4. Masalah pada textbook biasa adalah mereka biasanya memiliki tujuan-tujuan berikut ini:
1. Mereka ingin pembaca bisa menggunakan bahasa Jepang yang praktis dan sopan
SECEPAT MUNGKIN.
2. Mereka TIDAK INGIN MENAKUT-NAKUTI pembaca dengan tulisan Jepang
dan huruf-huruf Kanji yang mengerikan.
3. Mereka ingin mengajarkan kalian
cara mengatakan ungkapan-ungkapan BAHASA INDONESIA DALAM BAHASA JEPANG.
5. Untuk bahasa-bahasa romawi seperti bahasa Inggris,
tujuan-tujuan tadi tidak menjadi masalah dikarenakan kesamaannya dengan bahasa Indonesia.
Tetapi, karena bahasa Jepang ini berbeda hampir dalam segala hal hingga cara dasar berpikirnya,
tujuan-tujuan tadi menghasilkan textbook-textbook yang kalian lihat saat ini.
Mereka biasanya dipenuhi dengan aturan-aturan rumit dan jumlah grammar yang tak terhingga
untuk suatu ungkapan bahasa Indonesia.
Mereka pun hampir tidak memuat satu Kanji pun, sehingga ketika kalian akhirnya tiba di Jepang,
TARAAA!!!
kalian akan menemukan bahwa kalian sama sekali tidak bisa membaca arah, peta, atau apa pun
karena buku-buku itu telah men-judge bahwa kalian tidak cukup pintar untuk menghafal Kanji.
6. Akar dari masalah ini terletak pada fakta bahwa textbook-textbook itu
mencoba mengajarkan kalian bahasa Jepang dengan bahasa Indonesia.
Di halaman pertama, mereka ingin mengajarkanmu cara mengatakan, “Halo, nama saya Ameth,”
tanpa memberitahu kalian tentang keputusan-keputusan sewenang-wenang
yang dibuat di belakang kalian.
Mereka mungkin memutuskan untuk menggunakan bentuk formal
meskipun mempelajari bentuk formal sebelum bentuk kamus itu tidak masuk akal.
Mereka juga mungkin memutuskan untuk mencantumkan subyek kalimat
walaupun di kebanyakan konteks itu tidak penting dan dihilangkan/diabaikan.
Pada kenyataannya, cara yang paling umum untuk mengatakan, “Nama saya adalah Ameth,”
adalah dengan mengatakan,
“Ameth.”
Itu karena sebagian besar informasi dapat dipahami dari konteks dan karenanya dihilangkan.
Tapi, apakah kebanyakan textbook menjelaskan
bagaimana hal-hal seperti itu bekerja dalam bahasa Jepang secara mendasar?
Tidak, karena mereka terlalu sibuk nge-push kalian dengan kalimat-kalimat “praktis” di awal-awal.
Hal ini menghasilkan tipe-tipe text “kalau mau ngomong ini, pake ini” yang membingungkan
dan membiarkan pembaca berada dalam kebingungan,
“Gimana sih sebenarnya “cara kerja” bahasa Jepang?”
7. Solusi dari masalah ini adalah
dengan MENJELASKAN BAHASA JEPANG DARI SUDUT PANDANG BAHASA JEPANG.
Cari sebuah contoh ungkapan dalam bahasa Jepang lalu cari penjelasan dari cara kerjanya
dan JANGAN MAKSA menerjemahkan apa yang ingin kalian katakan ke dalam bahasa Jepang.
Kalian pun harus mempelajari segala sesuatunya secara berurutan.
Kalau kalian perlu mengetahui [A] untuk dapat memahami [B],
JANGAN langsung loncat ke [B] hanya karena kalian ingin mengajarkan suatu ungkapan.
Hal yang utama, yang kalian butuhkan adalah
Japanese Guide to Learning Japanese Grammar.