2. Sifat guru yang baik
• seorang guru yang baik hendaknya berfungsi juga sebagai pengarah dan penyuluh yang jujur dan
benar di hadapan murid-muridnya. Ia tidak bisa membiarkan muridnya mempelajari pelajaran yang
lebih tinggi sebelum menguasai pelajaran yang sebelumnya. Ia juga tidak bisa membiarkan waktu
berlalu tanpa peringatan kepada muridnya bahwa tujuan pengajaran itu adalah mendekatkan diri
kepada Allah SWT,. Dan bukan untuk mengejar pangkat, status dan hal-hal yang bersifat
keduniaan. Seorang guru tidak bisa tenggelam dalam persaingan, perselisihan dan pertengkaran
dengan sesama guru lainnya.
• dalam kegiatan mengajar seorang guru hendaknya menggunakan cara yang simpatik, halus dan
tidak menggunakan kekerasan, cacian, makian dan sebagainya. Dalam hubungan ini seorang guru
hendaknya jangan mengekspose atau menyebarluaskan kesalahan muridnya di depan umum,
karena cara itu dapat menyebabkan anak murid yang memiliki jiwa yang keras, menentang,
membangkang dan memusuhi gurunya. Dan jika kondisi ini terjadi dapat menimbulkan situasi yang
tidak mendukung bagi terlaksananya pengajaran yang baik.
• seorang guru yang baik juga harus tampil sebagai teladan atau panutan yang baik di hadapan
murid-muridnya. Dalam hubungan ini seorang guru harus bersikap toleran dan mau menghargai
keahlian orang lain.Seorang guru hendaknya tidak mencela ilmu-ilmu yang bukan keahliannnya atau
spesialisasinya. Kebiasaan seorang guru yang mencela guru ilmu fiqih dan guru ilmu fiqih mencela
guru hadis dan tafsir, adalah guru yang tidak baik. (Al-Ghazali, t.th: 50)
• seorang guru yang baik juga harus memiliki prinsip mengakui adanya perbedaan potensi yang
dimiliki murid secara individual dan memperlakukannya sesuai dengan tingkat perbedaan yang
dimiliki muridnya itu. Dalam hubungan ini, Al-Ghazali menasehatkan agar guru membatasi diri
dalam mengajar sesuai dengan batas kemampuan pemahaman muridnya, dan ia sepantasnya tidak
memberikan pelajaran yang tidak dapat dijangkau oleh akal muridnya, karena hal itu dapat
menimbulkan rasa antipati atau merusak akal muridnya. (Al-Ghazali, t.th: 51).
3. a. Dalam proses belajar mengajar
• Seorang guru harus benar-benar menguasai materi dengan baik yang akan
diajarkan. banyak hal cara bagaimana kita menyiapkan materi agar anak
didik kita mengerti sekaligus memahami materi yang kita
sampaikan. rekan-rekan saya anggap sudah mengerti apa yang saya
maksud kan?, intinya siapkan yang akan Anda ajarkan, walaupun sekecil
apapun itu.
• Gunakan bahasa, cara, metode yang sederhana agar anak didik Anda
cepat memahaminya, setelah Anda menerangan, tannya kepada mereka,
“Sudah paham?, Ada yang perlu ditannyakan”, kasusnya adalah ketika hal
itu kita lakukan kadang anak didik kita tidak ada yang tanya, dikarenakan
mungkin, takut, atau dikarenakan hal yang lain. Dan itu kita bisa
mensiasatinya dengan cara kita sendiri-sendiri. Cara dari khafid.com Beri
nilai plus kepada murid yang bertanya (tambahan nilai), dan berikan
hadiah kepada muruid apabila ada yang bisa menjelaskan pertannyaan
murid yang bertannya. itu sebagai salah satu faktor kita bisa
menghidupkan suasana kelas. yang nanti kita akan membahasnya di
bawah ini.
4. • Mampu menghidupkan suasana kelas. Disisnilah kesulitan para pengajar. Mengapa
sulit dikarenakan beragam karakter dari sang murid. Bagaiamana kita bisa
menguasai kelas kalau kita tidak mengerti karakter dari mereka (murid)?, Jelajahi
karakter-karakter mereka, beri mereka kenyaman waktu kita ada di depan mereka,
yang itu akan menimbulkan mereka suka dengan materi yang kita sampaikan.
• Sersan (serius tapi Santai). jangan terlalu serius dan jangan terlalu santai (suasana
kelas). Jadi ketika kita mengajar beri sedikit guyonan yang tujuannya agar mereka
tidak jenuh dengan pelajaran yang kita ajarkan waktu itu.
• Satukan mereka dengan permainan atau game, diselah-selah waktu terakhir (tidak
sering). Dengan permainan yang kreatif, tidak melenceng jauh dari pelajaran
kita. Contoh: kita mengajar MATEMATIKA, dimana 1 kelas ada 30 murid, kita bagi 3
kelompok, masing-masing membentuk lingkaran dan quisnya cukup sederhana,
yaitu berhitung. dari 1-30 / dari AZ. terserah putaran bagiannya dari kiri atau dari
kanan, dan itu harus dilakukan tidak bisa berhenti, anak pertma: “A”, Anak kedua
“B” dan seterusnya, dan nantinya kalau ada yang salah kita beri
5. b. Di sekolah
• Menurut Prof. Dr. S. Nasution, MA ada beberapa prinsip umum yang
berlaku untuk semua guru yang baik, yaitu :
1. Guru yang baik memahami dan menghormati siswa
2. Guru yang baik harus menghormati bahan pelajaran yang
diberikan. Dengan pengertian ia harus menguasai bahan itu
sepenuhnya, jangan hanya mengenal ini buku pelajaran saja,
melainkan juga mengetahui pemakaian dan kegunaannya bagi
kehidupan anak dan manusia umumnya.
3. Guru yang baik mampu menyesuaikan metode mengajar dengan
bahan pelajaran.
4. Guru yang baik mampu menyesuikan bahan pelajaran dengan
kesanggupan individu anak.
5. Guru yang baik harus mengaktifkan siswa dalam hal belajar.
6. • 6. Guru yang baik memberikan pengertian dan bukan
hanya dengan kata-kata belaka. Dengan pengertian lain
guru tidak bersifat verbalistis yakni hanya mengenalkan
anak terhadap kata-kata saja tetapi tidak dapat
menyelami arti dan maksudnya.
7. Guru menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan
siswa
8. Guru merumuskan tujuan yang akan dicapai pada
setiap pelajaran yang diberikannya.
9. Guru jangan hanya terikat oleh satu teks book saja.
10. Guru yang baik tidak hanya mengajar dalam arti
menyampaikan pengetahuan saja kepada siswa,
melainkan senantiasa membentuk pribadi siswa.10
7. Di masyarakat
• Memiliki adab dan akhlak yang baik
• Guru adalah sosok yang layak digugu dan ditiru, maka guru harus mempunyai adab dan akhlak
yang baik sehingga layak untuk digugu dan ditiru muridnya. Adab dan akhlak yang baik akan
membuat guru tersebut disegani oleh muridnya, orang tua murid dan anggota masyarakat.
• Dekat dengan Allah
• Guru harus dekat kepada Allah, Salah satu wujud dekat dengan Allah adalah rajin melaksanakan
ibadah baik yang wajib maupun yang sunnah. Guru yang rajin beribadah kepada Allah akan
mempunyai keistimewaan tersendiri. Hal yang pasti karena Allah akan menurunkan banyak
limpahan rahmat kepada guru tersebut sehingga secara alamiah guru tersebut akan mempunyai
kecerdasan dan kewibawan.
• Bukan kuli mengajar
• Guru jangan jadi kuli mengajar. Guru menjadi kuli mengajar jika aktivitas mengajar yang dilakukan
berorientasi pada mencari uang, sehingga guru seperti ini akan sibuk mengajar kesana kemari baik
di sekolah maupun di tempat les untuk mencari uang bukan mendidik muridnya. Maka sangat
mungkin orientasi mendidik dari guru tersebut akan berkurang atau bahkan tidak ada. Hal ini akan
menurunkan martabat guru tersebut, sehingga guru menjadi kurang berwibawa dan tidak disegani.
Sebaiknya guru menerapkan sistem bayaran seikhlasnya ketika ingin membuat les tambahan.
• Selalu mau belajar
• Guru yang layak untuk mengajar adalah guru yang tidak pernah berhenti untuk belajar. Guru yang
selalu belajar, akan terus mendapat ilmu yang membuat dirinya menjadi guru yang pintar dan
banyak ilmunya. Guru yang disukai murid biasanya adalah guru yang pintar dan banyak ilmunya.
Disukai murid merupakan modal yang sangat besar untuk menjadi guru yang disegani.
8. • Dekat dengan siswa
• Guru yang pintar dan banyak ilmunya harus mempunyai kemampuan menyetarakan ego sosial dengan muridnya,
sehingga hubungan guru dengan siswa menjadi dekat. Kedekatan tersebut membuat ilmu yang diajarkan guru
lebih mudah dipahami murid. Guru yang mudah dipahami cara mengajarnya akan menjadi guru favorit murid.
• Menjalin komunikasi dengan orang tua
• Guru harus membangun komunikasi dengan orang tua murid. Sehingga permasalahan yang ada pada murid di
sekolah bisa dikomunikasikan kepada orang tua siswa sehingga bisa dicarikan solusi bersama. Bisa jadi ada orang
tua siswa menitipkan pesan lewat guru agar anaknya bisa menjadi lebih baik, sebab biasanya murid, khususnya
murid SD lebih menurut dengan perintah guru daripada orang tuanya. Bisa saja dalam komunikasi tersebut orang
tua merelakan bahkan menyuruh guru menghukum anaknya jika memang salah. Dengan komunikasi ini maka
kasus pelecehan terhadap guru sangat mungkin akan terhindari.
• Tegas dan berani menghukum murid yang salah
• Guru harus tegas dan berani menghukum yang salah agar proses pendidikan bisa berjalan dengan baik. Hukuman
yang diberikan adalah hukuman mendidik yang memberikan efek jera. Sehingga ketika di kehidupan nyata di
masyarakat, murid tersebut tidak melakukan kesalahan yang sama yang bisa membahayakan dirinya, keluarganya
dan orang lain.
• Mempunyai karya
• Hal yang cukup penting adalah seorang guru sebaiknya mempunyai karya yang bisa dirasakan manfaat untuk
dirinya, murid-muridnya, sekolahnya bahkan lingkungan di sekitarnya. Karya tersebut bisa berupa metode
pembelajaran, alat peraga, dll. Sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki guru tersebut. Guru yang mempunyai
karya akan menjadi kebanggaan sekolah dan tentunya murid-muridnya.