2. 2
DefinisiDefinisi
Sindrom klinis karena kerusakan sarafSindrom klinis karena kerusakan saraf
simpatik (sentrum Siliospinale C8-Th2)simpatik (sentrum Siliospinale C8-Th2)
Sering disebut Bernard-Horner SyndromSering disebut Bernard-Horner Syndrom
Okulosimpatetik palsyOkulosimpatetik palsy
Loewenfeld IE. Neuro-Opthalmic Anantomy, 1999
3. 3
SejarahSejarah
Deskripsi pertama sindrom paresis okulosimpatik olehDeskripsi pertama sindrom paresis okulosimpatik oleh
Francois Pourfour de Petit 1772Francois Pourfour de Petit 1772 → transeksi experimental→ transeksi experimental
nervus intercostal pada anjingnervus intercostal pada anjing
Claude Bernard mendeskripsikan secara lebih komplitClaude Bernard mendeskripsikan secara lebih komplit
tahun1852tahun1852
Johan Friedrich HornerJohan Friedrich Horner
Ahli opthalmologi Swiss mendeskripsikan gejalanyaAhli opthalmologi Swiss mendeskripsikan gejalanya
berupa gangguan pada mata dan bagian lain dari tubuh,berupa gangguan pada mata dan bagian lain dari tubuh,
dan gambaran klasik sindrom ini pada tahun 1869dan gambaran klasik sindrom ini pada tahun 1869
Claude-Bernard-Horner SyndromClaude-Bernard-Horner Syndrom
Loewenfeld IE. Neuro-Opthalmic Anantomy, 1999
4. 4
EpidemiologiEpidemiologi
Sindrom Horner tidak memiliki predileksiSindrom Horner tidak memiliki predileksi
khususkhusus → umur, jenis kelamin, ras, dan→ umur, jenis kelamin, ras, dan
lokasi geografilokasi geografi
Sindrom Horner kongenital → heterokromiaSindrom Horner kongenital → heterokromia
dan hilangnya lipatan horizontal kelopak matadan hilangnya lipatan horizontal kelopak mata
atau lipatan pada mata yang ptosisatau lipatan pada mata yang ptosis
Loewenfeld IE. Neuro-Opthalmic Anantomy, 1999
5. 5
Anatomi Jalur OkulosimpatikAnatomi Jalur Okulosimpatik
Neuron simpatik berawal dari hipothalamusNeuron simpatik berawal dari hipothalamus
AktivitasAktivitas →→ oleh oleh impuls dari regio frontal,oleh oleh impuls dari regio frontal,
sensorimotor, oksipital dan sistem limbik (gyrussensorimotor, oksipital dan sistem limbik (gyrus
cyngulate)cyngulate)
Sentral (Neuron orde I)Sentral (Neuron orde I)
* Neuron ode I* Neuron ode I →→ dorsolateral hipothalamusdorsolateral hipothalamus
* Turun menuju batang otak* Turun menuju batang otak →→ lateral nukleus N.IVlateral nukleus N.IV
* Di pons* Di pons →→ dorsal dari fibrae pontis transversadorsal dari fibrae pontis transversa
* Di medula oblongata* Di medula oblongata →→anterior nukleus olivaris inferioranterior nukleus olivaris inferior
* Pada medula spinalis* Pada medula spinalis →→ bersinaps di C8-Th2 columbersinaps di C8-Th2 colum
intermediolateral ( sentrum silio spinale dari Budge-intermediolateral ( sentrum silio spinale dari Budge-
Waller)Waller)
Loewenfeld IE. Neuro-Opthalmic Anantomy, 1999
7. 7
Preganglionik (Neuron orde II)Preganglionik (Neuron orde II)
* Keluar dari bagian rami ventral medula spinalis C8-* Keluar dari bagian rami ventral medula spinalis C8-
Th2. Menyilang ganglion thoracicus inferiorTh2. Menyilang ganglion thoracicus inferior →→ ganglionganglion
serviko-thorakalis atau ganglion stelatta dan ganglionserviko-thorakalis atau ganglion stelatta dan ganglion
servikalis media.servikalis media.
* Terakhir bersinaps di ganglion servikalis superior* Terakhir bersinaps di ganglion servikalis superior
* Melewati apex paru dan berjalan sepanjang selubung* Melewati apex paru dan berjalan sepanjang selubung
arteri karotisarteri karotis
* Serat yang bersinap di ganglion servikalis superior* Serat yang bersinap di ganglion servikalis superior
terletak di sudut mandibula dan bifurcatio arteri carotisterletak di sudut mandibula dan bifurcatio arteri carotis
komuniskomunis
Loewenfeld IE. Neuro-Opthalmic Anantomy, 1999
8. 8
Postganglionik (Neuron orde III)Postganglionik (Neuron orde III)
* Neuron orde III meninggalkan ganglion sevikalis* Neuron orde III meninggalkan ganglion sevikalis
superior dan membentuk pleksus simpatikus (nervussuperior dan membentuk pleksus simpatikus (nervus
karotikus internus)karotikus internus)
* Berjalan sepanjang arteri karotis interna menuju sinus* Berjalan sepanjang arteri karotis interna menuju sinus
kavernosuskavernosus
*Meninggalkan arteri karotis interna dan berjalan*Meninggalkan arteri karotis interna dan berjalan
bersama N.VI dan N.V1bersama N.VI dan N.V1
* Memasuki orbita dengan cabang nasosiliaris* Memasuki orbita dengan cabang nasosiliaris
* Cabang postganglion mempengaruhi vasokonstriksi* Cabang postganglion mempengaruhi vasokonstriksi
dan sekresi keringat di wajah dan leher, sekresi kelenjardan sekresi keringat di wajah dan leher, sekresi kelenjar
saliva, dan otot-otot polos kelopak mata atas dan bawahsaliva, dan otot-otot polos kelopak mata atas dan bawah
Loewenfeld IE. Neuro-Opthalmic Anantomy, 1999
9. 9
Di dalam orbita :Di dalam orbita :
1. Serat simpatik bergabung dengan cabang1. Serat simpatik bergabung dengan cabang
nasosiliaris dari divisi oftalmika nervus trigeminusnasosiliaris dari divisi oftalmika nervus trigeminus →→
m. dilatator pupilm. dilatator pupil
2.2. Serat cabang simpatikSerat cabang simpatik →→n.occulomotorius mensarafin.occulomotorius mensarafi
kelopak mata atas dan bawahkelopak mata atas dan bawah →→ elevasi kelopak mataelevasi kelopak mata
bawah (otot Muller)bawah (otot Muller)
3. Beberapa serat simpatik3. Beberapa serat simpatik →→ arteri karotis internaarteri karotis interna →→
nervus petrosus superfisialisnervus petrosus superfisialis →→ n. vidianus. Serat inin. vidianus. Serat ini
berjalan paralel dengan serat parasimpatik danberjalan paralel dengan serat parasimpatik dan
menginervasi kelenjar lakrimalis.menginervasi kelenjar lakrimalis.
Loewenfeld IE. Neuro-Opthalmic Anantomy, 1999
10. 10
Serat sudomotor bertanggung jawabSerat sudomotor bertanggung jawab
terhadap vasokontriksi dan keringat.terhadap vasokontriksi dan keringat.
Serat saraf simpatis yang bertanggungSerat saraf simpatis yang bertanggung
jawab terhadap kelenjar keringat danjawab terhadap kelenjar keringat dan
piloareksi wajahpiloareksi wajah →→ arteri karotis eksternaarteri karotis eksterna
Serat simpatik orbita superior melayaniSerat simpatik orbita superior melayani
kelenjar keringat di daerah dahi.kelenjar keringat di daerah dahi.
Loewenfeld IE. Neuro-Opthalmic Anantomy, 1999
17. 17
Beberapa jenis obat penyebabBeberapa jenis obat penyebab
mirip sindrom Hornermirip sindrom Horner
ClorpromazineClorpromazine
FluphenazineFluphenazine
BupivacaineBupivacaine
LevodopaLevodopa
ReserpineReserpine
PromethasinePromethasine
ThioridazineThioridazine
Adam and Victor. Principles of Neurology, 2005
18. 18
Diagnosis KlinisDiagnosis Klinis
Miosis : paresis M. dilatator pupillaeMiosis : paresis M. dilatator pupillae
Ptosis : paresis M. tarsalis posteriorPtosis : paresis M. tarsalis posterior
Enopthalmus : paresis M. orbitalisEnopthalmus : paresis M. orbitalis
Kulit terasa hangat (vasodilatasi)Kulit terasa hangat (vasodilatasi)
Anhidrosis dan gangguan piloareksiAnhidrosis dan gangguan piloareksi
Ngoerah IGNG. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Saraf, 1991
19. 19
Diagnosis KlinisDiagnosis Klinis
Lesi Neuron Orde ILesi Neuron Orde I
Ditandai dengan hilangnya sensibilitas separuh tubuh,Ditandai dengan hilangnya sensibilitas separuh tubuh,
dysarthria, dysphagia, ataxia, vertigo and nystagmusdysarthria, dysphagia, ataxia, vertigo and nystagmus
Lesi Neuron Orde IILesi Neuron Orde II
Disertai dengan nyeri wajah, leher, ketiak, bahu atauDisertai dengan nyeri wajah, leher, ketiak, bahu atau
lengan , batuk, hemoptoelengan , batuk, hemoptoe
Riwayat operasi thorax atau leher, atau riwayatRiwayat operasi thorax atau leher, atau riwayat
pemasangan selang thoraxpemasangan selang thorax
Lesi Neuron Orde IIILesi Neuron Orde III
Diplopia (lesi N. VI), rasa tebal atau nyeri sepanjangDiplopia (lesi N. VI), rasa tebal atau nyeri sepanjang
distribusi N. V1 atau N.V2distribusi N. V1 atau N.V2
Adam and Victor. Principles of Neurology, 2005
24. 24
Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Penunjang
Tes farmakologis mataTes farmakologis mata
X-ray servikalX-ray servikal
CT scanCT scan
MRIMRI
Darah lengkapDarah lengkap
Biopsi limphonodiBiopsi limphonodi
Adam and Victor. Principles of Neurology, 2005
25. 25
Tes FarmakologisTes Farmakologis
Tes cocaine : cocaine 4 atau 10% akanTes cocaine : cocaine 4 atau 10% akan
mencegah reuptake noreepinephrine pada ujungmencegah reuptake noreepinephrine pada ujung
terminal neuron orde ke III dan menyebabkanterminal neuron orde ke III dan menyebabkan
midriasis jika sistem simpatik masih intakmidriasis jika sistem simpatik masih intak
Tes hidroxiamphetamine atau pholedrine : zat iniTes hidroxiamphetamine atau pholedrine : zat ini
mengakibatkan release noreepinephrine padamengakibatkan release noreepinephrine pada
ujung terminal neuron orde ke III. Jika terjadiujung terminal neuron orde ke III. Jika terjadi
kerusakan neuron orde ke III maka tidak akankerusakan neuron orde ke III maka tidak akan
ada produksi noreepinephrine. Pupil tidakada produksi noreepinephrine. Pupil tidak
mengalami midriasis jika ditetesi zat inimengalami midriasis jika ditetesi zat ini
Loewenfeld IE. Neuro-Opthalmic Anantomy, 1999
28. 28
Differensial DiagnosisDifferensial Diagnosis
Kelumpuhan parsial N.III (Okulomotorius)Kelumpuhan parsial N.III (Okulomotorius)
Miastenia GravisMiastenia Gravis
Pseudoptosis karena trakomaPseudoptosis karena trakoma
Ngoerah IGNG. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Saraf, 1991
29. 29
TatalaksanaTatalaksana
Secara umum penatalaksanaan SindromSecara umum penatalaksanaan Sindrom
Horner tergantung penyebab yangHorner tergantung penyebab yang
mendasarimendasari
Tatalaksana Medik : ditujukanTatalaksana Medik : ditujukan
menghilangkan penyakit dasar yangmenghilangkan penyakit dasar yang
menyebabkan Sindrom Hornermenyebabkan Sindrom Horner
Pada sebagian besar kasus, tidak adaPada sebagian besar kasus, tidak ada
tatalaksana yang menghasilkan outcometatalaksana yang menghasilkan outcome
lebih baiklebih baik
Loewenfeld IE. Neuro-Opthalmic Anantomy, 1999