Dokumen tersebut membahas tentang pluralisme dan gender. Ringkasannya adalah:
Pluralisme mengacu pada kebhinnekaan masyarakat dengan toleransi antar umat beragama. Gender merujuk pada perbedaan peran sosial antara laki-laki dan perempuan yang dapat menimbulkan ketidakadilan, seperti marginalisasi dan stereotip perempuan. Teori yang menjelaskan hierarki gender antara lain teori adaptasi awal, lingkungan, sosiobi
2. PLURALISME
Pluralisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), plu·ra·lis·me adalah keadaan masyarakat yang
majemuk (bersangkutan dengan sistem sosial dan
politiknya);
Secara istilah pluralisme adalah pertalian sejati
kebhinnekaan dalam ikatan keadaban yang disertai
dengan sikap tulus untuk menerima kenyataan
perbedaan sebagai sesuatu yang alamiah dan Rahmat
Tuhan bagi kehidupan.
3. Saat ini pluralisme menjadi polemik di Indonesia karena
perbedaan mendasar antara pluralisme dengan
pengertian awalnya, yaitu pluralism, sehingga memiliki
arti :
Pluralisme diliputi semangat religius, bukan hanya
sosial cultural.
Pluralisme digunakan sebagai alasan pencampuran
antar ajaran agama.
Pluralisme digunakan sebagai alasan untuk mengubah
ajaran suatu agama agar sesuai dengan ajaran agama
lain.
4. Istilah pluralisme sendiri sesungguhnya adalah istilah
lama yang hari-hari ini kian mendapatkan perhatian
penuh dari semua orang. Dika-takan istilah lama
karena perbincangan mengenai pluralitas telah
die-laborasi secara lebih jauh oleh para pemikir filsafat
Yunani secara konse-ptual dengan aneka ragam
alternatif memecahkannya. Para pemikir tersebut
mendefinisikan pluralitas secara berbeda-beda
lengkap dengan beragam tawaran solusi menghadapi
pluralitas
5. Alwi Shihab memberi gabaran dalam
mengartikulasikan pluralisme agama. Menurutnya,
“Pluralisme agama adalah bahwa tiap pemeluk agama
dituntut bukan saja mengakui keberadaan dan hak
orang lain, tetapi juga terlibat dalam usaha memahami
perbedaan dan per-samaan, guna tercapainya
kerukunan dalam kebhinekaan”
6. Melalui pemahaman tentang pluralisme yang benar
dengan diikuti upaya mewujudkan kehidupan yang
damai akan tercipta toleransi antar umat beragama di
Indonesia
7. GENDER
Gender berasal dari bahasa inggris yang berarti “jenis
kelamin”(John M.echlos dan Hasan Sadhily, 1983:256).
Secara umum gender adalah perbedaan yang tampak
antara laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari
tingkah lakunya
8. Dalam Women’s Studies Encyclopedia dijelaskan
bahwa genjer adalah suatu konsep kultural yang
berkembang di masyarakat yang berupaya membuat
perbedaan peran, perilaku, mentalitas, dan karakter
emosional antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan
tersebut sudah lama melekat dalam pandangan umum
masyarakat sehingga melahirkan anggapan bahwa
perbedaan peran tersebut sebagai sesuatu bersifat
kodrati dan telah menimbulkan ketimpangan pola
hubungan dan peran sosial antara laki-laki dan
perempuan
9. Ketidakadilan gender dapat dilihat dalam berbagai bentuk :
Marginalisasi perempuan, yakni pengucilan perempuan dari kepemilikan
akses, fasilitas, dan kesempatan sebagaimana dimiliki oleh laki-laki. Misalnya
kesempatan perempuan untuk meneruskan sekolah ke jenjang lebih tinggi cenderung
lebih kecil ketimbang laki-laki.Di sektor pekerjaan, marginalisasi ini biasanya
ditemukan dalam bentuk pengucilan perempuan dari jenis pekerjaan tertentu;
peminggiran perempuan kepada jenis pekerjaan yang tidak stabil, berupah rendah, dan
kurang mengandung keterampilan; pemusatan perempuan pada jenis pekerjaan
tertentu (feminisasi pekerjaan), dan pembedaan upah perempuan.
Penempatan perempuan pada posisi tersubordinasi, yakni menempatkan
perempuan pada prioritas yang lebih rendah ketimbang laki-laki. Kasus seperti ini kerap
terjadi dalam hal pekerjaan, sehingga perempuan sulit memperoleh kesempatan
mendapatkan posisi yang sejajar dengan laki-laki.
Stereotipisasi perempuan, yakni percitraan atas perempuan yang berkonotasi negatif.
Dalam banyak kasus pelecehan seksual, misalnya perempuan sering kali dijadikan
penyebab karena pencitraan mereka yang suka bersolek dan penggoda.
Kekerasan terhadap perempuan, kekerasan ini timbul akibat anggapan umum bahwa
laki-laki pemegang supremasi dan dominasi atas semua sektor kehidupan.
Beban kerja yang proporsional, pandangan bahwa perempuan sebagai makhluk
Tuhan kelas dua yang dibentuk oleh dominasi laki-laki pada akhirnya memarginalkan
peran perempuan yang seharusnya diperlukan oleh manusia yang memiliki hak dan
kewajiban. Pandangan ini tidak saja meminggirkan peran perempuan tetapi juga
ketidakadilan beban kerja atas perempuan : selain menjalani fungsi reproduksi seperti
hamil, melahirkan, dan menyusui, perempuan juga dibebani pekerjaan domestik lainnya
seperti memasak, mengurus keluarga, dan sebagainya.
10. Teori Yang Dikembangkan Untuk Menjelaskan Hirearki
Gender Dapat Dibagi Menjadi Empat Kelompok Yaitu:
Teori adaptasi awal
Teori adaptasi awal menyatakan bahwa adaptasi awal manusia merupakan awal dibangun
berdasarkan asumsi sebagai berikut :
- Berburu sangat penting bagi kelangsungan hidup nenek moyang kita.
Teori teknik lingkungan
Teori ini berdasarkan pada apa yang dianggap sebagai hukum alam, yaitu kelangkaan sumber
daya dan tekanan penduduk. Teori ini menjelaskan bahwa upaya untuk mengontrol
pertumbuhan penduduk telah menjadi masalah sejak dulu, dalam konteks ini subordinasi
perempuan berakar pada peran reproduktif mereka.
Teori sosiobiologi
Menurut teori ini laki-laki muncul akibat seleksi alam terutama ketahanan tubuh.
Teori sruktural
Teori ini dibangun berdasarkan asumsi bahwa subordinasi perempuan adalah kultural sekaligus
Universal. Salah satu kelompok teori yang masuk golongan struktural ini beranggapan bahwa
perempuan mempunyai status yang lebih rendah dan otoritas yang lebih sedikit daripada laki-
laki. Dengan demikian status relatif perempuan tergantung pada derajat keterlibatan mereka
dalam arena publik dan partisipasi laki-laki dalam arena domestik. Kelompok lain dari teori
struktural berpendapat bahwa subordinasi itu struktural, akan tetapi ia berakar pada
pembagian kerja berdasarkan gender.pembagian kerja ini bersumber pada asosiasi simbolik
yang universal antara perempuan dengan alam dan laki-laki dengan budaya.