1. Dosen Pengajar: Prof. Dr. dr. Sudijanto Kamso, SKM
Kelompok 11:
April Lia Rachmawati
Arifah Septiane Mukti
Asyifa Robiatul Adawiyah
2. SEKSUAL BAGI KEHIDUPAN
Kehidupan seksual merupakan bagian dari
kehidupan manusia sehingga kualitas kehidupan
seksual ikut menentukan kualitas hidup.
Hubungan seksual yang sehat adalah hubungan
seksual yang dikehendaki, dapat dinikmati
bersama pasangan suami dan istri dan tidak
menimbulkan akibat buruk baik fisik maupun
psikis. termasuk dalam hal ini Pasangan Lansia.
3. Sexual Biology:
Fisiologis berubah karena usia
Pria: membutuhkan stimulasi lebih langsung, patologis pada
prostat
Wanita: menurunnya esterogen karena vaginal atrofi,
inkontinensia urin, vaginal prolapse
Sexual Behavior:
Pria: lebih peduli dengan pasangan menyenangkan;
Menyamakan seksualitas dengan perasaan maskulinitas
dan menjadi hidup
Wanita: tidak ada pasangan jadi tidak ada alasan untuk
melakukan seks, “menjadi masa lalu saya"
SEXUAL BIOLOGY vsSEXUAL BEHAVIOR
4. DEFINISI SEKS
Menurut WHO 2002:
Seks mengacu pada sifat-sifat biologis yang
mendefinisikan manusia sebagai perempuan
ataupun laki-laki.
Sementara himpunan sifat biologis ini tidak
saling asing, sebab ada individu yang memilih
kedua-duanya, manusia cenderung dibedakan
sebagai laki-laki dan perempuan.
5. Kata seks diartikan dalam dua hal yaitu:
Aktivitas seksual genital yaitu hubungan
fisik antara individu.
Sebagai label jenis kelamin, dimana seks
lebih berkonotasi kepada biologis
perempuan dan laki-laki.
Lanjutan…
6. DEFINISI SEKSUALITAS
Konferensi APNET (Asia Pasific Network for
Sosial Health)
di Cepu, Filipina 1996 mengatakan:
seksualitas adalah ekspresi seksual
seseorang yang secara social dianggap
dapat diterima serta mengandung aspek-
aspek kepribadian yang luas dan
mendalam.
7. AKTIFITAS SEKSUAL
Aktifitas seksual adalah
“kegiatan yang dilakukan dalam upaya
memenuhi dorongan seksual atau kegiatan
mendapatkan kesenangan organ kelamin atau
seksual melalui beberapa perilaku. Misalnya
berfantasi, mansturbasi, menonton atau
membaca pornografi, cium pipi, cium bibir,
petting, dan berhubungan seks”
(Ingrid, 2001)
8. Perubahan Psikis pada Lansia
Hal ini lebih sering diakibatkan oleh perasaan sudah tua, sudah
pikun, dan secara fisik sudah tidak menarik bagi pasangan.
Perubahan akibat depresi dan demensia sering mengganggu
prilaku seksual termasuk gangguan khayal yang dikaitkan dengan
kecemburuan patologis.
Secara umum beberapa gangguan psikologis yang
timbul adalah:
Kecemasan (angietas)
Depresi
Rasa bersalah (guilty feeling)
Masalah perkawinan atau juga akibat dari rasa takut akan
gagal dalam berhubungan seksual
9. Lanjutan…
Khusus pada perempuan, ada beberapa gangguan yang sangat
berpengaruh besar terhadap sisi kewanitaannya seperti :
Penurunan sekresi estrogen setelah menopause
Hilangnya kelenturan/elastisitas jaringan payudara
Cerviks yang menyusut ukurannya
Dinding vagina atropi ukurannya memendek
Berkurangnya pelumas vagina
Matinya steroid seks secara tidak langsung mempengaruhi
aktivitas seks
Perubahan ageing meliputi penipisan bulu kemaluan,
penyusutan bibir kemaluan, penipisan selaput lendir vagina
dan kelemahan otot perineal
10. SEKSUALITAS PADA WANITA
Para ahli telah menemukan bahwa kadar
hormon perempuan biasanya meninggi
sekitar usia 35 tahun, tetapi apa yang
sebenarnya terjadi untuk mengukur
dorongan seksual adalah dengan
merasakan apa yang akan terjadi pada
pikiran dan emosi seseorang.
11. MASALAH SEKSUALITAS
PADA LANJUT USIA
Orang yang secara fisik
sehat dan merasa
sangat normal
cenderung melakukan
aktivitas seksual
sepanjang hidup
mereka, kira-kira
mendekati usia 70-an.
12. Lanjutan…
Tetapi sejalan dengan bertambahnya usia, masalah
seksual merupakan masalah yang tidak kalah pentingnya
bagi pasangan usia lanjut. Masalah ini meliputi:
ketakutan akan tidak berfungsinya organ sex secara
normal
ketakutan akan kemampuan secara psikis untuk bisa
berhubungan sex
berkurangnya respon erotis terhadap orgasme
ejakulasi premature
dan sakit pada alat kelamin sewaktu masturbasi.
13. Lanjutan…
Penyesuaian fisik yang paling sulit dilakukan oleh
pria maupun wanita pada usia madya (40-60
tahun) terdapat pada perubahan-perubahan
kemampuan seksual mereka.
Wanita memasuki masa
menopause
atau perubahan hidup
14. Perubahan Fisiologis Aktivitas Seksual
Perubahan fisiologik aktivitas seksual akibat proses
penuaan bila ditinjau dari pembagian tahapan
seksual menurut (Kaplan), adalah:
Fase
Hasrat
(Desire)
Fase
Arousal
Fase
Orgasme
(Orgasmic)
Fase
Setelah
Orgasme
(Pasca
Orgasmic)
15. 1. Fase Hasrat (Desire)
Pada Wanita:
Terutama dipengaruhi oleh penyakit baik dirinya
sendiri atau pasangan, masalah hubungan antar
keduanya, harapan cultural dan hal-hal tentang
harga diri.
Desire pada lansia wanita mungkin menurun
dengan makin lanjutnya usia, tetapi hal ini bisa
bervariasi.
16. 2. Fase Arousal
Pada Wanita:
Pembesaran payudara berkurang
semburan panas di kulit menurun
elastisitas dinding vagina menurun
iritasi uretra dan kandung kemih meningkat
otot-otot yang menegang pada fase ini
menurun
17. 3. Fase Orgasme (Orgasmic)
Pada Wanita:
Tanggapan orgasmic mungkin kurang intens
disertai sedikit kontraksi,
kemampuan untuk mendapatkan orgasme
multiple berkurang dengan makin lanjutnya
usia.
18. 4. Fase Pasca Orgasmic
Pada Wanita:
Mungkin terdapat periode refrakter dimana
pembangkitan gairah sampai timbulnya fase
orgasme berikutnya lebih sukar terjadi.
19. Penyebab Lain Disfungsi Seksual
Disfungsi seksual pada lansia tidak hanya disebabkan oleh perubahan
fisiologik saja, terdapat banyak penyebab lainnya seperti:
• tingkah laku buruk beberapa klinisi, dokter, suster dan
orang lain yang mungkin membuat inadekuat konseling
tentang efek prosedur operasi terhadap fungsi seksual.
Penyebab Iatrogenic
• hampir semua kondisi kronis melemahkan baik itu
berhubungan langsung atau tidak dengan seks dan system
reproduksi mungkin memacu disfungsi seksual psikogenik
Penyebab Biologik Dan Kasus Medis
20. DISEASE vs SEXUAL FUNCTION
Penyakit dan hal yang dapat
menyebabkan masalah
kehidupan seksual antara lain :
Infark Miokard
Pasca Stroke
Kanker
Diabetes melitus
Artritis
Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Non disease:
Rokok dan
Alkohol
Obat-Obatan
21. Penurunan Hormon dengan Fungsi
Seksual
Secara umum pengaruh penuaan fungsi seksual wanita sering
dihubungkan dengan penurunan hormon,seperti berikut ini :
Lubrikasi vagina memerlukan waktu lebih lama
Pengembangan dinding vagina berkurang pada panjang dan
lebarnya
Dinding vagina menjadi tipis dan mudah teriritasi
Selama hubungan seksual dapat terjadi iritasi pada kandung
kemih dan uretra
Sekresi vagina berkurang keasamannya, meningkat
kemungkinan terjadi infeksi
Atrofi labia mayora dan ukuran klitoris menurun
Fase orgasme lebih pendek
22. Klimakterium Pada Wanita Lansia
Klimakterium merupakan masa peralihan antara masa
reproduksi dan masa senium. Berlangsung 6 tahun sebelum
menopouse dan berakhir 6-7 tahun setelah menopouse
Menstruasi
tidak lancar
atau tidak
teratur
Haid banyak
ataupun
sangat sedikit
Sakit kepala
terus
menerus
Berkeringat Neuralgia
Tanda-tanda Klimakterium :
24. Lanjutan…
Perubahan Kejiwaan pada masa klimakterimum:
Merasa tua
Tidak menarik lagi
Rasa tertekan karena takut menjadi tua
Mudah tersinggung
Mudah kaget
Takut tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual suami
Rasa takut karena suami menyeleweng
25. Menopause dengan Fungsi Seksual
Pada masa menopouse, sebanyak 15% wanita mengeluh
vagina kering, walaupun Haid mereka masih teratur.
Pada masa pasca manopouse, wanita mengeluh vagina
kering meningkat sampai dengan 50%.
Pada keadaan kadar esterogen sangat rendah pun
wanita tetap mendapatkan orgasme.
Yang terpenting adalah melakukan hubungan sexsual
secara teratur agar elastisitas vagina masih tetap di
pertahankan .
Hampir 50% wanita usia antara 55 – 57 tahun
seksualnya masih tetap aktif, Orgasme tetap saja
diperoleh hingga usia pasca menopouse.
26. hormon
estrogen
penipisan pada
dinding vagina
tidak adanya darah
kapiler berakibat
permukaan vagina
menjadi pucat.
rugae-rugae
(kerut) vagina akan
jauh berkurang
permukaannya
menjadi licin
wanita mengeluhkan
dispareunia (nyeri
sewaktu senggama)
sehingga malas
berhubungan
seksual.
Menopause dengan Fungsi Seksual
27. Menopause dan Masalah dengan
Pasangan
Ada tiga kemungkinan mengapa para suami enggan
berhubungan seksual lagi dengan istrinya yaitu:
tidak tertarik lagi, ada anggapan salah bahwa
menopause berarti padamnya dorongan seksual,
kesulitan berhubungan intim akibat perlendiran
vagina berkurang, sementara ereksi tetap kokoh
seperti sedia kala
penolakan istri karena merasa sakit saat
berhubungan seksual
(Pangkahila, 1998)
28. Masa Terakhir Menopause?
Masa Senium
Pada wanita
lansia
Yaitu masa sesudah
pasca menopause
Ditandai dengan telah
tercapainya keseimbangan
baru dalam kehidupan
wanita, sehingga tidak ada
lagi gangguan vegetatif
maupun psikis.
29. HAMBATAN AKTIVITAS SEKSUAL
PADA USIA LANJUT
Hambatan
Eksternal
Biasanya terkait
dengan pandangan-
pandangan sosial
Hambatan
Internal
Biasanya terkait
dengan psikologis
dan pandangan
terhadap diri sendiri
30. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
SEKSUALITAS PADA LANSIA
umur
Jenis
kelamin
pendidikan
pengetahuan Penyakit Budaya
Menopause psikologis
Pasangan
hidup
31. Pencegahan Masalah
Seksual pada Lansia
Memperluas Pengertian seks
Berkomunikasi dengan pasangan
Melepaskan Kebiasan Rutin
Mengontrol Ekspektasi
Mengatur Diri
33. Golongan Obat Yang Menyebabkan
Gangguan Fungsi Seksual (1)
Golongan Obat Contoh Pengaruh Pada
Fase
Anjuran Obat
Pengganti
Anti hipertensi:
diuretik
Gol. tiasid Fase pembangkitan Pertimbangkan
penghambat kanal Ca
Anti hipertensi: obat
berdaya sentral
Klonidin, metil-dopa Fase pembangkitan Sama seperti diatas
Anti hipertensi:
Beta-blocker
propanolol Fase hasrat dan
penggairahan
Sama seperti diatas
Anti-hipertensi:
ACE-blocker
captopril Fase penggairahan Sama seperti diatas
Obat anti -psikotik Torasin, tiotksen,
haloperidol
Fase desire, fase
pembangkitan,
priapismus, ejakulasi
retrogad
Pertimbangkan
Buspiron, turunkan
dosis bertahap
34. Golongan Obat Contoh Pengaruh Pada Fase Anjuran Obat Pengganti
Obat anti-
ansietas
Diazepam Fase desire, orgasme Lebih ditekankan pada
pemuaskan
Antikolinergik Atropin,
hidroksisin
Fase pembangkitan, fase
desire
Estrogen oral merupakan
pilihan pada yang tak bisa
per oral
estrogen Premarin Fase
pembangkitan(perbaikan
lubrikasi, turunkan rasa
nyeri)
Bila ada efek samping
berikan secara siklik
progestin provera Fase desire(dapat
diturunkan libido)
Pertimbangkan
alternatifdari Blocker H-2
Antagonis
reseptor H-2
simetidin Fase desire, pembangkitan
orgasme
Waktu pemberian sangat
penting (berhubungan
dengan waktu aktivitas
seksual
Golongan Obat Yang Menyebabkan
Gangguan Fungsi Seksual (2)
35. Golongan Obat Contoh Pengaruh Pada Fase Anjuran Obat
Pengganti
narkotik Kodein, demerol Fase desire, pembangkitan
orgasme
Kenali dan obati
adiksi
Sedatif
lain-lain
Alkohol,
barbiturat
digitalis
Fase desire, pembangkitan Obati gejala
kecemasan;
yakinkan ketakutan
akan serangan
jantung waktu akt.
Seksual
Antidepresan
trisiklik
Imipramin,
amitriptilin
Fase desire, pembangkitan
fase muskular terlambat
Pertimbangkan:
Prozac, zoloft
Antidepresan
lain
Trasodon,
inhibitor MAO
Priapisme, fase
pembangkitan, orgasme
Pertmb. Prozac,
Zoloft
Golongan Obat Yang Menyebabkan
Gangguan Fungsi Seksual (3)
36. Telaah Artikel (1)
Judul Jurnal Sexual Dysfunction In The
Elderly: Age Or Disease?
Pengarang Jurnal ME Camacho and CA
Reyes-Ortiz
Penerbit Sealy Center on Aging, The
University of Texas Medical
Branch, Galveston, Texas,
USA
Tahun Pembuatan 2005
37. Responden:
Data yang dikumpulkan antara 2001 dan 2002 di 27.000 pria
dan wanita berusia 40-80 tahun, di 29 negara,
mengungkapkan bahwa 28% pria dan 39% dari perempuan
memiliki setidaknya satu keluhan dengan fungsi seksual.
Hampir setengah dari orang-orang sampel antara 70 dan 80
tahun dilaporkan melakukan hubungan seksual pada tahun
sebelum dilakukan wawancara, dan wanita hanya 21%.
Hanya 17% pria dan 23% wanita dalam sampel
mengungkapkan 'orang tua tidak lagi menginginkan seks'.
Dan 68% pria dan 60% wanita mendukung 'orang tua
menggunakan perawatan medis untuk membantu
menikmati aktivitas seksualnya’.
38. Hasil dan Komentar Jurnal:
Penurunan fungsi seksual yang sejalan dengan
usia dapat mempengaruhi kualitas hidup.
Penyakit dan penurunan fungsional berbanding
lurus dalam aktivitas seksual pada lansia.
Survei populasi langsung saat ini mungkin akan
meningkatkan pemahaman kita tentang
seksualitas pada lansia.
Seksualitas penting untuk lansia, tapi minat
membahas aspek kehidupan seksual adalah
merupakan suatu variabilitas.
39. Lanjutan…
Faktor risiko lain dari usia yang sangat terkait dengan
Disfungsi Ereksi (DE) dan Disfungsi Seksual Wanita (FSD).
Subyek dengan Disfungsi Seksual (SD) harus diskrining
untuk faktor risiko (1) kardiovaskular, (2) risiko penyakit
koroner dan (3) LUTS (Lower Urinary Tract Syndrome).
Pengendalian faktor risiko kardiovaskular dapat
meningkatkan fungsi endotel dan ED.
Kesadaran awal pasien dari hubungan antara faktor-faktor
risiko kardiovaskular dan ED akan mendorong pasien untuk
mematuhi kontrol dan gaya hidup pada perubahan lebih
baik.
LUTS adalah masalah umum pada pria dan wanita lanjut
usia yang berhubungan dengan SD yang dapat diatasi
dengan terapi.
40. Telaah Artikel (2)
Judul Jurnal Sexuality In Older Age: Essential
Considerations For Healthcare
Professionals
Pengarang Jurnal ABI TAYLOR,MARGOT A.GOSNEY
Royal Berkshire Hospital—Elderly Care
Medicine, London Road, Reading RG1
5AN, UK 2University of Reading—
Institute of Health Sciences, Reading
RG1 5AQ, UK
ME Camacho and CA Reyes-Ortiz
Penerbit Oxford University Press
Tahun Pembuatan 2011
41. Hasil dan Komentar Jurnal:
Pada tahun 2001, Departemen Kesehatan Inggris yang
diterbitkan The National Service Framework untuk Orang
Lanjut Usia, menetapkan program aksi dan reformasi
untuk mengatasi masalah dalam pengelolaan pasien
usia lanjut.
Orang jarang menyebutkan seksualitas atau masalah
yang banyak dihadapi oleh lansia mungkin berkaitan
dengan masalah seksual.
Demikian juga, Strategi Nasional untuk Kesehatan dan
HIV (2001) Seksual, terutama ditujukan untuk orang-
orang muda, karena jarang menyebutkan bagaimana
isu-isu seksual dapat mempengaruhi orang tua.
42. Lanjutan:
Penelitian menunjukkan, bagaimanapun, bahwa banyak
orang tua menikmati kehidupan seks yang aktif, meskipun
mereka mungkin menghadapi beberapa masalah. Jika
profesional kesehatan (HCP) tidak menerima bahwa orang
tua dapat menikmati seks, maka tidak mungkin bahwa
masalah seksual akan efektif dieksplorasi, didiagnosis dan
diobati.
Jurnal tersebut bertujuan untuk menyelidiki beberapa
penelitian yang bersangkutan menghilangkan mitos yang
sama sekali 'aseksual' lanjut usia, dan menawarkan
rekomendasi untuk HCP termasuk dokter umum (dokter),
geriatricians dan psikiater usia tua. Banyak orang tua
menikmati kehidupan seks yang aktif, meskipun mereka
mungkin mengalami masalah.
43. Lanjutan…
Masalah seksual pada orang tua harus dikelola
secara sensitif dan praktis oleh HCP, sehubungan
dengan perbedaan individu dalam minat seksual
dan aktivitas.
Diperlukan pelatihan yang lebih untuk HCP yang
bekerja untuk merawat lansia baik untuk
memberikan pengetahuan seksualitas tua dan
keterampilan yang dibutuhkan untuk
membahasnya karena merupakan suatu hal yang
sensitif.
46. Apa itu hormon bio-identik?
Hormon bio-identik adalah suplemen hormon yang
struktur biokimianya serupa dengan hormon yang
diproduksi oleh tubuh manusia
sebuah fakta yang menawarkan keuntungan terapeutik
penting dan memperkecil risiko-risiko potensial.
47. Bio-Identical Hormones
Hormon ini harus diakui oleh FDA (Food and Drug
Administration)
Berupa serbuk dikirimkan ke apotek peracikan
diformulasikan menurut resep dokter
Keuntungannya: dosis dapat disesuaikan dengan
kebutuhan hormonal individu
Metode pemberiannya transdermal dalam
bentuk krim, gel, dan suppository sehingga
hormon diserap secara langsung dlm aliran darah
48. Pituitary
LH
Menaikkan kadar hormon
ovarium agar wanita bisa hamil
Menghasilkan
indung telur
Lama-kelamaan rasa
panas tubuh
dan gejala menopouse
lainnya akan hilang
Normalnya:
Menurut dr. Platt:
Ketika menopause
Diberikan
terapi hormon
kadar tinggi
Gejala rasa panas
tubuh
dan gejala menopouse
lainnya AKAN TERUS
BERULANG
Sudah
terprogram
49. Indung telur mengeluarkan 4
jenis hormon:
Esterogen Progesteron Testosteron DHEA
Melakukan terapi pada hormon-hormon tersebut, yang
manapun itu, dapat mengurangi gejala perimenopausal dan
menopausal
50. Hormon untuk mengatasi gejala
menopause yang disetujui FDA
Type/source Brand name(s) Preparations Bioidentical?
Estrogens
Conjugated equine
estrogens (CEE)/
pregnant mares’ urine
Premarin Pill
Vaginal cream
No
No
Synthetic conjugated
estrogens/plants
Cenestin, Enjuvia Pill No
Esterified estrogens/plants Menest Pill No
17 beta-estradiol/plants
(micronized)*
Estrace, others Pill Yes**
Alora, Climara, Esclim,
Estraderm, Vivelle, others
Patch Yes
Estrogel Transdermal gel Yes
Estrasorb Topical cream Yes
Estrace Vaginal cream+ Yes
Estring Vaginal ring+ Yes
52. Progestins, micronized progesterone
Medroxyprogesterone
acetate (MPA)
Amen, Cycrin, Provera Pill No
Micronized*
progesteroneUSP
Prometrium Pill Yes
Prochieve 4% Vaginal gel Yes
Norgestrel Ovrette Pill No
Norethindrone Micronor, Nor-QD,
others
Pill No
Norethindrone acetate Aygestin, others Pill No
Hormon untuk mengatasi gejala
menopause yang disetujui FDA
53. Lanjutan…
Combined hormones
CEE and MPA Premphase, Prempro Pill No
Ethinyl estradiol and
norethindrone acetate
Femhrt Pill No
17 beta-estradiol and
norethindrone acetate
Activella Pill No
Combipatch Patch No++
17 beta-estradiol
and norgestimate
Prefest Pill No++
17 beta-estradiol
and levonorgestrel
Climara Pro Patch No++
Keterangan:
* Partikel yang dibuat lebih kecil untuk penyerapan yang lebih baik.
** Estradiol bioidentik sampai tertelan dan dikonversi dalam hati untuk estrone.
+ Untuk gejala vagina saja.
++ Estradiol adalah bioidentik tetapi tidak progestin.
54. Kesimpulan…
Apakah bio-identikal aman? Tidak ada yang tahu.
Penelitian telah menunjukkan terapi tersebut dapat
membantu mengurangi hot flashes dan kekeringan
vagina, dan beberapa studi besar telah meneliti
perbedaan antara berbagai hormon dan metode
yang dipakai.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih
memahami perbedaan-perbedaan ini dan
membandingkan risiko dan manfaat yang didapat.
55. DAFTAR PUSTAKA
Darmojo, R Boedi dan Martono, H Hadi.2000.Geriatri (
ilmu kesehatan usia lanjut ). Jakarta : FKUI
Widyastuti, Yani dan Anita Rahmawati, Yuliasti, E.
2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta. Fitramaya
Modul Kesehatan Reproduksi. 2008. Departemen
Kesehatan RI. Jakarta
Platt, Michael, E. 2007. The Miracle of Bio-Identical
Hormones. Clancy Lane Publishing.
http://www.health.harvard.edu/womens-health/what-
are-bioidentical-hormones