SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
Download to read offline
PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA
(PUEBI)
PERTEMUAN 2
Dr. Nini Ibrahim, M.Pd.
KONSEP
Seperangkat aturan atau kaidah
perlambangan bunyi bahasa,
pemisahan, penggabungan, dan
penulisannya dalam suatu
bahasa.
Sejarah Ejaan
Van
Ophuysen
Republik Pem-
baharuan
Melindo
(Melayu-Indo)
LBK EYD
PUEBI
?
Ejaan yang berlaku
saat ini
EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam
Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa
Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan
huruf kapital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan.
Ejaan Yang Disempurnakan adalah ejaan bahasa Indonesia
yang berlaku dari tahun 1972 sampai 2015. Ejaan Yang
Disempurnakan /EYD ini menggantikan Ejaan Soewandi atau
Ejaan Republik.
Ejaan yang Berlaku Sebelumnya
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, menerbitkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI). Pedoman ini disusun untuk menyempurnakan Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD). Pedoman ini diharapkan
dapat mengakomodasi perkembangan bahasa Indonesia yang makin pesat.
Pedoman ini merupakan edisi keempat berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015
tanggal 26 November 2016.
Pada tahun 2015, EYD (Ejaan yang Disempurnakan) diganti
menjadi PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia).
Perubahan ini telah ditetapkan di dalam Peraturan Menteri
dan Kebudayaan (Permendikbud) RI Nomor 50 Tahun 2015
tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. PUEBI yang
merupakan jawaban atas kemajuan bahasa Indonesia di
negeri ini hadir lebih lengkap.
Adanya Kemajuan dalam
Berbagai Ilmu
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang
semakin maju, membuat penggunaan bahasa
Indonesia dalam berbagai hal semakin meluas
juga baik secara tulisan maupun lisan. Ini yang
menjadi salah satu alasan kenapa perlunya
perubahan pada ejaan bahasa Indonesia.
Memantapkan Fungsi
Bahasa Indonesia
Ejaan bahasa Indonesia perlu
disempurnakan untuk memantapkan
fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa
Negara.
Kemajuan
Ilmu
Memantapkan
Fungsi Bahasa
Indonesia
Alasan
EYD
Diganti
PUEBI
PUEBI adalah singkatan dari Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia. PUEBI
merupakan pengganti dari EYD yang
selama ini sudah kita kenal sebelumnya.
No EYD PUEBI
1. Huruf diftong, yaitu ai, au, dan ao Penambahan huruf vokal diftong ei,
2. Penulisan huruf kapital pada EYD
digunakan dalam penulisan nama
orang tidak termasuk julukan
Penulisan huruf kapital pada PUEBI
digunakan sebagai huruf pertama
unsur nama orang, termasuk
julukan.
3. Penulisan huruf tebal tidak dipakai
dalam cetakan untuk menegaskan
atau mengkhususkan huruf, bagian
kata, kata, atau kelompok kata, untuk
keperluan itu digunakan huruf miring
pada EYD
Pada PUEBI huruf tebal dipakai
untuk menegaskan bagian tulisan
yang sudah ditulis miring.
4. Penggunaan partikel pun pada EYD
ditulis terpisah kecuali yang sudah
lazim digunakan, maka penulisannya
ditulis serangkai
Pada PUEBI partikel pun tetap ditulis
terpisah, kecuali mengikuti unsur
kata penghubung, maka ditulis
serangkai.
PERBEDAAN EYD DENGAN PUEBI
No EYD PUEBI
5. Penggunaan bilangan pada EYD tidak
ada hal yang mengaturnya.
Penggunaan bilangan, pada PUEBI,
bilangan yang digunakan sebagai
unsur nama geografi ditulis dengan
huruf
6. Penggunaan titik koma (;) pada EYD
digunakan dalam perincian tanpa
penggunaan kata dan.
Dalam PUEBI penggunaan titik koma
(;) tetap menggunakan kata dan.
7. Penggunaan tanda titik koma (;) pada
EYD tidak ada hal yang mengaturnya.
Penggunaan tanda titik koma (;)
pada PUEBI dipakai pada akhir
perincian yang berupa klausa,
8. Penggunaan tanda hubung (-)pada
EYD tidak ada hal yang mengaturnya.
Penggunaan tanda hubung (-) pada
PUEBI tidak dipakai di antara huruf
dan angka, jika angka tersebut
melambangkan jumlah huruf
PERBEDAAN EYD DENGAN PUEBI
No EYD PUEBI
9. Tanda hubung (-)pada EYD tidak ada hal
yang mengaturnya
Tanda hubung (-) pada PUEBI
digunakan untuk menandai bentuk
terikat yang menjadi objek bahasan
10. Penggunaan tanda kurung [( )] dalam
perincian pada EYD hanya digunakan
pada perincian ke kanan atau dalam
paragraf, tidak dalam perincian ke bawah
Penggunaan tanda kurung [( )]
dalam perincian pada PUEBI tidak
ada hal yang mengaturnya.
11. Penggunaan tanda elipsis ( … ) dalam EYD
dipakai dalam kalimat yang terputus-
putus
Penggunaan tanda elipsis ( … )
dalam PUEBI tanda elipsis
digunakan untuk menulis ujaran
yang tidak selesai dalam dialog.
Dengan mengetahui adanya perubahaan EYD menjadi PUEBI dan perbedaan
mendasar di antara keduanya, diharapkan semakin memperhatikan
penggunaan ragam baku tulis terutama dalam penulisan karya tulis ilmiah.
PERBEDAAN EYD DENGAN PUEBI
Ruang lingkup
PUEBI
Pemakaian
Huruf
Penulisan
Kata
Pemakaian
Tanda
Baca
Penulisan
Unsur
Serapan
A.PEMAKAIAN HURUF
Huruf abjad adalah huruf yang
dipakai dalan ejaan bahasa
Indonesia yang terdiri dari 26
huruf.
H
U
R
U
F
A
B
J
A
D
Huruf kapital Huruf
nonkapital
Nama Pengucapan
A a a a
B b be bĕ
C c ce cĕ
D d de dĕ
E e e ĕ
F f ef ĕf
G g ge gĕ
1. HURUF ABJAD
2. HURUF VOKAL
Huruf
vokal
Contoh Pemakaian dalam Kata
Posisi
Awal
Posisi
Tengah
Posisi
Akhir
a api padi Lusa
u ulang Bumi Ibu
i itu simpan murni
e* enak
ember
emas
petak
pendek
kena
sore
tipe
-
o oleh kota Radio
3. HURUF KONSONAN
Huruf vokal adalah huruf
yang melambangkan vokal
dalam bahasa Indonesia yang
terdiri atas lima huruf yaitu, a,
u, i, e, o.
Huruf
Konsonan
Contoh Pemakaian dalam Kata
Posisi
Awal
Posisi
Tengah
Posisi
Akhir
B Bahasa Sebut Adab
C Cakap Kaca
D Dua Ada Abad
F Fakir Kafan Maaf
G Guna Tiga Gudeg
H Hari Saham Tuah
J Jalan Manja Mikraj
K Kami Paksa Politik
L lekas alas Akal
Huruf konsonan adalah huruf
yang melambangkan konsonan
dalam bahasa Indonesia yang
terdiri dari 21 huruf yaitu, b, c,
d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t,
v, w, x, y, z.
4. HURUF DIFTONG
Huruf
Diftong
Contoh Pemakaian dalam Kata
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
ai ain syaitan pandai
au aula saudara harimau
ei eigendom geiser servei
oi - boikot amboi
Dalam bahasa Indonesia
terdapat 4 diftong yang
dilambangkan dengan
gabungan huruf vokal ai,
au, ei, dan oi.
Gabungan
Huruf
Konsonan
Contoh Pemakaian Dalam Kata
Posisi
Awal
Posisi
Tengah
Posisi
Akhir
kh khusus akhir tarikh
ng ngarai bangun senang
ny nyata banyak -
sy syarat musyawarah Arasy
4. GABUNGAN
HURUF KONSONAN
Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy
masing-masing melambangkan satu bunyi
konsonan
5.
6. HURUF MIRING
1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul
buku, nama majalah, atau nama surat kabar
yang dikutip dalam lisan, termasuk dalam
daftar pustaka, misalnya:
- Berita itu muncul dalam surat kabar
Cakrawala
- Majalah Poejangga Baroe menggelorakan
semangat kebangsaan .
2. Huruf miring dipakai untuk
menegaskan atau mengkhususkan
huruf, bagian kata, kata, atau
kelompok kata dalam kalimat,
misalnya :
- huruf terakhir kata abad adalah d
- Dia tidak diantar,tetapi mengantar.
3. Huruf miring dipakai untuk
menuliskan kata atau ungkapan
dalam bahasa daerah atau bahasa
asing, misalnya:
- Upacara peusijuek (tepung tawar)
menarik perhatian wisatawan asing
yang berkunjung ke Aceh.
- Ungkapan Bhinneka Tunggal Ika
dijadikan semboyan negara
Indonesia
1. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan
yang sudah ditulis miring, misalnya:
- huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat
dalam EYD
- Kata et dalam ungkapan ora et labora ‘berarti dan’
2. Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian-
bagian karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab.
Misalnya :
- penulisan Latar Belakang dan Masalah
- penulisan Latar Belakang
- penulisan Masalah
- penulisan Tujuan
7. HURUF TEBAL
B. PENULISAN KATA
1. Kata Dasar
Kata dasar ditulis sebagai suatu kesatuan, misalnya :
* Kantor pajak penuh sesak
* Saya pergi ke sekolah
2. Kata Berimbuhan
a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan
akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya, misalnya:
• Berjalan
• Berkelanjutan
• Mempermudah
• Gemetar
b. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya,
Misalnya:
* adibusana * aerodinamika
* infrastuktur * purnawirawan
* proaktif * inkonvensional
3. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
Misalnya :
* Anak-anak * biri-biri * buku-buku *cumi-cumi
* hati-hati * kupu-kupu * kuda-kuda * kura- kura , dll.
4. Gabungan Kata
a. Unsur gabungan kata yang lazimdisebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, ditulis
terpisah. Misalnya :
* Duta besar * kambing hitam * Orang tua
* Simpang empat * Mata acara * Rumah sakit jiwa
b. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan
membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. Misalnya :
* Anak-istri pejabat anak istri-pejabat
* Ibu-bapak kami Ibu bapak-kami
* Buku-sejarah baru Buku sejarah-baru
c. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika mendapat awalan
atau akhiran, misalnya :
* Bertepuk tangan * Menganak sungai * Garis bawahi *sebar luaskan
d. Gabungan kata yang mendapatkan awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai
Misalnya:
* Dilipatgandakan * menggarisbawahi * menyebarluaskan
e. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai
Misalnya :
* acapkali * hulubalang *radioaktif *adakalanya
* kacamata * apalagi * bagaimana * saripati, dll.
5. Pemenggalan Kata
a. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan, jika ditengah kata terdapat huruf vokal
yang beruntun, pemenggalannya dapat dilakukan di antara dua huruf vokal itu.
Misalnya:
* bu-ah * ma-in *ni-at * sa-at
b. Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan diantara bentuk dasar dan unsur
pembentukannya. Misalnya :
ber-jalan mem-pertanggungjawabkan
mem-bantu memeper-tanggungjawabkan
di-ambil mempertanggung-jawabkan
c. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu dapat
bergabung dengan unsur yang lain, penggalannya dilakukan di antara unsur-unsur itu.
Tiap unsur gabungan itu dipenggal seperti pada kata dasar. Misalnya :
* biografi bio-grafi bi-o-gra-fi
* biodata bio-data bi-o-da-ta
d. Nama orang yang terdiri atas dua unsur atau lebih pada akhir baris dipenggal di antara
unsur-unsurnya. Misalnya :
* lagu “Indonesia Raya” digubah oleh Wage Rudolf Supratman
e. Singkatan nama diri dan gelar yanng terdiri atas dua huruf atau lebih tidak dipenggal.
Misalnya :
* Ia bekerja di DLLAJR
6. Kata depan
Kata depan seperti, di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya, misalnya:
* Di mana dia sekarang? * Mari kita berangkat ke kantor
7. Partikel
a. Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.Misalnya :
* bacalah buku itu baik-baik!
b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya,misalnya:
* Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya
dengan bijaksana.
c. Partikel per yang berarti ‘demi’,, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari
kata yang mengikutinya, misalnya:
* Mereka masuk ke dalam ruangan rapat satu per satu
8. Singkatan dan Akronim
a. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda
titik pada setiap unsur singkatan itu. Misalnya :
* A.H. Nasution Abdul Haris Nasution
b. 1) Singkatan Yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga, ditulis
dengan huruf kapital tanpa tanda titik,misalnya :
* NKRI : Negara Kesatuan Republik Indonesia
2). Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama diri ditulis
dengan huruf kapital tanpa tanda titik, misalnya :
* PT : Perseroan Terbatas
9. Angka dan Bilangan
Angka Arab atau angka Romawi lazim dipakai sebagai lambang bilangan atau
nomor, misalnya :
*Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
* Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X,
L (50), C (100), D (500), dll
10. Kata ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya,
sedangkan –ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya, Misalnya
* Rumah itu telah kujual * Majalah itu boleh kaubaca
*Bukuku, bukumu dan bukunya tersimpan diperpustakaan.
* Rumahnya sedang diperbaiki.
11. Kata sandang si dan sang
kata si dan sang ditulis terpisah daridari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
*Surat itu dikembalikan kepada si pengirim
* Toko itu memberikan hadiah kepada si pembeli
* Sang adik mematuhi nasihat sang kakak
* Ibu itu menghadiahi sang suami kemeja batik
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan
pertanyaan atau seruan. Misalnya:
Hari ini tanggal 6 April 1973.
Marilah kita mengheningkan cipta.
Sudilah kiranya Saudara mengabulkan
permohonan ini.
Catatan :
Tanda titik tidak digunakan pada akhir kalimat
yang unsur akhirnya sudah bertanda titik.
Misalnya :
• Buku itu disusun oleh Drs. Sudjatmiko, M.A.
• Dia memerlukan meja, kursi, dsb.
• Dia mengatakan, “kaki saya sakit.”
C. PEMAKAIAN TANDA BACA
2. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan jangka waktu. Misalnya:
Pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
0.0.30 jam (30 detik)
3. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, judul
tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan
tempat terbit. Misalnya:
Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltevreden: Balai Poestaka.
1. Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika
diikuti rangkaian atau pemerian. Misalnya :
Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan
lemari.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang
memerlukanpemerian. Misalnya :
Ketua : Ahmad Wijaya
Sekretaris : Nuri Handayani
Bendahara: Darmawan
1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya. Misalnya :
Kapan ia berangkat?
2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian
kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan
kebenarannya. Misalnya :
Ia dilahirkan pada tahun 1987 (?).
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa
seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Misalnya :
 Alangkah seramnya peristiwa itu!
 Bersihkan kamar itu sekarang juga!
 Merdeka!
1. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya :
Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian
Kegiatan) kantor itu.
2. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang
bukan bagian utama kalimat. Misalnya :
Keterangan itu (lihat tabel 19) menunjukkan arus baru pasar
dalam negeri.
1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada
alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun
takwim. Misalnya :
No. 7/PK/1973
Jalan Kramat III/10
2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, atau tiap.
Misalnya :
Dikirimkan lewat darat/laut
Mereka mahasiswa/mahasiswi
PUEBI
PUEBI
PUEBI
PUEBI

More Related Content

What's hot

Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaBram Agus Leonardo
 
Ejaan, EYD dan PUEBI
Ejaan, EYD dan PUEBIEjaan, EYD dan PUEBI
Ejaan, EYD dan PUEBININI IBRAHIM
 
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)Ibrahim Naki
 
Makalah individu
Makalah individuMakalah individu
Makalah individutaufiq99
 
Sejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia baru
Sejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia baruSejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia baru
Sejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia baruNuelnuel11
 
Makalah bahasa indonesia tentang ejaan
Makalah bahasa indonesia tentang ejaanMakalah bahasa indonesia tentang ejaan
Makalah bahasa indonesia tentang ejaanconesti08com
 
Ruang lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ruang lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)Ruang lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ruang lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)Ibrahim Naki
 
Makalah pendidikan pancasila penerapan nilai pancasila sebagai pendidikan kar...
Makalah pendidikan pancasila penerapan nilai pancasila sebagai pendidikan kar...Makalah pendidikan pancasila penerapan nilai pancasila sebagai pendidikan kar...
Makalah pendidikan pancasila penerapan nilai pancasila sebagai pendidikan kar...Nia Khusnul Chotimah
 
Power point bahasa indonesia
Power point bahasa indonesiaPower point bahasa indonesia
Power point bahasa indonesiaAyu Fatmawati
 
Penggunaan Tanda Baca (Bahasa indonesia)
Penggunaan Tanda Baca (Bahasa indonesia)Penggunaan Tanda Baca (Bahasa indonesia)
Penggunaan Tanda Baca (Bahasa indonesia)Nurul Khotimah
 
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesiaMakalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesiariskia_chandra
 
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa IndonesiaPPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa IndonesiaChusnul Khotimah
 
Format penulisan laporan
Format penulisan laporanFormat penulisan laporan
Format penulisan laporanYuliana
 
PPT Teks Eksplanasi
PPT Teks Eksplanasi PPT Teks Eksplanasi
PPT Teks Eksplanasi Rubyrubi26
 
berbahasa indonesia yang baik dan benar
berbahasa indonesia yang baik dan benarberbahasa indonesia yang baik dan benar
berbahasa indonesia yang baik dan benardila monica
 
Bahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemBahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemEster Emilia
 

What's hot (20)

Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
 
Ppt. bhs.indonesia
Ppt. bhs.indonesiaPpt. bhs.indonesia
Ppt. bhs.indonesia
 
Ejaan, EYD dan PUEBI
Ejaan, EYD dan PUEBIEjaan, EYD dan PUEBI
Ejaan, EYD dan PUEBI
 
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
 
Makalah individu
Makalah individuMakalah individu
Makalah individu
 
Sejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia baru
Sejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia baruSejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia baru
Sejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia baru
 
Makalah bahasa indonesia tentang ejaan
Makalah bahasa indonesia tentang ejaanMakalah bahasa indonesia tentang ejaan
Makalah bahasa indonesia tentang ejaan
 
Ruang lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ruang lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)Ruang lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ruang lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
 
Makalah pendidikan pancasila penerapan nilai pancasila sebagai pendidikan kar...
Makalah pendidikan pancasila penerapan nilai pancasila sebagai pendidikan kar...Makalah pendidikan pancasila penerapan nilai pancasila sebagai pendidikan kar...
Makalah pendidikan pancasila penerapan nilai pancasila sebagai pendidikan kar...
 
Power point bahasa indonesia
Power point bahasa indonesiaPower point bahasa indonesia
Power point bahasa indonesia
 
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa IndonesiaMakalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
 
Penggunaan Tanda Baca (Bahasa indonesia)
Penggunaan Tanda Baca (Bahasa indonesia)Penggunaan Tanda Baca (Bahasa indonesia)
Penggunaan Tanda Baca (Bahasa indonesia)
 
Makalah Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
Makalah Analisis Kesalahan Berbahasa IndonesiaMakalah Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
Makalah Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
 
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesiaMakalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
 
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa IndonesiaPPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Format penulisan laporan
Format penulisan laporanFormat penulisan laporan
Format penulisan laporan
 
EYD dan PUEBI
EYD dan PUEBIEYD dan PUEBI
EYD dan PUEBI
 
PPT Teks Eksplanasi
PPT Teks Eksplanasi PPT Teks Eksplanasi
PPT Teks Eksplanasi
 
berbahasa indonesia yang baik dan benar
berbahasa indonesia yang baik dan benarberbahasa indonesia yang baik dan benar
berbahasa indonesia yang baik dan benar
 
Bahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemBahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistem
 

Similar to PUEBI

Makalah bahasa indonesia nadia
Makalah bahasa indonesia nadiaMakalah bahasa indonesia nadia
Makalah bahasa indonesia nadiaWahid Anggara
 
Ejaan Bahasa Indonesia.ppt
Ejaan Bahasa Indonesia.pptEjaan Bahasa Indonesia.ppt
Ejaan Bahasa Indonesia.pptAbdul Hamid
 
Teknik Penulisan Karya Ilmiah.pptx
Teknik Penulisan Karya Ilmiah.pptxTeknik Penulisan Karya Ilmiah.pptx
Teknik Penulisan Karya Ilmiah.pptxDistaTri
 
Bab ii ejaan bahasa indonesia
Bab ii ejaan bahasa indonesiaBab ii ejaan bahasa indonesia
Bab ii ejaan bahasa indonesiamudanp.com
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Eyd ( Geofisika UPNVY 2014 )
Eyd ( Geofisika UPNVY 2014 )Eyd ( Geofisika UPNVY 2014 )
Eyd ( Geofisika UPNVY 2014 )Nur Arasyi
 
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxBAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxArisSusanto47
 
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxBAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxArisSusanto47
 
Ejteaan Yang Disempurnapembelajaranppt
Ejteaan Yang DisempurnapembelajaranpptEjteaan Yang Disempurnapembelajaranppt
Ejteaan Yang DisempurnapembelajaranpptMasSuwarto1
 
Salinan rkkb puebi 1
Salinan rkkb puebi 1Salinan rkkb puebi 1
Salinan rkkb puebi 1YuvitaDewi2
 

Similar to PUEBI (20)

EYD
EYDEYD
EYD
 
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
 
Makalah bahasa indonesia nadia
Makalah bahasa indonesia nadiaMakalah bahasa indonesia nadia
Makalah bahasa indonesia nadia
 
Ejaan
EjaanEjaan
Ejaan
 
Eyd (1)
Eyd (1)Eyd (1)
Eyd (1)
 
Ejaan Bahasa Indonesia.ppt
Ejaan Bahasa Indonesia.pptEjaan Bahasa Indonesia.ppt
Ejaan Bahasa Indonesia.ppt
 
Teknik Penulisan Karya Ilmiah.pptx
Teknik Penulisan Karya Ilmiah.pptxTeknik Penulisan Karya Ilmiah.pptx
Teknik Penulisan Karya Ilmiah.pptx
 
Ejaan 2
Ejaan 2Ejaan 2
Ejaan 2
 
S yuliani
S yulianiS yuliani
S yuliani
 
bahasa indonesia
bahasa indonesiabahasa indonesia
bahasa indonesia
 
Eyd
EydEyd
Eyd
 
Bab ii ejaan bahasa indonesia
Bab ii ejaan bahasa indonesiaBab ii ejaan bahasa indonesia
Bab ii ejaan bahasa indonesia
 
Materi twk bhs Indonesia.pdf
Materi twk bhs Indonesia.pdfMateri twk bhs Indonesia.pdf
Materi twk bhs Indonesia.pdf
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Eyd ( Geofisika UPNVY 2014 )
Eyd ( Geofisika UPNVY 2014 )Eyd ( Geofisika UPNVY 2014 )
Eyd ( Geofisika UPNVY 2014 )
 
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxBAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
 
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxBAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
 
Ejteaan Yang Disempurnapembelajaranppt
Ejteaan Yang DisempurnapembelajaranpptEjteaan Yang Disempurnapembelajaranppt
Ejteaan Yang Disempurnapembelajaranppt
 
Permendikbud 50/2015 - Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Permendikbud 50/2015 - Pedoman Umum Ejaan Bahasa IndonesiaPermendikbud 50/2015 - Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Permendikbud 50/2015 - Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
 
Salinan rkkb puebi 1
Salinan rkkb puebi 1Salinan rkkb puebi 1
Salinan rkkb puebi 1
 

More from Nini Ibrahim01

Pertemuan 3 Diksi n Kalimat Efektif
Pertemuan 3 Diksi n Kalimat EfektifPertemuan 3 Diksi n Kalimat Efektif
Pertemuan 3 Diksi n Kalimat EfektifNini Ibrahim01
 
Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia
Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia
Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia Nini Ibrahim01
 
Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia dan Ragam Bahasa
Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia dan Ragam BahasaSejarah Perkembangan Bahasa Indonesia dan Ragam Bahasa
Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia dan Ragam BahasaNini Ibrahim01
 
Merencanakan Metode Pembelajaran
Merencanakan Metode PembelajaranMerencanakan Metode Pembelajaran
Merencanakan Metode PembelajaranNini Ibrahim01
 
Konsep Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
Konsep Penyusunan Perencanaan PembelajaranKonsep Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
Konsep Penyusunan Perencanaan PembelajaranNini Ibrahim01
 
Pola Umum Kegiatan Belajar dan Mengajar
Pola  Umum Kegiatan Belajar dan MengajarPola  Umum Kegiatan Belajar dan Mengajar
Pola Umum Kegiatan Belajar dan MengajarNini Ibrahim01
 
Konsep Perencanaan Pembelajaran
Konsep Perencanaan PembelajaranKonsep Perencanaan Pembelajaran
Konsep Perencanaan PembelajaranNini Ibrahim01
 
Memahami Kompetensi Guru
Memahami Kompetensi GuruMemahami Kompetensi Guru
Memahami Kompetensi GuruNini Ibrahim01
 
Memahami Pembinaan Kompetensi Mengajar
Memahami Pembinaan Kompetensi MengajarMemahami Pembinaan Kompetensi Mengajar
Memahami Pembinaan Kompetensi MengajarNini Ibrahim01
 
Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia
Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia
Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia Nini Ibrahim01
 
Pertemuan 12 Menulis Ringkasan dalam Bentuk Abstrak dan Artikel, serta Publik...
Pertemuan 12 Menulis Ringkasan dalam Bentuk Abstrak dan Artikel, serta Publik...Pertemuan 12 Menulis Ringkasan dalam Bentuk Abstrak dan Artikel, serta Publik...
Pertemuan 12 Menulis Ringkasan dalam Bentuk Abstrak dan Artikel, serta Publik...Nini Ibrahim01
 
Strategi-Strategi Pembelajaran
Strategi-Strategi PembelajaranStrategi-Strategi Pembelajaran
Strategi-Strategi PembelajaranNini Ibrahim01
 
Praktik Presentasi Artikel Ilmiah
Praktik Presentasi Artikel IlmiahPraktik Presentasi Artikel Ilmiah
Praktik Presentasi Artikel IlmiahNini Ibrahim01
 
Mempublikasi Artikel Ilmiah dalam Bentuk Jurnal
Mempublikasi Artikel Ilmiah dalam Bentuk JurnalMempublikasi Artikel Ilmiah dalam Bentuk Jurnal
Mempublikasi Artikel Ilmiah dalam Bentuk JurnalNini Ibrahim01
 

More from Nini Ibrahim01 (20)

Pertemuan 3 Diksi n Kalimat Efektif
Pertemuan 3 Diksi n Kalimat EfektifPertemuan 3 Diksi n Kalimat Efektif
Pertemuan 3 Diksi n Kalimat Efektif
 
Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia
Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia
Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia
 
Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia dan Ragam Bahasa
Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia dan Ragam BahasaSejarah Perkembangan Bahasa Indonesia dan Ragam Bahasa
Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia dan Ragam Bahasa
 
Merencanakan Metode Pembelajaran
Merencanakan Metode PembelajaranMerencanakan Metode Pembelajaran
Merencanakan Metode Pembelajaran
 
Pengelolaan Kelas
Pengelolaan KelasPengelolaan Kelas
Pengelolaan Kelas
 
Teknik Evaluasi
Teknik EvaluasiTeknik Evaluasi
Teknik Evaluasi
 
Konsep Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
Konsep Penyusunan Perencanaan PembelajaranKonsep Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
Konsep Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
 
Program Pembelajaran
Program PembelajaranProgram Pembelajaran
Program Pembelajaran
 
Pola Umum Kegiatan Belajar dan Mengajar
Pola  Umum Kegiatan Belajar dan MengajarPola  Umum Kegiatan Belajar dan Mengajar
Pola Umum Kegiatan Belajar dan Mengajar
 
Konsep Perencanaan Pembelajaran
Konsep Perencanaan PembelajaranKonsep Perencanaan Pembelajaran
Konsep Perencanaan Pembelajaran
 
Keterampilan Mengajar
Keterampilan MengajarKeterampilan Mengajar
Keterampilan Mengajar
 
Memahami Kompetensi Guru
Memahami Kompetensi GuruMemahami Kompetensi Guru
Memahami Kompetensi Guru
 
Memahami Pembinaan Kompetensi Mengajar
Memahami Pembinaan Kompetensi MengajarMemahami Pembinaan Kompetensi Mengajar
Memahami Pembinaan Kompetensi Mengajar
 
Ragam Bahasa
Ragam BahasaRagam Bahasa
Ragam Bahasa
 
Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia
Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia
Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia
 
Pertemuan 12 Menulis Ringkasan dalam Bentuk Abstrak dan Artikel, serta Publik...
Pertemuan 12 Menulis Ringkasan dalam Bentuk Abstrak dan Artikel, serta Publik...Pertemuan 12 Menulis Ringkasan dalam Bentuk Abstrak dan Artikel, serta Publik...
Pertemuan 12 Menulis Ringkasan dalam Bentuk Abstrak dan Artikel, serta Publik...
 
Strategi-Strategi Pembelajaran
Strategi-Strategi PembelajaranStrategi-Strategi Pembelajaran
Strategi-Strategi Pembelajaran
 
Praktik Presentasi Artikel Ilmiah
Praktik Presentasi Artikel IlmiahPraktik Presentasi Artikel Ilmiah
Praktik Presentasi Artikel Ilmiah
 
Mempublikasi Artikel Ilmiah dalam Bentuk Jurnal
Mempublikasi Artikel Ilmiah dalam Bentuk JurnalMempublikasi Artikel Ilmiah dalam Bentuk Jurnal
Mempublikasi Artikel Ilmiah dalam Bentuk Jurnal
 
Reproduksi Tulisan
Reproduksi TulisanReproduksi Tulisan
Reproduksi Tulisan
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 

PUEBI

  • 1. PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA (PUEBI) PERTEMUAN 2 Dr. Nini Ibrahim, M.Pd.
  • 2.
  • 3. KONSEP Seperangkat aturan atau kaidah perlambangan bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan, dan penulisannya dalam suatu bahasa.
  • 4.
  • 6. EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf kapital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan. Ejaan Yang Disempurnakan adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku dari tahun 1972 sampai 2015. Ejaan Yang Disempurnakan /EYD ini menggantikan Ejaan Soewandi atau Ejaan Republik. Ejaan yang Berlaku Sebelumnya
  • 7. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menerbitkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Pedoman ini disusun untuk menyempurnakan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD). Pedoman ini diharapkan dapat mengakomodasi perkembangan bahasa Indonesia yang makin pesat. Pedoman ini merupakan edisi keempat berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 tanggal 26 November 2016. Pada tahun 2015, EYD (Ejaan yang Disempurnakan) diganti menjadi PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Perubahan ini telah ditetapkan di dalam Peraturan Menteri dan Kebudayaan (Permendikbud) RI Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. PUEBI yang merupakan jawaban atas kemajuan bahasa Indonesia di negeri ini hadir lebih lengkap.
  • 8. Adanya Kemajuan dalam Berbagai Ilmu Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang semakin maju, membuat penggunaan bahasa Indonesia dalam berbagai hal semakin meluas juga baik secara tulisan maupun lisan. Ini yang menjadi salah satu alasan kenapa perlunya perubahan pada ejaan bahasa Indonesia. Memantapkan Fungsi Bahasa Indonesia Ejaan bahasa Indonesia perlu disempurnakan untuk memantapkan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara. Kemajuan Ilmu Memantapkan Fungsi Bahasa Indonesia Alasan EYD Diganti PUEBI PUEBI adalah singkatan dari Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. PUEBI merupakan pengganti dari EYD yang selama ini sudah kita kenal sebelumnya.
  • 9. No EYD PUEBI 1. Huruf diftong, yaitu ai, au, dan ao Penambahan huruf vokal diftong ei, 2. Penulisan huruf kapital pada EYD digunakan dalam penulisan nama orang tidak termasuk julukan Penulisan huruf kapital pada PUEBI digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan. 3. Penulisan huruf tebal tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata, untuk keperluan itu digunakan huruf miring pada EYD Pada PUEBI huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring. 4. Penggunaan partikel pun pada EYD ditulis terpisah kecuali yang sudah lazim digunakan, maka penulisannya ditulis serangkai Pada PUEBI partikel pun tetap ditulis terpisah, kecuali mengikuti unsur kata penghubung, maka ditulis serangkai. PERBEDAAN EYD DENGAN PUEBI
  • 10. No EYD PUEBI 5. Penggunaan bilangan pada EYD tidak ada hal yang mengaturnya. Penggunaan bilangan, pada PUEBI, bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf 6. Penggunaan titik koma (;) pada EYD digunakan dalam perincian tanpa penggunaan kata dan. Dalam PUEBI penggunaan titik koma (;) tetap menggunakan kata dan. 7. Penggunaan tanda titik koma (;) pada EYD tidak ada hal yang mengaturnya. Penggunaan tanda titik koma (;) pada PUEBI dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa, 8. Penggunaan tanda hubung (-)pada EYD tidak ada hal yang mengaturnya. Penggunaan tanda hubung (-) pada PUEBI tidak dipakai di antara huruf dan angka, jika angka tersebut melambangkan jumlah huruf PERBEDAAN EYD DENGAN PUEBI
  • 11. No EYD PUEBI 9. Tanda hubung (-)pada EYD tidak ada hal yang mengaturnya Tanda hubung (-) pada PUEBI digunakan untuk menandai bentuk terikat yang menjadi objek bahasan 10. Penggunaan tanda kurung [( )] dalam perincian pada EYD hanya digunakan pada perincian ke kanan atau dalam paragraf, tidak dalam perincian ke bawah Penggunaan tanda kurung [( )] dalam perincian pada PUEBI tidak ada hal yang mengaturnya. 11. Penggunaan tanda elipsis ( … ) dalam EYD dipakai dalam kalimat yang terputus- putus Penggunaan tanda elipsis ( … ) dalam PUEBI tanda elipsis digunakan untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog. Dengan mengetahui adanya perubahaan EYD menjadi PUEBI dan perbedaan mendasar di antara keduanya, diharapkan semakin memperhatikan penggunaan ragam baku tulis terutama dalam penulisan karya tulis ilmiah. PERBEDAAN EYD DENGAN PUEBI
  • 13. A.PEMAKAIAN HURUF Huruf abjad adalah huruf yang dipakai dalan ejaan bahasa Indonesia yang terdiri dari 26 huruf. H U R U F A B J A D Huruf kapital Huruf nonkapital Nama Pengucapan A a a a B b be bĕ C c ce cĕ D d de dĕ E e e ĕ F f ef ĕf G g ge gĕ 1. HURUF ABJAD
  • 14. 2. HURUF VOKAL Huruf vokal Contoh Pemakaian dalam Kata Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir a api padi Lusa u ulang Bumi Ibu i itu simpan murni e* enak ember emas petak pendek kena sore tipe - o oleh kota Radio 3. HURUF KONSONAN Huruf vokal adalah huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia yang terdiri atas lima huruf yaitu, a, u, i, e, o. Huruf Konsonan Contoh Pemakaian dalam Kata Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir B Bahasa Sebut Adab C Cakap Kaca D Dua Ada Abad F Fakir Kafan Maaf G Guna Tiga Gudeg H Hari Saham Tuah J Jalan Manja Mikraj K Kami Paksa Politik L lekas alas Akal Huruf konsonan adalah huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia yang terdiri dari 21 huruf yaitu, b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z.
  • 15. 4. HURUF DIFTONG Huruf Diftong Contoh Pemakaian dalam Kata Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir ai ain syaitan pandai au aula saudara harimau ei eigendom geiser servei oi - boikot amboi Dalam bahasa Indonesia terdapat 4 diftong yang dilambangkan dengan gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi. Gabungan Huruf Konsonan Contoh Pemakaian Dalam Kata Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir kh khusus akhir tarikh ng ngarai bangun senang ny nyata banyak - sy syarat musyawarah Arasy 4. GABUNGAN HURUF KONSONAN Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan
  • 16. 5.
  • 17. 6. HURUF MIRING 1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam lisan, termasuk dalam daftar pustaka, misalnya: - Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala - Majalah Poejangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan . 2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat, misalnya : - huruf terakhir kata abad adalah d - Dia tidak diantar,tetapi mengantar. 3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing, misalnya: - Upacara peusijuek (tepung tawar) menarik perhatian wisatawan asing yang berkunjung ke Aceh. - Ungkapan Bhinneka Tunggal Ika dijadikan semboyan negara Indonesia
  • 18. 1. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring, misalnya: - huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam EYD - Kata et dalam ungkapan ora et labora ‘berarti dan’ 2. Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian- bagian karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab. Misalnya : - penulisan Latar Belakang dan Masalah - penulisan Latar Belakang - penulisan Masalah - penulisan Tujuan 7. HURUF TEBAL
  • 19. B. PENULISAN KATA 1. Kata Dasar Kata dasar ditulis sebagai suatu kesatuan, misalnya : * Kantor pajak penuh sesak * Saya pergi ke sekolah 2. Kata Berimbuhan a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya, misalnya: • Berjalan • Berkelanjutan • Mempermudah • Gemetar b. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, Misalnya: * adibusana * aerodinamika * infrastuktur * purnawirawan * proaktif * inkonvensional
  • 20. 3. Bentuk Ulang Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. Misalnya : * Anak-anak * biri-biri * buku-buku *cumi-cumi * hati-hati * kupu-kupu * kuda-kuda * kura- kura , dll. 4. Gabungan Kata a. Unsur gabungan kata yang lazimdisebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Misalnya : * Duta besar * kambing hitam * Orang tua * Simpang empat * Mata acara * Rumah sakit jiwa b. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. Misalnya : * Anak-istri pejabat anak istri-pejabat * Ibu-bapak kami Ibu bapak-kami * Buku-sejarah baru Buku sejarah-baru c. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika mendapat awalan atau akhiran, misalnya : * Bertepuk tangan * Menganak sungai * Garis bawahi *sebar luaskan d. Gabungan kata yang mendapatkan awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai Misalnya: * Dilipatgandakan * menggarisbawahi * menyebarluaskan
  • 21. e. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai Misalnya : * acapkali * hulubalang *radioaktif *adakalanya * kacamata * apalagi * bagaimana * saripati, dll. 5. Pemenggalan Kata a. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan, jika ditengah kata terdapat huruf vokal yang beruntun, pemenggalannya dapat dilakukan di antara dua huruf vokal itu. Misalnya: * bu-ah * ma-in *ni-at * sa-at b. Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan diantara bentuk dasar dan unsur pembentukannya. Misalnya : ber-jalan mem-pertanggungjawabkan mem-bantu memeper-tanggungjawabkan di-ambil mempertanggung-jawabkan c. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu dapat bergabung dengan unsur yang lain, penggalannya dilakukan di antara unsur-unsur itu. Tiap unsur gabungan itu dipenggal seperti pada kata dasar. Misalnya : * biografi bio-grafi bi-o-gra-fi * biodata bio-data bi-o-da-ta d. Nama orang yang terdiri atas dua unsur atau lebih pada akhir baris dipenggal di antara unsur-unsurnya. Misalnya : * lagu “Indonesia Raya” digubah oleh Wage Rudolf Supratman e. Singkatan nama diri dan gelar yanng terdiri atas dua huruf atau lebih tidak dipenggal. Misalnya : * Ia bekerja di DLLAJR
  • 22. 6. Kata depan Kata depan seperti, di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, misalnya: * Di mana dia sekarang? * Mari kita berangkat ke kantor 7. Partikel a. Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.Misalnya : * bacalah buku itu baik-baik! b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya,misalnya: * Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya dengan bijaksana. c. Partikel per yang berarti ‘demi’,, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, misalnya: * Mereka masuk ke dalam ruangan rapat satu per satu 8. Singkatan dan Akronim a. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan itu. Misalnya : * A.H. Nasution Abdul Haris Nasution b. 1) Singkatan Yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga, ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik,misalnya : * NKRI : Negara Kesatuan Republik Indonesia 2). Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama diri ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik, misalnya : * PT : Perseroan Terbatas
  • 23. 9. Angka dan Bilangan Angka Arab atau angka Romawi lazim dipakai sebagai lambang bilangan atau nomor, misalnya : *Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, * Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D (500), dll 10. Kata ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan –ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya, Misalnya * Rumah itu telah kujual * Majalah itu boleh kaubaca *Bukuku, bukumu dan bukunya tersimpan diperpustakaan. * Rumahnya sedang diperbaiki. 11. Kata sandang si dan sang kata si dan sang ditulis terpisah daridari kata yang mengikutinya. Misalnya: *Surat itu dikembalikan kepada si pengirim * Toko itu memberikan hadiah kepada si pembeli * Sang adik mematuhi nasihat sang kakak * Ibu itu menghadiahi sang suami kemeja batik
  • 24. 1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Misalnya: Hari ini tanggal 6 April 1973. Marilah kita mengheningkan cipta. Sudilah kiranya Saudara mengabulkan permohonan ini. Catatan : Tanda titik tidak digunakan pada akhir kalimat yang unsur akhirnya sudah bertanda titik. Misalnya : • Buku itu disusun oleh Drs. Sudjatmiko, M.A. • Dia memerlukan meja, kursi, dsb. • Dia mengatakan, “kaki saya sakit.” C. PEMAKAIAN TANDA BACA
  • 25. 2. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu. Misalnya: Pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik) 0.20.30 jam (20 menit, 30 detik) 0.0.30 jam (30 detik) 3. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit. Misalnya: Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltevreden: Balai Poestaka.
  • 26. 1. Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian. Misalnya : Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari. 2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukanpemerian. Misalnya : Ketua : Ahmad Wijaya Sekretaris : Nuri Handayani Bendahara: Darmawan
  • 27. 1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya. Misalnya : Kapan ia berangkat? 2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya. Misalnya : Ia dilahirkan pada tahun 1987 (?).
  • 28. Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat. Misalnya :  Alangkah seramnya peristiwa itu!  Bersihkan kamar itu sekarang juga!  Merdeka!
  • 29. 1. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan. Misalnya : Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu. 2. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian utama kalimat. Misalnya : Keterangan itu (lihat tabel 19) menunjukkan arus baru pasar dalam negeri.
  • 30. 1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim. Misalnya : No. 7/PK/1973 Jalan Kramat III/10 2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, atau tiap. Misalnya : Dikirimkan lewat darat/laut Mereka mahasiswa/mahasiswi