SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
LAPORAN 6

PRAKTEK INSTALASI JARINGAN & KOMPUTER

“Subneting”

Oleh:
Nama
Nim
Prodi

: Riyo Syaputra
:1102087
: Pendidikan Teknik Elektronika

TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
A. Tujuan
1.
2.
3.
4.

Memahami fungsi dan peranan protokol pada jaringan komputer.
Mampu melakukan pengalamatan (IP Address) pada komputer jaringan.
Mampu melakukan pengaturan Subnet mask pada jaringan lokal.
Memahami fungsi Subnetting pada jaringan komputer.

B. Alat dan Bahan
1. Personal Computer
2. LAN Card / NIC
3. Switch / Hub
4. Kabel ethernet Straight / Trought

C. Materi Teoritis
SUBNET MASK
Subnet mask adalah istilah yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang
digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak
suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.

Gambar : Cara konfigurasi IP Address dan Subnet mask.
Penggunaan sebuah subnet mask yang disebut address mask sebagai sebuah nilai
32-bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host identifier
di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai
berikut :
Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1.
Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.
Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP
membutuhkan sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan
dengan satu segmen saja, baik subnet mask default (yang digunakan ketika
memakai
network identifier berbasis kelas) ataupun
subnet mask yang
dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet) harus
dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP.
Ada dua metode yang dapat digunakan untuk merepresentasikan subnet mask,
yakni:
Notasi Desimal Bertitik
Notasi Panjang Prefiks Jaringan
Desimal Bertitik
Sebuah subnet mask biasanya diekspresikan di dalam notasi desimal bertitik
(dotted decimal notation), seperti halnya alamat IP. Setelah semua bit diset sebagai
bagian network identifier dan host identifier, hasil nilai 32-bit tersebut akan
dikonversikan ke notasi
desimal bertitik. Perlu dicatat, bahwa meskipun
direpresentasikan sebagai notasi desimal bertitik, subnet mask bukanlah sebuah
alamat IP. Subnet mask default dibuat berdasarkan kelas-kelas alamat IP dan
digunakan di dalam jaringan TCP/IP yang tidak dibagi ke alam beberapa subnet.
Tabel di bawah ini menyebutkan beberapa subnet mask default dengan
menggunakan notasi desimal bertitik. Formatnya adalah:
alamat IP www.xxx.yyy.zzz
subnet mask www.xxx.yyy.zzz
Kelas alamat Subnet mask (biner)
Subnet mask (desimal)
Kelas A 11111111.00000000.00000000.00000000 255.0.0.0
Kelas B 11111111.11111111.00000000.00000000 255.255.0.0
Kelas C 11111111.11111111.11111111.00000000 255.255.255.0
Perlu diingat, bahwa nilai subnet mask default di atas dapat dikustomisasi oleh
administrator jaringan, saat melakukan proses pembagian jaringan (subnetting atau
supernetting). Sebagai contoh, alamat 138.96.58.0 merupakan sebuah network
identifier dari kelas B yang telah dibagi ke beberapa subnet dengan menggunakan
bilangan 8-bit. Kedelapan bit tersebut yang digunakan sebagai host identifier akan
digunakan untuk menampilkan network identifier yang telah dibagi ke dalam
subnet. Subnet yang digunakan adalah total 24 bit sisanya(255.255.255.0) yang
dapat digunakan untuk mendefinisikan custom network identifier. Network
identifier yang telah di-subnet-kan tersebut serta subnet mask yang digunakannya
selanjutnya akan ditampilkan dengan menggunakan notasi sebagai berikut:
138.96.58.0, 255.255.255.0
Representasi panjang prefiks (prefix length) dari sebuah subnet mask
Karena bit-bit network identifier harus selalu dipilih di dalam sebuah bentuk
yang berdekatan dari bit-bit ordo tinggi, maka ada sebuah cara yang digunakan
untuk merepresentasikan sebuah subnet mask dengan menggunakan bit yang
mendefinisikan network identifier sebagai sebuah network prefix dengan
menggunakan notasi network prefix seperti tercantum di dalam tabel di bawah ini.
Notasi network prefix juga dikenal dengan sebutan notasi Classless Inter-Domain
Routing (CIDR). Formatnya adalah sebagai berikut:
/<jumlah bit yang digunakan sebagai network identifier>
Kelas
alamat
Subnet mask (biner)
Subnet mask
(desimal)
Prefix Length
Kelas A 11111111.00000000.00000000.00000000 255.0.0.0 /8
Kelas B 11111111.11111111.00000000.00000000 255.255.0.0 /16
Kelas C 11111111.11111111.11111111.00000000 255.255.255.0 /24
Sebagai contoh, network identifier kelas B dari 138.96.0.0 yang memiliki subnet
mask 255.255.0.0 dapat direpresentasikan di dalam notasi prefix length sebagai
138.96.0.0/16.
Karena semua host yang berada di dalam jaringan yang sama menggunakan
network identifier yang sama, maka semua host yang berada di dalam jaringan
yang sama harus menggunakan network identifier yang sama yang didefinisikan
oleh subnet mask yang sama pula. Sebagai contoh, notasi 138.23.0.0/16 tidaklah
sama dengan notasi 138.23.0.0/24, dan kedua jaringan tersebut tidak berada di
dalam ruang alamat yang sama. Network identifier 138.23.0.0/16 memiliki range
alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.255.254; sedangkan
network identifier 138.23.0.0/24 hanya memiliki range alamat IP yang valid mulai
dari 138.23.0.1 hingga 138.23.0.254.
Menentukan alamat Network Identifier
Untuk menentukan network identifier dari sebuah alamat IP dengan
menggunakan sebuah subnet mask tertentu, dapat dilakukan dengan menggunakan
sebuah operasi matematika, yaitu dengan menggunakan operasi logika
perbandingan AND (AND comparison). Di dalam sebuah AND comparison, nilai
dari dua hal yang diperbandingkan akan bernilai true hanya ketika dua item tersebut
bernilai true; dan menjadi false jika salah satunya false. Dengan mengaplikasikan
prinsip ini ke dalam bit-bit, nilai 1 akan didapat jika kedua bit yang
diperbandingkan bernilai 1, dan nilai 0 jika ada salah satu di antara nilai yang
diperbandingkan bernilai 0.
Cara ini akan melakukan sebuah operasi logika AND comparison dengan
menggunakan 32-bit alamat IP dan dengan 32-bit subnet mask, yang dikenal
dengan operasi bitwise logical AND comparison. Hasil dari operasi bitwise alamat
IP dengan subnet mask itulah yang disebut dengan network identifier.
Contoh:
Alamat IP
10000011 01101011 10100100 00011010 (131.107.164.026)
Subnet Mask 11111111 11111111 11110000 00000000 (255.255.240.000)
------------------------------------------------------------------ AND
Network ID 10000011 01101011 10100000 00000000 (131.107.160.000)
Subnetting Alamat IP kelas A
Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan
network identifier kelas A.
Subnetting Alamat IP kelas B
Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan
network identifier kelas B.

Subnetting Alamat IP kelas C
Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan
network identifier kelas C.

Variable-length Subnetting
Bahasan di atas merupakan sebuah contoh dari subnetting yang memiliki
panjang tetap (fixed length subnetting), yang akan menghasilkan beberapa
subjaringan dengan jumlah host yang sama. Meskipun
demikian, dalam
kenyataannya segmen jaringan tidaklah seperti itu. Beberapa segmen jaringan
membutuhkan lebih banyak alamat IP dibandingkan lainnya, dan beberapa segmen
jaringan membutuhkan lebih sedikit alamat IP.
Jika proses subnetting yang menghasilkan beberapa subjaringan dengan
jumlah host yang sama telah dilakukan, maka ada kemungkinan di dalam segmensegmen jaringan tersebut memiliki alamat-alamat yang tidak digunakan atau
membutuhkan lebih banyak alamat. Karena itulah, dalam kasus ini proses
subnetting harus dilakukan berdasarkan segmen jaringan yang dibutuhkan oleh
jumlah host terbanyak. Untuk memaksimalkan penggunaan ruangan alamat yang
tetap, subnetting pun diaplikasikan secara rekursif untuk membentuk beberapa
subjaringan dengan ukuran bervariasi, yang diturunkan dari network identifier yang
sama. Teknik subnetting seperti ini disebut juga variable-length subnetting.
Subjaringan-subjaringan yang dibuat dengan teknik ini menggunakan subnet mask
yang disebut sebagai Variable-length Subnet Mask (VLSM).
Karena semua subnet diturunkan dari network identifier yang sama, jika
subnet-subnet tersebut berurutan (kontigu subnet yang berada dalam network
identifier yang sama yang dapat saling berhubungan satu sama lainnya), rute yang
ditujukan ke subnet-subnet tersebut dapat diringkas dengan menyingkat network
identifier yang asli.
Teknik variable-length subnetting harus dilakukan secara hati-hati sehingga
subnet yang dibentuk pun unik, dan dengan menggunakan subnet mask tersebut
dapat dibedakan dengan subnet lainnya, meski berada dalam network identifer asli
yang sama. Kehati-hatian tersebut melibatkan analisis yang lebih terhadap segmensegmen jaringan yang akan menentukan berapa banyak segmen yang akan dibuat
dan berapa banyak jumlah host dalam setiap segmennya.
Dengan menggunakan variable-length subnetting, teknik subnetting dapat
dilakukan secara rekursif: network identifier yang sebelumnya telah di-subnet-kan,
di-subnet-kan kembali. Ketika melakukannya, bit-bit network identifier tersebut
harus bersifat tetap dan subnetting pun dilakukan dengan mengambil sisa dari bitbit host.
VLSM (Variabel Length Subnet Mask) memungkinkan pembagian ruang IP
address secara rekrusif, contoh agregasi routingnya sebagai berikut :

D. Langkah Kerja
1. Siapkan beberapa buah PC yang sudah terpasang NIC, kabel ethernet straighttrought dan switch/hub.
2. Hubungkan masing-masing PC ke switch/hub menggunakan kabel ethernet,
seperti gambar berikut :
3. Lakukanlah pengaturan IP Address dan Subnet mask masing-masing PC,
sesuaikan dengan kebutuhan konfigurasi pada evaluasi dan penugasan dibagian
akhir jobsheet.
4. Pengaturan dapat dilakukan dengan cara mengklik Control Panel -> Network
Connections akan muncul gambar seperti di bawah ini.

5. Klik kanan gambar di atas, kemudian pilih disable. Kemudian klik kanan lagi
gambar di atas dan pilih properties, maka akan muncul gambar seperti di bawah
ini. Klik ganda Internet Protocol seperti pada gambar.
6. Langkah selanjutnya adalah isi IP Address dan Subnet mask. Sebagai contoh,
komputer yang terhubung pada jaringan komputer anda adalahh Range IP
address 192.168.0.1 dan menggunakan subnet mask 255.255.255.0.

7. Klik OK. Kemudian klik 2x gambar no.1 di atas, maka LAN akan enable.

E. Evaluasi dan Hasil Pratikum
1. Membentuk kelompok dan masing-masing kelompok membangun jaringan
Dengan menggunakan network 192.168.1.0/24 .
2. Atur Netmask sebagai berikut :
a. Percobaan 1 = 255.255.255.0
= /24
b. Percobaan 2 = 255.255.255.128 = /25
c. Percobaan 3 = 255.255.255.192 = /26
d. Percobaan 4 = 255.255.255.224 = /27
Percobaan 1 . Uji Koneksi Untuk Netmask 255.255.255.0
Uji Koneksi (ping)
No.

Kelompok

Respon
Dari

1.

2.

3.

4

A

B

C

D

Ke

192.168.1.2

192.168.1.1
192.168.1.3
192.168.1.4
192.168.1.101
192.168.1.102
192.168.1.103
192.168.1.104
192.168.1.151
192.168.1.152
192.168.1.153
192.168.1.154
192.168.1.201
192.168.1.202

192.168.1.2

192.168.1.2

192.168.1.2

Terkoneksi

Terkoneksi

Terkoneksi

Terkoneksi
192.168.1.203
192.168.1.204
Percobaan 2 . Untuk Netmask 255.255.255.128
Uji Koneksi (ping)
No.

Kelompok

Respon
Dari

1.

A

Ke

192.168.1.2

192.168.1.1
192.168.1.3
192.168.1.4
2.
B
192.168.1.2
192.168.1.101
192.168.1.102
192.168.1.103
192.168.1.104
3.
C
192.168.1.2
192.168.1.151
192.168.1.152
192.168.1.153
192.168.1.154
4
D
192.168.1.2
192.168.1.201
192.168.1.202
192.168.1.203
192.168.1.204
Ket : Kelompok C dan D saling terkoneksi .

Terkoneksi

Terkoneksi

Tidak
Terkoneksi

Tidak
Terkoneksi

Percobaan 3 . Untuk Netmask 255.255.255.192
Uji Koneksi (ping)
No.

Kelompok

Respon
Dari

1.

A

Ke

192.168.1.2

192.168.1.1
192.168.1.3
192.168.1.4
2.
B
192.168.1.2
192.168.1.101
192.168.1.102
192.168.1.103
192.168.1.104
3.
C
192.168.1.2
192.168.1.151
192.168.1.152
192.168.1.153
192.168.1.154
4
D
192.168.1.2
192.168.1.201
192.168.1.202
192.168.1.203
192.168.1.204
Ket : Hanya kelompok B dan C saling terkoneksi.

Terkoneksi

Tidak
Terkoneksi

Tidak
Terkoneksi

Tidak
Terkoneksi
Percobaan 4 . Untuk Netmask 255.255.255.224
Uji Koneksi (ping)
No.

Kelompok

Respon
Dari

1.

A

Ke

192.168.1.2

192.168.1.1
192.168.1.2
192.168.1.3
2.
B
192.168.1.2
192.168.1.101
192.168.1.102
192.168.1.103
192.168.1.104
3.
C
192.168.1.2
192.168.1.151
192.168.1.152
192.168.1.153
192.168.1.154
4
D
192.168.1.2
192.168.1.201
192.168.1.202
192.168.1.203
192.168.1.204
Hanya sesama anggota kelompok yang terkoneksi

Terkoneksi

Tidak
Terkoneksi

Tidak
Terkoneksi

Tidak
Terkoneksi

 Hasil Praktikum dari DOS
Microsoft Windows [Version 6.1.7601]
Copyright (c) 2009 Microsoft
Corporation. All rights reserved.
C:UsersTOSHIBA>ping 192.168.1.1
Pinging 192.168.1.1 with 32 bytes of
data:
Reply from 192.168.1.1: bytes=32
time=1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.1: bytes=32
time<1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.1: bytes=32
time<1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.1: bytes=32
time<1ms TTL=128
Ping statistics for 192.168.1.1:
Packets: Sent = 4, Received = 4,
Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milliseconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 1ms,
Average = 0ms
C:UsersTOSHIBA>ping 192.168.1.3
Pinging 192.168.1.3 with 32 bytes of
data:
Reply from 192.168.1.3: bytes=32
time=1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.3: bytes=32
time<1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.3: bytes=32
time<1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.3: bytes=32
time<1ms TTL=128
Ping statistics for 192.168.1.3:
Packets: Sent = 4, Received = 4,
Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milliseconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 1ms,
Average = 0ms
C:UsersTOSHIBA>ping 192.168.1.4
Pinging 192.168.1.4 with 32 bytes of
data:
Reply from 192.168.1.4: bytes=32
time<1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.4: bytes=32
time<1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.4: bytes=32
time<1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.4: bytes=32
time<1ms TTL=128
Ping statistics for 192.168.1.4:
Packets: Sent = 4, Received = 4,
Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milliseconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 0ms,
Average = 0ms
C:UsersTOSHIBA>ping 192.168.1.101
Pinging 192.168.1.101 with 32 bytes of
data:
Reply from 192.168.1.101: bytes=32
time=1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.101: bytes=32
time<1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.101: bytes=32
time<1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.101: bytes=32
time<1ms TTL=128
Ping statistics for 192.168.1.101:
Packets: Sent = 4, Received = 4,
Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milliseconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 1ms,
Average = 0ms
C:UsersTOSHIBA>ping 192.168.1.102
Pinging 192.168.1.102 with 32 bytes of
data:
Reply from 192.168.1.102: bytes=32
time=1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.102: bytes=32
time<1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.102: bytes=32
time<1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.102: bytes=32
time<1ms TTL=128
Ping statistics for 192.168.1.102:
Packets: Sent = 4, Received = 4,
Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milliseconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 1ms,
Average = 0ms
C:UsersTOSHIBA>ping 192.168.1.103
Pinging 192.168.1.103 with 32 bytes of
data:
Reply from 192.168.1.103: bytes=32
time=1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.103: bytes=32
time<1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.103: bytes=32
time<1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.103: bytes=32
time<1ms TTL=128
Ping statistics for 192.168.1.103:
Packets: Sent = 4, Received = 4,
Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milliseconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 1ms,
Average = 0ms
C:UsersTOSHIBA>ping 192.168.1.104
Pinging 192.168.1.104 with 32 bytes of
data:
Reply from 192.168.1.104: bytes=32
time=1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.104: bytes=32
time<1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.104: bytes=32
time<1ms TTL=128
Reply from 192.168.1.104: bytes=32
time<1ms TTL=128
Ping statistics for 192.168.1.104:
Packets: Sent = 4, Received = 4,
Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milliseconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 1ms,
Average = 0ms
C:UsersTOSHIBA>ping 192.168.1.151
Pinging
data:
Request
Request
Request
Request

192.168.1.151 with 32 bytes of
timed
timed
timed
timed

out.
out.
out.
out.

Ping statistics for 192.168.1.151:
Packets: Sent = 4, Received = 0,
Lost = 4 (100% loss),
C:UsersTOSHIBA>ping 192.168.1.204
Pinging
data:
Request
Request
Request
Request

192.168.1.204 with 32 bytes of
timed
timed
timed
timed

out.
out.
out.
out.

Ping statistics for 192.168.1.204:
Packets: Sent = 4, Received = 0,
Lost = 4 (100% loss),
C:UsersTOSHIBA>ping 192.168.1.201
Pinging
data:
Request
Request
Request
Request

192.168.1.201 with 32 bytes of
timed
timed
timed
timed

out.
out.
out.
out.

Ping statistics for 192.168.1.201:
Packets: Sent = 4, Received = 0,
Lost = 4 (100% loss),
Ping statistics for 192.168.1.204:
Packets: Sent = 4, Received = 4,
Lost = 0 (0% loss),
Analisis Hasil Praktikum
1. Untuk netmask 255.255.255.0
Alamat IP
11000000 10101000 00000001 00000001 (192.168.1.1)
Subnet Mask
11111111 11111111 11111111 00000000 (255.255.255.0)
-------------------------------------------------------------- AND
Network Address
11000000 10101000 00000001 00000000 (192.168.1.0)
Broadcast Address
11000000 10101000 00000001 11111111(192.168.1.255)
Range Address
192 . 168 . 1 . 0
192 . 168 . 1 . 255
Semua Host yg ada pada jaringan akan terhubung.
Host Address

2h – 2 = 28-2
= 256 – 2
= 254

2. Untuk netmask 255.255.255.128
Alamat IP
11000000 10101000 00000001 00000001 (192.168.1.1)
Subnet Mask
11111111 11111111 11111111 000000(255.255.255.128)
--------------------------------------------------------------- AND
Network Address
11000000 10101000 00000001 00000000 (192.168.1.0)
Broadcast Address
11000000 10101000 00000001 01111111 (192.168.127.)
Range Address
192 . 168 . 1 . 0
192 . 168 . 1 . 127

Jumlah segmen

2n = 21
=2

Range Address
1) 192.168.1.0
192 . 168 . 1 . 127
2) 192.168.1.128
192 . 168 . 1 . 255
Oleh karena itu, kelompok A dan B saling terkoneksi. Kelompok C dan D juga
saling terkoneksi
Host Address
2h – 2 = 27-2
= 128 – 2
= 126
3. Untuk netmask 255.255.255.192
Alamat IP
11000000 10101000 00000001 00000001 (192.168.1.1)
Subnet Mask
11111111 11111111 11111111 110000 (255.255.255.192)
--------------------------------------------------------------- AND
Network Address
11000000 10101000 00000001 00000000 (192.168.1.0)
Broadcast Address
11000000 10101000 00000001 00111111 (192.168.63.)
Range Address
192 . 168 . 1 . 0
192 . 168 . 1 . 63
Jumlah segmen

2n = 22
=4

Range Address
1) 192.168.1.0
192 . 168 . 1 . 63
2) 192.168.1.64
192 . 168 . 1 . 127
3) 192.168.1.128
192 . 168 . 1 . 191
4) 192.168.1.192
192 . 168 . 1 . 255
Oleh karena itu hanya kelompok B dan C yang saling terkoneksi, sebab berada
pada satu jaringan
Host Address
2h – 2 = 26 - 2
= 64 – 2
= 62
4. Untuk netmask 255.255.255.224
Alamat IP
11000000 10101000 00000001 00000001 (192.168.1.1)
Subnet Mask
11111111 11111111 11111111 111000(255.255.255.224)
--------------------------------------------------------------- AND
Network Address
11000000 10101000 00000001 00000000 (192.168.1.0)
Broadcast Address
11000000 10101000 00000001 00011111 (192.168.1.31)
Range Address
192 . 168 . 1 . 0
192 . 168 . 1 . 31
Jumlah segmen

2n = 23
=8

Range Address
1) 192.168.1.0
192 . 168 . 1 . 31
2) 192.168.1.32
192 . 168 . 1 . 63
3) 192.168.1.64
192 . 168 . 1 . 95
4) 192.168.1.96
192 . 168 . 1 . 127
5) 192.168.1.128
192 . 168 . 1 . 159
6) 192.168.1.160
192 . 168 . 1 . 191
7) 192.168.1.192
192 . 168 . 1 . 223
8) 192.168.1.224
192 . 168 . 1 . 255
Oleh karena itu hanya yang berada ada satu kelompok saja yang terkoneksi , sebab
tidak ada kelompok yang berada pada satu jaringan.
Host Address
2h – 2 = 25 - 2
= 32 – 2
= 31
F. Kesimpulan
1. Subnet mask adalah istilah yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang
digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak
suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar. (Wikipedia)

2. Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan
sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu
segmen
3. Subnet Mask berfungsi untuk mengetahui ‘kelompok’ (yang biasa disebut
sebagai Network) dari suatu IP
Fungsi Subnet adalah :
 Mengetahui alamat IP address
 Menentukan network Address
 Mengetahui broadcast address, dan
 Menentukan banyak subnet
4. Jumlah subnet dipengaruhi oleh jumlah bit 1 yang bertambah pada oktet
keempat pada netmask. Semakin banyak jumlah bit 1 pada oktet keempat
netmask maka semakin banyak jumlah subnetnya.
5. Metode yang dapat digunkan untuk merepresentasikanASubnet Mask :
 Notasi Desimal Bertitik
 Notasi Panjang Prefiks Jaringan

More Related Content

What's hot

Soal Latihan OSI Layer
Soal Latihan OSI LayerSoal Latihan OSI Layer
Soal Latihan OSI LayerDenny Yahya
 
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...Uofa_Unsada
 
Konsep Routing - v2.pptx
Konsep Routing - v2.pptxKonsep Routing - v2.pptx
Konsep Routing - v2.pptxHasobrBlank
 
Contoh peyelesaian logika fuzzy
Contoh peyelesaian logika fuzzyContoh peyelesaian logika fuzzy
Contoh peyelesaian logika fuzzyZaenal Khayat
 
Laporan 7 konfigurasi wireless lan
Laporan 7 konfigurasi wireless lanLaporan 7 konfigurasi wireless lan
Laporan 7 konfigurasi wireless lanWilly Winas
 
MATERI JARINGAN NIRKABEL TKJ.pptx
MATERI JARINGAN NIRKABEL TKJ.pptxMATERI JARINGAN NIRKABEL TKJ.pptx
MATERI JARINGAN NIRKABEL TKJ.pptxrosminailham02
 
UK1 - Merancang Pengalamatan Jaringan.pdf
UK1 - Merancang Pengalamatan Jaringan.pdfUK1 - Merancang Pengalamatan Jaringan.pdf
UK1 - Merancang Pengalamatan Jaringan.pdfkoswara10
 
Dasar Telekomunikasi - Slide week 3 informasi
Dasar Telekomunikasi - Slide week 3   informasiDasar Telekomunikasi - Slide week 3   informasi
Dasar Telekomunikasi - Slide week 3 informasiBeny Nugraha
 
Laporan 5 routing static mikrotic router
Laporan 5 routing static mikrotic routerLaporan 5 routing static mikrotic router
Laporan 5 routing static mikrotic routerWilly Winas
 
Osi layer dan fungsinya
Osi layer dan fungsinyaOsi layer dan fungsinya
Osi layer dan fungsinyaMuhammad Putra
 
soal latihan mikrotik
soal latihan mikrotik soal latihan mikrotik
soal latihan mikrotik Roni Sugiyanto
 
Ragam Dialog :: Interaksi Manusia dan Komputer
Ragam Dialog :: Interaksi Manusia dan KomputerRagam Dialog :: Interaksi Manusia dan Komputer
Ragam Dialog :: Interaksi Manusia dan KomputerAuliaa Oktarianii
 
#1 Laporan Konfigurasi VLAN XI TKJ 2 SMKN 8 semarang 2018
#1 Laporan Konfigurasi VLAN XI TKJ 2 SMKN 8 semarang 2018#1 Laporan Konfigurasi VLAN XI TKJ 2 SMKN 8 semarang 2018
#1 Laporan Konfigurasi VLAN XI TKJ 2 SMKN 8 semarang 2018Rahadi Teguh Prasetyo
 
Laporan kerja praktek jaringankomputer
Laporan kerja praktek jaringankomputerLaporan kerja praktek jaringankomputer
Laporan kerja praktek jaringankomputerElytua Napitupulu
 
Makalah media transmisi jaringan kabel dan wireless
Makalah media transmisi jaringan kabel dan wirelessMakalah media transmisi jaringan kabel dan wireless
Makalah media transmisi jaringan kabel dan wirelessDebi Sanita
 
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Jaringan perangkat lokal"
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Jaringan perangkat lokal"Laporan Praktek Jaringan Komputer "Jaringan perangkat lokal"
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Jaringan perangkat lokal"Riyo D'lasphaga
 

What's hot (20)

Soal Latihan OSI Layer
Soal Latihan OSI LayerSoal Latihan OSI Layer
Soal Latihan OSI Layer
 
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...
 
Konsep Routing - v2.pptx
Konsep Routing - v2.pptxKonsep Routing - v2.pptx
Konsep Routing - v2.pptx
 
Laporan routing ospf
Laporan routing ospfLaporan routing ospf
Laporan routing ospf
 
Contoh peyelesaian logika fuzzy
Contoh peyelesaian logika fuzzyContoh peyelesaian logika fuzzy
Contoh peyelesaian logika fuzzy
 
Laporan 7 konfigurasi wireless lan
Laporan 7 konfigurasi wireless lanLaporan 7 konfigurasi wireless lan
Laporan 7 konfigurasi wireless lan
 
pengenalan ipv6
pengenalan ipv6pengenalan ipv6
pengenalan ipv6
 
MATERI JARINGAN NIRKABEL TKJ.pptx
MATERI JARINGAN NIRKABEL TKJ.pptxMATERI JARINGAN NIRKABEL TKJ.pptx
MATERI JARINGAN NIRKABEL TKJ.pptx
 
UK1 - Merancang Pengalamatan Jaringan.pdf
UK1 - Merancang Pengalamatan Jaringan.pdfUK1 - Merancang Pengalamatan Jaringan.pdf
UK1 - Merancang Pengalamatan Jaringan.pdf
 
Dasar Telekomunikasi - Slide week 3 informasi
Dasar Telekomunikasi - Slide week 3   informasiDasar Telekomunikasi - Slide week 3   informasi
Dasar Telekomunikasi - Slide week 3 informasi
 
Laporan 5 routing static mikrotic router
Laporan 5 routing static mikrotic routerLaporan 5 routing static mikrotic router
Laporan 5 routing static mikrotic router
 
Osi layer dan fungsinya
Osi layer dan fungsinyaOsi layer dan fungsinya
Osi layer dan fungsinya
 
soal latihan mikrotik
soal latihan mikrotik soal latihan mikrotik
soal latihan mikrotik
 
Algoritma penjadwalan proses
Algoritma penjadwalan prosesAlgoritma penjadwalan proses
Algoritma penjadwalan proses
 
Ragam Dialog :: Interaksi Manusia dan Komputer
Ragam Dialog :: Interaksi Manusia dan KomputerRagam Dialog :: Interaksi Manusia dan Komputer
Ragam Dialog :: Interaksi Manusia dan Komputer
 
#1 Laporan Konfigurasi VLAN XI TKJ 2 SMKN 8 semarang 2018
#1 Laporan Konfigurasi VLAN XI TKJ 2 SMKN 8 semarang 2018#1 Laporan Konfigurasi VLAN XI TKJ 2 SMKN 8 semarang 2018
#1 Laporan Konfigurasi VLAN XI TKJ 2 SMKN 8 semarang 2018
 
Laporan kerja praktek jaringankomputer
Laporan kerja praktek jaringankomputerLaporan kerja praktek jaringankomputer
Laporan kerja praktek jaringankomputer
 
Makalah media transmisi jaringan kabel dan wireless
Makalah media transmisi jaringan kabel dan wirelessMakalah media transmisi jaringan kabel dan wireless
Makalah media transmisi jaringan kabel dan wireless
 
Laporan 2 instalasi dan konfigurasi Lan
Laporan 2 instalasi dan konfigurasi LanLaporan 2 instalasi dan konfigurasi Lan
Laporan 2 instalasi dan konfigurasi Lan
 
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Jaringan perangkat lokal"
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Jaringan perangkat lokal"Laporan Praktek Jaringan Komputer "Jaringan perangkat lokal"
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Jaringan perangkat lokal"
 

Viewers also liked

Laporan praktikum iv.1 visual
Laporan praktikum iv.1 visualLaporan praktikum iv.1 visual
Laporan praktikum iv.1 visualrahmi wahyuni
 
Pemrograman Web 3
Pemrograman Web 3Pemrograman Web 3
Pemrograman Web 3andreboys
 
Laporan4 supernet gusdanela_1206535
Laporan4 supernet gusdanela_1206535Laporan4 supernet gusdanela_1206535
Laporan4 supernet gusdanela_1206535Gusdanela
 
Pengertian & Penjelasan Subnetting Jaringan
Pengertian & Penjelasan Subnetting JaringanPengertian & Penjelasan Subnetting Jaringan
Pengertian & Penjelasan Subnetting Jaringanlionfas
 
Laporan praktikum v visual basic
Laporan praktikum v visual basicLaporan praktikum v visual basic
Laporan praktikum v visual basicrahmi wahyuni
 
2015 07 ari anto - setting mikrotik level 4 full
2015   07 ari anto - setting mikrotik level 4 full2015   07 ari anto - setting mikrotik level 4 full
2015 07 ari anto - setting mikrotik level 4 fullSyiroy Uddin
 
Analisa Subnetting Local Area Network (Lan) Pada Lab Jaringan Komputer di UPNVJ
Analisa Subnetting Local Area Network (Lan) Pada Lab Jaringan Komputer di UPNVJAnalisa Subnetting Local Area Network (Lan) Pada Lab Jaringan Komputer di UPNVJ
Analisa Subnetting Local Area Network (Lan) Pada Lab Jaringan Komputer di UPNVJAchmad Nurcholis
 
Routing dan Macam-Macam Routing
Routing dan Macam-Macam RoutingRouting dan Macam-Macam Routing
Routing dan Macam-Macam RoutingOctavio Dakosta
 
Laporan praktikum iii visual basic
Laporan praktikum iii visual basicLaporan praktikum iii visual basic
Laporan praktikum iii visual basicrahmi wahyuni
 
Tutorial cisco packet tracer lengkap
Tutorial cisco packet tracer lengkapTutorial cisco packet tracer lengkap
Tutorial cisco packet tracer lengkaplaila wulandari
 

Viewers also liked (12)

Laporan praktikum iv.1 visual
Laporan praktikum iv.1 visualLaporan praktikum iv.1 visual
Laporan praktikum iv.1 visual
 
Pemrograman Web 3
Pemrograman Web 3Pemrograman Web 3
Pemrograman Web 3
 
Laporan 2 prk installasi
Laporan 2 prk installasi Laporan 2 prk installasi
Laporan 2 prk installasi
 
Laporan4 supernet gusdanela_1206535
Laporan4 supernet gusdanela_1206535Laporan4 supernet gusdanela_1206535
Laporan4 supernet gusdanela_1206535
 
Pengertian & Penjelasan Subnetting Jaringan
Pengertian & Penjelasan Subnetting JaringanPengertian & Penjelasan Subnetting Jaringan
Pengertian & Penjelasan Subnetting Jaringan
 
Laporan praktikum v visual basic
Laporan praktikum v visual basicLaporan praktikum v visual basic
Laporan praktikum v visual basic
 
2015 07 ari anto - setting mikrotik level 4 full
2015   07 ari anto - setting mikrotik level 4 full2015   07 ari anto - setting mikrotik level 4 full
2015 07 ari anto - setting mikrotik level 4 full
 
Analisa Subnetting Local Area Network (Lan) Pada Lab Jaringan Komputer di UPNVJ
Analisa Subnetting Local Area Network (Lan) Pada Lab Jaringan Komputer di UPNVJAnalisa Subnetting Local Area Network (Lan) Pada Lab Jaringan Komputer di UPNVJ
Analisa Subnetting Local Area Network (Lan) Pada Lab Jaringan Komputer di UPNVJ
 
Routing dan Macam-Macam Routing
Routing dan Macam-Macam RoutingRouting dan Macam-Macam Routing
Routing dan Macam-Macam Routing
 
Laporan praktikum iii visual basic
Laporan praktikum iii visual basicLaporan praktikum iii visual basic
Laporan praktikum iii visual basic
 
Tutorial cisco packet tracer lengkap
Tutorial cisco packet tracer lengkapTutorial cisco packet tracer lengkap
Tutorial cisco packet tracer lengkap
 
Modul 3 subnetting
Modul 3 subnettingModul 3 subnetting
Modul 3 subnetting
 

Similar to Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"

Similar to Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting" (20)

Laporan 3 netmask subnetting
Laporan 3 netmask   subnettingLaporan 3 netmask   subnetting
Laporan 3 netmask subnetting
 
Laporan 3
Laporan 3Laporan 3
Laporan 3
 
Jaringan komputer dan internet 5
Jaringan komputer dan internet 5Jaringan komputer dan internet 5
Jaringan komputer dan internet 5
 
Jaringan komputer dan internet 5
Jaringan komputer dan internet 5Jaringan komputer dan internet 5
Jaringan komputer dan internet 5
 
Jaringan Komputer dan Internet 6
Jaringan Komputer dan Internet 6Jaringan Komputer dan Internet 6
Jaringan Komputer dan Internet 6
 
subnetting dan pengaturan IP lokal padan LAN
subnetting dan pengaturan IP lokal padan LANsubnetting dan pengaturan IP lokal padan LAN
subnetting dan pengaturan IP lokal padan LAN
 
Ip address
Ip addressIp address
Ip address
 
Sesi Pertemuan IP Subnet .ppt
Sesi Pertemuan IP Subnet .pptSesi Pertemuan IP Subnet .ppt
Sesi Pertemuan IP Subnet .ppt
 
Modul 4 ip dan netmask
Modul 4 ip dan netmaskModul 4 ip dan netmask
Modul 4 ip dan netmask
 
Modul 3
Modul 3Modul 3
Modul 3
 
Pertemuan5
Pertemuan5Pertemuan5
Pertemuan5
 
Subnetting dan Supernetting
Subnetting dan SupernettingSubnetting dan Supernetting
Subnetting dan Supernetting
 
Jaringan Komputer dan Internet 8
Jaringan Komputer dan Internet 8Jaringan Komputer dan Internet 8
Jaringan Komputer dan Internet 8
 
Pertemuan 11
Pertemuan 11Pertemuan 11
Pertemuan 11
 
Pertemuan5
Pertemuan5Pertemuan5
Pertemuan5
 
Memahami ip address dan subneting bagi
Memahami ip address dan subneting bagiMemahami ip address dan subneting bagi
Memahami ip address dan subneting bagi
 
Ip Address
Ip AddressIp Address
Ip Address
 
Penghitungan subnetting
Penghitungan subnettingPenghitungan subnetting
Penghitungan subnetting
 
VLSM DAN KLASIFIKASI IP
VLSM DAN KLASIFIKASI IPVLSM DAN KLASIFIKASI IP
VLSM DAN KLASIFIKASI IP
 
Subneting PPT Jarkom Rks[1].pptx
Subneting PPT Jarkom Rks[1].pptxSubneting PPT Jarkom Rks[1].pptx
Subneting PPT Jarkom Rks[1].pptx
 

Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"

  • 1. LAPORAN 6 PRAKTEK INSTALASI JARINGAN & KOMPUTER “Subneting” Oleh: Nama Nim Prodi : Riyo Syaputra :1102087 : Pendidikan Teknik Elektronika TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013
  • 2. A. Tujuan 1. 2. 3. 4. Memahami fungsi dan peranan protokol pada jaringan komputer. Mampu melakukan pengalamatan (IP Address) pada komputer jaringan. Mampu melakukan pengaturan Subnet mask pada jaringan lokal. Memahami fungsi Subnetting pada jaringan komputer. B. Alat dan Bahan 1. Personal Computer 2. LAN Card / NIC 3. Switch / Hub 4. Kabel ethernet Straight / Trought C. Materi Teoritis SUBNET MASK Subnet mask adalah istilah yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar. Gambar : Cara konfigurasi IP Address dan Subnet mask. Penggunaan sebuah subnet mask yang disebut address mask sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut :
  • 3. Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1. Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0. Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja, baik subnet mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier berbasis kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP. Ada dua metode yang dapat digunakan untuk merepresentasikan subnet mask, yakni: Notasi Desimal Bertitik Notasi Panjang Prefiks Jaringan Desimal Bertitik Sebuah subnet mask biasanya diekspresikan di dalam notasi desimal bertitik (dotted decimal notation), seperti halnya alamat IP. Setelah semua bit diset sebagai bagian network identifier dan host identifier, hasil nilai 32-bit tersebut akan dikonversikan ke notasi desimal bertitik. Perlu dicatat, bahwa meskipun direpresentasikan sebagai notasi desimal bertitik, subnet mask bukanlah sebuah alamat IP. Subnet mask default dibuat berdasarkan kelas-kelas alamat IP dan digunakan di dalam jaringan TCP/IP yang tidak dibagi ke alam beberapa subnet. Tabel di bawah ini menyebutkan beberapa subnet mask default dengan menggunakan notasi desimal bertitik. Formatnya adalah: alamat IP www.xxx.yyy.zzz subnet mask www.xxx.yyy.zzz Kelas alamat Subnet mask (biner) Subnet mask (desimal) Kelas A 11111111.00000000.00000000.00000000 255.0.0.0 Kelas B 11111111.11111111.00000000.00000000 255.255.0.0 Kelas C 11111111.11111111.11111111.00000000 255.255.255.0 Perlu diingat, bahwa nilai subnet mask default di atas dapat dikustomisasi oleh administrator jaringan, saat melakukan proses pembagian jaringan (subnetting atau supernetting). Sebagai contoh, alamat 138.96.58.0 merupakan sebuah network identifier dari kelas B yang telah dibagi ke beberapa subnet dengan menggunakan bilangan 8-bit. Kedelapan bit tersebut yang digunakan sebagai host identifier akan digunakan untuk menampilkan network identifier yang telah dibagi ke dalam subnet. Subnet yang digunakan adalah total 24 bit sisanya(255.255.255.0) yang dapat digunakan untuk mendefinisikan custom network identifier. Network
  • 4. identifier yang telah di-subnet-kan tersebut serta subnet mask yang digunakannya selanjutnya akan ditampilkan dengan menggunakan notasi sebagai berikut: 138.96.58.0, 255.255.255.0 Representasi panjang prefiks (prefix length) dari sebuah subnet mask Karena bit-bit network identifier harus selalu dipilih di dalam sebuah bentuk yang berdekatan dari bit-bit ordo tinggi, maka ada sebuah cara yang digunakan untuk merepresentasikan sebuah subnet mask dengan menggunakan bit yang mendefinisikan network identifier sebagai sebuah network prefix dengan menggunakan notasi network prefix seperti tercantum di dalam tabel di bawah ini. Notasi network prefix juga dikenal dengan sebutan notasi Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Formatnya adalah sebagai berikut: /<jumlah bit yang digunakan sebagai network identifier> Kelas alamat Subnet mask (biner) Subnet mask (desimal) Prefix Length Kelas A 11111111.00000000.00000000.00000000 255.0.0.0 /8 Kelas B 11111111.11111111.00000000.00000000 255.255.0.0 /16 Kelas C 11111111.11111111.11111111.00000000 255.255.255.0 /24 Sebagai contoh, network identifier kelas B dari 138.96.0.0 yang memiliki subnet mask 255.255.0.0 dapat direpresentasikan di dalam notasi prefix length sebagai 138.96.0.0/16. Karena semua host yang berada di dalam jaringan yang sama menggunakan network identifier yang sama, maka semua host yang berada di dalam jaringan yang sama harus menggunakan network identifier yang sama yang didefinisikan oleh subnet mask yang sama pula. Sebagai contoh, notasi 138.23.0.0/16 tidaklah sama dengan notasi 138.23.0.0/24, dan kedua jaringan tersebut tidak berada di dalam ruang alamat yang sama. Network identifier 138.23.0.0/16 memiliki range alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.255.254; sedangkan network identifier 138.23.0.0/24 hanya memiliki range alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.0.254. Menentukan alamat Network Identifier Untuk menentukan network identifier dari sebuah alamat IP dengan menggunakan sebuah subnet mask tertentu, dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah operasi matematika, yaitu dengan menggunakan operasi logika perbandingan AND (AND comparison). Di dalam sebuah AND comparison, nilai dari dua hal yang diperbandingkan akan bernilai true hanya ketika dua item tersebut bernilai true; dan menjadi false jika salah satunya false. Dengan mengaplikasikan
  • 5. prinsip ini ke dalam bit-bit, nilai 1 akan didapat jika kedua bit yang diperbandingkan bernilai 1, dan nilai 0 jika ada salah satu di antara nilai yang diperbandingkan bernilai 0. Cara ini akan melakukan sebuah operasi logika AND comparison dengan menggunakan 32-bit alamat IP dan dengan 32-bit subnet mask, yang dikenal dengan operasi bitwise logical AND comparison. Hasil dari operasi bitwise alamat IP dengan subnet mask itulah yang disebut dengan network identifier. Contoh: Alamat IP 10000011 01101011 10100100 00011010 (131.107.164.026) Subnet Mask 11111111 11111111 11110000 00000000 (255.255.240.000) ------------------------------------------------------------------ AND Network ID 10000011 01101011 10100000 00000000 (131.107.160.000) Subnetting Alamat IP kelas A Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network identifier kelas A.
  • 6. Subnetting Alamat IP kelas B Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network identifier kelas B. Subnetting Alamat IP kelas C Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network identifier kelas C. Variable-length Subnetting Bahasan di atas merupakan sebuah contoh dari subnetting yang memiliki panjang tetap (fixed length subnetting), yang akan menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host yang sama. Meskipun demikian, dalam kenyataannya segmen jaringan tidaklah seperti itu. Beberapa segmen jaringan membutuhkan lebih banyak alamat IP dibandingkan lainnya, dan beberapa segmen jaringan membutuhkan lebih sedikit alamat IP. Jika proses subnetting yang menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host yang sama telah dilakukan, maka ada kemungkinan di dalam segmensegmen jaringan tersebut memiliki alamat-alamat yang tidak digunakan atau
  • 7. membutuhkan lebih banyak alamat. Karena itulah, dalam kasus ini proses subnetting harus dilakukan berdasarkan segmen jaringan yang dibutuhkan oleh jumlah host terbanyak. Untuk memaksimalkan penggunaan ruangan alamat yang tetap, subnetting pun diaplikasikan secara rekursif untuk membentuk beberapa subjaringan dengan ukuran bervariasi, yang diturunkan dari network identifier yang sama. Teknik subnetting seperti ini disebut juga variable-length subnetting. Subjaringan-subjaringan yang dibuat dengan teknik ini menggunakan subnet mask yang disebut sebagai Variable-length Subnet Mask (VLSM). Karena semua subnet diturunkan dari network identifier yang sama, jika subnet-subnet tersebut berurutan (kontigu subnet yang berada dalam network identifier yang sama yang dapat saling berhubungan satu sama lainnya), rute yang ditujukan ke subnet-subnet tersebut dapat diringkas dengan menyingkat network identifier yang asli. Teknik variable-length subnetting harus dilakukan secara hati-hati sehingga subnet yang dibentuk pun unik, dan dengan menggunakan subnet mask tersebut dapat dibedakan dengan subnet lainnya, meski berada dalam network identifer asli yang sama. Kehati-hatian tersebut melibatkan analisis yang lebih terhadap segmensegmen jaringan yang akan menentukan berapa banyak segmen yang akan dibuat dan berapa banyak jumlah host dalam setiap segmennya. Dengan menggunakan variable-length subnetting, teknik subnetting dapat dilakukan secara rekursif: network identifier yang sebelumnya telah di-subnet-kan, di-subnet-kan kembali. Ketika melakukannya, bit-bit network identifier tersebut harus bersifat tetap dan subnetting pun dilakukan dengan mengambil sisa dari bitbit host. VLSM (Variabel Length Subnet Mask) memungkinkan pembagian ruang IP address secara rekrusif, contoh agregasi routingnya sebagai berikut : D. Langkah Kerja 1. Siapkan beberapa buah PC yang sudah terpasang NIC, kabel ethernet straighttrought dan switch/hub. 2. Hubungkan masing-masing PC ke switch/hub menggunakan kabel ethernet, seperti gambar berikut :
  • 8. 3. Lakukanlah pengaturan IP Address dan Subnet mask masing-masing PC, sesuaikan dengan kebutuhan konfigurasi pada evaluasi dan penugasan dibagian akhir jobsheet. 4. Pengaturan dapat dilakukan dengan cara mengklik Control Panel -> Network Connections akan muncul gambar seperti di bawah ini. 5. Klik kanan gambar di atas, kemudian pilih disable. Kemudian klik kanan lagi gambar di atas dan pilih properties, maka akan muncul gambar seperti di bawah ini. Klik ganda Internet Protocol seperti pada gambar.
  • 9. 6. Langkah selanjutnya adalah isi IP Address dan Subnet mask. Sebagai contoh, komputer yang terhubung pada jaringan komputer anda adalahh Range IP address 192.168.0.1 dan menggunakan subnet mask 255.255.255.0. 7. Klik OK. Kemudian klik 2x gambar no.1 di atas, maka LAN akan enable. E. Evaluasi dan Hasil Pratikum 1. Membentuk kelompok dan masing-masing kelompok membangun jaringan Dengan menggunakan network 192.168.1.0/24 . 2. Atur Netmask sebagai berikut : a. Percobaan 1 = 255.255.255.0 = /24 b. Percobaan 2 = 255.255.255.128 = /25 c. Percobaan 3 = 255.255.255.192 = /26 d. Percobaan 4 = 255.255.255.224 = /27 Percobaan 1 . Uji Koneksi Untuk Netmask 255.255.255.0 Uji Koneksi (ping) No. Kelompok Respon Dari 1. 2. 3. 4 A B C D Ke 192.168.1.2 192.168.1.1 192.168.1.3 192.168.1.4 192.168.1.101 192.168.1.102 192.168.1.103 192.168.1.104 192.168.1.151 192.168.1.152 192.168.1.153 192.168.1.154 192.168.1.201 192.168.1.202 192.168.1.2 192.168.1.2 192.168.1.2 Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi
  • 10. 192.168.1.203 192.168.1.204 Percobaan 2 . Untuk Netmask 255.255.255.128 Uji Koneksi (ping) No. Kelompok Respon Dari 1. A Ke 192.168.1.2 192.168.1.1 192.168.1.3 192.168.1.4 2. B 192.168.1.2 192.168.1.101 192.168.1.102 192.168.1.103 192.168.1.104 3. C 192.168.1.2 192.168.1.151 192.168.1.152 192.168.1.153 192.168.1.154 4 D 192.168.1.2 192.168.1.201 192.168.1.202 192.168.1.203 192.168.1.204 Ket : Kelompok C dan D saling terkoneksi . Terkoneksi Terkoneksi Tidak Terkoneksi Tidak Terkoneksi Percobaan 3 . Untuk Netmask 255.255.255.192 Uji Koneksi (ping) No. Kelompok Respon Dari 1. A Ke 192.168.1.2 192.168.1.1 192.168.1.3 192.168.1.4 2. B 192.168.1.2 192.168.1.101 192.168.1.102 192.168.1.103 192.168.1.104 3. C 192.168.1.2 192.168.1.151 192.168.1.152 192.168.1.153 192.168.1.154 4 D 192.168.1.2 192.168.1.201 192.168.1.202 192.168.1.203 192.168.1.204 Ket : Hanya kelompok B dan C saling terkoneksi. Terkoneksi Tidak Terkoneksi Tidak Terkoneksi Tidak Terkoneksi
  • 11. Percobaan 4 . Untuk Netmask 255.255.255.224 Uji Koneksi (ping) No. Kelompok Respon Dari 1. A Ke 192.168.1.2 192.168.1.1 192.168.1.2 192.168.1.3 2. B 192.168.1.2 192.168.1.101 192.168.1.102 192.168.1.103 192.168.1.104 3. C 192.168.1.2 192.168.1.151 192.168.1.152 192.168.1.153 192.168.1.154 4 D 192.168.1.2 192.168.1.201 192.168.1.202 192.168.1.203 192.168.1.204 Hanya sesama anggota kelompok yang terkoneksi Terkoneksi Tidak Terkoneksi Tidak Terkoneksi Tidak Terkoneksi  Hasil Praktikum dari DOS Microsoft Windows [Version 6.1.7601] Copyright (c) 2009 Microsoft Corporation. All rights reserved. C:UsersTOSHIBA>ping 192.168.1.1 Pinging 192.168.1.1 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time=1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms TTL=128 Ping statistics for 192.168.1.1:
  • 12. Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milliseconds: Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms C:UsersTOSHIBA>ping 192.168.1.3 Pinging 192.168.1.3 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.3: bytes=32 time=1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.3: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.3: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.3: bytes=32 time<1ms TTL=128 Ping statistics for 192.168.1.3: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milliseconds: Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms C:UsersTOSHIBA>ping 192.168.1.4 Pinging 192.168.1.4 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.4: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.4: bytes=32 time<1ms TTL=128
  • 13. Reply from 192.168.1.4: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.4: bytes=32 time<1ms TTL=128 Ping statistics for 192.168.1.4: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milliseconds: Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average = 0ms C:UsersTOSHIBA>ping 192.168.1.101 Pinging 192.168.1.101 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.101: bytes=32 time=1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.101: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.101: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.101: bytes=32 time<1ms TTL=128 Ping statistics for 192.168.1.101: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milliseconds: Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms C:UsersTOSHIBA>ping 192.168.1.102
  • 14. Pinging 192.168.1.102 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.102: bytes=32 time=1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.102: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.102: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.102: bytes=32 time<1ms TTL=128 Ping statistics for 192.168.1.102: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milliseconds: Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms C:UsersTOSHIBA>ping 192.168.1.103 Pinging 192.168.1.103 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.103: bytes=32 time=1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.103: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.103: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.103: bytes=32 time<1ms TTL=128 Ping statistics for 192.168.1.103: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milliseconds:
  • 15. Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms C:UsersTOSHIBA>ping 192.168.1.104 Pinging 192.168.1.104 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.104: bytes=32 time=1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.104: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.104: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.104: bytes=32 time<1ms TTL=128 Ping statistics for 192.168.1.104: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milliseconds: Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms C:UsersTOSHIBA>ping 192.168.1.151 Pinging data: Request Request Request Request 192.168.1.151 with 32 bytes of timed timed timed timed out. out. out. out. Ping statistics for 192.168.1.151: Packets: Sent = 4, Received = 0, Lost = 4 (100% loss),
  • 16. C:UsersTOSHIBA>ping 192.168.1.204 Pinging data: Request Request Request Request 192.168.1.204 with 32 bytes of timed timed timed timed out. out. out. out. Ping statistics for 192.168.1.204: Packets: Sent = 4, Received = 0, Lost = 4 (100% loss), C:UsersTOSHIBA>ping 192.168.1.201 Pinging data: Request Request Request Request 192.168.1.201 with 32 bytes of timed timed timed timed out. out. out. out. Ping statistics for 192.168.1.201: Packets: Sent = 4, Received = 0, Lost = 4 (100% loss), Ping statistics for 192.168.1.204: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
  • 17. Analisis Hasil Praktikum 1. Untuk netmask 255.255.255.0 Alamat IP 11000000 10101000 00000001 00000001 (192.168.1.1) Subnet Mask 11111111 11111111 11111111 00000000 (255.255.255.0) -------------------------------------------------------------- AND Network Address 11000000 10101000 00000001 00000000 (192.168.1.0) Broadcast Address 11000000 10101000 00000001 11111111(192.168.1.255) Range Address 192 . 168 . 1 . 0 192 . 168 . 1 . 255 Semua Host yg ada pada jaringan akan terhubung. Host Address 2h – 2 = 28-2 = 256 – 2 = 254 2. Untuk netmask 255.255.255.128 Alamat IP 11000000 10101000 00000001 00000001 (192.168.1.1) Subnet Mask 11111111 11111111 11111111 000000(255.255.255.128) --------------------------------------------------------------- AND Network Address 11000000 10101000 00000001 00000000 (192.168.1.0) Broadcast Address 11000000 10101000 00000001 01111111 (192.168.127.) Range Address 192 . 168 . 1 . 0 192 . 168 . 1 . 127 Jumlah segmen 2n = 21 =2 Range Address 1) 192.168.1.0 192 . 168 . 1 . 127 2) 192.168.1.128 192 . 168 . 1 . 255 Oleh karena itu, kelompok A dan B saling terkoneksi. Kelompok C dan D juga saling terkoneksi Host Address 2h – 2 = 27-2 = 128 – 2 = 126 3. Untuk netmask 255.255.255.192 Alamat IP 11000000 10101000 00000001 00000001 (192.168.1.1) Subnet Mask 11111111 11111111 11111111 110000 (255.255.255.192) --------------------------------------------------------------- AND Network Address 11000000 10101000 00000001 00000000 (192.168.1.0) Broadcast Address 11000000 10101000 00000001 00111111 (192.168.63.) Range Address 192 . 168 . 1 . 0 192 . 168 . 1 . 63
  • 18. Jumlah segmen 2n = 22 =4 Range Address 1) 192.168.1.0 192 . 168 . 1 . 63 2) 192.168.1.64 192 . 168 . 1 . 127 3) 192.168.1.128 192 . 168 . 1 . 191 4) 192.168.1.192 192 . 168 . 1 . 255 Oleh karena itu hanya kelompok B dan C yang saling terkoneksi, sebab berada pada satu jaringan Host Address 2h – 2 = 26 - 2 = 64 – 2 = 62 4. Untuk netmask 255.255.255.224 Alamat IP 11000000 10101000 00000001 00000001 (192.168.1.1) Subnet Mask 11111111 11111111 11111111 111000(255.255.255.224) --------------------------------------------------------------- AND Network Address 11000000 10101000 00000001 00000000 (192.168.1.0) Broadcast Address 11000000 10101000 00000001 00011111 (192.168.1.31) Range Address 192 . 168 . 1 . 0 192 . 168 . 1 . 31 Jumlah segmen 2n = 23 =8 Range Address 1) 192.168.1.0 192 . 168 . 1 . 31 2) 192.168.1.32 192 . 168 . 1 . 63 3) 192.168.1.64 192 . 168 . 1 . 95 4) 192.168.1.96 192 . 168 . 1 . 127 5) 192.168.1.128 192 . 168 . 1 . 159 6) 192.168.1.160 192 . 168 . 1 . 191 7) 192.168.1.192 192 . 168 . 1 . 223 8) 192.168.1.224 192 . 168 . 1 . 255 Oleh karena itu hanya yang berada ada satu kelompok saja yang terkoneksi , sebab tidak ada kelompok yang berada pada satu jaringan. Host Address 2h – 2 = 25 - 2 = 32 – 2 = 31
  • 19. F. Kesimpulan 1. Subnet mask adalah istilah yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar. (Wikipedia) 2. Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen 3. Subnet Mask berfungsi untuk mengetahui ‘kelompok’ (yang biasa disebut sebagai Network) dari suatu IP Fungsi Subnet adalah :  Mengetahui alamat IP address  Menentukan network Address  Mengetahui broadcast address, dan  Menentukan banyak subnet 4. Jumlah subnet dipengaruhi oleh jumlah bit 1 yang bertambah pada oktet keempat pada netmask. Semakin banyak jumlah bit 1 pada oktet keempat netmask maka semakin banyak jumlah subnetnya. 5. Metode yang dapat digunkan untuk merepresentasikanASubnet Mask :  Notasi Desimal Bertitik  Notasi Panjang Prefiks Jaringan