ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS RASIO CAMEL BANK BCA DAN MANDIRI
1. ANALISIS RASIO CAMEL
BANK BCA DAN MANDIRI TAHUN 2013-2015
Nama Kelompok :
Dayana Florencia 14.D1.0010
Elasa Duma N. 14.D1.0133
Bella Christina P. 14.D1.0135
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
2017
2. PENDAHULUAN
1. Profil singkat PT Bank Central Asia Tbk.
Berdiri sejak 1957, BCA tumbuh menjadi salah satu bank terbesar di
Indonesia. Selama hampir 60 tahun menawarkan beragam solusi perbankan yang
menjawab kebutuhan finansial nasabah dari berbagai kalangan.
Melalui beragam produk dan layanan yang berkualitas dan tepat sasaran,
solusi finansial BCA mendukung perencanaan keuangan pribadi dan perkembangan
nasabah bisnis. Didukung oleh kekuatan jaringan antar cabang, luasnya jaringan
ATM, serta jaringan perbankan elektronik lainnya, siapa saja dapat menikmati
kemudahan dan kenyamanan bertransaksi yang ditawarkan BCA.
Sesuai dengan komitmen “Senantiasa di Sisi Anda”, BCA akan terus berupaya
menjaga kepercayaan dan harapan nasabah serta para pemangku kepentingan.
Memenangkan kepercayaan untuk memberikan solusi terbaik bagi kebutuhan
finansial para nasabah adalah suatu kehormatan dan kebanggaan bagi BCA.
2. Profil singkat PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program
restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan
Juli 1999, empat bank pemerintah yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara,
Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia dilebur menjadi
Bank Mandiri, dimana masing-masing bank tersebut memiliki peran yang tak
terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Sampai dengan hari ini,
Bank Mandiri meneruskan tradisi selama lebih dari 140 tahun memberikan kontribusi
dalam dunia perbankan dan perekonomian Indonesia.
3. PEMBAHASAN
Penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan dengan cara mengkualifikasikan beberapa
komponen dari masing-masing faktor yaitu komponen Capital (Permodalan), Assets (Aktiva),
Management (Manajemen), Earning (Rentabilitas), Liquidity (Likuiditas) atau disingkat
dengan istilah CAMEL.
1. Capital (Permodalan)
Penilaian menggunakan Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kinerja bank
untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva
mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. CAR
merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya
sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang
beresiko. Besarnya CAR suatu bank dapat dihitung menggunakan rumus :
Tabel 1.1 - Kriteria Penilaian Kesehatan Bank Berdasarkan CAR
Tabel 1.2 - Penilaian CAR Bank BCA Tbk 2013-2015
Peringkat Kriteria Predikat
1 CAR ≥ 12% Sangat sehat
2 9% ≤ CAR < 12% Sehat
3 8% ≤ CAR <9% Cukup sehat
4 6% ≤ CAR < 8% Kurang sehat
5 CAR < 6% Tidak Sehat
4. Tahun CAR Predikat
2013 15,70% Sangat sehat
2014 16,90% Sangat sehat
2015 18,70% Sangat sehat
Tabel 1.3 - Penilaian CAR Bank Mandiri Tbk 2013-2015
Tahun CAR Predikat
2013 14,76% Sangat sehat
2014 16,13% Sangat sehat
2015 17,99% Sangat sehat
Analisa :
Berdasarkan data diatas Bank BCA memiliki rasio yang lebih besar dibanding Bank
Mandiri. Hal ini berarti Bank BCA lebih mampu menanggung risiko dari setiap kredit
/ aktiva produktif yang berisiko dibanding Bank Mandiri. Namun secara keseluruhan
kinerja kedua bank ini tergolong SANGAT SEHAT di permodalannya karena setiap
tahunnya ada pertambahan baik Bank BCA maupun Bank Mandiri.
2. Assets (Aktiva)
Penilaian menggunakan Non-Performing Loan (NPL) adalah rasio kinerja bank untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang
diberikan oleh bank. NPL mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin
kecil pula risiko kredit yang ditanggung bank. Bank dengan NPL yang tinggi akan
memperbesar biaya baik pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya,
sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. Rumus perhitungan NPL adalah :
Tabel 2.1 - Kriteria Penilaian Kesehatan Bank Berdasarkan Rasio NPL
Peringkat Kriteria Nilai
1 NPL < 2% Sangat sehat
5. 2 2% < NPL ≤ 5% Sehat
3 5% < NPL ≤ 8% Cukup sehat
4 8% < NPL ≤ 12% Kurang sehat
5 NPL > 12% Tidak sehat
Tabel 2.2 - Penilaian NPL Bank BCA Tbk 2013-2015
Tahun NPL Predikat
2013 0,40% Sangat sehat
2014 0,60% Sangat sehat
2015 0,70% Sangat sehat
Tabel 2.3 - Penilaian NPL Bank Mandiri Tbk 2013-2015
Tahun NPL Predikat
2013 1,90% Sangat sehat
2014 2,15% Sehat
2015 2,60% Sehat
Analisa :
Berdasarkan data diatas Bank BCA memiliki kinerja yang lebih baik dibanding Bank
Mandiri dalam mengelola risiko kredit. Semakin besar rasio NPL suatu bank maka
lebih berpotensi mengalami kerugian. Walaupun Bank Mandiri memiliki rasio yang
lebih besar dari Bank BCA, namun keduanya masih tergolong SEHAT.
3. Management (Manajemen)
Penilaian terhadap faktor manajemen adalah menggunakan rasio Net Profit Margin
(NPM). NPM digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba
bersih ditinjau dari sudut pendapatan operasionalnya. Semakin tinggi NPM, semakin
baik operasi suatu perusahaan. Besarnya rasio NPM dapat dihitung menggunakan
rumus :
6. Tabel 3.1 - Kriteria Penilaian Kesehatan Bank Berdasarkan Rasio NPM
Peringkat Kriteria Predikat
1 NPM ≥ 8% Sehat
2 7,99 ≤ NPM < 8% Cukup sehat
3 6,5 ≤ NPM < 7,99% Kurang sehat
4 ≤ 6,5% Tidak sehat
Tabel 3.2 - Penilaian NPM Bank BCA Tbk 2013-2015
Tahun NPM Predikat
2013 42,27% Sehat
2014 40,22% Sehat
2015 37,67% Sehat
Tabel 3.3 – Penilaian NPM Bank Mandiri Tbk 2013-2015
Tahun NPM Predikat
2013 26,39% Sehat
2014 23,83% Sehat
2015 21,26% Sehat
Analisa :
Berdasarkan data diatas Bank BCA memiliki rasio NPM yang lebih besar dibanding
Bank Mandiri. Hal ini berarti kinerja Bank BCA lebih produktif dan manajemen bank
berjalan dengan efisien. Namun secara keseluruhan baik Bank BCA maupun Bank
Mandiri tergolong SEHAT.
4. Earning (Rentabilitas)
a. ROA
7. ROA (Return on Assets) merupakan salah satu bentuk dari rasio profatibilitas
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan
menggunakan total aktiva yang ada dan setelah biaya-biaya modal (biaya yang
digunakan mendanai aktiva). ROA digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan dari total aktiva
yang dimiliki. Rumus :
Tabel 4.1 - Kriteria Penilaian Kesehatan Bank Berdasarkan Rasio ROA
Peringkat Kriteria Predikat
1 ROA > 1,5% Sangat sehat
2 1,25% < ROA ≤ 1,5% Sehat
3 0,5% < ROA ≤ 1,25% Cukup sehat
4 0% < ROA ≤ 0,5% Kurang sehat
5 ROA ≤ 0% Tidak sehat
Tabel 4.2 - Penilaian ROA Bank BCA Tbk 2013-2015
Tahun ROA Predikat
2013 3,80% Sangat sehat
2014 3,90% Sangat sehat
2015 3,80% Sangat sehat
Tabel 4.3 - Penilaian ROA Bank Mandiri Tbk 2013-2015
Tahun ROA Predikat
2013 3,54% Sangat sehat
2014 3,39% Sangat sehat
2015 2,99% Sangat sehat
Analisa :
Menurut data diatas Bank BCA lebih baik karena rasionya lebih besar dan ada
peningkatan di tahun 2014 namun di tahun 2015 menurun. Lebih baik karena Bank
8. Mandiri yang menjadi pembandingnya tiap tahunnya malah mengalami penurunan
rasio ROA. Sehingga dapat disimpulkan bank BCA mempunyai kemampuan untuk
manajemen bank mengelola keseluruhan asetnya dalam memperoleh laba.
9. b. ROE
Return on equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukut tingkat pengembalian
atas ekuitas pemilik perusahaan. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan laba
bersih bank yang semakin meningkat, yang berakibat pada meningkatnya harga
saham bank. Rumus :
Tabel 4.4 - Kriteria Penilaian Kesehatan Bank Berdasarkan Rasio ROE
Peringkat Kriteria Predikat
1 ROE > 15% Sangat sehat
2 12,5% < ROE ≤ 15% Sehat
3 5% < ROE ≤ 12,5% Cukup sehat
4 0% < ROE ≤ 5% Kurang sehat
5 ROE ≤ 0% Tidak sehat
Tabel 4.5 - Penilaian ROE Bank BCA Tbk 2013-2015
Tahun ROE Predikat
2013 28,20% Sangat sehat
2014 25,50% Sangat sehat
2015 21,90% Sangat sehat
Tabel 4.6 - Penilaian ROE Bank Mandiri Tbk 2013-2015
Tahun ROE Predikat
2013 22,23% Sangat sehat
2014 20,95% Sangat sehat
2015 18,33% Sangat sehat
Analisa :
Berdasarkan data diatas, Bank BCA lebih baik dibanding Bank Mandiri. Meskipun
sama-sama mengalami penurunan tiap tahunnya, namun Bank BCA memiliki rasio
yang lebih tinggi dibanding Bank Mandiri. Hal ini berarti Bank BCA lebih efisien
dalam menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba.
10. c. BOPO
Rasio BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) digunakan
untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan
kegiatan operasinya. Maka apabila rasio ini semakin meningkat mencerminkan
kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya operasionalnya yang dapat
menimbulkan kerugian karena bank kurang efisien dalam mengelola usahanya.
Rumus :
Tabel 4.7 - Kriteria Penilaian Kesehatan Bank Berdasarkan Rasio BOPO
Peringkat Kriteria Predikat
1 BOPO ≤ 94% Sangat sehat
2 94% < BOPO ≤ 95% Sehat
3 95% < BOPO ≤ 96% Cukup sehat
4 96 < BOPO ≤ 97% Kurang sehat
5 BOPO > 97% Tidak sehat
Tabel 4.8 - Penilaian BOPO Bank BCA Tbk 2013-2015
Tahun BOPO Predikat
2013 61,50% Sangat sehat
2014 62,40% Sangat sehat
2015 63,20% Sangat sehat
Tabel 4.9 - Penilaian BOPO Bank Mandiri Tbk 2013-2015
Tahun BOPO Predikat
2013 67,66% Sangat sehat
2014 70,02% Sangat sehat
2015 74,28% Sangat sehat
Analisa :
11. Dari data diatas Bank BCA lebih baik daripada Bank Mandiri karena memiliki rasio
yang lebih kecil. Semakin besar rasio BOPO mencerminkan kurangnya kemampuan
bank dalam menekan biaya operasionalnya sehingga dapat menimbulkan kerugian.
Namun secara keseluruhan kedua bank tersebut masih tergolong SANGAT SEHAT.
5. Liquidity (Likuiditas)
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor likuiditas bank dilakukan
melalui penilaian terhadap komponen Loan to Deposit Ratio (LDR). Semakin tinggi
rasio ini, berarti semakin rendah kemampuan likuiditas bank tersebut, dan semakin
rendah pula tingkat kesehatan bank, sehingga peluang suatu bank dalam kondisi
bermasalah akan semakin besar. Rumus LDR adalah :
Tabel 5.1 - Kriteria Penilaian Kesehatan Bank Berdasarkan LDR
Peringkat Kriteria Predikat
1 LDR ≤ 75% Sangat sehat
2 75% < LDR ≤ 85% Sehat
3 85% < LDR ≤ 100% Cukup sehat
4 100% < LDR ≤ 120% Kurang sehat
5 LDR > 120% Tidak sehat
Tabel 5.2 - Penilaian LDR Bank BCA Tbk 2013-2015
Tahun LDR Predikat
2013 75,40% Sehat
2014 76,80% Sehat
2015 81,10% Sehat
Tabel 5.3 - Penilaian LDR Bank Mandiri Tbk 2013-2015
12. Tahun LDR Predikat
2013 84,46% Sehat
2014 82,86% Sehat
2015 87,68% Cukup sehat
Analisa :
Berdasarkan data diatas, Bank BCA memiliki kinerja yang lebih baik dibanding Bank
Mandiri. Bank BCA memiliki rasio LDR lebih rendah berarti penyaluran bank dalam
bentuk kredit dikelola dengan baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Bank BCA
lebih likuid dibanding Bank Mandiri.
6. Market Value (Nilai Pasar)
Price to Book Value (PBV) merupakan rasio antara harga pasar saham terhadap Nilai
bukunya. Rasio ini menunjukkan seberapa jauh sebuah perusahaan mampu
menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan.
Perusahaan yang dapat beroperasi dengan baik, umumnya memiliki rasio PBV diatas
satu, yang menunjukkan nilai pasar saham lebih tinggi dari nilai bukunya. Semakin
tinggi rasio PBV, maka semakin tinggi pula perusahaan dinilai oleh investor yang
berakibat positif pada return perusahaan. Rumus PBV adalah :
Tabel 5.2 - Penilaian PBV Bank BCA Tbk 2013-2015
Tahun PBV Predikat
2013 3,70 Sehat
2014 4,15 Sehat
2015 3,66 Sehat
Tabel 5.3 - Penilaian PBV Bank Mandiri Tbk 2013-2015
13. Tahun PBV Predikat
2013 2,04 Sehat
2014 2,37 Sehat
2015 1,79 Sehat
Analisa :
Berdasarkan data diatas, baik Bank BCA maupun Bank Mandiri sama-sama
dipandang baik di mata investor. Akan tetapi Bank BCA memiliki citra yang lebih
baik dilihat dari rasio PBV yang lebih tinggi dibandingkan Bank Mandiri.
KESIMPULAN
Secara keseluruhan Bank BCA memiliki kinerja yang lebih baik dibanding Bank Mandiri.
Berdasarkan analisis rasio CAMEL dan market value menunjukkan bahwa tingkat kesehatan
Bank BCA lebih baik.