E-learning merupakan pembelajaran berbasis teknologi yang memungkinkan peserta didik belajar dimana saja dan kapan saja melalui perangkat elektronik yang terhubung ke internet. Makalah ini membahas pengertian, sejarah, fungsi, tujuan, karakteristik, jenis, kelebihan, kekurangan, model pengembangan, pemanfaatan, dan perkembangan e-learning di Indonesia.
1. E-LEARNING
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Teknologi Informasi
Oleh:
Ari Prajaya Maulana (18211100)
Widodo (18211146)
Sheptia Putri Apridyanti (18211135)
Nurul Afli (18211150)
MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS INFORMATIKA DAN BISNIS
BANDUNG
2018/2019
2. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu dipanjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayahnya makalah ini dapat dibuat. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Teknologi Informasi yang diampu oleh Ibu Zatin
Niqotaini, S.Tr.Kom., M.Kom. Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat
bantuan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses pembuatan makalah ini dan hasil dari makalah
terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Sehingga kami sangat membuka bagi siapa pun
yang ingin memberikan kritik dan saran yang membangun bagi kami. Kami berharap dengan
selesainya makalah dengan judul E-Learning dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Aamiin.
Bandung, 22 Maret 2019
Tim Penyusun
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................2
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penulisan ............................................................................2
BAB II .......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN .......................................................................................................................3
2.1 Pengertian e-Learning ..............................................................................................3
2.2 Sejarah e-Learning....................................................................................................3
2.3 Fungsi dan Tujuan e-Learning ................................................................................5
2.4 Karakteristik e-Learning..........................................................................................6
2.5 Jenis-jenis e-Learning...............................................................................................6
2.6 Kelebihan dan Kekurangan e-Learning .................................................................7
2.7 Pengembangan Model e-Learning...........................................................................8
2.8 Pemanfaatan e-Learning dalam pembelajaran......................................................9
2.9 Data Perkembangan e-Learning di Indonesia......................................................11
BAB III....................................................................................................................................13
PENUTUP...............................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................13
3.2 Saran.........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman perkembangan teknologi saat ini yang sangat pesat kita dapat
dengan mudah mencari suatu informasi dengan sangat cepat dan mudah. Pendidikan
mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Kualitas pendidikan itu sendiri perlu untuk di tingkatkan. Pendidikan yang
berkualitas sangat di pengaruhi oleh sistem pendidikan, termasuk kurikulum,
pendidik, metode pembelajaran, materi dan juga media yang digunakan dalam
pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran dapat berhasil dengan baik jika peserta didik
diajak untuk melibatkan semua alat inderanya, karena semakin banyak alat indera
yang digunakan untuk menerima dan mengolah pesan semakin banyak pula pesan
yang dapat di mengerti dan bertahan dalam ingatan peserta didik. dengan
menggunakan media dalam pembelajaran maka peluang untuk penyampaian pesan
akan efektif dan efisian.
Salah satu media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran saat ini
yaitu dengan menggunakan media yang berbasis komputer yang terhubung dengan
internet. Dengan internet maka peserta didik dapat mengakses materi yang diinginkan
dengan mudah. Proses pembelajaran dengan menggunakan media yang berbasis
internet ini dapat dikenal sebagai model pembelajaran e-Learning.
Model pembelajaran elektronik atau e-Learning adalah cara baru dalam proses
belajar mengajar dengan berbasis web. E-Learning merupakan dasar dari
perkembangan teknologi dan komunikasi. Dengan e-Learning, peserta didik tidak
perlu lagi belajar di ruangan kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru
secara langsung. E-Learning dapat mempersingkat jadwal waktu untuk pembelajaran,
dan tentu saja dapat menghemat biaya yang harus di keluarkan oleh sebuah program
pendidikan. E-Learning merupakan salah satu bentuk metode pembelajaran yang
dipersepsikan bersifat student centered. Pemanfaatan E-Learning diharapkan dapat
memotivasi peningkatan kualitas pendidikan Indonesia.
5. 2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai
berikut:
1) Apa pengertian dari e-Learning?
2) Bagaimana sejarah e-Learning?
3) Apa fungsi dan tujuan e-Learning?
4) Apa karakteristik e-Learning?
5) Apa saja jenis e-Learning?
6) Apa saja kelebihan dan kekurangan e-Learning?
7) Bagaimana proses pengembangan model e-Learning?
8) Bagaimana pemanfaatan e-Learning dalam pembelajaran?
9) Bagaimana perkembangan e-Learning di Indonesia?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penulisan
1. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui pengertian e-Learning
b. Untuk mengetahui sejarah e-Learning
c. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan e-Learning
d. Untuk mengetahui karakteristik e-Learning
e. Untuk mengetahui jenis e-Learning
f. Untuk mengetahui kelebihan & kekurangan e-Learning
g. Untuk mengetahui proses pengembangan model e-Learning
h. Untuk mengetahui pemanfataan e-Learning dalam pembelajaran
i. Untuk mengetahui pekembangan e-Learning di Indonesia
2. Kegunaan Penulisan
a. Secara teoritis. Memberikan tambahan pengalaman ilmu pengetahuan tentang
media e-Learning.
b. Secara praktis, Dari hasil tambahan pengetahuan tentang e-Learning ini dapat
diterapkan dalam pembelajaran dengan langkah-langkah praktis.
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian e-Learning
Jaya Kumar C. Koran (2002), mendefinisikan e-Learning sebagai sembarang
pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN,
atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Ada
pula yang menafsirkan e-Learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang
dilakukan melalui media internet. Sedangkan menurut Rosenberg (2001) menekankan
bahwa e-Learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan
serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
Dengan demikian, e-Learning merupakan sebuah bentuk teknologi informasi
yang diterapkan di bidang pendidikan berupa sebuah website yang dapat di akses di
manapun dan kapanpun, dan menjadi media yang di gunakan selain tatap muka dan
membuat para pengguna e-Learning dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dimana saja selama peserta didik memiliki perangkat komputer dan
terhubung dengan internet (tidak terbatas ruang dan waktu).
2.2 Sejarah e-Learning
Perkembangan e-Learning dari masa ke masa:
a) Pada tahun 1960, Universitas Illions membuat sebuah sistem dimana mahasiswa
berkesempatan untuk dapat mengakses informasi melalui media komputer yang
saling terhubung dengan memperdengarkan materi dari pengajar (dosen) yang
direkam melalui suatu pengendali jarak jauh seperti perangkat audio maupun
televisi. Sistem itu disebut dengan PLATO (Programmed Logic for Automatic
Teaching Operation) dan digunakan selama hampir empat dekade.
b) Di awal tahun 1960-an, seorang profesor psikologi dari Standford University
bernama Patrick Suppes dan Richard C.Atkinson bereksperimen dengan sebuah
komputer untuk mengajarkan cara membaca dan berhitung kepada anak-anak
di Sekolah Dasar di California.
c) Pada tahun 1963, Bernard Luskin memasang sebuah komputer pertama kali di
dalam sebuah komunitas kampus yang digunakan untuk menginstruksikan
sesuatu, bekerja sama dengan Standford dan lainnya, untuk mengembangkan
instruksi berbasis komputer.
7. 4
d) Pada tahun 1970, Luskin melengkapi disertasinya bekerjasama dengan Rand
Corporation dalam menganalisis kendala yang ada pada instruksi berbasis
komputer.
e) Pada tahun 1976, Bernard Luskin meluncurkan Coastline Community College
sebagai sebuah “college without walls” atau “kampus tanpa dinding”
menggunakan stasiun televisi KOCE-TV sebagai sarananya.
f) Pada pertengahan tahun 1980-an, melakukan akses suatu isi dari bahan ajar
menjadi sangatlah mungkin dilakukan di bebeberapa perpustakaan Perguruan
Tinggi. Cassandra B. Whyte meneliti tentang peningkatan peran yang
dimainkan suatu komputer di tingkat pendidikan yang lebih tinggi
(Whyte,1989:86-89).
g) Tahun 1990 : Pada masa CBT (Computer-Based Training) di mana mulai
bermunculan aplikasi E-Learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun
berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun
multimedia (Video dan Audio) dalam format mov, mpeg-1, atau avi.
h) Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun
1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi
secara masal.
i) Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan
perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan
internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai
dirasakan sebagai kebutuhan mutlak dan jarak serta lokasi bukanlah halangan
lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat
pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu
dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar
yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, IEEE
LOM, ARIADNE, dsb. s
j) Tahun 1999 sebagai tahun aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan
LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik
untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS
mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah dan surat kabar. Isinya
juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia, video streaming serta
penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar dan
berukuran kecil
8. 5
k) Pada tahun 2000-sekarang, e-learning mulai banyak digunakan di dalam dunia
bisnis. E-learning ini digunakan untuk melatih karyawan-karyawan suatu
perusahaan. Selain itu juga muncul trend social network learning yang
menggabungkan social media internet dengan learning.
2.3 Fungsi dan Tujuan e-Learning
Fungsi e-Learning
Ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di
kelas (classroom instruction), yaitu sebagai tambahan (suplemen) yang sifatnya
pilihan/opsional, pelengkap (komplemen), atau pengganti (substitusi).
a) Suplemen
Dikatakan berfungsi sebagai suplemen (tambahan), jika peserta didik
mempunyai kebebasan lebih untuk memilih, untuk memanfaatkan materi
pembelajaran elektronik atau tidak. Karena, tidak ada kewajiban atau keharusan
bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun
sifatnya tidak wajib, akan tetapi lebih baik jika peserta didik yang
memanfaatkannya akan memiliki tambahan pengetahuan dan wawasan yang
lebih luas lagi.
b) Komplemen
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) apabila materi
pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran
yang di terima siswa di dalam kelas. Tujuannya agar semakin memantapkan
tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan guru
di dalam kelas dan memanfaatkan kesempatan materi pembelajaran elektronik
yang memang khusus di rancang untuk mereka agar bisa menambah
pengetahuan dan wawasan.
c) Pengganti (substitusi)
Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju dan berkembang
memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran/perkuliahan
kepada para mahasiswanya berupa kelas maya (virtual classroom)
pembelajaran jarak jauh yang berbasis web yang nantinya siswa/siswi akan
menggunakan link web tersebut untuk log in yang berupa user name dan
password yang telah dikasih dari pihak perguruan tinggi tersebut untuk
mengakses dan mengikuti kelas online tersebut. Tujuannya agar para
9. 6
mahasiswa dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai
dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari mahasiswa.
Tujuan e-Learning
Tujuan e-Learning adalah untuk meningkatkan daya serap dari para pembelajar
atas materi yang diajarkan, menigkatkan partisipasi aktif dari para mahasiswa,
meningkatkan kemampuan belajar mandiri, dan meningkatkan kualitas materi
pembelajaran. Diharapkan dapat merangsang pertumbuhan inovasi baru untuk para
mahasiswa sesuai dengan bidangnya masing-masing.
2.4 Karakteristik e-Learning
Karakteristik dari e-Learning adalah:
Memanfaatkan jasa teknologi elektronik yang membuat guru dan siswa, sesama
siswa, atau sesama guru dapat berkomunikasi dengan efektif dan efisien tanpa
adanya batas.
Memanfaatkan keunggulan computer (digital media dan computer networks).
Menggunakan bahan atau materi yang bersifat mandiri (self learning material).
Jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal-hal uang
berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
2.5 Jenis-jenis e-Learning
Menurut Hidayati (2010) e-Learning terbagi kedalam tiga bagian basis teknologi,
berdasarkan teknologi yang di gunakannya, yakni:
a) Computer Based Training CBT Model media pembelajaran dengan
menggunakan CD-ROM yang berisi konten materi baik berupa tulisan maupun
multimedia audio dan video, sehingga model seperti ini hanya bisa berjalan satu
arah saja. Contoh dari CBT adalah aplikasi yang dibuat oleh perusahaan
perangkat lunak Asymstrik yakni toolbook sedangkan macromedia
mengembangkan perangkat lunak serupa bernama Authorware. Dengan fasilitas
di dalamnya, pengguna berkesempatan mencoba latihan soal tanpa batasan
jumlah dan tingkat kesulitan.
b) Learning Management System LMS Akibat dari perkembangan internet yang
cukup pesat, maka jarak dan waktu bukan penghalang kecepatan komunikasi
antar pengguna internet. Lahirlah istilah LMS yang merupakan model khusus
10. 7
dari Content Management System CMS seperti pada contoh aplikasi ATutor
yang memiliki fasilitas penulisan materi, upload materi, penugasan, pembuatan
bank soal, dan fasilitas menarik lainnya.
c) Multimedia E-Learning berbasis web Lebih jauhnya LMS berkembang
menjadi sebuah aplikasi e-Learning berbasis web yang mengkoneksikan antara
pembelajar learner dengan administrasi belajar mengajarnya. Konten semakin
variatif dan interaktif dengan adanya video streaming, tampilan lebih menarik
dan perpaduan multimedia lainnya seperti electronic whiteboard system.
2.6 Kelebihan dan Kekurangan e-Learning
Kelebihan e-Learning
a) Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan siswa dapat berkomunikasi
secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan
berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
b) Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang
terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai
sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.
c) Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau
diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
d) Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang
dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah.
e) Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat
di ikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
f) Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif.
g) Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan
tinggi atau sekolah konvensional.
Kekurangan e-Learning
a) Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri.
Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses
belajar dan mengajar.
b) Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya
mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
11. 8
c) Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada
pendidikan.
d) Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran
konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang
menggunakan ICT.
e) Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
f) Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.
g) Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan internet.
2.7 Pengembangan Model e-Learning
Pendapat Haughey (1998) tentang pengembangan e-learning. Menurutnya ada
tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet, yaitu:
1) Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan dimana peserta
didik tidak ada tatap muka dengan pengajar. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi
penugasan, dan kegiatan pembelajaran lainnya akan disampaikan melalui internet.
Dengan kata lain model ini menggunakan sistem jarak jauh.
2) Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara
belajar jarak jauh dan tatap muka. Sebagian materi disampaikan
melalui internet, dan sebagian lagi melalui tatap muka. Fungsinya saling
melengkapi. Dalam model ini pengajar bisa memberikan petunjuk pada siswa untuk
mempelajari materi pelajaran melalui web yang telah dibuatnya. Siswa akan
diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam
tatap muka, peserta didik dan pengajar lebih banyak diskusi tentang temuan materi
yang telah dipelajari melalui internet tersebut.
3) Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang
peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah
untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik dengan pengajar,
sesama peserta didik, anggota kelompok, atau peserta didik dengan nara sumber lain.
Oleh karena itu peran pengajar dalam hal ini dituntut untuk menguasai teknik
mencari informasi di internet, membimbing mahasiswa mencari dan menemukan
situs-situs yang relevan dengan bahan pembelajaran, menyajikan materi melalui web
yang menarik dan diminati, melayani bimbingan dan komunikasi melalui internet,
dan kecakapan lain yang diperlukan.
12. 9
2.8 Pemanfaatan e-Learning dalam pembelajaran
1. Media berbasis komputer
Perkembangan teknologi komputer mengalami kemajuan yang sangat pesat dan
luar biasa, baik dari segi hardware maupun softwarenya. Karena seiring dengan
perkembangannya program-program serta aplikasi yang dapat di pasang. Teknologi
komputer sangat membantu dalam menciptakan berbagai kreatifitas produksi media
pembelajaran, baik berupa gerak, audio, maupun visual. Berbagai jenis software
yang dapat digunakan antara lain Power Point, Macromedia flash, Movie dan lain-
lain. Aplikasi-aplikasi tersebut dapat digunakan dalam berbagai materi pembelajaran
baik eksak, sosial maupun materi agama selama seorang pendidik bisa menyusunnya
sesuai kebutuhan dan target-target materi dan pembelajaran yang hendak dicapai,
dan tentu tetap didasarkan pada pencapaian tiga ranah peserta didik berikut ini:
1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif komputer dapat digunakan untuk mengajarkan konsep-
konsep, prinsip, langkah-langkah, proses, dan kalkulasi yang kompleks.
Komputer juga dapat menjelaskan konsep tersebut dengan sederhana dengan
penggabungan visual dan audio yang dianimasikan.
2) Ranah Afektif
Ranah afektif itu lebih menggunakan clip, film, suara atau video yang
isinya menggugah perasaan. Peserta didik diajak untuk menghayati desain
yang dibuat serta menganalisis baik gambar atau suara.
3) Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik dapat dicapai dengan komputer dengan bentuk
pembelajaran yang dikemas dalam bentuk games dan simulasi sangat bagus
digunakan untuk menciptakan kondisi dunia kerja. Contoh program: simulasi
pendaratan pesawat, simulasi perang dalam medan yang paling berat dan
sebagainya.
2. Media berbasis internet
Media yang membantu pembelajaran sebagai sarana proses belajar mengajar
dengan menggunakan komputer/handphone yang terhubung dengan jejaring
internet. Contoh:
1) E-mail
Surat elektronik atau yang lebih di kenal E-Mail merupakan surat yang
pengirimannya menggunakan sarana elektronik yang menggunakan jaringan
13. 10
internet. Bahwa pesan yang dikirim dapat berbentuk suatu dokumen atau teks
bahkan gambar, yang tentunya dapat diterima oleh komputer lain dengan
sarana internet hanya dengan pengiriman beberapa detik saja. Peserta didik
dapat menggunakan e-mail untuk mengumpulkan informasi berkaitan
dengan tugas, mengumpulkan tugas tersebut juga kepada guru/dosen, dan
dapat berkomunikasi lewat e-mail dengan teman-teman, guru, maupun
lainnya.
2) Blog
Istilah blog merupakan kependekan dari web blog. Jika diidentifikasi dari
penggalan katanya web dan log yang dapat diartikan sebagai “catatan
perjalanan” yang tersimpan dalam webstite. Blog dapat dijadikan website
yang berisikan materi pelajaran yang dituangkan dalam bentuk tulisan,
gambar, bahkan foto, maupun coretan warna warni yang membuatnya lebih
menarik dan di blog tersendiri menyediakan sebuah komentar yang jika si
penulis materinya masih ada yang belum lengkap atau di perbaiki bisa
langsung memberikan komentarnya. Blog sebagai media pembelajaran
setidaknya ada tiga metode yang bisa diupayakan yaitu:
a) Blog guru sebagai pusat pembelajaran. Guru dapat menulis materi
belajar, tugas, maupun bahan diskusi di blognya kemudian murid bisa
berdiskusi dan belajar bersama-sama di blog gurunya tersebut.
b) Blog guru dan murid yang saling berinteraksi. Guru dan murid harus
memiliki blog masing-masing sebagai sarana mengerjakan tugas-
tugas yang diberikan oleh gurunya.
c) Komunitas bloger pembelajar. Sebuah blog sebagai pusat
pembelajaran dengan guru-guru dan siswa dari berbagai sekolah bisa
tergabung dalam komunitas blogger pembelajar tersebut.
3) Search Engine (Mesin Pencarian)
Search Engine adalah sebuah program yang dapat diakses melalui
internet yang berfungsi untuk membantu para pengguna dalam mencari apa
yang diinginkan, dengan kata lain search engine dirancang khusus
menyimpan katalog dan menyusun daftar alamat berdasarkan topik tertentu.
Mesin pencarian dapat digunakan untuk mengakses berbagai bahan belajar
dan informasi melalui media di internet. Telah tersedia banyak situs search
engine diantaranya : Yahoo, bing, amazon.com, eBay, Wikipedia, Babylon,
14. 11
dan google. Dengan memasukkan kata kunci (keyword) pada kotak
pencarian maka kita bisa mendapatkan semua informasi yang kita butuhkan.
2.9 Data Perkembangan e-Learning di Indonesia
Hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2018
menyebutkan persentase kepemilikan perangkat masyarakat Indonesia didominasi smarphone
atau tablet (50,08%) dam komputer/laptop (25,72%).
15. 12
Dikatakan, sebanyak 143,26 juta jiwa masyarakat Indonesia diperkirakan telah menjadi
pengguna internet dari total 262 juta jiwa. layanan yang paling banyak diakses ialah chatting
(89,35%), media sosial (87,13%), search engine (74,84%), lihat gambar atau foto (72,79%),
lihat video (69,64%), download video (70,23%), download gambar (56,77%), artikel
(55,30%), upload file (35,99%), e-mail (33,58%), beli barang (32,19%), pendaftaran (16,97%)
jual barang (8,12%) dan perbankan (7,39%).
Hasil lain menunjukkan sebanyak 55,30 persen internet dimanfaatkan untuk membaca
artikel dan 50,48 persen untuk membaca berita seputar olahraga.Internet juga dimanfaatkan
guna mengakses media sosial untuk kepentingan gaya hidup sebesar 87,13 persen. Dan tingkat
permintaan akan kebutuhan pertumbuhan pendidikan online semakin meningkat setiap
tahunnya. Contohnya: squline kursus bahasa inggris online yang setiap tahunnya naik sebesar
25%. Lebih besar dari rata-rata di Asia Tenggara yang hanya sebesar 17,3% dan di Indonesia
masuk urutan ke-8 pertumbuhan E-Learning di seluruh dunia.
16. 13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarrkan uraian di atas, dengan semakin berkembangnya teknologi serta
desakan kompetisi global, e-Learning merupakan sebagai media alternatif yang penting
dalam proses belajar mengajar. Dengan di tambah adanya e-Learning yang dapat
membantu para siswa ataupun guru untuk menyampaikan informasi dengan tidak
langsung bertatap muka hanya dengan menggunakan komputer yang terhubung dengan
jaringan internet kita dapat melakukan proses pembelajaran. Dan mampu membuat para
pelajar agar mandiri lagi.
e-Learning merupakan pembelajaran yang bisa di sajikan dengan berbagai
media seperti: power point, macromedia flash, email, search engine, blog, dan masih
banyak lagi. Yang diharapkan mampu membuat para pelajar menambah pengetahuan
dan wawasan yang lebih luas lagi.
3.2 Saran
Menyadarai bahwa kami sebagai penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya kami selaku penulis akan lebih mengembangkan penulisan makalah
tentang e-Learning diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya
dapat di pertanggung jawabkan. Dan di harapkan penelitian selanjutnya akan lebih baik
lagi.
17. 14
DAFTAR PUSTAKA
squline.com/indonesia-masuk-top-10-pertumbuhan-e-learning-di-seluruh-dunia-squline-
targetkan-kenaikan-25-dari-angka-pertumbuhan-bisnis/
Suyanto, Asep Herman.(2005). MENGENAL E-LEARNING.jurnal.
http://physicsmaster.orgfree.com/Artikel%20&%20Jurnal/Inovasi%20Dalam%20Pendidikan/
Mengenal%20e-learning.pdf
Arianti, Yuli Maharetta dan Krisedho Yogisa.(2012). APLIKASI E-LEARNING BERBASIS
WEB DENGAN MENGGUNAKAN ATUTOR.jurnal.
https://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/ugjournal/article/view/820/732
Alqorni, West.(2014). E-Learning. http://westalqornicenter.blogspot.com/2014/11/e-
learning.html
Tri, Fajar. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN E-LEARNING. Jurnal.
https://www.academia.edu/34533012/SEJARAH_DAN_PERKEMBANGAN_E-
LEARNING
https://text-id.123dok.com/document/rz3nm35eq-pengertian-e-learning-jenis-jenis-e-
learning.html
Alwiimawan.(2013).Media E-Learning.
https://alwiimawanblog.wordpress.com/2013/01/09/media-e-learning/
Dieda, Eric.(2018). Sebanyak 50,08 Persen Masyarakat Indonesia Mengakses Internet Lewat
Smartphone. https://nusantaranews.co/sebanyak-5008-persen-masyarakat-indonesia-
mengakses-internet-lewat-smartphone/