1. Menstruasi
Pada siklus ovulasi, sel telur yang tidak dibuahi harus dikeluarkan dari dalam tubuh bersamaan
dengan pendukung implantasi bayi di dinding rahim, yaitu endometrium. Proses peluruhan
dinding rahim dan dibuangnya sel telur yang tidak dibuahi ini, disebut menstruasi.
Secara hormonal, proses ini diawali dengan diproduksinya hormon gonadotropin ( gonadotropin
releasing hormone ) yang akan memerintahkan pituitari untuk menghasilkan hormon FSH
(folikel stimulating hormone ) dan LH (luteinizing hormone ). FSH dan LH ini akan menginisiasi
(merangsang) pembentukan folikel tempat pematangan sel telur di dalam ovarium. Folikel yang
berkembang akan menghasilkan hormon estrogen.
FSH, LH, dan hormon estrogen akan berpengaruh terhadap pematangan sel telur selama lebih
kurang dua minggu hingga tiba waktu ovulasi. Estrogen yang dihasilkan akan berpengaruh pada
perkembangan folikel, merangsang pembentukan endometrium, serta merangsang diproduksinya
FSH dan LH lebih banyak. Hormon FSH dan LH yang melimpah di hari ke-12 siklus menstruasi
akan memengaruhi masa meiosis II hingga terjadi ovulasi.
Ovulasi terjadi di hari ke-14 dan pada waktu ini seorang wanita dikatakan berada dalam keadaan
subur. Masa subur tersebut berlangsung selama lebih kurang 24 jam saja. Folikel yang telah
ditinggalkan oleh sel telur disebut badan kuning atau corpus luteum yang menghasilkan hormon
estrogen serta progesteron.
2. Kedua hormon ini bekerja menghambat sintesis FSH dan LH sehingga jumlahnya menjadi lebih
sedikit. Selain itu, mengakibatkan penghambatan pematangan folikel lain di ovarium. Estrogen
dan progesteron bersama-sama mempersiapkan kehamilan dengan mempertebal dinding
endometrium hingga mencapai ketebalan 5 mm. Jika tidak terjadi kehamilan atau fertilisasi,
corpus luteum akan berdegenerasi sehingga produksi estrogen dan progesteron menurun. Jika
kedua hormon ini menurun, tidak ada lagi yang mempertahankan keberadaan endometrium
sehingga endometrium mengalami degenerasi. Proses ini terjadi di hari ke-27 atau 28 dan
terjadilah menstruasi.
Dengan hilangnya estrogen dan progesteron, hormon gonadotropin dengan leluasa dapat
memerintahkan pituitari hipofisis untuk kembali memproduksi FSH dan LH dan memulai siklus
menstruasi kembali.
1. Fase menstruasi
Fase menstruasi ini terjadi jika ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum
menghentikan produksi hormon esterogen dan progesteron. Turunnya kadar esterogen dan
progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium yang disertai robek dan luruhnya
endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Fase menstruasi ini berlangsung kurang lebih 5 hari.
Darah yang keluar selama menstruasi berkisar antara 50-150 mili liter.
2. Fase pra-ovulasi
Fase pra-ovulasi disebut juga dengan fase poliferasi. Apa yang terjadi pada fase ini? Hormon
pembebas gonadotropin yang dikeluarkan hipotalamus akan memacu hipofise untuk
mengeluarkan FSH. FSH singkatan dari folikel stimulating hormon. FSH memacu pematangan
folikel dan merangsang folikel untuk mengeluarkan hormon esterogen.
Adanya esterogen menyebabkan pembentukan kembali (poliferasi) dinding endometrium.
Peningkatan kadar esterogen juga menyebabkan serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifat
basa. Lendir ini berfungsi untuk menetralkan suasana asam pada vagina sehingga mendukung
kehidupan sperma.
3. Fase ovulasi
Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi pada hari ke 14.
Peningkatan kadar esterogen menghambat pengeluaran FSH, kemudian hipofise mengeluarkan
LH. LH singkatan dari luternizing hormon. Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit
sekunder dari folikel, peristiwa ini disebut ovulasi.
4. Fase pasca ovulasi
3. Fase ini berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Walaupun panjang siklus
menstruasi berbeda-beda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama yaitu 14 hari sebelum menstruasi
berikutnya. Folikel de Graaf (folikel matang) yang telah melepaskan oosit sekunder akan
berkerut dan menjadi korpus luteum. Korpus luteum mengeluarkan hormon progesteron dan
masih mengeluarkan hormon esterogen namun tidak sebanyak ketika berbentuk folikel.
Progesteron mendukung kerja esterogen untuk mempertebal dan menumbuhkan
pembuluhpembuluh darah pada endometrium serta mempersiapkan endometrium untuk
menerima pelekatan embrio jika terjadi pembuahan atau kehamilan.