Dalam materi ini akan dibahas, apakah obat aman diberikan kepada ibu hamil dan menyusui sehingga apa kemungkinan dampak yang dihasilkan akibat pemberian obat bagi ibu hamil dan menyusui, dan prinsip-prinsip pemberian obat bagi ibu hamil dan menyusui.
2. FARMAKOEPIDEMIOLOGI
Wanita hamil rata-rata minum 3
jenis obat atau lebih
Gejala penyakit saat hamil: nyeri,
mual, muntah, udema, masuk
angin, serta penyakit lain seperti :
DM, infeksi atau hipertensi
35 % wanita hamil gunakan obat
jangka pendek
40 % wanita hamil gunakan obat
pada trimester pertama
3. • Perkembangan embrio & janin
• Periode perkembangan janin manusia 38
minggu, terbagi menjadi 3 trimester
(masing-masing 3 bulan)
• Tahap perkembangan janin terbagi 3, yaitu
Pra-embrionik, Embrionik dan Janin (fetus)
PERKEMBANGAN JANIN
Pra-embrionik mulai konsepsi smp akhir
minggu ke-2; sel masih totipotensial (bila rusak
oleh obatdiganti)
Embrionik mulai dari awal minggu ke-3 hingga
akhir minggu ke-8 setelah konsepsi,
pembentukan organ utama (organogenesis)
Janin mulai awal minggu ke-9 hingga minggu
38, penyempurnaan organ & perkembangan
otak
4.
5. PERUBAHAN FARMAKOKINETIK OBAT PADA
KEHAMILAN
DISTRIBUSI
o kadar air dan lemak total
meningkat
o volume distribusi obat meningkat
o penurunan drastis pada albumin
plasmakadar obat bebas
meningkat
METABOLISME
o peningkatan hormon progesteron
endogen
o hormon berpengaruh sebagai
induktor enzim
o perubahan metabolisme
beberapa obat (Efek sulit
diramalkan)
EKSKRESI
o GFR meningkat 50% pada
minggu-minggu awal kehamilan
hingga kelahiran
o Pembersihan obat yang
diekskresi melalui ginjal naik
o Obat-obat β-laktam dan lithium
terpengaruh
6. PENGARUH OBAT PADA JANIN
TERATOGENESIS
Teratogen
“bahan apa pun yang diberikan
pada ibu yang menyebabkan atau
berpengaruh pada malformasi,
kelainan fungsi fisiologis maupun
perkembangan jiwa janin”
ANGKA KEJADIAN
o Hasil penelitian
menyebutkan 2-4% bayi
lahir hidup,menderita cacat
bawaan.
o Penyebab :
Genetik
Lingkungan 5% termasuk
obat
7. EFEK TERATOGEN
TERGANTUNG :
• Dosis dan polifarmasi
• Kemampuan
perkembangan janin
• Waktu pemberian obat :
– fase pra-embrionik : Prinsip “all or nothing “
– Fase embrionik : rentan kecacatan fisik
– Fase fetal : perkembangan sistem saraf
pusat
11. PRINSIP PENGOBATAN WANITA
HAMIL
1. Pertimbangkan terapi non farmakologis
2. Hanya digunakan jika manfaat > risiko
3. Hindari pada trimester 1
4. Hindari obat-obat baru
5. Hindari polifarmasi
6. Gunakan dosis efektif terendah dengan durasi minimal
7. Hindari obat teratogenik
8. Pertimbangkan penyesuaian dosis pada beberapa obat (Fenitoin, Litium)
13. DAFTAR OBAT BERBAHAYA PADA
JANIN DAN EFEK YANG MUNGKIN
TERJADI
• ACE INHIBITOR
Gagal ginjal pada janin (trimester 1)
• ANTITIROID
Hipertiroidisme pada janin
• BENZODIAZEPIN
Ketergantungan Obat
• Β BLOKER
Hambatan pertumbuhan
• BARBITURAT
ketergantungan
• AINS
Perdarahan, kerusakan ginjal,
penundaan kelahiran (trimester
ketiga)
• TETRASIKLIN
Pewarnaan Gigi, hambatan
pertumbuhan tulang
• WARFARIN
Perdarahan otak janin
14. MULTIFAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
TERATOGENIK
1. Obat dapat bekerja langsung pada
jaringan juga secara tidak langsung
mempengaruhi jaringan
2. Obat mungkin juga menganggu aliran
oksigen atau nutrisi lewat plasenta
sehingga mempengaruhi jaringan janin.
3. Obat juga dapat bekerja langsung pada
proses perkembangan jaringan janin,
misalnya vitamin A (retinol) yang
memperlihatkan perubahan pada jaringan
normal. Derivat vitamin A (isotretinoin,
etretinat) adalah teratogenik yang
potensial.
4. Kekurangan substansi yang esensial
diperlukan juga akan berperan pada
abnormalitas. Misalnya pemberian asam
folat selama kehamilan dapat menurunkan
insiden kerusakan pada selubung saraf ,
yang menyebabkan timbulnya spina bifida.
15. Indeks Keamanan Obat pada
Kehamilan
KATEGORI A
“Penelitian terkontrol menunjukan
tidak ada risiko. Penelitian terkontrol
dan memadai pada wanita hamil tidak
menunjukan risiko pada janin”
Beberapa jenis vitamin dan
multivitamin yang diberikan semasa
hamil termasuk dalam kategori ini
kecuali “megavitamins” (vitamin
dalam dosis tinggi).
FDA (Food and Drugs
Administration)
Amerika Serikat,
sejenis Dirjen POM
(Pengawas Obat dan
Makanan) di
Indonesia,
mengklasifikasikan
obat berdasarkan
keamannya bagi ibu
hamil menjadi 5
kategori, yaitu:
16. KATEGORI B
“Tidak ada bukti risiko pada
manusia . Penelitian pada
hewan menunjukan adanya
risiko tetapi pada manusia tidak
atau penelitian pada hewan
menunjukan ada risiko tetapi
penelitian pada manusia belum
memadai”
Contoh : As Klauvat
Ceterizine
KATEGORI C
“Risiko tidak dapat
dikesampingkan. Penelitian
pada manusia tidak memadai,
penelitian pada hewan
menunjukan risiko atau tidak
memadai”
Contoh : Klorfibrate
Codein
Chloroquin
17. KATEGORI D
“Risiko pada janin terbukti positif baik
melalui penelitian maupun post marketing
study”
Contoh
1. Karbamazepine
2. Fenitoin (sejenis obat untuk
epilepsi)
3. Beberapa obat antikanker atau
kemoterapi.
Kategori X
“Kontraindikasi pada kehamilan.
Penelitian pada manusia atau
hewan atau data post marketing
study menunjukan risiko pada
janin yang secara jelas lebih
merugikan dibanding
manfaatnya”
Contoh
Isotretionin, yang dapat
menyebabkan kelainan multipel
pada sistem saraf, wajah, maupun
kardiovaskular.
19. TRANSFER OBAT KE DALAM ASI
Semua obat terdistribusi ke dalam
ASI difusi pasif
Perkiraan jumlah obat
yang masuk dalam
ASI titik krusial
Faktor yang mempengaruhi laju difusi:
1. Farmakokinetika ibu,
2. Sifat fisiologis ASI,
3. Sifat fisikokimiawi obat
GRADIEN PH PLASMA DAN ASI
pH plasma sekitar 7,4
pH ASI sekitar 7
sifat asam-basa lemah obat
LIPOFILISITAS
Kadar lemak dalam ASI >>>
Obat lipofillaju perpindahan ke ASI
meningkat
20. KATEGORI OBAT PADA WANITA
MENYUSUI
• KATEGORI A
Relatif Aman
Contoh :
- Amoxicillin
- Kontrasepsi progestin
(setelah 4-6 minggu)
- Flukonazol
• KATEGORI B
Membutuhkan
perhatian
Contoh :
Atenolol Sianosis,
bradikardi
Sulfonamid Hindari bulan
pertama kehidupan
bilirubin
21. KATEGORI OBAT PADA WANITA
MENYUSUI
• KATEGORI C
Tidak diketahui
Contoh :
Ciprofloxacin terjadi
artopati dan kartilago dapat
hewan uji yang imature.
• KATEGORI D
Dikontraindikasikan
Contoh :
Podofilin digunakan
untuk terapi genital, jangan
diberikan selama menyusui
Kloramfenikol resiko
terhadap supresi sum-sum
tulang.
22. PENDEKATAN UNTUK MEMINIMALISASI
EXPOSE BAYI
• Tidak Minum Obat;
beberapa jenis obat seperti: sakit kepala,
obat flu, dapat dihindari dg kerjasama
ibu.
• Tunda Pemberian Obat; jika ibu ada
rencana utk menyapih ASI, maka
penggunaan obat dapat ditunda terlebih
dahulu.
• Pilih obat yang sedikit diekskresikan dlm
ASI; utk kelas terapi yang sama dapat
dipilih yg paling sedikit melewati ASI.
• Pilih alternatif rute pemberian lainnya;
utk kurangi konsentrasi obat dalam darah
ibu maka digunakan sediaan lokal (mis.
Kortikosteroid inhalasi, dll)
• Tidak menyusui bayi pada saat
konsentrasi obat dalam ASI maksimal;
secara umum konsentrasi obat dalam ASI capai
maksimal 1-3 jam setelah dosis oral sang ibu,
menyusui tepat sebelum minum obat dapat
kurangi expos e obat terhadap bayi, hanya
untuk obat dengan waktu paruh pendek, tidak
untuk obat slow release. Juga, jadwal bayi
minum ASI sulit utk diatur scr tetap.
• Minum obat sebelum bayi tidur
lama; berguna utk obat long acting yg
diminum sekali sehari.
23. PENDEKATAN UNTUK
MEMINIMALISASI EXPOSE BAYI
• Berhenti menyusui; bila
demi kesehatan ibu & utk obat
yg sangat toksik (khemoterapi
kanker).
• Tidak menyusui bayi
untuk sementara waktu;
bila digunakan obat jangka
pendek setelah prosedur
operasi/perawatan gigi,
sebelum tindakan medis-ASI
dipompa untuk dapat
diberikan pada bayi.
Memompa ASI (tapi tidak diberikan
kepada bayi) selama terapi obat
tetap dilakukan utk menjaga aliran
ASI.
ASI dapat diberi kan lagi segera
setelah 1-2 x t½ eliminasi obat (50-
75% tereliminasi).
Utk obat yg sangat toksis meski dlm
dosis kecil, pemberian kembali ASI
setelah 4-5 kali t½ eliminasi obat (94-
97% obat telah tereliminasi
24. PERTIMBANGAN
PENGOBATAN
1. Mempertimbangkan rasio manfaat/resiko
- Farmakologi Obat rasio yang tidak dikehendaki
- Adanya Metabolit aktif
-Multi obat : adiksi efek samping
Neonatus berisiko lebih besar terhadap paparan obat melalui ASI
2. Rute pemberian dipilih yang memberikan kadar terkecil pada ASI
3. Hindari obat-obat baru
4. Pemantauan bayi secara cermat terhadap kemungkinan efek
samping
25. HENTIKAN MENYUSUI JIKA….
1. Obat diketahui berefek berbahaya bagi bayi
2. Obat sangat poten (sitotoksik, radio aktif,
kortikosteroid dosis besar) jumlah kecil dalam ASI
berefek pada bayi
3. Ibu mengalami gangguan hati maupun ginjal
26. OBAT YANG DIKONTRAINDIKASIKAN
SELAMA MENYUSUI
- Heroin
Kemungkinan Adiksi
- Amphetamine
Terekresi di ASI dan
menyebabkan iritasi
- Isotretinoin
- Bromocriptine
- Lithium
Konsentrasi di ASI 40%
- Kokain
- Ergotamine
Potensial menekan laktasi,
muntah, diare, kejang
- Marijuana
Diekskresi dalam ASI
- Methotrexate
- Nicotine (smooking)
Menekan Produksi ASI
- Doxorubicin
27. CONTOH OBAT YANG MEMERLUKAN
PERHATIAN KHUSUS SELAMA MENYUSUI
• Antidepresant
Amytriptilin, amoxapine,desipramine,
domipramin,doxapin,fluoxetin,
fluvoxamin, imipramin trazodone
tidak terdeteksi dalam urin bayi
• Antipsychotic:
chlorpromazine, haloperidol,mezoridhazine,
perphenazine
Berefek sedasi, resiko kecil supresi sum-sum
tulang
• Atenolol
Menyebabkan bradikardi dan sianosis
• Chloramphenicol
resiko kecil supresi sum-sum tulang
• Benzodiazepin
diazepam,lorazepam,midazolam,prazepam,
quazepam,temazepam
Letargin dan kehilangan berat badan
28. OBAT YANG MEMPENGARUHI
PRODUKSI ASI
Sebaiknya dihindari selama menyusui
-Bromokriptin
Menekan Produksi ASI
-Ergotamine
Menekan Suplai ASI
-Kombinasi Oral Kontrasepsi
Menurunkan Pasokan ASI
29. SELEKSI DAN KEAMANAN OBAT
KELAS TERAPI SELAMA
KEHAMILAN
SELAMA MENYUSUI
Analgesik Parasetamol Parasetamol
Anti-koagulan Heparin, LMWH Heparin, Warfarin
Anticonvulsant Phenobarbital Carbamazepin/Ethosuximide/
Valproic
Antidiabetic Insulin Insulin,Tolbutamide
Antihypertensi Methyldopa ACEI/Ca-antagonist
Anti-infection Penicillin/sefalosporin Penicillin/sefalosporin