Pantaan terhadap sampah dan plastik di Idonesia. Ini adalah pantauan awal pada tahun 2020 tetapi belum terkirimkan melalui sl;ideshare karena ketidak stabilan situasi masa pandemi Covi19 sejak Maret hingga Agustus 2020
Covid19 sampah plastik meningkat, konsumen ber go green bingun
1. Page 1 of 2
Covid19 Sampah Plastik Meningkat, Konsumen yang
ber-go green ‘cem mana, ya?
Seorang kawan berbagi asumsi bahwa semakin meningkat pendapatan
ekonomi masyarakat suatu negara, maka semakin meningkat pula volume
sampahnya. Kalimatnya: Asumsinya setiap pertumbuhan ekonomi akan
diikuti dengan kenaikan volume sampah juga. Dalam pandangan saya
asumsi kawan saya itu benar adanya jikalau mengabaikan arus Go Green
terhadap plastik. Dan, mengabaikan pula situasi terjadinya wabah
Covid19. Artinya asumsi itu mudah terpatahkan dengan dua variabel di
atas.
Saya menduga, meskipun tak ada data, dalam masa pengobatan terhadap
pasien positif Covid29 telah meningkatkan volume sampah plastik (skala
nasional juga global), termasuk juga meningkatnya sampah medis. Karena
pemakaian plastik di rumah sakit pengobatan pasien positif Covid19 sudah
pasti meningkat.
Pada sisi industri plastik sebagaimana diungkap melalui cermin-diri
bahwasanya industri plastik mendapat tekanan dari kalangan penyinta LH
agar produksi plastik konvensional mestilah dikurangi semaksimal
mungkin; bahkan bagi kalangan yang ekstrim menginginkan gerakan hidup
tanpa plastik (lagi). Begitulah sebagian dari penampakan yang kokoh
posturnya pada masa sebelum munculnya wabah Covid19.
2. Page 2 of 2
Nah, dewasa ini pada masa pandemi Covid19 tampaklah industri daur
ulang dan organisasi pemulung di Indonesia pada 2 April lalu, sudah
berteriak meminta keringanan pajak. Industri daur ulang dikatakan telah
terlupakan oleh pemerintah dalam hal pemberian relaksasi pajak.
Tetapi secara global produk industri plastik, khususnya kantung belanja
plastik, tampil dengan dua gejala yang diametral berbeda. Satu gejala
menunjukan bahwa kantung belanja plastik (KBP) sekali pakai dicurigai
sebagai medium pembawa Covid19. Gejala satu lagi, malah kantung
belanja plastik diupayakan agar masuk kembali ke pasar swalayan untuk
menghalau masuknya kantung-kantung pengganti plastik. Karena kantung
belanja plastik (yang masih baru) dalam persepsi konsumen, contohnya di
Amerika Serikat adalah steril karena itu pelarangan pemakaian KBP
ditangguhkan (Kompas, Kamis 9 April 2020). Sementara itu kantung-
kantung itu justru diasumsikan sebagai pembawa Covid19 ke dalam pasar
swalayan, terkecuali jika kantung pengganti plastik itu dibawa konsumen
ke dalam pasar swalayan dalam kondisi bersih, sehabis dicuci dsb;
pokoknya bebas virus, 'dah.
Naah, lalu, konsumen bagaimana? Adakah posisi tawarnya menjadi
semakin kokoh, atau malah sebaliknya manakala pilihan jurusannya
adalah Go Green, ketika semakin meluasnya persepsi di atas bahwa
kantung plastik konvensional tidak dipandang sebagai medium sebaran
Covid19 ke pasar-pasar swalayan.
Oh, ya… Bagaimana, ya, situasinya di Indonesia?
Opini Riza V. Tjahjadi
#WorkfromHome 140420