sejarah perkembangan kerajaan-kerajaan islam di indonesia
1. OLEH KELOMPOK 2
AFIN A LAKASI
JIRAN MUHAMMAD
BRAVO IMMANUEL
NABILLA
PUTRI APRILIA
RISKA MULIYANI
SUTRI ALFIANA
SITI RAHAYU
ZULKIFLI
KELAS X MIPA F
Kerajaan kerajaan
islam di Indonesia
2. A. MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA
Masuknya Islam di Indonesia pada abad ke-
7 atau ke-8 M yang bertepatan dengan abad
ke 1 atau 2 H. Rute atau jalur yang dilewati
adalah jalur utara atau selatan. Dakwah
Islam di Indonesia berjalan secara damai
melalui perdagangan dan pernikahan.
3. KERAJAAN KERAJAAN ISLAM DI
INDONESIA
SUMATERA
JAWA
KALIMANTA
N
SULAWESI
MALUKU
PAPUA
NUSA
TENGGA
RA
4. SEJARAH NUSANTRA PADA ERA KERAJAAN
ISLAM
Kerajaan islam di indonesia diperkirakan
kejayaan nya berlangsung antara abad ke-13
s/d abad ke-16. timbulnya kerajaan kerajaan
tersebut didorong oleh maraknya lalu lintas
perdagangan laut dengan pedagang
pedagang islam dari Aceh, India, Persia,
Tiongkok, dll.
Kerajaan tersebut dapat dibagi berdasarkan
wilayah pusat pemerintahannya, yaitu di
Sumatera, jawa, maluku, dan sulawesi.
5. 1. PERKEMBANGAN ISLAM DI SUMATERA
1. Masuknya islam di pulau Sumatra
Islam masuk ke Sumatra pada abad ke-7 Masehi, yang pada waktu itu
di Sumatra telah berdiri kerajaan Budha di Sriwijaya (683-1030 M) yang
menjadikan Islam masuk ke daerah itu sedikit mengalami kesulitan, dan
pada waktu itu kerajaan Sriwijaya mendapat serbuan dari India, maka
kesempatan itu digunakan untuk menyebarkan Islam bagi daerah-
daerah.
•Jalur penyebaran islam ke pulau Sumatra
Islam di Sumatra khususnya aceh dipercaya sebagai cikal-bakal
penyebaran Islam di Nusantara. Penyebaran Islam dilakukan oleh para
saudagar Arab yang hilir mudik berdagang dari Mesir, Persia, Gujarat ke
Cina melalui Barus-Fansur yang dipastikan terletak di ujung barat pulau
Sumatra.Para pembawa Islam datang langsung dari Semenanjung
Arabia yang merupakan utusan resmi Khalifah atau para pedagang
profesional Islam yang memang telah memiliki hubungan perdagangan
dengan Aceh, sebagai daerah persinggahan dalam perjalanan menuju
Cina. Hubungan yang sudah terbina sejak lama, yang melahirkan
asimiliasi keturunan Arab-Aceh di sekitar pesisir ujung pulau Sumatra,
6. Islam telah berkembang di Aceh sejak abad VII. Keberadaannya
dibawa oleh para saudagar Islam Arab dan bukan merupakan misi
khusus penyebaran agama.
Selain dari perdagangan masuknya islam ke daerah Sumatra juga
dipengaruhi oleh kerajaan kerajaan yang ada di Sumatra dan dakwah
dakwah dari wali-wali atau ulama yang ada pada saat itu
•Tokoh tokoh yang mempengaruhi masuknya islam di pulau Sumatra
Selain dari perdagangan , pernikahan dan kerajaan masuknya islam di
pulau Sumatra juga di pengaruhi oleh tokoh tokoh yaitu diantaranya
adalah
1.Syekh baharudin (Sumatra barat)
2.Raden Rahmat (sunan ampel )
3.Minak Kumala bumi (Sumatra selatan)
•Kerajaan kerajaan islam yang mempengaruhi masuknya islam di
Sumatra
Kerajaan kerajaan islam juga sangat berperan penting dalam masuknya
islam di pulau Sumatra . adapun kerajan islam di Sumatra sebagai
berikut: 1) Kerajaan samudera pasai , 2) Kerajaan Malaka, 3) Kerajaan
Aceh ,
7. 2. PERKEMBANGAN ISLAM DI JAWA
Di Jawa, Islam masuk melalui pesisir utara Pulau Jawa ditandai dengan
ditemukannya makam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah yang wafat pada
tahun 475 Hijriah atau 1082 Masehi di Desa Leran, Kecamatan Manyar,
Gresik. Dilihat dari namanya, diperkirakan Fatimah adalah keturunan
Hibatullah, salah satu dinasti di Persia. Di samping itu, di Gresik juga
ditemukan makam Maulana Malik Ibrahim dari Kasyan (satu tempat di
Persia) yang meninggal pada tahun 822 H atau 1419 M. Agak ke
pedalaman, di Mojokerto juga ditemukan ratusan kubur Islam kuno. Makam
tertua berangka tahun 1374 M. Diperkirakan makam-makam ini ialah makam
keluarga istana Majapahit.
2. Peranan Wali Songo dan Metode Pendekatannya
Di Pulau Jawa, penyebaran agama Islam dilakukan oleh Walisongo (9 wali).
Wali ialah orang yang sudah mencapai tingkatan tertentu dalam
mendekatkan diri kepada Allah. Para wali ini dekat dengan kalangan istana.
Merekalah orang yang memberikan pengesahan atas sah tidaknya
8. Kesembilan wali tersebut adalah sebagai berikut:
Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim).
Sunan Ampel (Raden Rahmat)
Sunan Drajad (Syarifudin).
Sunan Bonang (Makdum Ibrahim)
Sunan Kalijaga (Raden Mas Said/Jaka Said)
Sunan Giri (Raden Paku).
Sunan Kudus (Jafar Sodiq).
Sunan Muria (Raden Umar Said).
Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
Salah satu cara penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh
para Wali tersebut ialah dengan cara mendakwah. Penyebaran
Islam melalui dakwah ini berjalan dengan cara para ulama
mendatangi masyarakat (sebagai objek dakwah), dengan
menggunakan pendekatan sosial budaya. Pola ini memakai
bentuk akulturasi, yaitu menggunakan jenis budaya setempat
yang dialiri dengan ajaran Islam di dalamnya. Di samping itu,
para ulama ini juga mendirikan pesantren-pesantren sebagai
sarana pendidikan Islam
9. 3. KALIMANTAN
Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Sendam, 1970:35 “Islam
masuk di Kalimantan Barat yaitu sekitar abad 15 M, melalui
perdagangan dan tidak melalui organisasi misi, tetapi merupakan
kegiatan perorangan”. Para penyiar agama Islam ini datang sambil
berdagang di Kalimantan dengan menyusuri sungai-sungai besar,
secara berangsur-angsur pengaruh Islam pun masuk ke seluruh
wilayah Kalimantan. Salah seorang yang menyebarkan agama Islam di
kalimantan barat ialah Habib Husein Al-Kadri, beliau berasal dari
Hadramaut (daerah bagian selatan jazirah arab). Salah satu anaknya
yang bernama Syarif Abdurrahman dinobatkan menjadi Sultan
Pontianak pada tahun 1778 M.
Para ulama awal yang berdakwah di Sumatera dan Jawa melahirkan
kader-kader dakwah yang terus menerus mengalir. Islam masuk ke
Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo kala itu. Di pulau ini,
ajaran Islam masuk dari dua pintu. Jalur pertama yang membawa Islam
masuk ke tanah Borneo adalah jalur Malaka yang dikenal sebagai
Kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan
penjajah Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar. Para
mubaligh-mubaligh dan komunitas Islam kebanyakan mendiami pesisir
Barat Kalimantan. Jalur lain yang digunakan menyebarkan dakwah
Islam adalah para mubaligh yang dikirim dari Tanah Jawa
10. Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini menemui puncaknya
saat Kerajaan Demak berdiri. Demak mengirimkan banyak
mubaligh ke negeri ini. Perjalanan dakwah pula yang
akhirnya melahirkan Kerajaan Islam Banjar dengan ulama-
ulamanya yang besar, salah satunya adalah Syekh
Muhammad Arsyad al Banjari. Di Kalimantan Selatan
terutama sejak abad ke-14 sampai awal abad ke-16 yakni
sebelum terbentuknya Kerajaan Banjar yang
berorientasikan Islam, telah terjadi proses pembentukan
negara dalam dua fase. Fase pertama yang disebut Negara
Suku (etnic state) yang diwakili oleh Negara Nan Sarunai
milik orang Maanyan. Fase kedua adalah negara awal
(early state) yang diwakili oleh Negara Dipa dan Negara
Daha.
11. 4. SULAWESI
Agama Islam masuk ke Sulawesi sejak abad ke-16, sejak
masa kekuasaan Sombayya Ri Gowa I Mangngarrangi
Daeng Mangrabia Karaeng Lakiung Sultan Alauddin Awalul
Islam raja Gowa ke-14. tetapi baru mengalami
perkembangan pesat pada abad ke-17 setelah raja-raja
Gowa dan Tallo menyatakan diri masuk Islam. Islam
dinyatakan resmi sebagai agama kerajaan Gowa pada
tanggal 9 Jumadil Awal 1051 H / 20 September 1605 M. Raja
Gowa yang pertama masuk Islam ialah Daeng Manrabia
yang berganti nama Sultan Alauddin Awwalul Islam, sedang
Raja Tallo yang pertama masuk Islam bergelar Sultan
Abdullah. Di antara para muballigh yang banyak berjasa
dalam menyebarkan dan mengembangkan agama Islam di
Sulawesi, antara lain:
12. Katib Tunggal,
Datuk Ri Bandang,
Datuk Patimang,
Datuk Ri Tiro, dan
Syekh Yusuf Tajul Khalwati Tuanta Samalaka
Dakwah Islamiyah ke Sulawesi berkembang terus sampai ke
daerah kerajaan Bugis, Wajo, Sopeng, Sindenreng, dan lain-lain.
Suku Bugis yang terkenal berani, jujur dan suka berterus terang,
semula sulit menerima agama Islam. Namun berkat kesungguhan
dan keuletan para mubaligh, secara berangsur-angsur mereka
menjadi penganut Islam yang setia.
13. 5. MALUKU
Tak ada sumber yang jelas mengenai kapan awal kedatangan Islam di
Maluku khususnya Ternate. Namun diperkirakan sejak awal berdirinya
kerajaan Ternate masyarakat Ternate telah mengenal Islam mengingat
banyaknya pedagang Arab yang telah bermukim di Ternate kala itu.
Beberapa raja awal Ternate sudah menggunakan nama bernuansa
Islam namun kepastian mereka maupun keluarga kerajaan memeluk
Islam masih diperdebatkan. Hanya dapat dipastikan bahwa keluarga
kerajaan Ternate resmi memeluk Islam pertengahan abad ke-15.
14. Kolano Marhum (1465-1486), penguasa Ternate ke-18 adalah
raja pertama yang diketahui memeluk Islam bersama seluruh
kerabat dan pejabat istana. Pengganti Kolano Marhum adalah
puteranya, Zainal Abidin (1486-1500). Beberapa langkah yang
diambil Sultan Zainal Abidin adalah meninggalkan gelar Kolano
dan menggantinya dengan Sultan, Islam diakui sebagai agama
resmi kerajaan, syariat Islam diberlakukan, membentuk lembaga
kerajaan sesuai hukum Islam dengan melibatkan para ulama.
Langkah-langkahnya ini kemudian diikuti kerajaan lain di Maluku
secara total, hampir tanpa perubahan. Ia juga mendirikan
madrasah yang pertama di Ternate. Sultan Zainal Abidin pernah
memperdalam ajaran Islam dengan berguru pada Sunan Giri di
pulau Jawa, disana beliau dikenal sebagai “Sultan Bualawa”
(Sultan Cengkih)
15. 6. PAPUA
Sejarah Masuknya Islam di kepulauan Papua sama halnya dengan
sejarah masuknya islam di kota-kota yang ada di Nusantara, dan rata-
rata melalui jalur perdagangan. Karena letak Papua yang strategis
menjadikan wilayah ini pada masa lampau menjadi perhatian dunia
Barat, maupun para pedagang lokal Indonesia sendiri. Daerah ini kaya
akan barang galian atau tambang yang tak ternilai harganya dan
kekayaan rempah-rempah sehingga daerah ini menjadi incaran para
pedagang. Karena kandungan mineral dan kekayaan rempah-rempah
maka terjadi hubungan politik dan perdagangan antara kepulauan Raja
Ampat dan Fakfak dengan pusat kerajaan Ternate dan Tidore, sehingga
banyak pedagang datang untuk memburu dagangan di daerah tersebut.
Masuknya islam di papua diyakini telah ada sebelum agama Nasrani
masuk. Namun hingga saat ini belum ditentukan secara persis kapan
hal itu terjadi. Saksi bisu sejarah itu adalah Masjid Patimburak di Distrik
Kokas, Fakfak. Masjid ini dibangun oleh Raja Wertuer I bernama kecil
Semempe. Sejumlah seminar yang pernah digelar seperti di Aceh pada
tahun 1994, termasuk yang dilangsungkan di ibukota provinsi
Kabupaten Fakfak dan di Jayapura pada tahun 1997, belum
menemukan kesepakatan itu.
16. Dalam sejarah islamisasi di papua terdapat 7
teori yang membahas kedatangan islam,
yaitu :
Teori Papua
Teori Aceh
Teori Arab
Teori Jawa
Teori Banda
Teori Bacan
Teori Maluku Utara (Ternate-Tidore)
17. 7. NUSA TENGGARA
Diperkirakan sejak abad ke-16 Islam hadir di
daerah Nusa Tenggara (Lombok). Islam di lombok
diperkenalkan oleh Sunan Perapen (putra Sunan
Giri). Kemungkinan masuknya Islam ke Sumbawa
ini dengan melalui Sulawesi, yaitu melalui dakwah
para mubalig dari Makasar antara tahun 1540-
1550. Kemudian berkembang kerajaan Islam di
Lombok, salah satunya adalah Kerajaan
Selaparang.
18. Kerajaan Selaparang adalah salah satu
kerajaan yang pernah ada di Pulau Lombok.
Selaparang merupakan pusat Kerajaan Islam di
Lombok. Selaparang di bawah Pemerintahan
Prabu Rangkesari. Kerajaan Bima merupakan
kerajaan Islam yang menonjol di Nusa
Tenggara. Rajanya yang pertama masuk Islam
ialah Ruma Ma Bata Wadu yang bergelar Sultan
Bima I atau Sultan Abdul Khair(1611-1640).
Kerajaan Islam di Nusa Tenggara semakin
runtuh karena kedatangan Belanda termasuk
tekanan dari VOC.
19. KESIMPULAN
Perkembangan islam di Nusantara tidak
terlepas dari dinamika islam di kawasan lain.
Salah satu faktor pemersatu terpenting
diantara berbagai suku bangsa di Nusantara
adalah islam.
Islam mengatasi perbedaan perbedaan yang
terdapat diantara berbagai suku bangsa
tanpa perlu banyak menghilangkan budaya
yang sudah ada sebelumnya