SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
CopyRigh@EkaBudi_2018
BAB
7
RANGKAIAN KOMBINASIONAL
DATA TRANSMISI
PENDAHULUAN
Transmisi data merupakan proses untuk melakukan pengiriman data dari salah satu
sumber data ke penerima data. Suatu sekelompok (jenis) piranti tertentu yang sama sekali
tidak mempunyai kemampuan untuk menyimpan data biner, tetapi mempunyai kemampuan
menyandi, menguraikan sandi, memilih dan menyalurkan data biner. Piranti digital yang
memiliki kemampuan tersebut ialah encoder, decoder, multiplexer dan demultiplexer.
7.1 Multiplexer
Multiplexer (MUX) atau selector data adalah suatu rangkaian logika yang
menerima beberapa input data, dan untuk suatu saat tertentu hanya mengizinkan/ memilih
satu data input masuk ke output, yang diatur oleh input selektor. Oleh karena itu, MUX
memiliki fungsi sebagai pengontrol digital. MUX memiliki kanal input lebih besar dari 1
(minimal 2 atau kelipatan 2), dan hanya memiliki 1 kanal output. Jumlah selektor dilihat dari
banyaknya kanal input (n).
Gambar 1. Blok Diagram Multiplexer
MATERI :
- Memahami tentang Enkoder dan Dekoder
- Dapat Merancang Rangkaian Enkoder dan Dekoder
- Memahami tentang Multiplexer dan Demultiplexer
- Dapat Merancang Rangkaian Multiplexer dan Demultiplexer
CopyRigh@EkaBudi_2018
Contoh 1: MUX 2 Kanal 1 Bit
 Menunjukan MUX dengan 2 kanal input ( X0 dan X1 ) dan 1 selector (S) dan 1
bit output (Y), seperti gambar berikut :
Gambar 2. Diagram Blok MUX 2 x 1
 Tabel logika MUX 2
 Dari kondisi diatas dapat dirancang rangkaian logika sebagai berikut :
Gambar 3. Rangkaian MUX 2 masukan
CopyRigh@EkaBudi_2018
Contoh 2: Buatlah rangkaian Multiplexer untuk mengtransmisikan 4 jalur data yang diatur
oleh selector.
 Pembahasan :
Jumlah jalur data = 4  4 = 22
=> misal : A, B, C dan D
Jadi Jumlah selector = 2 => misal : S0 dan S1
 S0 dan S1 digunakan untuk memilih (seleksi) input (A, B, C, D) yang akan
dikeluarkan ke Output Y.
PERCOBAAN 1 :
 Berdasarkan Rangkaian diatas, buatlah Rangkaian Simulasi dengan Proteus,
kemudian isi/ lengkapi tabel berikut berdasarkan rangkaian tersebut.
INPUT OUTPUT
S1 S0 A B C D LED Y
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1 1
1 0 0
1 0 1
1 1 0
1 1 1
CopyRigh@EkaBudi_2018
LATIHAN 1 :
 Buatlah rangkaian Multiplexer untuk mengtransmisikan 8 jalur data yang diatur
oleh selector (S2, S1 dan S0), yang di nyatakan dalam bentuk tabel logika berikut.
INPUT OUTPUT
S2 S1 S0 Y7 Y6 Y5 Y4 Y3 Y2 Y1 Y0
0 0 0 Y0
0 0 1 Y1
0 1 0 Y2
0 1 1 Y3
1 0 0 Y4
1 0 1 Y5
1 1 0 Y6
1 1 1 Y7
Gambar 4. Rangkaian Multiplexer 8 x 1
CopyRigh@EkaBudi_2018
7.2 DeMultiplexer
Demultiplekser (De-Mux) atau disebut juga distributor data. De-Mux memiliki satu
kanal input yang didistribusikan ke beberapa kanal output. Selektor input menentukan ke
output mana input data akan didistribusikan. Jumlah selektor dilihat dari banyaknya kanal
output.
Demultiplexer merupakan kebalikan dari Multiplexer, yang mana pada Multiplexer
memilih satu dari (n) masukan data menjadi satu keluaran. Sedangkan pada Demultiplexer
menempatkan nilai satu masukan ke salah satu dari (n) jalur keluaran.
 Jumlah Kanal Output = 2n
=> n = Jumlah Selector
 Jika, n = 2 => maka Jumlah Output = 22
= 4
Diagram Blok Demultiplexer dinyatakan pada gambar berikut :
Gambar 5. Diagram Blok Demultiplexer
 Input X merupakan aktif tinggi (logika 1)
- DEMUX 1 Ke – 2
 Merupakan DEMUX yang memiliki satu jalur input yang dikendalikan oleh satu
buah selektor untuk didistribusikan ke dua jalur output, seperti gambar berikut :
Gambar 6. Blok Diagram DEMUX 1x2
CopyRigh@EkaBudi_2018
 Dari tabel DEMUX 1 Ke – 2, didapat rangkaian sebagai berikut :
Gambar 6. Rangkaian DEMUX 1x2
Contoh : Buatlah rangkaian DEMUX 2x4 untuk mendistribusikan/ menempatkan tegangan tinggi
(logika 1) suatu input ke salah satu jalur Keluaran (output) yang diatur oleh selector.
 Pembahasan :
Jumlah output = 4, dan Jumlah Selector = 2
 Didapat tabel seperti berikut :
SELECTOR OUTPUT
S1 S2 Y3 Y2 Y1 Y0
0 0 L L L H
0 1 L L H L
1 0 L H L L
1 1 H L L L
 Berdasarkan dari tabel didapatlah rangkaian DEMUX 2x4 sbb :
Gambar 7. Rangkaian DEMUX 2 Ke-4
CopyRigh@EkaBudi_2018
LATIHAN 2 :
 Buatlah rangkaian DEMUX 3x8 untuk mendistribusikan/ menempatkan tegangan
tinggi (logika 1) suatu input ke salah satu jalur Keluaran (output) yang diatur oleh
selector, Mulailah dengan bentuk tabel kebenaran.
 Tabel. DEMUX 3x8
Gambar 8 . Rangkaian DEMUX 3x8
CopyRigh@EkaBudi_2018
7. 3 Enkoder
Enkoder adalah suatu piranti yang dapat mengubah suatu sistem (bilangan
decimal,contohnya) yang terdapat pada bagian masukan, menjadi sistem bilangan biner yang
terdapat pada bagian keluarannya. Proses pengubahannya disebut encoding. Bagian
masukan dari encoder hanya terdapat satu jalur (tunggal) yang aktif, sedangkan pada bagian
keluarannya, yang aktif dapat lebih dari satu, tetapi bagian keluaran ini harus berupa
sistem bilangan biner.
Encoder mempunyai input sebanyak 2n
bit dengan output n bit. Saat salah satu
input encoder ini berlogika 1 (active HIGH), output encoder mengeluarkan nilai bilangan
biner sesuai dengan nomor urutan input-nya. Dengan kata lain untuk keluarannya
merepresentasikan bilangan biner yang meidentifikan masukan – masukan mana yang
mempunyai nilai 1.
Jumlah Input = 2n
=> n > 1
 Jika n = 2 => maka input = 22
= 4 (biasanya dinyatakan dengan jalur
input dalam bilangan desimal = 0,1, 2 dan 3)
 N = output
Gambar 9. Diagram Blok Enkoder
Contoh : Bagaimana bentuk rancangan rangkaian Enkoder, jika outputnya = 2 dan nyatakan juga
dalam bentuk tabel logika.
 Solusi :
Input = 22
= 4 jalur
 Didapat Tabel seperti berikut :
Input Output (biner)
X3 X2 X1 X0 Y1 Y0
0 0 0 1 0 0
0 0 1 0 0 1
0 1 0 0 1 0
1 0 0 0 1 1
 Pada masing – masing output, identifikasi
masukan – masukan yang bernilai 1.
 Y0 = x1 + x3
 Y1 = x2 + x3
 Kondisi tersebut dapat dinyatakan dengan
dua gerbang OR 2 masukan
CopyRigh@EkaBudi_2018
 Berdasarkan kondisi diatas, dapat dibuat rangkaiannya sbb :
Gambar 10. Rangkaian Enkoder 4x2
Contoh : Jika suatu rangkaian Enkoder memiliki 8 jalur input, Bagaimana bentuk rancangan
rangkaian Enkoder tersebut.
 Pembahasan :
Input = 8  8 = 23
, jadi Output = 3
Input
(Desimal)
Output (biner)
Y2 Y1 Y0
0 0 0 0
1 0 0 1
2 0 1 0
3 0 1 1
4 1 0 0
5 1 0 1
6 1 1 0
7 1 1 1
 Maka didapatlah rangkaian seperti berikut :
 Y0 = 1+3+5+7
 Y1 = 2+3+6+7
 Y2 = 4+5+6+7
 Kondisi tersebut dapat dinyatakan dengan
3 buah gerbang OR 4 masukan
CopyRigh@EkaBudi_2018
Piranti encoder yang paling banyak digunakan adalah encoder decimal ke biner (BCD)
atau binary coded decimal, yang mana mengkonversi bilangan desimal ke 4 bit biner.
Desimal 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Biner 1001 1001 0111 0110 0101 0100 0011 0010 0001 0000
LATIHAN 3 : Buatlah rangkaiann Enkoder BCD tersebut berdasarkan input desimalnya untuk
mendapatkan output binernya. (Mulailah dengan membuat tabelnya)
 Tabel . Enkoder BCD
Gambar . Rangkaian Enkoder BCD
CopyRigh@EkaBudi_2018
7. 4 Dekoder
Karakteristik pengkode ini adalah output lebih banyak dari input. Jika dilihat dari
gerbang pembentuknya, ada dua jenis decoder yakni; active HIGH dan active LOW.
Disebut active HIGH karena hanya aktif jika diberi masukan logika 1, dengan kata lain
decoder ini dibentuk dari gerbang AND. Sedangkan active LOW hanya aktif jika diberi
masukan logika 0, dengan kata lain decoder ini dibentuk dari gerbang NAND.
Pada dasarnya, input decoder sebanyak n bit maka outputnya sebanyak 2n
bit. Misalnya,
input sebuah decoder sebanyak 2 bit, maka outputnya 22
bit = 4 bit. Kalau input 3 bit, output
23
bit = 8 bit. Dalam perkembangannya, selain dekoder n bit ke 2n
bit ada beberapa
decoder yang lain, seperti BCD ke 7 segmen dan BCD ke 10 line.
Pada bagian masukan dari decoder terdapat lebih dari satu jalur yang aktif. Sedangkan
pada bagian keluarannya yang aktif hanya satu saja. Tetapi bagian masukan harus berupa sistem
bilangan biner menjadi bentuk bilangan lain (desimal).
a) Dekoder n bit ke 2n
bit
Decoder ini mempunyai input sebanyak n bit dengan output 2n
bit. Decoder ini
hanya mempunyai satu output yang berlogika 1 (active HIGH) sesuai dengan
nomor inputnya.
Contoh :
Sebuah Dekoder dengan 2 input A0 dan A1, maka output 22
= 4 anggap B0, B1, B2
dan B3, didapat tabel seperti berikut :
Input Output
A1 A0 B3 B2 B1 B0
0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 1 0
1 0 0 1 0 0
1 1 1 0 0 0
 Dari kondisi tersebut didapatlah rangkaian seperti berikut
CopyRigh@EkaBudi_2018
LATIHAN 4 :
 Buatlah rangkaian dekoder untuk mengkonversi bilangan biner ke octal, mulailah
dengan membuat tabel kebenaran.
 Tabel Dekoder Biner ke Octal
Gambar . Rangkaian Dekoder Biner ke Octal
CopyRigh@EkaBudi_2018
LATIHAN 5 :
 Buatlah rangkaian dekoder untuk mengkonversi bilangan biner ke desimal,
mulailah dengan membuat tabel kebenaran.
 Tabel Dekoder Biner ke Desimal
Gambar . Rangkaian Dekoder Biner ke Desimal
CopyRigh@EkaBudi_2018
Daftar Referensi :
Albert Paul Malvino. Edisi Kedua.1994. ”Elektronika Komputer Digital Pengantar
Mikrokontroler.” Penerbit Erlangga
Fakultas Teknik Industri. Teknik Elektro. 2016. “ MODUL PRATIKUM ELEKTRONIKA
DIGITAL.” Universitas Islam Sultan Agung. Semarang
TEAM LABORTARIUM. 2007 “ MODUL PRATIKUM TEKNIK DIGITAL.” Jurusan
Teknik Komputer – POLITEKNIK TMKM
Eko Didik Widianto (di-dik@live.undip.ac.id).2017. “Rangkaian Kombinasional (Bagian 1).“
Departemen Teknik Sistem Komputer, Universitas Diponegoro
Ridodio Andreuw Meda. SKRIPSI. 2015. “ PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
RANGKAIAN KOMBINASIONAL BERBASIS FLASH UNTUK MATA KULIAH
TEKNIK DIGITAL.” JURUSAN TEKNIK ELEKTRO. FAKULTAS TEKNIK.
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.
MUHAMMAD FIRDA HUSAIN. SKRIPSI.2014. “PENGEMBANGAN MODUL DASAR-
DASAR TEKNIK DIGITAL PADA MATA PELAJARAN DASAR-DASAR
TEKNIK DIGITAL (DDTD) KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK
NEGERI 3 YOGYAKARTA.” FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI
YOGYAKARTA.

More Related Content

What's hot

Gerbang Logika Dasar
Gerbang Logika DasarGerbang Logika Dasar
Gerbang Logika DasarArif Hakim
 
Multiplekser - Demultiplekser - Pertemuan 7
Multiplekser - Demultiplekser - Pertemuan 7Multiplekser - Demultiplekser - Pertemuan 7
Multiplekser - Demultiplekser - Pertemuan 7ahmad haidaroh
 
Bab 9-teori-dan-pratikum-multiplexer-dan-demultiplexer
Bab 9-teori-dan-pratikum-multiplexer-dan-demultiplexerBab 9-teori-dan-pratikum-multiplexer-dan-demultiplexer
Bab 9-teori-dan-pratikum-multiplexer-dan-demultiplexerAsistenpelatih
 
Sistem digital bagian 2
Sistem digital bagian 2Sistem digital bagian 2
Sistem digital bagian 2personal
 
Pengetahuan Dasar penggunaan Timer dan Counter Microcontroller AVR
Pengetahuan Dasar penggunaan Timer dan Counter Microcontroller AVR Pengetahuan Dasar penggunaan Timer dan Counter Microcontroller AVR
Pengetahuan Dasar penggunaan Timer dan Counter Microcontroller AVR KEN KEN
 
Modul teknik digital dan logika
Modul teknik digital dan logikaModul teknik digital dan logika
Modul teknik digital dan logikaBambang Apriyanto
 
Jenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsiJenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsilaurensius08
 
Penyederhanaan Fungsi Boolean
Penyederhanaan Fungsi BooleanPenyederhanaan Fungsi Boolean
Penyederhanaan Fungsi BooleanFahrul Razi
 
Gerbang logika
Gerbang logikaGerbang logika
Gerbang logikaIPA 2014
 
Transformasi z
Transformasi zTransformasi z
Transformasi zIbnu Hakim
 
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logika
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logikaPertemuan 6 & 7 ars. gerbang logika
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logikaBuhori Muslim
 
Makalah Sistem Digital
Makalah Sistem DigitalMakalah Sistem Digital
Makalah Sistem DigitalMimikri Dony
 
Bab 5 counter
Bab 5 counterBab 5 counter
Bab 5 counterpersonal
 
Gerbang Universal NAND dan NOR
Gerbang Universal NAND dan NORGerbang Universal NAND dan NOR
Gerbang Universal NAND dan NORAnarstn
 
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"Riyo D'lasphaga
 
Laporan 1 (adder circuit)
Laporan 1 (adder circuit)Laporan 1 (adder circuit)
Laporan 1 (adder circuit)Nasrudin Waulat
 

What's hot (20)

Gerbang Logika Dasar
Gerbang Logika DasarGerbang Logika Dasar
Gerbang Logika Dasar
 
Multiplekser - Demultiplekser - Pertemuan 7
Multiplekser - Demultiplekser - Pertemuan 7Multiplekser - Demultiplekser - Pertemuan 7
Multiplekser - Demultiplekser - Pertemuan 7
 
Bab 9-teori-dan-pratikum-multiplexer-dan-demultiplexer
Bab 9-teori-dan-pratikum-multiplexer-dan-demultiplexerBab 9-teori-dan-pratikum-multiplexer-dan-demultiplexer
Bab 9-teori-dan-pratikum-multiplexer-dan-demultiplexer
 
Rangkaian Adder
Rangkaian AdderRangkaian Adder
Rangkaian Adder
 
Sistem digital bagian 2
Sistem digital bagian 2Sistem digital bagian 2
Sistem digital bagian 2
 
Pengetahuan Dasar penggunaan Timer dan Counter Microcontroller AVR
Pengetahuan Dasar penggunaan Timer dan Counter Microcontroller AVR Pengetahuan Dasar penggunaan Timer dan Counter Microcontroller AVR
Pengetahuan Dasar penggunaan Timer dan Counter Microcontroller AVR
 
Modul teknik digital dan logika
Modul teknik digital dan logikaModul teknik digital dan logika
Modul teknik digital dan logika
 
Jenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsiJenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsi
 
Penyederhanaan Fungsi Boolean
Penyederhanaan Fungsi BooleanPenyederhanaan Fungsi Boolean
Penyederhanaan Fungsi Boolean
 
Gerbang logika
Gerbang logikaGerbang logika
Gerbang logika
 
Transformasi z
Transformasi zTransformasi z
Transformasi z
 
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logika
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logikaPertemuan 6 & 7 ars. gerbang logika
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logika
 
Makalah Sistem Digital
Makalah Sistem DigitalMakalah Sistem Digital
Makalah Sistem Digital
 
Bab 5 counter
Bab 5 counterBab 5 counter
Bab 5 counter
 
Gerbang Universal NAND dan NOR
Gerbang Universal NAND dan NORGerbang Universal NAND dan NOR
Gerbang Universal NAND dan NOR
 
Modul Pemrograman Bahasa Assembly
Modul Pemrograman Bahasa AssemblyModul Pemrograman Bahasa Assembly
Modul Pemrograman Bahasa Assembly
 
routh hurwitz
routh hurwitzrouth hurwitz
routh hurwitz
 
Gerbang Logika
Gerbang LogikaGerbang Logika
Gerbang Logika
 
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"
 
Laporan 1 (adder circuit)
Laporan 1 (adder circuit)Laporan 1 (adder circuit)
Laporan 1 (adder circuit)
 

Similar to RANGKAIAN DIGITAL

Modul elekronika-digital
Modul elekronika-digitalModul elekronika-digital
Modul elekronika-digitalDian Anggraini
 
8. Multiplexer dan Demultiplexer SIS.pdf
8. Multiplexer dan Demultiplexer SIS.pdf8. Multiplexer dan Demultiplexer SIS.pdf
8. Multiplexer dan Demultiplexer SIS.pdfkhansaputriantari87
 
Modul elekronika-digital
Modul elekronika-digitalModul elekronika-digital
Modul elekronika-digitalQiyad N
 
0c876d648d9681afed510b15fb10b637.pptx
0c876d648d9681afed510b15fb10b637.pptx0c876d648d9681afed510b15fb10b637.pptx
0c876d648d9681afed510b15fb10b637.pptxAndreasNovrianto
 
Draft decoder kelompok 1
Draft decoder kelompok 1Draft decoder kelompok 1
Draft decoder kelompok 1Asistenpelatih
 
Praktikum 4 decorder
Praktikum 4 decorderPraktikum 4 decorder
Praktikum 4 decorderAnarstn
 
Ripte (ranguman ilmu pengetahuan teknik elektro)
Ripte (ranguman ilmu pengetahuan teknik elektro)Ripte (ranguman ilmu pengetahuan teknik elektro)
Ripte (ranguman ilmu pengetahuan teknik elektro)Rizky Putra
 
Teori pendukung [introduction to algoritm]
Teori pendukung [introduction to algoritm]Teori pendukung [introduction to algoritm]
Teori pendukung [introduction to algoritm]Fazar Ikhwan Guntara
 
Modul Lab Dasar Teknik Digital Departemen Teknik Elektro Universitas Sumatera...
Modul Lab Dasar Teknik Digital Departemen Teknik Elektro Universitas Sumatera...Modul Lab Dasar Teknik Digital Departemen Teknik Elektro Universitas Sumatera...
Modul Lab Dasar Teknik Digital Departemen Teknik Elektro Universitas Sumatera...Muhammad Fadlan Ariska
 
Perancangan sistem digital
Perancangan sistem digitalPerancangan sistem digital
Perancangan sistem digitaltry susanto
 
Gerbang logika kombinasi
Gerbang logika kombinasiGerbang logika kombinasi
Gerbang logika kombinasiMoh Ali Fauzi
 
Digital integrated circuit; AND, OR Gates
Digital integrated circuit; AND, OR GatesDigital integrated circuit; AND, OR Gates
Digital integrated circuit; AND, OR GatesAnita Eka Putri
 
Tugas sistem digital 7 segmen
Tugas sistem digital 7 segmenTugas sistem digital 7 segmen
Tugas sistem digital 7 segmenHadri Fanzs
 
Teknik komputer jaringan(algoritma)
Teknik komputer jaringan(algoritma)Teknik komputer jaringan(algoritma)
Teknik komputer jaringan(algoritma)skynet348
 
Teknik komputer jaringan(algoritma)
Teknik komputer jaringan(algoritma)Teknik komputer jaringan(algoritma)
Teknik komputer jaringan(algoritma)Eddy_TKJ
 

Similar to RANGKAIAN DIGITAL (20)

Modul elekronika-digital
Modul elekronika-digitalModul elekronika-digital
Modul elekronika-digital
 
8. Multiplexer dan Demultiplexer SIS.pdf
8. Multiplexer dan Demultiplexer SIS.pdf8. Multiplexer dan Demultiplexer SIS.pdf
8. Multiplexer dan Demultiplexer SIS.pdf
 
Modul elekronika-digital
Modul elekronika-digitalModul elekronika-digital
Modul elekronika-digital
 
0c876d648d9681afed510b15fb10b637.pptx
0c876d648d9681afed510b15fb10b637.pptx0c876d648d9681afed510b15fb10b637.pptx
0c876d648d9681afed510b15fb10b637.pptx
 
Draft decoder kelompok 1
Draft decoder kelompok 1Draft decoder kelompok 1
Draft decoder kelompok 1
 
Kisi kisi
Kisi kisiKisi kisi
Kisi kisi
 
Praktikum 4 decorder
Praktikum 4 decorderPraktikum 4 decorder
Praktikum 4 decorder
 
Ayu purwati
Ayu purwatiAyu purwati
Ayu purwati
 
Ripte (ranguman ilmu pengetahuan teknik elektro)
Ripte (ranguman ilmu pengetahuan teknik elektro)Ripte (ranguman ilmu pengetahuan teknik elektro)
Ripte (ranguman ilmu pengetahuan teknik elektro)
 
Teori pendukung [introduction to algoritm]
Teori pendukung [introduction to algoritm]Teori pendukung [introduction to algoritm]
Teori pendukung [introduction to algoritm]
 
Modul Lab Dasar Teknik Digital Departemen Teknik Elektro Universitas Sumatera...
Modul Lab Dasar Teknik Digital Departemen Teknik Elektro Universitas Sumatera...Modul Lab Dasar Teknik Digital Departemen Teknik Elektro Universitas Sumatera...
Modul Lab Dasar Teknik Digital Departemen Teknik Elektro Universitas Sumatera...
 
Perancangan sistem digital
Perancangan sistem digitalPerancangan sistem digital
Perancangan sistem digital
 
Gerbang logika kombinasi
Gerbang logika kombinasiGerbang logika kombinasi
Gerbang logika kombinasi
 
Laporan eldig
Laporan eldigLaporan eldig
Laporan eldig
 
Digital integrated circuit; AND, OR Gates
Digital integrated circuit; AND, OR GatesDigital integrated circuit; AND, OR Gates
Digital integrated circuit; AND, OR Gates
 
Laporan pendahuluan
Laporan pendahuluan Laporan pendahuluan
Laporan pendahuluan
 
Tugas sistem digital 7 segmen
Tugas sistem digital 7 segmenTugas sistem digital 7 segmen
Tugas sistem digital 7 segmen
 
Teknik komputer jaringan(algoritma)
Teknik komputer jaringan(algoritma)Teknik komputer jaringan(algoritma)
Teknik komputer jaringan(algoritma)
 
Teknik komputer jaringan(algoritma)
Teknik komputer jaringan(algoritma)Teknik komputer jaringan(algoritma)
Teknik komputer jaringan(algoritma)
 
Decoder kelompok 1
Decoder kelompok 1Decoder kelompok 1
Decoder kelompok 1
 

More from personal

Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)
Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)
Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)personal
 
Ketentuan quis dan informasi materi
Ketentuan quis dan informasi materiKetentuan quis dan informasi materi
Ketentuan quis dan informasi materipersonal
 
Modul simulasi pemograman mikrokontroler
Modul simulasi pemograman mikrokontrolerModul simulasi pemograman mikrokontroler
Modul simulasi pemograman mikrokontrolerpersonal
 
Adc dan dac lanjutan
Adc dan dac lanjutanAdc dan dac lanjutan
Adc dan dac lanjutanpersonal
 
Pertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaugh
Pertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaughPertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaugh
Pertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaughpersonal
 
Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1personal
 

More from personal (6)

Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)
Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)
Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)
 
Ketentuan quis dan informasi materi
Ketentuan quis dan informasi materiKetentuan quis dan informasi materi
Ketentuan quis dan informasi materi
 
Modul simulasi pemograman mikrokontroler
Modul simulasi pemograman mikrokontrolerModul simulasi pemograman mikrokontroler
Modul simulasi pemograman mikrokontroler
 
Adc dan dac lanjutan
Adc dan dac lanjutanAdc dan dac lanjutan
Adc dan dac lanjutan
 
Pertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaugh
Pertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaughPertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaugh
Pertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaugh
 
Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1
 

Recently uploaded

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 

RANGKAIAN DIGITAL

  • 1. CopyRigh@EkaBudi_2018 BAB 7 RANGKAIAN KOMBINASIONAL DATA TRANSMISI PENDAHULUAN Transmisi data merupakan proses untuk melakukan pengiriman data dari salah satu sumber data ke penerima data. Suatu sekelompok (jenis) piranti tertentu yang sama sekali tidak mempunyai kemampuan untuk menyimpan data biner, tetapi mempunyai kemampuan menyandi, menguraikan sandi, memilih dan menyalurkan data biner. Piranti digital yang memiliki kemampuan tersebut ialah encoder, decoder, multiplexer dan demultiplexer. 7.1 Multiplexer Multiplexer (MUX) atau selector data adalah suatu rangkaian logika yang menerima beberapa input data, dan untuk suatu saat tertentu hanya mengizinkan/ memilih satu data input masuk ke output, yang diatur oleh input selektor. Oleh karena itu, MUX memiliki fungsi sebagai pengontrol digital. MUX memiliki kanal input lebih besar dari 1 (minimal 2 atau kelipatan 2), dan hanya memiliki 1 kanal output. Jumlah selektor dilihat dari banyaknya kanal input (n). Gambar 1. Blok Diagram Multiplexer MATERI : - Memahami tentang Enkoder dan Dekoder - Dapat Merancang Rangkaian Enkoder dan Dekoder - Memahami tentang Multiplexer dan Demultiplexer - Dapat Merancang Rangkaian Multiplexer dan Demultiplexer
  • 2. CopyRigh@EkaBudi_2018 Contoh 1: MUX 2 Kanal 1 Bit  Menunjukan MUX dengan 2 kanal input ( X0 dan X1 ) dan 1 selector (S) dan 1 bit output (Y), seperti gambar berikut : Gambar 2. Diagram Blok MUX 2 x 1  Tabel logika MUX 2  Dari kondisi diatas dapat dirancang rangkaian logika sebagai berikut : Gambar 3. Rangkaian MUX 2 masukan
  • 3. CopyRigh@EkaBudi_2018 Contoh 2: Buatlah rangkaian Multiplexer untuk mengtransmisikan 4 jalur data yang diatur oleh selector.  Pembahasan : Jumlah jalur data = 4  4 = 22 => misal : A, B, C dan D Jadi Jumlah selector = 2 => misal : S0 dan S1  S0 dan S1 digunakan untuk memilih (seleksi) input (A, B, C, D) yang akan dikeluarkan ke Output Y. PERCOBAAN 1 :  Berdasarkan Rangkaian diatas, buatlah Rangkaian Simulasi dengan Proteus, kemudian isi/ lengkapi tabel berikut berdasarkan rangkaian tersebut. INPUT OUTPUT S1 S0 A B C D LED Y 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1
  • 4. CopyRigh@EkaBudi_2018 LATIHAN 1 :  Buatlah rangkaian Multiplexer untuk mengtransmisikan 8 jalur data yang diatur oleh selector (S2, S1 dan S0), yang di nyatakan dalam bentuk tabel logika berikut. INPUT OUTPUT S2 S1 S0 Y7 Y6 Y5 Y4 Y3 Y2 Y1 Y0 0 0 0 Y0 0 0 1 Y1 0 1 0 Y2 0 1 1 Y3 1 0 0 Y4 1 0 1 Y5 1 1 0 Y6 1 1 1 Y7 Gambar 4. Rangkaian Multiplexer 8 x 1
  • 5. CopyRigh@EkaBudi_2018 7.2 DeMultiplexer Demultiplekser (De-Mux) atau disebut juga distributor data. De-Mux memiliki satu kanal input yang didistribusikan ke beberapa kanal output. Selektor input menentukan ke output mana input data akan didistribusikan. Jumlah selektor dilihat dari banyaknya kanal output. Demultiplexer merupakan kebalikan dari Multiplexer, yang mana pada Multiplexer memilih satu dari (n) masukan data menjadi satu keluaran. Sedangkan pada Demultiplexer menempatkan nilai satu masukan ke salah satu dari (n) jalur keluaran.  Jumlah Kanal Output = 2n => n = Jumlah Selector  Jika, n = 2 => maka Jumlah Output = 22 = 4 Diagram Blok Demultiplexer dinyatakan pada gambar berikut : Gambar 5. Diagram Blok Demultiplexer  Input X merupakan aktif tinggi (logika 1) - DEMUX 1 Ke – 2  Merupakan DEMUX yang memiliki satu jalur input yang dikendalikan oleh satu buah selektor untuk didistribusikan ke dua jalur output, seperti gambar berikut : Gambar 6. Blok Diagram DEMUX 1x2
  • 6. CopyRigh@EkaBudi_2018  Dari tabel DEMUX 1 Ke – 2, didapat rangkaian sebagai berikut : Gambar 6. Rangkaian DEMUX 1x2 Contoh : Buatlah rangkaian DEMUX 2x4 untuk mendistribusikan/ menempatkan tegangan tinggi (logika 1) suatu input ke salah satu jalur Keluaran (output) yang diatur oleh selector.  Pembahasan : Jumlah output = 4, dan Jumlah Selector = 2  Didapat tabel seperti berikut : SELECTOR OUTPUT S1 S2 Y3 Y2 Y1 Y0 0 0 L L L H 0 1 L L H L 1 0 L H L L 1 1 H L L L  Berdasarkan dari tabel didapatlah rangkaian DEMUX 2x4 sbb : Gambar 7. Rangkaian DEMUX 2 Ke-4
  • 7. CopyRigh@EkaBudi_2018 LATIHAN 2 :  Buatlah rangkaian DEMUX 3x8 untuk mendistribusikan/ menempatkan tegangan tinggi (logika 1) suatu input ke salah satu jalur Keluaran (output) yang diatur oleh selector, Mulailah dengan bentuk tabel kebenaran.  Tabel. DEMUX 3x8 Gambar 8 . Rangkaian DEMUX 3x8
  • 8. CopyRigh@EkaBudi_2018 7. 3 Enkoder Enkoder adalah suatu piranti yang dapat mengubah suatu sistem (bilangan decimal,contohnya) yang terdapat pada bagian masukan, menjadi sistem bilangan biner yang terdapat pada bagian keluarannya. Proses pengubahannya disebut encoding. Bagian masukan dari encoder hanya terdapat satu jalur (tunggal) yang aktif, sedangkan pada bagian keluarannya, yang aktif dapat lebih dari satu, tetapi bagian keluaran ini harus berupa sistem bilangan biner. Encoder mempunyai input sebanyak 2n bit dengan output n bit. Saat salah satu input encoder ini berlogika 1 (active HIGH), output encoder mengeluarkan nilai bilangan biner sesuai dengan nomor urutan input-nya. Dengan kata lain untuk keluarannya merepresentasikan bilangan biner yang meidentifikan masukan – masukan mana yang mempunyai nilai 1. Jumlah Input = 2n => n > 1  Jika n = 2 => maka input = 22 = 4 (biasanya dinyatakan dengan jalur input dalam bilangan desimal = 0,1, 2 dan 3)  N = output Gambar 9. Diagram Blok Enkoder Contoh : Bagaimana bentuk rancangan rangkaian Enkoder, jika outputnya = 2 dan nyatakan juga dalam bentuk tabel logika.  Solusi : Input = 22 = 4 jalur  Didapat Tabel seperti berikut : Input Output (biner) X3 X2 X1 X0 Y1 Y0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1  Pada masing – masing output, identifikasi masukan – masukan yang bernilai 1.  Y0 = x1 + x3  Y1 = x2 + x3  Kondisi tersebut dapat dinyatakan dengan dua gerbang OR 2 masukan
  • 9. CopyRigh@EkaBudi_2018  Berdasarkan kondisi diatas, dapat dibuat rangkaiannya sbb : Gambar 10. Rangkaian Enkoder 4x2 Contoh : Jika suatu rangkaian Enkoder memiliki 8 jalur input, Bagaimana bentuk rancangan rangkaian Enkoder tersebut.  Pembahasan : Input = 8  8 = 23 , jadi Output = 3 Input (Desimal) Output (biner) Y2 Y1 Y0 0 0 0 0 1 0 0 1 2 0 1 0 3 0 1 1 4 1 0 0 5 1 0 1 6 1 1 0 7 1 1 1  Maka didapatlah rangkaian seperti berikut :  Y0 = 1+3+5+7  Y1 = 2+3+6+7  Y2 = 4+5+6+7  Kondisi tersebut dapat dinyatakan dengan 3 buah gerbang OR 4 masukan
  • 10. CopyRigh@EkaBudi_2018 Piranti encoder yang paling banyak digunakan adalah encoder decimal ke biner (BCD) atau binary coded decimal, yang mana mengkonversi bilangan desimal ke 4 bit biner. Desimal 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Biner 1001 1001 0111 0110 0101 0100 0011 0010 0001 0000 LATIHAN 3 : Buatlah rangkaiann Enkoder BCD tersebut berdasarkan input desimalnya untuk mendapatkan output binernya. (Mulailah dengan membuat tabelnya)  Tabel . Enkoder BCD Gambar . Rangkaian Enkoder BCD
  • 11. CopyRigh@EkaBudi_2018 7. 4 Dekoder Karakteristik pengkode ini adalah output lebih banyak dari input. Jika dilihat dari gerbang pembentuknya, ada dua jenis decoder yakni; active HIGH dan active LOW. Disebut active HIGH karena hanya aktif jika diberi masukan logika 1, dengan kata lain decoder ini dibentuk dari gerbang AND. Sedangkan active LOW hanya aktif jika diberi masukan logika 0, dengan kata lain decoder ini dibentuk dari gerbang NAND. Pada dasarnya, input decoder sebanyak n bit maka outputnya sebanyak 2n bit. Misalnya, input sebuah decoder sebanyak 2 bit, maka outputnya 22 bit = 4 bit. Kalau input 3 bit, output 23 bit = 8 bit. Dalam perkembangannya, selain dekoder n bit ke 2n bit ada beberapa decoder yang lain, seperti BCD ke 7 segmen dan BCD ke 10 line. Pada bagian masukan dari decoder terdapat lebih dari satu jalur yang aktif. Sedangkan pada bagian keluarannya yang aktif hanya satu saja. Tetapi bagian masukan harus berupa sistem bilangan biner menjadi bentuk bilangan lain (desimal). a) Dekoder n bit ke 2n bit Decoder ini mempunyai input sebanyak n bit dengan output 2n bit. Decoder ini hanya mempunyai satu output yang berlogika 1 (active HIGH) sesuai dengan nomor inputnya. Contoh : Sebuah Dekoder dengan 2 input A0 dan A1, maka output 22 = 4 anggap B0, B1, B2 dan B3, didapat tabel seperti berikut : Input Output A1 A0 B3 B2 B1 B0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0  Dari kondisi tersebut didapatlah rangkaian seperti berikut
  • 12. CopyRigh@EkaBudi_2018 LATIHAN 4 :  Buatlah rangkaian dekoder untuk mengkonversi bilangan biner ke octal, mulailah dengan membuat tabel kebenaran.  Tabel Dekoder Biner ke Octal Gambar . Rangkaian Dekoder Biner ke Octal
  • 13. CopyRigh@EkaBudi_2018 LATIHAN 5 :  Buatlah rangkaian dekoder untuk mengkonversi bilangan biner ke desimal, mulailah dengan membuat tabel kebenaran.  Tabel Dekoder Biner ke Desimal Gambar . Rangkaian Dekoder Biner ke Desimal
  • 14. CopyRigh@EkaBudi_2018 Daftar Referensi : Albert Paul Malvino. Edisi Kedua.1994. ”Elektronika Komputer Digital Pengantar Mikrokontroler.” Penerbit Erlangga Fakultas Teknik Industri. Teknik Elektro. 2016. “ MODUL PRATIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL.” Universitas Islam Sultan Agung. Semarang TEAM LABORTARIUM. 2007 “ MODUL PRATIKUM TEKNIK DIGITAL.” Jurusan Teknik Komputer – POLITEKNIK TMKM Eko Didik Widianto (di-dik@live.undip.ac.id).2017. “Rangkaian Kombinasional (Bagian 1).“ Departemen Teknik Sistem Komputer, Universitas Diponegoro Ridodio Andreuw Meda. SKRIPSI. 2015. “ PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL BERBASIS FLASH UNTUK MATA KULIAH TEKNIK DIGITAL.” JURUSAN TEKNIK ELEKTRO. FAKULTAS TEKNIK. UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG. MUHAMMAD FIRDA HUSAIN. SKRIPSI.2014. “PENGEMBANGAN MODUL DASAR- DASAR TEKNIK DIGITAL PADA MATA PELAJARAN DASAR-DASAR TEKNIK DIGITAL (DDTD) KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA.” FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.