SlideShare a Scribd company logo
Modul Perkuliahan Materi Pembelajaran Neuromuskuler Pusat_Oleh : Aditya Johan Romadhon, SST.FT, M.Fis
PERTEMUAN 10 & 11
MATERI PEMBELAJARAN : DISEASE AFFECTING THE SPINAL CORD
Spinal cord terjulur dari atas cervical 1 menuju ke bawah lumbal 1, terdapat pelebaran/ekspansi pada
area cervical dan lumbal, hal ini dikarenakan banyaknya sel neuron yang bersinap dengan saraf yang
menginervasi ekstremitas atas dan ekstremitas bawah, cauda equina dan filum terminal turun menuju se tingkat
sacral 2, segala bentuk gangguan yang melibatkan spinal cord mengakibatkan syndrome yang di istilahkan
sebagai “myelopathy”, jika gangguan melibatkan spinal cord dan akar saraf di istilahkan sebagai “myelo-
radiculopathy”, melibatkan pleksus di istilahkan “myelo-plexopathy”.
Pada spinal cord terdapat area somatic sensori dorsum column (medial lemniscal system), antero-lateral
column (spinothalamic), lateral column (spinocerebellar) dan motorik anterior column (anterior corticospinal,
reticulospinal pars pontine, vestibulospinal dll), lateral column (lateral corticospinal, rubrospinal, reticulospinal
pars medullary dll).
Terdapat 3 syndrome motorik utama pada gangguan spinal cord ;
1. Paraparesis, yakni kelumpuhan anggota gerak tubuh bagian bawah disertai gejala Upper Motor
Neuron (UMN).
2. Tetraparesis, yakni kelumpuhan ke-empat anggota gerak tubuh disertai gejala UMN.
3. Brown Sequard syndrome, yakni kelumpuhan sebelah tubuh disertai gejala UMN.
Paraparesis adalah kelumpuhan yang masih menyisakan sedikit kemampuan gerakan disadari
(incomplete paralysis), sedangkan paralysis adalah kelumpuhan yang ditandai dengan hilangnya keseluruhan
gerakan disadari. Istilah plegia, palsy dan paresis sering digunakan dan sangat mudah tertukar penggunaannya,
plegia berarti paralysis komplit, sedangkan palsy sering digunakan ketika mendiskripsikan kelumpuhan
yang melibatkan saraf cranial (bell’s palsy, pseudobulbar palsy) dan kelumpuhan yang cenderung bersifat
menetap (cerebral palsy).
Kerusakan/ gangguan column spinal (white matter) ditunjukkan dengan tanda kerusakan Upper
Motor Neuron (UMN), yakni hipertonus disertai spastisitas, hiperreflex disertai clonus, respon ekstensor
plantar (babinski) dan disfungsi spinchter. Sedangkan kerusakan pada motor neuron di AHC (grey
matter), menyebabkan tanda kerusakan Lower Motor Neuron (LMN), yakni flaccid, hypotonus,
hiporeflex/areflex dll.
Pada Brown Sequard Syndrome tanda yang ditampilkan bisa LMN dan UMN, misal kerusakan pada
salah satu sisi segmen C5 (flexor elbow), kerusakan pada segmen C5 tersebut meliputi white dan grey matter,
sehingga pada ekstremitas atas (bisceps) menunjukkan tanda flaccid, hypotonus dan hiporeflex, dikarenakan
motor neuron (grey matter) pada AHC segmen tersebut merupakan sistem saraf tepi, sedangkan segmen
dibawahnya akan menunjukkan tanda kerusakan UMN, hal ini dikarenakan white matter (traktus/jaras) pada
segmen dibawah C5 rusak dan motor neuron di AHC segmen dibawah C5 tidak mengalami kerusakan.
Modul Perkuliahan Materi Pembelajaran Neuromuskuler Pusat_Oleh : Aditya Johan Romadhon, SST.FT, M.Fis
Gambar 1. Tanda kerusakan UMN dan LMN
Kerusakan pada spinal cord dapat disebabkan oleh trauma, dislokasi, kompresi sendi, penyakit yang
menyerang sistem saraf pusat dsb, hal ini dapat menyebabkan terganggunya fungsi sensori, motorik bahkan
fungsi saraf otonom. Jika kerusakan komplit maka boleh jadi diikuti terganggunya fungsi bladder dan bowel.
Kerusakan spinal cord misal dikarenakan oleh dislokasi vertebra atau whiplash injury, maka akan memunculkan
tahapan tanda kerusakan, yakni pada saat kejadian muncul tanda “spinal shock”, pada tahap ini segmen
dibawah lesi menunjukkan tanda flaccid, atonic bladder dengan incontinentia, atonic bowel, hilangnya
reflex genital dan hilangnya kontrol vasomotor.
Setelah 1-2 minggu maka tahapan selanjutnya adalah “heightened reflex activity”, ditandai dengan
spastisitas, respon ekstensor plantar (babinski), hiperaktif fungsi saraf otonom misal, keringat berlebihan.
Gambar 2. Tanda kerusakan UMN dan LMN pada Bladder
Kerusakan spinal cord dikarenakan kompresi juga sering dijumpai dalam klinis, kerusakan dibawah
thoracal 1 tidak menyebabkan gangguan pada ekstremitas atas (spastic paraparesis/paraplegia), kerusakan
antara C5 dan T1 dapat menyebabkan LMN pada segmen yang rusak (ekstremitas atas flaccid) namun
ekstremitas bawah tanda kerusakan UMN. Sedangkan kerusakan akibat kompresi diatas C5 maka akan ditandai
kerusakan UMN pada ekstremitas atas dan bawah, pada kerusakan kompresi ini mungkin awalnya fungsi
bladder tidak terganggu, namun dengan bertambah luasnya kerusakan maka akan menimbulkan gangguan
fungsi bladder.
Modul Perkuliahan Materi Pembelajaran Neuromuskuler Pusat_Oleh : Aditya Johan Romadhon, SST.FT, M.Fis
Gambar 3. Tingkat kerusakan segmen
Selain kompresi sendi dan dislokasi vertebra, kerusakan spinal cord tidak jarang disebabkan oleh
degenerasi diskus sendi vertebra (spondylosis), jika protrusi diskus menuju ke postero-lateral maka akan
menggencet root saraf ditandai dengan tanda kerusakan LMN, namun jika protrusi diskus menuju ke
posterior/ central maka akan menggencet spinal cord dan muncul tanda kerusakan UMN, jika protrusi
diatas L1 maka akan menyebabkan spastic paraparesis/paraplegia dan diatas segmen cervical
menyebabkan tetraparesis/tetraplegia. Protrusi diskus menyebabkan tanda kerusakan LMN jika protrusi
di bawah L1, hal ini karena spinal cord berakhir di tingkat segmen L1, sehingga dibawah segmen L1 hanya
dilewati sistem saraf tepi.
Gambar 4. Protrusi diskus vertebra
Untuk menentukan tingkat gangguan spinal cord, digunakan instrumen “American Spinal Injury
Association (ASIA) impairment scale”, instrument ini merupakan modifikasi dari instrument yang dulu
sering dipakai dalam menentukan tingkat gangguan spinal cord yakni frankel grade.
Gambar 5. American Spinal Injury Association Impairement Scale
Selain kerusakan spinal cord disebabkan oleh faktor-faktor mekanik, kerusakan spinal cord dapat terjadi
oleh penyakit-penyakit medulla spinalis, seperti penyakit multiple sclerosis. Multiple Sclerosis (MS)
Modul Perkuliahan Materi Pembelajaran Neuromuskuler Pusat_Oleh : Aditya Johan Romadhon, SST.FT, M.Fis
menyebabkan inflamasi sistem saraf pusat oleh imun tubuh yang diikuti dengan rusaknya myelin
(demyelinating) dan degenerasi sistem saraf pusat. Kerusakan pada myelin saraf menimbulkan terganggunya
transmisi saraf, MS biasa ditemukan pada grey dan white matter cerebrum, area periventricular, white
matter cerebellar, saraf/traktus optikus, brainstem, cervical segmen spinal cord dan sistem saraf pusat
lainnya. Hingga saat ini multiple sclerosis disebut sebagai penyakit white matter sistem saraf pusat.
Gambar 6. Demyelinating
Tanda gejala klinis pada pasien multipe sclerosis meliputi, hilangnya aktivasi otot, spastisitas, paraesthesia
pada ekstremitas atau wajah, gangguan penglihatan (episodic visual blurring) dan vestibular syndrome disertai
vertigo.
Penyakit MS ini dapat di bagi menjadi 4 gejala klinis ;
1. Relapsing-remitting MS, merupakan gejala klinis yang banyak dijumpai, karakteristik serangan MS
singkat diikuti perbaikan (recovery) komplit atau parsial.
2. Secondary progressive MS, fase awal seperti Relapsing-remitting MS dan tiba-tiba sclerosis terus
bertambah buruk
3. Primary progressive MS, sclerosis terus meningkat tanpa adanya serangan
4. Progressive relapsing MS, sclerosis terus memburuk disertai frekuensi serangan yang banyak.
Gambar 7. Empat gejala klinis MS
Selain multiple sclerosis, penyakit sclerosis seperti Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS) merupakan
penyakit progresif yang menyerang sel saraf otak dan sel saraf spinal cord. Penyakit ini sangat progresif dan
Modul Perkuliahan Materi Pembelajaran Neuromuskuler Pusat_Oleh : Aditya Johan Romadhon, SST.FT, M.Fis
bertambah berat tiap waktunya, ALS menyerang baik sistem saraf pusat ataupun sistem saraf tepi, sehingga
saraf akan berhenti menginervasi, otot menjadi lemah setiap waktu, atrophy, dan akhirnya otak kehilangan
fungsi dalam melakukan kontrol gerakan. Tanda yang sering menyertai penyakit ini adalah fasikulasi otot
ekstremitas atas, ekstremitas bawah, bahu, bahkan lidah, kram otot, susah mengunyah dan menelan.
LATIHAN SOAL
1. Kerusakan/gangguan pada spinal cord di istilahkan sebagai apa?
2. Kelumpuhan total pada kedua anggota gerak bawah disertai spastis di istilahkan sebagai apa?
3. Apa tanda kerusakan Upper Motor Neuron (UMN)?
4. Ketika terjadi kerusakan pada segmen C5, mengapa otot yang diinervasi oleh segmen yang rusak
menunjukkan tanda kerusakan LMN dan segmen di bawah kerusakan menunjukkan tanda kerusakan
UMN?
5. Apabila terjadi kerusakan spinal cord pada segmen dibawah T1, apa tipe sindrom motorik nya?
6. Jika protrusi diskus vertebra menuju posterior/central terjadi pada segmen dibawah L1, maka apa tanda
yang didapati?
7. Berdasarkan ASIA impairment scale, berapa grade penilaian pada pasien yang mengalami cidera spinal
cord menunjukkan kelemahan otot dalam melawan tahanan, namun mampu bergerak melawan
gravitasi?
8. Penyakit multiple sclerosis disebabkan oleh apa?
9. Apa tanda gejala seseorang yang terkena multiple sclerosis?
10. Amyotrophic lateral sclerosis menyerang sistem saraf apa?

More Related Content

What's hot

Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialis
fikri asyura
 
Tenosynovitis supuratif
Tenosynovitis supuratifTenosynovitis supuratif
Tenosynovitis supuratifvonysafitri
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Seascape Surveys
 
Medula spinalis
Medula spinalisMedula spinalis
Medula spinaliselmakrufi
 
Hakim 6 (pagi) Medulla Spinalis dan Jaras
Hakim 6 (pagi) Medulla Spinalis dan JarasHakim 6 (pagi) Medulla Spinalis dan Jaras
Hakim 6 (pagi) Medulla Spinalis dan Jaras
R.F Hakim
 
Vertigo
VertigoVertigo
Vertigo
fikri asyura
 
peningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialpeningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialNoorahmah Adiany
 
Stroke case Philjeuwbens
Stroke case Philjeuwbens Stroke case Philjeuwbens
Stroke case Philjeuwbens
Phil Adit R
 
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
AditAditya19
 
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratTrauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Aris Rahmanda
 
Guillain barre sindrom
Guillain barre sindromGuillain barre sindrom
Guillain barre sindromFionna Pohan
 
Kegawatdaruratan psikiatri
Kegawatdaruratan psikiatriKegawatdaruratan psikiatri
Kegawatdaruratan psikiatriYeni Anggraini
 
Anamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
Anamnesis ujiam psikiatri skizofreniaAnamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
Anamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
Phil Adit R
 
Patofisiologi demam
Patofisiologi demamPatofisiologi demam
Patofisiologi demam
Tmb Odhian
 
Px neurologi fix
Px neurologi fixPx neurologi fix
Px neurologi fix
DwiKartikaRukmi
 
Complete Spinal Transections
Complete Spinal TransectionsComplete Spinal Transections
Complete Spinal Transections
Imron Rosyadi
 

What's hot (20)

Referat low back pain
Referat low back painReferat low back pain
Referat low back pain
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialis
 
Tenosynovitis supuratif
Tenosynovitis supuratifTenosynovitis supuratif
Tenosynovitis supuratif
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 
Medula spinalis
Medula spinalisMedula spinalis
Medula spinalis
 
Hakim 6 (pagi) Medulla Spinalis dan Jaras
Hakim 6 (pagi) Medulla Spinalis dan JarasHakim 6 (pagi) Medulla Spinalis dan Jaras
Hakim 6 (pagi) Medulla Spinalis dan Jaras
 
Vertigo
VertigoVertigo
Vertigo
 
peningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialpeningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranial
 
Stroke case Philjeuwbens
Stroke case Philjeuwbens Stroke case Philjeuwbens
Stroke case Philjeuwbens
 
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
 
Stroke hemoragik
Stroke hemoragikStroke hemoragik
Stroke hemoragik
 
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratTrauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
 
Syok pada anak
Syok pada anak Syok pada anak
Syok pada anak
 
Guillain barre sindrom
Guillain barre sindromGuillain barre sindrom
Guillain barre sindrom
 
Kegawatdaruratan psikiatri
Kegawatdaruratan psikiatriKegawatdaruratan psikiatri
Kegawatdaruratan psikiatri
 
Anamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
Anamnesis ujiam psikiatri skizofreniaAnamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
Anamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
 
Patofisiologi demam
Patofisiologi demamPatofisiologi demam
Patofisiologi demam
 
Px neurologi fix
Px neurologi fixPx neurologi fix
Px neurologi fix
 
Complete Spinal Transections
Complete Spinal TransectionsComplete Spinal Transections
Complete Spinal Transections
 
Fraktur
FrakturFraktur
Fraktur
 

Similar to MODUL DISEASE AFFECTING SPINAL CORD (Bahasa Indonesia)

Amyotrophic lateral sclerosi1
Amyotrophic lateral sclerosi1Amyotrophic lateral sclerosi1
Amyotrophic lateral sclerosi1
Nhoe Exanisah
 
Ppt sci
Ppt sciPpt sci
Ppt sci
riaasof
 
MYELOPATHY.pptx
MYELOPATHY.pptxMYELOPATHY.pptx
MYELOPATHY.pptx
aditya romadhon
 
Laporan PBL 1 Modul Hemiparesis
Laporan PBL 1 Modul HemiparesisLaporan PBL 1 Modul Hemiparesis
Laporan PBL 1 Modul Hemiparesis
Aulia Amani
 
67005474 patofisiologi-stroke
67005474 patofisiologi-stroke67005474 patofisiologi-stroke
67005474 patofisiologi-strokearinirahmawati
 
makalah-neuropati
makalah-neuropatimakalah-neuropati
makalah-neuropati
Eka Tambunan
 
Ways the brain is injured (autosaved)
Ways the brain is injured (autosaved)Ways the brain is injured (autosaved)
Ways the brain is injured (autosaved)ami223
 
Ways the brain is injured (autosaved)
Ways the brain is injured (autosaved)Ways the brain is injured (autosaved)
Ways the brain is injured (autosaved)
ami223
 
PENYAKIT_DAN_GANGGUAN_SYARAF.pptx
PENYAKIT_DAN_GANGGUAN_SYARAF.pptxPENYAKIT_DAN_GANGGUAN_SYARAF.pptx
PENYAKIT_DAN_GANGGUAN_SYARAF.pptx
NimfaChristinaRWibow
 
Copy_of_Spinal_Cord_Injury.pptx
Copy_of_Spinal_Cord_Injury.pptxCopy_of_Spinal_Cord_Injury.pptx
Copy_of_Spinal_Cord_Injury.pptx
NuruliznieRosezaidee
 
The art of neuromyelitist optica management (digest ethic)
The art of neuromyelitist optica management (digest ethic)The art of neuromyelitist optica management (digest ethic)
The art of neuromyelitist optica management (digest ethic)
Taruna Ikrar
 
LAPORAN PENDAHULUAN MYELITIS
LAPORAN PENDAHULUAN MYELITISLAPORAN PENDAHULUAN MYELITIS
LAPORAN PENDAHULUAN MYELITIS
nurhalimah rofi
 
als.ppt
als.pptals.ppt

Similar to MODUL DISEASE AFFECTING SPINAL CORD (Bahasa Indonesia) (20)

Hemiparesis
HemiparesisHemiparesis
Hemiparesis
 
Amyotrophic lateral sclerosi1
Amyotrophic lateral sclerosi1Amyotrophic lateral sclerosi1
Amyotrophic lateral sclerosi1
 
Ppt sci
Ppt sciPpt sci
Ppt sci
 
MYELOPATHY.pptx
MYELOPATHY.pptxMYELOPATHY.pptx
MYELOPATHY.pptx
 
Laporan PBL 1 Modul Hemiparesis
Laporan PBL 1 Modul HemiparesisLaporan PBL 1 Modul Hemiparesis
Laporan PBL 1 Modul Hemiparesis
 
67005474 patofisiologi-stroke
67005474 patofisiologi-stroke67005474 patofisiologi-stroke
67005474 patofisiologi-stroke
 
makalah-neuropati
makalah-neuropatimakalah-neuropati
makalah-neuropati
 
129281580 referat-koma
129281580 referat-koma129281580 referat-koma
129281580 referat-koma
 
Sistem saraf kelompok 3
Sistem saraf kelompok 3Sistem saraf kelompok 3
Sistem saraf kelompok 3
 
Ways the brain is injured (autosaved)
Ways the brain is injured (autosaved)Ways the brain is injured (autosaved)
Ways the brain is injured (autosaved)
 
Ways the brain is injured (autosaved)
Ways the brain is injured (autosaved)Ways the brain is injured (autosaved)
Ways the brain is injured (autosaved)
 
PENYAKIT_DAN_GANGGUAN_SYARAF.pptx
PENYAKIT_DAN_GANGGUAN_SYARAF.pptxPENYAKIT_DAN_GANGGUAN_SYARAF.pptx
PENYAKIT_DAN_GANGGUAN_SYARAF.pptx
 
6.trauma tulang belakang
6.trauma tulang belakang6.trauma tulang belakang
6.trauma tulang belakang
 
Copy_of_Spinal_Cord_Injury.pptx
Copy_of_Spinal_Cord_Injury.pptxCopy_of_Spinal_Cord_Injury.pptx
Copy_of_Spinal_Cord_Injury.pptx
 
The art of neuromyelitist optica management (digest ethic)
The art of neuromyelitist optica management (digest ethic)The art of neuromyelitist optica management (digest ethic)
The art of neuromyelitist optica management (digest ethic)
 
LAPORAN PENDAHULUAN MYELITIS
LAPORAN PENDAHULUAN MYELITISLAPORAN PENDAHULUAN MYELITIS
LAPORAN PENDAHULUAN MYELITIS
 
als.ppt
als.pptals.ppt
als.ppt
 
Laminektomi
LaminektomiLaminektomi
Laminektomi
 
Fisiologi saraf
Fisiologi sarafFisiologi saraf
Fisiologi saraf
 
Tugas eke AKPER PEMKAB MUNA
Tugas eke  AKPER PEMKAB MUNATugas eke  AKPER PEMKAB MUNA
Tugas eke AKPER PEMKAB MUNA
 

More from aditya romadhon

Latihan Fitness And Mobility Exercise (FAME) Pada Pasien Stroke
Latihan Fitness And Mobility Exercise (FAME) Pada Pasien StrokeLatihan Fitness And Mobility Exercise (FAME) Pada Pasien Stroke
Latihan Fitness And Mobility Exercise (FAME) Pada Pasien Stroke
aditya romadhon
 
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) CurrentMateri Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
aditya romadhon
 
Materi Elektroterapi Fisioterapi Faradic Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Faradic CurrentMateri Elektroterapi Fisioterapi Faradic Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Faradic Current
aditya romadhon
 
Materi Pembelajaran Fisioterapi Strength Duration Curve
Materi Pembelajaran Fisioterapi Strength Duration CurveMateri Pembelajaran Fisioterapi Strength Duration Curve
Materi Pembelajaran Fisioterapi Strength Duration Curve
aditya romadhon
 
Materi Pembelajaran Fisioterapi Elektroterapi TENS
Materi Pembelajaran Fisioterapi Elektroterapi TENSMateri Pembelajaran Fisioterapi Elektroterapi TENS
Materi Pembelajaran Fisioterapi Elektroterapi TENS
aditya romadhon
 
Materi Pembelajaran Fisioterapi ARUS DIADINAMIS
Materi Pembelajaran Fisioterapi ARUS DIADINAMISMateri Pembelajaran Fisioterapi ARUS DIADINAMIS
Materi Pembelajaran Fisioterapi ARUS DIADINAMIS
aditya romadhon
 
Materi Pembelajaran Fisioterapi Faradic Current
Materi Pembelajaran Fisioterapi Faradic CurrentMateri Pembelajaran Fisioterapi Faradic Current
Materi Pembelajaran Fisioterapi Faradic Current
aditya romadhon
 
11. fibromyalgia.pptx
11. fibromyalgia.pptx11. fibromyalgia.pptx
11. fibromyalgia.pptx
aditya romadhon
 
10. Central Post Stroke Pain.pptx
10. Central Post Stroke Pain.pptx10. Central Post Stroke Pain.pptx
10. Central Post Stroke Pain.pptx
aditya romadhon
 
Traksi Spinal.pptx
Traksi Spinal.pptxTraksi Spinal.pptx
Traksi Spinal.pptx
aditya romadhon
 
8. Complex regional Pain Syndrome.pptx
8. Complex regional Pain Syndrome.pptx8. Complex regional Pain Syndrome.pptx
8. Complex regional Pain Syndrome.pptx
aditya romadhon
 
Gangguan Motorik Pada stroke.pptx
Gangguan Motorik Pada stroke.pptxGangguan Motorik Pada stroke.pptx
Gangguan Motorik Pada stroke.pptx
aditya romadhon
 
Non Inflammatory Osteoarthritis.pptx
Non Inflammatory Osteoarthritis.pptxNon Inflammatory Osteoarthritis.pptx
Non Inflammatory Osteoarthritis.pptx
aditya romadhon
 
STROKE.pptx
STROKE.pptxSTROKE.pptx
STROKE.pptx
aditya romadhon
 
4. Arus Rusia.pptx
4. Arus Rusia.pptx4. Arus Rusia.pptx
4. Arus Rusia.pptx
aditya romadhon
 
Terapi Ultrasound I.pptx
Terapi Ultrasound I.pptxTerapi Ultrasound I.pptx
Terapi Ultrasound I.pptx
aditya romadhon
 
1. Konsep Dasar Elektroterapi.pptx
1. Konsep Dasar Elektroterapi.pptx1. Konsep Dasar Elektroterapi.pptx
1. Konsep Dasar Elektroterapi.pptx
aditya romadhon
 
Terapi Ultrasound III.pptx
Terapi Ultrasound III.pptxTerapi Ultrasound III.pptx
Terapi Ultrasound III.pptx
aditya romadhon
 
Terapi Ultrasound II.pptx
Terapi Ultrasound II.pptxTerapi Ultrasound II.pptx
Terapi Ultrasound II.pptx
aditya romadhon
 

More from aditya romadhon (20)

Latihan Fitness And Mobility Exercise (FAME) Pada Pasien Stroke
Latihan Fitness And Mobility Exercise (FAME) Pada Pasien StrokeLatihan Fitness And Mobility Exercise (FAME) Pada Pasien Stroke
Latihan Fitness And Mobility Exercise (FAME) Pada Pasien Stroke
 
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) CurrentMateri Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
 
Materi Elektroterapi Fisioterapi Faradic Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Faradic CurrentMateri Elektroterapi Fisioterapi Faradic Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Faradic Current
 
Materi Pembelajaran Fisioterapi Strength Duration Curve
Materi Pembelajaran Fisioterapi Strength Duration CurveMateri Pembelajaran Fisioterapi Strength Duration Curve
Materi Pembelajaran Fisioterapi Strength Duration Curve
 
Materi Pembelajaran Fisioterapi Elektroterapi TENS
Materi Pembelajaran Fisioterapi Elektroterapi TENSMateri Pembelajaran Fisioterapi Elektroterapi TENS
Materi Pembelajaran Fisioterapi Elektroterapi TENS
 
Materi Pembelajaran Fisioterapi ARUS DIADINAMIS
Materi Pembelajaran Fisioterapi ARUS DIADINAMISMateri Pembelajaran Fisioterapi ARUS DIADINAMIS
Materi Pembelajaran Fisioterapi ARUS DIADINAMIS
 
Materi Pembelajaran Fisioterapi Faradic Current
Materi Pembelajaran Fisioterapi Faradic CurrentMateri Pembelajaran Fisioterapi Faradic Current
Materi Pembelajaran Fisioterapi Faradic Current
 
11. fibromyalgia.pptx
11. fibromyalgia.pptx11. fibromyalgia.pptx
11. fibromyalgia.pptx
 
ESWT.pptx
ESWT.pptxESWT.pptx
ESWT.pptx
 
10. Central Post Stroke Pain.pptx
10. Central Post Stroke Pain.pptx10. Central Post Stroke Pain.pptx
10. Central Post Stroke Pain.pptx
 
Traksi Spinal.pptx
Traksi Spinal.pptxTraksi Spinal.pptx
Traksi Spinal.pptx
 
8. Complex regional Pain Syndrome.pptx
8. Complex regional Pain Syndrome.pptx8. Complex regional Pain Syndrome.pptx
8. Complex regional Pain Syndrome.pptx
 
Gangguan Motorik Pada stroke.pptx
Gangguan Motorik Pada stroke.pptxGangguan Motorik Pada stroke.pptx
Gangguan Motorik Pada stroke.pptx
 
Non Inflammatory Osteoarthritis.pptx
Non Inflammatory Osteoarthritis.pptxNon Inflammatory Osteoarthritis.pptx
Non Inflammatory Osteoarthritis.pptx
 
STROKE.pptx
STROKE.pptxSTROKE.pptx
STROKE.pptx
 
4. Arus Rusia.pptx
4. Arus Rusia.pptx4. Arus Rusia.pptx
4. Arus Rusia.pptx
 
Terapi Ultrasound I.pptx
Terapi Ultrasound I.pptxTerapi Ultrasound I.pptx
Terapi Ultrasound I.pptx
 
1. Konsep Dasar Elektroterapi.pptx
1. Konsep Dasar Elektroterapi.pptx1. Konsep Dasar Elektroterapi.pptx
1. Konsep Dasar Elektroterapi.pptx
 
Terapi Ultrasound III.pptx
Terapi Ultrasound III.pptxTerapi Ultrasound III.pptx
Terapi Ultrasound III.pptx
 
Terapi Ultrasound II.pptx
Terapi Ultrasound II.pptxTerapi Ultrasound II.pptx
Terapi Ultrasound II.pptx
 

Recently uploaded

Gerakan Sayang Ibu dan Bayi WOMEN_CENTERED_CARE
Gerakan Sayang Ibu dan Bayi WOMEN_CENTERED_CAREGerakan Sayang Ibu dan Bayi WOMEN_CENTERED_CARE
Gerakan Sayang Ibu dan Bayi WOMEN_CENTERED_CARE
liamasliha1
 
PENGELOLAAN POSYANDU ILP DI WILAYAH.pptx
PENGELOLAAN POSYANDU ILP DI WILAYAH.pptxPENGELOLAAN POSYANDU ILP DI WILAYAH.pptx
PENGELOLAAN POSYANDU ILP DI WILAYAH.pptx
SRIWIDOWATI5
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
LinaJuwairiyah1
 
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
serdangahmad
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
roomahmentari
 
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptxKebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
royalbalidigitalprin
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
nirmalaamir3
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
zirmajulianda1
 

Recently uploaded (9)

Gerakan Sayang Ibu dan Bayi WOMEN_CENTERED_CARE
Gerakan Sayang Ibu dan Bayi WOMEN_CENTERED_CAREGerakan Sayang Ibu dan Bayi WOMEN_CENTERED_CARE
Gerakan Sayang Ibu dan Bayi WOMEN_CENTERED_CARE
 
PENGELOLAAN POSYANDU ILP DI WILAYAH.pptx
PENGELOLAAN POSYANDU ILP DI WILAYAH.pptxPENGELOLAAN POSYANDU ILP DI WILAYAH.pptx
PENGELOLAAN POSYANDU ILP DI WILAYAH.pptx
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
 
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
 
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptxKebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
 

MODUL DISEASE AFFECTING SPINAL CORD (Bahasa Indonesia)

  • 1. Modul Perkuliahan Materi Pembelajaran Neuromuskuler Pusat_Oleh : Aditya Johan Romadhon, SST.FT, M.Fis PERTEMUAN 10 & 11 MATERI PEMBELAJARAN : DISEASE AFFECTING THE SPINAL CORD Spinal cord terjulur dari atas cervical 1 menuju ke bawah lumbal 1, terdapat pelebaran/ekspansi pada area cervical dan lumbal, hal ini dikarenakan banyaknya sel neuron yang bersinap dengan saraf yang menginervasi ekstremitas atas dan ekstremitas bawah, cauda equina dan filum terminal turun menuju se tingkat sacral 2, segala bentuk gangguan yang melibatkan spinal cord mengakibatkan syndrome yang di istilahkan sebagai “myelopathy”, jika gangguan melibatkan spinal cord dan akar saraf di istilahkan sebagai “myelo- radiculopathy”, melibatkan pleksus di istilahkan “myelo-plexopathy”. Pada spinal cord terdapat area somatic sensori dorsum column (medial lemniscal system), antero-lateral column (spinothalamic), lateral column (spinocerebellar) dan motorik anterior column (anterior corticospinal, reticulospinal pars pontine, vestibulospinal dll), lateral column (lateral corticospinal, rubrospinal, reticulospinal pars medullary dll). Terdapat 3 syndrome motorik utama pada gangguan spinal cord ; 1. Paraparesis, yakni kelumpuhan anggota gerak tubuh bagian bawah disertai gejala Upper Motor Neuron (UMN). 2. Tetraparesis, yakni kelumpuhan ke-empat anggota gerak tubuh disertai gejala UMN. 3. Brown Sequard syndrome, yakni kelumpuhan sebelah tubuh disertai gejala UMN. Paraparesis adalah kelumpuhan yang masih menyisakan sedikit kemampuan gerakan disadari (incomplete paralysis), sedangkan paralysis adalah kelumpuhan yang ditandai dengan hilangnya keseluruhan gerakan disadari. Istilah plegia, palsy dan paresis sering digunakan dan sangat mudah tertukar penggunaannya, plegia berarti paralysis komplit, sedangkan palsy sering digunakan ketika mendiskripsikan kelumpuhan yang melibatkan saraf cranial (bell’s palsy, pseudobulbar palsy) dan kelumpuhan yang cenderung bersifat menetap (cerebral palsy). Kerusakan/ gangguan column spinal (white matter) ditunjukkan dengan tanda kerusakan Upper Motor Neuron (UMN), yakni hipertonus disertai spastisitas, hiperreflex disertai clonus, respon ekstensor plantar (babinski) dan disfungsi spinchter. Sedangkan kerusakan pada motor neuron di AHC (grey matter), menyebabkan tanda kerusakan Lower Motor Neuron (LMN), yakni flaccid, hypotonus, hiporeflex/areflex dll. Pada Brown Sequard Syndrome tanda yang ditampilkan bisa LMN dan UMN, misal kerusakan pada salah satu sisi segmen C5 (flexor elbow), kerusakan pada segmen C5 tersebut meliputi white dan grey matter, sehingga pada ekstremitas atas (bisceps) menunjukkan tanda flaccid, hypotonus dan hiporeflex, dikarenakan motor neuron (grey matter) pada AHC segmen tersebut merupakan sistem saraf tepi, sedangkan segmen dibawahnya akan menunjukkan tanda kerusakan UMN, hal ini dikarenakan white matter (traktus/jaras) pada segmen dibawah C5 rusak dan motor neuron di AHC segmen dibawah C5 tidak mengalami kerusakan.
  • 2. Modul Perkuliahan Materi Pembelajaran Neuromuskuler Pusat_Oleh : Aditya Johan Romadhon, SST.FT, M.Fis Gambar 1. Tanda kerusakan UMN dan LMN Kerusakan pada spinal cord dapat disebabkan oleh trauma, dislokasi, kompresi sendi, penyakit yang menyerang sistem saraf pusat dsb, hal ini dapat menyebabkan terganggunya fungsi sensori, motorik bahkan fungsi saraf otonom. Jika kerusakan komplit maka boleh jadi diikuti terganggunya fungsi bladder dan bowel. Kerusakan spinal cord misal dikarenakan oleh dislokasi vertebra atau whiplash injury, maka akan memunculkan tahapan tanda kerusakan, yakni pada saat kejadian muncul tanda “spinal shock”, pada tahap ini segmen dibawah lesi menunjukkan tanda flaccid, atonic bladder dengan incontinentia, atonic bowel, hilangnya reflex genital dan hilangnya kontrol vasomotor. Setelah 1-2 minggu maka tahapan selanjutnya adalah “heightened reflex activity”, ditandai dengan spastisitas, respon ekstensor plantar (babinski), hiperaktif fungsi saraf otonom misal, keringat berlebihan. Gambar 2. Tanda kerusakan UMN dan LMN pada Bladder Kerusakan spinal cord dikarenakan kompresi juga sering dijumpai dalam klinis, kerusakan dibawah thoracal 1 tidak menyebabkan gangguan pada ekstremitas atas (spastic paraparesis/paraplegia), kerusakan antara C5 dan T1 dapat menyebabkan LMN pada segmen yang rusak (ekstremitas atas flaccid) namun ekstremitas bawah tanda kerusakan UMN. Sedangkan kerusakan akibat kompresi diatas C5 maka akan ditandai kerusakan UMN pada ekstremitas atas dan bawah, pada kerusakan kompresi ini mungkin awalnya fungsi bladder tidak terganggu, namun dengan bertambah luasnya kerusakan maka akan menimbulkan gangguan fungsi bladder.
  • 3. Modul Perkuliahan Materi Pembelajaran Neuromuskuler Pusat_Oleh : Aditya Johan Romadhon, SST.FT, M.Fis Gambar 3. Tingkat kerusakan segmen Selain kompresi sendi dan dislokasi vertebra, kerusakan spinal cord tidak jarang disebabkan oleh degenerasi diskus sendi vertebra (spondylosis), jika protrusi diskus menuju ke postero-lateral maka akan menggencet root saraf ditandai dengan tanda kerusakan LMN, namun jika protrusi diskus menuju ke posterior/ central maka akan menggencet spinal cord dan muncul tanda kerusakan UMN, jika protrusi diatas L1 maka akan menyebabkan spastic paraparesis/paraplegia dan diatas segmen cervical menyebabkan tetraparesis/tetraplegia. Protrusi diskus menyebabkan tanda kerusakan LMN jika protrusi di bawah L1, hal ini karena spinal cord berakhir di tingkat segmen L1, sehingga dibawah segmen L1 hanya dilewati sistem saraf tepi. Gambar 4. Protrusi diskus vertebra Untuk menentukan tingkat gangguan spinal cord, digunakan instrumen “American Spinal Injury Association (ASIA) impairment scale”, instrument ini merupakan modifikasi dari instrument yang dulu sering dipakai dalam menentukan tingkat gangguan spinal cord yakni frankel grade. Gambar 5. American Spinal Injury Association Impairement Scale Selain kerusakan spinal cord disebabkan oleh faktor-faktor mekanik, kerusakan spinal cord dapat terjadi oleh penyakit-penyakit medulla spinalis, seperti penyakit multiple sclerosis. Multiple Sclerosis (MS)
  • 4. Modul Perkuliahan Materi Pembelajaran Neuromuskuler Pusat_Oleh : Aditya Johan Romadhon, SST.FT, M.Fis menyebabkan inflamasi sistem saraf pusat oleh imun tubuh yang diikuti dengan rusaknya myelin (demyelinating) dan degenerasi sistem saraf pusat. Kerusakan pada myelin saraf menimbulkan terganggunya transmisi saraf, MS biasa ditemukan pada grey dan white matter cerebrum, area periventricular, white matter cerebellar, saraf/traktus optikus, brainstem, cervical segmen spinal cord dan sistem saraf pusat lainnya. Hingga saat ini multiple sclerosis disebut sebagai penyakit white matter sistem saraf pusat. Gambar 6. Demyelinating Tanda gejala klinis pada pasien multipe sclerosis meliputi, hilangnya aktivasi otot, spastisitas, paraesthesia pada ekstremitas atau wajah, gangguan penglihatan (episodic visual blurring) dan vestibular syndrome disertai vertigo. Penyakit MS ini dapat di bagi menjadi 4 gejala klinis ; 1. Relapsing-remitting MS, merupakan gejala klinis yang banyak dijumpai, karakteristik serangan MS singkat diikuti perbaikan (recovery) komplit atau parsial. 2. Secondary progressive MS, fase awal seperti Relapsing-remitting MS dan tiba-tiba sclerosis terus bertambah buruk 3. Primary progressive MS, sclerosis terus meningkat tanpa adanya serangan 4. Progressive relapsing MS, sclerosis terus memburuk disertai frekuensi serangan yang banyak. Gambar 7. Empat gejala klinis MS Selain multiple sclerosis, penyakit sclerosis seperti Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS) merupakan penyakit progresif yang menyerang sel saraf otak dan sel saraf spinal cord. Penyakit ini sangat progresif dan
  • 5. Modul Perkuliahan Materi Pembelajaran Neuromuskuler Pusat_Oleh : Aditya Johan Romadhon, SST.FT, M.Fis bertambah berat tiap waktunya, ALS menyerang baik sistem saraf pusat ataupun sistem saraf tepi, sehingga saraf akan berhenti menginervasi, otot menjadi lemah setiap waktu, atrophy, dan akhirnya otak kehilangan fungsi dalam melakukan kontrol gerakan. Tanda yang sering menyertai penyakit ini adalah fasikulasi otot ekstremitas atas, ekstremitas bawah, bahu, bahkan lidah, kram otot, susah mengunyah dan menelan. LATIHAN SOAL 1. Kerusakan/gangguan pada spinal cord di istilahkan sebagai apa? 2. Kelumpuhan total pada kedua anggota gerak bawah disertai spastis di istilahkan sebagai apa? 3. Apa tanda kerusakan Upper Motor Neuron (UMN)? 4. Ketika terjadi kerusakan pada segmen C5, mengapa otot yang diinervasi oleh segmen yang rusak menunjukkan tanda kerusakan LMN dan segmen di bawah kerusakan menunjukkan tanda kerusakan UMN? 5. Apabila terjadi kerusakan spinal cord pada segmen dibawah T1, apa tipe sindrom motorik nya? 6. Jika protrusi diskus vertebra menuju posterior/central terjadi pada segmen dibawah L1, maka apa tanda yang didapati? 7. Berdasarkan ASIA impairment scale, berapa grade penilaian pada pasien yang mengalami cidera spinal cord menunjukkan kelemahan otot dalam melawan tahanan, namun mampu bergerak melawan gravitasi? 8. Penyakit multiple sclerosis disebabkan oleh apa? 9. Apa tanda gejala seseorang yang terkena multiple sclerosis? 10. Amyotrophic lateral sclerosis menyerang sistem saraf apa?