Dokumen tersebut membahas pelayanan kesehatan reproduksi pada wanita lanjut usia. Ia menjelaskan tentang tahapan perubahan reproduksi pada wanita lanjut usia seperti klimakterium, menopause, dan pascamenopause. Dokumen ini juga menyoroti berbagai upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan reproduksi wanita lanjut usia melalui pembinaan kesehatan, pelayanan kesehatan, perawatan, serta sarana pelayan
3. PENDAHULUAN
• Program pembinaan dilakukan mulai tahun
1986
• Bertambahnya jumlah penduduk usia lanjut,
menimbulkan permasalahn kompleks
• Terbitnya UU no 13 tahun 1998 tentang
kesejahteraan lanjut usia disebutkan
pelayanan kesehatan reproduksi bagi usia
lanjut dimaksudkan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan dan
kemampuan lanjut usia agar kondisi fisik,
mental dan sosialnya dapat berfungsi secara
wajar.
4. Penyebab timbulnya masalah usia
lanjut
• Morbiditas meningkat
• Usia lanjut beban ganda yaitu mengidap
penyakit infeksi dan kronis
• Psikososial
• lingkungan,
• kondisi pemukiman
• dan pekerjaan, sosioekonomi
5. Usia Lanjut
• Seseorang disebut usia lanjut jika telah
berumur 60 tahun keatas (aspek kesehatan)
• 49-59 tahun disebut prasenile
• Secara biologis mengalami proses
penuaan, penurunan daya tahan fisik, rentan
terhadap berbagai penyakit
• Tahap perubahan reproduksi pada yaitu
klimakterium,menopause, perimenopause, dan
pascamenopouse yang berkaitan dengan
penurunan fungsi hormon yang berakibat pada
gangguan kesehatan
6. Tahap perubahan reproduksi pada
wanita lansia
1. Klimakterium
merupakan istilah umum pada siklus
reproduksi perempuan untuk menunjukan
rentang waktu mulai dari proses transisi
sampai pada masa postmenopuse awal atau
perimenopause. Klimakterium lamanya 13
tahun
7. 2. Menopouse
Menopause adalah masa berhentinya haid
pada perempuan, dimana batasan ini
ditetapkan secara retrospektif sebagai
tidak adanya siklus menstruasi terhitung
sejak 12 bulan kebelakang. Wanita
menghabiskan 1/3 masa hidupnya dalam
masa menopause.
8. 3. Perimenopause
adalah interval yang mendahului berhentinya siklus
menstruasi sampai pada masa satu tahun setelah
siklus menstruasi berakhir.
4. Pascamenopause
merupakan masa yang terjadi setelah terhentinya
siklus menstruasi pada wanita hingga akhir
hidupnya. Masa ini ditandai dengan berlanjutnya
gejala vasomotor dan gejala urogenital seperti
keringnya vagina dan dispareunia.
•
9. Kebijakan KR Usia Lanjut
• Meningkatkan dan memperkuat peran keluarga
dan masyarakat dalam penyelenggaraan upaya
KR usia lanjut dan menjalin kemitraan dengan
LSM, duania usaha secara berkesinambungan
• Meningkatkan koordinasi dan integrasi pusat
maupun daerah yang mendukung KR usia lanjut
• Membangun serta mengembangkan sistem
jaminan dan bantuan sosial agar usia lanjut
dapat mengakses pelayanan KR
• Meningkatkan dan memantapkan peran
kelembagaan dalam KR yang mendukung
peningkatan kualitas hidup usia lanjut
10. Strategi KR usia lanjut
• Melakukan advokasi, sosialisasi untuk membangun
kemitraan dalam upaya KR usia lanjut baik di
pusat,provinsi dan kab/kota
• Memantapkan kemitraan dan jejaring kerja untuk
dapat meningkatkan upaya KR usia lanjut yang
optimal
• Mendorong dan menumbuhkembangkan partisipasi
dan peran serta keluarga dan masyarakat dalam
pelayanan KR usia lanjut dalam bentuk
pendataan, mobilisasi sasasran dan pemanfatan
pelayanan
11. • Peningkatan profesionalisme dan kinerja
tenaga serta penerapan kendali mutu
pelayanan melalui pendidikan /pelatihan
penegmbangan standar pelayanan
• Membangun sistem pelayanan KR usia lanjut
melalui pelayanan kesehatan dasar dan
rujukannya serta melakukan pelayanan
proaktif dengan mendekatkan pelayanan
kepada sasaran
• Melakukan survei/peneliian untuk
mengetahui permasalahan KR usia lanjut
dan tindak lanjutnya untuk memantapkan
pelayanan KR usia lanjut
12. PENYAKIT PENYAKIT PADA LANSIA
1. Kurang bergerak: gangguan fisik, jiwa, dan faktor
lingkungan dapat menyebabkan lansia kurang
bergerak. Penyebab yang paling sering adalah
gangguan tulang, sendi dan otot, gangguan saraf, dan
penyakit jantung dan pembuluh darah.
2. Instabilitas: penyebab terjatuh pada lansia dapat
berupa faktor intrinsik (hal-hal yang berkaitan dengan
keadaan tubuh penderita) baik karena proses menua,
penyakit maupun faktor ekstrinsik (hal-hal yang
berasal dari luar tubuh) seperti obat-obat tertentu
dan faktor lingkungan.
13. 3. Beser: beser buang air kecil (bak) merupakan salah
satu masalah yang sering didapati pada lansia, yaitu
keluarnya air seni tanpa disadari, dalam jumlah dan
kekerapan yang cukup mengakibatkan masalah
kesehatan atau sosial.
4. Gangguan intelektual: merupakan kumpulan gejala
klinik yang meliputi gangguan fungsi intelektual dan
ingatan yang cukup berat sehingga menyebabkan
terganggunya aktivitas kehidupan sehari-hari.
5. Infeksi: merupakan salah satu masalah kesehatan
yang penting pada lansia, karena selain sering
didapati, juga gejala tidak khas bahkan asimtomatik
yang menyebabkan keterlambatan di dalam diagnosis
dan pengobatan serta risiko menjadi fatal meningkat
pula.
14. 6. Gangguan pancaindera, komunikasi,
penyembuhan, dan kulit: akibat prosesd menua
semua pancaindera berkurang fungsinya,
demikian juga gangguan pada otak, saraf dan
otot-otot yang digunakan untuk berbicara dapat
menyebabkn terganggunya komunikasi,
sedangkan kulit menjadi lebih kering, rapuh dan
mudah rusak dengan trauma yang minimal.
7. Sulit buang air besar (konstipasi): beberapa
faktor yang mempermudah terjadinya konstipasi,
seperti kurangnya gerakan fisik, makanan yang
kurang sekali mengandung serat, kurang minum,
akibat pemberian obat-obat tertentu dan lain-
lain.
15. 8. Depresi: perubahan status sosial, bertambahnya
penyakit dan berkurangnya kemandirian sosial serta
perubahan-perubahan akibat proses menua
menjadi salah satu pemicu munculnya depresi pada
lansia.
9. Kurang gizi: kekurangan gizi pada lansia dapat
disebabkan perubahan lingkungan maupun kondisi
kesehatan.
10. Penyakit akibat obat-obatan: salah satu yang
sering didapati pada lansia adalah menderita
penyakit lebih dari satu jenis sehingga
membutuhkan obat yang lebih banyak, apalagi
sebahagian lansia sering menggunakan obat dalam
jangka waktu yang lama tanpa pengawasan dokter
dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat
pemakaian obat-obat yang digunakan.
16. 11. Daya tahan tubuh yang menurun: daya tahan
tubuh yang menurun pada lansia merupakan
salah satu fungsi tubuh yang terganggu dengan
bertambahnya umur seseorang walaupun tidak
selamanya hal ini disebabkan oleh proses
menua, tetapi dapat pula karena berbagai
keadaan seperti penyakit yang sudah lama
diderita (menahun) maupun penyakit yang baru
saja diderita (akut) dapat menyebabkan
penurunan daya tahan tubuh seseorang.
12. Impotensi: merupakan ketidakmampuan untuk
mencapai dan atau mempertahankan ereksi yang
cukup untuk melakukan sanggama yang
memuaskan yang terjadi paling sedikit 3 bulan.
17. Upaya-upaya pelayanan lansia
a. Upaya promotif, yaitu menggairahkan semangat hidup bagi
usia lanjut agar mereka tetap dihargai dan tetap berguna
baik bagi dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat.
a)Kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri serta deteksi
dini penurunan
b)kondisi kesehatannya, teratur dan berkesinambungan
memeriksakan
c)kesehatannya ke puskesmas atau instansi pelayanan
kesehatan lainnya.
d)Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan
dengan
e)kemampuan usia lanjut agar tetap merasa sehat dan segar.
18. f)Diet seimbang atau makanan dengan menu yang mengandung gizi
seimbang.
g) Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa
h)Membina ketrampilan agar dapat mengembangkan kegemaran
atau hobinya secara teratur dan sesuai dengan kemampuannya.
i)Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat atau mengadakan
kelompok sosial.
j)Hidup menghindarkan kebiasaan yang tidak baik seperti merokok,
alkhohol, kopi , kelelahan fisik dan mental.
k)Penanggulangan masalah kesehatannya sendiri secara benar
19. b. Upaya preventif yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan
terjadinya penyakit maupun kompilikasi penyakit yang disebabkan
oleh proses ketuaan.
a) Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur untuk
menemukan secara dini penyakit-penyakit usia lanjut
b) Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan
dengan kemampuan usia lanjut serta tetap merasa sehat dan bugar.
c) Penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat bantu misalnya
kacamata, alat bantu pendengaran agar usia lanjut tetap dapat
memberikan karya dan tetap merasa berguna
d) Penyuluhan untuk pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya
kecelakaan pada usia lanjut.
e) Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa
20. c. Upaya kuratif yaitu upaya pengobatan pada usia lanjut dan
dapat berupa kegiatan:
-Pelayanan kesehatan dasar
-Pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistem rujukan
d. Upaya rehabilitatif yaitu upaya mengembalikan fungsi organ
yang telah menurun.
- Memberikan informasi, pengetahuan dan pelayanan tentang
penggunaan berbagai alat bantu misalnya alat pendengaran
dan lain -lain agar usia lanjut dapat memberikan karya dan
tetap merasa berguna sesuai kebutuhan dan kemampuan.
- Mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri dan
memperkuat mental penderita
- Pembinaan usia dan hal pemenuhan kebutuhan pribadi
, aktifitas di dalam maupun diluar rumah.
- Nasihat cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang diderita.
- Perawatan fisio terapi.
21. PELAYANAN PADA LANSIA
a. Adanya posyandu lansia
b. Diadakannya senam lansia
c. Skrinning lansia
d. Pemeriksaan fisik dan mental sosial
e. KMS lansia
f. Kunjungan rumah
g. Pemeriksaan Hb, urine, gula darah, protein
urine
h. Penyuluhan
i. Rujukan
22. Upaya meningkatkan pelayanan kesehatan
reproduksi pada wanita lansia
• Upaya pembinaan kesehatan
Peran serta masyarakat dalam upaya
kesehatan usia lanjut adalah peranserta
masyarakat baik sebagai pemberi peJayanan
kesehatan maupun penerimapelayanan yang
berkaitan dengan mobilisasi sumber daya
dalam pemecahan masalah usia lanjut
setempat dan dalam bentuk pelaksanan
pembinaan danpengembangan upaya
kesehatan usia lanjut setempat.
23. • Upaya pelayanan kesehatan
Upaya yang dapat dilakukan adalah berupa upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
• Upaya perawatan
asuhan keperawatan adalah bantuan bimbingan
penyuluhan, pengawasan atau perlindungan yang
diberikan oleh seorangperawat/bidan untuk
memenuhi kebutuhan pasien atau kelompok. Pada
usia lanjutditemukan berbagai masalah secara
individu. Prinsip pemberian asuhan
keperawatanberdasarkan kebutuhan pasien atau
kelompok.
24. TINGKATAN SARANA PELAYANAN
• Pelayanan tingkat masyarakat : karang
wreda, kelompok usia lanjut, posyandu
lansia
• Pelayanan tingkat dasar : puskesmas,
balai pengobatan, praktek dokter
• Pelayanan rujukan tk 1 dan 2 : RS
memiliki poliklinik geriatri ( poliklinik
lansia)
25. Sumber data
dr.Pirma Siburian Sp PD, pemerhati masalah kesehatan lansia dan dokter
pada klinik lansia Klinik Spesialis Bunda Medan.
http://ocw.usu.ac.id/course/download/1110000112-
dermatomusculoskeletal-
system/dms146_slide_program_pelayanan_kesehatan_usia_lanjut.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3752/1/fkm-asfriyati.pdf
Johana E. Prawitasari, Aspek Sosial Psikologi Usia Lanjut Di Indonesia, Buletin
Penelitian kesehatan 21 (4) Hal 73 -83
Undang-Undang RI No 23 Tahun 1992, Tentang Kesehatan, Pasal19 ayat 1
Zuhdi Makmun, Pendekatan Komprehensif Terhadap Perawatan Kesehatan
Pada Usia Lanjut Menjelang Tahun 2000, Majalah Kesehatan Masyarakat,
Nomor 59 Tahun 1998