SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
87
BAB V
PENUTUP
5. 1. KESIMPULAN
Kenyataan historis menunjukkan bahwa kuasa itu sangat berguna bagi
kehidupan manusia terutama dalam relasi antarmanusia. Manusia sebagai bagian
dari kenyataan ini juga menginginkan adanya kuasa karena kuasa mengangkat
martabat dan memposisikannya pada status sosial tertentu dan suatu jenjang yang
lebih tinggi. Kuasa digunakan oleh manusia untuk mengatur dirinya dan orang
lain, sehingga tidak terjadinya perbenturan antara kepentingan dalam ruang
kehidupan yang akan menimbulkan situasi ketidakharmonisan. Hal ini juga
ditekankan oleh Thomas Hobbes bahwa manusia akan menjadi srigala bagi
manusia lainnya (homo homini lupus) bila tidak adanya kuasa yang mengatur
tatanan hidup manusia. Dari sebab itu, manusia akan berada dalam kondisi
perlawanan terhadap yang lain, sehingga hukum rimba pun akan berlaku dalam
kehidupan manusia. Manusia yang kuat akan selalu menang dan yang lemah akan
selalu kalah dan mati. Dengan demikian, kuasa harus diakui sebagai relasi yang
membentuk manusia lebih produktif dan bukan sesuatu yang dimiliki untuk
membredel, mengekang, dan mengobjekkan orang lain.
Di lain pihak, kuasa selain dipakai untuk mengatur hidup manusia
terutama dalam hidup bersama dalam masyarakat, juga dipakai oleh manusia
dengan motif-motif pribadi, kekerasan dan pengrusakkan alam. Kuasa dilihat
sebagai bentuk wahana untuk kepentingan kelompok tertentu saja. Kuasa bukan
dipakai untuk kebaikan bersama (bonum commune), tetapi sebuah dorongan dari
dalam batin untuk menguasai, memeras, memperkosa dan membunuh orang lain.
Dalam kenyataan ini pula manusia dijadikan sebagai objek dari kuasa tersebut.
Hal ini terjadi karena setiap orang berkeinginan untuk memegang kekuasaan.
88
Motif inilah yang menjiwai dan memotivasi setiap orang untuk bertindak dan
mengarah kepada kekuasaan. Sebab itu kuasa selalu bersifat ambigu, mempesona
dan menakjubkan.
Kuasa yang selalu mempesona, menakjubkan dan ingin dimiliki oleh
setiap orang merupakan bahan permenungan Foucault dalam mengkritik konsep
kekuasaan itu. Foucault tidak mengartikan atau mendefinisikan kuasa atau
kekuasaan (power), tetapi ia lebih memfokuskan diri pada realitas yang sering
terjadi bahwa kuasa itu selalu mendominasi yang lain. Foucault memahami kuasa
atau kekuasaan dalam kehidupan praksis. Foucault menggarisbawahi bahwa
kuasa itu ada di mana-mana untuk membangun relasi dengan siapa saja.
Kenyataan menunjukan bahwa kuasa selalu ada dalam kehidupan manusia.
Manusia selalu berada bersama yang lain dalam hidupnya. Artinya bahwa
manusia tidak sendirian dan selalu berkomunikasi dengan yang lain. Ada bersama
merupakan adanya kuasa. Kuasa muncul dalam relasi bersama yang lain setiap
saat dan dimana-mana. Setiap saat orang pasti ada bersama yang lain. Dalam
relasi tersebut kuasa berperan untuk membentuk manusia-manusia yang berelasi
secara produktif. Artinya bahwa dalam relasi tersebut kuasa harus mendatangkan
nilai positif bagi setiap orang. Kuasa menjadikan mereka lebih baik, karena relasi
yang ada tidak dibangun secara otoriter atau diskriminatif melainkan secara
kreatif dan produktif.
Namun, dalam kehidupan dan kebudayaan sekarang ini, manusia
cenderung untuk memiliki segala sesuatu termasuk kuasa. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi juga memungkinkan manusia untuk melakukan apa
saja untuk memperoleh kuasa. Orientasi memiliki telah membawa manusia
kepada kehidupan yang melimpah secara material, karena pemilikan telah
menjadi tujuan hidup manusia. Semangat untuk kuasa juga adalah sebuah
kecenderungan yang menimbulkan suasana persaingan antar manusia.
Persaingan-persaingan ini menurut Foucault terjadi dalam relasi-relasi
antarmanusia. Persaingan antara berbagai kekuatan yang terjadi di mana-mana
merupakan suatu ungkapan kuasa. Namun, persaingan itu bukan untuk saling
89
bersikap otoriter terhadap yang lain tetapi untuk membentuk situasi kehidupan
bersama yang lain secara kreatif dan produktif.
5.2. USUL-SARAN
Kuasa atau kekuasaan yang hanya dimiliki oleh seseorang harus didobrak
dan direstorasi. Kenyataan semacam ini sangat sulit untuk dielakkan, namun
harus dicoba untuk manggalakkannya agar secara praktis tidak menimbulkan efek
negatif bagi rakyat. Kuasa semacam ini dapat mengakibatkan manusia terjerumus
dalam obsesi diskriminatif dan otoriter terhadap yang lain. Tindakan demikian
tidak membawa keuntungan bagi masyarakat di Indonesia. Indonesia sebagai
suatu negara yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan yang bebas, adil dan
beradab tidak membutuhkan kuasa atau kekuasaan yang otoriter terhadap rakyat.
Berdasarkan fakta ini, penulis mengemukakan beberapa usul-saran yang
sangat relevan dalam politik demokrasi Indonesia. Konsep kuasa Foucault dapat
mengatasi persoalan kekuasaan yang mendominasi politik demokrasi Indonesia.
Konsep Foucault tentang kuasa memberikan motivasi terhadap demokrasi
Indonesia untuk mengapresiasi kebebasan, kedaulatan dan keadilan. Ketiga hal
ini menunjukkan bahwa kuasa yang terjadi di mana-mana dan terjadi dalam
berbagai kekuatan yang muncul tidak dilokalisasi; juga kuasa justru
memunculkan relasi-relasi antara individu. Politik demokrasi Indonesia yang
menjunjung tinggi nilai kebebasan dan mempertimbangkan hak-hak asasi
manusia, mengafirmasi konsep kuasa Foucault tersebut. Kuasa atau kekuasaan
berusaha menjadikan manusia bertindak dan berpikir secara positif. Usaha yang
paling utama adalah menjadikan watak manusia ke arah yang baik, sebab watak
dapat mempengaruhi manusia dalam memandang kuasa. Dari sebab itu,
pemerintah dan masyarakat Indonesia hendaknya memajukan kehidupan
pluralistis bukan sebagai ajang permusuhan, melainkan sebagai wadah untuk
melahirkan kebajikan-kebajikan yang sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan
kuasa. Dengan ini, masyarakat menjadi lebih sehat secara mental. Dengan
demikian, dalam kehidupan masyarakat tidak adanya sistem diperalat dan
memperalat yang lain demi mencapai kuasa.
90
Dalam demokrasi Indonesia, praktek kuasa sebagai milik dan
mengobjekkan orang lain diupayakan untuk dirubah secara baru. Demokrasi
mengakui martabat manusia dan tidak mengafirmasi adanya sikap dominasi.
Perhatian terhadap martabat manusia dalam kehidupan politik sangat dijunjung
tinggi. Setiap individu bebas dalam menjalankan kehidupan politiknya. Manusia
bebas dalam mengambil keputusan dan memilih pejabat-pejabat negara.
Demokrasi Indonesia terjadi apabila adanya relasi antar individu secara bebas.
Demokrasi yang mengakui adanya kemanusiaan dan menjunjung kebersamaan
dalam mencapai mufakat, merupakan realitas kuasa yang ada dalam setiap
individu. Namun, konsep kebebasan ini tidak berarti bahwa setiap individu boleh
melakukan apa saja yang dikehendakinya. Hal ini tidak berarti bahwa setiap
individu bebas bertindak dan bertutur kata tanpa mempertimbangkan nilai-nilai
etis. Penulis melihat bahwa praktek demokrasi yang mengutamakan kebebasan
secara mutlak akan menghasilkan banyak kemelut dalam hidup bersama. Dengan
demikian, konsep kuasa Foucault tidak melegalkan kebebasan mutlak, tetapi
bagaimana praktek kebebasan itu diaktulisasikan dalam relasi-relasi kuasa.
Dengan demikian, konsep kuasa Foucault sangat bermanfaat untuk
konteks Indonesia dan secara khusus dapat merubah struktur pemerintahan yang
otoriter. Pandangan manusia tentang kuasa sebagai milik yang melekat dalam diri
seseorang sebagai penguasa tidak mendapat afirmasi dari Foucault. Konsep
Foucault tentang kuasa menyadarkan manusia akan siapa dirinya yang
sebenarnya. Konsep ini merupakan struktur bangunan argumentasi yang sangat
kritis untuk politik demokrasi Indonesia. Penulis tetap mengharapkan semangat
dalam membangun relasi antara sesama sebagai makhluk yang sadar akan relasi
itu sendiri. Relasi-relasi itu bukan hanya pada konteks tertentu saja, tetapi di
mana saja manusia berada, selalu ada praktek kuasa antarmanusia. Dalam
kesadaran ini tidak ada kecenderungan untuk bersikap ekstrim dan mendominasi
orang lain. Kuasa harus membentuk manusia secara produktif dan mengutamakan
keharmonisan dalam hidup. Inilah bentuk kuasa yang sesungguhnya.

More Related Content

What's hot

Demokrasi, Hukum, dan Produk Hukum Mahasiswa
Demokrasi, Hukum, dan Produk Hukum MahasiswaDemokrasi, Hukum, dan Produk Hukum Mahasiswa
Demokrasi, Hukum, dan Produk Hukum MahasiswaRudi Wijaya
 
Komunikasi herutomo
Komunikasi herutomoKomunikasi herutomo
Komunikasi herutomocodil
 
Teori relativisme budaya dan teori univesalisme
Teori relativisme budaya dan teori univesalismeTeori relativisme budaya dan teori univesalisme
Teori relativisme budaya dan teori univesalismeKapten Yusuf
 
Demokrasi dalam islam
Demokrasi  dalam islamDemokrasi  dalam islam
Demokrasi dalam islamAmnias 21
 
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral 1
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral 1Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral 1
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral 1Yesica Adicondro
 
Wewenang dan Kepemimpinan 2016
Wewenang dan Kepemimpinan 2016Wewenang dan Kepemimpinan 2016
Wewenang dan Kepemimpinan 2016Muchlis Soleiman
 
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di DuniaSejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunianorma 28
 
Hak dan kewajiban
Hak dan kewajibanHak dan kewajiban
Hak dan kewajibanKau Hatiku
 
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moralLiberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moralYesica Adicondro
 
Bab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuan
Bab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuanBab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuan
Bab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuanBudionoDrs
 
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moralLiberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moralYesica Adicondro
 

What's hot (16)

Tik
TikTik
Tik
 
Demokrasi, Hukum, dan Produk Hukum Mahasiswa
Demokrasi, Hukum, dan Produk Hukum MahasiswaDemokrasi, Hukum, dan Produk Hukum Mahasiswa
Demokrasi, Hukum, dan Produk Hukum Mahasiswa
 
Komunikasi herutomo
Komunikasi herutomoKomunikasi herutomo
Komunikasi herutomo
 
Teori relativisme budaya dan teori univesalisme
Teori relativisme budaya dan teori univesalismeTeori relativisme budaya dan teori univesalisme
Teori relativisme budaya dan teori univesalisme
 
Demokrasi dalam islam
Demokrasi  dalam islamDemokrasi  dalam islam
Demokrasi dalam islam
 
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral 1
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral 1Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral 1
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral 1
 
Wewenang dan Kepemimpinan 2016
Wewenang dan Kepemimpinan 2016Wewenang dan Kepemimpinan 2016
Wewenang dan Kepemimpinan 2016
 
Desyawanti Tawape
Desyawanti Tawape Desyawanti Tawape
Desyawanti Tawape
 
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di DuniaSejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
 
Demografi ideologi
Demografi ideologiDemografi ideologi
Demografi ideologi
 
Maharani syafi'i
Maharani syafi'iMaharani syafi'i
Maharani syafi'i
 
Hak dan kewajiban
Hak dan kewajibanHak dan kewajiban
Hak dan kewajiban
 
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moralLiberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral
 
Bab 4 civil society
Bab 4 civil societyBab 4 civil society
Bab 4 civil society
 
Bab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuan
Bab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuanBab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuan
Bab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuan
 
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moralLiberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral
 

Similar to Penutup

Konsep pemerintah dan pemerintahan
Konsep pemerintah dan pemerintahanKonsep pemerintah dan pemerintahan
Konsep pemerintah dan pemerintahanEly Goro Leba
 
Teori Politik Moderen
Teori Politik ModerenTeori Politik Moderen
Teori Politik ModerenMuhamad Yogi
 
Ppkn tendri
Ppkn tendriPpkn tendri
Ppkn tendrireskaka
 
Makalah wewenang dan legitimasi kekuasaan
Makalah wewenang dan legitimasi kekuasaanMakalah wewenang dan legitimasi kekuasaan
Makalah wewenang dan legitimasi kekuasaanJosephine Fiona Ketaren
 
DEMOKRASI - PPKN - DJOKO AW
DEMOKRASI - PPKN - DJOKO AWDEMOKRASI - PPKN - DJOKO AW
DEMOKRASI - PPKN - DJOKO AWDjoko Adi Walujo
 
140820 identitas, otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana
140820 identitas,  otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana140820 identitas,  otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana
140820 identitas, otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsianaAnna Marsiana
 
Ham yang demokratis
Ham yang demokratisHam yang demokratis
Ham yang demokratisSani Rianti
 
Bab vii nilai filosofis sila v
Bab vii nilai filosofis sila vBab vii nilai filosofis sila v
Bab vii nilai filosofis sila vfanny oktaviani
 
PENDAPAT TENTANG IDEOLOGI PANCASILA (1).docx
PENDAPAT TENTANG IDEOLOGI PANCASILA (1).docxPENDAPAT TENTANG IDEOLOGI PANCASILA (1).docx
PENDAPAT TENTANG IDEOLOGI PANCASILA (1).docxAninurrahayu
 
Legitimasi Politik Dinasti Dalam Tinjauan Etika Publik
Legitimasi Politik Dinasti Dalam Tinjauan Etika PublikLegitimasi Politik Dinasti Dalam Tinjauan Etika Publik
Legitimasi Politik Dinasti Dalam Tinjauan Etika PublikSony Sonjaya
 
Teori realisme bahasa
Teori realisme bahasaTeori realisme bahasa
Teori realisme bahasaSuki Mamat
 
Bahan presentasi2
Bahan presentasi2Bahan presentasi2
Bahan presentasi2reni mureni
 

Similar to Penutup (20)

Konsep pemerintah dan pemerintahan
Konsep pemerintah dan pemerintahanKonsep pemerintah dan pemerintahan
Konsep pemerintah dan pemerintahan
 
Teori Politik Moderen
Teori Politik ModerenTeori Politik Moderen
Teori Politik Moderen
 
UTS Fil 3 Politik.pdf
UTS Fil 3 Politik.pdfUTS Fil 3 Politik.pdf
UTS Fil 3 Politik.pdf
 
Ppkn tendri
Ppkn tendriPpkn tendri
Ppkn tendri
 
Makalah wewenang dan legitimasi kekuasaan
Makalah wewenang dan legitimasi kekuasaanMakalah wewenang dan legitimasi kekuasaan
Makalah wewenang dan legitimasi kekuasaan
 
DEMOKRASI - PPKN - DJOKO AW
DEMOKRASI - PPKN - DJOKO AWDEMOKRASI - PPKN - DJOKO AW
DEMOKRASI - PPKN - DJOKO AW
 
Demokrasi dan HAM
Demokrasi dan HAMDemokrasi dan HAM
Demokrasi dan HAM
 
140820 identitas, otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana
140820 identitas,  otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana140820 identitas,  otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana
140820 identitas, otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana
 
Ham yang demokratis
Ham yang demokratisHam yang demokratis
Ham yang demokratis
 
Bab 1 daftar isi
Bab 1    daftar isiBab 1    daftar isi
Bab 1 daftar isi
 
Makalah dasar dasar politik
Makalah dasar dasar politikMakalah dasar dasar politik
Makalah dasar dasar politik
 
Bab vii nilai filosofis sila v
Bab vii nilai filosofis sila vBab vii nilai filosofis sila v
Bab vii nilai filosofis sila v
 
PENDAPAT TENTANG IDEOLOGI PANCASILA (1).docx
PENDAPAT TENTANG IDEOLOGI PANCASILA (1).docxPENDAPAT TENTANG IDEOLOGI PANCASILA (1).docx
PENDAPAT TENTANG IDEOLOGI PANCASILA (1).docx
 
Kata pengenta
Kata pengentaKata pengenta
Kata pengenta
 
Legitimasi kekuasaan
Legitimasi kekuasaanLegitimasi kekuasaan
Legitimasi kekuasaan
 
Legitimasi Politik Dinasti Dalam Tinjauan Etika Publik
Legitimasi Politik Dinasti Dalam Tinjauan Etika PublikLegitimasi Politik Dinasti Dalam Tinjauan Etika Publik
Legitimasi Politik Dinasti Dalam Tinjauan Etika Publik
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 
Teori realisme bahasa
Teori realisme bahasaTeori realisme bahasa
Teori realisme bahasa
 
Bahan presentasi2
Bahan presentasi2Bahan presentasi2
Bahan presentasi2
 
Kedaulatan nkri
Kedaulatan nkriKedaulatan nkri
Kedaulatan nkri
 

More from febri samar

More from febri samar (8)

17 agustus di brasil
17 agustus di brasil 17 agustus di brasil
17 agustus di brasil
 
Monografia exemplo
Monografia exemploMonografia exemplo
Monografia exemplo
 
o Islamismo
o Islamismoo Islamismo
o Islamismo
 
O momento mariano
O momento marianoO momento mariano
O momento mariano
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Outline
OutlineOutline
Outline
 
Religiosa e freudiana
Religiosa e freudianaReligiosa e freudiana
Religiosa e freudiana
 

Recently uploaded

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 

Recently uploaded (20)

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 

Penutup

  • 1. 87 BAB V PENUTUP 5. 1. KESIMPULAN Kenyataan historis menunjukkan bahwa kuasa itu sangat berguna bagi kehidupan manusia terutama dalam relasi antarmanusia. Manusia sebagai bagian dari kenyataan ini juga menginginkan adanya kuasa karena kuasa mengangkat martabat dan memposisikannya pada status sosial tertentu dan suatu jenjang yang lebih tinggi. Kuasa digunakan oleh manusia untuk mengatur dirinya dan orang lain, sehingga tidak terjadinya perbenturan antara kepentingan dalam ruang kehidupan yang akan menimbulkan situasi ketidakharmonisan. Hal ini juga ditekankan oleh Thomas Hobbes bahwa manusia akan menjadi srigala bagi manusia lainnya (homo homini lupus) bila tidak adanya kuasa yang mengatur tatanan hidup manusia. Dari sebab itu, manusia akan berada dalam kondisi perlawanan terhadap yang lain, sehingga hukum rimba pun akan berlaku dalam kehidupan manusia. Manusia yang kuat akan selalu menang dan yang lemah akan selalu kalah dan mati. Dengan demikian, kuasa harus diakui sebagai relasi yang membentuk manusia lebih produktif dan bukan sesuatu yang dimiliki untuk membredel, mengekang, dan mengobjekkan orang lain. Di lain pihak, kuasa selain dipakai untuk mengatur hidup manusia terutama dalam hidup bersama dalam masyarakat, juga dipakai oleh manusia dengan motif-motif pribadi, kekerasan dan pengrusakkan alam. Kuasa dilihat sebagai bentuk wahana untuk kepentingan kelompok tertentu saja. Kuasa bukan dipakai untuk kebaikan bersama (bonum commune), tetapi sebuah dorongan dari dalam batin untuk menguasai, memeras, memperkosa dan membunuh orang lain. Dalam kenyataan ini pula manusia dijadikan sebagai objek dari kuasa tersebut. Hal ini terjadi karena setiap orang berkeinginan untuk memegang kekuasaan.
  • 2. 88 Motif inilah yang menjiwai dan memotivasi setiap orang untuk bertindak dan mengarah kepada kekuasaan. Sebab itu kuasa selalu bersifat ambigu, mempesona dan menakjubkan. Kuasa yang selalu mempesona, menakjubkan dan ingin dimiliki oleh setiap orang merupakan bahan permenungan Foucault dalam mengkritik konsep kekuasaan itu. Foucault tidak mengartikan atau mendefinisikan kuasa atau kekuasaan (power), tetapi ia lebih memfokuskan diri pada realitas yang sering terjadi bahwa kuasa itu selalu mendominasi yang lain. Foucault memahami kuasa atau kekuasaan dalam kehidupan praksis. Foucault menggarisbawahi bahwa kuasa itu ada di mana-mana untuk membangun relasi dengan siapa saja. Kenyataan menunjukan bahwa kuasa selalu ada dalam kehidupan manusia. Manusia selalu berada bersama yang lain dalam hidupnya. Artinya bahwa manusia tidak sendirian dan selalu berkomunikasi dengan yang lain. Ada bersama merupakan adanya kuasa. Kuasa muncul dalam relasi bersama yang lain setiap saat dan dimana-mana. Setiap saat orang pasti ada bersama yang lain. Dalam relasi tersebut kuasa berperan untuk membentuk manusia-manusia yang berelasi secara produktif. Artinya bahwa dalam relasi tersebut kuasa harus mendatangkan nilai positif bagi setiap orang. Kuasa menjadikan mereka lebih baik, karena relasi yang ada tidak dibangun secara otoriter atau diskriminatif melainkan secara kreatif dan produktif. Namun, dalam kehidupan dan kebudayaan sekarang ini, manusia cenderung untuk memiliki segala sesuatu termasuk kuasa. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi juga memungkinkan manusia untuk melakukan apa saja untuk memperoleh kuasa. Orientasi memiliki telah membawa manusia kepada kehidupan yang melimpah secara material, karena pemilikan telah menjadi tujuan hidup manusia. Semangat untuk kuasa juga adalah sebuah kecenderungan yang menimbulkan suasana persaingan antar manusia. Persaingan-persaingan ini menurut Foucault terjadi dalam relasi-relasi antarmanusia. Persaingan antara berbagai kekuatan yang terjadi di mana-mana merupakan suatu ungkapan kuasa. Namun, persaingan itu bukan untuk saling
  • 3. 89 bersikap otoriter terhadap yang lain tetapi untuk membentuk situasi kehidupan bersama yang lain secara kreatif dan produktif. 5.2. USUL-SARAN Kuasa atau kekuasaan yang hanya dimiliki oleh seseorang harus didobrak dan direstorasi. Kenyataan semacam ini sangat sulit untuk dielakkan, namun harus dicoba untuk manggalakkannya agar secara praktis tidak menimbulkan efek negatif bagi rakyat. Kuasa semacam ini dapat mengakibatkan manusia terjerumus dalam obsesi diskriminatif dan otoriter terhadap yang lain. Tindakan demikian tidak membawa keuntungan bagi masyarakat di Indonesia. Indonesia sebagai suatu negara yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan yang bebas, adil dan beradab tidak membutuhkan kuasa atau kekuasaan yang otoriter terhadap rakyat. Berdasarkan fakta ini, penulis mengemukakan beberapa usul-saran yang sangat relevan dalam politik demokrasi Indonesia. Konsep kuasa Foucault dapat mengatasi persoalan kekuasaan yang mendominasi politik demokrasi Indonesia. Konsep Foucault tentang kuasa memberikan motivasi terhadap demokrasi Indonesia untuk mengapresiasi kebebasan, kedaulatan dan keadilan. Ketiga hal ini menunjukkan bahwa kuasa yang terjadi di mana-mana dan terjadi dalam berbagai kekuatan yang muncul tidak dilokalisasi; juga kuasa justru memunculkan relasi-relasi antara individu. Politik demokrasi Indonesia yang menjunjung tinggi nilai kebebasan dan mempertimbangkan hak-hak asasi manusia, mengafirmasi konsep kuasa Foucault tersebut. Kuasa atau kekuasaan berusaha menjadikan manusia bertindak dan berpikir secara positif. Usaha yang paling utama adalah menjadikan watak manusia ke arah yang baik, sebab watak dapat mempengaruhi manusia dalam memandang kuasa. Dari sebab itu, pemerintah dan masyarakat Indonesia hendaknya memajukan kehidupan pluralistis bukan sebagai ajang permusuhan, melainkan sebagai wadah untuk melahirkan kebajikan-kebajikan yang sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan kuasa. Dengan ini, masyarakat menjadi lebih sehat secara mental. Dengan demikian, dalam kehidupan masyarakat tidak adanya sistem diperalat dan memperalat yang lain demi mencapai kuasa.
  • 4. 90 Dalam demokrasi Indonesia, praktek kuasa sebagai milik dan mengobjekkan orang lain diupayakan untuk dirubah secara baru. Demokrasi mengakui martabat manusia dan tidak mengafirmasi adanya sikap dominasi. Perhatian terhadap martabat manusia dalam kehidupan politik sangat dijunjung tinggi. Setiap individu bebas dalam menjalankan kehidupan politiknya. Manusia bebas dalam mengambil keputusan dan memilih pejabat-pejabat negara. Demokrasi Indonesia terjadi apabila adanya relasi antar individu secara bebas. Demokrasi yang mengakui adanya kemanusiaan dan menjunjung kebersamaan dalam mencapai mufakat, merupakan realitas kuasa yang ada dalam setiap individu. Namun, konsep kebebasan ini tidak berarti bahwa setiap individu boleh melakukan apa saja yang dikehendakinya. Hal ini tidak berarti bahwa setiap individu bebas bertindak dan bertutur kata tanpa mempertimbangkan nilai-nilai etis. Penulis melihat bahwa praktek demokrasi yang mengutamakan kebebasan secara mutlak akan menghasilkan banyak kemelut dalam hidup bersama. Dengan demikian, konsep kuasa Foucault tidak melegalkan kebebasan mutlak, tetapi bagaimana praktek kebebasan itu diaktulisasikan dalam relasi-relasi kuasa. Dengan demikian, konsep kuasa Foucault sangat bermanfaat untuk konteks Indonesia dan secara khusus dapat merubah struktur pemerintahan yang otoriter. Pandangan manusia tentang kuasa sebagai milik yang melekat dalam diri seseorang sebagai penguasa tidak mendapat afirmasi dari Foucault. Konsep Foucault tentang kuasa menyadarkan manusia akan siapa dirinya yang sebenarnya. Konsep ini merupakan struktur bangunan argumentasi yang sangat kritis untuk politik demokrasi Indonesia. Penulis tetap mengharapkan semangat dalam membangun relasi antara sesama sebagai makhluk yang sadar akan relasi itu sendiri. Relasi-relasi itu bukan hanya pada konteks tertentu saja, tetapi di mana saja manusia berada, selalu ada praktek kuasa antarmanusia. Dalam kesadaran ini tidak ada kecenderungan untuk bersikap ekstrim dan mendominasi orang lain. Kuasa harus membentuk manusia secara produktif dan mengutamakan keharmonisan dalam hidup. Inilah bentuk kuasa yang sesungguhnya.