Dokumen ini berisi tentang tata tertib siswa SMK Baitul Hamdi. Terdiri dari pengantar yang memuji Allah SWT dan menyampaikan rasa syukur atas selesainya penulisan dokumen ini. Dokumen ini berisi tentang pedoman perilaku siswa di sekolah seperti tata krama, larangan, sanksi pelanggaran dan lainnya.
1. PEMERINTAHAN KABUPATEN PANDEGLANG
DINAS PENDIDIKAN
SMK BAITUL HAMDI
TATA KRAMA DAN TATA TERTIB SISWA
SMK BAITUL HAMDI
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Nomor: 422.1/222/404.3.1.1.001/2012
Kelompok : Hello Kitty
Nama : - Ismatul H.
- Indah Andini
Kelas : X (sepuluh)
Makalah Tentang : Menggunakan
Bahasa Indonesia Yang Baik Dan
Benar
2. KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya, semoga shalawat serta salam tetap terlimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarganya, para sahabat dan seluruh ummat yang
mengikuti jejaknya. Rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT,
karena dengan Rahmat-Nya kami ini dapat menyelesaikan makalah
yang di tugaskan oleh Pak Saeful Anwar S.PDI . karena untuk salah satu
persyaratan untuk mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS)
3. Pendahuluan
Pendahuluan makalah merupakan bagian dari sebuah maakalah yang sangat
penting, karena pada pendahuluan makalah ada 3 point penting yang tercakup
dalam BAB I pada sebuah makalah yaitu :
LATAR BELAKANG
Latar Belakang suatu makalah mencakup sebagian besar inti pokok dari isi
makalah tersebut, atau kata lainnya menggambarkan apa yang menjadi
pembahasan pada makalah tersebut
RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yaitu berupa beberapa pertanyaan yang akan di bahas/jawab
pada pembahasan yaitu pada BABA I. seperti contoh pada contoh makalah
dibawah yaitu berupa pertanyaan.
TUJUAN
Tujuan pada suatu makalah juga terdapat di BAB I PENDAHULUAN. Tujuan ini
sangat berkaitan dengan Rumusan masalah, yaitu menjawab pertanyaan yang ada
pada rumusan masalah.
Tidak perlu berbicara panjang lebar, dibawah ini saya berikan contoh
pendahuluan suatu makalah.
4. Menggunakan Bahasa Indonesia secara baik dan benar
Bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa baku, baik
kaidah untuk bahasa baku tertulis maupun bahasa baku lisan.
Ciri – cirri ragam bahasa baku adalah sebagai berikut :
1.Penggunaan kaidah tata bahasa normatif. Misalnya dengan penerapan pola kalimat
yang baku: acara itu sedang kami ikuti dan bukan acara itu kami sedang ikuti.
2. Penggunaan kata-kata baku. Misalnya cantik sekali dan bukan cantik banget; uang
dan bukan duit; serta tidak mudah dan bukan nggak gampang.
3. Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis. Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa
Indonesia adalah ejaan yang disempurnakan (EYD). Bahasa baku harus mengikuti
aturan ini.
4. Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan. Meskipun hingga saat ini belum ada lafal
baku yang sudah ditetapkan, secara umum dapat dikatakan bahwa lafal baku adalah
lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau bahasa daerah. Misalnya: /atap/
dan bukan /atep/; /habis/ dan bukan /abis/; serta /kalaw/ dan bukan /kalo/.
5. Penggunaan kalimat secara efektif. Di luar pendapat umum yang mengatakan bahwa
bahasa Indonesia itu bertele-tele, bahasa baku sebenarnya mengharuskan komunikasi
efektif: pesan pembicara atau penulis harus diterima oleh pendengar atau pembaca
persis sesuai maksud aslinya.
Sumber: http://ivanlanin.wordpress.com/2010/03/15/bahasa-indonesia-yang-baik-dan-
benar/
Contoh menggunakan Bahasa Indonesia secara Baik dan Benar
Oleh pryger
Contoh Menggunakan Bahasa Indonesia Secara Baik dan Benar
Bagaimana menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar
Untuk memahami bagaimana menggunakan bahasa indomesia dengan baik dan benar, terlebih
dahulu saya akan memberikan sedikit penjelasan. “Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar”
dapat diartikan sebagai pemakaian kata-kata dalam ragam bahasa yang serasi dan selaras dengan
sasaran atau tujuannya dan yang terlebih penting lagi adalah mengikuti kaidah bahasa yang baik
dan benar. Pernyataan “bahasa Indonesia yang baik dan benar” mengacu pada ragam bahasa
yang dimana memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran. Bahasa yang diucapkan biasanya
adalah dalam bentuk bahasa yang baku.
5. Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis
terkait dengan pemakaiannya yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada suatu kondisi tertentu,
yaitu pada situasi formal, penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi pilihan atau prioritas
utama dalam berbahasa. Seperti sudah saya jelaskan tadi, penggunaan bahasa seperti ini sering
menggunakan bahasa baku. Masalah yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara
lain adalah disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode,
alih kode dan bahasa gaul yang tanpa kita sadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal
seperti ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak sesuai dan tidak baik.
Contoh nyata dalam pertanyaan sehari-hari dengan menggunakan bahasa yang baku:
Apakah kamu sedang mengerjakan tugas rumah saat ini?
Apa yang kamu kerjakan tadi di sekolah?
Contoh ketika dalam dialog antara seorang Orangtua dengan anaknya.
o Orangtua : Gerald! Apa yang sedang kamu lakukan?
o Gerald : Saya sedang bermain game. Ada apa, bu?
o Orangtua : Apakah kamu tidak belajar untuk ujian besok?
o Gerald : Ya, akan saya lakukan setelah saya selesai bermain game, bu.
Kata-kata diatas adalah kata yang sesuai untuk digunakan dalam lingkungan sosial
Contoh lain yang saya kutip adalah pada Pembukaan Undang-Undang Dasar antara lain :
Undang-undang dasar 1945 pembukaan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala
bangsa dan oleh sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perkeadilan.
Dari beberapa kalimat didalam undang-undang dasar tersebut menunjukkan bahwa bahasa yang
digunakan adalah bahasa yang sangat baku, dan itu merupakan pemakaian bahasa secara baik
dan benar.
Contoh lain, seperti kegiatan sosialisasi yang dilakukan antara masyarakat. Contohnya,
pemakaian ragam baku akan menimbulkan keheranan, keraguan atau kecurigaan. Ini akan
terlihat sangat aneh bila dalam komunikasi kita dalam bersosialisasi dengan orang lain, kita
menggunakan bahasa baku seperti ini.
(1) Berapakah Bapak mau menjual harga game ini?
(2) Apakah sayur ini masih segar, berapa harganya bu, untuk sayuran ini?
Contoh di atas merupakan contoh bahasa Indonesia yang baku dan benar, tetapi tidak baik dan
tidak efektif karena tidak cocok dengan situasi pemakaian kalimat-kalimat itu. Untuk situasi
seperti di atas, kalimat (3) dan (4) berikut akan lebih tepat.
(3) Jual berapa pak? Game ini?
(4) Masih segar, bu? Berapa harganya?
Contoh perbedaan antara bahasa indonesia yang benar dengan bahasa gaul
6. Bahasa Bahasa Gaul
Indonesia (informal)
Aku, Saya Gue
Kamu Elo
Di masa depan kapan-kapan
Apakah benar? Emangnya bener?
Tidak Gak
Tidak Peduli Emang gue pikirin!
Dari contoh diatas yang didapat adalah perbedaan penggunaan bahasa antara bahasa yang baku
dan non baku, dan dapat terlihat dari pengucapan dan dari tata cara penulisan bahasa tersebut.
Bahasa indonesia yang baik dan benar merupakan bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti,
bentuk bahasa baku yang sah dibuat agar secara luas masyarakat indonesia dapat berkomunikasi
menggunakan bahasa nasional.
Contoh nyata, pada kutipan teks “SumpahPemuda” adalah sebagai berikut :
“Kami, putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”,
demikianlah bunyi dari alenia ketiga sumpah pemuda yang telah dirumuskan oleh para pemuda
yang kemudian menjadi salah satu factor penting pendiri bangsa dan negara Indonesia. Bunyi
alenia ketiga dalam ikrar sumpah pemuda itu jelas bahwa yang menjadi bahasa persatuan bangsa
Indonesia adalah bahasa Indonesia, khusus nya kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia sudah
sepatutnya menjunjung tinggi bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu
berterima kasih lah kita terhadap “BAHASA”, karena bahasa juga merupakan faktor penting
didalam konteks sumpah pemuda, oleh karena bahasa merupakan sesuatu hal yang bersifat
universal, sehingga pemakainya menjadi mudah dan tepat pada saat seperti diatas. Dan
penerimaannya juga baik, karena adanya pemakaian kata-kata yang baik dan benar.
7. Penutup
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis
demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini
berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang
budiman pada umumnya.
.. wasalam ..