SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
UNIVERSITAS PANCA MARGA 
PROBOLINGGO 
Fakultas Ekonomi 
TUJUH STRATEGI DUNIA MENGHANCURKAN INDONESIA 
Judul : Menciptakan Sistem Multipartai Di Indonesia 
Nama : Gifta Nirwana Sumantri 
NIM : 13.641.0029 
Jurusan : Manajemen A Sore
1 
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Politik terbentuk karena adanya aspirasi-aspirasi dari masyarakat dimana 
masyarakat atau setiap golongan ingin membentuk sebuah badan atau organisasi yang 
mampu membawa kemajuan bagi Negara tersebut. Hal ini memerlukan spirit atau 
kekuatan yang mengundang satu kesatuan untuk membentuk kehidupan berpolitik, di 
era sekarang sudah mendarah daging di Negara-negara, khususnya Indonesia. Karena 
di Indonesia menganut sistem multipartai. Mereka yang berpolitik mempunyai visi dan 
misi masing-masing yang intinya biasanya untuk kesejahteraan Negara. Kesejahteraan 
Negara yang mereka maksud juga berbeda-beda, tergantung jenis partai politik yang 
mereka pakai. Ada yang menyangkut agama, ekonomi, pembangunan, kesehatan, dan 
lain-lain. 
Indonesia menganut system demokrasi, yang artinya dari rakyat, oleh rakyat, 
dan untuk rakyat. Indonesia membebaskan bagi siapa saja yang ingin membuat partai 
politik. Mereka atau setiap golongan yang telah berpolitik tersebut saling berebut suara 
untuk mendapatkan perhatian masyarakat. Ada yang saling bekerja sama antara partai 
politik yang satu dengan yang lainnya. Tetapi tidak sedikit pula yang saling 
menjatuhkan politik yang satu dengan yang lainnya. 
Karena system multipartai ini memiliki dua dampak, yaitu: Dampak positif; 
system multipartai menunjukkan bahwa demokrasi di Indonesia berjalan dengan 
baik. Dampak negative; system multipartai memberikan dampak persaingan yang tidak 
sehat. Oleh sebab itu adanya sistem multipartai ini merupakan salah satu faktor untuk 
menghancurkan Negara kita Indonesia, karena dapat menimbulkan persaingan-persaingandan 
kesenjangan sosial di masyarakat. 
1.2 Rumusan Masalah 
Berdasarka latar belakang diatas, dapat di ambil rumusan masalah sebagai berikut : 
1 “Bagaimana sistem kepartaian di Indonesia? 
2 “Bagaimana dampak sistem multipartai terhadap keutuhan bangsa Indonesia?”
2 
BAB II 
PEMBAHASAN 
2.1 Pengertian Multipartai dan penerapan kembali Sistem Multipartai 
Sistem multipartai adalah sistem kepartaian suatu negara yang memiliki 
banyak partai dan tidak hanya satu partai saja yang dominan. 
Runtuhnya orde baru sungguh sangat mencengangkan banyak pihak. Di 
tambah lagi dengan munculnya kembali fenomena multi partai yang selama ini 
dianggap telah terkubur setelah runtunya orde lama. Persoalan utama yang 
menyebabkan kegagalan sistem multipartai pada periode 50-an adalah ketidak 
mampuan mereka menyadari arti penting koalisi. Koalisi yang mereka bentuk pada 
waktu itu hanya sekedar mencari rekan partai untuk mempertahankan kekuasaan 
kabinet. Oleh karena itu mereka banyak yang mengalami kegagalan berkoalisi. Dan 
kegagalan itu mengundang ketidaksabaran militer untuk melakukan intervensi. 
Campur tangan militer tersebut meruntuhkan semua sendi sistem multipartai yang 
dibngun pada era demokrasi liberal. 
Ketika Soeharto lengser, maka Habibie mencanangkan diberlakukannya 
kembali sistem multipartai. Setelah diberlakukannya kembali sistem multipartai 
tersebut, muncullah banyak harapan bahwa sistem tersebut akan membantu 
menemukan jati diri partai politik. Perubahan yang sangat mendadak tersebut 
menumbuhkan kegairahan politik yang luar biasa. Selain itu, mendorong kembali 
semangat berpolitik yang nyaris padam akibat otoriterisme orde baru. Munculnya 
partai politik yang baru dalam jumlah yang banyak adalah wujud protes keras dari 
masyarakat politik yang tertekan selama puluhan tahun.
3 
2.2 Sistem Multi Partai Di Indonesia 
Kemerdekaan berserikat, berkumpul, serta mengeluarkan pikiran dan 
pendapat merupakan hak asasi manusia yang diakui dan dijamin oleh Undang- 
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 
Untuk memperkukuh kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan 
pendapat merupakan bagian dari upaya untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang 
kuat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, 
adil dan makmur, serta demokratis dan berdasarkan hukum. 
Hak asasi tersebut terwujud dalam institusi partai politik. Undang-Undang 
Nomor 2 tahun 2008 tentang Partai PolitiK mendefinisikan bahwa Partai Politik 
adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga 
negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk 
memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa 
dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia 
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 
Tahun 1945. 
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa partai politik itu pada pokoknya 
memiliki kedudukan dan peranan yang sentral dan penting dalam setiap sistem 
demokrasi. Tidak ada negara demokrasi tanpa partai politik. Karena itu partai 
politik biasa disebut sebagai pilar demokrasi, karena mereka memainkan peran yang 
penting sebagai penghubung antara pemerintahan negara (the state) dengan warga 
negaranya (the citizen). 
Indonesia menganut paham paham demokrasi yang artinya kekuasaan dari 
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Yang selanjutnya dijalankan melalui 
mekanisme pelembagaan yang bernama partai politik. Kemudian partai politik 
saling berkompetisi secara sehat untuk memperebutkan kekuasaan pemerintahan
negara melalui mekanisme pemilihan umum legislatif dan pemilihan presiden dan 
wakil presiden. 
Dalam demokrasi, partai politik merupakan pilar utama (bukan kedua atau 
ketiga), karena pucuk kendali roda pemerintahan ada di tangan eksekutif, yaitu 
presiden dan wakil presiden. Sebagaimana dirumuskan dirumuskan dalam UUD 
1945 Pasal 6A ayat (2), bahwa calon presiden dan calon wakil presiden diusulkan 
oleh partai politik atau gabungan partai politik. Artinya hak itu secara 
eksklusif─hanya partai politik yang disebut UUD 1945─diberikan kepada partai 
politik. 
Karena itulah, semua demokrasi membutuhkan partai politik yang kuat dan 
mapan guna menyalurkan berbagai tuntutan warganya, memerintah demi 
kemaslahatan umum serta memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Sangat rasional 
argumentasinya jika upaya penguatan partai politik dibangun oleh kesadaran bahwa 
partai politik merupakan pilar yang perlu dan bahkan sangat penting untuk 
pembangunan demokrasi suatu bangsa. jadi, derajat pelembagaan partai politik itu 
sangat menentukan kualitas demokratisasi kehidupan politik suatu Negara. 
4 
2.3 FUNGSI PARTAI POLITIK 
Pada umumnya, para ilmuan politik biasa menggambarkan adanya empat 
fungsi partai politik. Keempat fungsi partai politik itu menurut Miriam Budiardjo 
meliputi: sarana komunikasi politik, sarana sosialisasi politik(political 
socialization), sarana rekrutmen politik (political recruitment), dan pengatur 
konflik (conflict management). Sementara dalam istilah Yves Meny dan Andrew 
Knapp, fungsi partai politik mencakup mobilisasi dan integrasi, sarana 
pembentukan pengaruh terhadap perilaku memilih (voting patterns),sarana 
rekrutmen politik, dan sarana elaborasi pilihan-pilihan kebijakan. 
Dalam UU No. 2 tahun 2008 Tentang Partai Politik, bahwa fungsi Partai 
Politik adalah sebagai sarana: (i) pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat
luas; (ii) penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa 
Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat; (iii) penyerap, penghimpun, dan 
penyalur aspirasi politik masyarakat; (iv) partisipasi politik warga negara Indonesia; 
dan (v) rekrutmen politik. 
Kesemua fungsi partai politik tersebut sama-sama terkait satu dengan yang 
lainnya. Sebagai sarana komunikasi politik, partai berperan sangat penting dalam 
upaya mengartikulasikan kepentingan atau political interests yang terdapat atau 
kadang-kadang tersembunyi dalam masyarakat. Berbagai kepentingan itu diserap 
sebaik-baiknya oleh partai politik menjadi ide, visi, dan kebijakan partai politik 
yang bersangkutan. Setelah itu, ide dan kebijakan atau aspirasi kebijakan itu 
diadvokasikan sehingga dapat diharapkan mempengaruhi atau menjadi materi 
dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan negara. 
Terkait dengan komunikasi politik itu, partai politik juga berperan penting 
dalam melakukan sosialisasi politik. Ide, visi, dan kebijakan strategis yang menjadi 
pilihan partai politik disosialisasikan kepada konstituen untuk 
mendapatkan feedback berupa dukungan dari masyarakat luas. Terkait dalam 
sosialisasi itu partai juga berperan sangat penting dalam rangka pendidikan 
politik bagi masyarakat luas agar menjadi warga negara Indonesia yang sadar akan 
hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 
Fungsi selanjutnya partai politik adalah sebagai sarana rekrutmen politik. 
Partai dibentuk memang dimaksudkan menjadi kendaraan yang sah untuk 
menyeleksi kader-kader pemimpin dalam proses pengisian jabatan politik melalui 
mekanisme demokrasi dengan kesetaraan dan keadilan gender. 
Fungsi keempat adalah pengatur dan pengelola konflik. Peranan ini berupa 
sarana agregasi kepentingan yang berbeda-beda melalui saluran kelembagaan partai 
politik. Yves Meny dan Andrew Knapp, fungsi pengelola konflik dapat dikaitkan 
dengan fungsi integrasi partai politik. Partai mengagregasikan dan 
5
mengintegrasikan beragam kepentingan itu dengan cara menyalurkannya dengan 
sebaik-baiknya untuk mempengaruhi kebijakan-kebijakan politik kenegaraan. 
6 
2.4 SISTEM KEPARTAIAN 
Dalam demokrasi, partai berada dan beroperasi dalam suatu sistem 
kepartaian tertentu. Setiap partai merupakan bagian dari sistem kepartaian yang 
diterapkan di suatu negara. dalam suatu sistem tertentu, partai berinteraksi dengan 
sekurang-kurangnya satu partai lain atau lebih sesuai dengan konstruksi relasi 
regulasi yang diberlakukan. Sistem kepartaian memberikan gambaran tentang 
struktur persaingan di antara sesama partai politik dalam upaya meraih kekuasaan 
dalam pemerintahan. Sistem kepartaian yang melembaga cenderung meningkatkan 
stabilitas politik dan efektivitas pemerintahan. 
Untuk melihat sistem kepartaian suatu negara, ada dua pendekatan yang 
dikenal secara umum. Pertama, melihat partai sebagai unit-unit dan sebagai satu 
kesatuan yang terlepas dari kesatuan-kesatuan lain. Pendekatan numerik ini pernah 
dikembangkan Maurice Duverger (1950-an), ilmuwan politik kebangsaan Prancis. 
Menurut Duverger, sistem kepartaian dapat dilihat dari pola perilaku dan interaksi 
antarsejumlah partai dalam suatu sistem politik, yang dapat digolongkan menjadi 
tiga unit, yakni sistem partai tunggal, sistem dwi partai, dan sistem multipartai. 
Selain itu, cara lain dapat dijadikan pendekatan yaitu teori yang 
dikembangkan Giovani Sartori (1976), ilmuwan politik Italia. Menurut Sartori, 
sistem kepartaian tidak dapat digolongkan menurut jumlah partai atau unit-unit, 
melainkan jarak ideologi antara partai-partai yang ada, yang didasarkan pada tiga 
hal, yaitu jumlah kutub (polar), jarak diantara kutub (bipolar), dan arah perilaku 
politiknya. Sartori juga mengklasifikasikan sistem kepartaian menjadi tiga, yaitu 
pluralisme sederhana, pluralisme moderat, dan pluralisme ekstrem. Kedua 
pendekatan ini bisa digunakan untuk melihat sistem kepartain Indonesia di masa 
lalu, kini, dan mendatang.
Dalam sejarahnya, Indonesia telah mempraktikkan sistem kepartaian 
berdasarkan pada sistem multipartai. Meski dalam derajat dan kualitas yang 
berbeda.Pada pemilu pertama tahun 1955 sebagai tonggak kehidupan politik pasca 
kemerdekaan hingga sekarang menghasilkan lima partai besar: PNI, Masyumi, NU, 
PKI, dan PSI. Jumlah partai yang berlaga dalam pemilu itu lebih dari 29 partai, 
ditambah independen. Dengan sistem pemilu proporsional, menghasilkan anggota 
legislatif yang imbang antara Jawa dan Luar Jawa. Pemilu dekade 1950-an 1960-an 
adalah sistem multipartai tanpa ada pemenang mayoritas. Namun, di era demokrasi 
parlementer tersebut telah terjadi tingkat kompetisi yang tinggi. 
Memasuki era demokrasi parlementer yang ditandai dengan dikeluarkannya 
Dekrit Presiden yang tujuannya untuk mengakhiri konflik ideologi antarpatai. Pada 
masa itu, sistem kepartaian menerapkan sistem multipartai, namun tidak terjadi 
kompetisi. 
Memasuki dekade 1970-an sampai Pemiliu 1971, Indonesia masih menganut 
sistem multipartai sederhana (pluralisme sederhana). Waktu itu ada sembilan partai 
politik yang tersisa dari Pemilu 1955. Kesembilan partai ditambah Golkar, ikut 
berlaga dalam Pemilu 1971. Fenomena menarik dalam Pemilu 1971 ini adalah 
faktor kemenangan Golkar yang sangat spektakuler di luar dugaan banyak orang. 
Padahal kalangan partai tidak yakin akan memenangkan pemilu. Hal itu didasari 
pada dua hal, yaitu ABRI tidak ikut pemilu dan Golkar belum berpengalaman dalam 
pemilu. Tetapi, setelah pemilu digelar, ternyata justru bertolak belakang, Golkar 
menang mutlak lebih dari 63%. Kemenangan itu menandakan Indonesia memasuki 
era baru, yaitu Orde Baru. 
Pada era orde baru, sistem kepartaian masih disebut sistem multipartai 
sederhana, namun antarpartai tidak terjadi persaingan. Karena Golkar menjadi partai 
hegemoni. Sehingga ada pendapat bahwa secara riil sistem kepartaian menjurus ke 
sistem partai tunggal (single entry). Kenapa? Karena Golkar hanya berjuang demi 
status quo. 
7
Pada masa reformasi, Indonesia kembali menerapkan sistem multipartai. Hal 
ini dapat dipahami karena selama puluhan tahun kebebasan berekspresi dan 
berserikat serta berkumpul dikekang. Sehingga ketika reformasi memberikan ruang 
kebebasan, hasrat para politisi untuk mendirikan partai politik tersalurkan. Sebagai 
sebuah proses pembelajaran, fenomena menjamurnya partai politik mestinya dilihat 
sebagai sesuatu yang wajar di tengah masyarakat yang sedang mengalami euforia 
politik. 
Pada Pemilu 1999, yang menggunakan sistem proporsional dengan daftar 
calon tertutup (stelsel daftar) diikuti 48 partai peserta pemilu. Jumlah partai sekitar 
140 buah, tetapi lolos verifikasi hanya 48 partai. Dari jumlah itu, keluar enam partai 
besar pemenang pemilu, yakni PDI-P, Golkar, PPP, PKB, PAN, dan PBB. Sistem 
kepartaiannya multipartai, dan tidak ada partai pemenang pemilu yang memperoleh 
suara mayoritas. 
Setelah dua kali pemilihan umum paska reformasi dengan sistem multipartai, 
Indonesia bisa belajar banyak. Proses evaluasi diri perlu dilakukan, baik partai-partai 
politik, maupun sistem yang diterapkan. Apakah partai-partai paska reformasi 
telah berperan sebagai pilar demokrasi yang mendorong demokrasi kita lebih efektif 
dan pemerintahan yang stabil, atau sebaliknya. Sistem kepartaian secara ideal harus 
mendorong pemerintahan yang stabil dan demokrasi yang semakin efektif. Bila 
tidak, maka tentu ada yang salah dengan sistem yang diterapkan. 
Pemilu 2004 adalah pesta rakyat yang sangat bersejarah bagi Indonesia. 
Pasalnya, untuk pertama kalinya Indonesia menyelenggarakan pemilu secara 
langsung. Keberhasilan pemilu secara langsung telah mendaulat Indonesia sebagai 
negara paling demokrasi ketiga di dunia setelah Amerika dan India. 
Setelah dua kali pemilu paska reformasi dengan sistem multipartai, Indonesia 
bisa belajar banyak. Proses evaluasi diri perlu dilakukan, baik partai-partai politik, 
maupun sistem yang diterapkan. Apakah partai-partai paska reformasi telah 
8
berperan sebagai pilar demokrasi yang mendorong demokrasi kita lebih efektif dan 
pemerintahan yang stabil, atau sebaliknya. Sistem kepartaian secara ideal harus 
mendorong pemerintahan yang stabil dan demokrasi yang semakin efektif. Bila 
tidak, maka tentu ada yang salah dengan sistem yang diterapkan 
9 
2.5 DAMPAK SISTEM MULTIPARTAI 
2.5.1 Konflik Kepentingan di dalam Sistem Multi Partai 
Di era Demokrasi Liberal, sistem multipartai sangat mendukung terciptanya 
kehidupan demokrasi di Indonesia. Partai-partai politik yang jumlahnya sangat 
banyak berperan penting dalam kelancaran proses demokratisasi. Partai politik 
sebagai sarana komunikasi politik, berperan penting dalam penyaluran kepentingan 
pada pemerintah. 
Empat partai besar saat itu mencerminkan begitu besarnya niat dari setiap 
massa partai untuk disalurkan aspirasinya. Empat partai besar tersebut adalah PNI 
(Partai Nasional Indonesia) yang mencoba menyalurkan aspirasi kaum nasionalis, 
Masyumi dan NU (Nahdlatul Ulama) menjadi wadah bagi umat Islam untuk 
menyalurkan kepentingannya, serta PKI (Partai Komunis Indonesia) yang 
merupakan wadah politik dari kaum Komunis yang saat itu juga menjadi bagian 
yang berpengaruh pada masyarakat Indonesia. (Bersumber pada akhir pembahasan 
yang menggambarkan peta kekuatan partai-partai politik dengan mengacu pada 
hasil Pemilu 1955). 
Pada kenyataannya peranan setiap partai dalam menyalurkan aspirasi 
pendukung masing-masing, dihadapkan kepada dua pilihan,yaitu berusaha untuk 
menggabungkan kepentingan-kepentingan dari seluruh partai atau memperjuangkan 
kepentingan masing-masing dimana konsekuensinya adalah terjadinya banyak 
konflik antar partai. Ideologi dari masing-masing partai yang sangat mempengaruhi 
jenis kepentingan yang mereka perjuangkan terkadang menjadi alat untuk saling 
menjatuhkan.
Konflik antarpartai yang didasari oleh perbedaan ideology kemungkinan 
besar dipengaruhi oleh sosialisasi politik yang diperoleh para pendukung partai dari 
partai politik masing-masing. Partai politik sebagai sarana sosialisasi politik 
bertanggung jawab untuk semaksimal mungkin memberikan pemahaman mengenai 
ideologi dari partai tersebut kepada masyarakat sehingga terbentuk sikap dan 
orientasi politik yang didasari oleh ideologi tersebut. Setiap partai politik berusaha 
untuk mempengaruhi setiap individu agar mau bersikap dan mempunyai orientasi 
pikiran yang sesuai dengan ideologi partai tersebut. 
Karena itu suatu hal yang wajar apabila terjadi konflik diantara Masyumi dan 
NU, karena proses sosialisasi politik yang mereka terima berbeda. Terlebih lagi bila 
dua partai yang berideologi berbeda akan sangat besar potensi konflik yang 
ada pada proses menjalankan peran masing-masing, contohnya antara PNI dengan 
Masyumi yang berbeda dalam hal yang menyangkut peran Islam dalam negara. PNI 
menuduh Masyumi menggunakan simbol-simbol Islam untuk menentang simbol-simbol 
nasionalis. Masyumi menyangkal tuduhan ini dengan menyatakan bahwa 
perjuangan partai untuk “negara berdasarkan Islam”itu bertentangan dengan 
Pancasila. Contoh lain antara PKI dengan tiga partai lainnya. PKI dengan 
semboyannya, yakni : “PNI partai priyayi, Masyumi dan NU partai santri, tetapi 
PKI partai rakyat”, mencoba mencari pengaruh dengan mengatas namakan diri 
sebagai partai yang memperjuangkan hak-hak rakyat. 
Konflik-konflik diatas jelas membuat situasi politik menjadi tidak stabil dan 
itu memang merupakan konsekuensi dari banyaknya partai pada saat itu. Fungsi lain 
dari partai politik yang juga dapat menyebabkan terjadinya konflik antar partai 
adalah sebagai wadah rekruitmen politik. Terkadang setiap partai politik cenderung 
mempunyai sasaran tersendiri berupa kelompok-kelompok sosial untuk direkrut 
menjadi anggota partai yang turut aktif dalam kegiatan politik partai. 
Kecendrungan ini berdampak kepada adanya suatu pengidentikkan suatu 
partai dengan sebuah kelompok sosial didalam masyarakat. Contohnya PKI yang 
10
identik dengan kelompok petani, karena memang sasaran utama dari rekruitmen 
politik yang dilakukan oleh PKI adalah kalangan petani. Masyumi identik dengan 
kelompok Islam modernis yang seringkali bertentangan dengan kelompok Islam 
konservatif yang identik dengan NU. Dan PNI pun dengan konsep nasionalismenya 
di identikkan dengan kaum elit pemerintah yang mempunyai prinsip 
mempertahankan jiwa-jiwa nasional. Adanya pemisahan secara extrim kelompok-kelompok 
sosial ini dapat memancing terjadinya konflik antar kelompok sosial 
tersebut sehingga sulit tercapai suatu integrasi secara sosial. Sama halnya dengan 
sulitnya tercipta integrasi politik disebabkan adanya konflik antar partai politik yang 
ada. 
11 
2.5.2 Fungsi Partai Politik yang Tidak Terlaksana 
Selanjutnya, fungsi partai politik sebagai sarana pengatur konflik sepertinya 
tidak dapat diperankan secara sempurna oleh partai-partai poltik yang ada pada era 
Demokrasi Liberal. Hal ini dapat dibuktikan dengan merujuk pada kenyataan yang 
terjadi pada saat itu. Partai politik tidak memprioritaskan programnya kepada usaha 
untuk tercapainya integrasi nasional, melainkan berusaha untuk mempertahankan 
kelangsungan hidup masing-masing. 
Ke-empat fungsi partai yang diperankan oleh partai-partai politik pada sistem 
multi partai sungguh cenderung mengacu pada terjadinya konflik. Namun hal ini 
tidak membuat sistem multi partai menjadi tidak relevan di suatu negara demokrasi, 
karena bila merujuk kepada definisi partai politik yang di kemukakan oleh Sigmund 
Neumann, maka apapun sistem yang digunakan, tetap tidak akan dapat merubah 
sifat dari partai politik itu sendiri, yaitu berusaha untuk meraih kekuasaan dan 
merebut dukungan rakyat atas dasar persaingan antar partai yang 
mempunyai pandangan yang berbeda-beda. 
Oleh karena itu, usaha yang dapat dilakukan untuk meminimalisasikan 
potensi konflik adalah dengan mengadakan perubahan yang menyangkut cara-cara 
merebut dan mempertahankan kekuasaan, mencari dukungan dengan meninggalkan
cara-cara yang mengarah kepada anarkisme, seperti tuduhan-tuduhan, tudingan-tudingan, 
dan lain-lain. Cara-cara yang digunakan hendaknya bersifat lebih 
kompromistis melalui jalur-jalur dialogis, sehingga perbedaan yang memang suatu 
hal yang wajar dalam kehidupan demokrasi tidak menjadi dasar dari timbulnya 
perpecahan, melainkan menjadi landasan terciptanya integrasi nasional yang 
mantap. 
Beralih pada konteks Indonesia dampak dari sistem multipartai Membangun 
kembali Indonesia yang demokratis dapat dilakukan melalui sistem keparataian 
yang sehat dan pemilu yang transparan. Sistem pemilu multipartai dan UU politik 
yang demokratis menunjukkan kesungguhan pemerintahan Habibie. Demokrasi di 
masa transisi tanpa adanya sumber daya manusia yang kuat akan mengakibatkan 
masuknya pengaruh asing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini adalah 
tantangan yang cukup berat juga dalam demokrasi yang tengah menapak. 
Tahun 1999 tentang Partai Politik dan UU No. 3 Tahun 1999 tentang 
Pemilihan Umum sebagai Tuntutan Fundamental Reformasi yang melahirkan 
Pemilihan Umum secara Multi Partai. Lahirnya Lembaga Legislatif yang 
merupakan representasi dari Oleh sebab itu perlu selalu disadari dan dipahami 
bersama bahwa bangsaIndonesia ini memang bentuk dari suku-suku bangsa yang 
memiliki budaya yang beraneka ragam. Langkah utama yang perlu ditempuh dalam 
rangka membangun kehidupan bagi Namun, tidak berarti dalam sistem sosial-politik 
yang tidak dapat disangkal bahwa dampak praktek korupsi telah mengakar 
12 
dalam kehidupan sosial-politik-ekonomi di Indonesia. 
Masalah pokok yang dihadapi ialah bagaimana demokrasi mewujudkan 
dirinya dalam berbagai sisi kehidupan berbangsa dan bernegara.Tercatat sudah 4 
kaliIndonesia berganti-ganti demokrasi, bahkan sudah beberapa kali pula kabinet 
silih berganti. Sistem politik pada masa demokrasi liberal telah mendorong untuk 
lahirnya partai–partai politik, karena dalam system kepartaian menganut system
multi partai. Maka, PNI dan Masyumi lah yang menjalankan pemerintahan melalui 
kerancuan dalam sistem ketatanegaraan. 
Perkembangan format politik di era multipartai memberikan dampak Politik 
Indonesia = Tolak Carik Desa Jadi Dukun Politik = Kehidupan 
Dampak Lahirnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Kehidupan Politik dengan sistem 
multipartai dengan jumlah peserta 48 partai politik sah dalam konstelasi politik 
Indonesia 
13 
2.5.3 Dampak Positif dan Negatif Multipartai 
Sistem multi partai yang berlaku di Indonesia, mempunyai dampak positif 
yang menunjukkan keberhasilan demokrasi di Indonesia, namun multipartai ini juga 
memiliki dmpak negatif yang sangat mengancam keutuhan berbangsa dan bernegara 
khususnya bagi Negara Indonesia. Secara singkat dampak positif dan negatif 
multipartai di sebutkan sebagai berikut : 
Dampak positif multipartai : 
1) Demokrasi berjalan dengan baik 
2) Inspirasi rakyat mampu menciptakan suatu partai 
3) Rakyat bebas bersuara 
4) Adanya oposisi antara partai satu dan yang lainnya 
Dampak negatifnya : 
1) Menimbulkan persaingan tidak sehat 
2) Paling menjatuhkan antara partai satu dan yang lainnya 
3) Dapat menghambat kelancaran semua program kerja pemerintah. 
4) Partai-partai politik dalam arti tidak sehat yang melakukan money politic (lobi-lobi) 
dan memberikan uang kepada rakyat agar memilih partai tersebut. Dari 
sini lah sifat-sifat para pemerintah yang akan korupsi muncul. 
5) Berujung pada permusuhan dan perpecahan di antara partai satu dan yang 
lainnya.
6) Pemerintah tidak fokus lagi terhadap rakyat, melainkan fokus bagaimana cara 
14 
mempertahankan kekuasaan. 
7) Adanya konflik SARA. 
8) Kekuatan Partai politik satu dengan yang lainnya tidak akan terlalu jauh, 
sehingga muaranya akan kearah bagi-bagi kekuasaan. 
9) Pemerintahan akan semakin Gemuk sebagai akibat dari banyaknya kepentingan 
partai yang harus diakomodir dan sulit menempatkan orang yang "benar 
ditempat yang benar". 
10) Biaya Politik yang sangat besar, karena adanya subsidi pemerintah kepada 
partai-partai. Sebagai contoh ringan dalam pembuatan kartu suara, kalau 
partainya seperti sekarang ini, kemungkinan kartu suara akan selebar Tabloid 
dibanding dengan sedikit partai. Dari sisi ini saja sudah diboroskan keuangan 
Negara yang cukup besar. 
11) Logika "lingkaran setan", semakin banyak partai semakin banyak pilihan. 
Semakin banyak pilihan, akan semakin sulit memilih. Semakin sulit memilih 
semakin banyak yang tidak memilih. Semakin banyak Golput, semakin mundur 
arti sebuah demokrasi. Jadi Semakin Banyak Partai =Semakin Jelek Kualitas 
Demokrasi nya. Diakui atau tidak logika ini, anda bisa lihat sendiri carut marut 
partai politik di Indonesia. 
12) Banyak Uang yang di investasikan pada hal-hal yang "kurang produktiv" bagi 
masyarakat banyak. Sebagi contoh ringan saja, anda boleh lihat, hitung dan 
analisa sendiri, berapa rupiah yang dihamburkan hanya untuk membuat sticker, 
baliho, spanduk, bendera dan iklan politik 
2.6 Sistem Multiparti Untuk Menghancurkan Indonesia 
Salah satu kebijakan andalan Illuminati Internasional. untuk menghancurkan 
suatu bangsa yaitu dengan menciptakan sistem multi partai. Atas nama demokrasi, 
mereka sengaja memcah belah suatu bangsa yang kuat dengan mendorong sistem 
multi partai. Padahal sistem multi-partai dilarang Alloh SWT seperti termuat dalam
Al Quran Surat Arrum ayat 31-32: “.....janganlah kalian berfirqah-firqah (berpartai-partai), 
15 
yang (masing-masing) hanya bangga dengan partai sendiri......” 
Dalam ajaran Islam, negara demokrasi yang benar cuma ada dua partai, 
yaitu: Hezbullah (partai Alloh) dan Hezbulsyetan (partai Setan). Di Amerika Serikat 
hanya ada dua partai: Partai Demokrat dan Partai Republik. Amerika Serikat telah 
menerapkan sistem pemerintahan kenegaraan berdasar ajaran Islam. Untuk 
”menjatuhkan negara lain”, mereka menyuruh agar membuat ”multi partai” supaya 
antar partai saling berkelahi satu sama lain sehingga tidak sempat membangun 
bangsa. 
Sistem multi partai berakibat merenggangkan hubungan kekerabatan, 
persaudaraan, kebersamaan sesama anak bangsa. Semakin banyak partai, pasti 
membuat republik kian runyam. Masing-masing partai punya agenda sendiri, punya 
program sendiri, punya misi sendiri, punya target sendiri, dan punya pendukung 
sendiri. Benturan kepentingan antar partai, tidak bisa dihindarkan. Bentrokan antar 
pendukung partai di lapis bawah, menjadi menu makanan sehari-hari. 
Sistem multi partai sengaja diciptakan jaringan Illuminati Internasional agar 
bangsa-bangsa yang dibidik, bercerai berai dihajar pertikaian, perkelahian dam 
pertarungan berebut kekuasaan. Sistem multi partai merupakan manifestasi strategi 
devide et impera, politik pecah belah untuk memperkeruh suatu bangsa. Negara 
seperti Amerika Serikat dan Inggris tidak menggunakan system multi partai. 
Mereka menerapkan system dua partai sesuai ajaran Islam. Di AS ada dua: Partai 
Demokrat dan Partai Republi, di Inggris juga dua: Partai Buruh dan Partai 
Konservatif. 
2.7 Kedudukan Presiden Dalam Sistem Multipartai 
Salah satu persoalan yang paling fundamental dalam sistem multipartai yang 
baru di tumbuhkan sejak pertengahan tahun 1998 yang lalu adalah kedudukan 
presiden dalam sistem partai tersebut.
Kedudukan presiden dalam konteks multipartai ternyata kurang mendapat 
tanggapan cukup serius dari kalangan partai poltik, tokoh-tokoh informal , maupun 
politisi yang sedang memerintah. 
Terpusatnya kekuasaan ketangan presiden, maka pemilihan presiden 
dilakukan secara langsung oleh rakyat. Hal tersebut memberi kesempatan sebesar-besarnya 
bagi rakyat untuk menentukan sendiri presiden mereka tanpa terhalang 
16 
oleh birokrasi partai politik. 
Pola pemilihan ini membuat presiden tunduk pada keinginan rakyat. Artinya, 
jika rakyat sudah tidak menghendaki maka presiden tidak dapat dipilih kembali 
setelah menyelesaikan masa jabatan yang bersifat periodik dan tetap. Masa jabatan 
sekali pun bersifat tetap (dalam jangka waktu tertentu) dapat dibatasi hingga dua 
kali. 
Ketidaksesuaian praktik multipartai dengan sistem presidensial yang dianut 
oleh Indonesia bermula sejak tidak terpilihnya Megawati Soekarnoputri sebagai 
presiden tahun 1999 yang lalu. Sejak itu dimulailah "kekeliruan" bahwa partai tidak 
perlu menang Pemilu untuk bisa mendapatkan kursi presiden. 
Sistem pemerintahan presidensial atau disebut juga dengan sistem 
kongresional adalah sistem pemerintahan dimana badan eksekutif dan legislatif 
memiliki kedudukan yang independen. Kedua badan tersebut tidak berhubungan 
secara langsung seperti dalam sistem pemerintahan parlementer. Mereka dipilih 
oleh rakyat secara terpisah. Sistem presidensial tidak mengenal adanya lembaga 
pemegang supremasi tertinggi. 
Kedaulatan negara dipisahkan (separation of power) menjadi tiga cabang 
kekuasaan, yakni legislatif, eksekutif, dan yudikatif, yang secara ideal 
diformulasikan sebagai ”Trias Politica” oleh Montesquieu. Presiden dan wakil 
presiden dipilih langsung oleh rakyat untuk masa kerja yang lamanya ditentukan
konstitusi. Konsentrasi kekuasaan ada pada presiden sebagai kepala negara dan 
kepala pemerintahan. Dalam sistem presidensial para menteri adalah pembantu 
presiden yang diangkat dan bertanggung jawab kepada presiden. 
Namun dengan adanya sistem multipartai kedudukan presiden dalam konteks 
multipartai ternyata kurang mendapat tanggapan cukup serius dari kalangan partai 
poltik, tokoh-tokoh informal , maupun politisi yang sedang memerintah 
17
18 
BAB III 
KESIMPULAN 
Sistem multi partai memang menjadi ciri khas dari sistem pemerintahan 
parlementer di era Demokrasi Liberal. Saat itu, peran partai politik dalam 
mempengaruhi situasi politik nasional sangat menonjol. Baik tidaknya pengaruh 
yang diberikan oleh partai politik terhadap situasi nasional tergantung bagaimana 
partai politik tersebut menjalankan fungsinya sebagai sebuah partai politik. 
Dampak positif dari pertumbuhan partai yang sedemikian luar biasa akan 
memberikan suasana keterbukaan yang berarti bahwa masyarakat benar-benar 
menikmatu keterbukaan ini dan memanfaatkannya lewat pembentukan partai-partai 
politik. Sementara dampak negatifnya, tidak sedikit para aktifis partai secara 
mendadak berubah dari warga negara biasa menjadi politisi dalam waktu yang 
sangat singkat. Dimana tingkat keawaman mereka dalam berpolitik masih terlalu 
tebal sehingga mereka tidak bisa mengelola partai politik tersebut . 
Dalam sistem multipartai, pemilihan presiden dilakukan secara langsung oleh 
rakyat. Masa jabatan sekali pun bersifat tetap (dalam jangka waktu tertentu) dapat 
dibatasi hingga dua kali.
19 
DAFTAR PUSTAKA 
http://oktaviamegasari.blogspot.com 
http://sistempemerintahan-indonesia.blogspot.com 
http://koleksireferensi.blogspot.com 
http://ariefhilmanarda.wordpress.com 
http://echadoank.blogspot.com 
http://detakkosong.wordpress.com 
http://dhesielfriyanti.blogspot.com 
http://asihlestaribako.blogspot.com 
http://echadoank.blogspot.com 
http://id.wikipedia.org

More Related Content

What's hot

Politik identitas dan Nasionalisme
Politik identitas dan NasionalismePolitik identitas dan Nasionalisme
Politik identitas dan NasionalismeLestari Moerdijat
 
Infrastruktur Politik
Infrastruktur PolitikInfrastruktur Politik
Infrastruktur Politiknandasyifaf
 
Sistem kepartaian indonesia
Sistem kepartaian indonesiaSistem kepartaian indonesia
Sistem kepartaian indonesiaelsafatmawati
 
Dinamika penerapan demokrasi
Dinamika penerapan demokrasiDinamika penerapan demokrasi
Dinamika penerapan demokrasiabd_
 
Pancasila pada masa Orde Lama dan Orde Baru
Pancasila pada masa Orde Lama dan Orde BaruPancasila pada masa Orde Lama dan Orde Baru
Pancasila pada masa Orde Lama dan Orde BaruRachmat Narendra
 
Sistem Politik Indonesia PARPOL
Sistem Politik Indonesia PARPOLSistem Politik Indonesia PARPOL
Sistem Politik Indonesia PARPOL93220872
 
PPT Hubungan internasional
PPT Hubungan internasionalPPT Hubungan internasional
PPT Hubungan internasionalDoris Agusnita
 
Power point nasionalisme
Power point nasionalismePower point nasionalisme
Power point nasionalismeRizal Komarudin
 
Demokrasi pada masa reformasi
Demokrasi pada masa reformasiDemokrasi pada masa reformasi
Demokrasi pada masa reformasiNisa Ghaisani
 
Sarekat islam
Sarekat islamSarekat islam
Sarekat islamBagus Aji
 
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia ade
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia adePancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia ade
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia adeLholo Ismunasib
 
Demokrasi terpimpin 1959-1966
Demokrasi terpimpin 1959-1966Demokrasi terpimpin 1959-1966
Demokrasi terpimpin 1959-1966Nugraha Wirawan
 
Power point konstitusi
Power point  konstitusiPower point  konstitusi
Power point konstitusibyunbella
 

What's hot (20)

Politik identitas dan Nasionalisme
Politik identitas dan NasionalismePolitik identitas dan Nasionalisme
Politik identitas dan Nasionalisme
 
2. sistem kepartaian
2. sistem kepartaian2. sistem kepartaian
2. sistem kepartaian
 
Partai politik
Partai politikPartai politik
Partai politik
 
Infrastruktur Politik
Infrastruktur PolitikInfrastruktur Politik
Infrastruktur Politik
 
Sistem politik indonesia
Sistem politik indonesiaSistem politik indonesia
Sistem politik indonesia
 
Sistem kepartaian indonesia
Sistem kepartaian indonesiaSistem kepartaian indonesia
Sistem kepartaian indonesia
 
Dinamika penerapan demokrasi
Dinamika penerapan demokrasiDinamika penerapan demokrasi
Dinamika penerapan demokrasi
 
Fasisme di italia
Fasisme di italiaFasisme di italia
Fasisme di italia
 
Pancasila pada masa Orde Lama dan Orde Baru
Pancasila pada masa Orde Lama dan Orde BaruPancasila pada masa Orde Lama dan Orde Baru
Pancasila pada masa Orde Lama dan Orde Baru
 
Sistem Politik Indonesia PARPOL
Sistem Politik Indonesia PARPOLSistem Politik Indonesia PARPOL
Sistem Politik Indonesia PARPOL
 
PPT Hubungan internasional
PPT Hubungan internasionalPPT Hubungan internasional
PPT Hubungan internasional
 
Power point nasionalisme
Power point nasionalismePower point nasionalisme
Power point nasionalisme
 
Demokrasi pada masa reformasi
Demokrasi pada masa reformasiDemokrasi pada masa reformasi
Demokrasi pada masa reformasi
 
Partai Politik
Partai PolitikPartai Politik
Partai Politik
 
Sarekat islam
Sarekat islamSarekat islam
Sarekat islam
 
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia ade
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia adePancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia ade
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia ade
 
IDEOLOGI
IDEOLOGIIDEOLOGI
IDEOLOGI
 
Demokrasi terpimpin 1959-1966
Demokrasi terpimpin 1959-1966Demokrasi terpimpin 1959-1966
Demokrasi terpimpin 1959-1966
 
Power point konstitusi
Power point  konstitusiPower point  konstitusi
Power point konstitusi
 
Agen sosialisasi politik
Agen sosialisasi politikAgen sosialisasi politik
Agen sosialisasi politik
 

Viewers also liked

Viewers also liked (10)

Uas b.indonesia
Uas b.indonesiaUas b.indonesia
Uas b.indonesia
 
KOPERASI
KOPERASIKOPERASI
KOPERASI
 
Makalah Pekerja Anak
Makalah Pekerja AnakMakalah Pekerja Anak
Makalah Pekerja Anak
 
Makalah pancasila dan ham
Makalah pancasila dan hamMakalah pancasila dan ham
Makalah pancasila dan ham
 
Makalah demokrasi
Makalah demokrasi Makalah demokrasi
Makalah demokrasi
 
Materi e government
Materi e governmentMateri e government
Materi e government
 
Resume mendefinisakan pemasaran untuk abad 21
Resume mendefinisakan pemasaran untuk abad 21Resume mendefinisakan pemasaran untuk abad 21
Resume mendefinisakan pemasaran untuk abad 21
 
PKn Kelas 8 Demokrasi
PKn Kelas 8 DemokrasiPKn Kelas 8 Demokrasi
PKn Kelas 8 Demokrasi
 
Makalah Masalah ekonomi
Makalah Masalah ekonomiMakalah Masalah ekonomi
Makalah Masalah ekonomi
 
Tugas makalah (budaya demokrasi)
Tugas makalah (budaya demokrasi) Tugas makalah (budaya demokrasi)
Tugas makalah (budaya demokrasi)
 

Similar to MULTIPARTI DI INDONESIA

161218 id-pendidikan-politik-partai-golkar-di-kota
161218 id-pendidikan-politik-partai-golkar-di-kota161218 id-pendidikan-politik-partai-golkar-di-kota
161218 id-pendidikan-politik-partai-golkar-di-kotaA Boyoz
 
Peran Partai Politik dalam Pemilihan Umum (PEMILU) di Indonesia
Peran Partai Politik dalam Pemilihan Umum (PEMILU) di IndonesiaPeran Partai Politik dalam Pemilihan Umum (PEMILU) di Indonesia
Peran Partai Politik dalam Pemilihan Umum (PEMILU) di Indonesiavina irodatul afiyah
 
PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM (PEMILU) DI INDONESIA
PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM (PEMILU) DI INDONESIA  PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM (PEMILU) DI INDONESIA
PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM (PEMILU) DI INDONESIA vina irodatul afiyah
 
Partai politik di indonesia
Partai politik di indonesiaPartai politik di indonesia
Partai politik di indonesiaDewi Ratna
 
Faktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat Kampanye
Faktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat KampanyeFaktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat Kampanye
Faktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat KampanyeUniversity of Andalas
 
Infrastruktur politik ppkn
Infrastruktur politik ppknInfrastruktur politik ppkn
Infrastruktur politik ppknRicky Aquinaldo
 
Presentasi bab sistem politik
Presentasi bab sistem politikPresentasi bab sistem politik
Presentasi bab sistem politikMaeko Kaoin
 
Tugas pkn-kedudukan-dan-peranan-partai-politik-sebagai-komponen-pelaksanaan-d...
Tugas pkn-kedudukan-dan-peranan-partai-politik-sebagai-komponen-pelaksanaan-d...Tugas pkn-kedudukan-dan-peranan-partai-politik-sebagai-komponen-pelaksanaan-d...
Tugas pkn-kedudukan-dan-peranan-partai-politik-sebagai-komponen-pelaksanaan-d...barat ujang
 
Sistem Politik Indonesia
Sistem Politik IndonesiaSistem Politik Indonesia
Sistem Politik IndonesiaParanody
 
PARPOL DAN PEMILU.ppt
PARPOL DAN PEMILU.pptPARPOL DAN PEMILU.ppt
PARPOL DAN PEMILU.pptzulamirulhaq1
 
Sistem politik 50
Sistem politik 50Sistem politik 50
Sistem politik 50Arin Sfaaez
 
Kelompok 5 HTN.pptx
Kelompok 5 HTN.pptxKelompok 5 HTN.pptx
Kelompok 5 HTN.pptxSnn27
 
Kelompok 4 Pendidikan Kewarganegaraan Stim BudiBakti
Kelompok 4 Pendidikan Kewarganegaraan Stim BudiBaktiKelompok 4 Pendidikan Kewarganegaraan Stim BudiBakti
Kelompok 4 Pendidikan Kewarganegaraan Stim BudiBaktiRiskyAndreas
 

Similar to MULTIPARTI DI INDONESIA (20)

161218 id-pendidikan-politik-partai-golkar-di-kota
161218 id-pendidikan-politik-partai-golkar-di-kota161218 id-pendidikan-politik-partai-golkar-di-kota
161218 id-pendidikan-politik-partai-golkar-di-kota
 
Peran Partai Politik dalam Pemilihan Umum (PEMILU) di Indonesia
Peran Partai Politik dalam Pemilihan Umum (PEMILU) di IndonesiaPeran Partai Politik dalam Pemilihan Umum (PEMILU) di Indonesia
Peran Partai Politik dalam Pemilihan Umum (PEMILU) di Indonesia
 
Adapun peranan guru sebagai motivator adalah
Adapun peranan guru sebagai motivator adalahAdapun peranan guru sebagai motivator adalah
Adapun peranan guru sebagai motivator adalah
 
PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM (PEMILU) DI INDONESIA
PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM (PEMILU) DI INDONESIA  PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM (PEMILU) DI INDONESIA
PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM (PEMILU) DI INDONESIA
 
Partai politik di indonesia
Partai politik di indonesiaPartai politik di indonesia
Partai politik di indonesia
 
Faktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat Kampanye
Faktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat KampanyeFaktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat Kampanye
Faktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat Kampanye
 
Infrastruktur politik ppkn
Infrastruktur politik ppknInfrastruktur politik ppkn
Infrastruktur politik ppkn
 
Presentasi bab sistem politik
Presentasi bab sistem politikPresentasi bab sistem politik
Presentasi bab sistem politik
 
Skripsi heri
Skripsi heriSkripsi heri
Skripsi heri
 
Implementasi politik
Implementasi politikImplementasi politik
Implementasi politik
 
Tugas pkn-kedudukan-dan-peranan-partai-politik-sebagai-komponen-pelaksanaan-d...
Tugas pkn-kedudukan-dan-peranan-partai-politik-sebagai-komponen-pelaksanaan-d...Tugas pkn-kedudukan-dan-peranan-partai-politik-sebagai-komponen-pelaksanaan-d...
Tugas pkn-kedudukan-dan-peranan-partai-politik-sebagai-komponen-pelaksanaan-d...
 
Sistem Politik Indonesia
Sistem Politik IndonesiaSistem Politik Indonesia
Sistem Politik Indonesia
 
PARPOL DAN PEMILU.ppt
PARPOL DAN PEMILU.pptPARPOL DAN PEMILU.ppt
PARPOL DAN PEMILU.ppt
 
Sistem politik 50
Sistem politik 50Sistem politik 50
Sistem politik 50
 
Sistem politik
Sistem politikSistem politik
Sistem politik
 
Asp
AspAsp
Asp
 
Kelompok 5 HTN.pptx
Kelompok 5 HTN.pptxKelompok 5 HTN.pptx
Kelompok 5 HTN.pptx
 
Kelompok 4 Pendidikan Kewarganegaraan Stim BudiBakti
Kelompok 4 Pendidikan Kewarganegaraan Stim BudiBaktiKelompok 4 Pendidikan Kewarganegaraan Stim BudiBakti
Kelompok 4 Pendidikan Kewarganegaraan Stim BudiBakti
 
Transfusi parpol
Transfusi parpolTransfusi parpol
Transfusi parpol
 
Makalah pemilu di indonesia
Makalah pemilu di indonesiaMakalah pemilu di indonesia
Makalah pemilu di indonesia
 

Recently uploaded

soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 

Recently uploaded (20)

soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 

MULTIPARTI DI INDONESIA

  • 1. UNIVERSITAS PANCA MARGA PROBOLINGGO Fakultas Ekonomi TUJUH STRATEGI DUNIA MENGHANCURKAN INDONESIA Judul : Menciptakan Sistem Multipartai Di Indonesia Nama : Gifta Nirwana Sumantri NIM : 13.641.0029 Jurusan : Manajemen A Sore
  • 2. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politik terbentuk karena adanya aspirasi-aspirasi dari masyarakat dimana masyarakat atau setiap golongan ingin membentuk sebuah badan atau organisasi yang mampu membawa kemajuan bagi Negara tersebut. Hal ini memerlukan spirit atau kekuatan yang mengundang satu kesatuan untuk membentuk kehidupan berpolitik, di era sekarang sudah mendarah daging di Negara-negara, khususnya Indonesia. Karena di Indonesia menganut sistem multipartai. Mereka yang berpolitik mempunyai visi dan misi masing-masing yang intinya biasanya untuk kesejahteraan Negara. Kesejahteraan Negara yang mereka maksud juga berbeda-beda, tergantung jenis partai politik yang mereka pakai. Ada yang menyangkut agama, ekonomi, pembangunan, kesehatan, dan lain-lain. Indonesia menganut system demokrasi, yang artinya dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Indonesia membebaskan bagi siapa saja yang ingin membuat partai politik. Mereka atau setiap golongan yang telah berpolitik tersebut saling berebut suara untuk mendapatkan perhatian masyarakat. Ada yang saling bekerja sama antara partai politik yang satu dengan yang lainnya. Tetapi tidak sedikit pula yang saling menjatuhkan politik yang satu dengan yang lainnya. Karena system multipartai ini memiliki dua dampak, yaitu: Dampak positif; system multipartai menunjukkan bahwa demokrasi di Indonesia berjalan dengan baik. Dampak negative; system multipartai memberikan dampak persaingan yang tidak sehat. Oleh sebab itu adanya sistem multipartai ini merupakan salah satu faktor untuk menghancurkan Negara kita Indonesia, karena dapat menimbulkan persaingan-persaingandan kesenjangan sosial di masyarakat. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarka latar belakang diatas, dapat di ambil rumusan masalah sebagai berikut : 1 “Bagaimana sistem kepartaian di Indonesia? 2 “Bagaimana dampak sistem multipartai terhadap keutuhan bangsa Indonesia?”
  • 3. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Multipartai dan penerapan kembali Sistem Multipartai Sistem multipartai adalah sistem kepartaian suatu negara yang memiliki banyak partai dan tidak hanya satu partai saja yang dominan. Runtuhnya orde baru sungguh sangat mencengangkan banyak pihak. Di tambah lagi dengan munculnya kembali fenomena multi partai yang selama ini dianggap telah terkubur setelah runtunya orde lama. Persoalan utama yang menyebabkan kegagalan sistem multipartai pada periode 50-an adalah ketidak mampuan mereka menyadari arti penting koalisi. Koalisi yang mereka bentuk pada waktu itu hanya sekedar mencari rekan partai untuk mempertahankan kekuasaan kabinet. Oleh karena itu mereka banyak yang mengalami kegagalan berkoalisi. Dan kegagalan itu mengundang ketidaksabaran militer untuk melakukan intervensi. Campur tangan militer tersebut meruntuhkan semua sendi sistem multipartai yang dibngun pada era demokrasi liberal. Ketika Soeharto lengser, maka Habibie mencanangkan diberlakukannya kembali sistem multipartai. Setelah diberlakukannya kembali sistem multipartai tersebut, muncullah banyak harapan bahwa sistem tersebut akan membantu menemukan jati diri partai politik. Perubahan yang sangat mendadak tersebut menumbuhkan kegairahan politik yang luar biasa. Selain itu, mendorong kembali semangat berpolitik yang nyaris padam akibat otoriterisme orde baru. Munculnya partai politik yang baru dalam jumlah yang banyak adalah wujud protes keras dari masyarakat politik yang tertekan selama puluhan tahun.
  • 4. 3 2.2 Sistem Multi Partai Di Indonesia Kemerdekaan berserikat, berkumpul, serta mengeluarkan pikiran dan pendapat merupakan hak asasi manusia yang diakui dan dijamin oleh Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk memperkukuh kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat merupakan bagian dari upaya untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang kuat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, serta demokratis dan berdasarkan hukum. Hak asasi tersebut terwujud dalam institusi partai politik. Undang-Undang Nomor 2 tahun 2008 tentang Partai PolitiK mendefinisikan bahwa Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa partai politik itu pada pokoknya memiliki kedudukan dan peranan yang sentral dan penting dalam setiap sistem demokrasi. Tidak ada negara demokrasi tanpa partai politik. Karena itu partai politik biasa disebut sebagai pilar demokrasi, karena mereka memainkan peran yang penting sebagai penghubung antara pemerintahan negara (the state) dengan warga negaranya (the citizen). Indonesia menganut paham paham demokrasi yang artinya kekuasaan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Yang selanjutnya dijalankan melalui mekanisme pelembagaan yang bernama partai politik. Kemudian partai politik saling berkompetisi secara sehat untuk memperebutkan kekuasaan pemerintahan
  • 5. negara melalui mekanisme pemilihan umum legislatif dan pemilihan presiden dan wakil presiden. Dalam demokrasi, partai politik merupakan pilar utama (bukan kedua atau ketiga), karena pucuk kendali roda pemerintahan ada di tangan eksekutif, yaitu presiden dan wakil presiden. Sebagaimana dirumuskan dirumuskan dalam UUD 1945 Pasal 6A ayat (2), bahwa calon presiden dan calon wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Artinya hak itu secara eksklusif─hanya partai politik yang disebut UUD 1945─diberikan kepada partai politik. Karena itulah, semua demokrasi membutuhkan partai politik yang kuat dan mapan guna menyalurkan berbagai tuntutan warganya, memerintah demi kemaslahatan umum serta memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Sangat rasional argumentasinya jika upaya penguatan partai politik dibangun oleh kesadaran bahwa partai politik merupakan pilar yang perlu dan bahkan sangat penting untuk pembangunan demokrasi suatu bangsa. jadi, derajat pelembagaan partai politik itu sangat menentukan kualitas demokratisasi kehidupan politik suatu Negara. 4 2.3 FUNGSI PARTAI POLITIK Pada umumnya, para ilmuan politik biasa menggambarkan adanya empat fungsi partai politik. Keempat fungsi partai politik itu menurut Miriam Budiardjo meliputi: sarana komunikasi politik, sarana sosialisasi politik(political socialization), sarana rekrutmen politik (political recruitment), dan pengatur konflik (conflict management). Sementara dalam istilah Yves Meny dan Andrew Knapp, fungsi partai politik mencakup mobilisasi dan integrasi, sarana pembentukan pengaruh terhadap perilaku memilih (voting patterns),sarana rekrutmen politik, dan sarana elaborasi pilihan-pilihan kebijakan. Dalam UU No. 2 tahun 2008 Tentang Partai Politik, bahwa fungsi Partai Politik adalah sebagai sarana: (i) pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat
  • 6. luas; (ii) penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat; (iii) penyerap, penghimpun, dan penyalur aspirasi politik masyarakat; (iv) partisipasi politik warga negara Indonesia; dan (v) rekrutmen politik. Kesemua fungsi partai politik tersebut sama-sama terkait satu dengan yang lainnya. Sebagai sarana komunikasi politik, partai berperan sangat penting dalam upaya mengartikulasikan kepentingan atau political interests yang terdapat atau kadang-kadang tersembunyi dalam masyarakat. Berbagai kepentingan itu diserap sebaik-baiknya oleh partai politik menjadi ide, visi, dan kebijakan partai politik yang bersangkutan. Setelah itu, ide dan kebijakan atau aspirasi kebijakan itu diadvokasikan sehingga dapat diharapkan mempengaruhi atau menjadi materi dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan negara. Terkait dengan komunikasi politik itu, partai politik juga berperan penting dalam melakukan sosialisasi politik. Ide, visi, dan kebijakan strategis yang menjadi pilihan partai politik disosialisasikan kepada konstituen untuk mendapatkan feedback berupa dukungan dari masyarakat luas. Terkait dalam sosialisasi itu partai juga berperan sangat penting dalam rangka pendidikan politik bagi masyarakat luas agar menjadi warga negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Fungsi selanjutnya partai politik adalah sebagai sarana rekrutmen politik. Partai dibentuk memang dimaksudkan menjadi kendaraan yang sah untuk menyeleksi kader-kader pemimpin dalam proses pengisian jabatan politik melalui mekanisme demokrasi dengan kesetaraan dan keadilan gender. Fungsi keempat adalah pengatur dan pengelola konflik. Peranan ini berupa sarana agregasi kepentingan yang berbeda-beda melalui saluran kelembagaan partai politik. Yves Meny dan Andrew Knapp, fungsi pengelola konflik dapat dikaitkan dengan fungsi integrasi partai politik. Partai mengagregasikan dan 5
  • 7. mengintegrasikan beragam kepentingan itu dengan cara menyalurkannya dengan sebaik-baiknya untuk mempengaruhi kebijakan-kebijakan politik kenegaraan. 6 2.4 SISTEM KEPARTAIAN Dalam demokrasi, partai berada dan beroperasi dalam suatu sistem kepartaian tertentu. Setiap partai merupakan bagian dari sistem kepartaian yang diterapkan di suatu negara. dalam suatu sistem tertentu, partai berinteraksi dengan sekurang-kurangnya satu partai lain atau lebih sesuai dengan konstruksi relasi regulasi yang diberlakukan. Sistem kepartaian memberikan gambaran tentang struktur persaingan di antara sesama partai politik dalam upaya meraih kekuasaan dalam pemerintahan. Sistem kepartaian yang melembaga cenderung meningkatkan stabilitas politik dan efektivitas pemerintahan. Untuk melihat sistem kepartaian suatu negara, ada dua pendekatan yang dikenal secara umum. Pertama, melihat partai sebagai unit-unit dan sebagai satu kesatuan yang terlepas dari kesatuan-kesatuan lain. Pendekatan numerik ini pernah dikembangkan Maurice Duverger (1950-an), ilmuwan politik kebangsaan Prancis. Menurut Duverger, sistem kepartaian dapat dilihat dari pola perilaku dan interaksi antarsejumlah partai dalam suatu sistem politik, yang dapat digolongkan menjadi tiga unit, yakni sistem partai tunggal, sistem dwi partai, dan sistem multipartai. Selain itu, cara lain dapat dijadikan pendekatan yaitu teori yang dikembangkan Giovani Sartori (1976), ilmuwan politik Italia. Menurut Sartori, sistem kepartaian tidak dapat digolongkan menurut jumlah partai atau unit-unit, melainkan jarak ideologi antara partai-partai yang ada, yang didasarkan pada tiga hal, yaitu jumlah kutub (polar), jarak diantara kutub (bipolar), dan arah perilaku politiknya. Sartori juga mengklasifikasikan sistem kepartaian menjadi tiga, yaitu pluralisme sederhana, pluralisme moderat, dan pluralisme ekstrem. Kedua pendekatan ini bisa digunakan untuk melihat sistem kepartain Indonesia di masa lalu, kini, dan mendatang.
  • 8. Dalam sejarahnya, Indonesia telah mempraktikkan sistem kepartaian berdasarkan pada sistem multipartai. Meski dalam derajat dan kualitas yang berbeda.Pada pemilu pertama tahun 1955 sebagai tonggak kehidupan politik pasca kemerdekaan hingga sekarang menghasilkan lima partai besar: PNI, Masyumi, NU, PKI, dan PSI. Jumlah partai yang berlaga dalam pemilu itu lebih dari 29 partai, ditambah independen. Dengan sistem pemilu proporsional, menghasilkan anggota legislatif yang imbang antara Jawa dan Luar Jawa. Pemilu dekade 1950-an 1960-an adalah sistem multipartai tanpa ada pemenang mayoritas. Namun, di era demokrasi parlementer tersebut telah terjadi tingkat kompetisi yang tinggi. Memasuki era demokrasi parlementer yang ditandai dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden yang tujuannya untuk mengakhiri konflik ideologi antarpatai. Pada masa itu, sistem kepartaian menerapkan sistem multipartai, namun tidak terjadi kompetisi. Memasuki dekade 1970-an sampai Pemiliu 1971, Indonesia masih menganut sistem multipartai sederhana (pluralisme sederhana). Waktu itu ada sembilan partai politik yang tersisa dari Pemilu 1955. Kesembilan partai ditambah Golkar, ikut berlaga dalam Pemilu 1971. Fenomena menarik dalam Pemilu 1971 ini adalah faktor kemenangan Golkar yang sangat spektakuler di luar dugaan banyak orang. Padahal kalangan partai tidak yakin akan memenangkan pemilu. Hal itu didasari pada dua hal, yaitu ABRI tidak ikut pemilu dan Golkar belum berpengalaman dalam pemilu. Tetapi, setelah pemilu digelar, ternyata justru bertolak belakang, Golkar menang mutlak lebih dari 63%. Kemenangan itu menandakan Indonesia memasuki era baru, yaitu Orde Baru. Pada era orde baru, sistem kepartaian masih disebut sistem multipartai sederhana, namun antarpartai tidak terjadi persaingan. Karena Golkar menjadi partai hegemoni. Sehingga ada pendapat bahwa secara riil sistem kepartaian menjurus ke sistem partai tunggal (single entry). Kenapa? Karena Golkar hanya berjuang demi status quo. 7
  • 9. Pada masa reformasi, Indonesia kembali menerapkan sistem multipartai. Hal ini dapat dipahami karena selama puluhan tahun kebebasan berekspresi dan berserikat serta berkumpul dikekang. Sehingga ketika reformasi memberikan ruang kebebasan, hasrat para politisi untuk mendirikan partai politik tersalurkan. Sebagai sebuah proses pembelajaran, fenomena menjamurnya partai politik mestinya dilihat sebagai sesuatu yang wajar di tengah masyarakat yang sedang mengalami euforia politik. Pada Pemilu 1999, yang menggunakan sistem proporsional dengan daftar calon tertutup (stelsel daftar) diikuti 48 partai peserta pemilu. Jumlah partai sekitar 140 buah, tetapi lolos verifikasi hanya 48 partai. Dari jumlah itu, keluar enam partai besar pemenang pemilu, yakni PDI-P, Golkar, PPP, PKB, PAN, dan PBB. Sistem kepartaiannya multipartai, dan tidak ada partai pemenang pemilu yang memperoleh suara mayoritas. Setelah dua kali pemilihan umum paska reformasi dengan sistem multipartai, Indonesia bisa belajar banyak. Proses evaluasi diri perlu dilakukan, baik partai-partai politik, maupun sistem yang diterapkan. Apakah partai-partai paska reformasi telah berperan sebagai pilar demokrasi yang mendorong demokrasi kita lebih efektif dan pemerintahan yang stabil, atau sebaliknya. Sistem kepartaian secara ideal harus mendorong pemerintahan yang stabil dan demokrasi yang semakin efektif. Bila tidak, maka tentu ada yang salah dengan sistem yang diterapkan. Pemilu 2004 adalah pesta rakyat yang sangat bersejarah bagi Indonesia. Pasalnya, untuk pertama kalinya Indonesia menyelenggarakan pemilu secara langsung. Keberhasilan pemilu secara langsung telah mendaulat Indonesia sebagai negara paling demokrasi ketiga di dunia setelah Amerika dan India. Setelah dua kali pemilu paska reformasi dengan sistem multipartai, Indonesia bisa belajar banyak. Proses evaluasi diri perlu dilakukan, baik partai-partai politik, maupun sistem yang diterapkan. Apakah partai-partai paska reformasi telah 8
  • 10. berperan sebagai pilar demokrasi yang mendorong demokrasi kita lebih efektif dan pemerintahan yang stabil, atau sebaliknya. Sistem kepartaian secara ideal harus mendorong pemerintahan yang stabil dan demokrasi yang semakin efektif. Bila tidak, maka tentu ada yang salah dengan sistem yang diterapkan 9 2.5 DAMPAK SISTEM MULTIPARTAI 2.5.1 Konflik Kepentingan di dalam Sistem Multi Partai Di era Demokrasi Liberal, sistem multipartai sangat mendukung terciptanya kehidupan demokrasi di Indonesia. Partai-partai politik yang jumlahnya sangat banyak berperan penting dalam kelancaran proses demokratisasi. Partai politik sebagai sarana komunikasi politik, berperan penting dalam penyaluran kepentingan pada pemerintah. Empat partai besar saat itu mencerminkan begitu besarnya niat dari setiap massa partai untuk disalurkan aspirasinya. Empat partai besar tersebut adalah PNI (Partai Nasional Indonesia) yang mencoba menyalurkan aspirasi kaum nasionalis, Masyumi dan NU (Nahdlatul Ulama) menjadi wadah bagi umat Islam untuk menyalurkan kepentingannya, serta PKI (Partai Komunis Indonesia) yang merupakan wadah politik dari kaum Komunis yang saat itu juga menjadi bagian yang berpengaruh pada masyarakat Indonesia. (Bersumber pada akhir pembahasan yang menggambarkan peta kekuatan partai-partai politik dengan mengacu pada hasil Pemilu 1955). Pada kenyataannya peranan setiap partai dalam menyalurkan aspirasi pendukung masing-masing, dihadapkan kepada dua pilihan,yaitu berusaha untuk menggabungkan kepentingan-kepentingan dari seluruh partai atau memperjuangkan kepentingan masing-masing dimana konsekuensinya adalah terjadinya banyak konflik antar partai. Ideologi dari masing-masing partai yang sangat mempengaruhi jenis kepentingan yang mereka perjuangkan terkadang menjadi alat untuk saling menjatuhkan.
  • 11. Konflik antarpartai yang didasari oleh perbedaan ideology kemungkinan besar dipengaruhi oleh sosialisasi politik yang diperoleh para pendukung partai dari partai politik masing-masing. Partai politik sebagai sarana sosialisasi politik bertanggung jawab untuk semaksimal mungkin memberikan pemahaman mengenai ideologi dari partai tersebut kepada masyarakat sehingga terbentuk sikap dan orientasi politik yang didasari oleh ideologi tersebut. Setiap partai politik berusaha untuk mempengaruhi setiap individu agar mau bersikap dan mempunyai orientasi pikiran yang sesuai dengan ideologi partai tersebut. Karena itu suatu hal yang wajar apabila terjadi konflik diantara Masyumi dan NU, karena proses sosialisasi politik yang mereka terima berbeda. Terlebih lagi bila dua partai yang berideologi berbeda akan sangat besar potensi konflik yang ada pada proses menjalankan peran masing-masing, contohnya antara PNI dengan Masyumi yang berbeda dalam hal yang menyangkut peran Islam dalam negara. PNI menuduh Masyumi menggunakan simbol-simbol Islam untuk menentang simbol-simbol nasionalis. Masyumi menyangkal tuduhan ini dengan menyatakan bahwa perjuangan partai untuk “negara berdasarkan Islam”itu bertentangan dengan Pancasila. Contoh lain antara PKI dengan tiga partai lainnya. PKI dengan semboyannya, yakni : “PNI partai priyayi, Masyumi dan NU partai santri, tetapi PKI partai rakyat”, mencoba mencari pengaruh dengan mengatas namakan diri sebagai partai yang memperjuangkan hak-hak rakyat. Konflik-konflik diatas jelas membuat situasi politik menjadi tidak stabil dan itu memang merupakan konsekuensi dari banyaknya partai pada saat itu. Fungsi lain dari partai politik yang juga dapat menyebabkan terjadinya konflik antar partai adalah sebagai wadah rekruitmen politik. Terkadang setiap partai politik cenderung mempunyai sasaran tersendiri berupa kelompok-kelompok sosial untuk direkrut menjadi anggota partai yang turut aktif dalam kegiatan politik partai. Kecendrungan ini berdampak kepada adanya suatu pengidentikkan suatu partai dengan sebuah kelompok sosial didalam masyarakat. Contohnya PKI yang 10
  • 12. identik dengan kelompok petani, karena memang sasaran utama dari rekruitmen politik yang dilakukan oleh PKI adalah kalangan petani. Masyumi identik dengan kelompok Islam modernis yang seringkali bertentangan dengan kelompok Islam konservatif yang identik dengan NU. Dan PNI pun dengan konsep nasionalismenya di identikkan dengan kaum elit pemerintah yang mempunyai prinsip mempertahankan jiwa-jiwa nasional. Adanya pemisahan secara extrim kelompok-kelompok sosial ini dapat memancing terjadinya konflik antar kelompok sosial tersebut sehingga sulit tercapai suatu integrasi secara sosial. Sama halnya dengan sulitnya tercipta integrasi politik disebabkan adanya konflik antar partai politik yang ada. 11 2.5.2 Fungsi Partai Politik yang Tidak Terlaksana Selanjutnya, fungsi partai politik sebagai sarana pengatur konflik sepertinya tidak dapat diperankan secara sempurna oleh partai-partai poltik yang ada pada era Demokrasi Liberal. Hal ini dapat dibuktikan dengan merujuk pada kenyataan yang terjadi pada saat itu. Partai politik tidak memprioritaskan programnya kepada usaha untuk tercapainya integrasi nasional, melainkan berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup masing-masing. Ke-empat fungsi partai yang diperankan oleh partai-partai politik pada sistem multi partai sungguh cenderung mengacu pada terjadinya konflik. Namun hal ini tidak membuat sistem multi partai menjadi tidak relevan di suatu negara demokrasi, karena bila merujuk kepada definisi partai politik yang di kemukakan oleh Sigmund Neumann, maka apapun sistem yang digunakan, tetap tidak akan dapat merubah sifat dari partai politik itu sendiri, yaitu berusaha untuk meraih kekuasaan dan merebut dukungan rakyat atas dasar persaingan antar partai yang mempunyai pandangan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, usaha yang dapat dilakukan untuk meminimalisasikan potensi konflik adalah dengan mengadakan perubahan yang menyangkut cara-cara merebut dan mempertahankan kekuasaan, mencari dukungan dengan meninggalkan
  • 13. cara-cara yang mengarah kepada anarkisme, seperti tuduhan-tuduhan, tudingan-tudingan, dan lain-lain. Cara-cara yang digunakan hendaknya bersifat lebih kompromistis melalui jalur-jalur dialogis, sehingga perbedaan yang memang suatu hal yang wajar dalam kehidupan demokrasi tidak menjadi dasar dari timbulnya perpecahan, melainkan menjadi landasan terciptanya integrasi nasional yang mantap. Beralih pada konteks Indonesia dampak dari sistem multipartai Membangun kembali Indonesia yang demokratis dapat dilakukan melalui sistem keparataian yang sehat dan pemilu yang transparan. Sistem pemilu multipartai dan UU politik yang demokratis menunjukkan kesungguhan pemerintahan Habibie. Demokrasi di masa transisi tanpa adanya sumber daya manusia yang kuat akan mengakibatkan masuknya pengaruh asing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini adalah tantangan yang cukup berat juga dalam demokrasi yang tengah menapak. Tahun 1999 tentang Partai Politik dan UU No. 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum sebagai Tuntutan Fundamental Reformasi yang melahirkan Pemilihan Umum secara Multi Partai. Lahirnya Lembaga Legislatif yang merupakan representasi dari Oleh sebab itu perlu selalu disadari dan dipahami bersama bahwa bangsaIndonesia ini memang bentuk dari suku-suku bangsa yang memiliki budaya yang beraneka ragam. Langkah utama yang perlu ditempuh dalam rangka membangun kehidupan bagi Namun, tidak berarti dalam sistem sosial-politik yang tidak dapat disangkal bahwa dampak praktek korupsi telah mengakar 12 dalam kehidupan sosial-politik-ekonomi di Indonesia. Masalah pokok yang dihadapi ialah bagaimana demokrasi mewujudkan dirinya dalam berbagai sisi kehidupan berbangsa dan bernegara.Tercatat sudah 4 kaliIndonesia berganti-ganti demokrasi, bahkan sudah beberapa kali pula kabinet silih berganti. Sistem politik pada masa demokrasi liberal telah mendorong untuk lahirnya partai–partai politik, karena dalam system kepartaian menganut system
  • 14. multi partai. Maka, PNI dan Masyumi lah yang menjalankan pemerintahan melalui kerancuan dalam sistem ketatanegaraan. Perkembangan format politik di era multipartai memberikan dampak Politik Indonesia = Tolak Carik Desa Jadi Dukun Politik = Kehidupan Dampak Lahirnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Kehidupan Politik dengan sistem multipartai dengan jumlah peserta 48 partai politik sah dalam konstelasi politik Indonesia 13 2.5.3 Dampak Positif dan Negatif Multipartai Sistem multi partai yang berlaku di Indonesia, mempunyai dampak positif yang menunjukkan keberhasilan demokrasi di Indonesia, namun multipartai ini juga memiliki dmpak negatif yang sangat mengancam keutuhan berbangsa dan bernegara khususnya bagi Negara Indonesia. Secara singkat dampak positif dan negatif multipartai di sebutkan sebagai berikut : Dampak positif multipartai : 1) Demokrasi berjalan dengan baik 2) Inspirasi rakyat mampu menciptakan suatu partai 3) Rakyat bebas bersuara 4) Adanya oposisi antara partai satu dan yang lainnya Dampak negatifnya : 1) Menimbulkan persaingan tidak sehat 2) Paling menjatuhkan antara partai satu dan yang lainnya 3) Dapat menghambat kelancaran semua program kerja pemerintah. 4) Partai-partai politik dalam arti tidak sehat yang melakukan money politic (lobi-lobi) dan memberikan uang kepada rakyat agar memilih partai tersebut. Dari sini lah sifat-sifat para pemerintah yang akan korupsi muncul. 5) Berujung pada permusuhan dan perpecahan di antara partai satu dan yang lainnya.
  • 15. 6) Pemerintah tidak fokus lagi terhadap rakyat, melainkan fokus bagaimana cara 14 mempertahankan kekuasaan. 7) Adanya konflik SARA. 8) Kekuatan Partai politik satu dengan yang lainnya tidak akan terlalu jauh, sehingga muaranya akan kearah bagi-bagi kekuasaan. 9) Pemerintahan akan semakin Gemuk sebagai akibat dari banyaknya kepentingan partai yang harus diakomodir dan sulit menempatkan orang yang "benar ditempat yang benar". 10) Biaya Politik yang sangat besar, karena adanya subsidi pemerintah kepada partai-partai. Sebagai contoh ringan dalam pembuatan kartu suara, kalau partainya seperti sekarang ini, kemungkinan kartu suara akan selebar Tabloid dibanding dengan sedikit partai. Dari sisi ini saja sudah diboroskan keuangan Negara yang cukup besar. 11) Logika "lingkaran setan", semakin banyak partai semakin banyak pilihan. Semakin banyak pilihan, akan semakin sulit memilih. Semakin sulit memilih semakin banyak yang tidak memilih. Semakin banyak Golput, semakin mundur arti sebuah demokrasi. Jadi Semakin Banyak Partai =Semakin Jelek Kualitas Demokrasi nya. Diakui atau tidak logika ini, anda bisa lihat sendiri carut marut partai politik di Indonesia. 12) Banyak Uang yang di investasikan pada hal-hal yang "kurang produktiv" bagi masyarakat banyak. Sebagi contoh ringan saja, anda boleh lihat, hitung dan analisa sendiri, berapa rupiah yang dihamburkan hanya untuk membuat sticker, baliho, spanduk, bendera dan iklan politik 2.6 Sistem Multiparti Untuk Menghancurkan Indonesia Salah satu kebijakan andalan Illuminati Internasional. untuk menghancurkan suatu bangsa yaitu dengan menciptakan sistem multi partai. Atas nama demokrasi, mereka sengaja memcah belah suatu bangsa yang kuat dengan mendorong sistem multi partai. Padahal sistem multi-partai dilarang Alloh SWT seperti termuat dalam
  • 16. Al Quran Surat Arrum ayat 31-32: “.....janganlah kalian berfirqah-firqah (berpartai-partai), 15 yang (masing-masing) hanya bangga dengan partai sendiri......” Dalam ajaran Islam, negara demokrasi yang benar cuma ada dua partai, yaitu: Hezbullah (partai Alloh) dan Hezbulsyetan (partai Setan). Di Amerika Serikat hanya ada dua partai: Partai Demokrat dan Partai Republik. Amerika Serikat telah menerapkan sistem pemerintahan kenegaraan berdasar ajaran Islam. Untuk ”menjatuhkan negara lain”, mereka menyuruh agar membuat ”multi partai” supaya antar partai saling berkelahi satu sama lain sehingga tidak sempat membangun bangsa. Sistem multi partai berakibat merenggangkan hubungan kekerabatan, persaudaraan, kebersamaan sesama anak bangsa. Semakin banyak partai, pasti membuat republik kian runyam. Masing-masing partai punya agenda sendiri, punya program sendiri, punya misi sendiri, punya target sendiri, dan punya pendukung sendiri. Benturan kepentingan antar partai, tidak bisa dihindarkan. Bentrokan antar pendukung partai di lapis bawah, menjadi menu makanan sehari-hari. Sistem multi partai sengaja diciptakan jaringan Illuminati Internasional agar bangsa-bangsa yang dibidik, bercerai berai dihajar pertikaian, perkelahian dam pertarungan berebut kekuasaan. Sistem multi partai merupakan manifestasi strategi devide et impera, politik pecah belah untuk memperkeruh suatu bangsa. Negara seperti Amerika Serikat dan Inggris tidak menggunakan system multi partai. Mereka menerapkan system dua partai sesuai ajaran Islam. Di AS ada dua: Partai Demokrat dan Partai Republi, di Inggris juga dua: Partai Buruh dan Partai Konservatif. 2.7 Kedudukan Presiden Dalam Sistem Multipartai Salah satu persoalan yang paling fundamental dalam sistem multipartai yang baru di tumbuhkan sejak pertengahan tahun 1998 yang lalu adalah kedudukan presiden dalam sistem partai tersebut.
  • 17. Kedudukan presiden dalam konteks multipartai ternyata kurang mendapat tanggapan cukup serius dari kalangan partai poltik, tokoh-tokoh informal , maupun politisi yang sedang memerintah. Terpusatnya kekuasaan ketangan presiden, maka pemilihan presiden dilakukan secara langsung oleh rakyat. Hal tersebut memberi kesempatan sebesar-besarnya bagi rakyat untuk menentukan sendiri presiden mereka tanpa terhalang 16 oleh birokrasi partai politik. Pola pemilihan ini membuat presiden tunduk pada keinginan rakyat. Artinya, jika rakyat sudah tidak menghendaki maka presiden tidak dapat dipilih kembali setelah menyelesaikan masa jabatan yang bersifat periodik dan tetap. Masa jabatan sekali pun bersifat tetap (dalam jangka waktu tertentu) dapat dibatasi hingga dua kali. Ketidaksesuaian praktik multipartai dengan sistem presidensial yang dianut oleh Indonesia bermula sejak tidak terpilihnya Megawati Soekarnoputri sebagai presiden tahun 1999 yang lalu. Sejak itu dimulailah "kekeliruan" bahwa partai tidak perlu menang Pemilu untuk bisa mendapatkan kursi presiden. Sistem pemerintahan presidensial atau disebut juga dengan sistem kongresional adalah sistem pemerintahan dimana badan eksekutif dan legislatif memiliki kedudukan yang independen. Kedua badan tersebut tidak berhubungan secara langsung seperti dalam sistem pemerintahan parlementer. Mereka dipilih oleh rakyat secara terpisah. Sistem presidensial tidak mengenal adanya lembaga pemegang supremasi tertinggi. Kedaulatan negara dipisahkan (separation of power) menjadi tiga cabang kekuasaan, yakni legislatif, eksekutif, dan yudikatif, yang secara ideal diformulasikan sebagai ”Trias Politica” oleh Montesquieu. Presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat untuk masa kerja yang lamanya ditentukan
  • 18. konstitusi. Konsentrasi kekuasaan ada pada presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Dalam sistem presidensial para menteri adalah pembantu presiden yang diangkat dan bertanggung jawab kepada presiden. Namun dengan adanya sistem multipartai kedudukan presiden dalam konteks multipartai ternyata kurang mendapat tanggapan cukup serius dari kalangan partai poltik, tokoh-tokoh informal , maupun politisi yang sedang memerintah 17
  • 19. 18 BAB III KESIMPULAN Sistem multi partai memang menjadi ciri khas dari sistem pemerintahan parlementer di era Demokrasi Liberal. Saat itu, peran partai politik dalam mempengaruhi situasi politik nasional sangat menonjol. Baik tidaknya pengaruh yang diberikan oleh partai politik terhadap situasi nasional tergantung bagaimana partai politik tersebut menjalankan fungsinya sebagai sebuah partai politik. Dampak positif dari pertumbuhan partai yang sedemikian luar biasa akan memberikan suasana keterbukaan yang berarti bahwa masyarakat benar-benar menikmatu keterbukaan ini dan memanfaatkannya lewat pembentukan partai-partai politik. Sementara dampak negatifnya, tidak sedikit para aktifis partai secara mendadak berubah dari warga negara biasa menjadi politisi dalam waktu yang sangat singkat. Dimana tingkat keawaman mereka dalam berpolitik masih terlalu tebal sehingga mereka tidak bisa mengelola partai politik tersebut . Dalam sistem multipartai, pemilihan presiden dilakukan secara langsung oleh rakyat. Masa jabatan sekali pun bersifat tetap (dalam jangka waktu tertentu) dapat dibatasi hingga dua kali.
  • 20. 19 DAFTAR PUSTAKA http://oktaviamegasari.blogspot.com http://sistempemerintahan-indonesia.blogspot.com http://koleksireferensi.blogspot.com http://ariefhilmanarda.wordpress.com http://echadoank.blogspot.com http://detakkosong.wordpress.com http://dhesielfriyanti.blogspot.com http://asihlestaribako.blogspot.com http://echadoank.blogspot.com http://id.wikipedia.org