SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Download to read offline
CopyRight@EkaBudi_2018
PERTEMUAN 11, 12
BAB
8
RANGKAIAN KOMBINASIONAL
KODE KONVERTER
PENDAHULUAN
Informasi yang diolah dalam sistem digital dapat dikodekan secara berbeda dari satu
sistem ke sistem lain. Bila dua sistem digital yang menganut sistem pengkodean yang
berbeda hendak kita gabung, maka kita membutuhkan pengubahan kode dari kode satu
mesin kekode mesin yang lain. Hanya dengan pengubah kode ini kedua mesin menjadi
"compatible" (dapat disambung/hubungkan satu sama lain). Jelaslah kalau masukan rangkaian
pengubah kode itu merupakan kode-kode biner dalam satu sistem kode, misalnya A, yang
dipakai mesin x, maka keluarannya haruslah kode biner dalam sistem kode yang lain,
misalnya B, yang dikenal oleh mesin y.
8. 1 Sistem Kode
Semua sistem digital menggunakan beberapa bentuk bilangan biner untuk operasi
internalnya, tetapi untuk menyajikan hasilnya ke luar digunakan bilangan desimal. Ini berarti
bahwa konversi-konversi antara sistem biner dan desimal sering dilakukan. Diantara kode – kode
dalam sistem digital adalah :
- Kode BCD
- Kode Excess-3
- Kode Gray
- Dll
MATERI :
- Memahami Kode – kode dalam Sistem Digital
- Memahami tentang Rangkaian Driver dan Rangkaian Konverter
- Dapat Merancang Rangkaian Pengubah Kode
CopyRight@EkaBudi_2018
a) Biner Code Desimal (BCD) 8421
 Desimal yang disandikan biner. Karena digit desimal paling besar 9 maka diperlukan
4 bit biner untuk menyandikan setiap digitnya (untuk 9 sama dengan 1001). Kode ini
digunakan untuk meng-outputkan hasil digital keperalatan yang men-displaykan
bilangan numerik(0-9), seperti: jam digital, voltmeter digital
Desimal 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Biner 1001 1000 0111 0110 0101 0100 0011 0010 0001 0000
b) Kode EXCESS-3 (XS-3)
 Terdiri dari 4 bit kelompok melambangkan sebuah digit desimal. Sandi ini dibentuk
dengan menambahkan 3 untuk setiap digital BCD nya
Desimal BCD Excess-3
0 0000 0011
1 0001 0100
2 0010 0101
3 0011 0110
4 0100 0111
5 0101 1000
6 0110 1001
7 0111 1010
8 1000 1011
9 1001 1100
c) Kode EXCESS-6 (XS-6)
 Terdiri dari 4 bit kelompok melambangkan sebuah digit desimal. Sandi ini dibentuk
dengan menambahkan 6 untuk setiap digital BCD nya
Desimal BCD Excess-3
0 0000 0110
1 0001 0111
2 0010 1000
3 0011 1001
4 0100 1010
5 0101 1011
6 0110 1100
7 0111 1101
8 1000 1110
9 1001 1111
CopyRight@EkaBudi_2018
d) Kode Gray
 Merupakan sistem sandi tak berbobot karena posisi bit dalam kelompok sandi tidak
memiliki nilai bobot tertentu. Banyak digunakan pada aplikasi piranti input/output
(pengkodean posisi sudut suatu peralatan yangberputar motor steper, mesin bubut,
gerinda) dan adc. Mencegah kesalahan dalam transisi perubahan dari satu digit bil ke
digit bil yang lain.
Tabel. Biner ke Kode Gray
Desimal Biner Gray
0 0000 0000
1 0001 0001
2 0010 0011
3 0011 0010
4 0100 0110
5 0101 0111
6 0110 0101
7 0111 0100
8 1000 1100
9 1001 1101
10 1010 1111
11 1011 1110
12 1100 1010
13 1101 1011
14 1110 1001
15 1111 1000
 Cara merubah kode biner ke kode gray
Contoh : 0001(2) = ................ (gray)
CopyRight@EkaBudi_2018
Contoh lain :
a) 0110(2) = ........... (gray)
b) 1111(2) = .............. 9(gray)
 Rangkaian Kode Biner ke Kode Gray dapat dibuat seperti berikut :
Gambar 8.1 Rangkaian Kode Biner Ke Kode Gray
PERCOBAAN 1 :
 Buatlah Simulasi rangkaian tersebut di Proteus, dan lengkapi tabel kebenaran berikut
berdasarkan input yang diberikan :
CopyRight@EkaBudi_2018
Tabel. Kode Biner ke Kode Gray
Nilai
Desimal
KODE BINER KODE GRAY
INPUT OUTPUT OUTPUT
A B C D LED A LED B LED C LED D 7 SEGMENT LED A LED B LED C LED D 7 SEGMENT
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
CopyRight@EkaBudi_2018
TABEL PENGUBAH/ KONVERSI KODE 4 Bit Kode
Kode
Desimal
Kode BCD Kode Excess Kode
Gray8 4 2 1 5 4 2 1 Excess – 3 Excess – 6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0
1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1
2 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1
3 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0
4 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0
5 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1
6 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1
7 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0
8 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0
9 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1
=> CATATAN :
a) Kode Desimal Ke Kode BCD 8421 c) Kode Desimal Ke Kode Excess – 3
 2(10) = .......... (BCD8421) => Nilai dalam biner + 3
= (8x0)+(4x0)+(2x1)+(1x0) =0010 0100(2) = .......... (Excess-3) = 0100 + 0011= 0111(Excess-3)
 9(10) = .......... (BCD8421)
= (8x1)+(4x0)+(2x0)+(1x1) = 1001 d) Kode Desimal Ke Kode Excess – 6
b) Kode Desimal Ke Kode BCD 5421 => Nilai dalam biner + 6
 5(10) = .......... (BCD5421) 0100(2) = .......... (Excess-6) = 0100 + 0110 = 1010(Excess-6)
= (5x1)+(4x0)+(2x0)+(1x0) = 1000
 8(10) = ........ (BCD5421)
= (5x1)+(4x0)+(2x1)+(1x1) = 1011
CopyRight@EkaBudi_2018
8. 2 Rangkaian Driver
Rangkaian driver adalah rangkaian yang mengubah dari sebuah kode (kode BCD,
kode Gray, kode Biner atau yang lainnya) ke sebuah kode 7-segment. Kode 7 – segment adalah
suatu kode yang terdiri dari 7 ruas berupa Led yang dirangkai untuk dapat digunakan sebagai
peraga bilangan desimal. Berikut merupakan gambar dari kode 7 segment.
Gambar 8. 2 Kode 7 Segment
 Berikut merupakan 7 Segment
CopyRight@EkaBudi_2018
8. 3 Perancangan Rangkaian Driver
=> Merupakan suatu cara untuk merancang rangkaian logika berdasarkan pengubah kode
keperaga 7 segment, pengubah kode tersebut dapat berupa kode BCD (BCD 8421, BCD 5421),
kode excess (excess-3, excess-6), kode gray maupun kode perubah lainnya. Hal ini bertujuan
untuk mengkomunikasikan/ menghubungkan suatu perangkat ke perangkat lainnya agar dapat
terhubung.
=> Contoh 1: Berikut merupakan Tabel pengubah kode Excess-3 ke peraga 7 segment
Kode
Desimal
Input Output
Excess – 3 Display 7 Segment
A B C D a b c d e f g
0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0
2 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1
3 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1
4 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1
5 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1
6 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1
7 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0
8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1
10 1 1 0 1 d d d d d d d
11 1 1 1 0 d d d d d d d
12 1 1 1 1 d d d d d d d
CopyRight@EkaBudi_2018
 Langkah – langkah :
a) Mulailah dengan grafis K – Map (Peta Karnaugh) untuk memasukan nilai masing
– masing output, berdasarkan kode Excess – 3. Diluar dari pada nilai dan kode
tersebut adalah kondisi DON’T CARE (tidak diperdulikan/diindahkan).
 Untuk Fungsi a :
 Untuk Fungsi b :
 Untuk Fungsi c :
CopyRight@EkaBudi_2018
 Untuk Fungsi d :
 Untuk Fungsi e :
 Untuk Fungsi f :
CopyRight@EkaBudi_2018
 Untuk Fungsi g :
 Jadi pengubah kode Excess-3 ke peraga 7 segment berdasarkan fungsi – fungsi pada 7
segment adalah sebagai berikut :
 Berdasarkan fungsi – fungsi tersebut maka dapat dirancang (Simulasi dengan Proteus)
rangkaian pengubah kode Excess – 3 ke peraga 7 segment seperti berikut :
CopyRight@EkaBudi_2018
 Gambar 8. 4 Rangkaian Pengubah Kode Excess – 3 Ke peraga 7 Segment
CopyRight@EkaBudi_2018
Contoh 2 :
 Buatlah Rangkaian Driver berdasarkan Tabel Pengubah Kode berikut :
Kode
Desimal
Input Output
BCD 8421 Display 7 Segment
A B C D a b c d e f g
0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0
1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0
2 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1
3 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1
4 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1
5 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1
6 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1
7 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0
8 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1
9 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1
 Pembahasan :
a) Mulailah dalam bentuk grafis K – Map (Peta Karnaugh) berdasarkan untuk
masing – masing fungsi :
 Untuk Fungsi a :
 Untuk Fungsi b :
CopyRight@EkaBudi_2018
 Untuk Fungsi c :
 Untuk Fungsi d :
 Untuk Fungsi e :
 Untuk Fungsi F
CopyRight@EkaBudi_2018
 Untuk Fungsi g :
 Dari fungsi – fungsi tersebut dapat dirancang Rangkaian Pengubah Kode BCD 8421
Ke peraga 7 – Segment, sebagai berikut (Gambar 8. 5) :
CopyRight@EkaBudi_2018
 Gambar 8.5 Rangkaian Pengubah Kode BCD 8421 Ke peraga 7 – Segment
CopyRight@EkaBudi_2018
8. 3 Rangkaian Pengubah Kode (Konverter)
=> Rangkaian konverter adalah rangkaian yang mengubah dari suatu kode ke kode
lainnya , misalnya mengubah kode BCD 8421 ke BCD 5421, BCD 8421 ke kode Gray ataupun
kode – kode lainnya, yang tujuannya untuk menhubungkan atau mengkomunikasikan suatu
perangkat ke perangkat lainnya.
=> Contoh : Dari tabel pengubah kode berikut, buatlah bentuk rancangan rangkaiannya
Nilai
Desimal
BCD 8421 BCD 5421
A B C D W X Y Z
0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 1 0 0 0 1
2 0 0 1 0 0 0 1 0
3 0 0 1 1 0 0 1 1
4 0 1 0 0 0 1 0 0
5 0 1 0 1 1 0 0 0
6 0 1 1 0 1 0 0 1
7 0 1 1 1 1 0 1 0
8 1 0 0 0 1 0 1 1
9 1 0 0 1 1 1 0 0
 Pembahasan :
a) Buat persamaan untuk masing – masing fungsi (dalam hal ini fungsi untuk W, X,
Y dan Z) berdasarkan hasil kali fundamental.
 Persamaan Untuk Fungsi W :
 Persamaan Untuk Fungsi X :
 Persamaan Untuk Fungsi Y :
 Persamaan Untuk Fungsi Z :
CopyRight@EkaBudi_2018
b) Buat Penyederhanaan dari persamaan tersebut untuk masing – masing fungsi
dengan Peta Karnaugh (diluar dari pada nilai dalam tabel merupakan kondisi
DON’T CARE)
 Untuk Fungsi W :
 Untuk Fungsi X :
 Untuk Fungsi Y :
 Untuk Fungsi Z :
 Dari fungsi – fungsi tersebut dapat dirancang Rangkaian Pengubah Kode BCD 8421
Ke BCD 5421, sebagai berikut (Gambar 8. 6) :
CopyRight@EkaBudi_2018
 Gambar 8. 6 Rangkaian Pengubah Kode BCD 8421 Ke BCD 5421
 PERCOBAAN 2 :
Buatlah Simulasi rangkaian tersebut di Proteus, dan lengkapi tabel kebenaran berikut berdasarkan input yang diberikan :
CopyRight@EkaBudi_2018
 Tabel Kebenaran BCD 8421 Ke BCD 5421
Nilai
Desimal
BCD 8421 OUTPUT BCD 5421
A B C D LED 4 LED 3 LED 2 LED 1 7 SEG
0 0 0 0 0
1 0 0 0 1
2 0 0 1 0
3 0 0 1 1
4 0 1 0 0
5 0 1 0 1
6 0 1 1 0
7 0 1 1 1
8 1 0 0 0
9 1 0 0 1
CATATAN :
CopyRight@EkaBudi_2018
Daftar Referensi :
Anang Dasa Noviowan. 2017. ”DASAR – DASAR TEKNIK DIGITAL.” POLITEKNIK
NEGERI MALANG.
Teknik Digital. “ PERANCANGAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL.” Fakultas Teknik
Elektro UAD.
TEAM LABORTARIUM. 2007 “ MODUL PRATIKUM TEKNIK DIGITAL.” Jurusan
Teknik Komputer – POLITEKNIK TMKM
Eko Didik Widianto (di-dik@live.undip.ac.id).2017. “Rangkaian Kombinasional (Bagian 1).“
Departemen Teknik Sistem Komputer, Universitas Diponegoro
Ridodio Andreuw Meda. SKRIPSI. 2015. “ PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
RANGKAIAN KOMBINASIONAL BERBASIS FLASH UNTUK MATA KULIAH
TEKNIK DIGITAL.” JURUSAN TEKNIK ELEKTRO. FAKULTAS TEKNIK.
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.
Bambang Apriyanto. 2008 . “MODUL KULIAH TEKNIK DIGITAL DAN RANGKAIAN
LOGIKA.” FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BATAM.
DR. Novrina. novrina@staff.gunadarma.ac.id. “SISTEM BILANGAN DAN
PENGKODEAN“

More Related Content

What's hot

RL - Metode Node dan Mesh
RL - Metode Node dan MeshRL - Metode Node dan Mesh
RL - Metode Node dan MeshMuhammad Dany
 
Bab ii discrete time
Bab ii   discrete timeBab ii   discrete time
Bab ii discrete timeRumah Belajar
 
Penyederhanaan Karnaugh Map
Penyederhanaan Karnaugh MapPenyederhanaan Karnaugh Map
Penyederhanaan Karnaugh MapCheria Asyifa
 
Artikel Counter sinkron dan asinkron
Artikel Counter sinkron dan asinkronArtikel Counter sinkron dan asinkron
Artikel Counter sinkron dan asinkronIGustingurahKanha
 
Menjelaskan prinsip register
Menjelaskan prinsip registerMenjelaskan prinsip register
Menjelaskan prinsip registerEko Supriyadi
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleks Bilangan kompleks
Bilangan kompleks UIN Arraniry
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleksIrwandaniin
 
sharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarsharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarRinanda S
 
Perbedaan sistem linear dan non linear
Perbedaan sistem linear dan non linearPerbedaan sistem linear dan non linear
Perbedaan sistem linear dan non linearElGazzaYantPratama
 
Laporan Praktikum Flip Flop
Laporan Praktikum Flip FlopLaporan Praktikum Flip Flop
Laporan Praktikum Flip FlopAnarstn
 
Rangkaian Listrik Resonansi
Rangkaian Listrik ResonansiRangkaian Listrik Resonansi
Rangkaian Listrik ResonansiFauzi Nugroho
 
Pertemuan 6 Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
Pertemuan 6   Penyederhanaan RL-Karnaugh MapPertemuan 6   Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
Pertemuan 6 Penyederhanaan RL-Karnaugh Mapahmad haidaroh
 
RL - RANGKAIAN TERGABUNG SECARA MAGNETIK
RL - RANGKAIAN TERGABUNG SECARA MAGNETIKRL - RANGKAIAN TERGABUNG SECARA MAGNETIK
RL - RANGKAIAN TERGABUNG SECARA MAGNETIKMuhammad Dany
 
Model Matematis untuk Rangkaian Elektrik
Model Matematis untuk Rangkaian ElektrikModel Matematis untuk Rangkaian Elektrik
Model Matematis untuk Rangkaian ElektrikRumah Belajar
 
9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balik9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balikSimon Patabang
 
4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronikaSimon Patabang
 

What's hot (20)

RL - Metode Node dan Mesh
RL - Metode Node dan MeshRL - Metode Node dan Mesh
RL - Metode Node dan Mesh
 
Bab ii discrete time
Bab ii   discrete timeBab ii   discrete time
Bab ii discrete time
 
Penyederhanaan Karnaugh Map
Penyederhanaan Karnaugh MapPenyederhanaan Karnaugh Map
Penyederhanaan Karnaugh Map
 
Artikel Counter sinkron dan asinkron
Artikel Counter sinkron dan asinkronArtikel Counter sinkron dan asinkron
Artikel Counter sinkron dan asinkron
 
Menjelaskan prinsip register
Menjelaskan prinsip registerMenjelaskan prinsip register
Menjelaskan prinsip register
 
Dasar sistem kontrol
Dasar sistem kontrolDasar sistem kontrol
Dasar sistem kontrol
 
Modul 3 transformasi laplace
Modul 3 transformasi laplaceModul 3 transformasi laplace
Modul 3 transformasi laplace
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleks Bilangan kompleks
Bilangan kompleks
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
 
sharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarsharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasar
 
Perbedaan sistem linear dan non linear
Perbedaan sistem linear dan non linearPerbedaan sistem linear dan non linear
Perbedaan sistem linear dan non linear
 
Laporan Praktikum Flip Flop
Laporan Praktikum Flip FlopLaporan Praktikum Flip Flop
Laporan Praktikum Flip Flop
 
Rangkaian Listrik Resonansi
Rangkaian Listrik ResonansiRangkaian Listrik Resonansi
Rangkaian Listrik Resonansi
 
Pertemuan 6 Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
Pertemuan 6   Penyederhanaan RL-Karnaugh MapPertemuan 6   Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
Pertemuan 6 Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
 
RL - RANGKAIAN TERGABUNG SECARA MAGNETIK
RL - RANGKAIAN TERGABUNG SECARA MAGNETIKRL - RANGKAIAN TERGABUNG SECARA MAGNETIK
RL - RANGKAIAN TERGABUNG SECARA MAGNETIK
 
Bab 5 komputer sederhana sap-1
Bab 5   komputer sederhana sap-1Bab 5   komputer sederhana sap-1
Bab 5 komputer sederhana sap-1
 
Model Matematis untuk Rangkaian Elektrik
Model Matematis untuk Rangkaian ElektrikModel Matematis untuk Rangkaian Elektrik
Model Matematis untuk Rangkaian Elektrik
 
9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balik9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balik
 
Bab 2 sistem kontrol
Bab 2 sistem kontrolBab 2 sistem kontrol
Bab 2 sistem kontrol
 
4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika
 

Similar to Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)

8. Multiplexer dan Demultiplexer SIS.pdf
8. Multiplexer dan Demultiplexer SIS.pdf8. Multiplexer dan Demultiplexer SIS.pdf
8. Multiplexer dan Demultiplexer SIS.pdfkhansaputriantari87
 
Algoritma copy
Algoritma   copyAlgoritma   copy
Algoritma copyEddy_TKJ
 
Dekoder dan Enkoder
Dekoder dan EnkoderDekoder dan Enkoder
Dekoder dan EnkoderPT.goLom na
 
Pengubah BCD ke 7 segmen
Pengubah BCD ke 7 segmenPengubah BCD ke 7 segmen
Pengubah BCD ke 7 segmenayu purwati
 
Teknik komputer jaringan(algoritma)
Teknik komputer jaringan(algoritma)Teknik komputer jaringan(algoritma)
Teknik komputer jaringan(algoritma)skynet348
 
Teknik komputer jaringan(algoritma)
Teknik komputer jaringan(algoritma)Teknik komputer jaringan(algoritma)
Teknik komputer jaringan(algoritma)Eddy_TKJ
 
Draft decoder kelompok 1
Draft decoder kelompok 1Draft decoder kelompok 1
Draft decoder kelompok 1Asistenpelatih
 
239 843-1-pb
239 843-1-pb239 843-1-pb
239 843-1-pbAndi Gian
 
Pertemuan 3 Mikroprosessor dan Mikrokontroler
Pertemuan 3 Mikroprosessor dan MikrokontrolerPertemuan 3 Mikroprosessor dan Mikrokontroler
Pertemuan 3 Mikroprosessor dan MikrokontrolerAhmad Nawawi, S.Kom
 
Modul teknik digital dan logika
Modul teknik digital dan logikaModul teknik digital dan logika
Modul teknik digital dan logikaBambang Apriyanto
 
Representasi Data dalam Komputer
Representasi Data dalam KomputerRepresentasi Data dalam Komputer
Representasi Data dalam KomputerFarichah Riha
 
Bab 7 rankaian kombinasional data transmisi
Bab 7 rankaian kombinasional data transmisiBab 7 rankaian kombinasional data transmisi
Bab 7 rankaian kombinasional data transmisipersonal
 

Similar to Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12) (20)

Decoder kelompok 1
Decoder kelompok 1Decoder kelompok 1
Decoder kelompok 1
 
Kisi kisi
Kisi kisiKisi kisi
Kisi kisi
 
8. Multiplexer dan Demultiplexer SIS.pdf
8. Multiplexer dan Demultiplexer SIS.pdf8. Multiplexer dan Demultiplexer SIS.pdf
8. Multiplexer dan Demultiplexer SIS.pdf
 
Algoritma
AlgoritmaAlgoritma
Algoritma
 
Algoritma copy
Algoritma   copyAlgoritma   copy
Algoritma copy
 
Dekoder dan Enkoder
Dekoder dan EnkoderDekoder dan Enkoder
Dekoder dan Enkoder
 
Pengubah BCD ke 7 segmen
Pengubah BCD ke 7 segmenPengubah BCD ke 7 segmen
Pengubah BCD ke 7 segmen
 
Teknik komputer jaringan(algoritma)
Teknik komputer jaringan(algoritma)Teknik komputer jaringan(algoritma)
Teknik komputer jaringan(algoritma)
 
Teknik komputer jaringan(algoritma)
Teknik komputer jaringan(algoritma)Teknik komputer jaringan(algoritma)
Teknik komputer jaringan(algoritma)
 
Draft decoder kelompok 1
Draft decoder kelompok 1Draft decoder kelompok 1
Draft decoder kelompok 1
 
ppt BAB 1.pptx
ppt BAB 1.pptxppt BAB 1.pptx
ppt BAB 1.pptx
 
6 sistem bilangan dan kode (pti)
6 sistem bilangan dan kode (pti)6 sistem bilangan dan kode (pti)
6 sistem bilangan dan kode (pti)
 
6 sistem bilangan dan kode (pti)
6 sistem bilangan dan kode (pti)6 sistem bilangan dan kode (pti)
6 sistem bilangan dan kode (pti)
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
239 843-1-pb
239 843-1-pb239 843-1-pb
239 843-1-pb
 
Pertemuan 3 Mikroprosessor dan Mikrokontroler
Pertemuan 3 Mikroprosessor dan MikrokontrolerPertemuan 3 Mikroprosessor dan Mikrokontroler
Pertemuan 3 Mikroprosessor dan Mikrokontroler
 
Jam Digital dengan port Paralel
Jam Digital dengan port ParalelJam Digital dengan port Paralel
Jam Digital dengan port Paralel
 
Modul teknik digital dan logika
Modul teknik digital dan logikaModul teknik digital dan logika
Modul teknik digital dan logika
 
Representasi Data dalam Komputer
Representasi Data dalam KomputerRepresentasi Data dalam Komputer
Representasi Data dalam Komputer
 
Bab 7 rankaian kombinasional data transmisi
Bab 7 rankaian kombinasional data transmisiBab 7 rankaian kombinasional data transmisi
Bab 7 rankaian kombinasional data transmisi
 

More from personal

Bab 6 adder
Bab 6 adderBab 6 adder
Bab 6 adderpersonal
 
Ketentuan quis dan informasi materi
Ketentuan quis dan informasi materiKetentuan quis dan informasi materi
Ketentuan quis dan informasi materipersonal
 
Modul simulasi pemograman mikrokontroler
Modul simulasi pemograman mikrokontrolerModul simulasi pemograman mikrokontroler
Modul simulasi pemograman mikrokontrolerpersonal
 
Adc dan dac lanjutan
Adc dan dac lanjutanAdc dan dac lanjutan
Adc dan dac lanjutanpersonal
 
Pertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaugh
Pertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaughPertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaugh
Pertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaughpersonal
 
Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1personal
 
Sistem digital bagian 2
Sistem digital bagian 2Sistem digital bagian 2
Sistem digital bagian 2personal
 

More from personal (7)

Bab 6 adder
Bab 6 adderBab 6 adder
Bab 6 adder
 
Ketentuan quis dan informasi materi
Ketentuan quis dan informasi materiKetentuan quis dan informasi materi
Ketentuan quis dan informasi materi
 
Modul simulasi pemograman mikrokontroler
Modul simulasi pemograman mikrokontrolerModul simulasi pemograman mikrokontroler
Modul simulasi pemograman mikrokontroler
 
Adc dan dac lanjutan
Adc dan dac lanjutanAdc dan dac lanjutan
Adc dan dac lanjutan
 
Pertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaugh
Pertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaughPertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaugh
Pertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaugh
 
Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1
 
Sistem digital bagian 2
Sistem digital bagian 2Sistem digital bagian 2
Sistem digital bagian 2
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 

Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)

  • 1. CopyRight@EkaBudi_2018 PERTEMUAN 11, 12 BAB 8 RANGKAIAN KOMBINASIONAL KODE KONVERTER PENDAHULUAN Informasi yang diolah dalam sistem digital dapat dikodekan secara berbeda dari satu sistem ke sistem lain. Bila dua sistem digital yang menganut sistem pengkodean yang berbeda hendak kita gabung, maka kita membutuhkan pengubahan kode dari kode satu mesin kekode mesin yang lain. Hanya dengan pengubah kode ini kedua mesin menjadi "compatible" (dapat disambung/hubungkan satu sama lain). Jelaslah kalau masukan rangkaian pengubah kode itu merupakan kode-kode biner dalam satu sistem kode, misalnya A, yang dipakai mesin x, maka keluarannya haruslah kode biner dalam sistem kode yang lain, misalnya B, yang dikenal oleh mesin y. 8. 1 Sistem Kode Semua sistem digital menggunakan beberapa bentuk bilangan biner untuk operasi internalnya, tetapi untuk menyajikan hasilnya ke luar digunakan bilangan desimal. Ini berarti bahwa konversi-konversi antara sistem biner dan desimal sering dilakukan. Diantara kode – kode dalam sistem digital adalah : - Kode BCD - Kode Excess-3 - Kode Gray - Dll MATERI : - Memahami Kode – kode dalam Sistem Digital - Memahami tentang Rangkaian Driver dan Rangkaian Konverter - Dapat Merancang Rangkaian Pengubah Kode
  • 2. CopyRight@EkaBudi_2018 a) Biner Code Desimal (BCD) 8421  Desimal yang disandikan biner. Karena digit desimal paling besar 9 maka diperlukan 4 bit biner untuk menyandikan setiap digitnya (untuk 9 sama dengan 1001). Kode ini digunakan untuk meng-outputkan hasil digital keperalatan yang men-displaykan bilangan numerik(0-9), seperti: jam digital, voltmeter digital Desimal 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Biner 1001 1000 0111 0110 0101 0100 0011 0010 0001 0000 b) Kode EXCESS-3 (XS-3)  Terdiri dari 4 bit kelompok melambangkan sebuah digit desimal. Sandi ini dibentuk dengan menambahkan 3 untuk setiap digital BCD nya Desimal BCD Excess-3 0 0000 0011 1 0001 0100 2 0010 0101 3 0011 0110 4 0100 0111 5 0101 1000 6 0110 1001 7 0111 1010 8 1000 1011 9 1001 1100 c) Kode EXCESS-6 (XS-6)  Terdiri dari 4 bit kelompok melambangkan sebuah digit desimal. Sandi ini dibentuk dengan menambahkan 6 untuk setiap digital BCD nya Desimal BCD Excess-3 0 0000 0110 1 0001 0111 2 0010 1000 3 0011 1001 4 0100 1010 5 0101 1011 6 0110 1100 7 0111 1101 8 1000 1110 9 1001 1111
  • 3. CopyRight@EkaBudi_2018 d) Kode Gray  Merupakan sistem sandi tak berbobot karena posisi bit dalam kelompok sandi tidak memiliki nilai bobot tertentu. Banyak digunakan pada aplikasi piranti input/output (pengkodean posisi sudut suatu peralatan yangberputar motor steper, mesin bubut, gerinda) dan adc. Mencegah kesalahan dalam transisi perubahan dari satu digit bil ke digit bil yang lain. Tabel. Biner ke Kode Gray Desimal Biner Gray 0 0000 0000 1 0001 0001 2 0010 0011 3 0011 0010 4 0100 0110 5 0101 0111 6 0110 0101 7 0111 0100 8 1000 1100 9 1001 1101 10 1010 1111 11 1011 1110 12 1100 1010 13 1101 1011 14 1110 1001 15 1111 1000  Cara merubah kode biner ke kode gray Contoh : 0001(2) = ................ (gray)
  • 4. CopyRight@EkaBudi_2018 Contoh lain : a) 0110(2) = ........... (gray) b) 1111(2) = .............. 9(gray)  Rangkaian Kode Biner ke Kode Gray dapat dibuat seperti berikut : Gambar 8.1 Rangkaian Kode Biner Ke Kode Gray PERCOBAAN 1 :  Buatlah Simulasi rangkaian tersebut di Proteus, dan lengkapi tabel kebenaran berikut berdasarkan input yang diberikan :
  • 5. CopyRight@EkaBudi_2018 Tabel. Kode Biner ke Kode Gray Nilai Desimal KODE BINER KODE GRAY INPUT OUTPUT OUTPUT A B C D LED A LED B LED C LED D 7 SEGMENT LED A LED B LED C LED D 7 SEGMENT 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
  • 6. CopyRight@EkaBudi_2018 TABEL PENGUBAH/ KONVERSI KODE 4 Bit Kode Kode Desimal Kode BCD Kode Excess Kode Gray8 4 2 1 5 4 2 1 Excess – 3 Excess – 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 2 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 3 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 4 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 5 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 6 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 7 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 8 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 9 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 => CATATAN : a) Kode Desimal Ke Kode BCD 8421 c) Kode Desimal Ke Kode Excess – 3  2(10) = .......... (BCD8421) => Nilai dalam biner + 3 = (8x0)+(4x0)+(2x1)+(1x0) =0010 0100(2) = .......... (Excess-3) = 0100 + 0011= 0111(Excess-3)  9(10) = .......... (BCD8421) = (8x1)+(4x0)+(2x0)+(1x1) = 1001 d) Kode Desimal Ke Kode Excess – 6 b) Kode Desimal Ke Kode BCD 5421 => Nilai dalam biner + 6  5(10) = .......... (BCD5421) 0100(2) = .......... (Excess-6) = 0100 + 0110 = 1010(Excess-6) = (5x1)+(4x0)+(2x0)+(1x0) = 1000  8(10) = ........ (BCD5421) = (5x1)+(4x0)+(2x1)+(1x1) = 1011
  • 7. CopyRight@EkaBudi_2018 8. 2 Rangkaian Driver Rangkaian driver adalah rangkaian yang mengubah dari sebuah kode (kode BCD, kode Gray, kode Biner atau yang lainnya) ke sebuah kode 7-segment. Kode 7 – segment adalah suatu kode yang terdiri dari 7 ruas berupa Led yang dirangkai untuk dapat digunakan sebagai peraga bilangan desimal. Berikut merupakan gambar dari kode 7 segment. Gambar 8. 2 Kode 7 Segment  Berikut merupakan 7 Segment
  • 8. CopyRight@EkaBudi_2018 8. 3 Perancangan Rangkaian Driver => Merupakan suatu cara untuk merancang rangkaian logika berdasarkan pengubah kode keperaga 7 segment, pengubah kode tersebut dapat berupa kode BCD (BCD 8421, BCD 5421), kode excess (excess-3, excess-6), kode gray maupun kode perubah lainnya. Hal ini bertujuan untuk mengkomunikasikan/ menghubungkan suatu perangkat ke perangkat lainnya agar dapat terhubung. => Contoh 1: Berikut merupakan Tabel pengubah kode Excess-3 ke peraga 7 segment Kode Desimal Input Output Excess – 3 Display 7 Segment A B C D a b c d e f g 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 3 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 4 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 5 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 6 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 10 1 1 0 1 d d d d d d d 11 1 1 1 0 d d d d d d d 12 1 1 1 1 d d d d d d d
  • 9. CopyRight@EkaBudi_2018  Langkah – langkah : a) Mulailah dengan grafis K – Map (Peta Karnaugh) untuk memasukan nilai masing – masing output, berdasarkan kode Excess – 3. Diluar dari pada nilai dan kode tersebut adalah kondisi DON’T CARE (tidak diperdulikan/diindahkan).  Untuk Fungsi a :  Untuk Fungsi b :  Untuk Fungsi c :
  • 10. CopyRight@EkaBudi_2018  Untuk Fungsi d :  Untuk Fungsi e :  Untuk Fungsi f :
  • 11. CopyRight@EkaBudi_2018  Untuk Fungsi g :  Jadi pengubah kode Excess-3 ke peraga 7 segment berdasarkan fungsi – fungsi pada 7 segment adalah sebagai berikut :  Berdasarkan fungsi – fungsi tersebut maka dapat dirancang (Simulasi dengan Proteus) rangkaian pengubah kode Excess – 3 ke peraga 7 segment seperti berikut :
  • 12. CopyRight@EkaBudi_2018  Gambar 8. 4 Rangkaian Pengubah Kode Excess – 3 Ke peraga 7 Segment
  • 13. CopyRight@EkaBudi_2018 Contoh 2 :  Buatlah Rangkaian Driver berdasarkan Tabel Pengubah Kode berikut : Kode Desimal Input Output BCD 8421 Display 7 Segment A B C D a b c d e f g 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 2 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 3 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 4 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 5 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 6 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 7 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 8 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 9 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1  Pembahasan : a) Mulailah dalam bentuk grafis K – Map (Peta Karnaugh) berdasarkan untuk masing – masing fungsi :  Untuk Fungsi a :  Untuk Fungsi b :
  • 14. CopyRight@EkaBudi_2018  Untuk Fungsi c :  Untuk Fungsi d :  Untuk Fungsi e :  Untuk Fungsi F
  • 15. CopyRight@EkaBudi_2018  Untuk Fungsi g :  Dari fungsi – fungsi tersebut dapat dirancang Rangkaian Pengubah Kode BCD 8421 Ke peraga 7 – Segment, sebagai berikut (Gambar 8. 5) :
  • 16. CopyRight@EkaBudi_2018  Gambar 8.5 Rangkaian Pengubah Kode BCD 8421 Ke peraga 7 – Segment
  • 17. CopyRight@EkaBudi_2018 8. 3 Rangkaian Pengubah Kode (Konverter) => Rangkaian konverter adalah rangkaian yang mengubah dari suatu kode ke kode lainnya , misalnya mengubah kode BCD 8421 ke BCD 5421, BCD 8421 ke kode Gray ataupun kode – kode lainnya, yang tujuannya untuk menhubungkan atau mengkomunikasikan suatu perangkat ke perangkat lainnya. => Contoh : Dari tabel pengubah kode berikut, buatlah bentuk rancangan rangkaiannya Nilai Desimal BCD 8421 BCD 5421 A B C D W X Y Z 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 2 0 0 1 0 0 0 1 0 3 0 0 1 1 0 0 1 1 4 0 1 0 0 0 1 0 0 5 0 1 0 1 1 0 0 0 6 0 1 1 0 1 0 0 1 7 0 1 1 1 1 0 1 0 8 1 0 0 0 1 0 1 1 9 1 0 0 1 1 1 0 0  Pembahasan : a) Buat persamaan untuk masing – masing fungsi (dalam hal ini fungsi untuk W, X, Y dan Z) berdasarkan hasil kali fundamental.  Persamaan Untuk Fungsi W :  Persamaan Untuk Fungsi X :  Persamaan Untuk Fungsi Y :  Persamaan Untuk Fungsi Z :
  • 18. CopyRight@EkaBudi_2018 b) Buat Penyederhanaan dari persamaan tersebut untuk masing – masing fungsi dengan Peta Karnaugh (diluar dari pada nilai dalam tabel merupakan kondisi DON’T CARE)  Untuk Fungsi W :  Untuk Fungsi X :  Untuk Fungsi Y :  Untuk Fungsi Z :  Dari fungsi – fungsi tersebut dapat dirancang Rangkaian Pengubah Kode BCD 8421 Ke BCD 5421, sebagai berikut (Gambar 8. 6) :
  • 19. CopyRight@EkaBudi_2018  Gambar 8. 6 Rangkaian Pengubah Kode BCD 8421 Ke BCD 5421  PERCOBAAN 2 : Buatlah Simulasi rangkaian tersebut di Proteus, dan lengkapi tabel kebenaran berikut berdasarkan input yang diberikan :
  • 20. CopyRight@EkaBudi_2018  Tabel Kebenaran BCD 8421 Ke BCD 5421 Nilai Desimal BCD 8421 OUTPUT BCD 5421 A B C D LED 4 LED 3 LED 2 LED 1 7 SEG 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 2 0 0 1 0 3 0 0 1 1 4 0 1 0 0 5 0 1 0 1 6 0 1 1 0 7 0 1 1 1 8 1 0 0 0 9 1 0 0 1 CATATAN :
  • 21. CopyRight@EkaBudi_2018 Daftar Referensi : Anang Dasa Noviowan. 2017. ”DASAR – DASAR TEKNIK DIGITAL.” POLITEKNIK NEGERI MALANG. Teknik Digital. “ PERANCANGAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL.” Fakultas Teknik Elektro UAD. TEAM LABORTARIUM. 2007 “ MODUL PRATIKUM TEKNIK DIGITAL.” Jurusan Teknik Komputer – POLITEKNIK TMKM Eko Didik Widianto (di-dik@live.undip.ac.id).2017. “Rangkaian Kombinasional (Bagian 1).“ Departemen Teknik Sistem Komputer, Universitas Diponegoro Ridodio Andreuw Meda. SKRIPSI. 2015. “ PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL BERBASIS FLASH UNTUK MATA KULIAH TEKNIK DIGITAL.” JURUSAN TEKNIK ELEKTRO. FAKULTAS TEKNIK. UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG. Bambang Apriyanto. 2008 . “MODUL KULIAH TEKNIK DIGITAL DAN RANGKAIAN LOGIKA.” FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BATAM. DR. Novrina. novrina@staff.gunadarma.ac.id. “SISTEM BILANGAN DAN PENGKODEAN“