Ruang Azzara 2 Rumah Sakit Jemursari Surabaya memiliki 21 tenaga perawat dengan berbagai latar belakang pendidikan. Berdasarkan observasi, sarana dan prasarana ruangan tersebut tersedia dengan baik untuk mendukung pelayanan keperawatan.
2. Ruang Azzara 2 Rumah Sakit Jemursari Surabaya
terdapat 21 tenaga perawat. Lulusan D3 15 orang, lulusan
S1 15 orang, dan SMA 1 orang
3. Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan selama
praktik kepemimpinan dan manajemen keperawatan di
ruang Azzahra 2, kami simpulkan bahwa M2 ( Material )
yang ada di ruang Azzahra 2 cukup lengkap
4. A. MAKP B. DOKUMENTASI KEPERAWATAN
Di ruang azzahra 2
memiliki berbabagai
administrasi yang
mendukung pemberian
MAKP yaitu berubah
standart asuhan
keperawatan (SAK)
standart oprasional
prosedur ,dan standart
pelayanan minimal
(SPM) dengan memakai
pedoman nanda.
Berdasarkan hasil
observasi tanggal 07
April 2015 di dapatkan
bahwa model asuhan
perawatan yang di
gunakan di ruang
Azzara 2 menggunakan
metode tim.
Pendokumentasian yang berlaku di ruang
azzara 2 adalah model dokumentasi PIE
(problem-intervention-evaluation) merupakan
suatu pendekatan orientasi – proses pada
dokumentasi keperawatan dengan penekanan
pada masalah keperawatan, intervensi, dan
evaluasi keperawatan.
SOAP kurang jelas yaitu pada penulisan pada
data subjektif lanjutan tidak tertulis dan
tidak ada kata pasien atau keluarga
mengatakan dan data obyektifnya ditulis
dengan singkat dan tidak spesifik
penjabarannya tentang keadaan pasien (TTV
DLL) untuk data assesmentnya masalah
teratasi sebagian. Pada poin P: intervensi di
lanjutkan seharusnya lebih spesifik membahas
tentang intervensi nomer berapa yang harus di
lanjutkan.
5. C. TIMBANG TERIMA D. SENTRALISASI OBAT
Berdasarkan hasil observasi
tanggal 07 April 2015
timbang terima di ruang
azzara 2 dilakukan
pergantian shift yang di
lakukan oleh semua perawat
yaang bertugas di masing-
masing shift timbang terima
dilakukan setiap kali
pergantian shift. Pada setiap
shift di lakukan validasi ke
ruangan pasien.
Berdasarkan observasi yang telah
kami lakukan, kami menemukan
bahwa sentralisasi obat dari
farmasi diberikan kepada perawat
diruangan.
Lalu saat mengopolos obat
dilakukan di samping ruangan dan
saat menginjeksi, perawat
menjelaskan kepada keluarga dan
meminta tanda tangan
6. E. SUPERVISI D. DISCHARGE PLANING
Dari wawancara yang
telah kami lakukan
dengan perawat ruangan
azzara 2, supervisi
ruangan tidak pernah
dilakukan baik oleh oleh
kepala ruangan atau
kordinator dari kabid
keperawatan.
Perawat di ruangan azzara 2 selalu
memberikan discharge planning setiap pasien
akan pulang, ruang azzara 2 juga mempunyai
format khusus tentang discharge planing. Isi
dari discharge plaining belum dilakukan
secara optimal karena hanya meliputi
pemberian informasi tentang waktu kontrol
obat yang harus diminum ( keteraturan
minum obat ) serta nasehat dokter, yang
tidak terisi seperti tindakan apa saja yang
telah dilakukan diruangan dan obat apa yang
sudah diberikan. Perawat memberikan HE
untuk keluarga dan pasien guna mencegah
terjadinya penyakit tersebut terulang
kembali dan obat biasanya dijelaskan oleh
apoteker. Perawat melakukan persiapan
discharge planning di nurse station dan
kepala ruangan atau katim sudah melakukan
pemeriksaan tentang kelengkapan
administrasi.
7. Biaya perawatan pasien di Ruang Azzahra sebagian besar
dari umum/pribadi, BPJS, dan asuransi.
8. - BOR RUANGAN
1. Berdasarkan hasil pengkajian BOR pasien di Ruangan adalah 87%
pada tanggal 06 April 2015.
2. Berdasarkan hasil pengkajian BOR pasien di Ruangan adalah 94%
pada tanggal 07 April 2015.
3. Berdasarkan hasil pengkajian BOR pasien di Ruangan adalah 84%
pada tanggal 08 April 2015.
- ALOS (Average long of stay)
Lama rawat inap pasien di Ruang Azzahra II bulan Maret 2015
rata-rata adalah 3-4 hari, pulang dengan kondisi belum sembuh (2,5%),
meninggal (1,5%), pulang dengan keadaan baik (93,5%). Data selama
bulan Maret 2015 untuk perhitungan ALOS 748 hari (jumlah hari
perawatan total) dengan jumlah total pasien 201 pasien. Dari
perhitungan didapatkan hasil rata-rata lama rawat inap adalah 3,7 atau
setara dengan 3-4 hari untuk satu pasien.
9. Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa 79% responden
menjawab puas, 16% responden menjawab cukup puas, 5%
menjawab tidak puas. Menurut kriteria Notoatmodjo
menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien di ruang Azzara 2
terhadap kinerja perawat adalah “puas “ .
10. Di ruangan azzahra II terdapat machine seperti syringe
pump + kabel 3 buah dalam keadaan baik , temometer
digital 3 buah dalam keadaan baik, ECG+ kabel 1 buah
dalam baik, nebulizer 1 buah dalam keadaan baik dan
suction 1 buah dalam keadaan baik.
11. 1. Timbang terima belum dilakukan secara optimal, karena isi timbang
terima belum seluruhnya focus pada masalah keperawatan dan tidak
ada tanda tangan untuk serah terima tugas
2. Sentralisasi obat sudah dilakukan diruangan azzahra 2 dengan baik
tetapi didalam teori sentralisasi obat harus disertai dengan form
inform concent dari perawat ke keluarga pasien sedangkan di ruangan
azzhra 2, inform concent yang diberikan kepada keluarga hanya
dilakukan dengan lisan
3. MAKP sudah dibentuk tim akan tetapi pelaksanaannya belum optimal
4. Discharge Planning sudah dilakukan akan tetapi tidak dilengkapi
dengan leaflet untuk pasien
5. Supervisi belum dilakukan di ruangan azzahra 2
6. Ronde keperawatan belum pernah dilakukan di ruangan azzahra 2
karena belum pernah ada kasus yang memerlukan diadakannya ronde
keperawatan
12. 1. Memotivasi perawat untuk melakukan timbang terima
untuk lebih fokus pada masalah keperawatan
2. Memberikan masukan kepada perawat tentang
langkah-langkah dalam sentralisasi obat
3. Memberikan masukan kepada perawat agar MAKP
Tim di ruangan dilakukan sesuai dengan MAKP yang
dipilih
4. Memotivasi perawat selain memberikan HE juga
memberikan leaflet pada saat pasien pulang
5. Memotivasi kepala ruangan untuk melakukan
supervisi terhadap anggota perawat
6. Memberikan masukan tentang pentingnya dilakukan
ronde keperawatan jika terdapat kasus yang
memerlukan ronde keperawatan.