Mencakup sejarah masuknya islam ke Pontianak, proses islamisasi, sejarah mengenai Kesultanan Pontianak dari Periode pemimpin, awal mula berdiri, peradaban, tempat peninggalan, kehidupan ekonomi, sosial budaya, hubungan Kesultanan dengan Jepang dan Belanda, dll
2. • Islam masuk ke Kalimantan Barat yaitu sekitar abad ke
15 M, melalui perdagangan dan tidak melalui organisi
misi tetapi merupakan kegiatan perorangan
• Proses berlangsungnya penyebaran Islam
• 1. Penduduk pribumi berhubungan dengan agama Islam,
kemudian menganutnya.
• 2. Orang-orang Asia (Arab, India, China dan lain-lain)
yang telah memeluk agama Islam dan bertempat tinggal
secara permanen di suatu wilayah kemudian melakukan
perkawinan campuran dan menjadi anggota masyarakat
lainnya. Seperti pada kerajaan Tangpura, Sambas,
Mempawah, Kubu, Pontianak dan lain sebagainya.
3.
4.
5. • Perkawinan : Adanya perkawinan campuran ini juga
dapat dilihat pada kerajaan Pontianak yang rajanya
Syarief Abdurrahman Al-Kadrie menikah dengan Nya’I
Tua putri Dayak dari kerajaan Matan.
• Perdagangan : Melihat letak Kalimantan Barat yang
strategis, sering dilalui dan disinggahi pedagang-
pedagang asing, tidak mustahil kalau pengaruh asing
termasuk agama Islam dapat mudah diterima oleh
sebagian besar penduduknya. Posisi Pontianak yang
juga berada di pesisir pantai berpeluang menjadi sarana
penyebaran Islam dengan perdagangan.
6. • Dakwah : Adapun nama-nama mubaligh dan guru agama
yang terlibat dalam menyebarkan agama Islam di
Kalimantan Barat salah satunya adalah Haji Abdul Hamid
dari Palembang (1932-1937). Mereka mengajarkan
membaca Al-Quran dengan metode baqdadiyah dan
mengajarkan ilmu Islam lainnya.
• Kesenian : Ini dapat dilihat pada masyarakat di Cupang
Gading. Dengan mengkolaborasikan antara nilai Islam
dengan nilai kesenian ini memberikan kemudahan dalam
menyebarkan Islam itu sendiri. Berpadunya nilai Iokal
dengan Islam dapat dilihat melalui prosa rakyat yang
dikenaldengan istilah berkesah dan melalui puisi
tradisional, seperti pantun, mantra, dan syair
7. • Pendidikan : Perkembangan berikutnya lahir berbagai
organisasi Islam yang menjalankan organisasi Islam
pada beberapa sekolah maupun yayasan di Pontianak,
antara lain :
1. Yayasan pendidikan Bawari
2. Yayasan pendidikan Islamiyah
3. Yayasan pendidikan Bawamai
4. Yayasan pendidikan Muhammadiyah
Ulama yang sangat berperan penting dalam membentuk
dan mengembangkan pendidikan Islam di era-era 60-80 di
PONTIANAK.
8.
9. • Jepang mengetahui adanya komplotan-komplotan dan
bahwa ada kerjasama dengan Belanda
• Dilakukan pengangkapan Sept 1943-awal 1941
• Dilakukan pembunuhan massal
• Korban ribuan
• Sultan Syarif Muhammad wafat
• Keluarga, kerabat, tokoh masyarakat banyak yang
menjadi korban (PERISTIWA MANDOR)
• Memicu perang dayak desa
10.
11. • Belanda masuk ke Pontianak tahun 1194 Hijriah (1773
Masehi) dari Batavia
• Syarif Abdurrahman meninggalkan Kerajaan Mempawah dan
merantau
• Di Banjar, ia menikah denga adik sultan Banjar dan diangkat
menjadi Pangeran
• Ia mengumpulkan persenjataan untuk melawan Belanda
dibantu Sultan Pasir dan berhasil membajak kapal Belanda di
Bangka, kapal Inggris dan Prancis di Pelabuhan Pasir
• Syarif Abdurrahman menjadi kaya dan membuat pemukiman
di percabangan Sungai Landak dan Kapuas
• Daerah tersebut menjadi pusat perdagangan yang makmur
dan disebut Pontianak
12. • Belanda masuk ke Pontianak tahun 1778 dipimpin
oleh Willem Ardinpalm menempati daerah di
seberang istana kesultanan bernama Tanah Seribu
atau Verkendepaal
• Syarif Abdurrahman Alkadrie pada akhirnya menerima
tawaran untuk bekerjasama dengan Belanda
• 5 Juli 1779, keduanya mengadakan perjanjian
mengenai penduduk Tanah Seribu agar dapat
dijadikan daerah kegiatan bangsa Belanda
• Daerah tersebut kemudian menjadi tempat kedudukan
Kepala Daerah Karesidenan Borneo Barat
13. 1. Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie (1778-1808)
Merupakan sultan pertama sekaligus pendiri Kesultanan
Pontianak. Ia wafat pada tahun 1808 dan digantikan oleh putranya
2. Sultan Syarif Kasim Alkadrie (1808-1819)
Di bawah kekuasaannya, Kesultanan Pontianak semakin
mempererat kerjasama dengan Kerajaan Belanda dan Inggris. Ia wafat
pada 25 Februari 1819
3. Sultan Syarif Usman Alkadrie (1819-1855)
Ia mengeluarkan banyak kebijakan bermanfaat seperti
meneruskan pembangunan Masjid Jami’ dan perluasan Istana
Kadriyah.
4. Sultan Syarif Hamid Alkadrie (1855-1872)
14. 5. Sultan Syarif Yusuf Alkadrie (1872-1895)
Ia tidak banyak mencampuri urusan pemerintahan dan
cenderung lebih aktif di bidang keagamaan. Dalam hal ini,
menyebarkan agama Islam.
6. Sultan Syarif Muhammad Alkadrie (1895-1944)
Masa pemerintahan terpanjang. Kesultanan Pontianak
mengalami pembaruan dan modernisasi.
Masa pemeritahannya berakhir dengan kedatangan Jepang dan ia
tewas dalam pembunuhan massal yang dilakukan oleh Jepang
pada tahun 1944.
15.
16.
17. *1944-1945 kekosongan jabatan
7. Sultan Syarif Hamid II (1945-1978)
Ia kembali ke Pontianak dan dinobatkan menjadi sultan.
Bergabung dengan RIS bersama kesultanan Melayu lainnya. Ia
adalah perancang Lambang Negara Indonesia. Ia kemudian wafat
pada 30 Maret 1978.
19. • 1. Keraton Kadariyah
• Didirikan tahun 1771
• Bersamaan dengan berdirinya Pontianaj
• Diperkenalkan oleh Sultan Syarif Abdurrahman
• Terletak di tepi sungai kapuas
• Memiliki ornamen islam yang kental
23. • Mulai dari Raja pertama Sultan Abdurrahman sampai
Sultan Hamid II dan beberapa keluarga
• Ramai dikunjungi pada hari besar islam
• Terletak sekitar 2km dari Tugu Khatulistiwa
24. • Berkembang Pesat
• Karena didukung jalur perdagangan yang menyebabkan
kapal dari nusantara dan luar negeri datang untuk
memasarkan barang dagang
• Wilayah strategis terletak di persimpangan 3 sungai
• Membuka pelabuhan untuk interaksi perdagangan
dengan daerah luar
• Menerapkan pajak bagi daerah lain yang melakukan
dagang di Pontianak