Hasil kunjungan lapangan terhadap kegiatan program penanggulangan penyakit menular demam berdarah di Puskesmas 1 Denpasar Utara pada Oktober 2009.
Download this file: http://adf.ly/OI2Um
5. Pengorganisasian
• Kordinator P2M bertugas mengkordinasi pelaksanaan
program penanggulangan penyakit menular secara umum
yang program pokoknya adalah imunisasi, survelance,
penanggulangan ISPA, diare, TBC, Kusta, DBD, malaria,
dan HIV/AIDS
• P2 DBD bertanggung jawab terdapat pelaksanaan
program penanggulangan penyakit DBD
• Kordinator jumantik bertugas mengawasi kinerja
jumantik
• Jumantik bertanggung jawab terhadap kordinator untuk
pelaksanaan program jumantik dan terhadap puskesmas
untuk ABJ dan absensi
6. Rencana Program Penanggulangan
Penyakit (DBD)
Persiapan Program
Kegiatan Rincian kegiatan Tenaga Pelaksana
Konsultasi dengan Dinas
Kesehatan Kota (12x)
Konsultasi untuk mendapatkan
pengarahan ttg program dan target
Petugas P2 DBD
Pertemuan lintas sektoral
(12x)
Mengikuti kegiatan rapat utk
mendapatkan kesepakatan dan
peningkatan peran serta masyarakat
Kepala Puskesmas,
Petugas P2 DBD
Pertemuan lintas program
(12x)
Menyampaikan kepada peserta rapat ttg
apa yg didapat dari Dinas Kesehatan
Kota maupun sumber lain;
Mendapat arahan dan kebijakan dari
Kepala Puskesmas
Petugas P2 DBD
Membuat rencana kerja
(1x/desa)
Penentuan sasaran dan target
7. Pelaksanaan Program
Kegiatan Rincian kegiatan Tenaga Pelaksana
Peningkatan pengetahuan
Pelatihan Kader PSN DBD; Penyuluhan di
luar/ di dalam gedung : perseorangan,
keluarga, kelompok dan masyarakay
Penemuan penderita
(setiap saat jika ada
penderita panas)
Di dalam gedung melaksanakan uji coba
turniquite pada setiap penderita panas
yang mengarah pada tanda DBD;
Menindaklanjuti setiap informasi yang
diberikan oleh keluarga, masyarakat
maupun Dinkes Kota dgn melakukan
Penelitian Epidemiologi kerumah
penderita dengan radius 100 m2
Petugas P2 DBD; Dokter
Pendataan Mendata semua penderita DBD Petugas P2 DBD; Kader
Rencana Program Penanggulangan
Penyakit (DBD)
8. Kegiatan Rincian kegiatan Tenaga Pelaksana
Pengobatan dan rujukan
kasus
Memberikan pengobatan simtomatis
kepada penderita;
Merujuk setiap kasus DBD yang
memerlukan perawatan lebih lanjut
Dokter
Dokter
Penyelidikan
Epidemiologi
Melakukan PE setiap ada kasus
dengan radius 100 m2;
Memberikan HE kepada penderita
dan keluarga; PSN; Larvasidasi;
melakukan uji torniquet ps setiap
penderita panas tanpa sebab.
Darbin Petugas P2
DBD
Pemberantasan Sarang
Nyamuk DBD
Melaksanakan PSN secara Masal Masyarakat
Pemantauan Jentik
Berkala
Melakukan PJB ke rumah-rumah
penduduk (100 rmh/desa), , sekolah,
dan tempat-tempat umum
Darbin petugas P2
DBD
Rencana Program Penanggulangan
Penyakit (DBD)
9. Pencatatan dan Pelaporan
Kegiatan Rincian kegiatan Tenaga Pelaksana
Registrasi
Mencatat semua kegiatan yang
dilaksanakan
Petugas P2 DBD
Pelaporan
Membuat laporan bulanan dan
mingguan
Petugas P2 DBD
Penyajian data
Menyajikan data dalam bentuk
tabel dan grafik
Petugas P2 DBD
Evaluasi Pencapaian target
Petugas P2 DBD
Rencana Program Penanggulangan
Penyakit (DBD)
10. Program Pokok
Peningkatan
Pengetahuan
• Penyegaran
• Pelatihan
PJB PSN
• Pemantauan
sarang
nyamuk
secara
berkala
Pendataan di
Puskesmas
• Pendataan
apabila ada
laporan dari
warga atau
kasus yang
langsung ke
puskesmas
12. Program Intersektoral
• Aparat Desa Perekrutan
• Dinkes Kota Denpasar Perekrutan
• Walikota Pembiayaan Jumantik
Jumantik
• Rumah Sakit
• Dinkes Kota Denpasar
Pendataan Penderita Demam Berdarah
• Aparat Desa
Promosi Kesehatan
• Rumah Sakit Rujukan
Pengobatan
14. Pelaporan dan Pendataan
kunjungan
pasien/laporan warga
dilakukan
pengobatan atau
rujukan ke RS
pengobatan &
pendataan pasien di
RS
pengumpulan (rekap)
data oleh Dinkes
Pendataan di
Puskesmas 1 Dendut
Feedback oleh
puskesmas
15. Kegiatan Jumantik
• Program PJBPSN dilakukan oleh Jumantik (29 anggota +
4 koordinator)
Setiap jumantik melakukan pemantauan terhadap 30 KK
setiap harinya dalam satu banjar
– Dinkes kabupaten : menentukan jumlah jumantik yang ada di
wilayah kerja Puskesmas III Denpasar Utara
– Aparat Desa : merekomendasikan orang-orang yang akan menjadi
anggota Jumantik
– Puskesmas: menilai apakah orang-orang yang dipilih layak menjadi
anggota Jumantik
– Wali Kota: mendanai/menggaji anggota jumantik
• Program Larvasidasi dilakukan jika pada saat pemantauan
ditemukan adanya jentik nyamuk di rumah-rumah penduduk
Obat larvasidasi (Altosid) disubsidi oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten
16. Penyelidikan Epdemiologi
• Dilakukan apabila ada kasus DBD di wilayah
kerja Puskesmas 1 Denut untuk mengetahui
sumber penularannya.
• Form PE:
– Nama KK - Nama penderita
– Umur dan jenis kelamin - Uji tourniquet
– Bintik/tanda pendarahan - Kesimpulan
– Pemeriksaan jentik
• PE dilakukan dengan menyelidiki 20 rumah yang
berada di sekitar kasus atau pada radius ±100 m2
17. Kegiatan Jumantik
• Program PJBPSN dilakukan oleh Jumantik (29 anggota +
4 koordinator)
Setiap jumantik melakukan pemantauan terhadap 30 KK
setiap harinya dalam satu banjar
– Dinkes kabupaten : menentukan jumlah jumantik yang ada di
wilayah kerja Puskesmas III Denpasar Utara
– Aparat Desa : merekomendasikan orang-orang yang akan menjadi
anggota Jumantik
– Puskesmas: menilai apakah orang-orang yang dipilih layak menjadi
anggota Jumantik
– Wali Kota: mendanai/menggaji anggota jumantik
• Program Larvasidasi dilakukan jika pada saat pemantauan
ditemukan adanya jentik nyamuk di rumah-rumah penduduk
Obat larvasidasi (Altosid) disubsidi oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten
18. Fogging Fokus
• Program Fogging dilakukan setelah dilakukan PE dan ditemukan
adanya indikasi DBD yaitu:
Ditemukan 1 penderita DBD dan penderita dengan penyakit panas
disekitar terjadinya kasus
Ditemukan 2 penderita DBD
Ditemukan penderita DBD,ditemukan jentik nyamuk dan
ditemukan adanya penderita dengan penyakit panas
NB:
Obat fogging, bensin dan solar untuk kegiatan fogging disubsidi oleh Dinas
Kesehatan yang diserahkan ke Puskesmas sedangkan
Pengadaan alat fogging dilakukan oleh Dinas Kesehatan (1 desa 1 alat
fogging)
Petugas fogging adalah masyarakat desa yang telah mendapatkan pelatihan
Setiap puskesmas mendapatkan jatah 32x fogging untuk setiap tahunnya
19. Peran Serta Masyarakat
• PENYULUHAN
– Program penyuluhan kepada masyarakat mengenai PSN
– Program ini tidak rutin dilakukan
– Biasanya dilakukan atas permintaan dari warga
• PJB-PSN dengan Warga
– PJB-PSN Anak Sekolah kegiatan PJB-PSN yang
dilakukan bersama anak sekolah
– Gebyar PSN kegiatan kerjabakti yang melibatkan
peran aktif masyarakat dalam pemberantasan sarang
nyamuk yang dilakukan setiap hari jumat pada bulan
April-Mei
20. Indikator Keberhasilan
• Secara umum
– Pravalensi demam berdarah
dengan target tidak melebihi
angka maksimum prevalensi 5
tahunan
• Jumantik
– ABJ : 95%
– Absen
– Kebenaran turun ke lapangan.
22. Monitoring dan Evaluasi Program
Jumantik
• Dilaksanakan kepada semua
Jumantik setiap minggu oleh
para Koordinator Jumantik di
setiap desa
• Metode : dilaksanakan dengan
cara mengambil 30 sampel warga
yang kemudian ditanya kapan
terakhir adda pemeriksaan jentik
di rumah tersebut.
• Pelaporan dilakukan kepada
pemegang program p2m (DB)
dan kepala puskesmas secara
lisan
Program
• Laporan mengenai program apa
yang telah berjalan semuanya
diserahkan kepada dinas
kesehatan yang diserahkan setiap
mingggu, bulan dan 3 bulan.
• Laporan mingguan disampaikan
lewat sms
• Laporan bulanan dan 3 bulanan
dilaporkan secara tertulis dengan
format khusus.
• Sedangkan untuk pelaporan
kepada kepala puskesmas dan
pemegang program dilakukan
seacra lisan
23. • Reward & Punishment
– Para jumantik dan koordinator mendapatkan
kontribusi berupa gaji setiap bulan. Dibiayai
oleh walikota.
– Seragam, sepatu, bensin 15 lt/bulan
– Namun jika terbukti melakukan kecurangan
jumantik dapat diberi surat teguran sampai
dengan pemberhentian jumantik.
– Puskesmas mempunyai hak unntuk
memberhentikan jumantik
Monitoring dan Evaluasi Program
24. Hambatan Program
• Kurangnya peran serta
masyarakat dan aparat desa
• Kurang efektifnya altosid
dalam membunuh larva
• Adanya jumantik yang kurang
disiplin
26. • Pelayanan yang diberikan oleh puskesmas
telah terintegrasi mulai dari pemantauan jentik
nyamuk oleh petugas dan
masyarakat, kemudian penangan jentik
nyamuk dalam bentuk fogging, pjb-
psn, larvasida dan penyuluhan kepada
masyarakat, hingga pelayan perawatan pada
masyarakat yang terkena DBD dan memberi
rujukan ke rumah sakit.
INTEGRATION
27. PARTICIPATION & EQUITY
• Participation : program pjb-psn yang dilakukan
puskesmas melibatkan masyarakat dalam hal
pelaporan jika adanya jentik nyamuk di
rumahnya.
• Equity : pelayanan yang diberikan oleh
puskesmas dari pelayanan penangan jentik
seperti fogging, larvasida, sampai pengobatan
sama kepada masyarakat, tidak membedakan
status sosial apapun.
28. INTERSEKTORAL
• Intersektoral : Puskesmas melakukan kerja
sama dengan instansi kesehatan seperti dinas
kesehatan kota dalam pengadaan
larvasida, obat dan peralatan fogging, dll.
Kemudian kerjasama dengan rumah sakit
apabila merujuk pasien DBD dan dengan
instansi yang ada di wilayah kerjanya
(Kecamatan, desa, banjar)