1. Perencanaan Program Penyuluhan Kesehatan
| di 06.57
Pengertian
(Effendy, 1998).
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan,
sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti,
tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada
hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah
gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan
prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara
keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan
melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun
secara kelompok dan meminta pertolongan
Venugopal (Mardikanto,1993) mendefinisikan perencanaan
program penyuluhan sebagai suatu prosedur kerja bersama-sama
masyarakat dalam upaya untuk merumuskan masalah (keadaan-keadaan
yang belum memuaskan) dan upaya pemecahan yang mungkin
dapat dilakukan demi tercapainya tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai.
Lawrence (Mardikanto,1993) menyatakan bahwa perencanaan
program penyuluhan menyangkut perumusan tentang:
(a) proses perancangan program,
(b) penulisan perencanaan program,
(c) rencana kegiatan,
(d) rencana pelaksanaan program (kegiatan), dan
(e) rencana evaluasi hasil pelaksanaan program tersebut.
2. Oleh karenanya beberapa pokok pikiran yang perlu diperhatikan
dalam perencanaan program penyuluhan:
1) Merupakan suatu proses yang berkelanjutan. Rangkaian
pengambilan keputusan dalam perencanaan program tidak pernah
berhenti sampai tercapainya tujuan (kebutuhan, keinginan, minat)
yang dikehendaki.
2) Proses pengambilan keputusan tersebut berdasarkan fakta dan
sumber daya yang ada.
3) Dirumuskan secara bersama oleh penyuluh dengan masyarakat
sasarannya,dengan didukung oleh para spesialis, praktisi dan penentu
kebijaksanaan.
4) Meliputi perumusan tentang: keadaan, masalah, tujuan, dan cara
pencapaian tujuan, yang dinyatakan secara tertulis.
5) Harus mencerminkan perubahan ke arah kemajuan.
Manfaat
a) Memberi acuan dalam mempertimbangkan secara seksama tentang
hal-hal yang harus dilakukan dan cara melaksanakannya.
b) Merupakan acuan tertulis yang dapat digunakan oleh masyarakat
untuk menghindari terjadinya salah pengertian.
c) Sebagai pedoman pengambilan keputusan terhadap adanya usul atau
saran penyempurnaan.
d) Menjadi pedoman untuk mengukur (mengevaluasi) pelaksanaan
program.
e) Adanya patokan yang jelas tentang masalah-masalah yang insidentil
(menuntut perlunya revisi program), dan pemantapan dari perubahan-perubahan
sementara (hanya direvisi jika memang diperlukan).
f) Mencegah adanya salah pengertian tentang tujuan akhir, dan
mengembangkan kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan maupun yang
tidak dirasakan.
3. g) Memberikan keterlibatan personil dalam setiap tahapan program yang
berkesinambungan tersebut, hingga tercapainya tujuan.
h) Membantu pengembangan kepemimpinan, yaitu menggerakkan semua
pihak yang terlibat dan menggunakan sumber daya yang tersedia.
i) Menghindarkan pemborosan sumber daya, dan sebaliknya merangsang
efiiiensi.
j) Menjamin kelayakan kegiatan yang dilakukan di dalam masyarakat dan
yang dilaksanakan sendiri oleh masyarakat setempat.
Model Perencanaan Program Penyuluhan
tahap-tahap perencanaan dari Model Pesson tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:
(1) Pengumpulan data.
Pengumpulan data merupakan kegiatan pengumpulan data-data
dasar atau fakta yang diperlukan untuk menentukan masalah, tujuan,
dan cara mencapai tujuan atau kegiatan yang akan direncanakan,
Data-data tersebut meliputi: sumber daya alam, sumber daya
manusia, kelembagaan, sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
pelaksanaan kegiatan, teknologi yang telah digunakan, dan peraturan
yang ada.
(2) Analisis keadaan.
Tahap ini merupakan tahap penganalisisan data yang diperoleh
dari lapangan, termasuk di dalamnya menganalisis sumber daya yang
potensial untuk dikembangkan, perilaku masyarakat sasaran, keadaan
yang ingin dicapai dan yang sudah dicapai, dan sebagainya.
(3) Identifikasi masalah.
Tahap ini m erupakan upaya merum uskan faktor-faktor yang
menyebabkan tidak tercapainya tujuan yang dikehendaki. Identifikasi
ini dapat dilakukan dengan menganalisis kesenjangan antara data
potensial dengan data aktual, antara keadaan. yang ingin dicapai
4. dengan yang sudah dicapai, dan sebagainya. Kesenjangan-kesenjangan
ini kemudian diinventarisir dan disusun berdasarkan prioritas.
(4) Perumusan tujuan.
Dalam tahap perumusan tujuan yang harus diperhatikan adalah
realistisnya tujuan yang hendak dicapai, ditinjau dari kemampuan
sumber daya (biaya,jumlah dan kualitas tenaga) maupun waktu yang
tersedia.
(5) Penyusunan rencana kegiatan
Tahap ini merupakan penyusunan rencana kerja yang meliputi
penjadwalan, metoda yang digunakan, pihak-pihak yang terlibat, lokasi
kegiatan, bahan dan peralatan yang dibutuhkan, pembiayan dan
sebagainya.
(6) Pelaksanaan rencana kegiatan
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari rencana kerja yang
telah disusun. Masalah utama yang harus diperhatikan dalam tahap ini
adalah partisipasi masyarakat sasaran. Oleh karenanya perlu dipilih
waktu yang tepat, lokasi yang tepat, agar masyarakat ikut
berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan.
(7) Menentukan kemajuan kegiatan
Tahap ini merupakan kegiatan monitoring pelaksanaan kegiatan
yang dilakukan, untuk melihat sejauh mana tujuan telah dicapai.
(8) Rekonsiderasi
Rekonsiderasi dimaksudkan untuk meninjau kembali rumusan
program, termasuk kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan. Pada
tahap ini dilihat hal-hal yang menjadi kendala atau sebaliknya
keberhasilan yang dicapai, dalam rangka menyusun program
berikutnya.
Ukuran Perencanaan Program Yang Baik
a. Analisis fakta dan keadaan
b. Pemilihan masalah berlandaskan pada kebutuhan
c. Jelas dan menjamin keluwesan
5. d. Merumuskan tujuan dan pemecahan masalah yang menjanjikan
kepuasan.
e. Menjaga keseimbangan.
f. Pekerjaan yang jelas
Perencanaan program harus merumuskan prosedur dan tujuan
serta sasaran kegiatan yang jelas, yang mencakup:
1) Masyarakat sasarannya
2) Tujuan, waktudan tempatnya
3) Metode yang akan digunakan
4) Tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak yang terkait
(termasuk tenaga sukarela)
5) Pembagian tugas atau kegiatan yang harus dilaksanakan oleh setiap
kelompok personel (penyuluh, masyarakat, dll)
6) Ukuran-ukuran yang digunakan untuk evaluasi kegiatannya.
7) Proses yang berkelanjutan Perumusan masalah, pemecahan
masalah, dan tindak lanjut (kegiatan yang harus dilakukan) pada
tahapan berikutnya harus dinyatakan dalam suatu rangkaian
kegiatan yang berkelanjutan.
Metode
1. Metode penyuluhan perorangan (individual)
a. Bimbingan dan penyuluhan
b. Wawancara
2. Metode penyuluhan kelompok
a. Ceramah
b. Seminar
3. Metode penyuluhan massa
Alat Bantu dan Media Penyuluhan
Pada garis besarnya ada 3 macam alat bantu penyuluhan yaitu :
a. Alat bantu lihat
b. Alat bantu dengar
6. c. Alat bantu lihat-dengar
Media Penyuluhan
Tujuan atau alasan mengapa media sangat diperlukan di dalam
pelaksanaan penyuluhan kesehatan antara lain adalah :
a. Media dapat mempermudah penyampaian informasi.
b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.
c. Media dapat memperjelas informasi.
d. Media dapat mempermudah pengertian.
e. Media dapat mengurangi komunikasi verbalistik.
f. Media dapat menampilkan objek yang tidak dapat ditangkap dengan
mata.
g. Media dapat memperlancar komunikasi.
Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan kesehatan, media ini
dibagi
menjadi 3 yakni :
a. Media cetak
b. Media elektronik
c. Media luar ruang
Tujuan Penyuluhan
Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah
perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan
(Effendy, 1998).
Faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan
penyuluhan kesehatan adalah :
1) Tingkat Pendidikan. Pendidikan dapat mempengaruhi cara
pandang seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya.
Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi
yang didapatnya.
7. 2) Tingkat Sosial Ekonomi.Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi
seseorang, semakin mudah pula dalam menerima informasi baru.
3) Adat Istiadat.Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima
informasi baru merupakan hal yang tidak dapat diabaikan,
karena masyarakat kita masih sangat menghargai dan
menganggap sesuatu yang tidak boleh diabaikan.
4) Kepercayaan Masyarakat.Masyarakat lebih memperhatikan
informasi yang disampaikan oleh orang–orang yang sudah mereka
kenal, karena sudah timbul kepercayaan masyarakat dengan
penyampai informasi.
5) Ketersediaan Waktu di Masyarakat.Waktu penyampaian
informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat
untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam
penyuluhan.