SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Download to read offline
Bondan Palestin,
SKM, M.Kep., Sp.Kom
Politeknik Kesehatan
Yogyakarta Jurusan
Keperawatan
Telephone:
0274-617885
Fax: 0274-617885
E-mail:
bondanp@gmail.com
Blog:
www.bondan-
palestin.blogspot.com
Disampaikan dalam
Seminar Sehari SEHAT
DAN BAHAGIA DI HARI
TUA pada hari Kamis
tanggal 22 November
2007 di Jogja
International Hospital
dalam
PENDAHULUAN
Proses menua (aging) merupakan suatu perubahan progresif pada
organisme yang telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat
irreversibel serta menunjukkan adanya kemunduran sejalan dengan
waktu. Proses alami yang disertai dengan adanya penurunan kondisi
fisik, psikologis maupun sosial akan saling berinteraksi satu sama lain
(1,2,3)
. Proses menua yang terjadi pada usila secara linier dapat
digambarkan melalui tiga tahap yaitu, kelemahan (impairment),
keterbatasan fungsional (functional limitations), ketidakmampuan
(disability), dan keterhambatan (handicap) yang akan dialami
bersamaan dengan proses kemunduran (4,5, 6)
.
Menurut Chappel et al., terdapat dua macam kelompok usila,
yaitu (1) usila yang sehat dan produktif, serta (2) usila yang memiliki
gangguan kesehatan atau kerentanan tubuh. Hal tersebut ditandai
dengan kondisi fisik yang mulai melemah, sakit-sakitan, dan daya pikir
menurun (7)
. Sedangkan dalam konteks keperawatan, merawat usila
terdiri dari dua kategori, yaitu (1) merawat usila yang masih mandiri,
dan (2) merawat usila yang bergantung pada orang lain. Pemberian
asuhan keperawatan bagi kedua kelompok tersebut bertujuan untuk
membantu usila meningkatkan kapasitas fungsional, kemandirian,
kualitas hidup dan harapan hidup yang lebih sehat (healthy life
expectancy) sesuai dengan usia kronologisnya dan atau dalam kondisi
keterbatasannya (8)
.
Masalah kesehatan yang sering ditemukan dalam asuhan
keperawatan usila, adalah :
Sistem Masalah Kesehatan
Muskuloskeletal
1. Kelemahan kontraksi otot, nyeri sendi : Ketergantungan aktifitas
dasar sehari-hari (Activity of Daily Living)
2. Dekalsifikasi tulang : Risiko fraktur, Risiko cedera
Respirasi
1. Penurunan perfusi jaringan : Keterbatasan mobilisasi
2. Penurunan refleksi batuk : Bersihan jalan nafas tidak efektif
Kardiovaskular
1. Hipertensi : Risiko stroke
2. Gagal jantung : Kelemahan fisik
Digestif
1. Penurunan sensasi rasa pada mulut : Penurunan intake makanan
kurang dari yang dibutuhkan tubuh.
2. Penurunan motilitas usus. Gangguan eliminasi : Konstipasi,
inkontinensia usus besar
1
Sistem Masalah Kesehatan
Genitourinaria
1. Kekuatan otot dasar panggul melemah. Gangguan eliminasi :
inkontinensia urin
2. Akibat sekunder DM. Disfungsi seksual : Gangguan pola seksual
Neurologi
3. Penurunan transmisi impuls saraf. Mudah terjatuh : Risiko injuri
4. Penurunan pendengaran : Gangguan komunikasi
5. Penurunan Penglihatan : Risiko kecelakaan, gangguan orientasi
realitas waktu-orang-tempat.
Psikososial
1. Perilaku agresif
2. Gangguan interaksi sosial : menarik diri
3. Penurunan kognitif : Demensia
Merawat usila dalam keluarga tidak terlepas dari latar belakang budaya masyarakat
Indonesia yang masih memegang teguh nilai agama dan norma budaya. Masyarakat
Indonesia masih menganggap mengasuh usila merupakan wujud balas budi dari masing-
masing anggota keluarga kepada orangtuanya (9,10)
. Oleh karenanya, anggota keluarga
harus mampu memahami apa dan bagaimana cara memperlakukan usila dalam kondisi
keterbatasannya. Keluarga harus dapat mengerti dan memahami kebutuhan usila baik
dalam aspek kesehatan maupun psikologis sehingga usila mampu menjalani masa tuanya
secara produktif.
Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dijelaskan beberapa tindakan sederhana
yang dapat dilakukan keluarga dalam merawat usila di rumah dengan tanpa permasalahan
kesehatan maupun dengan permasalahan kesehatan.
PRINSIP-PRINSIP MENGASUH ORANG TUA
1. Setiap usila berbeda satu sama lainnya dan masing-masing usila memiliki keunikan
tersendiri, oleh karenanya keluarga perlu memperhatikan kebutuhan, kepribadian
serta kekhususannya masing-masing.
2. Mengasuh usila di rumah hendaknya tetap memberikan kebebasan beraktivitas
(misalnya: menyapu, memasak, atau jalan-jalan) yang disesuaikan dengan kapasitas
yang dimiliki akan meningkatkan kebugaran fisik dan konsep diri usila. Tindakan
anggota keluarga dalam mengasuh usila yang melarang usila untuk melakukan
pekerjaan apapun di rumah karena kasihan, melarang usila bepergian ke suatu
tempat karena takut kecapaian, atau menganjurkan usila untuk tetap beristirahat saja
di rumah, cara demikian justru akan memperburuk kondisi usila yang berakibat
bahwa usila akhirnya merasa tak berdaya.
3. Usila berperan sebagai orang tua yang bijaksana dan penuh ketauladanan, oleh
karenanya keluarga dan masyarakat perlu mengikutsertakan usila (enganging the
elderly) dalam kehidupan sosial bermasyarakat sehingga dapat mendorong ikatan
antar generasi serta mengurangi risiko stress pada usila.
4. Keluarga perlu memberikan pengertian dan pemahaman yang benar sehingga usila
memiliki hak dan kewajiban yang sama sesuai dengan kondisi, usia, jenis kelamin
dan status sosial mereka dalam masyarakat. Salah satu cara mengurangi salah
kaprah dan tindakan yang keliru sehingga dapat memahami usila secara benar
adalah dengan melihat realita yang ada.
5. Kegiatan yang sifatnya kegiatan kognitif sebaiknya tetap diadakan sepanjang yang
bersangkutan (usila) masih bersedia.
2
6. Biasakan secara rutin kontrol kesehatan ke pelayanan kesehatan.
7. Mengaktifkan diri dalam kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan, mencari teman
berdiskusi atau mengobrol. Mengikuti kelompok-kelompok usila bertujuan untuk
mendapatkan dukungan sosial kelompok.
8. Terapkan pola hidup alami sejak dini dengan prinsip 3G (gizi seimbang, gerak
badan, dan gaya hidup sehat)
MENGASUH ORANG TUA YANG MENGALAMI GANGGUAN KESEHATAN
1. Menjaga mobilitas dan postur tubuh
Kemampuan mobilitas sendi dipengaruhi oleh keadaan struktur sendi dan
kekuatan otot penggerak sendi. Kekakuan sendi yang dialami oleh usila, biasanya
berhubungan dengan kelemahan otot sehingga memerlukan latihan penguatan otot.
Otot akan bekerja efektif atau lebih mudah menghasilkan dan mengontrol gerakan
apabila tidak terdapat hambatan luas gerak sendi (LGS). Kekuatan otot diperlukan
usila untuk menghasilkan gerakan dalam beraktivitas.
Latihan untuk menjaga mobilitas dan postur tubuh bertujuan, untuk : (1)
menjaga dan meningkatkan gerakan sendi di seluruh tubuh; (2) meningkatkan
kekuatan otot; (3) menstimulasi peredaran darah; (4) menjaga kapasitas fungsional;
(5) mencegah kontraktur; dan (6) memelihara postur tubuh yang baik. Latihan bisa
dilakukan usila pada saat melakukan aktivitas keseharian terutama bagi usila yang
sudah mengalami kepayahan. Bentuk latihan sederhana dapat dilakukan usila di
dalam rumah selama 20 s.d. 30 menit, misalnya: latihan di tempat tidur, latihan di
ruang tamu, latihan di kursi, atau latihan diwaktu senggang.
Latihan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan usila, pada latihan
awal dilakukan 3 kali seminggu dengan 5 s.d. 10 ulangan. Selanjutnya ditambah 2 s.d.
4 ulangan, penambahan dilakukan setiap 5 s.d. 10 sekali sampai mendekati 15 s.d. 20
kali ulangan setiap kali latihan.
a. Latihan rangkaian gerakan sendi (range of motion) (11)
1) Gerakan lengan :
2) Gerakan pada siku : 3) Gerakan pada lengan bawah :
Tangan lurus
digerakkan ke
depan dan belakang
Tangan diangkat lurus
di samping tubuh,
kemudian turunkan
perlahan-lahan
Luruskan tangan ke
depan kemudian
angkat 900
Lengan bawah
dalam posisi siku,
telapak tangan
bolak-balikkan
3
4) Gerakan telapak tangan :
5) Gerakan kaki :
6) Gerakan lutut : 7) Gerakan leher :
Posisi tubuh terlentang di lantai atau
kasur. Angkat kaki sampai lurus
kemudian turunkan secara perlahan
dan kaki ditekuk. Lakukan bergantian
antara kaki kanan dan kiri.
8) Gerakan ibu jari :
Gerakkan telapak
tangan ke samping
kanan dan kiri
Gerakkan telapak
tangan ke atas dan
ke bawah
Angkat tumit
kemudian putar-
putarkan,
bergantian
angkat telapak
kaki bagian
depan dan
putar-putarkan
Gerakkan
kaki menjauh
dari tubuh
kemudian
sebaliknya
mengarah ke
dalam
Posisi Regangkan leher Regangkan leher
netral ke bawah ke atas
Posisi Regangkan leher ke
netral samping kanan dan kiri
Posisi Regangkan leher miring
netral ke samping kanan dan kiri
Tekuk ibu jari Regangkan ibu jari Pertemukan ibu jari
dan jari kelingking
4
9) Gerakan jari tangan :
Gerakkan jari tangan merapat dan membuka.
Posisi telapak tangan lurus kemudian jari
tangan diangkat.
10) Gerakan pergelangan kaki :
Pergelangan kaki Pergelangan kaki Pergelangan kaki Pergelangan kaki
regangkan ke atas regangkan ke bawah regangkan ke samping regangkan ke dalam
11) Gerakan jari kaki :
Regangkan jari kaki ke arah atas dan
bawah tubuh
Regangkan jari kaki ke bagian dalam dan
ke luar
b. Latihan sambil berdiri : (12)
a. Mengayun Lengan
Ayunkan lengan ke samping atas setinggi mungkin dan
lepaskan dengan rileks. Kemudian ayunkan lengan ke depan
dan ke belakang setinggi mungkin dan lepaskan dengan rileks.
Gerakan ini dilakukan pada kedua lengan dengan arah yang
berlawanan, seperti berlenggang saat berjalan.
Gerakan ini bertujuan untuk peregangan dan menguatkan otot
lengan, otot punggung, otot dada dan memperbaiki postur.
b. Membungkukkan badan
Diawali dengan kedua tangan di pinggang, kemudian
bungkukkan badan sambil meregangkan otot punggung namun
harus berhati-hati jangan sampai dipaksakan. Selanjutnya
badan diangkat sambil kedua tangan berada di pinggang dan
regangkan dada ke belakang.
Gerakan ini bertujuan untuk peregangan dan menguatkan otot
punggung, otot dada dan memperbaiki postur.
5
c. Berdiri dengan mengangkat dan memutar satu tungkai
Usila berdiri tegak dengan berpegangan pada kursi. Angkat
satu tungkai ke samping, putar searah jarum jam kemudian
bergantian putar berlawanan arah jarum jam. Lakukan
bergantian untuk tungkai kanan dan kiri.
Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot
panggul dan tungkai serta keseimbangan tubuh.
d. Berdiri dengan mengangkat satu tungkai ke samping
Usila berdiri tegak berpengangan pada kursi atau tembok.
Ayunkan satu tungkai ke samping dan pertahankan dalam lima
hitungan. Lakukan bergantian untuk tungkai kanan dan kiri.
Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot
panggul dan tungkai serta keseimbangan tubuh.
c. Latihan di tempat tidur :
Regangkan lutut dan tahan dengan
bantuan tangan. Angkat bagian atas
tubuh usila dengan ditopang tangan
yang lain. Posisi bergantian antara
kanan dan kiri
Usila merebahkan tubuhnya di kasur/
lantai. Badan berguling bergantian ke
kanan dan kiri. Upayakan usila men-
jaga keseimbangan badannnya sewaktu
berguling.
Usila terlentang, kemudian angkat
bagian dada dengan kedua tangan
menopang beban tubuh. Tahan beberapa
hitungan selanjutnya tubuh direbahkan
pelan-pelan.
Silangkan kaki pada sisi kaki yang lain
seperti gunting. Kemudian regangkan
dan ayun-ayunkan. Selanjutnya bergan-
tian antara kaki kanan dan kiri.
Posisi tubuh tengkurap, kemudian
kedua kaki diangkat
Kedua kaki mengayuh seperti mengayuh
sepeda
6
Angkat bantal di atas kepala dengan
kedua tangan lurus dan diregangkan
d. Latihan di kursi :
Gerakkan sendi lengan atas dengan
posisi lengan diangkat. Gerakkan ke
depan dan belakang secara bergantian
Angkat kedua tangan ke samping
kemudian gerakkan memutar ke depan
dan belakang secara bergantian
Putar leher ke kanan dan ke keri secara
bergantian
Regangkan leher ke depan dan belakang
secara bergantian
Peganglah kedua sisi kursi, kemudian
badan diangkat di atas kursi dengan
menggunakan lengan
Sambil duduk, ayunkan kedua kaki
Gelindingkan botol atau kaleng dengan
telapak kaki ke depan dan ke belakang
kemudian dilakukan secara bergantian
antara kaki kanan dan kiri
7
e. Latihan diwaktu senggang :
Gelindingkan pensil di atas meja dengan
menggunakan tepak tangan kanan maupun
kiri
Genggam erat jari-jemari pada sebuah
pensil kemudian longgarkan, lakukan
secara berulang-ulang di kedua tangan
Lakukan gerakan mengunyah secara
berulang
Gosokkan handuk pada punggung
berulang-ulang
Regangkan otot-otot pada bagian pantat
secara berulang
Regangkan otot-otot pada bagian perut
secara berulang
2. Melatih kekuatan otot dasar panggul
Penuaan menyebabkan menurunnya kekuatan otot dasar panggul (pelvic floor)
karena adanya kelainan (dysfunction) atau kelemahan otot (weakness). Otot dasar
panggul bagian luar dibentuk oleh saluran uretra, vagina dan anus yang diikat oleh
otot levator anii. Fungsi otot dasar panggul adalah menjaga stabilitas organ panggul
secara aktif untuk berkontraksi mengencangkan dan mengendorkan organ atau
mengontrol pada saat defekasi dan berkemih.
Latihan bertujuan, agar : (1) lansia dapat mengontrol berkemih; (2) lansia dapat
mengontrol buang air besar (defekasi); (3) menghindari kelembaban dan iritasi pada
kulit lansia; (4) menghindari risiko jatuh pada lansia akibat air kencing (urin) dan
kotoran (feses) yang tercecer; (5) menghindari isolasi sosial bagi lansia. Sebelum
dilakukan latihan kekuatan otot lansia untuk eliminasi perlu diperhatikan kondisi
lansia terlebih dahulu. Latihan lebih cocok diberikan kepada lansia yang masih
memiliki kemampuan atau agak melemah untuk mengontrol eliminasi, sedangkan
bagi lansia yang sudah tidak memiliki kemampuan mengontrol eliminasi maka
8
program latihan tidak realistis dan justru akan menambah frustasi.
a. Latihan mengontrol berkemih (bladder training)
Ketidakmampuan mengontrol berkemih (inkontinensia urin) pada lansia
merupakan suatu kondisi dimana lansia kehilangan kemampuan untuk menahan
saat berkemih sebagai akibat dari menurunnya kekuatan otot dasar panggul,
infeksi kandung kemih, pembesaran kelenjar prostate, tumor pada daerah kandung
kencing atau dasar panggul, sumbatan saluran kemih, pengobatan (misal obat-
obatan penenang dan diuretik), cedera lapisan otak (korteks serebral), gangguan
persyarafan, menurunnya kapasitas kognitif (demensia, pikun), dan
ketergantungan terhadap orang lain.
Latihan mengontrol berkemih direkomendasikan untuk lansia yang
mengalami stres atau memiliki kecenderungan tidak dapat menahan berkemih.
Intervensi keperawatan yang diberikan dalam latihan mengontrol berkemih, yaitu:
pendidikan kepada lansia (anatomi sistem perkemihan yang normal, fisiologi
perkemihan, dan prinsip dasar latihan mengontrol berkemih), berkemih yang
direncanakan dan penguatan perilaku yang positif bagi lansia. Lansia diajarkan
untuk mengatur berkemih setiap 2 s.d. 3 jam pada saat terjaga (tidak tidur). Jarak
waktu antara latihan secara bertahap ditingkatkan apabila lansia berhasil
mengaturnya maka lansia diberikan penguatan atau penghargaan sehingga
menumbuhkan motivasi yang lebih tinggi untuk dapat mengatur berkemih secara
normal. Tahapan latihan mengontrol berkemih, yaitu :
Pastikan lansia masih mampu mengendalikan otot dasar panggul.
Evaluasi pola berkemih lansia. Apabila lansia memiliki kebiasaan berkemih
dengan selang waktu setiap 2 jam di siang hari dan 4 jam di malam hari maka
perlu diperiksa kemampuannya dalam mengontrol berkemih.
Setengah jam sebelum latihan dilakukan, lansia disuruh minum segelas air
terlebih dahulu.
Tanyakan pada lansia, apakah masih mampu menahan berkemih.
Lansia disuruh menunggu / menahan berkemih dalam rentang waktu yang
telah ditentukan. Pada latihan awal rentang waktu 2 s.d. 3 jam.
Lansia disuruh berkemih sampai tuntas, instruksikan lansia agar menekan
daerah kandung kemih.
Berikan penguatan perilaku (reinforcement) yang positif kepada lansia.
Apabila lansia sudah berhasil menahan berkemih secara terencana, selanjutnya
rentang waktu berkemih ditingkatkan.
b. Latihan mengontrol buang air besar (bowel training)
Ketidakmampuan mengontrol buang air besar (inkontinensia usus besar)
pada lansia merupakan suatu kondisi dimana lansia kehilangan kemampuan untuk
menahan buang air besar saat akan menuju kamar belakang (WC). Kondisi
tersebut sebagai akibat dari menurunnya kekuatan otot yang berada pada daerah
anus, kelemahan persyarafan di daerah dubur, anus tedung, diare atau
menurunnya status kognisi.
Tahapan latihan mengontrol buang air besar, yaitu:
• Evaluasi pola defekasi lansia
9
• Perkirakan waktu yang sesuai untuk persiapan ke kamar belakang berdasarkan
pola defekasi lansia
• Atur posisi psikologis yang sesuai pada saat buang air besar (posisi jongkok
atau duduk)
• Anjurkan lansia menahan defekasi sesaat.
• Untuk mendukung latihan mengontrol buang air besar, berikan tambahan olah
raga, cukup asupan air dan makanan berserat.
c. Latihan Kegel (Kegel’s exercise) (13)
Latihan Kegel merupakan latihan kontraksi otot dasar panggul secara aktif,
dengan prosedur sebagai berikut :
Posisi duduk tegak pada kursi dengan panggul dan lutut tersokong dengan
rileks.
Badan sedikit membungkuk dengan lengan menyangga pada paha.
Konsentrasikan kontraksi pada daerah vagina, saluran kemih (uretra), dan
dubur (rektum).
Kontraksikan otot dasar panggul seperti menahan buang air besar dan
berkemih.
Rasakan kontraksi otot dasar panggul.
Pertahankan kontraksi sebatas kemampuannya (+ 10 detik).
Rileks, rasakan otot dasar panggul yang rileks.
kontraksikan otot dasar panggul lagi, pastikan otot berkontraksi dengan benar
tanpa ada kontraksi otot perut, misal: jangan menahan nafas. Kontrol
kontraksi otot perut dengan meletakkan tangan pada perut.
Rileks, coba rasakan perbedaan saat berkontraksi dan rileks.
Sesekali kontraksi dipercepat. Pastikan tidak ada kontraksi otot yang lain.
lakukan kontraksi yang cepat beberapa kali. Pada latihan awal, lakukan tiga
kali pengulangan karena otot yang lemah akan mudah lelah.
Latih untuk mengontraksikan otot dasar panggul dan mempertahankanya
debelum dan selama aktivitas tertawa, batuk, bersin, mengangkat benda,
bangun dari kursi atau tempat tidur, dan jogging.
Target latihan ini adalah 10 kali kontraksi lambat dan 10 kali konstraksi cepat.
Tiap kontraksi dipertahankan selama 10 hitungan. Untuk mendapatkan hasil
yang optimal, latihan dilakukan 6 s.d 8 kali sehari atau setiap saat dapat
melakukannya, minimal enam minggu.
Latihan Kegel juga dapat dilakukan secara sederhana, misalnya :
a. Pada saat lansia berkemih, coba untuk menghentikan aliran air seni sampai
beberapa kali.
b. Pada posisi apapun, cobalah mengkontraksikan otot dasar panggul secara
berurutan mulai dari dubur, vagina dan saluran kemih. Pertahankan 3 s.d. 5
detik. Kemudian rileks mulai dari saluran kemih, vagina dan dubur.
c. Pada posisi apapun, coba untuk mengontraksikan otot dasar panggul dengan
merasakan peningkatan kekuatan otot sambil menghitung 1 s.d. 10 kemudian
rileks kembali.
10
3. Mencegah demensia
a. Terapi lingkungan (milleu therapy)
Untuk membantu daya ingat para usila, keluarga perlu melakukan terapi
lingkungan, yaitu menggunakan lingkungan secara total untuk tujuan terapi.
Lingkup terapi lingkungan antara lain: lingkungan fisik, intelektual, sosial,
emosional, dan spiritual. Terapi lingkungan untuk usila yang mengidap demensia,
misalnya:
1) Lingkungan orientasi realitas, dinding dalam rumah perlu dipasang jam
dinding atau kalender dengan ukuran huruf besar, jelas, dan dapat disobek
setiap hari. Ditempat-tempat tertentu misalnya ruang tamu, kamar mandi,
ruang makan, atau lemari pakaian sebaiknya diberi tulisan atau tanda khusus
agar mudah dikenali para usila.
2) Keamanan usila, bentuk tempat tidur, kursi, pintu, jendela dan sebagainya
yang sering kali mereka gunakan/lewati/pegang seyogyanya dibuat sederhana,
kuat dan mudah dipergunakan. Bila perlu diberi alat bantu yang memudahkan
untuk berjalan, bangun, duduk dan sebagainya. Hal tersebut sangat penting
untuk menambah rasa aman mereka dan memperkecil bahaya. Lantai tidak
licin. Bentuk kamar mandi khusus sebaiknya dibuat untuk keperluan usila,
misalnya : bak kamar mandi tidak terlalu dalam, tidak menggunakan tangga
atau tanjakan. Demikian pula dibuatkan jamban duduk sehinga mudah
digunakan usila dan pada dinding sebaiknya dipasang pegangan tangan.
Penerangan dan pencahayaan di dalam rumah cukup (>30 lux). Bila fasilitas
terpenuhi mereka akan merasa aman dan bahayapun akan berkurang.
3) Lingkungan intelektual, biasakan mereka untuk memiliki kebiasaan yang
positif misalnya buang sampah, meludah dan sebagainya pada tempat yang
tersedia. Hindarkan mereka dari kebiasaan buruk seperti mengisolasi diri,
menarik diri dari pergaulan dengan rekan-rekannya dan sebagainya.
b. Senam Gerak Latih Otak (SGLO)
Penyakit pikun sebenarnya bisa dicegah jika kita rajin melatih otak agar tidak
mudah lupa dengan SGLO. Langkah-langkah pelaksanaan SGLO, yaitu:
1) Peregangan
a) Posisi badan menghadap lurus ke depan. Letakkan telapak tangan kanan di
sisi kanan kepala. Tekan kepala ke arah kiri, namun kepala tetap
menghadap lurus ke depan. Lakukan 8 kali hitungan tanpa menahan nafas.
b) Badan menghadap lurus ke depan. Dekatkan telinga kanan ke arah bahu
kanan secara perlahan-lahan. Hitung hingga 8 kali, lakukan bergantian.
2) Pemanasan
a) Kaki kanan menyilang ke kiri, kedua tangan bergerak lurus ke arah kanan.
Lakukan secara bergantian 2 x 8 hitungan.
b) Tangan kanan lurus (diam) di samping tubuh. Kaki kanan diangkat
bersamaan dengan tangan kiri menyentuh lutut kanan. Lakukan
bergantian, 2x8 hitungan.
3) Inti
a) Berdiri tegak, tangan kanan lurus ke depan dengan ibu jari ditegakkan.
11
Lalu ayunkan ibu jari ke kiri dan ke kanan membentuk setengah lingkaran.
Saat ibu jari bergerak, bola mata mengikuti gerakan ibu jari.
b) Duduk dengan kaki sejajar lantai. Angkat tangan di samping tubuh dengan
posisi netral. Kaki kanan ke samping kanan dan kedua tangan ke samping
kiri. Lakukan bergantin, 2X8 hitungan.
4. Melatih pemenuhan aktivitas dasar sehari-hari
Aktivitas Dasar Sehari-hari (ADS) merupakan rangkaian aktivitas yang secara
khas dilakukan rutin setiap hari oleh seseorang dengan tetap mempertahankan
kemandirian di saat menyelesaikan tugas-tugas tersebut. ADS meliputi : makan,
berpindah dari kursi roda ke tempat tidur dan sebaliknya, termasuk duduk di tempat
tidur, kebersihan diri (mencuci muka, menyisir, mencukur, dan menggosok gigi),
aktivitas di toilet (ke/dari WC, menyiram, menyeka, lepas/pakai celana), mandi,
berjalan di jalan yang datar (jika tidak mampu berjalan, lakukan dengan kursi roda),
naik turun tangga, berpakaian termasuk mengenakan sepatu, mengontrol defekasi
(b.a.b) dan mengontrol berkemih (b.a.k).
Apabila kemampuan dalam melakukan aktivitas harian tersebut menurun, maka
dapat menimbulkan stres tersendiri bagi lansia. Pada akhirnya, situasi tersebut dapat
berdampak serius pada status kesehatan dan kepercayaan diri lansia. ADS dapat
menurun sesuai dengan bertambahnya umur lansia, proses penyakit atau disabilitas
fungsional. Penurunan kapasitas fungsional tersebut dapat bersifat permanen namun
sesungguhnya dapat di tingkatkan melalui program latihan khusus untuk memulihkan
kemampuan lansia meskipun tidak dapat pulih seperti sediakala.
Tujuan latihan pemenuhan ADS, yaitu: (1) meningkatkan kemandirian lansia
dalam memenuhi ADS; (2) meningkatkan aktivitas sosial; (3) mencegah isolasi sosial
dan depresi; (4) meningkatkan kemampuan motorik; (5) meningkatkan kemampuan
berkomunikasi; (6) meningkatkan kesempatan untuk melakukan aktivitas yang
berarti; (7) meningkatkan martabat dan peran sosial; dan (8) meningkatkan moralitas
dan kepuasan dalam bekerja. Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan
ADS, adalah : (1) Penurunan kemampuan lansia dalam memenuhi ADS-nya akan
berdampak pada satu atau lebih kemampuan dasar dalam perawatan diri; (2)
Penurunan kemampuan tersebut bisa terjadi pada sebagian aktivitas dasar sehari-hari
(parsial) atau secara keseluruhan (total); (3) Bantuan dalam memenuhi kebutuhan
ADS dapat menimbulkan ketergantungan lansia; (4) Untuk menghindari
ketergantungan lansia dalam memenuhi kebutuhan ADS perlu dilakukan dukungan
sosial dan intervensi perilaku; (5) Penurunan kemampuan dapat berjalan secara
progresif tergantung dari respons lansia terhadap proses penyakit yang terkait dengan
usia, misalnya: stroke, gangguan jantung atau penyakit terminal lainnya; (6)
Komplikasi gangguan ADS, misalnya: jatuh, malnutrisi, luka akibat tekanan
(decubitus), inkontinensia kandung kemih, harga diri rendah dan kontraktur otot; (7)
Tujuan atau harapan yang ingin dicapai melalui upaya pemulihan harus realistis
disesuaikan dengan kondisi lansia; (8) Lansia kadangkala memerlukan alat bantu
untuk memenuhi kebutuhannya secara mandiri, misalnya: tongkat, kursi roda atau
walker; (9) Keadaan depresi, cemas, khawatir, atau frustasi dapat memperparah
kondisi lansia; dan (10) Kepercayaan diri dan motivasi untuk menjalani hidup lebih
12
baik merupakan dorongan dari dalam diri lansia yang paling efektif dalam perawatan
lansia.
Risiko penurunan kemampuan lansia dalam memenuhi kebutuhan ADS dapat
dicegah atau diturunkan dengan beberapa latihan yang dapat dibimbing oleh pengasuh
lansia atau keluarga, namun perlu disampaikan kepada perawat beberapa hal berikut
di bawah ini, yaitu: (1) Masalah yang dialami lansia ketika melakukan mobilisasi,
berjalan atau serangkaian pergerakan sendi-sendi tubuh; (2) Nyeri selama melakukan
pergerakan atau aktivitas harian; (3) Riwayat jatuh; (4) Gangguan penglihatan dan
pendengaran; (5) Aktivitas harian yang membutuhkan bantuan orang lain; (6) Pusing
ketika berdiri; (7) Masalah ketika makan dan minum; (8) Masalah ketika berkemih
dan defekasi; dan (9) Perubahan hygien perseorangan lansia.
a. Makan dan minum
Lansia dilatih menggunakan alat makan yang dimodifikasi.
b. Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur
1) Sebelum berpindah ke tempat tidur, pastikan
kursi roda telah dikunci. Dekatkan sudut kursi
roda dengan tempat tidur, badan menghadap
tempat tidur atau pada posisi yang tidak
terhalang bila pindah ke tempat tidur.
Instruksikan lansia untuk menurunkan kedua
telapak kakinya ke lantai.
2) Kaki yang lumpuh ditempatkan di belakang
kaki yang normal
3) Ketika badan mulai diangkat dari kursi roda,
peganglah pada sandaran lengan kursi roda
untuk menjaga keseimbangan tubuh.
4) Setelah keseimbangan badan
terjaga, selanjutnya
berpegangan pada sisi tempat
tidur.
5) Pastikan posisi tubuh lansia di
atas tempat tidur telah aman.
c. Berpindah dari tempat tidur ke kursi roda
Kuncilah terlebih dahulu kursi
roda. Tangan berpegangan pada
sandaran lengan.
Posisi tangan, kaki dan kursi roda seperti
pada gambar (B).
13
d. Perpindahan di kloset duduk
A. B.
C.
e. Berpakaian
1) Mengenakan baju
2) Mengenakan bra
3) Mengenakan celana
14
4) Mengenakan celana pada posisi tidur
f. Mengenakan sepatu
a. Mengenakan kaos kaki
b. Menalikan sepatu
c. Mengenakan sepatu dengan bantuan cermin dan pengait
15
DAFTAR PUSTAKA :
1
Guralnik, JM., La Croix, A., & Abbott, RD. (1993). Maintaining Mobility in Late
Life. Demographic Characteristics and Chronic Conditions. Am J Epidemiol, 137:845-
857.
2
Harris, T., Kovar, M.G., Suzman, R., Kleinman, J.C., & Feldman, J.J. (1989).
Longitudinal Study of Physical Ability in the Oldest-old. Am J Public Health, 79:
698-702.
3
Oida, Y., Kitabatake, Y., Nishijima, Y. et al. (2003). Effects of a 5-year exercise-
centered health-promoting programme on mortality and ADL impairment in the
elderly. Age and Ageing, 32(6): 585–592.
4
Setiabudhi, T. & Hardywinoto. (1999). Panduan Gerontologi Tinjauan Dari Berbagai
Aspek, Menjaga Keseimbangan Kualitas Hidup Para Lanjut Usia, Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama.
5
Eliopoulos, C. (1997). Gerontological Nursing, Philadelphia: Lippincott-Raven Pub.
6
Hogan DB, Effects of Age and Disease on Disability in the Very Elderly, Clinical
Geriatrics Online, Diunduh pada tanggal 15 November 2007 dari
http://www.mmhc.com/cg/1093.shtml.
7
Chappel, Neena L, Laurel AS, & Blanford AA, Aging and Health Care: a Social
Perspective, Toronto: Holt, Rinehart and Winston of Canada, 1986.
8
Edwards, P. (2002). Active Ageing: a Policy Framework. Geneva: WHO
[WHO/NMH/NPH/02.8].
9
Noveria, M. (2001). Studi Penjajagan Kebutuhan Program Usila PKBI di Daerah Bali.
Prosiding Seminar Dan Lokakarya Pengembangan Pusat Pelayanan Lanjut Usia
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia di Jakarta tanggal 2 Oktober 2001.
10
Faturochman & Kusumasari, B. (2001). Alternatif Kebijakan terhadap Usila. Policy
Brief Center for Population and Policy Studies, 7: 1-4.
11
Eliopoulos, C. (1997). Gerontological Nursing (6th
Ed), Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins. p. 499-501.
12
Edelman, C.L. & Mandle, C.L. (1998). Health Promotion Throughout the Life Span.
St. Louis: Mosby Inc. p.643.
13
Linton, A.D., Matteson, M.A. & Maebius, N.K. (2000). Introductory Nursing Care of
Adults (2nd
Ed). Philadelphia: W.B. Saunders Company.
16

More Related Content

What's hot

Intervensi khusus pada lanjut usia
Intervensi khusus pada lanjut usiaIntervensi khusus pada lanjut usia
Intervensi khusus pada lanjut usiaaidasilviana
 
Mengukur aktivitas fisik
Mengukur aktivitas fisikMengukur aktivitas fisik
Mengukur aktivitas fisikIwan Hariyanto
 
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)Nika Meiliana
 
Masalah Seksual Wanita Lansia
Masalah Seksual Wanita LansiaMasalah Seksual Wanita Lansia
Masalah Seksual Wanita LansiaAsyifa Adawiyah
 
Keperawatan gerontik
Keperawatan gerontikKeperawatan gerontik
Keperawatan gerontikTumiur Sormin
 
2. pentingnya olahraga bagi lansia ( medikora,april 2010
2. pentingnya olahraga bagi lansia ( medikora,april 20102. pentingnya olahraga bagi lansia ( medikora,april 2010
2. pentingnya olahraga bagi lansia ( medikora,april 2010April Cheers
 
Konsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontikKonsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontikFaris Andrianto
 
Pelayanan Usia Lanjut Poltekkes Surakarta
Pelayanan Usia Lanjut Poltekkes SurakartaPelayanan Usia Lanjut Poltekkes Surakarta
Pelayanan Usia Lanjut Poltekkes SurakartaYunita Dipra
 
Tumbuh kembang lansia
Tumbuh kembang lansiaTumbuh kembang lansia
Tumbuh kembang lansiaDinie Fajriah
 
Ppt bu anny, gerontik
Ppt bu anny, gerontikPpt bu anny, gerontik
Ppt bu anny, gerontikNs. Lutfi
 
Tugas embriologi
Tugas embriologiTugas embriologi
Tugas embriologiREISA Class
 
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro LansiaKespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro LansiaNuranisah D.
 
Aplikasi MODEL ADAPTASI ROY
Aplikasi MODEL ADAPTASI ROYAplikasi MODEL ADAPTASI ROY
Aplikasi MODEL ADAPTASI ROYArni Arnotz
 
Konsep keperawatan kesehatan lanjut usia
Konsep keperawatan kesehatan lanjut usiaKonsep keperawatan kesehatan lanjut usia
Konsep keperawatan kesehatan lanjut usiaWarung Bidan
 
Konsep dasar gerontik
Konsep dasar gerontikKonsep dasar gerontik
Konsep dasar gerontikWarung Bidan
 

What's hot (20)

Intervensi khusus pada lanjut usia
Intervensi khusus pada lanjut usiaIntervensi khusus pada lanjut usia
Intervensi khusus pada lanjut usia
 
Mengukur aktivitas fisik
Mengukur aktivitas fisikMengukur aktivitas fisik
Mengukur aktivitas fisik
 
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
 
Masalah Seksual Wanita Lansia
Masalah Seksual Wanita LansiaMasalah Seksual Wanita Lansia
Masalah Seksual Wanita Lansia
 
Keperawatan gerontik
Keperawatan gerontikKeperawatan gerontik
Keperawatan gerontik
 
Proses keperawatan pada lansia
Proses keperawatan pada lansiaProses keperawatan pada lansia
Proses keperawatan pada lansia
 
2. pentingnya olahraga bagi lansia ( medikora,april 2010
2. pentingnya olahraga bagi lansia ( medikora,april 20102. pentingnya olahraga bagi lansia ( medikora,april 2010
2. pentingnya olahraga bagi lansia ( medikora,april 2010
 
Konsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontikKonsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontik
 
Pelayanan Usia Lanjut Poltekkes Surakarta
Pelayanan Usia Lanjut Poltekkes SurakartaPelayanan Usia Lanjut Poltekkes Surakarta
Pelayanan Usia Lanjut Poltekkes Surakarta
 
Tumbuh kembang lansia
Tumbuh kembang lansiaTumbuh kembang lansia
Tumbuh kembang lansia
 
Askep dasar lansia 2014
Askep dasar lansia 2014Askep dasar lansia 2014
Askep dasar lansia 2014
 
Gerontologi
GerontologiGerontologi
Gerontologi
 
Ppt bu anny, gerontik
Ppt bu anny, gerontikPpt bu anny, gerontik
Ppt bu anny, gerontik
 
Tugas embriologi
Tugas embriologiTugas embriologi
Tugas embriologi
 
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro LansiaKespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
 
Aplikasi MODEL ADAPTASI ROY
Aplikasi MODEL ADAPTASI ROYAplikasi MODEL ADAPTASI ROY
Aplikasi MODEL ADAPTASI ROY
 
Konsep keperawatan kesehatan lanjut usia
Konsep keperawatan kesehatan lanjut usiaKonsep keperawatan kesehatan lanjut usia
Konsep keperawatan kesehatan lanjut usia
 
Makalah ilmu kesehatan olahraga pada wanita
Makalah ilmu kesehatan olahraga pada wanitaMakalah ilmu kesehatan olahraga pada wanita
Makalah ilmu kesehatan olahraga pada wanita
 
makalah Askep lansia
makalah Askep lansiamakalah Askep lansia
makalah Askep lansia
 
Konsep dasar gerontik
Konsep dasar gerontikKonsep dasar gerontik
Konsep dasar gerontik
 

Viewers also liked

12205079‐pss7
12205079‐pss712205079‐pss7
12205079‐pss7kyuenrandi
 
обработка текстовой информации
обработка текстовой информацииобработка текстовой информации
обработка текстовой информацииRuslan_krasav4eg
 
Small business workshop 2012
Small business workshop 2012Small business workshop 2012
Small business workshop 2012Carmen Velazquez
 
Crestview family chiropractic ottawa customers reviews
Crestview family chiropractic ottawa customers reviews Crestview family chiropractic ottawa customers reviews
Crestview family chiropractic ottawa customers reviews Tesfay Haile
 
스프링처럼 JDBC 리팩터링하기
스프링처럼 JDBC 리팩터링하기 스프링처럼 JDBC 리팩터링하기
스프링처럼 JDBC 리팩터링하기 Chanwook Park
 
Materi SMA - Gas Mulia
Materi SMA - Gas MuliaMateri SMA - Gas Mulia
Materi SMA - Gas MuliaRizki Amalia
 
Dream Vacations Plus Income
Dream Vacations Plus IncomeDream Vacations Plus Income
Dream Vacations Plus IncomeCarmen Velazquez
 
Askep Keluarga dengan Anorexia Nervosa
Askep Keluarga dengan Anorexia NervosaAskep Keluarga dengan Anorexia Nervosa
Askep Keluarga dengan Anorexia NervosaBondan Palestin
 
06 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
06 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...06 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
06 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...Bondan Palestin
 
05 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
05 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...05 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
05 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...Bondan Palestin
 
02 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
02 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...02 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
02 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...Bondan Palestin
 
08 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
08 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...08 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
08 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...Bondan Palestin
 
09 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
09 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...09 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
09 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...Bondan Palestin
 
01 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
01 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...01 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
01 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...Bondan Palestin
 
60434367 teknik-teknik-rasulullah-s-a-w-mengajar(2)
60434367 teknik-teknik-rasulullah-s-a-w-mengajar(2)60434367 teknik-teknik-rasulullah-s-a-w-mengajar(2)
60434367 teknik-teknik-rasulullah-s-a-w-mengajar(2)Mawar Pink
 
PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL LANSIA DI...
PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL LANSIA DI...PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL LANSIA DI...
PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL LANSIA DI...Bondan Palestin
 

Viewers also liked (20)

Bullying
BullyingBullying
Bullying
 
Evolucion de linux
Evolucion de linuxEvolucion de linux
Evolucion de linux
 
12205079‐pss7
12205079‐pss712205079‐pss7
12205079‐pss7
 
обработка текстовой информации
обработка текстовой информацииобработка текстовой информации
обработка текстовой информации
 
Small business workshop 2012
Small business workshop 2012Small business workshop 2012
Small business workshop 2012
 
Crestview family chiropractic ottawa customers reviews
Crestview family chiropractic ottawa customers reviews Crestview family chiropractic ottawa customers reviews
Crestview family chiropractic ottawa customers reviews
 
스프링처럼 JDBC 리팩터링하기
스프링처럼 JDBC 리팩터링하기 스프링처럼 JDBC 리팩터링하기
스프링처럼 JDBC 리팩터링하기
 
Materi SMA - Gas Mulia
Materi SMA - Gas MuliaMateri SMA - Gas Mulia
Materi SMA - Gas Mulia
 
247958[1]
247958[1]247958[1]
247958[1]
 
Dream Vacations Plus Income
Dream Vacations Plus IncomeDream Vacations Plus Income
Dream Vacations Plus Income
 
Evolucion de linux
Evolucion de linuxEvolucion de linux
Evolucion de linux
 
Askep Keluarga dengan Anorexia Nervosa
Askep Keluarga dengan Anorexia NervosaAskep Keluarga dengan Anorexia Nervosa
Askep Keluarga dengan Anorexia Nervosa
 
06 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
06 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...06 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
06 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
 
05 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
05 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...05 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
05 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
 
02 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
02 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...02 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
02 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
 
08 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
08 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...08 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
08 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
 
09 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
09 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...09 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
09 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
 
01 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
01 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...01 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
01 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
 
60434367 teknik-teknik-rasulullah-s-a-w-mengajar(2)
60434367 teknik-teknik-rasulullah-s-a-w-mengajar(2)60434367 teknik-teknik-rasulullah-s-a-w-mengajar(2)
60434367 teknik-teknik-rasulullah-s-a-w-mengajar(2)
 
PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL LANSIA DI...
PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL LANSIA DI...PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL LANSIA DI...
PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL LANSIA DI...
 

Similar to Perawatan Usila dalam Keluarga

Tugas sekolah kebugaran jasmani
Tugas sekolah kebugaran jasmaniTugas sekolah kebugaran jasmani
Tugas sekolah kebugaran jasmaniNur Hadi
 
Dudi Fahdy-Pembinaan Kespro Lansia.ppt
Dudi Fahdy-Pembinaan Kespro Lansia.pptDudi Fahdy-Pembinaan Kespro Lansia.ppt
Dudi Fahdy-Pembinaan Kespro Lansia.pptssuser7b2ece
 
PRESENTASI KOMUNITAS LANSIA
PRESENTASI KOMUNITAS LANSIA PRESENTASI KOMUNITAS LANSIA
PRESENTASI KOMUNITAS LANSIA Kadiri University
 
Bu henik komunitas lansia 2- NRB IV
Bu henik komunitas lansia 2- NRB IVBu henik komunitas lansia 2- NRB IV
Bu henik komunitas lansia 2- NRB IVKadiri University
 
Makalah pola hidup sehat dan bersih irmayani
Makalah pola hidup sehat  dan bersih irmayaniMakalah pola hidup sehat  dan bersih irmayani
Makalah pola hidup sehat dan bersih irmayaniSeptian Muna Barakati
 
Aktivitas fisik lansia
Aktivitas fisik lansiaAktivitas fisik lansia
Aktivitas fisik lansiaSitiRama
 
Lansia tangguh dimensi fisik dan dimensi intelektual
Lansia tangguh dimensi fisik dan dimensi intelektualLansia tangguh dimensi fisik dan dimensi intelektual
Lansia tangguh dimensi fisik dan dimensi intelektualMunawar Shodiq
 
Pelatihan kader usila puskesmas bungah
Pelatihan kader usila puskesmas bungahPelatihan kader usila puskesmas bungah
Pelatihan kader usila puskesmas bungahpuspitasari_whardani
 
Bugar di bulan ramadhan.pptx
Bugar di bulan ramadhan.pptxBugar di bulan ramadhan.pptx
Bugar di bulan ramadhan.pptxrianarifpurnomo1
 
1653884550918.pptx
1653884550918.pptx1653884550918.pptx
1653884550918.pptxKikyKusuma
 
5725-14934-1-SM.pdf
5725-14934-1-SM.pdf5725-14934-1-SM.pdf
5725-14934-1-SM.pdfVINA822597
 
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN LANSIA.ppt
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN LANSIA.pptASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN LANSIA.ppt
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN LANSIA.pptSherlyHaekaseTse
 
ARNI PRESENTASI.pptx
ARNI PRESENTASI.pptxARNI PRESENTASI.pptx
ARNI PRESENTASI.pptxvenanmanseon
 
Mempertahankan adl pada lansia
Mempertahankan adl pada lansiaMempertahankan adl pada lansia
Mempertahankan adl pada lansiaWarung Bidan
 
PPT Kesehatan Fisik kelas 8 (sabtu).pptx
PPT Kesehatan Fisik kelas 8 (sabtu).pptxPPT Kesehatan Fisik kelas 8 (sabtu).pptx
PPT Kesehatan Fisik kelas 8 (sabtu).pptxElisabethRisaHeriani
 
Pangaruh Pola Makan Terhadap Postur Tubuh Manusia
Pangaruh Pola Makan Terhadap Postur Tubuh ManusiaPangaruh Pola Makan Terhadap Postur Tubuh Manusia
Pangaruh Pola Makan Terhadap Postur Tubuh ManusiaSariana Csg
 

Similar to Perawatan Usila dalam Keluarga (20)

Tugas sekolah kebugaran jasmani
Tugas sekolah kebugaran jasmaniTugas sekolah kebugaran jasmani
Tugas sekolah kebugaran jasmani
 
Dudi Fahdy-Pembinaan Kespro Lansia.ppt
Dudi Fahdy-Pembinaan Kespro Lansia.pptDudi Fahdy-Pembinaan Kespro Lansia.ppt
Dudi Fahdy-Pembinaan Kespro Lansia.ppt
 
Kelompok 7.pptx
Kelompok 7.pptxKelompok 7.pptx
Kelompok 7.pptx
 
PRESENTASI KOMUNITAS LANSIA
PRESENTASI KOMUNITAS LANSIA PRESENTASI KOMUNITAS LANSIA
PRESENTASI KOMUNITAS LANSIA
 
Bu henik komunitas lansia 2- NRB IV
Bu henik komunitas lansia 2- NRB IVBu henik komunitas lansia 2- NRB IV
Bu henik komunitas lansia 2- NRB IV
 
Makalah pola hidup sehat dan bersih irmayani
Makalah pola hidup sehat  dan bersih irmayaniMakalah pola hidup sehat  dan bersih irmayani
Makalah pola hidup sehat dan bersih irmayani
 
Aktivitas fisik lansia
Aktivitas fisik lansiaAktivitas fisik lansia
Aktivitas fisik lansia
 
Lansia tangguh dimensi fisik dan dimensi intelektual
Lansia tangguh dimensi fisik dan dimensi intelektualLansia tangguh dimensi fisik dan dimensi intelektual
Lansia tangguh dimensi fisik dan dimensi intelektual
 
Pelatihan kader usila puskesmas bungah
Pelatihan kader usila puskesmas bungahPelatihan kader usila puskesmas bungah
Pelatihan kader usila puskesmas bungah
 
Bugar di bulan ramadhan.pptx
Bugar di bulan ramadhan.pptxBugar di bulan ramadhan.pptx
Bugar di bulan ramadhan.pptx
 
1653884550918.pptx
1653884550918.pptx1653884550918.pptx
1653884550918.pptx
 
5725-14934-1-SM.pdf
5725-14934-1-SM.pdf5725-14934-1-SM.pdf
5725-14934-1-SM.pdf
 
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN LANSIA.ppt
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN LANSIA.pptASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN LANSIA.ppt
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN LANSIA.ppt
 
kebugaran jasmani
kebugaran jasmani kebugaran jasmani
kebugaran jasmani
 
Gaya hidup sihat
Gaya hidup sihatGaya hidup sihat
Gaya hidup sihat
 
ARNI PRESENTASI.pptx
ARNI PRESENTASI.pptxARNI PRESENTASI.pptx
ARNI PRESENTASI.pptx
 
Mempertahankan adl pada lansia
Mempertahankan adl pada lansiaMempertahankan adl pada lansia
Mempertahankan adl pada lansia
 
PPT Kesehatan Fisik kelas 8 (sabtu).pptx
PPT Kesehatan Fisik kelas 8 (sabtu).pptxPPT Kesehatan Fisik kelas 8 (sabtu).pptx
PPT Kesehatan Fisik kelas 8 (sabtu).pptx
 
Pangaruh Pola Makan Terhadap Postur Tubuh Manusia
Pangaruh Pola Makan Terhadap Postur Tubuh ManusiaPangaruh Pola Makan Terhadap Postur Tubuh Manusia
Pangaruh Pola Makan Terhadap Postur Tubuh Manusia
 
Asuhan keperawatan lansia di rumah
Asuhan keperawatan lansia di rumahAsuhan keperawatan lansia di rumah
Asuhan keperawatan lansia di rumah
 

More from Bondan Palestin

Seminar Askep Keluarga Anorexia Nervosa - 15 November 2015.pptx
Seminar Askep Keluarga Anorexia Nervosa - 15 November 2015.pptxSeminar Askep Keluarga Anorexia Nervosa - 15 November 2015.pptx
Seminar Askep Keluarga Anorexia Nervosa - 15 November 2015.pptxBondan Palestin
 
2021 14 agustus yky pemberdayaan keluarga untuk menjaga kesehatan pada masa p...
2021 14 agustus yky pemberdayaan keluarga untuk menjaga kesehatan pada masa p...2021 14 agustus yky pemberdayaan keluarga untuk menjaga kesehatan pada masa p...
2021 14 agustus yky pemberdayaan keluarga untuk menjaga kesehatan pada masa p...Bondan Palestin
 
Sharing pengalaman penerapan metoda pembelajaran online proses dan evaluasinya
Sharing pengalaman penerapan metoda pembelajaran online proses dan evaluasinyaSharing pengalaman penerapan metoda pembelajaran online proses dan evaluasinya
Sharing pengalaman penerapan metoda pembelajaran online proses dan evaluasinyaBondan Palestin
 
Resiliensi masyarakat dalam pengendalian covid19 perspektif keperawatan komun...
Resiliensi masyarakat dalam pengendalian covid19 perspektif keperawatan komun...Resiliensi masyarakat dalam pengendalian covid19 perspektif keperawatan komun...
Resiliensi masyarakat dalam pengendalian covid19 perspektif keperawatan komun...Bondan Palestin
 
Metode penelitian-studi-kasus
Metode penelitian-studi-kasusMetode penelitian-studi-kasus
Metode penelitian-studi-kasusBondan Palestin
 
20 juli 2020 webinar polkesraya pbm di masa adaptasi baru
20 juli 2020   webinar polkesraya pbm di masa adaptasi baru20 juli 2020   webinar polkesraya pbm di masa adaptasi baru
20 juli 2020 webinar polkesraya pbm di masa adaptasi baruBondan Palestin
 
10 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
10 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...10 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
10 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...Bondan Palestin
 
07 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
07 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...07 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
07 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...Bondan Palestin
 
03 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
03 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...03 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
03 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...Bondan Palestin
 
04 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
04 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...04 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
04 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...Bondan Palestin
 
PERAWATAN LANJUTAN DI RUMAH PADA PENDERITA LEUKEMIA ANAK
PERAWATAN LANJUTAN DI RUMAH  PADA PENDERITA LEUKEMIA ANAK PERAWATAN LANJUTAN DI RUMAH  PADA PENDERITA LEUKEMIA ANAK
PERAWATAN LANJUTAN DI RUMAH PADA PENDERITA LEUKEMIA ANAK Bondan Palestin
 

More from Bondan Palestin (11)

Seminar Askep Keluarga Anorexia Nervosa - 15 November 2015.pptx
Seminar Askep Keluarga Anorexia Nervosa - 15 November 2015.pptxSeminar Askep Keluarga Anorexia Nervosa - 15 November 2015.pptx
Seminar Askep Keluarga Anorexia Nervosa - 15 November 2015.pptx
 
2021 14 agustus yky pemberdayaan keluarga untuk menjaga kesehatan pada masa p...
2021 14 agustus yky pemberdayaan keluarga untuk menjaga kesehatan pada masa p...2021 14 agustus yky pemberdayaan keluarga untuk menjaga kesehatan pada masa p...
2021 14 agustus yky pemberdayaan keluarga untuk menjaga kesehatan pada masa p...
 
Sharing pengalaman penerapan metoda pembelajaran online proses dan evaluasinya
Sharing pengalaman penerapan metoda pembelajaran online proses dan evaluasinyaSharing pengalaman penerapan metoda pembelajaran online proses dan evaluasinya
Sharing pengalaman penerapan metoda pembelajaran online proses dan evaluasinya
 
Resiliensi masyarakat dalam pengendalian covid19 perspektif keperawatan komun...
Resiliensi masyarakat dalam pengendalian covid19 perspektif keperawatan komun...Resiliensi masyarakat dalam pengendalian covid19 perspektif keperawatan komun...
Resiliensi masyarakat dalam pengendalian covid19 perspektif keperawatan komun...
 
Metode penelitian-studi-kasus
Metode penelitian-studi-kasusMetode penelitian-studi-kasus
Metode penelitian-studi-kasus
 
20 juli 2020 webinar polkesraya pbm di masa adaptasi baru
20 juli 2020   webinar polkesraya pbm di masa adaptasi baru20 juli 2020   webinar polkesraya pbm di masa adaptasi baru
20 juli 2020 webinar polkesraya pbm di masa adaptasi baru
 
10 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
10 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...10 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
10 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
 
07 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
07 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...07 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
07 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
 
03 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
03 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...03 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
03 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
 
04 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
04 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...04 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
04 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
 
PERAWATAN LANJUTAN DI RUMAH PADA PENDERITA LEUKEMIA ANAK
PERAWATAN LANJUTAN DI RUMAH  PADA PENDERITA LEUKEMIA ANAK PERAWATAN LANJUTAN DI RUMAH  PADA PENDERITA LEUKEMIA ANAK
PERAWATAN LANJUTAN DI RUMAH PADA PENDERITA LEUKEMIA ANAK
 

Recently uploaded

Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh  Visum et Repertum.pptPresentasi contoh  Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh Visum et Repertum.pptSuwandiKhowanto1
 
Root cause analysis ( analisa akar masalah )
Root cause analysis ( analisa akar masalah )Root cause analysis ( analisa akar masalah )
Root cause analysis ( analisa akar masalah )ssuser4ceaef1
 
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADAASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADARismaZulfiani
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)fifinoktaviani
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANfaisalkurniawan12
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptStevenSamuelBangun
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Arif Fahmi
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybankcsooyoung073
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfaguswidiyanto98
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritisfidel377036
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.pptcels17082019
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxabdulmujibmgi
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smearprofesibidan2
 
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaasuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaAnnisFathia1
 
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)Nodd Nittong
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologissuser7c01e3
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioSafrina Ramadhani
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksihaslinahaslina3
 
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxseminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxsariakmida
 

Recently uploaded (20)

Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh  Visum et Repertum.pptPresentasi contoh  Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
 
Root cause analysis ( analisa akar masalah )
Root cause analysis ( analisa akar masalah )Root cause analysis ( analisa akar masalah )
Root cause analysis ( analisa akar masalah )
 
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADAASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaasuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
 
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxseminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
 

Perawatan Usila dalam Keluarga

  • 1. Bondan Palestin, SKM, M.Kep., Sp.Kom Politeknik Kesehatan Yogyakarta Jurusan Keperawatan Telephone: 0274-617885 Fax: 0274-617885 E-mail: bondanp@gmail.com Blog: www.bondan- palestin.blogspot.com Disampaikan dalam Seminar Sehari SEHAT DAN BAHAGIA DI HARI TUA pada hari Kamis tanggal 22 November 2007 di Jogja International Hospital dalam PENDAHULUAN Proses menua (aging) merupakan suatu perubahan progresif pada organisme yang telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irreversibel serta menunjukkan adanya kemunduran sejalan dengan waktu. Proses alami yang disertai dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial akan saling berinteraksi satu sama lain (1,2,3) . Proses menua yang terjadi pada usila secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahap yaitu, kelemahan (impairment), keterbatasan fungsional (functional limitations), ketidakmampuan (disability), dan keterhambatan (handicap) yang akan dialami bersamaan dengan proses kemunduran (4,5, 6) . Menurut Chappel et al., terdapat dua macam kelompok usila, yaitu (1) usila yang sehat dan produktif, serta (2) usila yang memiliki gangguan kesehatan atau kerentanan tubuh. Hal tersebut ditandai dengan kondisi fisik yang mulai melemah, sakit-sakitan, dan daya pikir menurun (7) . Sedangkan dalam konteks keperawatan, merawat usila terdiri dari dua kategori, yaitu (1) merawat usila yang masih mandiri, dan (2) merawat usila yang bergantung pada orang lain. Pemberian asuhan keperawatan bagi kedua kelompok tersebut bertujuan untuk membantu usila meningkatkan kapasitas fungsional, kemandirian, kualitas hidup dan harapan hidup yang lebih sehat (healthy life expectancy) sesuai dengan usia kronologisnya dan atau dalam kondisi keterbatasannya (8) . Masalah kesehatan yang sering ditemukan dalam asuhan keperawatan usila, adalah : Sistem Masalah Kesehatan Muskuloskeletal 1. Kelemahan kontraksi otot, nyeri sendi : Ketergantungan aktifitas dasar sehari-hari (Activity of Daily Living) 2. Dekalsifikasi tulang : Risiko fraktur, Risiko cedera Respirasi 1. Penurunan perfusi jaringan : Keterbatasan mobilisasi 2. Penurunan refleksi batuk : Bersihan jalan nafas tidak efektif Kardiovaskular 1. Hipertensi : Risiko stroke 2. Gagal jantung : Kelemahan fisik Digestif 1. Penurunan sensasi rasa pada mulut : Penurunan intake makanan kurang dari yang dibutuhkan tubuh. 2. Penurunan motilitas usus. Gangguan eliminasi : Konstipasi, inkontinensia usus besar 1
  • 2. Sistem Masalah Kesehatan Genitourinaria 1. Kekuatan otot dasar panggul melemah. Gangguan eliminasi : inkontinensia urin 2. Akibat sekunder DM. Disfungsi seksual : Gangguan pola seksual Neurologi 3. Penurunan transmisi impuls saraf. Mudah terjatuh : Risiko injuri 4. Penurunan pendengaran : Gangguan komunikasi 5. Penurunan Penglihatan : Risiko kecelakaan, gangguan orientasi realitas waktu-orang-tempat. Psikososial 1. Perilaku agresif 2. Gangguan interaksi sosial : menarik diri 3. Penurunan kognitif : Demensia Merawat usila dalam keluarga tidak terlepas dari latar belakang budaya masyarakat Indonesia yang masih memegang teguh nilai agama dan norma budaya. Masyarakat Indonesia masih menganggap mengasuh usila merupakan wujud balas budi dari masing- masing anggota keluarga kepada orangtuanya (9,10) . Oleh karenanya, anggota keluarga harus mampu memahami apa dan bagaimana cara memperlakukan usila dalam kondisi keterbatasannya. Keluarga harus dapat mengerti dan memahami kebutuhan usila baik dalam aspek kesehatan maupun psikologis sehingga usila mampu menjalani masa tuanya secara produktif. Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dijelaskan beberapa tindakan sederhana yang dapat dilakukan keluarga dalam merawat usila di rumah dengan tanpa permasalahan kesehatan maupun dengan permasalahan kesehatan. PRINSIP-PRINSIP MENGASUH ORANG TUA 1. Setiap usila berbeda satu sama lainnya dan masing-masing usila memiliki keunikan tersendiri, oleh karenanya keluarga perlu memperhatikan kebutuhan, kepribadian serta kekhususannya masing-masing. 2. Mengasuh usila di rumah hendaknya tetap memberikan kebebasan beraktivitas (misalnya: menyapu, memasak, atau jalan-jalan) yang disesuaikan dengan kapasitas yang dimiliki akan meningkatkan kebugaran fisik dan konsep diri usila. Tindakan anggota keluarga dalam mengasuh usila yang melarang usila untuk melakukan pekerjaan apapun di rumah karena kasihan, melarang usila bepergian ke suatu tempat karena takut kecapaian, atau menganjurkan usila untuk tetap beristirahat saja di rumah, cara demikian justru akan memperburuk kondisi usila yang berakibat bahwa usila akhirnya merasa tak berdaya. 3. Usila berperan sebagai orang tua yang bijaksana dan penuh ketauladanan, oleh karenanya keluarga dan masyarakat perlu mengikutsertakan usila (enganging the elderly) dalam kehidupan sosial bermasyarakat sehingga dapat mendorong ikatan antar generasi serta mengurangi risiko stress pada usila. 4. Keluarga perlu memberikan pengertian dan pemahaman yang benar sehingga usila memiliki hak dan kewajiban yang sama sesuai dengan kondisi, usia, jenis kelamin dan status sosial mereka dalam masyarakat. Salah satu cara mengurangi salah kaprah dan tindakan yang keliru sehingga dapat memahami usila secara benar adalah dengan melihat realita yang ada. 5. Kegiatan yang sifatnya kegiatan kognitif sebaiknya tetap diadakan sepanjang yang bersangkutan (usila) masih bersedia. 2
  • 3. 6. Biasakan secara rutin kontrol kesehatan ke pelayanan kesehatan. 7. Mengaktifkan diri dalam kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan, mencari teman berdiskusi atau mengobrol. Mengikuti kelompok-kelompok usila bertujuan untuk mendapatkan dukungan sosial kelompok. 8. Terapkan pola hidup alami sejak dini dengan prinsip 3G (gizi seimbang, gerak badan, dan gaya hidup sehat) MENGASUH ORANG TUA YANG MENGALAMI GANGGUAN KESEHATAN 1. Menjaga mobilitas dan postur tubuh Kemampuan mobilitas sendi dipengaruhi oleh keadaan struktur sendi dan kekuatan otot penggerak sendi. Kekakuan sendi yang dialami oleh usila, biasanya berhubungan dengan kelemahan otot sehingga memerlukan latihan penguatan otot. Otot akan bekerja efektif atau lebih mudah menghasilkan dan mengontrol gerakan apabila tidak terdapat hambatan luas gerak sendi (LGS). Kekuatan otot diperlukan usila untuk menghasilkan gerakan dalam beraktivitas. Latihan untuk menjaga mobilitas dan postur tubuh bertujuan, untuk : (1) menjaga dan meningkatkan gerakan sendi di seluruh tubuh; (2) meningkatkan kekuatan otot; (3) menstimulasi peredaran darah; (4) menjaga kapasitas fungsional; (5) mencegah kontraktur; dan (6) memelihara postur tubuh yang baik. Latihan bisa dilakukan usila pada saat melakukan aktivitas keseharian terutama bagi usila yang sudah mengalami kepayahan. Bentuk latihan sederhana dapat dilakukan usila di dalam rumah selama 20 s.d. 30 menit, misalnya: latihan di tempat tidur, latihan di ruang tamu, latihan di kursi, atau latihan diwaktu senggang. Latihan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan usila, pada latihan awal dilakukan 3 kali seminggu dengan 5 s.d. 10 ulangan. Selanjutnya ditambah 2 s.d. 4 ulangan, penambahan dilakukan setiap 5 s.d. 10 sekali sampai mendekati 15 s.d. 20 kali ulangan setiap kali latihan. a. Latihan rangkaian gerakan sendi (range of motion) (11) 1) Gerakan lengan : 2) Gerakan pada siku : 3) Gerakan pada lengan bawah : Tangan lurus digerakkan ke depan dan belakang Tangan diangkat lurus di samping tubuh, kemudian turunkan perlahan-lahan Luruskan tangan ke depan kemudian angkat 900 Lengan bawah dalam posisi siku, telapak tangan bolak-balikkan 3
  • 4. 4) Gerakan telapak tangan : 5) Gerakan kaki : 6) Gerakan lutut : 7) Gerakan leher : Posisi tubuh terlentang di lantai atau kasur. Angkat kaki sampai lurus kemudian turunkan secara perlahan dan kaki ditekuk. Lakukan bergantian antara kaki kanan dan kiri. 8) Gerakan ibu jari : Gerakkan telapak tangan ke samping kanan dan kiri Gerakkan telapak tangan ke atas dan ke bawah Angkat tumit kemudian putar- putarkan, bergantian angkat telapak kaki bagian depan dan putar-putarkan Gerakkan kaki menjauh dari tubuh kemudian sebaliknya mengarah ke dalam Posisi Regangkan leher Regangkan leher netral ke bawah ke atas Posisi Regangkan leher ke netral samping kanan dan kiri Posisi Regangkan leher miring netral ke samping kanan dan kiri Tekuk ibu jari Regangkan ibu jari Pertemukan ibu jari dan jari kelingking 4
  • 5. 9) Gerakan jari tangan : Gerakkan jari tangan merapat dan membuka. Posisi telapak tangan lurus kemudian jari tangan diangkat. 10) Gerakan pergelangan kaki : Pergelangan kaki Pergelangan kaki Pergelangan kaki Pergelangan kaki regangkan ke atas regangkan ke bawah regangkan ke samping regangkan ke dalam 11) Gerakan jari kaki : Regangkan jari kaki ke arah atas dan bawah tubuh Regangkan jari kaki ke bagian dalam dan ke luar b. Latihan sambil berdiri : (12) a. Mengayun Lengan Ayunkan lengan ke samping atas setinggi mungkin dan lepaskan dengan rileks. Kemudian ayunkan lengan ke depan dan ke belakang setinggi mungkin dan lepaskan dengan rileks. Gerakan ini dilakukan pada kedua lengan dengan arah yang berlawanan, seperti berlenggang saat berjalan. Gerakan ini bertujuan untuk peregangan dan menguatkan otot lengan, otot punggung, otot dada dan memperbaiki postur. b. Membungkukkan badan Diawali dengan kedua tangan di pinggang, kemudian bungkukkan badan sambil meregangkan otot punggung namun harus berhati-hati jangan sampai dipaksakan. Selanjutnya badan diangkat sambil kedua tangan berada di pinggang dan regangkan dada ke belakang. Gerakan ini bertujuan untuk peregangan dan menguatkan otot punggung, otot dada dan memperbaiki postur. 5
  • 6. c. Berdiri dengan mengangkat dan memutar satu tungkai Usila berdiri tegak dengan berpegangan pada kursi. Angkat satu tungkai ke samping, putar searah jarum jam kemudian bergantian putar berlawanan arah jarum jam. Lakukan bergantian untuk tungkai kanan dan kiri. Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot panggul dan tungkai serta keseimbangan tubuh. d. Berdiri dengan mengangkat satu tungkai ke samping Usila berdiri tegak berpengangan pada kursi atau tembok. Ayunkan satu tungkai ke samping dan pertahankan dalam lima hitungan. Lakukan bergantian untuk tungkai kanan dan kiri. Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot panggul dan tungkai serta keseimbangan tubuh. c. Latihan di tempat tidur : Regangkan lutut dan tahan dengan bantuan tangan. Angkat bagian atas tubuh usila dengan ditopang tangan yang lain. Posisi bergantian antara kanan dan kiri Usila merebahkan tubuhnya di kasur/ lantai. Badan berguling bergantian ke kanan dan kiri. Upayakan usila men- jaga keseimbangan badannnya sewaktu berguling. Usila terlentang, kemudian angkat bagian dada dengan kedua tangan menopang beban tubuh. Tahan beberapa hitungan selanjutnya tubuh direbahkan pelan-pelan. Silangkan kaki pada sisi kaki yang lain seperti gunting. Kemudian regangkan dan ayun-ayunkan. Selanjutnya bergan- tian antara kaki kanan dan kiri. Posisi tubuh tengkurap, kemudian kedua kaki diangkat Kedua kaki mengayuh seperti mengayuh sepeda 6
  • 7. Angkat bantal di atas kepala dengan kedua tangan lurus dan diregangkan d. Latihan di kursi : Gerakkan sendi lengan atas dengan posisi lengan diangkat. Gerakkan ke depan dan belakang secara bergantian Angkat kedua tangan ke samping kemudian gerakkan memutar ke depan dan belakang secara bergantian Putar leher ke kanan dan ke keri secara bergantian Regangkan leher ke depan dan belakang secara bergantian Peganglah kedua sisi kursi, kemudian badan diangkat di atas kursi dengan menggunakan lengan Sambil duduk, ayunkan kedua kaki Gelindingkan botol atau kaleng dengan telapak kaki ke depan dan ke belakang kemudian dilakukan secara bergantian antara kaki kanan dan kiri 7
  • 8. e. Latihan diwaktu senggang : Gelindingkan pensil di atas meja dengan menggunakan tepak tangan kanan maupun kiri Genggam erat jari-jemari pada sebuah pensil kemudian longgarkan, lakukan secara berulang-ulang di kedua tangan Lakukan gerakan mengunyah secara berulang Gosokkan handuk pada punggung berulang-ulang Regangkan otot-otot pada bagian pantat secara berulang Regangkan otot-otot pada bagian perut secara berulang 2. Melatih kekuatan otot dasar panggul Penuaan menyebabkan menurunnya kekuatan otot dasar panggul (pelvic floor) karena adanya kelainan (dysfunction) atau kelemahan otot (weakness). Otot dasar panggul bagian luar dibentuk oleh saluran uretra, vagina dan anus yang diikat oleh otot levator anii. Fungsi otot dasar panggul adalah menjaga stabilitas organ panggul secara aktif untuk berkontraksi mengencangkan dan mengendorkan organ atau mengontrol pada saat defekasi dan berkemih. Latihan bertujuan, agar : (1) lansia dapat mengontrol berkemih; (2) lansia dapat mengontrol buang air besar (defekasi); (3) menghindari kelembaban dan iritasi pada kulit lansia; (4) menghindari risiko jatuh pada lansia akibat air kencing (urin) dan kotoran (feses) yang tercecer; (5) menghindari isolasi sosial bagi lansia. Sebelum dilakukan latihan kekuatan otot lansia untuk eliminasi perlu diperhatikan kondisi lansia terlebih dahulu. Latihan lebih cocok diberikan kepada lansia yang masih memiliki kemampuan atau agak melemah untuk mengontrol eliminasi, sedangkan bagi lansia yang sudah tidak memiliki kemampuan mengontrol eliminasi maka 8
  • 9. program latihan tidak realistis dan justru akan menambah frustasi. a. Latihan mengontrol berkemih (bladder training) Ketidakmampuan mengontrol berkemih (inkontinensia urin) pada lansia merupakan suatu kondisi dimana lansia kehilangan kemampuan untuk menahan saat berkemih sebagai akibat dari menurunnya kekuatan otot dasar panggul, infeksi kandung kemih, pembesaran kelenjar prostate, tumor pada daerah kandung kencing atau dasar panggul, sumbatan saluran kemih, pengobatan (misal obat- obatan penenang dan diuretik), cedera lapisan otak (korteks serebral), gangguan persyarafan, menurunnya kapasitas kognitif (demensia, pikun), dan ketergantungan terhadap orang lain. Latihan mengontrol berkemih direkomendasikan untuk lansia yang mengalami stres atau memiliki kecenderungan tidak dapat menahan berkemih. Intervensi keperawatan yang diberikan dalam latihan mengontrol berkemih, yaitu: pendidikan kepada lansia (anatomi sistem perkemihan yang normal, fisiologi perkemihan, dan prinsip dasar latihan mengontrol berkemih), berkemih yang direncanakan dan penguatan perilaku yang positif bagi lansia. Lansia diajarkan untuk mengatur berkemih setiap 2 s.d. 3 jam pada saat terjaga (tidak tidur). Jarak waktu antara latihan secara bertahap ditingkatkan apabila lansia berhasil mengaturnya maka lansia diberikan penguatan atau penghargaan sehingga menumbuhkan motivasi yang lebih tinggi untuk dapat mengatur berkemih secara normal. Tahapan latihan mengontrol berkemih, yaitu : Pastikan lansia masih mampu mengendalikan otot dasar panggul. Evaluasi pola berkemih lansia. Apabila lansia memiliki kebiasaan berkemih dengan selang waktu setiap 2 jam di siang hari dan 4 jam di malam hari maka perlu diperiksa kemampuannya dalam mengontrol berkemih. Setengah jam sebelum latihan dilakukan, lansia disuruh minum segelas air terlebih dahulu. Tanyakan pada lansia, apakah masih mampu menahan berkemih. Lansia disuruh menunggu / menahan berkemih dalam rentang waktu yang telah ditentukan. Pada latihan awal rentang waktu 2 s.d. 3 jam. Lansia disuruh berkemih sampai tuntas, instruksikan lansia agar menekan daerah kandung kemih. Berikan penguatan perilaku (reinforcement) yang positif kepada lansia. Apabila lansia sudah berhasil menahan berkemih secara terencana, selanjutnya rentang waktu berkemih ditingkatkan. b. Latihan mengontrol buang air besar (bowel training) Ketidakmampuan mengontrol buang air besar (inkontinensia usus besar) pada lansia merupakan suatu kondisi dimana lansia kehilangan kemampuan untuk menahan buang air besar saat akan menuju kamar belakang (WC). Kondisi tersebut sebagai akibat dari menurunnya kekuatan otot yang berada pada daerah anus, kelemahan persyarafan di daerah dubur, anus tedung, diare atau menurunnya status kognisi. Tahapan latihan mengontrol buang air besar, yaitu: • Evaluasi pola defekasi lansia 9
  • 10. • Perkirakan waktu yang sesuai untuk persiapan ke kamar belakang berdasarkan pola defekasi lansia • Atur posisi psikologis yang sesuai pada saat buang air besar (posisi jongkok atau duduk) • Anjurkan lansia menahan defekasi sesaat. • Untuk mendukung latihan mengontrol buang air besar, berikan tambahan olah raga, cukup asupan air dan makanan berserat. c. Latihan Kegel (Kegel’s exercise) (13) Latihan Kegel merupakan latihan kontraksi otot dasar panggul secara aktif, dengan prosedur sebagai berikut : Posisi duduk tegak pada kursi dengan panggul dan lutut tersokong dengan rileks. Badan sedikit membungkuk dengan lengan menyangga pada paha. Konsentrasikan kontraksi pada daerah vagina, saluran kemih (uretra), dan dubur (rektum). Kontraksikan otot dasar panggul seperti menahan buang air besar dan berkemih. Rasakan kontraksi otot dasar panggul. Pertahankan kontraksi sebatas kemampuannya (+ 10 detik). Rileks, rasakan otot dasar panggul yang rileks. kontraksikan otot dasar panggul lagi, pastikan otot berkontraksi dengan benar tanpa ada kontraksi otot perut, misal: jangan menahan nafas. Kontrol kontraksi otot perut dengan meletakkan tangan pada perut. Rileks, coba rasakan perbedaan saat berkontraksi dan rileks. Sesekali kontraksi dipercepat. Pastikan tidak ada kontraksi otot yang lain. lakukan kontraksi yang cepat beberapa kali. Pada latihan awal, lakukan tiga kali pengulangan karena otot yang lemah akan mudah lelah. Latih untuk mengontraksikan otot dasar panggul dan mempertahankanya debelum dan selama aktivitas tertawa, batuk, bersin, mengangkat benda, bangun dari kursi atau tempat tidur, dan jogging. Target latihan ini adalah 10 kali kontraksi lambat dan 10 kali konstraksi cepat. Tiap kontraksi dipertahankan selama 10 hitungan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, latihan dilakukan 6 s.d 8 kali sehari atau setiap saat dapat melakukannya, minimal enam minggu. Latihan Kegel juga dapat dilakukan secara sederhana, misalnya : a. Pada saat lansia berkemih, coba untuk menghentikan aliran air seni sampai beberapa kali. b. Pada posisi apapun, cobalah mengkontraksikan otot dasar panggul secara berurutan mulai dari dubur, vagina dan saluran kemih. Pertahankan 3 s.d. 5 detik. Kemudian rileks mulai dari saluran kemih, vagina dan dubur. c. Pada posisi apapun, coba untuk mengontraksikan otot dasar panggul dengan merasakan peningkatan kekuatan otot sambil menghitung 1 s.d. 10 kemudian rileks kembali. 10
  • 11. 3. Mencegah demensia a. Terapi lingkungan (milleu therapy) Untuk membantu daya ingat para usila, keluarga perlu melakukan terapi lingkungan, yaitu menggunakan lingkungan secara total untuk tujuan terapi. Lingkup terapi lingkungan antara lain: lingkungan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual. Terapi lingkungan untuk usila yang mengidap demensia, misalnya: 1) Lingkungan orientasi realitas, dinding dalam rumah perlu dipasang jam dinding atau kalender dengan ukuran huruf besar, jelas, dan dapat disobek setiap hari. Ditempat-tempat tertentu misalnya ruang tamu, kamar mandi, ruang makan, atau lemari pakaian sebaiknya diberi tulisan atau tanda khusus agar mudah dikenali para usila. 2) Keamanan usila, bentuk tempat tidur, kursi, pintu, jendela dan sebagainya yang sering kali mereka gunakan/lewati/pegang seyogyanya dibuat sederhana, kuat dan mudah dipergunakan. Bila perlu diberi alat bantu yang memudahkan untuk berjalan, bangun, duduk dan sebagainya. Hal tersebut sangat penting untuk menambah rasa aman mereka dan memperkecil bahaya. Lantai tidak licin. Bentuk kamar mandi khusus sebaiknya dibuat untuk keperluan usila, misalnya : bak kamar mandi tidak terlalu dalam, tidak menggunakan tangga atau tanjakan. Demikian pula dibuatkan jamban duduk sehinga mudah digunakan usila dan pada dinding sebaiknya dipasang pegangan tangan. Penerangan dan pencahayaan di dalam rumah cukup (>30 lux). Bila fasilitas terpenuhi mereka akan merasa aman dan bahayapun akan berkurang. 3) Lingkungan intelektual, biasakan mereka untuk memiliki kebiasaan yang positif misalnya buang sampah, meludah dan sebagainya pada tempat yang tersedia. Hindarkan mereka dari kebiasaan buruk seperti mengisolasi diri, menarik diri dari pergaulan dengan rekan-rekannya dan sebagainya. b. Senam Gerak Latih Otak (SGLO) Penyakit pikun sebenarnya bisa dicegah jika kita rajin melatih otak agar tidak mudah lupa dengan SGLO. Langkah-langkah pelaksanaan SGLO, yaitu: 1) Peregangan a) Posisi badan menghadap lurus ke depan. Letakkan telapak tangan kanan di sisi kanan kepala. Tekan kepala ke arah kiri, namun kepala tetap menghadap lurus ke depan. Lakukan 8 kali hitungan tanpa menahan nafas. b) Badan menghadap lurus ke depan. Dekatkan telinga kanan ke arah bahu kanan secara perlahan-lahan. Hitung hingga 8 kali, lakukan bergantian. 2) Pemanasan a) Kaki kanan menyilang ke kiri, kedua tangan bergerak lurus ke arah kanan. Lakukan secara bergantian 2 x 8 hitungan. b) Tangan kanan lurus (diam) di samping tubuh. Kaki kanan diangkat bersamaan dengan tangan kiri menyentuh lutut kanan. Lakukan bergantian, 2x8 hitungan. 3) Inti a) Berdiri tegak, tangan kanan lurus ke depan dengan ibu jari ditegakkan. 11
  • 12. Lalu ayunkan ibu jari ke kiri dan ke kanan membentuk setengah lingkaran. Saat ibu jari bergerak, bola mata mengikuti gerakan ibu jari. b) Duduk dengan kaki sejajar lantai. Angkat tangan di samping tubuh dengan posisi netral. Kaki kanan ke samping kanan dan kedua tangan ke samping kiri. Lakukan bergantin, 2X8 hitungan. 4. Melatih pemenuhan aktivitas dasar sehari-hari Aktivitas Dasar Sehari-hari (ADS) merupakan rangkaian aktivitas yang secara khas dilakukan rutin setiap hari oleh seseorang dengan tetap mempertahankan kemandirian di saat menyelesaikan tugas-tugas tersebut. ADS meliputi : makan, berpindah dari kursi roda ke tempat tidur dan sebaliknya, termasuk duduk di tempat tidur, kebersihan diri (mencuci muka, menyisir, mencukur, dan menggosok gigi), aktivitas di toilet (ke/dari WC, menyiram, menyeka, lepas/pakai celana), mandi, berjalan di jalan yang datar (jika tidak mampu berjalan, lakukan dengan kursi roda), naik turun tangga, berpakaian termasuk mengenakan sepatu, mengontrol defekasi (b.a.b) dan mengontrol berkemih (b.a.k). Apabila kemampuan dalam melakukan aktivitas harian tersebut menurun, maka dapat menimbulkan stres tersendiri bagi lansia. Pada akhirnya, situasi tersebut dapat berdampak serius pada status kesehatan dan kepercayaan diri lansia. ADS dapat menurun sesuai dengan bertambahnya umur lansia, proses penyakit atau disabilitas fungsional. Penurunan kapasitas fungsional tersebut dapat bersifat permanen namun sesungguhnya dapat di tingkatkan melalui program latihan khusus untuk memulihkan kemampuan lansia meskipun tidak dapat pulih seperti sediakala. Tujuan latihan pemenuhan ADS, yaitu: (1) meningkatkan kemandirian lansia dalam memenuhi ADS; (2) meningkatkan aktivitas sosial; (3) mencegah isolasi sosial dan depresi; (4) meningkatkan kemampuan motorik; (5) meningkatkan kemampuan berkomunikasi; (6) meningkatkan kesempatan untuk melakukan aktivitas yang berarti; (7) meningkatkan martabat dan peran sosial; dan (8) meningkatkan moralitas dan kepuasan dalam bekerja. Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan ADS, adalah : (1) Penurunan kemampuan lansia dalam memenuhi ADS-nya akan berdampak pada satu atau lebih kemampuan dasar dalam perawatan diri; (2) Penurunan kemampuan tersebut bisa terjadi pada sebagian aktivitas dasar sehari-hari (parsial) atau secara keseluruhan (total); (3) Bantuan dalam memenuhi kebutuhan ADS dapat menimbulkan ketergantungan lansia; (4) Untuk menghindari ketergantungan lansia dalam memenuhi kebutuhan ADS perlu dilakukan dukungan sosial dan intervensi perilaku; (5) Penurunan kemampuan dapat berjalan secara progresif tergantung dari respons lansia terhadap proses penyakit yang terkait dengan usia, misalnya: stroke, gangguan jantung atau penyakit terminal lainnya; (6) Komplikasi gangguan ADS, misalnya: jatuh, malnutrisi, luka akibat tekanan (decubitus), inkontinensia kandung kemih, harga diri rendah dan kontraktur otot; (7) Tujuan atau harapan yang ingin dicapai melalui upaya pemulihan harus realistis disesuaikan dengan kondisi lansia; (8) Lansia kadangkala memerlukan alat bantu untuk memenuhi kebutuhannya secara mandiri, misalnya: tongkat, kursi roda atau walker; (9) Keadaan depresi, cemas, khawatir, atau frustasi dapat memperparah kondisi lansia; dan (10) Kepercayaan diri dan motivasi untuk menjalani hidup lebih 12
  • 13. baik merupakan dorongan dari dalam diri lansia yang paling efektif dalam perawatan lansia. Risiko penurunan kemampuan lansia dalam memenuhi kebutuhan ADS dapat dicegah atau diturunkan dengan beberapa latihan yang dapat dibimbing oleh pengasuh lansia atau keluarga, namun perlu disampaikan kepada perawat beberapa hal berikut di bawah ini, yaitu: (1) Masalah yang dialami lansia ketika melakukan mobilisasi, berjalan atau serangkaian pergerakan sendi-sendi tubuh; (2) Nyeri selama melakukan pergerakan atau aktivitas harian; (3) Riwayat jatuh; (4) Gangguan penglihatan dan pendengaran; (5) Aktivitas harian yang membutuhkan bantuan orang lain; (6) Pusing ketika berdiri; (7) Masalah ketika makan dan minum; (8) Masalah ketika berkemih dan defekasi; dan (9) Perubahan hygien perseorangan lansia. a. Makan dan minum Lansia dilatih menggunakan alat makan yang dimodifikasi. b. Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur 1) Sebelum berpindah ke tempat tidur, pastikan kursi roda telah dikunci. Dekatkan sudut kursi roda dengan tempat tidur, badan menghadap tempat tidur atau pada posisi yang tidak terhalang bila pindah ke tempat tidur. Instruksikan lansia untuk menurunkan kedua telapak kakinya ke lantai. 2) Kaki yang lumpuh ditempatkan di belakang kaki yang normal 3) Ketika badan mulai diangkat dari kursi roda, peganglah pada sandaran lengan kursi roda untuk menjaga keseimbangan tubuh. 4) Setelah keseimbangan badan terjaga, selanjutnya berpegangan pada sisi tempat tidur. 5) Pastikan posisi tubuh lansia di atas tempat tidur telah aman. c. Berpindah dari tempat tidur ke kursi roda Kuncilah terlebih dahulu kursi roda. Tangan berpegangan pada sandaran lengan. Posisi tangan, kaki dan kursi roda seperti pada gambar (B). 13
  • 14. d. Perpindahan di kloset duduk A. B. C. e. Berpakaian 1) Mengenakan baju 2) Mengenakan bra 3) Mengenakan celana 14
  • 15. 4) Mengenakan celana pada posisi tidur f. Mengenakan sepatu a. Mengenakan kaos kaki b. Menalikan sepatu c. Mengenakan sepatu dengan bantuan cermin dan pengait 15
  • 16. DAFTAR PUSTAKA : 1 Guralnik, JM., La Croix, A., & Abbott, RD. (1993). Maintaining Mobility in Late Life. Demographic Characteristics and Chronic Conditions. Am J Epidemiol, 137:845- 857. 2 Harris, T., Kovar, M.G., Suzman, R., Kleinman, J.C., & Feldman, J.J. (1989). Longitudinal Study of Physical Ability in the Oldest-old. Am J Public Health, 79: 698-702. 3 Oida, Y., Kitabatake, Y., Nishijima, Y. et al. (2003). Effects of a 5-year exercise- centered health-promoting programme on mortality and ADL impairment in the elderly. Age and Ageing, 32(6): 585–592. 4 Setiabudhi, T. & Hardywinoto. (1999). Panduan Gerontologi Tinjauan Dari Berbagai Aspek, Menjaga Keseimbangan Kualitas Hidup Para Lanjut Usia, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. 5 Eliopoulos, C. (1997). Gerontological Nursing, Philadelphia: Lippincott-Raven Pub. 6 Hogan DB, Effects of Age and Disease on Disability in the Very Elderly, Clinical Geriatrics Online, Diunduh pada tanggal 15 November 2007 dari http://www.mmhc.com/cg/1093.shtml. 7 Chappel, Neena L, Laurel AS, & Blanford AA, Aging and Health Care: a Social Perspective, Toronto: Holt, Rinehart and Winston of Canada, 1986. 8 Edwards, P. (2002). Active Ageing: a Policy Framework. Geneva: WHO [WHO/NMH/NPH/02.8]. 9 Noveria, M. (2001). Studi Penjajagan Kebutuhan Program Usila PKBI di Daerah Bali. Prosiding Seminar Dan Lokakarya Pengembangan Pusat Pelayanan Lanjut Usia Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia di Jakarta tanggal 2 Oktober 2001. 10 Faturochman & Kusumasari, B. (2001). Alternatif Kebijakan terhadap Usila. Policy Brief Center for Population and Policy Studies, 7: 1-4. 11 Eliopoulos, C. (1997). Gerontological Nursing (6th Ed), Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. p. 499-501. 12 Edelman, C.L. & Mandle, C.L. (1998). Health Promotion Throughout the Life Span. St. Louis: Mosby Inc. p.643. 13 Linton, A.D., Matteson, M.A. & Maebius, N.K. (2000). Introductory Nursing Care of Adults (2nd Ed). Philadelphia: W.B. Saunders Company. 16