadi landasan yang kuat dalam membangun hubungan sosial yang harmonis, saling menghormati, dan memperkuat persatuan serta kesatuan dalam masyarakat. Penerapan Filsafat Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari 05
  • 96. A. Globalisasi dan Pengaruhnya terhadap Filsafat Pancasila Pengaruh globalisasi terhadap filsafat Pancasila dapat menjadi topik yang menarik untuk dieksplorasi dalam konteks perkembangan dan tantangan yang dihadapi oleh Pancasila dalam era globalisasi,yaitu sebagai berikut: ■ Perubahan Nilai dan Identitas ■ Tantangan Terhadap Keberagaman ■ Harmonisasi Nilai Lokal dan Universal ■ Peran Teknologi dan Informasi ■ Solidaritas Global dan Kepentingan Nasional Tantangan dan Relevansi Filsafat Pancasila di Era Modern 06
  • 97. B. Peran Filsafat Pancasila dalam Menghadapi Tantangan Global Filsafat Pancasila memiliki peran yang penting dalam menghadapi tantangan global yang dihadapi oleh Indonesia. Dalam menghadapi fenomena globalisasi dan tantangan-tantangan yang timbul darinya, Pancasila dapat berfungsi sebagai landasan yang kuat untuk menghadapi perubahan dan menjaga identitas bangsa. Berikut adalah beberapa peran yang dapat dimainkan oleh Filsafat Pancasila dalam menghadapi tantangan global:  Memperkuat Identitas Nasional  Mengatasi Homogenisasi Budaya  Menjaga Keutuhan Bangsa  Membangun Kerjasama Global yang Adil  Mempromosikan Keberlanjutan dan Keadilan Sosial
  • 98. C. Implementasi Filsafat Pancasila dalam Menjaga Keutuhan Bangsa Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa memberikan pedoman yang jelas untuk memperkuat persatuan dan kesatuan dalam masyarakat. Berikut adalah beberapa cara implementasi Filsafat Pancasila dalam menjaga keutuhan bangsa:  Pendidikan Nilai Pancasila: Melalui pendidikan, nilai-nilai Pancasila seperti persatuan, kesatuan, keadilan sosial, dan demokrasi dapat ditanamkan dalam generasi muda.  Toleransi dan Menghormati Keberagaman: Salah satu prinsip dasar Pancasila adalah Bhinneka Tunggal Ika, yang mengajarkan persatuan dalam keragaman. Implementasi Filsafat Pancasila dalam menjaga keutuhan bangsa melibatkan menghormati keberagaman budaya, agama, suku, dan etnis di Indonesia.
  • 100. PENGANTAR FILSAFAT ILMU DOSEN PEMBIMBING: Dr. Sigit Sardjono,M.Ec FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA KELOMPOK 3:  Rajiv Gojali (1212200289)  M. Noor Fatih (1212200290)  Kaylla Maurinda Z (1212200291)
  • 101. FILSAFAT ILMU DAN METODOLOGI PENELITIAN Filsafat Ilmu Pengertian Filsafat Ilmu Filsafat ilmu merupakan cabang filsafat yang membahas tentang hakikat, tujuan, dan metode ilmu pengetahuan. Filsafat ilmu berupaya memahami aspek- aspek filosofis yang melatarbelakangi pengembangan pengetahuan, mempertanyakan landasan ontologis (hakikat kenyataan), epistemologis (hakikat pengetahuan), serta metodologis (cara memperoleh pengetahuan) dari ilmu pengetahuan.
  • 102. Cabang-Cabang Filsafat Ilmu  Epistemologi: Cabang ini membahas tentang sumber, sifat, dan batasan pengetahuan. Epistemologi mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan seperti bagaimana kita memperoleh pengetahuan, apakah ada batasan dalam pengetahuan manusia, dan apa yang menjadi dasar validitas pengetahuan.  Metodologi Ilmiah: Cabang ini fokus pada metode ilmiah yang digunakan dalam menghasilkan pengetahuan. Metodologi ilmiah membahas tentang prosedur-prosedur dan pendekatan yang digunakan dalam merancang penelitian, pengumpulan dan analisis data, serta pengujian hipotesis.  Filsafat Sains: Cabang ini mengeksplorasi aspek-aspek filosofis dalam ilmu pengetahuan. Filsafat sains membahas tentang hakikat sains, metode ilmiah, dan keabsahan pengetahuan dalam disiplin ilmiah tertentu.
  • 103.  Etika Ilmiah: Cabang ini membahas tentang nilai-nilai dan etika yang terkait dengan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Etika ilmiah mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan moral, integritas, dan tanggung jawab dalam konteks penelitian ilmiah.  Filsafat Matematika: Cabang ini membahas tentang dasar-dasar filosofis matematika. Filsafat matematika mencari pemahaman tentang sifat realitas matematika, hubungan antara matematika dan dunia fisik, serta validitas metode matematika.
  • 104. Peran Filsafat Ilmu dalam Penelitian  Pemahaman Konsep dan Prinsip Dasar: Filsafat ilmu membantu peneliti dalam memahami konsep dan prinsip dasar yang melatarbelakangi pengembangan ilmu pengetahuan.  Penentuan Paradigma Penelitian: Filsafat ilmu membantu peneliti dalam memilih paradigma penelitian yang tepat. Paradigma penelitian mencakup pendekatan, metode, dan asumsi yang digunakan dalam penelitian.  Pemikiran Kritis dan Analisis Konsep: Peneliti dapat mengidentifikasi asumsi- asumsi yang mendasari penelitian, mempertanyakan konsep-konsep yang digunakan, dan melakukan analisis filosofis terhadap implikasi dari temuan penelitian.
  • 105. Metodologi penelitian merujuk pada serangkaian langkah sistematis yang diikuti oleh seorang peneliti dalam merencanakan, melaksanakan, dan menganalisis penelitian. Metodologi penelitian menentukan pendekatan umum yang digunakan untuk memperoleh data, menjawab pertanyaan penelitian, dan mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian melibatkan beberapa aspek: ● Desain Penelitian ● Pengumpulan Data ● Analisis Data ● Interpretasi Hasil
  • 106. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian mengacu pada cara atau perspektif yang digunakan oleh seorang peneliti dalam memandang dan mempelajari fenomena yang diteliti. Pendekatan penelitian memberikan kerangka kerja konseptual yang mengarahkan pemilihan metode, pengumpulan dan analisis data, serta interpretasi hasil penelitian. Berikut adalah beberapa pendekatan penelitian yang digunakan:  Pendekatan Kuantitatif  Pendekatan Kualitatif  Pendekatan Gabungan (Mixed Methods)  Pendekatan Eksperimental  Pendekatan Historis
  • 107. Metode Penelitian Metode penelitian mengacu pada pendekatan, prosedur, dan teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data, menganalisis data, dan mencapai tujuan penelitian. Metode penelitian memainkan peran kunci dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi penelitian secara sistematis. Tujuan utama dari metode penelitian adalah untuk menghasilkan pengetahuan yang dapat diandalkan, valid, dan obyektif tentang topik yang sedang diteliti. Metode penelitian dapat mencakup berbagai pendekatan, seperti kualitatif, kuantitatif, atau gabungan keduanya (metode campuran).
  • 108. Metode Kualitatif Pendekatan penelitian yang digunakan untuk memahami dan menjelaskan fenomena sosial dengan cara yang komprehensif dan mendalam. Metode ini fokus pada pemahaman yang mendalam tentang konteks, makna, perspektif, dan pengalaman individu atau kelompok yang sedang diteliti.
  • 109. Metode Kuantitatif Pendekatan penelitian yang menggunakan pengukuran numerik, analisis statistik, dan pendekatan objektif untuk mengumpulkan dan menganalisis data. Metode ini bertujuan untuk mengumpulkan data yang dapat diukur secara sistematis, menguji hipotesis, mengidentifikasi pola atau hubungan, dan membuat generalisasi tentang populasi yang lebih luas.
  • 110. Metode Gabungan Metode gabungan, juga dikenal sebagai pendekatan campuran, menggabungkan elemen- elemen metode kualitatif dan kuantitatif dalam satu penelitian. Pendekatan ini memadukan keunggulan dari kedua metode tersebut untuk menghasilkan pemahaman yang lebih komprehensif dan mendalam tentang fenomena yang sedang diteliti. Metode gabungan memungkinkan peneliti untuk memadukan kekuatan kualitatif dan kuantitatif dalam mengumpulkan data, menganalisis data, dan menafsirkan temuan penelitian.
  • 111. Teori Ilmiah Teori ilmiah adalah kerangka konseptual yang terdiri dari prinsip-prinsip, konsep-konsep, dan proposisi-proposisi yang saling terkait untuk menjelaskan fenomena alam atau sosial tertentu. Teori ilmiah berfungsi sebagai panduan untuk memahami, menjelaskan, dan meramalkan fenomena yang diamati dalam dunia nyata.
  • 112. Komponen Teori Ilmiah Teori ilmiah terdiri dari beberapa komponen yang saling terkait dan memainkan peran penting dalam membangun dan mengembangkan teori tersebut. Berikut adalah beberapa komponen utama dari teori ilmiah:  Konsep: Konsep-konsep ini memberikan fondasi untuk membangun teori dan menjelaskan fenomena yang diamati.  Definisi :Definisi operasional menjelaskan bagaimana konsep akan diukur atau diperhatikan dalam penelitian. Ini memberikan landasan untuk pengumpulan data dan pengujian teori.  Variabel :Variabel digunakan untuk mewakili konsep-konsep dalam teori.Variabel dapat diukur secara kuantitatif atau dikategorikan secara kualitatif.  Hipotesis : . Hipotesis mengaitkan variabel dan menyatakan hubungan yang diharapkan antara variabel tersebut.