2. PENDAHULUAN
Menurut Nursalam 2002, manajemen adalah sebagai
proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain, sedangkan dalam keperawatan, manajement
adalah suatu proses bekerja melalui anggota
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan
secara profesional.
3. PENGKAJIAN
Lingkungan kerja yang digunakan dalam praktik
profesi manajemen keperawatan mahasiswa Program
Profesi Ners Stikes ICME Jombang adalah ruang
Dahlia RS HVA Toeloengredjo, Pare.
4. M1 (Man)
A. Jumlah Tenaga Di ruang Dahlia
1. Keperawatan
S1 = 2
D3 = 9
2. Tenaga Non Keperawatan
Administrasi = 1
Asisten Perawat = 2
Kebesihan = 3
3. Medis
Dokter Spesialis = 29
Dokter Umum = 2
5. B. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat
MENURUT PERHITUNGAN GILIES
Tingkat ketergantungan klien
Tanggal 15 Juli 2013 dengan rata-rata jumlah pasien 19 orang.
5 MC x 2 jam = 10
10 PC x 4 jam = 40
4 TC x 6 jam = 24 +
Total = 74
Rata – rata 74 : 19 = 3,89 jam
Tanggal 16 Juli 2013 dengan rata-rata jumlah pasien 18 orang.
3TC x 6 = 18
11 PC x 4 = 44
4 MC x 2 = 8 +
Total = 70
Rata- rata 70 : 18 = 3, 88 jam
Tanggal 17 Juli 2013 dengan rata-rata jumlah pasien 17 orang.
4 TC x 6 = 24
8 PC x 4 = 32
5 MC x 2 = 10 +
Total = 66
Rata – rata 66 : 17 = 3,82 jam
6. Rata-rata jam perawat perhari
= 3,89 + 3,88 + 3,82 = 3,86 Jam = 4 Jam
3
Rata – rata pasien per hari
= 19 + 18 + 17 = 18 pasien
3
Jumlah tenaga perawat yang dinas
= 18 x 3,86 x 365 = 25360 = 12,98 = 13 orang
(365-86) x 7 1953
Jumlah tenaga perawat per 24 jam
= 18 x 3,86 = 9,93 = 10 orang
7
Presentase distribusi tenaga per hari
Pagi = 42 % x 10 = 4,2 = 4 Orang
Sore = 26 % x 10 = 2,6 = 3 Orang
Malam = 32 % x 10 = 3,2 = 3 Orang
Jumlah perawat yang libur/hari
= 86 x 9,93 = 2,87 = 3 Orang
297
7. RUMUS NEED (DOUGLAS)
Tanggal 15 Juli 2013
PAGI : 5 orang
SORE : 3 orang
MALAM : 2 orang +
10 orang
Jadi, jumlah perawat = 10 orang + 3 orang struktural (kepala ruangan, wakil ruangan,
dan CM) + 3 orang lepas dinas = 16 orang
Tanggal 16 Juli 2013
PAGI : 5 orang
SORE : 3 orang
MALAM : 2 orang +
10 orang
Jadi, jumlah perawat = 10 orang + 3 orang struktural (kepala ruangan, wakil ruangan,
dan CM) + 3 orang lepas dinas = 16 orang
Tanggal 17 Juli 2013
PAGI : 4 orang
SORE : 3 orang
MALAM : 2 orang +
9 orang
Jadi, jumlah perawat = 9 orang + 3 orang struktural (kepala ruangan, wakil ruangan, dan
CM) + 3 orang lepas dinas = 15 orang
Jadi Jumlah tenaga perawat selama 3 hari sebagai berikut :
= 16 + 16 + 15 = 16 Orang
3
8. M2 (Material)
Ruang Dahlia terbagi menjadi:
1. Ruang dahlia ( 1,2 ) untuk pasien wanita dengan
kasus penyakit umum
2. Ruang dahlia 3 untuk pasien emergency
3. Ruang dahlia ( 4,5,6 ) untuk pasien pria dengan
kasus penyakit umum
4. Ruang gardena ( 1,2,3,4,5) untuk pasien isolasi
9. M3 (Methode)
Penerapan Model MAKP
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 15 -17
Juli 2013 di Ruang Dahlia RS HVA Toeloengredjo
Pare saat ini menerapkan MAKP Model campuran.
Timbang Terima
Timbang terima sudah dilakukan secara sistematis
pada setiap pergantian shift jaga.
Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan belum dapat dilaksanakan
secara maksimal
10. Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat sudah berjalan, hanya saja belum ada
lembar serah terima obat
Supervisi
Supervisi keperawatan dilakukan oleh kepala ruangan
secara langsung, hanya belum terjadwal dan
terdokumentasi
Discharge Planning
Dischanrge Planning sudah dilaksanakan perawat
ruangan dengan memberikan penyuluhan kesehatan
kepada pasien atau keluarga saat pasien akan pulang,
akan tetapi belum ada leaflet
Dokumentasi Keperawatan
Sistem pendokumentasian yang berlaku di Ruang
Dahlia saat ini adalah POR ( Problem Orientet
Record)
11. Penilaian Tingkat Kepuasan Pasien
Pre MAKP
Tingkat kepuasan pasien :
Total nilai observasi x 100 %
= ( 159 : 200 ) x 100% = 79,5 % = 79 %
79%
21%
TINGKAT KEPUASAN
PASIEN
Terpenuhi
Belum
Terpenuhi
14. ANALISA SWOT
STREGTH
Sudah ada SOP masing-masing untuk petugas ruangan sesuai jabatan
Terdapat struktur organisasi
Adanya perawat yang mengikuti pelatihan-pelatihan
Hubungan antar perawat juga terjalin dengan baik.
Terdapat komunikasi terapeautik antara tenaga kesehatan dengan pasien
Terdapat mahasiswa praktek
Mempunyai sarana dan prasarana untuk pasien dengan penyakit khusus.
Tersedianya nurse station diruangan.
Adanya SOP tindakan
Sudah ada model asuhan keperawatan
Memiliki standar askep
Timbang terima dilakukan setiap pergantian sift
Diikuti oleh semua perawat
Timbang terima dipimpin langsung oleh kepala ruangan
Dalam timbang terima ada klarifikasi dan validasi perkembangan pasien
15. ANALISA SWOT
STREGTH
Timbang terima ditandatangani oleh perawat pelaksana antar
sift dan karu saat pergantian sift pagi
Timbang terima dilakukan di nurse station lalu ke pasien
Sudah ada program sentralisasi obat
Discharge planning sudah dilakukan saat pasien pulang
Pasien diberikan motivasi, HE dan kontrol saat hendak pulang
Supervisi dilakukan oleh kepala ruangan dan manajemen rumah
sakit
Sistem pendokumentasian yang berlaku adalah POR
Format pengkajian sudah ada
Semua perawat sudah mengerti pengisian serta telah melakukan
dokumentasi detelah melakukan tindakan
Biaya sewa kamar bisa dijangkau oleh masyarakat
Administrasi dan keuangan diatur dengan sistem komputerisasi
Mutu pelayanan sudah terlaksana sesuai ketentuan RS
Pelayanan diberikan kepada pasien tanpa memandang status.
16. Analisa SWOT
WEAKNESS
Tenaga perawat shif siang dan malam masing–masing hanya
berjumlah 2 orang sehingga tidak sebanding dengan jumlah
pasien dirawat
Beban kerja perawat tinggi
Minimnya dana tambahan untuk menambah sarana ruangan.
Kurangnya sarana bagi pasien
Terdapat peran ganda dalam pelaksanaan tugas
Penerapan MAKP kurang optimal
SAK masih belum lengkap
Tidak ada perkenalan terhadap perawat yang jaga saat bed to
bed pergantian shift
Klarifikasi dan validasi perkembangan pasien berjalan kurang
optimal
17. Analisa SWOT
WEAKNESS
Ronde belum dilakukan dengan maksimal
Jarang ada kasus yang memerlukan ronde
Belum ada pembagian leaflet saat pasien pulang
Supervisi kepala ruangan tidak terjadwal
Pendokumentasian masih manual
Jam pendokumentasian masih kurang tepat
Dokumentasi 100 % tidak lengkap
Tenaga administrasi hanya 1
BOR hanya 63,44 %
18. Analisa SWOT
OPPORTUNITY
Adanya asper yang membantu pekerjaan perawat ruangan
Beberapa perawat mempunyai kemauan untuk melanjutkan ke
jenjang lebih tinggi
Rumah Sakit memberi kebijakan pelatihan bagi perawat ruangan
Adanya kesempatan menambah anggaran untuk pembelian nursing
kit.
Adanya kesempatan untuk pengantian alat-alat yang tidak layak
pakai.
Kebijakan pemerintah tentang keprofesionalisme perawat
Adanya kesempatan bagi perawat ruangan untuk melanjutkan
pendidikan
Adanya nurse station
Kemampuan merata pada semua perawat dalam melakukan timbang
terima
19. Analisa SWOT
OPPORTUNITY
Adanya mahasiswa praktika manajemen keperawatan
Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa dan
perawat
Adanya komunikasi yang baik antara perawat dengan
pasien dan keluarga
Pasien mau menerima anjuran perawat
Supervisi dapat dilakukan rutin
Adanya kerjasama RS dengan pihak swasta
Adanya program latihan kepada perawat
Memiliki ruang RPK
20. Analisa SWOT
THEATRED
Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih
profesional
Makin tinginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
Adanya persaingan dengan rumah sakit lain
Adanya pertanggungjawaban legalitas bagi pasien
Adanya kesenjangan antara jumlah pasien dengan peralatan yang
diperlukan.
Adanya rumah sakit yang mempunyai sarana dan prasarana yang
lebih baik dan memadai.
Adanya tuntutan tinggi terhadap sarana dan prasarana yang
memadai.
Adanya kesadaran pasien dan keluarga akan tanggung gugat
Adanya tuntunan dari masyarakat akan pelayanan administrasi
yang cepat
21.
22. IDENTIFIKASI MASALAH
Beban kerja perawat tinggi
Perlengkapan untuk pasien kurang sesuai dengan jumlah
pasien
Penerapan MAKP kurang optimal dengan adanya double job
pada perawat
Ronde keperawatan belum dilakukan secara maksimal
Supervisi kepala ruangan belum terjadwal dan belum
terdokumentasi
Tidak adanya leaflet dalam pelaksanaan discharge planning
Dokumentasi banyak yang belum lengkap (pengkajian,
diagnosa, perencanaan, dan tindakan)
Tenaga administrasi kurang ( administrasi di ruangan
dilakukan oleh perawat, dan untuk petugas khusus
administrasi hanya ada satu )
Tata tertib pengunjung yang belum diterapkan secara optimal
( dalam hal penerapan jam berkunjung )
23. SARAN
Rumah sakit hendaknya menambahkan tenaga
keperawatan baru di ruang Dahlia (3 orang perawat)
Hendaknya fasilitas untuk pasien ditambah, yaitu :
Jam dinding (ditambah 4)
Kipas angin (ditambah 6)
Papan nama pasien (ditambah 20)
Jemuran handuk (ditambah 2)
Wastafel (11 atau tiap ruangan)
Sapu (ditambah 2)
Cikrak (ditambah 2)
Hendaknya ruangan menerapkan MAKP model tim
nursing dengan tanpa adanya double job
24. Hendaknya ruangan membentuk tim khusus untuk ronde
keperawatan, dan membuat jadwal ronde keperawatan secara rutin
yang harus ditaati oleh semua pegawai rumah sakit yang terlibat
dalam ronde keperawatan
Hendaknya ruangan membuat jadwal rutin supervisi dan supervisi
di dokumentasikan
Hendaknya perawat ruangan menyediakan leaflet dan
memberikannya kepada klien saat klien hendak pulang
Hendaknya ruangan melengkapi dokumentasi yang ada, karena
dokumentasi merupakan bagian dari aspek legal dari tindakan
keperawatan. Selain itu, tim penjamin mutu rumah sakit hendaknya
membentuk tim khusus yang bertugas untuk mengawasi
dokumentasi keperawatan yang ada untuk menjamin kualitas
asuhan keperawatan yang diberikan
Hendaknya rumah sakit menambah tenaga administrasi yang
ditempatkan di setiap ruangan ( 1 ruangan 1 tenaga administrasi )
untuk mempercepat pelayanan yang diberikan kepada klien dan
mempermudah kinerja dari perawat
Hendaknya jam berkunjung rumah sakit dibatasi untuk
memberikan kesempatan kepada pasien untuk beristirahat.
25. PERENCANAAN
Setelah dilakukan analisa masalah dengan menggunakan
metode SWOT, kelompok mencoba untuk menerapkan
Model Asuhan Keperawatan Profesional Primary Nursing.
Model asuhan keperawatan profesional primer merupakan
salah satu trend model praktek keperawatan professional,
dimana perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam
terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien
tersebut masuk sampai keluar rumah sakit.
Model asuhan keperawatan ini mendorong kemandirian
perawat, ada kejelasan antara pembuat asuhan
keperawatan dan pelaksana asuhan keperawatan, sehingga
konsep dasar model ini hanya adanya tanggung jawab dan
tanggung gugat model.