SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
KERAJAAN
BANJAR
Sejarah Kerajaan Banjar
Kerajaan Banjar adalah kerajaan Islam di pulau kalimantan
yang wilayah kekuasaannya meliputi sebagian besar daerah
kalimantan pada saat sekarang ini. Pusat Kerajaan Banjar
yang pertama adalah daerah di sekitar Kuin Utara
(sekarang di daerah Banjarmasin) , kemudian dipindah ke
Martapura setelah keraton di Kuin dihancurkan oleh
Belanda. Kerajaan ini berdiri pada september 1526 dengan
Sultan Suriansyah (Raden Samudera) sebagai Sultan
pertama Kerajaan Banjar. Kerajaan Banjar runtuh pada saat
berakhirnya Perang Banjar pada tahun 1905. Perang Banjar
merupakan peperangan yang diadakan kerajaan Banjar
untuk melawan kolonialisasi Belanda. Raja terakhir adalah
Sultan Mohammad Seman (1862 - 1905), yang meninggal
pada saat melakukan pertempuran dengan belanda di
Puruk Cahu.
 CIKAL BAKAL KERAJAAN BANJAR
Kemunculan Kerajaan Banjar tidak lepas dari melemahnya pengaruh Negara
Daha (tepatnya didaerah Kandangan) sebagai kerajaan yang berkuasa saat
itu. Tepatnya pada saat Raden Sukarama memerintah Negara Daha,
menjelang akhir kekuasaannya dia mewasiatkan tahta kekuasaan Negara
Daha kepada cucunya yang bernama Raden Samudera. Akan tetapi, wasiat
tersebut ditentang oleh ketiga anak Raden Sukarama yaitu Mangkubumi,
Tumenggung dan Bagulung. Setelah Raden Sukarama wafat, Pangeran
Tumenggung merebut kekuasaaan dari pewaris yang sah yaitu Raden
samudera dan merebut tahta kekuasaan Negara Daha.
Raden Samudera sebagai pihak yang kalah melarikan diri dan bersembunyi di
daerah hilir sungai Barito. Dia dilindungi oleh kelompok orang melayu yang
menempati wilayah itu. Kampung orang melayu itu disebut kampung oloh
masih yang artinya kampung orang melayu pimpinan Pati Masih. Lama
kelamaan kampung ini berkembang menjadi kota Banjarmasih karena
ramainya perdagangan di tempat ini dan banyaknya pedagang yang menetap.
Dalam pelarian politiknya, raden Samudera melihat potensi Banjarmasih
dengan sumber daya manusianya dapat dijadikan kekuatan potensial untuk
melawan kekuatan pusat, yaitu Negara Daha. Kekuatan Banjarmasih untuk
melakukan perlawaann terhadap Negara Daha akhirnya mendapat pengakuan
formal setelah komunitas melayu mengangkat Raden Samudera sebagai
kepala Negara.
Pengangkatan ini menjadi titik balik perjuangan Raden Samudera.
Terbentuknya kekuatan politik baru di banjarmasih, sebagai kekuatan
politik tandingan bagi Negara Daha ini menjadi media politik bagi
Raden Samudera dalam usahanya memperoleh haknya sebagai Raja di
Negara Daha, sedangkan bagi orang Melayu merupakan media mereka
untuk tidak lagi membayar pajak kepada Negara Daha
Setelah menjadi Raja di Banjarmasih, Raden Samudera dianjurkan oleh
Patih Masih untuk meminta bantuan Kerajaan Demak. Permintaan
bantuan dari Raden Samudera diterima oleh Sultan Demak, dengan
syarat Raden Samudera beserta pengikutnya harus memeluk agama
Islam. Syarat tersebut disanggupi Raden Samudera dan Sultan Demak
mengirimkan kontingennya yang dipimpin oleh Khatib Dayan.
Setibanya di Banjarmasih, kontingen Demak bergabung dengan
pasukan dari Banjarmasih untuk melakukan penyerangan ke Negara
Daha di hulu sungai Barito. Setibanya di daerah yang bernama
Sanghiang Gantung, pasukan Bandarmasih dan Kontingen Demak
bertemu dengan Pasukan Negara daha dan pertempuran pun terjadi.
Pertempuran ini berakhir dengan suatu mufakat yang isinya adalah
duel antara Raden Samudera dengan Pangeran Tumenggung. Dalam
duel itu, Raden Samudera tampil sebagai pemenang dan pertempuran
pun berakhir dengan kemenangan Banjarmasih.
Setelah kemenangan dalam pertempuran, Raden Samudera
memindahkan Rakyat Negara Daha ke Banjarmasih dan Raden
Samudera dikukuhkan sebagai Kepala negaranya. Pembauran
penduduk Banjarmasih yang terdiri dari rakyat Negara Daha,
Melayu, Dayak dan orang jawa (kontingen dari Demak)
menggambarkan bersatunya masyarakat di bawah pemerintahan
Raden Samudera. Pengumpulan penduduk di banjarmasih
menyebabkan daerah ini menjadi ramai, ditambah letaknya pada
pertemuan sungai Barito dan sungai Martapura menyebabkan lalu
lintas menjadi ramai dan terbentuknya hubungan perdagangan.
Raden Samudera akhirnya menjadikan Islam sebagai agama
negara dan rakyatnya memeluk agama Islam. Gelar yang
dipergunakan oleh Raden Samudera sejak saat itu berubah
menjadi Sultan Suriansyah. Kerajaan Banjar pertama kali
dipimpin oleh Sultan Suriansyah ini.
 Gambar : Mesjid yang
didirikan Sultan
Suriansyah di Kuin
WILAYAH KERAJAAN BANJAR
Kerajaan Banjar semakin berkembang dan lama kelamaan luas
wilayahnya semakin bertambah. Kerajaan ini pada masa jayanya
membentang dari banjarmasin sebagai ibukota pertama, dan
martapura sebagai ibukota pengganti setelah banjarmasin
direbut Belanda, daerah Tanah laut, Margasari, Amandit, Alai,
Marabahan, Banua lima yang terdiri dari Nagara, Alabio, Sungai
Banar, Amuntai dan Kalua serta daerah hulu sungai barito.
Kerajaan semakin diperluas ke tanah bumbu, Pulau Laut, Pasir,
Berau dan kutai di panati timur. Kotawaringin, Landak, Sukadana
dan sambas di sebelah barat. Semua wilayah tersebut adalah
Wilayah Kerajaan Banjar (yang apabila dilihat dari peta zaman
sekarang, Kerajaan Banjar menguasai hampir seluruh wilayah
kalimantan di 4 provinsi yang ada). Semua wilayah tersebut
membayar pajak dan upeti. Semua daerah tersebut tidak pernah
tunduk karena ditaklukkan,tetapi karena mereka mengakui
berada di bawah Kerajaan Banjar, kecuali daerah pasir yang
ditaklukkan pada tahun 1663.
RAJA-RAJA KERAJAAN BANJAR
Kerajaan Banjar yang berdiri pada 24 september 1526 sampai berakhirnya perang
Banjar yang merupakan keruntuhan kerajaan Banjar memiliki 19 orang raja yang
pernah berkuasa. Sultan pertama kerajaan Banjar adalah Sultan Suriansyah (1526 1545), beliau adalah raja pertama yang memeluk Agama Islam. Raja terakhir adalah
Sultan Mohammad Seman (1862 - 1905), yang meninggal pada saat melakukan
pertempuran dengan belanda di puruk cahu.

Sultan Suriansyah sebagai Raja pertama mejadikan Kuin Utara sebagai pusat
pemerintahan dan pusat perdagangan Kerajaan Banjar. Sedangkan Sultan Mohammad
Seman berkeraton di daerah manawing - puruk cahu sebagai pusat pemerintahan
pelarian
Berikut adalah rincian Raja-raja Kerajaan Banjar sejak berdirinya kerajaan hingga
runtuhnya kerajaan itu :
1526 - 1545 : Pangeran Samudra yang kemudian bergelar Sultan Suriansyah, Raja
pertama yang memeluk Islam
1545 - 1570 :Sultan Rahmatullah
1570 - 1595 :Sultan Hidayatullah
1595 - 1620 :
Sultan Mustain Billah, Marhum Penambahan yang dikenal sebagai Pangeran Kecil.
Sultan inilah yang memindahkan Keraton Ke Kayutangi, Martapura, karena keraton di
Kuin yang hancur diserang Belanda pada Tahun 1612
1620 - 1637 :
Ratu Agung bin Marhum Penembahan yang bergelar Sultan Inayatullah
1637 - 1642 :
Ratu Anum bergelar Sultan Saidullah
1642 - 1660 :
Adipati Halid memegang jabatan sebagai Wali Sultan, karena anak Sultan Saidullah,
Amirullah Bagus Kesuma
1660 - 1663 :
Amirullah Bagus Kesuma memegang kekuasaan hingga 1663, kemudian
Pangeran Adipati Anum (Pangeran Suriansyah) merebut kekuasaan dan
memindahkan kekuasaan ke Banjarmasin=
1663 - 1679 :
Pangeran Adipati Anum setelah merebut kekuasaan memindahkan pusat
pemerintahan Ke Banjarmasin bergelar Sultan Agung
1679 - 1700 :
Sultan Tahlilullah berkuasa
1700 - 1734 :
Sultan Tahmidullah bergelar Sultan Kuning
1734 - 1759 :
Pangeran Tamjid bin Sultan Agung, yang bergelar Sultan Tamjidillah
1759 - 1761 :
Pangeran Muhammad Aliuddin Aminullah
1761 - 1801 :
Pangeran Nata Dilaga sebagai wali putera Sultan Muhammad Aliuddin yang belum
dewasa tetapi memegang pemerintahan dan bergelar Sultan Tahmidullah
1801 - 1825 :
Sultan Suleman Al Mutamidullah bin Sultan Tahmidullah
1825 - 1857 :
Sultan Adam Al Wasik Billah bin Sultan Suleman
1857 - 1859 :
Pangeran Tamjidillah
1859 - 1862 :
Pangeran Antasari yang bergelar Panembahan Amir Oeddin Khalifatul Mu'mina
1862 - 1905 :
Sultan Muhammad Seman yang merupakan Raja terakhir dari Kerajaan Banjar
Setelah dikalahkannya Sultan Muhammad Seman oleh
Belanda pada tahun 1905, praktis seluruh wilayah Kerajaan
banjar jatuh ke tangan Belanda dan Kerajaan Banjar
runtuh. Akan tetapi semangat yang dikobarkan pejuang
perang Banjar melalui sumpah perjuangan "haram
manyarah waja sampai kaputing" benar-benar memberikan
semangat untuk mempertahankan Kerajaan Banjar.
Walaupun akhirnya jatuh ke tangan belanda juga, kita
mesti menghargai perjuangan para pejuang yang telah
mengorbankan segalanya untuk mempertahankan Kerajaan
Banjar. Kota Banjarmasin yang sekarang adalah bukti
sejarah hasil perjuangan Sultan Suriansyah dan
pengikutnya.
KERAJAAN BIMA
KERAJAAN BIMA
Sultan Abdul Kahir diangkat sebagai sultan pertama pada tanggal 5
Juli 1620 M. Sebelumnya Sultan Abdul Kahir bernama asli La Ka‟i,
namun setelah Putra Mahkota La Ka‟i bersama pengikutnya
mengucapkan dua kalimat syahadat dihadapan para mubaliq sebagai
gurunya di Sape. Sejak saat itu, putra mahkota La Ka‟i berganti nama
menjadi Abdul Kahir, sementara pengikut La Ka‟i yaitu „Bumi Jara
Mbojo berganti nama menjadi Awaluddin, dan Manuru „Bata putra Raja
Dompu berganti nama menjadi Sirajuddin.

Kehadiran sultan pertama ini memiliki pengaruh yang besar dan luas,
sehingga penyebaran agama Islam begitu cepat di seluruh pelosok
tanah Bima, kecuali di daerah-daerah tertentu masih bertahan pada
kepercayaan nenek moyang. Akan tetapi pada beberapa generasi
berikutnya mereka mulai menerima Islam, sehingga di daerah-daerah
yang dulu memegang kuat adat nenek moyang, hampir tidak dapat
dibedakan antara Islam dengan budaya setempat.
Agama Islam dapat lebih mudah diterima di Bima saat itu,
karena beberapa alasan. Jauh sebelum diberlakukannya secara
resmi Islam sebagai agama kerajaan, masyarakat Bima sudah
lebih dulu mengenal agama Islam melalui para penyiar agama
dari tanah Jawa, Melayu, bahkan dari para pedagang Gujarat dari
India dan Arab di Sape pada tahun 1609 M, yang awalnya dianut
oleh masyarakat pesisir. Kemudian peralihan dari masa kerajaan
kepada masa kesultanan yang kemudian secara resmi
menjadikan agama Islam sebagai agama yang umum dianut oleh
masyarakat Bima.
Dalam kehidupan yang demikian Islami tersebut, muncul satu
ikrar setia pada Islam dalam bentuk ikrar yang berbunyi “Mori ro
made na Dou Mbojo ede kai hukum Islam-ku” yang berarti
“Hidup danmatinya orang Bima dengan hukum Islam”. Untuk
menguatkan ikrar ini, bahkan sejak masa kesultanan telah
dibentuk sebuah majelis yang dikenal dengan “Hadat Tanah
Bima”, yang bertugas dan bertanggung jawab selain sebagai
sarana penyiaran dan penyebaran Islam juga sebagai penentu
segala kebijakan kesultanan yang berdasarkan Islam dan
Kitabnya.
Penyebaran yang demikian pesat ini juga diiringi dengan
berkembangnya berbagai pusat pendidikan dan pengajaran
Islam, serta masjid-masjid selalu menghiasi di setiap desa dan
kampung tanah Bima. Pusat-pusat pengajaran Islam tidak hanya
berkembang melalui pesantren, bahkan berkembang dari rumah
ke rumah, terbukti dengan menjamurnya tempat pengajian di
rumah-rumah yang menggema dan melantunkan ayat-ayat suci
Al-Quran di setiap sore dan malam hari.
Pada masa kesultanan juga diberlakukan aturan yang
bersendikan hukum Islam dengan mendirikan Badan Hukum
“Syara” atau “Mahkamah Tussara‟iyah”, yang mengirim pemudapemuda Bima untuk belajar memperdalam kaidah dan
pengetahuan Islam ke Mekkah, Mesir, Istambul dan Bagdad
serta negara-negara Arab lainnya. Bahkan telah diusahakan
tanah wakaf di Mekkah untuk menjamu jamaah calon haji asal
Bima yang selalu membanjir setiap tahunnya untuk menunaikan
ibadah haji.
SILSILAH KESULTANAN BIMA
 Sultan Abdul Kahir (Sultan Bima I, menjabat pada tahun
1620-1640) menikah dengan Daeng Sikontu, Putri Karaeng
Kasuarang. Dari pernikahan ini melahirkan Sultan Abil Khair
(Sultan Bima II).
 Sultan Abil Khair Siradjuddin (Sultan Bima II,menjabat pada
tahun 1640-1682) menikah pada tanggal 13 April 1646
dengan Karaeng Bonto Je‟ne, yang merupakan adik kandung
Sultan Hasanuddin dari Gowa. Dari pernikahan ini
melahirkan Sultan Nuruddin (Sultan Bima III) pada tahun
1651.
 Sultan Nuruddin (Sultan Bima III,menjabat pada tahun
1682-1687) menikah dengan Daeng Ta Memang anaknya
Raja Tallo. Dari pernikahan tersebut melahirkan Sultan
Jamaluddin (Sultan Bima IV).
 Sultan Jamaluddin (Sultan Bima IV,menjabat pada tahun
1687-1696) menikah dengan Fatimah Karaeng Tanatana
yang merupakan putri Karaeng Bessei. Dari pernikahan
tersebut melahirkan Sultan Hasanuddin (sultan Bima V).


Sultan Hasanuddin (Sultan Bima V,menjabat pada tahun16961731), menikah dengan Karaeng Bissa Mpole anaknya Karaeng
Parang Bone dengan Karaeng Bonto Mate‟ne, pada tanggal 12
september 1704. Dari pernikahan ini melahirkan Sultan Alaudin
Muhammad Syah pada tahun 1707 (Sultan Bima VI).

 Sultan Alaudin Muhammad Syah (Sultan Bima VI,menjabat pada
tahun 1731-1747), menikah dengan Karaeng Tana Sanga Mamonca
Raji putrinya sultan Gowa yaitu Sultan Sirajuddin pada tahun 1727.
Dari pernikahan ini melahirkan Kumala „Bumi Pertiga dan Abdul
Kadim, sementara Sultan Abdul Kadim lahir pada tahun 1729. yang
kemudian diangkat menjadi Sultan Bima VII pada tahun 1747.
Ketika itu beliau baru berumur 13 tahun. Kumala „Bumi Pertiga
putrinya Sultan Alauddin Muhammad Syah dengan Karaeng Tana
Sanga Mamonca Raji ini kemudian menikah dengan Abdul Kudus
Putra Sultan Gowa pada tahun 1747, dan dari pernikahan ini
melahirkan Amas Madina Batara Gowa II.
 Kumala Syah (Kumala „Bumi Partiga, pada tahun 1747-1751).
Disini, Sultan Abdul Kadim baru berumur 13 tahun, maka belum
dapat menjabat secara aktif, sehingga jabatan kesultanan Bima
dibantu sementara oleh Kumala „Bumi Pertiga (Kumala Syah) antara
tahun 1747-1751 sambil menunggu usia Sultan Abdul
Kadimdipandang pantas menjadi Sultan secara aktif. Sultan Abdul
Kadim dinobatkan kembali sebagai Sultan Bima VIII pada tahun
1751.
 Sultan Abdul Kadim (Sultan Bima VIII,menjabat pada tahun 17511773), dari pernikahannyamelahirkan Sultan Abdul Hamid (La
Hami) pada tahun 1762 dan Sultan Abdul Hamid diangkat menjadi
Sultan Bima IX pada tahun 1773.
 Sultan Abdul Hamid (Sultan Bima IX,menjabat pada tahun 17731817), dari pernikahannya melahirkan Sultan Ismail pada tahun
1795. Ketika sultan Abdul Hamid meninggal dunia pada tahun
1819, pada tahun 1817 Sultan Ismail telah diangkat menjadi
Sultan Bima X.
 Sultan Ismail (Sultan Bima X,menjabat pada tahun 1817-1854)
dari pernikahannya melahirkan sultan Abdullah pada tahun 1827.
Sultan Abdullah diangkat menjadi Sultan Bima XI pada tahun 1854.
 Sultan Abdullah (Sultan Bima XI,menjabat pada tahun 1854-1868),
menikah dengan Sitti Saleha „Bumi Partiga, putrinya Tureli Belo.
Dari pernikahan ini melahirkan Sultan Abdul Aziz dan Sultan
Ibrahim. Sultan Abdul Azis diangkat menjadi Sultan Bima XII pada
tahun 1868.
 Sultan Abdul Azis (Sultan Bima XII,menjabat pada tahun 18681881). Sultan Abdul Azis berhalangan, maka digantikan oleh
saudaranya, yaitu Sultan Ibrahim, sehingga Sultan Ibrahim
diangkat menjadi Sultan Bima XIII pada tahun 1881.
 Sultan Ibrahim (Sultan Bima XIII,menjabat pada tahun 18811915), dari pernikahannya melahirkan Sultan Salahuddin
yang kemudian diangkat menjadi Sultan Bima XIV pada
tahun 1915.
 Sultan Salahuddin (Sultan Bima XIV,menjabat pada tahun
1915-1951), dari pernikahannya melahirkan Abdul Kahir II
(Ama Ka‟u Kahi). Abdul Kahir II dinobatkan sebagai Jena Teke
(Sultan Muda) pada tahun 1943, kemudian dinobatkan
sebagai Sultan Bima XV setelah beliau wafat yaitu pada tahun
2002.
 Sultan Abdul Kahir II (Sultan Bima XV), yang biasa dipanggil
Putra Kahirmenikah dengan Putri dari Keturunan Raja Banten,
dan dari pernikahannya melahirkan Fery Zulkarnaen.
 Fery Zulkarnain dilantik menjadi Sultan Bima XVI pada tahun
2013 oleh Ruma „Bumi Partiga yaitu Hj. Siti Mryam M.
Salahuddin yang merupakan saudara kandung dari Sultan
Abdul Kahir II, sekaligus sebagai ketua Majelis Adat “Sara
Dana Mbojo” saat ini, tepatnya pada Hari Kamis, tanggal 4
Juli 2013 M. (26 Sa‟ban 1434 H.) (Sumber : Samparaja)

More Related Content

What's hot

Kerajaan hindu budha di indonesia
Kerajaan hindu budha di indonesiaKerajaan hindu budha di indonesia
Kerajaan hindu budha di indonesia
Albert Tjandra
 

What's hot (20)

Kerajaan kerajaan islam di indonesia
Kerajaan kerajaan islam di indonesiaKerajaan kerajaan islam di indonesia
Kerajaan kerajaan islam di indonesia
 
Sejarah kerajaan Medang Kamulan&Kediri
Sejarah kerajaan Medang Kamulan&KediriSejarah kerajaan Medang Kamulan&Kediri
Sejarah kerajaan Medang Kamulan&Kediri
 
Kerajaan Mataram Islam
Kerajaan  Mataram  IslamKerajaan  Mataram  Islam
Kerajaan Mataram Islam
 
Kesultanan Ternate dan Tidore
Kesultanan Ternate dan TidoreKesultanan Ternate dan Tidore
Kesultanan Ternate dan Tidore
 
Kerajaan Banten
Kerajaan BantenKerajaan Banten
Kerajaan Banten
 
Kerajaan Banten
Kerajaan BantenKerajaan Banten
Kerajaan Banten
 
Kedatangan bangsa eropa
Kedatangan bangsa eropaKedatangan bangsa eropa
Kedatangan bangsa eropa
 
Kerajaan singasari (1)
Kerajaan singasari (1)Kerajaan singasari (1)
Kerajaan singasari (1)
 
Kerajaan mataram islam
Kerajaan mataram islamKerajaan mataram islam
Kerajaan mataram islam
 
Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram KunoKerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno
 
Kelompok 6 ~ Sejarah Kerajaan Banten (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Isla...
Kelompok 6 ~ Sejarah Kerajaan Banten (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Isla...Kelompok 6 ~ Sejarah Kerajaan Banten (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Isla...
Kelompok 6 ~ Sejarah Kerajaan Banten (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Isla...
 
Ppt. kerajaan hindu budha
Ppt. kerajaan hindu budhaPpt. kerajaan hindu budha
Ppt. kerajaan hindu budha
 
Kerajaan mataram islam
Kerajaan mataram islamKerajaan mataram islam
Kerajaan mataram islam
 
Kerajaan Pajang
Kerajaan PajangKerajaan Pajang
Kerajaan Pajang
 
Kerajaan hindu budha di indonesia
Kerajaan hindu budha di indonesiaKerajaan hindu budha di indonesia
Kerajaan hindu budha di indonesia
 
sejarah Kesultanan cirebon politik ekonomi dan letak geografisnya
sejarah Kesultanan cirebon politik ekonomi dan letak geografisnyasejarah Kesultanan cirebon politik ekonomi dan letak geografisnya
sejarah Kesultanan cirebon politik ekonomi dan letak geografisnya
 
Presentasi sejarah kerajaan banten
Presentasi sejarah kerajaan bantenPresentasi sejarah kerajaan banten
Presentasi sejarah kerajaan banten
 
Kerajaan mataram islam
Kerajaan mataram islamKerajaan mataram islam
Kerajaan mataram islam
 
Kerajaan Demak
Kerajaan DemakKerajaan Demak
Kerajaan Demak
 
Kerajaan ternate dan tidore
Kerajaan ternate dan tidoreKerajaan ternate dan tidore
Kerajaan ternate dan tidore
 

Similar to Kerajaan Banjar dan Bima

kesultanan banjar
kesultanan banjarkesultanan banjar
kesultanan banjar
AlvianNurAzqy
 
dokumen.tips_banjar-ppt-asdasd.pptx
dokumen.tips_banjar-ppt-asdasd.pptxdokumen.tips_banjar-ppt-asdasd.pptx
dokumen.tips_banjar-ppt-asdasd.pptx
IsembelSianipar
 
Sejarahkerajaansumedanglarang 130318014133-phpapp02
Sejarahkerajaansumedanglarang 130318014133-phpapp02Sejarahkerajaansumedanglarang 130318014133-phpapp02
Sejarahkerajaansumedanglarang 130318014133-phpapp02
Hulu Kujang
 
Sejarahkerajaansumedanglarang 130318014133-phpapp02
Sejarahkerajaansumedanglarang 130318014133-phpapp02Sejarahkerajaansumedanglarang 130318014133-phpapp02
Sejarahkerajaansumedanglarang 130318014133-phpapp02
Hulu Kujang
 

Similar to Kerajaan Banjar dan Bima (20)

kesultanan banjar
kesultanan banjarkesultanan banjar
kesultanan banjar
 
Kelompok v si - x ak 3 - kerajaan islam di kalimantan
Kelompok v   si - x ak 3 - kerajaan islam di kalimantanKelompok v   si - x ak 3 - kerajaan islam di kalimantan
Kelompok v si - x ak 3 - kerajaan islam di kalimantan
 
dokumen.tips_banjar-ppt-asdasd.pptx
dokumen.tips_banjar-ppt-asdasd.pptxdokumen.tips_banjar-ppt-asdasd.pptx
dokumen.tips_banjar-ppt-asdasd.pptx
 
ISLAM MASUK ISTANA KALIMANTAN DAN SULAWESI
ISLAM MASUK ISTANA KALIMANTAN DAN SULAWESIISLAM MASUK ISTANA KALIMANTAN DAN SULAWESI
ISLAM MASUK ISTANA KALIMANTAN DAN SULAWESI
 
Kerajaan Islam di Kalimantan
Kerajaan Islam di KalimantanKerajaan Islam di Kalimantan
Kerajaan Islam di Kalimantan
 
Kerajaan hindu banjar
Kerajaan hindu banjarKerajaan hindu banjar
Kerajaan hindu banjar
 
Kerajaan Islam di Kalimantan (Arie Ramdhiani M.)
Kerajaan Islam di Kalimantan (Arie Ramdhiani M.)Kerajaan Islam di Kalimantan (Arie Ramdhiani M.)
Kerajaan Islam di Kalimantan (Arie Ramdhiani M.)
 
Sejarahkerajaansumedanglarang 130318014133-phpapp02
Sejarahkerajaansumedanglarang 130318014133-phpapp02Sejarahkerajaansumedanglarang 130318014133-phpapp02
Sejarahkerajaansumedanglarang 130318014133-phpapp02
 
Sejarahkerajaansumedanglarang 130318014133-phpapp02
Sejarahkerajaansumedanglarang 130318014133-phpapp02Sejarahkerajaansumedanglarang 130318014133-phpapp02
Sejarahkerajaansumedanglarang 130318014133-phpapp02
 
proses proses masuknya islam diindonesia dan kerajaan kerajaan islam di indon...
proses proses masuknya islam diindonesia dan kerajaan kerajaan islam di indon...proses proses masuknya islam diindonesia dan kerajaan kerajaan islam di indon...
proses proses masuknya islam diindonesia dan kerajaan kerajaan islam di indon...
 
Kerajaan sunda
Kerajaan sundaKerajaan sunda
Kerajaan sunda
 
Indonesia pada masa kerajaan islam
Indonesia pada masa kerajaan islamIndonesia pada masa kerajaan islam
Indonesia pada masa kerajaan islam
 
Kerajaan islam di nusa tenggara
Kerajaan islam di nusa tenggaraKerajaan islam di nusa tenggara
Kerajaan islam di nusa tenggara
 
Perkembangan Islam di Nusantara
Perkembangan Islam di NusantaraPerkembangan Islam di Nusantara
Perkembangan Islam di Nusantara
 
Kerajaan_Mataram_Islam.pptx
Kerajaan_Mataram_Islam.pptxKerajaan_Mataram_Islam.pptx
Kerajaan_Mataram_Islam.pptx
 
Kerajaan kerajaan islam_di_indonesia
Kerajaan kerajaan islam_di_indonesiaKerajaan kerajaan islam_di_indonesia
Kerajaan kerajaan islam_di_indonesia
 
Kerajaan ISLAM di Sumatra
Kerajaan ISLAM di SumatraKerajaan ISLAM di Sumatra
Kerajaan ISLAM di Sumatra
 
X: Kerajaan Banten
X: Kerajaan BantenX: Kerajaan Banten
X: Kerajaan Banten
 
Kerajaan di indonesia
Kerajaan di indonesiaKerajaan di indonesia
Kerajaan di indonesia
 
Sejarahgowadantallo 121116063829-phpapp01
Sejarahgowadantallo 121116063829-phpapp01Sejarahgowadantallo 121116063829-phpapp01
Sejarahgowadantallo 121116063829-phpapp01
 

Recently uploaded

Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
GilangNandiaputri1
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
luqmanhakimkhairudin
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGMESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanPembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Kerajaan Banjar dan Bima

  • 2. Sejarah Kerajaan Banjar Kerajaan Banjar adalah kerajaan Islam di pulau kalimantan yang wilayah kekuasaannya meliputi sebagian besar daerah kalimantan pada saat sekarang ini. Pusat Kerajaan Banjar yang pertama adalah daerah di sekitar Kuin Utara (sekarang di daerah Banjarmasin) , kemudian dipindah ke Martapura setelah keraton di Kuin dihancurkan oleh Belanda. Kerajaan ini berdiri pada september 1526 dengan Sultan Suriansyah (Raden Samudera) sebagai Sultan pertama Kerajaan Banjar. Kerajaan Banjar runtuh pada saat berakhirnya Perang Banjar pada tahun 1905. Perang Banjar merupakan peperangan yang diadakan kerajaan Banjar untuk melawan kolonialisasi Belanda. Raja terakhir adalah Sultan Mohammad Seman (1862 - 1905), yang meninggal pada saat melakukan pertempuran dengan belanda di Puruk Cahu.
  • 3.  CIKAL BAKAL KERAJAAN BANJAR Kemunculan Kerajaan Banjar tidak lepas dari melemahnya pengaruh Negara Daha (tepatnya didaerah Kandangan) sebagai kerajaan yang berkuasa saat itu. Tepatnya pada saat Raden Sukarama memerintah Negara Daha, menjelang akhir kekuasaannya dia mewasiatkan tahta kekuasaan Negara Daha kepada cucunya yang bernama Raden Samudera. Akan tetapi, wasiat tersebut ditentang oleh ketiga anak Raden Sukarama yaitu Mangkubumi, Tumenggung dan Bagulung. Setelah Raden Sukarama wafat, Pangeran Tumenggung merebut kekuasaaan dari pewaris yang sah yaitu Raden samudera dan merebut tahta kekuasaan Negara Daha. Raden Samudera sebagai pihak yang kalah melarikan diri dan bersembunyi di daerah hilir sungai Barito. Dia dilindungi oleh kelompok orang melayu yang menempati wilayah itu. Kampung orang melayu itu disebut kampung oloh masih yang artinya kampung orang melayu pimpinan Pati Masih. Lama kelamaan kampung ini berkembang menjadi kota Banjarmasih karena ramainya perdagangan di tempat ini dan banyaknya pedagang yang menetap. Dalam pelarian politiknya, raden Samudera melihat potensi Banjarmasih dengan sumber daya manusianya dapat dijadikan kekuatan potensial untuk melawan kekuatan pusat, yaitu Negara Daha. Kekuatan Banjarmasih untuk melakukan perlawaann terhadap Negara Daha akhirnya mendapat pengakuan formal setelah komunitas melayu mengangkat Raden Samudera sebagai kepala Negara.
  • 4. Pengangkatan ini menjadi titik balik perjuangan Raden Samudera. Terbentuknya kekuatan politik baru di banjarmasih, sebagai kekuatan politik tandingan bagi Negara Daha ini menjadi media politik bagi Raden Samudera dalam usahanya memperoleh haknya sebagai Raja di Negara Daha, sedangkan bagi orang Melayu merupakan media mereka untuk tidak lagi membayar pajak kepada Negara Daha Setelah menjadi Raja di Banjarmasih, Raden Samudera dianjurkan oleh Patih Masih untuk meminta bantuan Kerajaan Demak. Permintaan bantuan dari Raden Samudera diterima oleh Sultan Demak, dengan syarat Raden Samudera beserta pengikutnya harus memeluk agama Islam. Syarat tersebut disanggupi Raden Samudera dan Sultan Demak mengirimkan kontingennya yang dipimpin oleh Khatib Dayan. Setibanya di Banjarmasih, kontingen Demak bergabung dengan pasukan dari Banjarmasih untuk melakukan penyerangan ke Negara Daha di hulu sungai Barito. Setibanya di daerah yang bernama Sanghiang Gantung, pasukan Bandarmasih dan Kontingen Demak bertemu dengan Pasukan Negara daha dan pertempuran pun terjadi. Pertempuran ini berakhir dengan suatu mufakat yang isinya adalah duel antara Raden Samudera dengan Pangeran Tumenggung. Dalam duel itu, Raden Samudera tampil sebagai pemenang dan pertempuran pun berakhir dengan kemenangan Banjarmasih.
  • 5. Setelah kemenangan dalam pertempuran, Raden Samudera memindahkan Rakyat Negara Daha ke Banjarmasih dan Raden Samudera dikukuhkan sebagai Kepala negaranya. Pembauran penduduk Banjarmasih yang terdiri dari rakyat Negara Daha, Melayu, Dayak dan orang jawa (kontingen dari Demak) menggambarkan bersatunya masyarakat di bawah pemerintahan Raden Samudera. Pengumpulan penduduk di banjarmasih menyebabkan daerah ini menjadi ramai, ditambah letaknya pada pertemuan sungai Barito dan sungai Martapura menyebabkan lalu lintas menjadi ramai dan terbentuknya hubungan perdagangan. Raden Samudera akhirnya menjadikan Islam sebagai agama negara dan rakyatnya memeluk agama Islam. Gelar yang dipergunakan oleh Raden Samudera sejak saat itu berubah menjadi Sultan Suriansyah. Kerajaan Banjar pertama kali dipimpin oleh Sultan Suriansyah ini.
  • 6.  Gambar : Mesjid yang didirikan Sultan Suriansyah di Kuin
  • 7. WILAYAH KERAJAAN BANJAR Kerajaan Banjar semakin berkembang dan lama kelamaan luas wilayahnya semakin bertambah. Kerajaan ini pada masa jayanya membentang dari banjarmasin sebagai ibukota pertama, dan martapura sebagai ibukota pengganti setelah banjarmasin direbut Belanda, daerah Tanah laut, Margasari, Amandit, Alai, Marabahan, Banua lima yang terdiri dari Nagara, Alabio, Sungai Banar, Amuntai dan Kalua serta daerah hulu sungai barito. Kerajaan semakin diperluas ke tanah bumbu, Pulau Laut, Pasir, Berau dan kutai di panati timur. Kotawaringin, Landak, Sukadana dan sambas di sebelah barat. Semua wilayah tersebut adalah Wilayah Kerajaan Banjar (yang apabila dilihat dari peta zaman sekarang, Kerajaan Banjar menguasai hampir seluruh wilayah kalimantan di 4 provinsi yang ada). Semua wilayah tersebut membayar pajak dan upeti. Semua daerah tersebut tidak pernah tunduk karena ditaklukkan,tetapi karena mereka mengakui berada di bawah Kerajaan Banjar, kecuali daerah pasir yang ditaklukkan pada tahun 1663.
  • 8. RAJA-RAJA KERAJAAN BANJAR Kerajaan Banjar yang berdiri pada 24 september 1526 sampai berakhirnya perang Banjar yang merupakan keruntuhan kerajaan Banjar memiliki 19 orang raja yang pernah berkuasa. Sultan pertama kerajaan Banjar adalah Sultan Suriansyah (1526 1545), beliau adalah raja pertama yang memeluk Agama Islam. Raja terakhir adalah Sultan Mohammad Seman (1862 - 1905), yang meninggal pada saat melakukan pertempuran dengan belanda di puruk cahu. Sultan Suriansyah sebagai Raja pertama mejadikan Kuin Utara sebagai pusat pemerintahan dan pusat perdagangan Kerajaan Banjar. Sedangkan Sultan Mohammad Seman berkeraton di daerah manawing - puruk cahu sebagai pusat pemerintahan pelarian Berikut adalah rincian Raja-raja Kerajaan Banjar sejak berdirinya kerajaan hingga runtuhnya kerajaan itu : 1526 - 1545 : Pangeran Samudra yang kemudian bergelar Sultan Suriansyah, Raja pertama yang memeluk Islam 1545 - 1570 :Sultan Rahmatullah 1570 - 1595 :Sultan Hidayatullah 1595 - 1620 : Sultan Mustain Billah, Marhum Penambahan yang dikenal sebagai Pangeran Kecil. Sultan inilah yang memindahkan Keraton Ke Kayutangi, Martapura, karena keraton di Kuin yang hancur diserang Belanda pada Tahun 1612 1620 - 1637 : Ratu Agung bin Marhum Penembahan yang bergelar Sultan Inayatullah 1637 - 1642 : Ratu Anum bergelar Sultan Saidullah 1642 - 1660 : Adipati Halid memegang jabatan sebagai Wali Sultan, karena anak Sultan Saidullah, Amirullah Bagus Kesuma
  • 9. 1660 - 1663 : Amirullah Bagus Kesuma memegang kekuasaan hingga 1663, kemudian Pangeran Adipati Anum (Pangeran Suriansyah) merebut kekuasaan dan memindahkan kekuasaan ke Banjarmasin= 1663 - 1679 : Pangeran Adipati Anum setelah merebut kekuasaan memindahkan pusat pemerintahan Ke Banjarmasin bergelar Sultan Agung 1679 - 1700 : Sultan Tahlilullah berkuasa 1700 - 1734 : Sultan Tahmidullah bergelar Sultan Kuning 1734 - 1759 : Pangeran Tamjid bin Sultan Agung, yang bergelar Sultan Tamjidillah 1759 - 1761 : Pangeran Muhammad Aliuddin Aminullah 1761 - 1801 : Pangeran Nata Dilaga sebagai wali putera Sultan Muhammad Aliuddin yang belum dewasa tetapi memegang pemerintahan dan bergelar Sultan Tahmidullah 1801 - 1825 : Sultan Suleman Al Mutamidullah bin Sultan Tahmidullah 1825 - 1857 : Sultan Adam Al Wasik Billah bin Sultan Suleman 1857 - 1859 : Pangeran Tamjidillah 1859 - 1862 : Pangeran Antasari yang bergelar Panembahan Amir Oeddin Khalifatul Mu'mina 1862 - 1905 : Sultan Muhammad Seman yang merupakan Raja terakhir dari Kerajaan Banjar
  • 10. Setelah dikalahkannya Sultan Muhammad Seman oleh Belanda pada tahun 1905, praktis seluruh wilayah Kerajaan banjar jatuh ke tangan Belanda dan Kerajaan Banjar runtuh. Akan tetapi semangat yang dikobarkan pejuang perang Banjar melalui sumpah perjuangan "haram manyarah waja sampai kaputing" benar-benar memberikan semangat untuk mempertahankan Kerajaan Banjar. Walaupun akhirnya jatuh ke tangan belanda juga, kita mesti menghargai perjuangan para pejuang yang telah mengorbankan segalanya untuk mempertahankan Kerajaan Banjar. Kota Banjarmasin yang sekarang adalah bukti sejarah hasil perjuangan Sultan Suriansyah dan pengikutnya.
  • 12. KERAJAAN BIMA Sultan Abdul Kahir diangkat sebagai sultan pertama pada tanggal 5 Juli 1620 M. Sebelumnya Sultan Abdul Kahir bernama asli La Ka‟i, namun setelah Putra Mahkota La Ka‟i bersama pengikutnya mengucapkan dua kalimat syahadat dihadapan para mubaliq sebagai gurunya di Sape. Sejak saat itu, putra mahkota La Ka‟i berganti nama menjadi Abdul Kahir, sementara pengikut La Ka‟i yaitu „Bumi Jara Mbojo berganti nama menjadi Awaluddin, dan Manuru „Bata putra Raja Dompu berganti nama menjadi Sirajuddin. Kehadiran sultan pertama ini memiliki pengaruh yang besar dan luas, sehingga penyebaran agama Islam begitu cepat di seluruh pelosok tanah Bima, kecuali di daerah-daerah tertentu masih bertahan pada kepercayaan nenek moyang. Akan tetapi pada beberapa generasi berikutnya mereka mulai menerima Islam, sehingga di daerah-daerah yang dulu memegang kuat adat nenek moyang, hampir tidak dapat dibedakan antara Islam dengan budaya setempat.
  • 13. Agama Islam dapat lebih mudah diterima di Bima saat itu, karena beberapa alasan. Jauh sebelum diberlakukannya secara resmi Islam sebagai agama kerajaan, masyarakat Bima sudah lebih dulu mengenal agama Islam melalui para penyiar agama dari tanah Jawa, Melayu, bahkan dari para pedagang Gujarat dari India dan Arab di Sape pada tahun 1609 M, yang awalnya dianut oleh masyarakat pesisir. Kemudian peralihan dari masa kerajaan kepada masa kesultanan yang kemudian secara resmi menjadikan agama Islam sebagai agama yang umum dianut oleh masyarakat Bima. Dalam kehidupan yang demikian Islami tersebut, muncul satu ikrar setia pada Islam dalam bentuk ikrar yang berbunyi “Mori ro made na Dou Mbojo ede kai hukum Islam-ku” yang berarti “Hidup danmatinya orang Bima dengan hukum Islam”. Untuk menguatkan ikrar ini, bahkan sejak masa kesultanan telah dibentuk sebuah majelis yang dikenal dengan “Hadat Tanah Bima”, yang bertugas dan bertanggung jawab selain sebagai sarana penyiaran dan penyebaran Islam juga sebagai penentu segala kebijakan kesultanan yang berdasarkan Islam dan Kitabnya.
  • 14. Penyebaran yang demikian pesat ini juga diiringi dengan berkembangnya berbagai pusat pendidikan dan pengajaran Islam, serta masjid-masjid selalu menghiasi di setiap desa dan kampung tanah Bima. Pusat-pusat pengajaran Islam tidak hanya berkembang melalui pesantren, bahkan berkembang dari rumah ke rumah, terbukti dengan menjamurnya tempat pengajian di rumah-rumah yang menggema dan melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran di setiap sore dan malam hari. Pada masa kesultanan juga diberlakukan aturan yang bersendikan hukum Islam dengan mendirikan Badan Hukum “Syara” atau “Mahkamah Tussara‟iyah”, yang mengirim pemudapemuda Bima untuk belajar memperdalam kaidah dan pengetahuan Islam ke Mekkah, Mesir, Istambul dan Bagdad serta negara-negara Arab lainnya. Bahkan telah diusahakan tanah wakaf di Mekkah untuk menjamu jamaah calon haji asal Bima yang selalu membanjir setiap tahunnya untuk menunaikan ibadah haji.
  • 15. SILSILAH KESULTANAN BIMA  Sultan Abdul Kahir (Sultan Bima I, menjabat pada tahun 1620-1640) menikah dengan Daeng Sikontu, Putri Karaeng Kasuarang. Dari pernikahan ini melahirkan Sultan Abil Khair (Sultan Bima II).  Sultan Abil Khair Siradjuddin (Sultan Bima II,menjabat pada tahun 1640-1682) menikah pada tanggal 13 April 1646 dengan Karaeng Bonto Je‟ne, yang merupakan adik kandung Sultan Hasanuddin dari Gowa. Dari pernikahan ini melahirkan Sultan Nuruddin (Sultan Bima III) pada tahun 1651.  Sultan Nuruddin (Sultan Bima III,menjabat pada tahun 1682-1687) menikah dengan Daeng Ta Memang anaknya Raja Tallo. Dari pernikahan tersebut melahirkan Sultan Jamaluddin (Sultan Bima IV).  Sultan Jamaluddin (Sultan Bima IV,menjabat pada tahun 1687-1696) menikah dengan Fatimah Karaeng Tanatana yang merupakan putri Karaeng Bessei. Dari pernikahan tersebut melahirkan Sultan Hasanuddin (sultan Bima V).
  • 16.  Sultan Hasanuddin (Sultan Bima V,menjabat pada tahun16961731), menikah dengan Karaeng Bissa Mpole anaknya Karaeng Parang Bone dengan Karaeng Bonto Mate‟ne, pada tanggal 12 september 1704. Dari pernikahan ini melahirkan Sultan Alaudin Muhammad Syah pada tahun 1707 (Sultan Bima VI).  Sultan Alaudin Muhammad Syah (Sultan Bima VI,menjabat pada tahun 1731-1747), menikah dengan Karaeng Tana Sanga Mamonca Raji putrinya sultan Gowa yaitu Sultan Sirajuddin pada tahun 1727. Dari pernikahan ini melahirkan Kumala „Bumi Pertiga dan Abdul Kadim, sementara Sultan Abdul Kadim lahir pada tahun 1729. yang kemudian diangkat menjadi Sultan Bima VII pada tahun 1747. Ketika itu beliau baru berumur 13 tahun. Kumala „Bumi Pertiga putrinya Sultan Alauddin Muhammad Syah dengan Karaeng Tana Sanga Mamonca Raji ini kemudian menikah dengan Abdul Kudus Putra Sultan Gowa pada tahun 1747, dan dari pernikahan ini melahirkan Amas Madina Batara Gowa II.  Kumala Syah (Kumala „Bumi Partiga, pada tahun 1747-1751). Disini, Sultan Abdul Kadim baru berumur 13 tahun, maka belum dapat menjabat secara aktif, sehingga jabatan kesultanan Bima dibantu sementara oleh Kumala „Bumi Pertiga (Kumala Syah) antara tahun 1747-1751 sambil menunggu usia Sultan Abdul Kadimdipandang pantas menjadi Sultan secara aktif. Sultan Abdul Kadim dinobatkan kembali sebagai Sultan Bima VIII pada tahun 1751.
  • 17.  Sultan Abdul Kadim (Sultan Bima VIII,menjabat pada tahun 17511773), dari pernikahannyamelahirkan Sultan Abdul Hamid (La Hami) pada tahun 1762 dan Sultan Abdul Hamid diangkat menjadi Sultan Bima IX pada tahun 1773.  Sultan Abdul Hamid (Sultan Bima IX,menjabat pada tahun 17731817), dari pernikahannya melahirkan Sultan Ismail pada tahun 1795. Ketika sultan Abdul Hamid meninggal dunia pada tahun 1819, pada tahun 1817 Sultan Ismail telah diangkat menjadi Sultan Bima X.  Sultan Ismail (Sultan Bima X,menjabat pada tahun 1817-1854) dari pernikahannya melahirkan sultan Abdullah pada tahun 1827. Sultan Abdullah diangkat menjadi Sultan Bima XI pada tahun 1854.  Sultan Abdullah (Sultan Bima XI,menjabat pada tahun 1854-1868), menikah dengan Sitti Saleha „Bumi Partiga, putrinya Tureli Belo. Dari pernikahan ini melahirkan Sultan Abdul Aziz dan Sultan Ibrahim. Sultan Abdul Azis diangkat menjadi Sultan Bima XII pada tahun 1868.  Sultan Abdul Azis (Sultan Bima XII,menjabat pada tahun 18681881). Sultan Abdul Azis berhalangan, maka digantikan oleh saudaranya, yaitu Sultan Ibrahim, sehingga Sultan Ibrahim diangkat menjadi Sultan Bima XIII pada tahun 1881.
  • 18.  Sultan Ibrahim (Sultan Bima XIII,menjabat pada tahun 18811915), dari pernikahannya melahirkan Sultan Salahuddin yang kemudian diangkat menjadi Sultan Bima XIV pada tahun 1915.  Sultan Salahuddin (Sultan Bima XIV,menjabat pada tahun 1915-1951), dari pernikahannya melahirkan Abdul Kahir II (Ama Ka‟u Kahi). Abdul Kahir II dinobatkan sebagai Jena Teke (Sultan Muda) pada tahun 1943, kemudian dinobatkan sebagai Sultan Bima XV setelah beliau wafat yaitu pada tahun 2002.  Sultan Abdul Kahir II (Sultan Bima XV), yang biasa dipanggil Putra Kahirmenikah dengan Putri dari Keturunan Raja Banten, dan dari pernikahannya melahirkan Fery Zulkarnaen.  Fery Zulkarnain dilantik menjadi Sultan Bima XVI pada tahun 2013 oleh Ruma „Bumi Partiga yaitu Hj. Siti Mryam M. Salahuddin yang merupakan saudara kandung dari Sultan Abdul Kahir II, sekaligus sebagai ketua Majelis Adat “Sara Dana Mbojo” saat ini, tepatnya pada Hari Kamis, tanggal 4 Juli 2013 M. (26 Sa‟ban 1434 H.) (Sumber : Samparaja)