SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
STANDAR KOMPETENSI
. 1. Siswa dapat menjelaskan pengaruh zat terlarut yang sukar menguap terhadap tekanan uap pelarut
2. Siswa dapat menghitung Tekanan uap suatu larutan berdasarkan data percobaan
SIFAT KOLIGATIF adalah Sifat zat
yang hanya dipengaruhi oleh jumlah
partikel zat terlarut dalam larutan
Sifat Koligatif Larutan terdiri dari 4 (empat) macam :
3. Penurunan Titik Beku ( ∆Tf )3. Penurunan Titik Beku ( ∆Tf )
4. Tekanan Osmotik ( π )4. Tekanan Osmotik ( π )
1. Penurunan Tekanan Uap (∆P)1. Penurunan Tekanan Uap (∆P)
2. Kenaikan Titik Didih (∆Tb)
PENURUNAN TEKANAN UAP (PENURUNAN TEKANAN UAP ( ∆∆P )P )
Semua cairan memiliki kecenderungan untuk menguap,
sehingga semua cairan akan memiliki tekanan uap
Tekanan uap adalah kecenderungan dari suatu molekul
cairan untuk meninggalkan lingkungan cairannya
Molekul – Molekul
Cairan murni
Dalam suatu keadaan tertentu, pada suatu cairan akan
terbentuk suatu sistem kesetimbangan antara cairan
dan uapnya. Besarnya kemampuan molekul cairan
untuk meninggalkan molekul cairannya pada keadaan
ini disebut Tekanan Uap Jenuh Pelarut Murni (P0
)
Jika ke dalam suatu pelarut murni dimasukkan suatu zat
terlarut yang sukar menguap, maka proses pergerakan
molekul-molekul cairan untuk meninggalkan lingkungan
cairannya menjadi terhalang sehingga banyaknya molekul-
molekul cairan yang menguap akan berkurang. Akibatnya
tekanan uap larutan lebih rendah dari tekanan uap pelarut
murni. Karena itu dikatakan terjadi penurunan tekanan uap.
Simbol Penurunan Tekanan Uap Larutan adalah ∆P
Partikel zat terlarut
Partikel pelarut
Jumlah partikel
pelarut yang
menguap sedikit
Semakin banyak partikel zat terlarut dalam suatu pelarut, maka
Penurunan Tekanan Uap Jenuh larutan ( ∆P ) dari tekanan uap
pelarut murninya akan semakin besar dan Tekanan uap jenuh
larutan ( P ) akan semakin kecil.
Yang berarti pula bahwa ; Tekanan uap jenuh pelarut murni ( Po
)
akan selalu lebih besar dari Tekanan uap jenuh larutannya ( P )
Hubungan antara jumlah partikel zat terlarut dengan
besar penurunan tekanan uap yang diakibatkannya
dinyatakan dengan Hukum Raoult
“ Besar Penurunan Tekanan Uap jenuh suatu
larutan berbanding lurus dengan Tekanan
uap Jenuh pelarut murni dan fraksi mol zat
terlarutnya “.
Dirumuskan :
∆P = P0
. Xterlarut
∆P = Penurunan Tekanan uap
jenuh larutan.
P0
= Tekanan uap jenuh
pelarut murni
Xterlarut = Fraksi mol zat terlarut
Persamaan Roult ini hanya berlaku pada larutan
nonelektrolit.
Untuk Larutan elektrolit, persamaan Raoult harus
dikalikan lagi dengan Faktor Van’t Hoff ( i )
Dimana ; i = 1 + (n – 1)α
n = jumlah ion
α = derajat ionisasi
Sehingga Untuk larutan elektrolit berlaku persamaan :
∆P = P0
. Xterlarut . i
Hal ini didasari fakta bahwa, pada jumlah mol yang
sama, larutan elektrolit selalu memiliki jumlah
partikel yang lebih banyak dibanding larutan
nonelektrolit
Besarnya Penurunan Tekanan Uap Larutan (Δ P )
merupakan selisih dari Nilai Tekanan uap Jenuh
Pelarut murni (P0
) dan Tekanan uap jenuh larutan
(P), atau :
ΔP = P0
- P
Dari uraian sebelumnya, diketahui bahwa :
∆P = P0
. Xterlarut , sehingga persamaan di atas dapat
dituliskan sebagai berikut :
P = P0
- P0
. Xterlarut
atau P = P0
( 1 – Xterlarut )
Karena ; 1 - Xterlarut = Xpelarut , maka persamaan dapat
dituliskan sebagai berikut :
P = P0
. X pelarut
Contoh Soal 1 :
1. Suatu larutan dibuat dengan melarutkan 1,2 gram urea (Mr = 60 )
ke dalam 360 gram air. Jika tekanan uap jenuh air murni pada
keadaan tersebut 20,02 cmHg. Besar penurunan tekanan uap
yang dialami larutan tersebut adalah ….
A. 0,2 B. 0,1 C. 0,02 D. 0,01
2. Larutan 18 gram suatu zat non elektrolit dalam 90 gram air diketahui
memiliki tekanan uap jenuh sebesar 25 mmHg. Jika pada keadaan
ini, tekanan uap jenuh air sebesar 25,5 mmHg, Massa molekul relatif
zat tersebut adalah ….
A. 342 B. 180 C. 90 D. 60
3. Suatu larutan dibuat dengan melarutkan 3 gram asam asetat, CH3COOH
(Mr = 60) dilarutkan ke dalam 180 gram air. Pada keadaan ini, tekanan uap
jenuh air murni sebesar 20,1 mmHg. Jika dalam air asam asetat terionisasi
60%, maka larutan ini akan memiliki tekanan uap jenuh sebesar ….(mmHg)
A. 19,94 B. 20,00 C. 20,10 D. 21,00
Kembali
KENAIKAN TITIK DIDIH LARUTANKENAIKAN TITIK DIDIH LARUTAN
(( ∆∆Tb )Tb )
Apakah Pengertian “ Mendidih “ ?
Suatu cairan yang ditempatkan pada suatu sistem terbuka, akan
dipengaruhi oleh 2 (dua) buah tekanan, yaitu :
- Tekanan yang berasal dari sistem cairan itu sendiri (tekanan
uap)
- Tekanan yang berasal dari luar sistem (tekanan udara luar)
Jika Tekanan udara di luar sistem lebih besar dari tekanan udara
dalam sistem, maka proses terlepasnya molekul-molekul cairan dari
lingkungan cairannya akan terhalang oleh partikel-partikel udara dari
luar sistem.
TEKANAN UDARA LUAR
TEKANAN UDARA LUAR > TEKANAN UAP CAIRAN
TEKANAN UDARA LUAR
Jika ke dalam sistem
cairan ditambahkan
kalor/energi, maka
tekanan uap sistem
akan meningkat,
hingga suatu saat
akan melewati nilai
tekanan udara pada
lingkungannya.
Suatu keadaan dimana
tekanan uap sistem lebih
besar dari tekanan uap
lingkungan, itulah yang
disebut MENDIDIH
Dan suhu dimana nilai
P sistem tepat > nilai
P lingkungan disebut
TITIK DIDIH
Anda Ingin Memasak sayur :
Cara I : Cara II :
MANAKAH YANG PALING CEPAT MATANG ??
Adanya Partikel zat terlarut dalam suatu pelarut, menyebabkan
terhalanginya proses pergerakan molekul cairan menuju permukaan
atau meninggalkan lingkungan cairannya. Sehingga pada proses
pemanasan cairan, ketika suhu sistem sama dengan suhu didih
normal pelarutnya, larutan belum akan mendidih, dan dibutuhkan
suhu yang lebih tinggi lagi untuk memulai proses pendidihan.
Semakin banyak partikel zat terlarut yang terlarut dalam pelarut,
maka Kenaikan titik didih larutan (∆Tb) akan semakin besar,
yang berakibat, Titik didih Larutan (TbLarutan) akan semakin tinggi.
Hubungan antara banyaknya partikel zat terlarut dengan Nilai kenaikan
titik didih larutan dinyatakan dengan persamaan :
∆Tb = Kb x m ( Untuk larutan nonelektrolit )
Untuk larutan elektrolit, berlaku persamaan :
∆Tb = Kb x m x i
Titik Didih Larutan (TbLarutan) = TbPelarut murni + ∆Tb
∆Tb = Kenaikan titik didih larutan ( 0
C )
Kb = Tetapan kenaikan titik didih molal larutan ( 0
C/molal)
m = molalitas larutan
i = faktor Van’t Hoff ( 1 + ( n – 1 ) α )
Tetapan Kenaikan Titik Didih molal ( Kb ) menunjukkan
besarnya kenaikan titik didih yang terjadi setiap 1 molal
larutan.
Misalnya : kenaikan titik didih molal air adalah 0,52 0
C/m.
Hal ini berarti bahwa air akan mengalami kenaikan titik
didih sebesar 0,52 0
C untuk setiap 1 molal larutannya.
2. Besar kenaikan titik didih dari larutan C6H12O6 36 % adalah ….
( Mr C6H12O6 = 180 , Kb air = 0,52 0
C/m )
A. 1,625 B. 1,650 C. 0,825 D. 0,412
1. Suatu larutan dibuat dengan melarutkan 1,8 gliserol ( Mr = 90)
ke dalam 200 gram etanol. Jika titik didih etanol murni = 78 0
C,
dan kenaikan titik didih molal etanol ; 0,6 0
C/m. Pada suhu
berapakah larutan tersebut akan mendidih ?
A. 78,02 B. 78,04 C. 78,06 D. 78,10
Contoh Soal 2 :
MBULI
3. Untuk mendapatkan larutan yang mendidih 101,04 0
C ,
banyaknya NaCl ( Mr = 58,5 ) yang harus dilarutkan ke dalam
500 gram air adalah …. ( Kb air = 0,52 0
C/m)
A. 14,625 gr B. 29,25 gr C. 58,5 gr D. 117 gr
4. Agar diperoleh larutan yang titik didihnya sama dengan larutan 12
gram urea (Mr = 60) dalam 250 gram air. Banyaknya glukosa (Mr
= 180) yang harus dilarutkan ke dalam 500 gram air adalah ….
(Kb air = 0,52 0
C/m)
A. 18 gram B. 36 gram C. 45 gram D. 72 gram
PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN
( ∆TF )
Air dapat berada dalam 3 (tiga) fase zat, yaitu fase
cair, gas dan padat. Apakah Perbedaan yang
terdapat pada ketiga fase air tersebut ?
Kondisi yang membedakan antara fase padat, cair,
dan gas pada suatu cairan adalah jarak antara
partikel (molekul – molekul) cairan.
Pada fase gas, molekul – molekul zat berada pada
jarak yang sangat renggang.
Dan pada keadaan cair, molekul-molekul zat berada
pada jarak yang relatif lebih rapat dibandingkan
dengan keadaan gas (uap).
PROSES PEMBEKUAN CAIRAN MURNI
Proses pembekuan suatu cairan terjadi jika molekul-
molekul cairan berada pada jarak yang sangat rapat.
Kondisi ini dapat dicapai jika energi kinetik molekul
diperkecil dengan cara menurunkan suhu.
Pada jarak yang cukup dekat, antara molekul-molekul
cairan akan terbentuk ikatan antar molekul dan cairan
akan memadat.
Kecilnya nilai energi
Kinetik menyebabkan
gaya ikat antar molekul
semakin besar
Adanya partikel zat terlarut dalam suatu pelarut,
menyebabkan terhambatnya proses pembekuan
suatu cairan, sehingga agar proses pembekuan dapat
terjadi pada kondisi ini, dibutuhkan suhu yang lebih
rendah lagi dari suhu pembekuan (titik beku) pelarut
murninya (terjadi penurunan titik beku, ∆TF)
Semakin Banyak partikel zat terlarut dalam suatu pelarut,
maka penurunan titik beku (∆TF) yang diakibatkan akan
semakin besar, dan titik beku larutan (TfLarutan) akan
semakin rendah.
Hubungan antara banyaknya partikel zat terlarut dengan Nilai
Penurunan titik beku larutan dinyatakan dengan persamaan :
∆Tf = Kf x m ( Untuk larutan nonelektrolit )
Untuk larutan elektrolit, berlaku persamaan :
∆Tf = Kf x m x i
Titik Beku Larutan (TfLarutan) = TfPelarut murni - ∆Tf
∆Tf = Penurunan titik beku larutan ( 0
C )
Kf = Tetapan Penurunan titik beku molal larutan ( 0
C/molal)
m = molalitas larutan
i = faktor Van’t Hoff ( 1 + ( n – 1 ) α )
CONTOH SOAL 3
1. Penurunan titik beku molal benzena diketahui = 0,4 0
C/molal,
dan benzena murni membeku pada suhu - 4,2 0
C. Jika ke dalam
200 gram benzena dilarutkan 3,6 gram gliserol (Mr = 90), larutan
tersebut akan membeku pada suhu .... ( 0
C )
A. – 4,28 B. – 4,24 C. – 4,22 D. – 4,20
2. Agar diperoleh larutan yang membeku pada suhu – 0,25 0
C,
banyaknya K2SO4 yang harus dilarutkan ke dalam 500 gram air.
Jika pada keadaan ini, nilai tetapan penurunan titik beku molal air
sebesar 1,86 0
C /molal. Adalah ..... gram (Ar K = 39, S = 32 O = 16 )
A. 1,86 B. 3,89 C. 11,69 D. 17,40
3. Larutan 1,5 gram suatu zat nonelektrolit dalam 250 gram air,
membeku 0,186 0
C di bawah titik beku air murni. Jika Kf air = 1,86
0
C/molal. Maka Massa molekul relatif zat tersebut adalah ….
A. 342 B. 180 C. 90 D. 60
4. Suatu larutan glukosa (dalam air ) membeku pada suhu – 3,6 0
C. Jika
Kf air = 1,8 0C/m , Kb air = 0,5 0
C/m. larutan tersebut akan mendidih
pada suhu …. ( 0
C ) ( Mr . Glukosa = 180 )
A. 100,1 B. 100,5 C. 101 D. 101,8
Hubungan antara Penurunan Tekanan Uap (∆P), Kenaikan Titik
Didih (∆Tb) dan Penurunan Titik Beku Larutan (∆Tf) dapat
dinyatakan dalam Diagram Tekanan versus Suhu ( Diagram PT ).
P
T
A B C
E G
I
J
PADAT
CAIR
GAS
F – I : garis beku pelarut
Ttk F : Titik beku Pelarut
I – G : garis didih pelarut
Ttk G : Titik didih pelarut
F H
D
Ttk I : Titik Tripel menunjukkan
kesetimbangan fasa : padat –
cair - gas
Titik ini juga menunjukkan nilai
tekanan uap pelarut murni
Jika ke dalam pelarut dimasukkan suatu zat terlarut, maka akan terjadi penurunan tekanan
uap dari I ke J. Titik beku akan bergeser dari F ke E (dengan nilai A) dan titik didih akan
bergeser dari G ke H (dengan nilai D).
E – J : Garis beku larutan
Ttk E : Titik beku Larutan
J – H : Garis didih larutan
Ttk H : Titik didih larutan
Dari diagram ini, dapat disimpulkan bahwa adanya Penurunan tekanan uap (∆P),
menyebabkan terjadinya penurunan titik beku (∆Tf) dan kenaikan titik didih (∆Tb)
DIAGRAM P T
TEKANAN OSMOTIK LARUTANTEKANAN OSMOTIK LARUTANTEKANAN OSMOTIK LARUTANTEKANAN OSMOTIK LARUTAN
Ikan asin diawetkan dengan menggunakan garam.
Mengapa garam dapat mengawetkan ikan ?
Benarkah pandangan yang menyatakan bahwa agar
tanaman tumbuh subur dan berbuah lebat, tanaman
tersebut harus diberikan pupuk sebanyak-banyaknya ?
Osmosis adalah proses perpindahan molekul cairan
(pelarut) dari larutan yang konsentrasinya rendah ke
larutan yang konsentrasinya lebih tinggi melalui membran
semi permeabel.
Tekanan Osmotik ( π ) adalah Tekanan yang dibutuhkan
untuk mencegah terjadinya proses osmosis
Hubungan antara jumlah partikel dengan besar tekanan osmotik suatu
larutan dinyatakan melalui persamaan :
Tekanan Osmotik ( π ) = M . R . T
a. Untuk Larutan Non elektrolit
b. Untuk Larutan elektrolit
Tekanan Osmotik ( π ) = M . R . T . i
Dimana :
π = Tekanan Osmotik Larutan ( atm)
M = Molaritas Larutan ( mol/ liter )
R = Tetapan gas umum, ( 0,082 liter atm/mol K )
T = Suhu, Kelvin (K)
i = Faktor Van’t Hoff
Jika 2 (dua) larutan ( misalnya larutan A dan larutan B )
dibandingkan berdasarkan nilai tekanan osmotiknya masing-
masing, maka akan diperoleh 3 (tiga) keadaan :
1. Larutan A Hipertonik terhadap larutan B
Keadaan ini diperoleh jika tekanan osmotik larutan A lebih
tinggi daripada tekanan osmotik larutan B
π A > π B
2. Larutan A Isotonik terhadap larutan B
Keadaan ini diperoleh jika tekanan osmotik larutan A sama
dengan tekanan osmotik larutan B
π A = π B
3. Larutan A Hipotonik terhadap larutan B
Keadaan ini diperoleh jika tekanan osmotik larutan A lebih
rendah daripada tekanan osmotik larutan B
π A < π B
SOAL 4
1. Suatu larutan dibuat dengan melarutkan 3,2 gram gliserin (Mr =
80) ke dalam air hingga volume larutan menjadi 200 mL pada
suhu 25 0
C. Berapakah tekanan osmotik yang diakibatkan oleh
larutan tersebut ?
2. Berapa gram MgCl2 ( Ar Mg = 24, Cl = 35,5 ) yang harus terlarut
dalam 500 mL larutannya pada suhu 30 0
C agar diperoleh larutan
dengan tekanan osmotik sebesar 6,2 atm ?
3. Agar diperoleh larutan yang isotonik terhadap larutan 6 gram
urea (Mr = 60) yang bervolume 500 mL, berapa gram sukrosa,
C12H22O11 (Mr = 342) yang harus terlarut dalam 100 mL
larutannya pada suhu 27 0
C.
4. Dalam 250 mL suatu larutan terlarut 11,7 gram NaCl (Mr = 58,5)
dan 18 gram glukosa (Mr = 180). Tentukan tekanan osmotik
larutan tersebut pada suhu 27 0
C.
[ 4,88 atm ]
[ 3,95 gr ]
[ 6,84 gr ]
[ 49,2 atm ]
REAKSI REDOKS DAN SEL ELEKTROKIMIA
PENYETARAAN PERSAMAAN REAKSI REDOKS
Persamaan reaksi redoks dapat disetarakan dengan 2 metode penyetaraan :
1. Metode Setengah Reaksi ( metode Ion – Elektron )
2. Metode Bilangan Oksidasi
I. Metode Setengah Reaksi ( Ion Elektron )
Metode Setengah reaksi dibedakan menjadi 2 (dua) cara penyetaraan
berdasarkan kondisi (suasana) reaksi , yaitu Suasana Asam, dan Suasana
Basa.
a. Penyetaraan dalam suasana asam :
Penyetaraan dalam kondisi ini dapat dilakukan dengan tahapan :
1) Tuliskan reaksi redoks dalam bentuk persamaan reaksi ion. Jika reaksi
masih dalam bentuk molekuler, maka senyawa-senyawa dalam reaksi
harus diionkan terlebih dahulu, dan yang tertulis dalam persamaan reaksi
hanya ion-ion yang unsurnya mengalami perubahan bilok, dengan
catatan Molekul Unsur dan senyawa Oksida tidak perlu diionkan
2) Setarakan jumlah unsur yang biloknya berubah disisi kiri dan kanan reaksi
3) Bagi reaksi menjadi 2 (dua) bagian setengah reaksi. Penyetaraan dilakukan
per-bagian.
4) Perhatikan jumlah unsur O di kedua sisi reaksi. Jika jumlahnya berbeda,
samakan dengan menambahkan H2O pada sisi reaksi yang kekurangan
sebanyak kekurangan unsur O, dan pada sisi yang lain tambahkan ion H+
sebanyak atom H akibat penambahan H2O.
5) Hitung muatan total pada kedua sisi reaksi. Setarakan muatan dengan
menambahkan elektron ( e –
) pada sisi reaksi yang muatan totalnya lebih
besar sebanyak selisih muatan antara kedua sisi.
Lakukan Proses yang sama untuk setengah reaksi yang lain.
6) Perhatikan jumlah elektron pada kedua bagian setengah reaksi. Jika tidak
sama, samakan jumlah elektron dengan mengali setengah reaksi
dengan bilangan tertentu atau dengan perkalian silang.
7) Jumlahkan kedua bagian setengah reaksi. Jika pada kedua sisi reaksi
terdapat zat yang sama, kalau jumlahnya sama maka keduanya
dihilangkan. Dan jika jumlahnya Berbeda, maka zat yang jumlahnya lebih
sedikit dihilangkan dengan mengurangi jumlah zat yang lebih banyak.
CONTOH :
Cu(s) + HNO3 (aq) → Cu(NO3)2 (aq) + NO(g) + H2O (l)
Cu + H+
NO3
– → Cu2+
2 NO3
–
+ NO + H2O
+ → +
I. Cu → Cu2+
II. NO3
– → NO
+ 2 e –
+ 2 H2O+ 4 H+
+ 3 e –
I. Cu → Cu2+
+ 2 e –
II. NO3
– → NO + 2 H2O+ 4 H+
+ 3 e –
x 3
x 2
Pada kedua bagian setengah reaksi terdapat perbedaan jumlah elektron.
Sehingga menjadi :
I. 3 Cu → 3 Cu2+
+ 6 e –
II. 2 NO3
– → 2 NO + 4 H2O+ 8 H+
+ 6 e –
3 Cu + 6 NO3
–
+ 8 H +
→ 3 Cu 2+
+ 2 NO + 4 H2O

More Related Content

What's hot

Kc tuntas kimia 12 1 andywaluyo.wordpress.com
Kc tuntas kimia 12 1 andywaluyo.wordpress.comKc tuntas kimia 12 1 andywaluyo.wordpress.com
Kc tuntas kimia 12 1 andywaluyo.wordpress.comDedi Wahyudin
 
Sifat koligatif larutan (hamela sari)
Sifat koligatif larutan (hamela sari)Sifat koligatif larutan (hamela sari)
Sifat koligatif larutan (hamela sari)hamela_sari
 
Soal sifat koligatif
Soal sifat koligatifSoal sifat koligatif
Soal sifat koligatifYeni Purwati
 
Penurunan Tekanan Uap
Penurunan Tekanan UapPenurunan Tekanan Uap
Penurunan Tekanan UapMathbycarl
 
Sifat koligatif larutan
Sifat  koligatif larutanSifat  koligatif larutan
Sifat koligatif larutanyendri59
 
Instrument Soal sifat koligatif
Instrument Soal sifat koligatifInstrument Soal sifat koligatif
Instrument Soal sifat koligatifYeni Purwati
 
Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan
Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan
Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan AyubDovaRiady
 
Sifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutanSifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutanTiasTifany
 
Bab 1 sifat koligatif larutan
Bab 1  sifat koligatif larutanBab 1  sifat koligatif larutan
Bab 1 sifat koligatif larutan1habib
 
Kenaikan titik didih
Kenaikan titik didihKenaikan titik didih
Kenaikan titik didihrizaladhitya
 
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolitSifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolitEKO SUPRIYADI
 
Larutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan KonsentrasiLarutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan KonsentrasiIwan Setiawan
 
Kimia kelompok (8)
Kimia kelompok (8)Kimia kelompok (8)
Kimia kelompok (8)Tiwix Ajach
 
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)dasi anto
 
Kimia penurunan titik beku
Kimia  penurunan titik bekuKimia  penurunan titik beku
Kimia penurunan titik bekuJavier JRs
 
Termodinamika (3) d diagram_proses_perubahan_fase_zat_murni
Termodinamika (3) d diagram_proses_perubahan_fase_zat_murniTermodinamika (3) d diagram_proses_perubahan_fase_zat_murni
Termodinamika (3) d diagram_proses_perubahan_fase_zat_murnijayamartha
 

What's hot (20)

Kc tuntas kimia 12 1 andywaluyo.wordpress.com
Kc tuntas kimia 12 1 andywaluyo.wordpress.comKc tuntas kimia 12 1 andywaluyo.wordpress.com
Kc tuntas kimia 12 1 andywaluyo.wordpress.com
 
10 koligatif larutan
10 koligatif larutan10 koligatif larutan
10 koligatif larutan
 
Sifat koligatif larutan (hamela sari)
Sifat koligatif larutan (hamela sari)Sifat koligatif larutan (hamela sari)
Sifat koligatif larutan (hamela sari)
 
Soal sifat koligatif
Soal sifat koligatifSoal sifat koligatif
Soal sifat koligatif
 
Penurunan Tekanan Uap
Penurunan Tekanan UapPenurunan Tekanan Uap
Penurunan Tekanan Uap
 
Sifat koligatif larutan
Sifat  koligatif larutanSifat  koligatif larutan
Sifat koligatif larutan
 
Instrument Soal sifat koligatif
Instrument Soal sifat koligatifInstrument Soal sifat koligatif
Instrument Soal sifat koligatif
 
Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan
Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan
Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan
 
Sifat koligatif-larutan
Sifat koligatif-larutanSifat koligatif-larutan
Sifat koligatif-larutan
 
Sifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutanSifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutan
 
Bab 1 sifat koligatif larutan
Bab 1  sifat koligatif larutanBab 1  sifat koligatif larutan
Bab 1 sifat koligatif larutan
 
Kenaikan titik didih
Kenaikan titik didihKenaikan titik didih
Kenaikan titik didih
 
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolitSifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
 
Media ppt
Media pptMedia ppt
Media ppt
 
Larutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan KonsentrasiLarutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan Konsentrasi
 
Kimia kelompok (8)
Kimia kelompok (8)Kimia kelompok (8)
Kimia kelompok (8)
 
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)
 
Kimia penurunan titik beku
Kimia  penurunan titik bekuKimia  penurunan titik beku
Kimia penurunan titik beku
 
chemis
chemischemis
chemis
 
Termodinamika (3) d diagram_proses_perubahan_fase_zat_murni
Termodinamika (3) d diagram_proses_perubahan_fase_zat_murniTermodinamika (3) d diagram_proses_perubahan_fase_zat_murni
Termodinamika (3) d diagram_proses_perubahan_fase_zat_murni
 

Similar to Sifat koligatif

Termodinamika (3) b fase_-_fase_zat_murni
Termodinamika (3)  b fase_-_fase_zat_murniTermodinamika (3)  b fase_-_fase_zat_murni
Termodinamika (3) b fase_-_fase_zat_murnijayamartha
 
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolitSifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit21 Memento
 
Sifat Koligatif.ppt
Sifat Koligatif.pptSifat Koligatif.ppt
Sifat Koligatif.pptWidiaRahmi2
 
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).pptsifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).pptNanangWijaya9
 
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.pptsifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.pptEmiLiawati7
 
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.pptsifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.pptDewiSri20
 
Sifat koligatifelektrolitdannonelektrolit
Sifat koligatifelektrolitdannonelektrolitSifat koligatifelektrolitdannonelektrolit
Sifat koligatifelektrolitdannonelektrolitEko Supriyadi
 
sifat-koligatif1.ppt
sifat-koligatif1.pptsifat-koligatif1.ppt
sifat-koligatif1.pptViskaNofrita1
 
Percobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutanPercobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutanPT. SASA
 
LARUTAN ptt press.ppt
LARUTAN ptt press.pptLARUTAN ptt press.ppt
LARUTAN ptt press.pptBayuPermana43
 
kd_4_larutan-dan-koligatif.ppt
kd_4_larutan-dan-koligatif.pptkd_4_larutan-dan-koligatif.ppt
kd_4_larutan-dan-koligatif.pptSuhartiSuharti16
 

Similar to Sifat koligatif (20)

Termodinamika (3) b fase_-_fase_zat_murni
Termodinamika (3)  b fase_-_fase_zat_murniTermodinamika (3)  b fase_-_fase_zat_murni
Termodinamika (3) b fase_-_fase_zat_murni
 
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolitSifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
 
Sifat Koligatif.ppt
Sifat Koligatif.pptSifat Koligatif.ppt
Sifat Koligatif.ppt
 
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).pptsifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).ppt
 
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.pptsifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
 
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.pptsifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
 
Sifat Kologatif Larutan
Sifat Kologatif LarutanSifat Kologatif Larutan
Sifat Kologatif Larutan
 
Sifat koligatifelektrolitdannonelektrolit
Sifat koligatifelektrolitdannonelektrolitSifat koligatifelektrolitdannonelektrolit
Sifat koligatifelektrolitdannonelektrolit
 
kimia Fisik
kimia Fisikkimia Fisik
kimia Fisik
 
ppt.pptx
ppt.pptxppt.pptx
ppt.pptx
 
Sifat Koligatif
Sifat KoligatifSifat Koligatif
Sifat Koligatif
 
Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif LarutanSifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutan
 
sifat-koligatif1.ppt
sifat-koligatif1.pptsifat-koligatif1.ppt
sifat-koligatif1.ppt
 
LARUTAN & KONSENTRASI.ppt
LARUTAN & KONSENTRASI.pptLARUTAN & KONSENTRASI.ppt
LARUTAN & KONSENTRASI.ppt
 
5. larutan
5. larutan5. larutan
5. larutan
 
Percobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutanPercobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutan
 
9 larutan ideal
9 larutan ideal9 larutan ideal
9 larutan ideal
 
LARUTAN ptt press.ppt
LARUTAN ptt press.pptLARUTAN ptt press.ppt
LARUTAN ptt press.ppt
 
kd_4_larutan-dan-koligatif.ppt
kd_4_larutan-dan-koligatif.pptkd_4_larutan-dan-koligatif.ppt
kd_4_larutan-dan-koligatif.ppt
 
Rangkuman sifat koligatif
Rangkuman sifat koligatifRangkuman sifat koligatif
Rangkuman sifat koligatif
 

Sifat koligatif

  • 2. STANDAR KOMPETENSI . 1. Siswa dapat menjelaskan pengaruh zat terlarut yang sukar menguap terhadap tekanan uap pelarut 2. Siswa dapat menghitung Tekanan uap suatu larutan berdasarkan data percobaan
  • 3. SIFAT KOLIGATIF adalah Sifat zat yang hanya dipengaruhi oleh jumlah partikel zat terlarut dalam larutan Sifat Koligatif Larutan terdiri dari 4 (empat) macam : 3. Penurunan Titik Beku ( ∆Tf )3. Penurunan Titik Beku ( ∆Tf ) 4. Tekanan Osmotik ( π )4. Tekanan Osmotik ( π ) 1. Penurunan Tekanan Uap (∆P)1. Penurunan Tekanan Uap (∆P) 2. Kenaikan Titik Didih (∆Tb)
  • 4. PENURUNAN TEKANAN UAP (PENURUNAN TEKANAN UAP ( ∆∆P )P ) Semua cairan memiliki kecenderungan untuk menguap, sehingga semua cairan akan memiliki tekanan uap Tekanan uap adalah kecenderungan dari suatu molekul cairan untuk meninggalkan lingkungan cairannya Molekul – Molekul Cairan murni
  • 5. Dalam suatu keadaan tertentu, pada suatu cairan akan terbentuk suatu sistem kesetimbangan antara cairan dan uapnya. Besarnya kemampuan molekul cairan untuk meninggalkan molekul cairannya pada keadaan ini disebut Tekanan Uap Jenuh Pelarut Murni (P0 )
  • 6. Jika ke dalam suatu pelarut murni dimasukkan suatu zat terlarut yang sukar menguap, maka proses pergerakan molekul-molekul cairan untuk meninggalkan lingkungan cairannya menjadi terhalang sehingga banyaknya molekul- molekul cairan yang menguap akan berkurang. Akibatnya tekanan uap larutan lebih rendah dari tekanan uap pelarut murni. Karena itu dikatakan terjadi penurunan tekanan uap. Simbol Penurunan Tekanan Uap Larutan adalah ∆P Partikel zat terlarut Partikel pelarut Jumlah partikel pelarut yang menguap sedikit
  • 7. Semakin banyak partikel zat terlarut dalam suatu pelarut, maka Penurunan Tekanan Uap Jenuh larutan ( ∆P ) dari tekanan uap pelarut murninya akan semakin besar dan Tekanan uap jenuh larutan ( P ) akan semakin kecil. Yang berarti pula bahwa ; Tekanan uap jenuh pelarut murni ( Po ) akan selalu lebih besar dari Tekanan uap jenuh larutannya ( P )
  • 8. Hubungan antara jumlah partikel zat terlarut dengan besar penurunan tekanan uap yang diakibatkannya dinyatakan dengan Hukum Raoult “ Besar Penurunan Tekanan Uap jenuh suatu larutan berbanding lurus dengan Tekanan uap Jenuh pelarut murni dan fraksi mol zat terlarutnya “. Dirumuskan : ∆P = P0 . Xterlarut ∆P = Penurunan Tekanan uap jenuh larutan. P0 = Tekanan uap jenuh pelarut murni Xterlarut = Fraksi mol zat terlarut
  • 9. Persamaan Roult ini hanya berlaku pada larutan nonelektrolit. Untuk Larutan elektrolit, persamaan Raoult harus dikalikan lagi dengan Faktor Van’t Hoff ( i ) Dimana ; i = 1 + (n – 1)α n = jumlah ion α = derajat ionisasi Sehingga Untuk larutan elektrolit berlaku persamaan : ∆P = P0 . Xterlarut . i Hal ini didasari fakta bahwa, pada jumlah mol yang sama, larutan elektrolit selalu memiliki jumlah partikel yang lebih banyak dibanding larutan nonelektrolit
  • 10. Besarnya Penurunan Tekanan Uap Larutan (Δ P ) merupakan selisih dari Nilai Tekanan uap Jenuh Pelarut murni (P0 ) dan Tekanan uap jenuh larutan (P), atau : ΔP = P0 - P Dari uraian sebelumnya, diketahui bahwa : ∆P = P0 . Xterlarut , sehingga persamaan di atas dapat dituliskan sebagai berikut : P = P0 - P0 . Xterlarut atau P = P0 ( 1 – Xterlarut ) Karena ; 1 - Xterlarut = Xpelarut , maka persamaan dapat dituliskan sebagai berikut : P = P0 . X pelarut
  • 11. Contoh Soal 1 : 1. Suatu larutan dibuat dengan melarutkan 1,2 gram urea (Mr = 60 ) ke dalam 360 gram air. Jika tekanan uap jenuh air murni pada keadaan tersebut 20,02 cmHg. Besar penurunan tekanan uap yang dialami larutan tersebut adalah …. A. 0,2 B. 0,1 C. 0,02 D. 0,01 2. Larutan 18 gram suatu zat non elektrolit dalam 90 gram air diketahui memiliki tekanan uap jenuh sebesar 25 mmHg. Jika pada keadaan ini, tekanan uap jenuh air sebesar 25,5 mmHg, Massa molekul relatif zat tersebut adalah …. A. 342 B. 180 C. 90 D. 60 3. Suatu larutan dibuat dengan melarutkan 3 gram asam asetat, CH3COOH (Mr = 60) dilarutkan ke dalam 180 gram air. Pada keadaan ini, tekanan uap jenuh air murni sebesar 20,1 mmHg. Jika dalam air asam asetat terionisasi 60%, maka larutan ini akan memiliki tekanan uap jenuh sebesar ….(mmHg) A. 19,94 B. 20,00 C. 20,10 D. 21,00 Kembali
  • 12. KENAIKAN TITIK DIDIH LARUTANKENAIKAN TITIK DIDIH LARUTAN (( ∆∆Tb )Tb ) Apakah Pengertian “ Mendidih “ ? Suatu cairan yang ditempatkan pada suatu sistem terbuka, akan dipengaruhi oleh 2 (dua) buah tekanan, yaitu : - Tekanan yang berasal dari sistem cairan itu sendiri (tekanan uap) - Tekanan yang berasal dari luar sistem (tekanan udara luar) Jika Tekanan udara di luar sistem lebih besar dari tekanan udara dalam sistem, maka proses terlepasnya molekul-molekul cairan dari lingkungan cairannya akan terhalang oleh partikel-partikel udara dari luar sistem.
  • 13. TEKANAN UDARA LUAR TEKANAN UDARA LUAR > TEKANAN UAP CAIRAN
  • 14. TEKANAN UDARA LUAR Jika ke dalam sistem cairan ditambahkan kalor/energi, maka tekanan uap sistem akan meningkat, hingga suatu saat akan melewati nilai tekanan udara pada lingkungannya. Suatu keadaan dimana tekanan uap sistem lebih besar dari tekanan uap lingkungan, itulah yang disebut MENDIDIH Dan suhu dimana nilai P sistem tepat > nilai P lingkungan disebut TITIK DIDIH
  • 15. Anda Ingin Memasak sayur : Cara I : Cara II : MANAKAH YANG PALING CEPAT MATANG ??
  • 16. Adanya Partikel zat terlarut dalam suatu pelarut, menyebabkan terhalanginya proses pergerakan molekul cairan menuju permukaan atau meninggalkan lingkungan cairannya. Sehingga pada proses pemanasan cairan, ketika suhu sistem sama dengan suhu didih normal pelarutnya, larutan belum akan mendidih, dan dibutuhkan suhu yang lebih tinggi lagi untuk memulai proses pendidihan. Semakin banyak partikel zat terlarut yang terlarut dalam pelarut, maka Kenaikan titik didih larutan (∆Tb) akan semakin besar, yang berakibat, Titik didih Larutan (TbLarutan) akan semakin tinggi. Hubungan antara banyaknya partikel zat terlarut dengan Nilai kenaikan titik didih larutan dinyatakan dengan persamaan : ∆Tb = Kb x m ( Untuk larutan nonelektrolit ) Untuk larutan elektrolit, berlaku persamaan : ∆Tb = Kb x m x i Titik Didih Larutan (TbLarutan) = TbPelarut murni + ∆Tb
  • 17. ∆Tb = Kenaikan titik didih larutan ( 0 C ) Kb = Tetapan kenaikan titik didih molal larutan ( 0 C/molal) m = molalitas larutan i = faktor Van’t Hoff ( 1 + ( n – 1 ) α ) Tetapan Kenaikan Titik Didih molal ( Kb ) menunjukkan besarnya kenaikan titik didih yang terjadi setiap 1 molal larutan. Misalnya : kenaikan titik didih molal air adalah 0,52 0 C/m. Hal ini berarti bahwa air akan mengalami kenaikan titik didih sebesar 0,52 0 C untuk setiap 1 molal larutannya.
  • 18. 2. Besar kenaikan titik didih dari larutan C6H12O6 36 % adalah …. ( Mr C6H12O6 = 180 , Kb air = 0,52 0 C/m ) A. 1,625 B. 1,650 C. 0,825 D. 0,412 1. Suatu larutan dibuat dengan melarutkan 1,8 gliserol ( Mr = 90) ke dalam 200 gram etanol. Jika titik didih etanol murni = 78 0 C, dan kenaikan titik didih molal etanol ; 0,6 0 C/m. Pada suhu berapakah larutan tersebut akan mendidih ? A. 78,02 B. 78,04 C. 78,06 D. 78,10 Contoh Soal 2 : MBULI 3. Untuk mendapatkan larutan yang mendidih 101,04 0 C , banyaknya NaCl ( Mr = 58,5 ) yang harus dilarutkan ke dalam 500 gram air adalah …. ( Kb air = 0,52 0 C/m) A. 14,625 gr B. 29,25 gr C. 58,5 gr D. 117 gr 4. Agar diperoleh larutan yang titik didihnya sama dengan larutan 12 gram urea (Mr = 60) dalam 250 gram air. Banyaknya glukosa (Mr = 180) yang harus dilarutkan ke dalam 500 gram air adalah …. (Kb air = 0,52 0 C/m) A. 18 gram B. 36 gram C. 45 gram D. 72 gram
  • 19. PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN ( ∆TF ) Air dapat berada dalam 3 (tiga) fase zat, yaitu fase cair, gas dan padat. Apakah Perbedaan yang terdapat pada ketiga fase air tersebut ? Kondisi yang membedakan antara fase padat, cair, dan gas pada suatu cairan adalah jarak antara partikel (molekul – molekul) cairan. Pada fase gas, molekul – molekul zat berada pada jarak yang sangat renggang. Dan pada keadaan cair, molekul-molekul zat berada pada jarak yang relatif lebih rapat dibandingkan dengan keadaan gas (uap).
  • 20. PROSES PEMBEKUAN CAIRAN MURNI Proses pembekuan suatu cairan terjadi jika molekul- molekul cairan berada pada jarak yang sangat rapat. Kondisi ini dapat dicapai jika energi kinetik molekul diperkecil dengan cara menurunkan suhu. Pada jarak yang cukup dekat, antara molekul-molekul cairan akan terbentuk ikatan antar molekul dan cairan akan memadat.
  • 21. Kecilnya nilai energi Kinetik menyebabkan gaya ikat antar molekul semakin besar
  • 22. Adanya partikel zat terlarut dalam suatu pelarut, menyebabkan terhambatnya proses pembekuan suatu cairan, sehingga agar proses pembekuan dapat terjadi pada kondisi ini, dibutuhkan suhu yang lebih rendah lagi dari suhu pembekuan (titik beku) pelarut murninya (terjadi penurunan titik beku, ∆TF) Semakin Banyak partikel zat terlarut dalam suatu pelarut, maka penurunan titik beku (∆TF) yang diakibatkan akan semakin besar, dan titik beku larutan (TfLarutan) akan semakin rendah.
  • 23. Hubungan antara banyaknya partikel zat terlarut dengan Nilai Penurunan titik beku larutan dinyatakan dengan persamaan : ∆Tf = Kf x m ( Untuk larutan nonelektrolit ) Untuk larutan elektrolit, berlaku persamaan : ∆Tf = Kf x m x i Titik Beku Larutan (TfLarutan) = TfPelarut murni - ∆Tf ∆Tf = Penurunan titik beku larutan ( 0 C ) Kf = Tetapan Penurunan titik beku molal larutan ( 0 C/molal) m = molalitas larutan i = faktor Van’t Hoff ( 1 + ( n – 1 ) α )
  • 24. CONTOH SOAL 3 1. Penurunan titik beku molal benzena diketahui = 0,4 0 C/molal, dan benzena murni membeku pada suhu - 4,2 0 C. Jika ke dalam 200 gram benzena dilarutkan 3,6 gram gliserol (Mr = 90), larutan tersebut akan membeku pada suhu .... ( 0 C ) A. – 4,28 B. – 4,24 C. – 4,22 D. – 4,20 2. Agar diperoleh larutan yang membeku pada suhu – 0,25 0 C, banyaknya K2SO4 yang harus dilarutkan ke dalam 500 gram air. Jika pada keadaan ini, nilai tetapan penurunan titik beku molal air sebesar 1,86 0 C /molal. Adalah ..... gram (Ar K = 39, S = 32 O = 16 ) A. 1,86 B. 3,89 C. 11,69 D. 17,40 3. Larutan 1,5 gram suatu zat nonelektrolit dalam 250 gram air, membeku 0,186 0 C di bawah titik beku air murni. Jika Kf air = 1,86 0 C/molal. Maka Massa molekul relatif zat tersebut adalah …. A. 342 B. 180 C. 90 D. 60 4. Suatu larutan glukosa (dalam air ) membeku pada suhu – 3,6 0 C. Jika Kf air = 1,8 0C/m , Kb air = 0,5 0 C/m. larutan tersebut akan mendidih pada suhu …. ( 0 C ) ( Mr . Glukosa = 180 ) A. 100,1 B. 100,5 C. 101 D. 101,8
  • 25. Hubungan antara Penurunan Tekanan Uap (∆P), Kenaikan Titik Didih (∆Tb) dan Penurunan Titik Beku Larutan (∆Tf) dapat dinyatakan dalam Diagram Tekanan versus Suhu ( Diagram PT ).
  • 26. P T A B C E G I J PADAT CAIR GAS F – I : garis beku pelarut Ttk F : Titik beku Pelarut I – G : garis didih pelarut Ttk G : Titik didih pelarut F H D Ttk I : Titik Tripel menunjukkan kesetimbangan fasa : padat – cair - gas Titik ini juga menunjukkan nilai tekanan uap pelarut murni Jika ke dalam pelarut dimasukkan suatu zat terlarut, maka akan terjadi penurunan tekanan uap dari I ke J. Titik beku akan bergeser dari F ke E (dengan nilai A) dan titik didih akan bergeser dari G ke H (dengan nilai D). E – J : Garis beku larutan Ttk E : Titik beku Larutan J – H : Garis didih larutan Ttk H : Titik didih larutan Dari diagram ini, dapat disimpulkan bahwa adanya Penurunan tekanan uap (∆P), menyebabkan terjadinya penurunan titik beku (∆Tf) dan kenaikan titik didih (∆Tb) DIAGRAM P T
  • 27. TEKANAN OSMOTIK LARUTANTEKANAN OSMOTIK LARUTANTEKANAN OSMOTIK LARUTANTEKANAN OSMOTIK LARUTAN Ikan asin diawetkan dengan menggunakan garam. Mengapa garam dapat mengawetkan ikan ? Benarkah pandangan yang menyatakan bahwa agar tanaman tumbuh subur dan berbuah lebat, tanaman tersebut harus diberikan pupuk sebanyak-banyaknya ? Osmosis adalah proses perpindahan molekul cairan (pelarut) dari larutan yang konsentrasinya rendah ke larutan yang konsentrasinya lebih tinggi melalui membran semi permeabel.
  • 28. Tekanan Osmotik ( π ) adalah Tekanan yang dibutuhkan untuk mencegah terjadinya proses osmosis
  • 29. Hubungan antara jumlah partikel dengan besar tekanan osmotik suatu larutan dinyatakan melalui persamaan : Tekanan Osmotik ( π ) = M . R . T a. Untuk Larutan Non elektrolit b. Untuk Larutan elektrolit Tekanan Osmotik ( π ) = M . R . T . i Dimana : π = Tekanan Osmotik Larutan ( atm) M = Molaritas Larutan ( mol/ liter ) R = Tetapan gas umum, ( 0,082 liter atm/mol K ) T = Suhu, Kelvin (K) i = Faktor Van’t Hoff
  • 30. Jika 2 (dua) larutan ( misalnya larutan A dan larutan B ) dibandingkan berdasarkan nilai tekanan osmotiknya masing- masing, maka akan diperoleh 3 (tiga) keadaan : 1. Larutan A Hipertonik terhadap larutan B Keadaan ini diperoleh jika tekanan osmotik larutan A lebih tinggi daripada tekanan osmotik larutan B π A > π B 2. Larutan A Isotonik terhadap larutan B Keadaan ini diperoleh jika tekanan osmotik larutan A sama dengan tekanan osmotik larutan B π A = π B 3. Larutan A Hipotonik terhadap larutan B Keadaan ini diperoleh jika tekanan osmotik larutan A lebih rendah daripada tekanan osmotik larutan B π A < π B
  • 31. SOAL 4 1. Suatu larutan dibuat dengan melarutkan 3,2 gram gliserin (Mr = 80) ke dalam air hingga volume larutan menjadi 200 mL pada suhu 25 0 C. Berapakah tekanan osmotik yang diakibatkan oleh larutan tersebut ? 2. Berapa gram MgCl2 ( Ar Mg = 24, Cl = 35,5 ) yang harus terlarut dalam 500 mL larutannya pada suhu 30 0 C agar diperoleh larutan dengan tekanan osmotik sebesar 6,2 atm ? 3. Agar diperoleh larutan yang isotonik terhadap larutan 6 gram urea (Mr = 60) yang bervolume 500 mL, berapa gram sukrosa, C12H22O11 (Mr = 342) yang harus terlarut dalam 100 mL larutannya pada suhu 27 0 C. 4. Dalam 250 mL suatu larutan terlarut 11,7 gram NaCl (Mr = 58,5) dan 18 gram glukosa (Mr = 180). Tentukan tekanan osmotik larutan tersebut pada suhu 27 0 C. [ 4,88 atm ] [ 3,95 gr ] [ 6,84 gr ] [ 49,2 atm ]
  • 32. REAKSI REDOKS DAN SEL ELEKTROKIMIA PENYETARAAN PERSAMAAN REAKSI REDOKS Persamaan reaksi redoks dapat disetarakan dengan 2 metode penyetaraan : 1. Metode Setengah Reaksi ( metode Ion – Elektron ) 2. Metode Bilangan Oksidasi I. Metode Setengah Reaksi ( Ion Elektron ) Metode Setengah reaksi dibedakan menjadi 2 (dua) cara penyetaraan berdasarkan kondisi (suasana) reaksi , yaitu Suasana Asam, dan Suasana Basa. a. Penyetaraan dalam suasana asam : Penyetaraan dalam kondisi ini dapat dilakukan dengan tahapan : 1) Tuliskan reaksi redoks dalam bentuk persamaan reaksi ion. Jika reaksi masih dalam bentuk molekuler, maka senyawa-senyawa dalam reaksi harus diionkan terlebih dahulu, dan yang tertulis dalam persamaan reaksi hanya ion-ion yang unsurnya mengalami perubahan bilok, dengan catatan Molekul Unsur dan senyawa Oksida tidak perlu diionkan
  • 33. 2) Setarakan jumlah unsur yang biloknya berubah disisi kiri dan kanan reaksi 3) Bagi reaksi menjadi 2 (dua) bagian setengah reaksi. Penyetaraan dilakukan per-bagian. 4) Perhatikan jumlah unsur O di kedua sisi reaksi. Jika jumlahnya berbeda, samakan dengan menambahkan H2O pada sisi reaksi yang kekurangan sebanyak kekurangan unsur O, dan pada sisi yang lain tambahkan ion H+ sebanyak atom H akibat penambahan H2O. 5) Hitung muatan total pada kedua sisi reaksi. Setarakan muatan dengan menambahkan elektron ( e – ) pada sisi reaksi yang muatan totalnya lebih besar sebanyak selisih muatan antara kedua sisi. Lakukan Proses yang sama untuk setengah reaksi yang lain. 6) Perhatikan jumlah elektron pada kedua bagian setengah reaksi. Jika tidak sama, samakan jumlah elektron dengan mengali setengah reaksi dengan bilangan tertentu atau dengan perkalian silang. 7) Jumlahkan kedua bagian setengah reaksi. Jika pada kedua sisi reaksi terdapat zat yang sama, kalau jumlahnya sama maka keduanya dihilangkan. Dan jika jumlahnya Berbeda, maka zat yang jumlahnya lebih sedikit dihilangkan dengan mengurangi jumlah zat yang lebih banyak.
  • 34. CONTOH : Cu(s) + HNO3 (aq) → Cu(NO3)2 (aq) + NO(g) + H2O (l) Cu + H+ NO3 – → Cu2+ 2 NO3 – + NO + H2O + → + I. Cu → Cu2+ II. NO3 – → NO + 2 e – + 2 H2O+ 4 H+ + 3 e – I. Cu → Cu2+ + 2 e – II. NO3 – → NO + 2 H2O+ 4 H+ + 3 e – x 3 x 2 Pada kedua bagian setengah reaksi terdapat perbedaan jumlah elektron. Sehingga menjadi : I. 3 Cu → 3 Cu2+ + 6 e – II. 2 NO3 – → 2 NO + 4 H2O+ 8 H+ + 6 e – 3 Cu + 6 NO3 – + 8 H + → 3 Cu 2+ + 2 NO + 4 H2O