1. Nama : Sayidah Nafisah
Kelas : A
NIM : 200901501009
PERENCANAAN
A. Perencanaan
Secara umum, pengertian perencanaan adalah suatu proses menentukan hal-hal
yang ingin dicapai (tujuan) di masa depan serta menentukan berbagai tahapan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan (planning) dapat juga
didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang terkoordinasi untuk mencapai tujuan tertentu
dalam kurun waktu tertentu. Sederhananya, perencanaan adalah proses berpikir secara
logis dan pengambilan keputusan rasional sebelum melakukan suatu tindakan.
Pengertian perencanaan menurut para ahli sebagai berikut.
A. Erly Suandy
Menurut Erly Suandy (2001:2), pengertian perencanaan adalah suatu proses
penentuan tujuan organisasi dan kemudian menyajikan dengan jelas strategi-
strategi, taktik-taktik, dan operasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan
organisasi secara menyeluruh.
B. Barbara Becker
Menurut Becker (dalam Rustiadi 2008:339), pengertian perencanaan adalah
suatu cara rasional untuk mempersiapkan masa depan.
C. Jaqueline Alder
Menurut Alder (menurut Rustiadi 2008:339), pengertian perencanaan
adalah suatu proses menentukan apa yang ingin dicapai di masa yang akan datang
serta menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya.
D. John Douglas
Menurut Douglas, definisi perencanaan adalah suatu proses kontinu dari
pengkajian, membuat tujuan dan sasaran, dan mengimplementasikan serta
mengevaluasi atau mengontrolnya.
E. George Steiner
Menurut Steiner, pengertian perencanaan adalah suatu proses memulai
dengan sasaran-sasaran, batasan strategi, kebijakan, dan rencana terperinci untuk
mencapainya, mencapai organisasi untuk menerapkan keputusan, dan termasuk
tinjauan kinerja dan umpan balik terhadap pengenalan siklus perencanaan baru.
Rencana (plan) dapat berupa rencana informal ataupu rencana formal. Rencana
informal adalah rencana-rencana yang tak tertulis dan bukan merupakan dari tujuan
bersama anggota organisasi. Sedangkan definisi dari rencana formal adalah rencana yang
tertulis yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana
formal adalah rencana bersama anggota-anggota korporasi, artinya setiap anggota harus
2. mengetahui serta menjalankan rencana tersebut. Rencana formal dibuat sebagai untuk
mengurangi ambiguitas & menciptakan kesepahaman mengenai apa yang harus dilakukan.
B. Proses Perencanaan
Proses perencanaan adalah bagian dari daur kegiatan manajemen yang terutama
berhubungan dengan pengambilan keputusan (decision making) untuk masa depan, baik
jangka panjang maupun jangka pendek, sehubungan dengan pokok pertanyaan: apa, siapa,
bagaimana, kapan, di mana, dan berapa, baik sehubungan dengan lembaga yang
dimanajemeni maupun usaha-usahanya.
Perencanaan dimulai dari perumusan tujuan, pengumpulan data, kemudian data-data
tersebut dianalisis, membuat alternatif dan konsep kemudian diimplementasikan dan akan
menghasilkan tujuan baru. Perumusan tujuan dapat dicapai bila ada kecukupan data /
representasi dan kejelasan yang terukur (spesifik) meliputi: Aspek (Substansi), Ruang
(Lokasi / Tempat).
Sumber daya (sumber daya manusia mengenai keahlian atau pengetahuan khusus dari
tiap orang, sumber daya modal merupakan kebutuhan dalam proses perencanaan dan
sumber daya waktu, durasi waktu, berapa lama hasil yang akan dicapai). Bila semakin
terbatas sumber daya maka semakin banyak perencanaan yang harus dibuat untuk
mensejahterakan penduduk.
Proses perencanaan merupakan rangkaian kegiatan yang berkaitan satu dengan yang
lain / saling menunjang dalam mencapai tujuan di masa yang akan datang. Proses
perencanaan yang berkelanjutan membutuhkan sebuah perencanaan yang matang,
penempatan, dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan. Sasaran perencanaan dapat
ditentukan oleh seorang planner / pemerintah. Perencanaan dibuat berdasarkan data yang:
1. Relevan dengan tujuan (aspek, ruang, waktu, sumber dana)
2. Akurasi (tepat) merupakan analisis sendiri (data primer) maupun data berdasarkan
sumbernya (data sekunder).
Kemudian dianalisis menjadi sebuah informasi yang akurat sebagai penentu
penyelenggaraan suksesnya sebuah perencanaan. Sebuah rencana dapat dikatakan sukses
bila hasil akhirnya mencapai tujuan yang diharapkan, diselesaikan dengan waktu yang
telah ditentukan. Namun bila terjadi hambatan dalam perencanaan, konsekuensinya perlu
adanya tambahan waktu demi tercapainya hasil yang lebih baik, yang merupakan suatu
kemajuan pembangunan di masa mendatang.
a) Karakter atau Pendekatan Dasar Proses Perencanaan
Dari atas ke bawah (top-down). Pendekatan ini mendesak bagian bawah
bekerja sesuai kemauan atasan di dalam perencanaan tanpa memedulikan
situasi nyata bagian bawah. Waktu perencanaan bisa sangat pendek, tetapi
ada banyak hal yang terlewatkan karena sempitnya forum informasi dan
komunikasi. Biasanya menimbulkan kepatuhan yang terpaksa namun untuk
sementara waktu efektif.
Dari bawah ke atas (bottom-up). Pendekatan ini merupakan upaya
melibatkan semua pihak sejak awal, sehingga setiap keputusan yang
3. diambil dalam perencanaan adalah keputusan mereka bersama, dan
mendorong keterlibatan dan komitmen sepenuhnya untuk
melaksanakannya. Kelemahannya memerlukan banyak waktu dan tenaga
untuk perencanaan. Diperlukan pengembangan budaya perusahaan yang
sesuai.
b) Unsur-Unsur Proses Perencanaan
Audit situasi
Audit situasi dilaksanakan dengan memeriksa data prestasi beberapa
masa yang lalu. Prinsipnya adalah untuk mendapatkan informasi
pengenalan diri sendiri saat ini di sini dengan segala dimensinya: apa, siapa,
mengapa, untuk apa, di mana, bagaimana, berapa? Mendaftar berbagai
aspek kekuatan (strengths) dan kelenahan (weaknesses) internal yang
diketahui.
Selanjutnya teknik forecasting secara statistik biasanya digunakan
untuk melihat ekstapolasi kecenderungan data ke masa depan dalam situasi
konstan seperti pada masa lalu. Tetapi situasi tidak akan tetap sama karena
adanya perubahan. Perubahan-perubahan masa depan diantisipasi dengan
berbagai teknik riset masa depan.
Riset masa depan
Adalah usaha untuk memperkirakan situasi lingkungan eksternal
masa depan yang akan dihadapi. Tujuan riset masa depan (future research)
adalah mengenali dan mempertimbangkan dampak dari kecenderungan
perkembangan faktor-faktor dalam ekonomi makro, bidang industri atau
jasa, politik, perubahan sosial, teknologi, budaya dan gaya hidup
masyarakat, keamanan, dan lain sebagainya, apakah positif ataukah negatif.
Juga diperkirakan situasi persaingan. Apa yang akan dikerjakan pemain dan
pesaing lama? Berapa banyak pemain dan pesaing baru akan terjun di
lapangan (pasar)? Dampak positif berarti peluang (opportunities) bagi
pengembangan karya yang perlu ditangkap dan dimanfaatkan. Dampak
negatif berarti ancaman (threats), hambatan atau kendala bagi kemajuan.
Maka perlu diatasi.
Asumsi-Asumsi
Gabungan audit situasi (internal) dan riset masa depan (eksternal)
yang dipadukan dengan melakukan metode Analisis SWOT menghasilkan
asumsi-asumsi atau pengandaian situasi atas berbagai faktor variabel. Data
basis yang diperoleh dari sini seolah-olah siap memberi penjelasan pada
setiap pertanyaan: mengapa.
Policy atau Kebijakan
Perumusan policy atau kebijakan dasar dimaksudkan sebagai garis
pedoman mengenai apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh
dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan, sasaran, dan target. Ini memberi
warna dasar pada semua rencana usaha, misalnya orientasi pada kepuasan
4. konsumen yang harus dipertimbangkan di dalam semua rencana strategi dan
taktis.
Rencana Strategi
Garis besar ketentuan mengenai bidang-bidang utama mengenai
pengembangan bisnis dan organisasi, pembaruan dan pengembangan
produk, strategi persaingan dan pemasaran, strategi keuangan, strategi
investasi prasarana dan sarana, strategi produksi dan strategi sumber daya
manusia.
Keunggulan Strategis
Perencanaan yang dengan jelas merumuskan hal-hal berikut
dikatakan sudah mempunyai potensi keunggulan strategis:
1. Visi
2. Strategi
3. Taktik
4. Implementasi
5. Operasi
6. Komitmen pada rencana
c) Tahap dasar perencanaan
Tahap 1
Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan. Perencanaan dimulai dengan
keputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi atau
kelompok kerja. Tanpa rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan
menggunakan sumber-sumber dayanya secara tidak efektif.
Tahap 2
Merumuskan keadaan saat ini. Pemahaman akan posisi perusahaan
sekarang dari tujuan yang hendak dicapai atau sumber-sumber daya yang
tersedia untuk pencapaian tujuan adalah sangat penting, karena tujuan dan
rencana menyangkut waktu yang akan datang. Hanya setelah keadaan
perusahaan saat ini dianalisa, rencana dapat dirumuskan untuk
menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua ini
memerlukan informasi terutama keuangan dan data statistik yang didapat
melalui komunikasi dalam organisasi.
Tahap 3
Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan. Segala kekuatan
dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasikan
untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh
karena itu, perlu diketahui faktor-faktor lingkungan intern dan ekstern yang
dapat membantu organisasi mencapai tujuannya atau yang mungkin
menimbulkan masalah. Walaupun sulit dilakukan, antisipasi keadaan,
masalah, dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi di waktu
mendatang adalah bagian esensi dari proses perencanaan.
Tahap 4
5. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk
pencapaian tujuan. Tahap terakhir dalam proses perencanaan meliputi
pengembangan berbagai alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan,
penilaian alternatif-alternatif tersebut dan pemilihan alternatif terbaik
(paling memuaskan) di antara berbagai alternatif yang ada.