2. Penggunaan Antibiotika
pada Kehamilan
Penggunaan antibiotika pada kehamilan bisa dengan tujuan terapi ataupun
profilaksis. Dalam hal ini harus dipertimbangkan usia hamil saat mendapatkan
antibiotika, Selain itu penentuan dosis antibiotika juga harus mempertimbangkan
perubahan farmakokinetik yang sesuai dengan perubahan fisiologik pada ibu
hamil.
Mekanisme kerja obat anti infeksi
•Menghambat sintesa metabolit-metabolit yang esensial, protein dan asam nukleat.
•Menghambat sintesa dinding sel atau membran plasma.
•Merusak dinding sel atau membran plasma.
3. Farmakokinetik obat-obat anti infeksi pada kehamilan
perubahan farmakokinetik saat hamil
• Volume darah dan cairan tubuh meningkat
• Kadar protein dalam plasma relatif rendah
• Aliran darah ke ginjal meningkat
• Kadar progesteron saat hamil meningkat
• Peristaltik menurun
Kondisi seperti diatas menjadi masalah yang harus dipertimbangkan dalam pemberian
obat pada ibu hamilSebagai contoh Sulfonamide yang diberikan pada ibu, sebanyak <
1% akan menembus barier plasenta kedalam unit janin.
Jumlah obat Xenobiotic yang mampu menembus barier plasenta tergantung pada :
• Jenis obat
• Dosis obat
• Kondisi plasenta
5. • Farmakokinetik saat Kehamilan
Janin
• Plasenta
Perpindahan obat lewat plasenta dipengaruhi oleh :
Kelarutan dalam lemak
Derajat ionisasi
Ukuran molekul
Ikatan protein
6. Farmakodinamika pada Kehamilan
• Ibu Hamil
Efek obat pada jaringan reproduksi, uterus dan kelenjar susu, pada kehamilan kadang
dipengaruhi oleh hormon-hormon sesuai dengan fase kehamilan. Efek obat pada jaringan tidak
berubah bermakna karena kehamilan tidak berubah, walau terjadi perubahan misalnya curah
jantung, aliran darah ke ginjal. Perubahan tersebut kadang menyebabkan wanita hamil
membutuhkan obat yang tidak dibutuhkan pada saat tidak hamil. Contohnya glikosida jantung
dan diuretik yang dibutuhkan pada kehamilan karena peningkatan beban jantung pada
kehamilan. Atau insulin yang dibutuhkan untuk mengontrol glukosa darah pada diabetes yang
diinduksi oleh kehamilan.
7. Farmakodinamika pada Kehamilan
• Janin
Beberapa penelitian untuk mengetahui kerja obat di janin berkembang dengan pesat, yang
berkaitan dengan pemberian obat pada wanita hamil yang ditujukan untuk pengobatan janin
walaupun mekanismenya masih belum diketahui jelas. Contohnya kortikosteroid diberikan
untuk merangsang matangnya paru janin bila ada prediksi kelahiran prematur. Contoh lain
adalah fenobarbital yang dapat menginduksi enzim hati untuk metabolisme bilirubin sehingga
insidens jaundice (bayi kuning) akan berkurang. Selain itu fenobarbital juga dapat menurunkan
risiko perdarahan intrakranial bayi kurang umur. Anti aritmia juga diberikan pada ibu hamil
untuk mengobati janinnya yang menderita aritmia jantung.
8. Obat-Obatan di dalam Kehamilan
• Antibiotik dan antiinfeksi lain :
Penisilin, Klindamisin, Tetrasiklin, Metronidazol,
Aminoglikosida, Trimetoprim-sulfametoksazol,
Eritromisin, Antivirus.
• Obat-obatan untuk saluran napas bagian atas :
Antihistamin, Dekongestan, Pereda Batuk,
Glukokortikoid, Teofilin, Sodium Kromolin
9. Obat-Obatan di dalam Kehamilan
• Obat-obatan untuk gangguan pencernaan :
Antihistamin, Agen antidopaminergik, Obat-obatan lain
• Analgesik :
Antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs) , Analgesik Opioid
• Obat-obat gangguan psikiatri
• Vitamin dan Mineral
• Obat-obatan narkotik
• Anti Kejang
• Obat Sakit Kepala
• Obat anti kanker
• Antikoagulan (anti pembekuan darah)
• Obat Anti Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
10. Kesimpulan…
Dalam rangka peningkatan pengetahuan
mengenai penggunaan obat pada ibu hamil,
perlu pemahaman yang baik mengenai obat apa
saja yang relatif tidak aman hingga harus
dihindari selama kehamilan ataupun menyusui
agar tidak merugikan ibu dan janin yang
dikandung. Karena Perubahan fisiologi selama
kehamilan dan menyusui dapat berpengaruh
terhadap kinetika obat pada ibu hamil dan
menyusui yang kemungkinan berdampak
terhadap perubahan respon ibu hamil terhadap
obat yang diminum.