Penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, karena angka kesakitan dan kematian yang masih tinggi. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.
DIAGNOSA BANDING PENURUNAN KESADARAN MANAJEMEN
Dipresentasikan oleh Jofizal Jannis | Neurologist| National Brain Centre
pada PIT VI IDI Kota Bogor | 10 Nopember 2013
Hampir semua orang dalam hidupnya mengalami beberapa bentuk trauma kepala. Lansia, bayi, dan mereka yang bermasalah seperti penyalahgunaan alkohol, terapi anti-koagulasi khususnya rentan untuk konsekuensi serius setelah cedera kepala.
Di Singapura, cedera kepala adalah penyebab utama kecacatan dan kematian dewasa di bawah usia 40 tahun yang mempunyai dampak penting pada pasien cedera otak, keluarga dan masyarakat.
Penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, karena angka kesakitan dan kematian yang masih tinggi. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.
DIAGNOSA BANDING PENURUNAN KESADARAN MANAJEMEN
Dipresentasikan oleh Jofizal Jannis | Neurologist| National Brain Centre
pada PIT VI IDI Kota Bogor | 10 Nopember 2013
Hampir semua orang dalam hidupnya mengalami beberapa bentuk trauma kepala. Lansia, bayi, dan mereka yang bermasalah seperti penyalahgunaan alkohol, terapi anti-koagulasi khususnya rentan untuk konsekuensi serius setelah cedera kepala.
Di Singapura, cedera kepala adalah penyebab utama kecacatan dan kematian dewasa di bawah usia 40 tahun yang mempunyai dampak penting pada pasien cedera otak, keluarga dan masyarakat.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
UNTUK MENDAPATKAN OBAT ASLI : 087776558899
__Cara Menggugurkan Janin Dalam Kandungan 3 Jam Bersih Tuntas Tanpa Kuret Secara Aman Dari Usia Kehamilan 1 – 7 Bulan.
Obat Penggugur Kandungan BPOM yang dijual di Apotik Cytotec dan Gastrul yaitu obat penggugur kandungan ampuh yang direkomendasi oleh Alodokter dan Halodoc sebagai obat aborsi manjur. Obat cytotec misoprostol 200mcg sangat ampuh untuk menggugurkan janin kuat (Bandel) bergaransi dijamin tuntas 100%.__
#UNTUK MENDAPATKAN OBAT ABORSI ASLI 087776558899
__Cara gugurkan kandungan awal kehamilan di luar nikah, cara menggugurkan kandungan usia 5 bulan dengan alkohol, anak luar nikah, secara alami dan cepat dalam 1 hari, cara menggugurkan janin di luar kandungan secara alami, Cara menggugurkan kandungan dengan paramex, feminax, cara menggugurkan kandungan dengan cepat selesai dalam 24 jam secara alami buah buahan yang masih gumpalah darah, hitungan hari.__
Selain itu, ini juga dapat dikerjakan jika memang benar-benar ada abnormalitas janin yang menyebabkan janin lepas dari kandungan. Dan di posting ini kali kami akan menjelaskan 4 cara menggugurkan kandungan dan percepat haid, Dengan Paramex, Dengan Paracetamol, Dengan Alkohol dan berikut penuturannya.
Obat MENGGUGURKAN kehamilan Kuat dengan cepat selesai dalam waktu 24 jam secara alami – Cara Menggugurkan Kandungan Usia Janin 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 Bulan Dengan Cepat Dalam Hitungan jam Secara Alami.
Obat Penggugur Kandungan untuk Ibu Menyusui di Apotik dan Harganya Cara Menggugurkan Kandungan atau Aborsi Medis Dengan Pil Cytotec 200mg Misoprostol adalah salah satu Obat Penggugur Kandungan Di Apotik Paling Ampuh yang tidak dijual secara Umum, ( Tips dan Cara Gugurkan Kehamilan Kuat 1-8 Bulan dengan Cepat Dalam Hitungan Jam secara Alami ) dari Janin usia 1 Bulan, 2 Bulan, 3 Bulan, 4 Bulan, 5 Bulan, 6 Bulan, 7 Bulan, 8 Bulan sangat mudah diatasi dengan Obat Aborsi Cytotec Misoprostol Asli 100% Berhasil TUNTAS.
Cara Menggugurkan Kandungan dan Percepat Haid, Cara Menggugurkan Kandungan Dan Percepat Haid yang Aman Secara Klinis. Menggugurkan kandungan ialah satu tindakan yang nista karena dipandang hilangkan nyawa calon bayi. Tetapi demikian, menggugurkan kandungan dapat menjadi legal atau dibolehkan bila terjadi beberapa kasus tertentu yang mewajibkannyauntuk digugurkan karena argumen klinis.Mirip contoh: si ibu yang mempunyai penyakitkronis yang bila dipaksa melanjutkan kehamilan maka mencelakakan nyawa si ibu.Cara menggugurkan kandungan adalah suatu hal tindakan yang sudah dilakukan untuk akhiri kehamilan yang tidak di harap (aborsi).
Cara Menggugurkan Kandungan Dengan Obat Penggugur Kehamilan Atau Obat Aborsi Cara Menggugurkan Kandungan Dengan Obat Penggugur Kandungan Adalah mungkin salah satu cara yang di anggap seseorang tepat, karena beberapa faktor alasan tertentu. Padahal Gugurkan kehamilan memiliki tingkat resiko yang lumayan tinggi apabila penggunaan Obat Aborsi atau yang sering di kenal dengan obat Cytotec
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoReniAnjarwati
AUDIT STUNTING BADUTA DESA BENGKAK YANG MENGALAMI MALNUTRISI
DARI HASIL RECALL 24 JAM DIPEROLEH HASIL :1. ENERGI 53,8 % (DEFISIT TINGKAT BERAT)2. KARBOHIDRAT 60,74% (DEFISIT TINGKAT BERAT)3. PROTEIN 113,5% (NORMAL)4.LEMAK 86,8% (DEFISIT TINGKAT RINGAN)
2. KONSEP PENTING
• Jenis stroke ke 2 tersering (15-30% dari kasus stroke)
• Paling mematikan
• Progresifitas berlangsung secara lambat dari menit ke jam, gejala dari nyeri
kepala hingga ke penurunan kesadaran
• CT Scan tanpa kontras pemeriksaan awal gold standard
• Volume dari hematoma berpengaruh pada progonosis
• Gumpalan darah bertambah setidaknya 33% pada 3 jam pertama
• Angiography disarankan
2
3. DAFTAR SINGKATAN
• SDH Subdural Hemorrhagic
• SAH Subarachnoid Hemorrhagic
• ICH Intra Cerebral Hemorrhagic
3
5. EPIDEMIOLOGI
• Seseorang terkena stroke di AS setiap 40 detik
• Sekitar 1 dari 20 kematian di AS akibat stroke
• Membunuh seseorang di AS setiap 4 menit
• Penyebab kecacatan jangka Panjang utama di AS
Benjamin EJ , Blaha MJ, Chiuva Se, et.al. Heart disease and stroke statistics – 2017 update : a report from the
American Heart Association. AHA/ASA.2017 5
6. EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi stroke di Indonesia yang terdiagnosis oleh tenaga
kesehatan 12.1 / juta
• Tertinggi pada usia >75th
• Prevalensi stroke sama tinggi antara laki-lai dan perempuan
• Lebih cenderung terjadi pada masyarakat berpendidikan rendah
• Prevalensi stroke lebih tinggi di kota dibandingkan di desa
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2013. Jakarta.
6
7. FAKTOR RESIKO
• Usia meningkat signifikan pada usia lebih dari 55 th
• Jenis kelamin paling sering laki-laki
• Riwayat stroke sebelumnya meningkatkan resiko menjadi 23:1
• Konsumsi alcohol konsumsi alcohol jangka panjang, konsumsi >3 gelas per
minggu meningkatkan resiko ICH 7x
• Merokok
• Penggunaan Obat-obat terlarang cocaine, amphetamine,etc
• Disfungsi liver gangguan hemostasis
• Penggunaan obat-obat antikoagulan
7
8. GEJALA KLINIS UMUM
• Pada umumnya defisit neurologis terjadi secara perlahan dan
progresif dari menit ke jam
• Berbeda dengan emboli / iskemik gejala maksimal pada
saat serangan
• Nyeri kepala hebat
• Muntah
• Penurunan kesadaran
8
12. PERDARAHAN LOBARIS
• Perdarahan primer di lobus oksipital, temporal, frontal
dan parietal (termasuk ICH yang timbul dari korteks dan
substansia alba subkortikal).
• Terhitung 10-32% dari nontraumatic ICH
• Perdarahan lobaris umumnya lebih sering terjadi akibat
kelainan structural dibandingkan dengan perdarahan letak
dalam (basal ganglia)
• Lebih sering terjadi pada pasien dengan konsumsi alkohol
tinggi
• Pada umumnya progonosis lebih baik dibandingkan dengan
perdarahan di ganglion-thalamus.
12
13. PERDARAHAN LOBARIS
• Gejala berhubungan dengan perdarahan di ke 4 lobus otak
1. Lobus frontalis hemiparesis kontralateral, biasanya
tangan, beberap bagian dari kaki dan kelemahan wajah.
2. Lobus parietalis deficit hemisensory kontralateral dan
hemiparesis ringan
3. Lobus occipitalis nyeri mata ipsilateral, kontralateral
homonimus hemianopsia
4. Lobus Temporalis afasia motoric, ataupun afasia
sensorik 13
14. ETIOLOGI
Beberapa hal yang harus ditanyakan dalam mengevaluasi pasien
dengan ICH :
1. Hipertensi
2. Obat-obatan simpatomimetik (amfetamin, cocaine dll),
pengencer darah (warfarin), obat-obat antiplatelet (aspirin), pil KB
3. Riwayat penggunaan alcohol
4. Koagulopati
5. Leukemia
14
15. ETIOLOGI
Beberapa hal yang harus ditanyakan dalam mengevaluasi pasien
dengan ICH :
6. Riwayat stroke sebelumnya
7. Riwayat kelainan vascular ( AVM)
8. Tumor atau riwayat keganasan lainya
9. Riwayat operasi sebelumnya prosedur penggunaan heparin, post
op craniotomy
10. Riwayat eclampsia atau preeclampsia
11. Riwayat trauma kepala 15
16. PERDARAHAN SEREBELUM
Etiologi
1. Hipertensi penyebab sekitar 2/3 dari kasus
perdarahan serebelum
2. AVM
3. Beberapa kasus berhubungan dengan
riwayat operasi daerah tulang belakang
ataupun operasi supratentorial
16
17. PERDARAHAN SEREBELUM
Gejala klinis
• Gejala peningkatan ICP ( Hipertensi,
Bradikardia, Nafas ireguler) akibat
hydrocephalus kompresi Ventrikel 4
obstruksi
• Kompresi langsung ke batang otak facial
pasly, koma tanpa didahului oleh hemiparesis.
17
18. PERDARAHAN TUMOR OTAK
ICH akibat Tumor, biasanya berhubungan dengan keganasan otak
Bisa juga disertai SAH atau SDH
Tumor otak ganas yang sering mengakibatkan ICH:
1. Glioblastoma
2. Lymphoma
3. Tumor Metastasis melanoma (40% perdarahan), Choriocarcinoma (60%
perdarahan), Renal Cell Carcinoma, Bronchogenic Cracinoma (9%
perdarahan) 18
19. PERDARAHAN THALAMUS
• Gejala klasik contralateral hemisensory loss
• Hemiparesis jika kapsula interna juga terkena
• Ekstensi ke batang otak vertical gaze palsy, nystagmus retraksi,
kehilangan kemampuan konvergensi mata, ptosis, miosis, anisokor pada
20-40% kasus.
• Gejala motoroik disertai dengan defisit sensorik kontralateral
• Kompresi pada jalur LCS hydrocephalus
19
20. PERDARAHAN PUTAMINAL
• Lokasi paling sering terjadinya ICH
• Gradual deterioration pada 62% pasien.
• Hemiparesis kontralateral hemiplegia ataupun
koma
20
21. ANTIKOAGULAN DAN ICH
• Sekitar 10% pasien dengan warfarin memiliki komplikasi
perdarahan signifikan, termasuk ICH (65% kematian)
• Resiko terjadinya ICH pada pasien dengan warfarin untuk Atrial
fibrilasi bervariasi 0-0.3% per tahun pada usia tua (rata-rata
usia 80th) insiden sekitar 1.8% per tahun
21
22. PENYEBAB PERBURUKAN LANJUT SETELAH SERANGAN
INISIAL
Perdarahan ulang
• Paling sering di basal ganglia
• 33-38% pada 1-3 jam pertama
• 16% pada 3-6 jam
• 14% s/d 24 jam
• Biasanya berhubungan dengan
kelainan vascular lainya
Edema serebri
• Nekrosis akibat efek desak ruang
edema cytotoxic
• Gumpalan darah konsentrat
trombonin meningkatkan
permeabilitas sawar darah otak
edema bertambah
Kejang
Hydrocephalus
22
23. PEMERIKSAAN PENUNJANG
CT-Scan
1. Cepat, dan dapat memeperlihatkan darah dengan gambaran densitas tinggi
(hiperdens) di dalam jaringan otak sesaat setelah perdarahan terjadi.
2. Dapat menghitung volume perdarahan secara komputerisasi
MRI
1. Tidak digunakan untuk diagnostic awal butuh proses lama
2. Tidak menunjukan darah secara jelas pada beberapa jam pertama 23
24. PEMERIKAAN PENUNJANG
CT Angiography / MR Angiography
Angiografi
• Biasanya dilakukan apabila dicurigai ada
kelainan vascular lainya (cth :AVM,
aneurisma dll)
• Indikasi disarankan pada pasien >45
tahun dengan hipertensi, perdarahan di
thalamus, putamen atau fossa posterior
24
27. KONSEP TATALAKSANA ICH
• Rawat ICU
• Tatalaksana hipertensi
• Intubasi bila GCS <8
• Pertahankan euglikemia
• Pertahankan normothermia
• Antikonvulsant prophylactic (optional) menurunkan resiko terjadinya
kejang pada pasien dengan ICH lobaris
Pilihan fenitoin , loading 17mg/kg IV selama 1 jam, rumatan 100mg per 8 jam
27
28. KONSEP TATALAKSANA ICH
J. Claude Hemphill, Steven M.Greenberg,Craig S Anderson, et.al. Guidelines for The Management of Spontaneous
Intracerebral Hemorrhage. AHA/ASA.2015
Thorsten Steiner, Rustam Al-Shahi Salman, Ronnie Beer,
et.al. European Stroke Organisation (ESO) guidelines for
the management of spontaneous intracerebral
hemorrhage.ESO. 2014
28
29. KONSEP TATALAKSANA ICH
• Cek faktor-faktor hemostatic cek INR / PT, PTT & platelet count koreksi
koagulopati
• Pemberian Steroid kontroversial tidak ada manfaat dari dexametason
pada pasien ICH pertimbangkan pemberian pada kondisi edema otak
(dosis 4mg IV pemebrian tiap 6 jam, turunkan dosis 7-14 hari)
• Tatalaksana peningkatan Tekanan Intrakranial pemberian mannitol
• Drainase Extraventricular ( EVD) untuk pasien hydrocephalus atau pada
kasus perdarahan intraventrikuler (IVH)
• Tatalaksana apabila ada gangguan elektrolit ataupun hiperglikemia
29
30. KONSEP TATALAKSANA ICH
J. Claude Hemphill, Steven M.Greenberg,Craig S Anderson, et.al. Guidelines for The Management of Spontaneous
Intracerebral Hemorrhage. AHA/ASA.2015
Thorsten Steiner, Rustam Al-Shahi Salman, Ronnie Beer, et.al. European Stroke Organisation (ESO) guidelines for
the management of spontaneous intracerebral hemorrhage.ESO. 2014
30
31. TATALAKSANA NON-BEDAH
Faktor yang Mempengaruhi untuk Terapi Konservatif :
• Gejala simptomatik minimal deteriorasi dan hemiparesis ringan
• GCS >14
• Volume perdarahan <30ml tanpa midline shift
31
32. TATALAKSANA NON-BEDAH
Pada Situasi yang mempengaruhi outcome kurang baik apabila dilakukan
pembedahan :
1. Kondisi koagulopati yang berat
2. Perdarahan dengan kerusakan neuronal signifikan
3. Perdarahan besar di hemisfer dominan
4. GCS buruk (GCS <7), rusak fungsi batang otak
5. Usia >75 tahun
6. Perdarahan di thalamus 32
33. TATALAKSANA PEMBEDAHAN
Indikasi atau Faktor yang Mempengaruhi untuk Dilakukan Tindakan Bedah
1. Lesi besar, edema dan terdapat midline shift pada pencitraan
potensial herniasi otak
2. Tanda-tanda peningkatan tekanan intra kranial (hipertensi, bradikardi,
nafas ireguler)
3. Volume perdarahan >30ml
4. Penurunan kesadaran progresif
5. Usia <50 tahun toleransi untuk operasi lebih baik daripada lansia
33
34. TATALAKSANA PEMBEDAHAN
• Craniectomi tanpa pengembalian tulang lebih dipilih daripada
craniotomy mengantisipasi edema otak post op
• External Ventricular Drainage (EVD)
Indikasi
1. Ekstensi perdarahan ke intraventricularobstruksi muara ventrikel 3
2. Hidrocephalus akut
3. Managemen Tekanan Intra Kranial
34
37. TATALAKSANA PEMBEDAHAN
J. Claude Hemphill, Steven M.Greenberg,Craig S Anderson, et.al. Guidelines for The Management of Spontaneous
Intracerebral Hemorrhage. AHA/ASA.2015
37
38. PENCEGAHAN KEMBALI TERJADINYA ICH
Rekomendasi:
1. Kontrol Tekanan Darah
2. Modifikasi gaya hidup (pola hidup sehat, tidak merokok, olahraga
dll)
3. Hindari penggunaan antiikoagulan dengan warfarin jangka
panjang
38
39. PEMBERIAN ANTIKOAGULAN SETELAH ICH
Rekomendasi :
• Atrial fibrilasi penggunaaan antikoagulan disarankan tidak
digunakan pada pasien post ICH
• Penggunaan katup jantung mekanikal stop pemberian
antikoagulan 1-2 minggu
• Pasien yang membutuhkan hemodialysis setelah ICH heparin-
free dialysis boleh digunakan
39
40. PEMBERIAN ANTIKOAGULAN SETELAH ICH
J. Claude Hemphill, Steven M.Greenberg,Craig S Anderson, et.al. Guidelines for The Management of Spontaneous
Intracerebral Hemorrhage. AHA/ASA.2015
40
41. REHABILITASI PADA PASIEN ICH
J. Claude Hemphill, Steven M.Greenberg,Craig S Anderson, et.al. Guidelines for The Management of Spontaneous
Intracerebral Hemorrhage. AHA/ASA.2015
41
42. DAFTAR PUSTAKA
1. Mark S. Greenberg. Handbook of Neurosurgery 8th Edition. Thieme. 2016
2. J. Claude Hemphill, Steven M.Greenberg,Craig S Anderson, et.al. Guidelines for The
Management of Spontaneous Intracerebral Hemorrhage. AHA/ASA.2015
3. Thorsten Steiner, Rustam Al-Shahi Salman, Ronnie Beer, et.al. European Stroke
Organisation (ESO) guidelines for the management of spontaneous intracerebral
hemorrhage.ESO. 2014
4. Benjamin EJ , Blaha MJ, Chiuva Se, et.al. Heart disease and stroke statistics – 2017
update : a report from the American Heart Association. AHA/ASA.2017
5. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2013.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta.
42