Laporan ini membahas manajemen pelayanan kebidanan di Puskesmas Puruk Cahu. Puskesmas ini memberikan berbagai pelayanan kesehatan seperti kebidanan, kesehatan ibu dan anak, imunisasi, dan keluarga berencana. Laporan ini menganalisis pencapaian indikator kinerja pelayanan kebidanan seperti kunjungan ibu hamil, persalinan, dan pelayanan neonatus. Masih ada ruang peningkatan untuk beberapa indikator seperti kunjungan i
2. BAB 1 Latar Belakang
Puskesmas adalah unit pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja dan merupakan
ujung tombak pelayanan kesehatan pemerintah yang berfungsi memberikan pelayanan
kesehatan dasar bagi masyarakat. Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat
serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama
3. Tujuan Umum
Memahami secara komprehensif manajemen pelayanan kebidanan di Puskesmas Puruk Cahu
Tujuan Khusus
• Mampu melakukan pengkajian data (data umum dan data khusus)
• Mampu melakukan analisa data berdasarkan data yang diperoleh
• Mampu mengidentifikasi masalah dari data
• Mampu menentukan prioritas masalah
• Mampu menyusun dan menerapkan rencana strategis dalam manajemen pelayanan
kebidanan
5. Tentang
Puskesmas
Puruk Cahu
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
Puruk Cahu di Kecamatan Murung, Kabupaten
Murung Raya.
Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan
Tanah Siang dan Kecamatan Tanah Siang
Selatan. Sebelah timur berbatasan dengan
Kecamatan Murung wilayah kerja Puskesmas
Puruk Cahu Seberang dan Kecamatan Laung
Tuhup wilayah kerja Puskesmas Muara Laung
. Sebelah selatan berbatasan dengan
Kecamatan Murung wilayah kerja Puskesmas
Puruk Cahu Seberang dan Kabupaten Barito
Utara. Sebelah barat berbatasan dengan
Kecamatan Murung wilayah kerja Puskesmas
Mangkahui dan Kecamatan Tanah Siang
Selatan
6. 4
Pustu Muara
Bumban
Pustu Muara
Jaan
Pustu Juking
Pajang
Pustu &
Polindes
Muara Untu
2
3
1
Puskesmas Puruk Cahu membawahi wilayah satu kelurahan yaitu Kelurahan
Beriwit dan empat desa yaitu:
7. Jarak dari desa ke kota kecamatan, waktu tempuh dan tranportasi yang
digunakan sebagai berikut Desa Juking Pajang – Kecamatan : ± 3 km,
transportasi darat, ± 5-10 menit, Desa Muara Jaan – Kecamatan : ± 7 km,
transportasi darat, ± 15-20 menit perjalanan, Desa Muara Untu –
Kecamatan : ±10 km, transportasi darat dan air, ± 20-30 menit perjalanan,
Desa Muara Bumban - Kecamatan: ± 15 km transportasi air (sungai), ± 30-
45 menit perjalanan.
11. KEPALA PUSKESMAS
dr . VIDI GANDA WISNU PUTRA
Mengatur, memimpin dan mempertanggung jawab
atas hasil kerja bawahan baik pelayanan, program,
kepegawaian, umum, perencanaan dan keuangan
tingkat Puskesmas dan Pustu
12. KEPALA TATA USAHA
H. ARIPIN, SKM
• Merencanakan dan mengevaluasi kegiatan di
unit TU
• Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap
kegiatan di unit TU
13. PENANGGUNG JAWAB UKM ESENSIAL DAN
KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT
RAHMAYANA, SKM
PROMKES DAN GERMAS
RAHMAYANA, SKM
KESLING
LINGMIONA, A.MKL
GIZI MASYARAKAT
SUSANTY,A.Md.Kep
P2P
NASIRATUN NISA,AMd.AK
KIA & KB
MERY KUSRINI,, STr.Keb
koordinator koordinator pelayanan
terkait
21. • Menggalang kemitraan dengan lintas terkait
dalam upaya pemberdayaan masyarakat di
bidang kesehatan
• Mengembangkan SDM yang kompeten dan
berkelanjutan
• Meningkatkan sarana dan prasarana
kesehatan yang memadai
• Meningkatkan pelayanan kesehatan sesuai
dengan standar mutu pelayanan
25. Tenaga kesehatan dan pasien:
• Dokter umum 8 orang dengan 3.125 pasien
• Dokter gigi 4 orang dengan 6.250 pasien
• Perawat 28 orang dengan 893 pasien
• Bidan 30 orang dengan 833 pasien
• Apoteker dan tenaga farmasi lain 6 orang dengan 4.167 pasien
• Perawat gigi 4 orang dengan 6.250 pasien
• Nutrisionis 1 orang dengan 25.000 pasien
• Sanitarian 1 orang dengan 25.000 pasien
• Kesmas 2 orang dengan 25.000 pasien
26. Sarana Kesehatan
No Sarana Jumlah Keterangan
1 RSUD 1 Tipe C
2 Puskesmas 1
3 Puskesmas Pembantu 5
4 Posyandu Balita 9
5 Posyandu lansia 5
6 Posbindu PTM 6
27. Sarana Kesehatan
No Sarana Jumlah Keterangan
1 Polindes 1
2 Dokter Praktik Mandiri dan Praktik
bersama
6
3 Bidan praktik mandiri 4
4 Apotek swasta 4
5 Toko obat 9
6 Pos UKK 1
30. Pemasaran
Marketing orientation: Puskesmas Puruk Cahu sangat
memperhatikan kehendak masyarakat, semua unit di puskesmas
harus berorientasi pada pasien dan masyarakat, penuh dedikasi,
selalu tanggap pada keinginan masyarakat, dan ada keinginan
petugas puskesmas untuk meningkatkan layanan baik diminta
ataupun tidak.
32. Standar Operasional Prosedur (SOP) Ruang KIA/KB
puskesmas sesuai Permenpan No. 035 tahun 2012 : ANC,SPO
Ibu Hamil Risti, SOP Persalinan, SOP Kunjungan Nifas, SOP
Kunjungan neonatus,Pemeriksaan Leopold,Pengukuran
LILA,SPO Persalinan.
SOP
33. a) Pelayanan kesehatan ibu ( Permenkes RI No 97 Tahun 2014):
Masa sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Masa Sesudah
Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi
b) Upaya Pelayanan kesehatan Anak (PMK No 25 Tahun 2014:
Bayi Baru Lahir, Anak Balita ,Anak Prasekolah,Anak Usia
Sekolah ,Remaja
c) Upaya Kesehatan Reproduksi ( Peraturan Pemerintah No 61
tahun 2014)
Standar
Asuhan
34. Berdasarkan Keputusan kepala dinas kesehatan nomor 130 tahun
2022, indikator kinerja yaitu:
• Indikator administrasi dan manajemen: rapat, surat menyurat,
administrasi puskesmas, daftar hadir karyawan, laporan
bulanan, orientasi karyawan baru, penatausahaan urusan
rumah tangga dan aset, serta managemen puskesmas.
• Upaya kesehatan masyarakat: kesehatan ibu dan anak serta
keluarga berencana, perbaikan gizi, kesehatan lingkungan,
promosi kesehatan, program P2M, imunisasi dan surveilans
dan program penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa.
Indikator
Kinerja
35. Berdasarkan Keputusan kepala dinas kesehatan nomor 130 tahun
2022, indikator kinerja pelayanan kebidanan yaitu:
• Akses pelayanan antenatal (K1)
• Cakupan pelayanan ibu hamil (K4)
• Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn)
• Cakupan pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan (KF3)
• Cakupan pelayanan neonatus pertama (KN1)
• Cakupan Pelayanan Kesehatan Neonatus 0-28 hari (KN
Lengkap)
• Penanganan komplikasi obstetric (PK)
• Deteksi faktor risiko dan komplikasi oleh Masyarakat
• Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus
• Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Sakit yang dilayani
dengan MTBS
• Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi 29 hari-12 bulan
(Kunjungan Bayi)
• Cakupan pelayanan anak balita (12-59 bulan)
• Cakupan peserta KB aktif
Indikator
Kinerja untuk
pelayanan
kebidanan
36. Fungsi Pengorganisasian: jadwal dinas
No Jenis Pelayanan Jadwal Jam
1 Pemeriksaan Ibu hamil Senin-Kamis
Jumat
Sabtu
07.00-12.00
07.00-10.00
07.00-11.00
2 Pelayanan KB Senin-Kamis
Jumat
Sabtu
07.00-12.00
07.00-10.00
07.00-11.00
3 Pelayanan Konseling Gizi KIA Senin-Kamis
Jumat
Sabtu
07.00-12.00
07.00-10.00
07.00-11.00
4 Pelayanan Imunisasi Senin-Kamis
Jumat
Sabtu
07.00-12.00
07.00-10.00
07.00-11.00
5 Pelayanan Remaja dan Calon
Pengantin
Senin-Kamis
Jumat
Sabtu
07.00-12.00
07.00-10.00
07.00-11.00
6 MTBS Senin-Kamis
Jumat
Sabtu
07.00-12.00
07.00-10.00
07.00-11.00
7 Ibu Nifas dan Busui Senin-Kamis
Jumat
Sabtu
07.00-12.00
07.00-10.00
07.00-11.00
38. No. Indikator Target Pencapaian
1 Cakupan Kunjungan K1 100% 30.85%
2 Cakupan Kunjungan K4 100% 78.32%
3 Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn) 100% 89%
4 Cakupan pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan
(KF3)
100% 91.54%
5 Cakupan pelayanan neonatus pertama (KN1) 100% 94.25%
6 Cakupan Pelayanan Kesehatan Neonatus 0-28 hari
(KN Lengkap)
100% 94.25%
7 Penanganan komplikasi obstetric (PK) 100% 92.91%
8 Deteksi faktor risiko dan komplikasi oleh Masyarakat 100% 00,25%
9 Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus 100% 91.86%
10 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Sakit
yang dilayani dengan MTBS
100% 94.25%
11 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi 29 hari-12
bulan (Kunjungan Bayi)
100% 95.79%
12 Cakupan pelayanan anak balita (12-59 bulan) 100% 96.66%
13 Cakupan peserta KB aktif 100% 90.65%
39. Dari pengkajian pada fungsi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan serta pengendalian, teridentifikasi masalah yaitu:
1. Perencanaan: permasalahan belum tercapainya indikator Deteksi
faktor risiko dan komplikasi oleh Masyarakat pada indikator
PWS KIA.
2. Pengorganisasian: jobdesk workload
3. Pengarahan: Rangkap kerja
4. Pengendalian: Kepercayaan masyarakat terhadap dukun masih
tinggi
40. Internal
(Strengths, Weaknes)
Eksternal
(Opportunity, threat)
Strength (kekuatan)
1. Man: sumber daya cukup dan kompeten
serta memiliki pengalaman
2. Money: sumber dana untuk kegiatan
prioritas (JKN,APBN dan APBD)
3. Material: sarana dan prasarana optimal
4. Metode: SOP, standar kinerja, program
puskesmas serta pengawasan berjalan
optimal.
5. Machine: support alat untuk kegiatan
tersedia.
Weakness (kelemahan)
1. Man: kerja rangkap/workload
2. Money: tidak semua kegiatan tercover
3. Material: mobil/motor operasional belum
optimal tersedia
4. Metode: program pengembangan anggota
masyarakat dalam kesehatan belum
berjalan
5. Machine: keterbatasan skill teknologi
informasi
Opportunity (peluang):
1. Fungsi perencanaan baik visi misi, SOP,
standar asuhan dan standar kinerja sudah
ditetapkan secara baik
2. Jaringan layanan di 5 desa terdapat sarana
seperti pustu, posyandu balita, posyandu
lansia, posbindu PTM hingga poskesdes
3. Koordinasi di lintas sektor berjalan baik
4. Sumber dana tercover dengan baik
S+0:
1. Pembuatan program serta MOU lintas
sektor
2. Sosialisasi berkala di tingkat desa, baik dari
kades, tokoh, serta masyarakat
3. Melakukan pelatihan atau pembinaan
khusus untuk masyarakat
W+O:
1. Audit mutu internal
2. Pembenahan palaksana program
3. Penetapan nakes serta pelatihan untuk
peningkatan program yang ditentukan
4. Membentuk pusat sharing informasi
5. Menambah keanggotaan untuk promosi
kesehatan
Threat (ancaman)
1. Partisipasi masyarakat dalam kesehatan
kurang
2. Kepercayaan masyarakat terhadap bantuan
non medis, seperti dukun.
3. Jarak antar desa yang lumayan jauh.
S+T:
1. Membentuk program untuk meningkatkan
keterlibatan masyarakat
2. Menentukan mekanisme kerja serta
pengawasan yang terstruktur
3. Membentuk pusat pelatihan dan
keanggotaan
W+T:
1. Menambah keanggotaan dengan rekrutmen
kader ke level masyarakat yang lebih luas
2. Meningkatkan pengetahuan dengan
menyediakan fasilitas seperti buku panduan
, iklan dan sejenisnya
3. Melengkapi program dengan sarana
teknologi masa kini seperti whatsapp atau
sejenisnya
42. Rencana strategis
1. Membentuk program GERPAT MASKAT untuk meningkatkan keterlibatan
masyarakat
2. Menentukan mekanisme kerja serta pengawasan terhadap program
GERPAT MASKAT
3. Membentuk pusat pelatihan dan keanggotaan GERPAT MASKAT
43. Masalah prioritas Sasaran Kegiatan Pelaksanaan Penanggungjawab
Belum tercapainya
indikator Deteksi faktor
risiko dan komplikasi
oleh Masyarakat pada
indikator PWS KIA.
Kader, tokoh agama,
tokoh masyarakat,
keluarga, masyarakat
pada umumnya
1. Berkoordinasi dengan
camat untuk memastikan
pemerintah desa
mendukung program yang
direncanakan
2. Bidan koordinator, atas
instruksi kepala
puskesmas, berkoordinasi
dengan bidan desa untuk
merekrut, melatih, dan
mensupervisi para
pemburu bumil risti.
3. MoU dengan diskes,
kades, lurah serta camat
Bidan
koordinator
dan
mahasiswa
Kepala Puskesmas
POA (Planing of action)
44. Masalah prioritas Sasaran Kegiatan Pelaksanaan Penanggungjawab
Belum tercapainya
indikator Deteksi faktor
risiko dan komplikasi
oleh Masyarakat pada
indikator PWS KIA.
Kader, tokoh agama,
tokoh masyarakat,
keluarga, masyarakat
pada umumnya
Melakukan pembekalan
anggota
Bidan desa
dan kader
Bidan Koordinator
POA (Planing of action)
45. Masalah prioritas Sasaran Kegiatan Pelaksanaan Penanggungjawab
Belum tercapainya
indikator Deteksi faktor
risiko dan komplikasi
oleh Masyarakat pada
indikator PWS KIA.
Ibu hamil, bersalin, nifas
dan bayi.
Melaksanakan program
GERPAT MASKAT
Kader, tokoh
agama, tokoh
masyarakat,
keluarga,
masyarakat
pada
umumnya
Bidan Koordinator
POA (Planing of action)
47. Sebelumnya dilakukan tinjauan lahan dengan mengumpulkan data umum
maupun data khusus.
Dari data yang dikumpulkan diidentifikasi masalah yaitu permasalahan
belum tercapainya indikator deteksi faktor risiko dan komplikasi oleh
masyarakat pada indikator PWS KIA, jobdesk workload, rangkap kerja serta
masalah eksternal yaitu kepercayaan masyarakat terhadap dukun masih
tinggi
Seluruh masalah yang ditemukan dimasukkan kedalam analisis SWOT untuk
ditentukan S0, W0, ST serta WT.
Baik masalah internal maupun ekternal akan ditentukan masalah prioritas
serta ditentukan planning of action.
48. Prioritas masalah yang perlu diselesaikan adalah permasalahan belum
tercapainya indikator deteksi faktor risiko dan komplikasi oleh masyarakat
pada indikator PWS KIA.
Dari masalah ini ditentukan sebuah rencana strategis yaitu membuat program
GERPAT MASKAT yang tujuan utamanya adalah terpantaunya cakupan dan
mutu pelayanan KIA secara terus-menerus di setiap wilayah kerja Puskesmas
Puruk Cahu.
Dengan memanfaatkan jaringan layanan, SDM dan teknologi saat ini, maka
diharapkan persentase deteksi faktor risiko dan komplikasi oleh masyarakat
meningkat dengan program GERPAT MASKAT.
49. Dari pengumpulan data yang dilakukan ditemukan masalah prioritas
yaitu persentase deteksi faktor risiko dan komplikasi oleh masyarakat
yang masih rendah.
Dari masalah ini, dibuat sebuah rencana strategis melalui analisis
SWOT, sehingga ditetapkanlah sebuah program GERPAT MASKAT.
Program ini melibatkan seluruh elemen masyarakat yang bertujuan
untuk memantau cakupan dan mutu pelayanan KIA secara terus-
menerus di setiap wilayah kerja Puskesmas Puruk Cahu.
Selain itu, ancaman berupa kepercayaan masyarakat yang masih
berorientasi dengan dukun dapat sedikit demi sedikit diputus.