SlideShare a Scribd company logo
Pembimbing :
dr. Erwin SuSuryanegara, Msi.Med, Sp.B, FICS
Disusun oleh :
dr. Abigail Madeline
Case Report
Laporan Kasus
: Tn. LM
: Laki-laki
: Bestobe, 11 April 1995
: 28 tahun
: Jl. Permata 4 Blok N8 No 8, RT 006/RW 011, Tegal
Alur, Kalideres
: SMA
: Sudah menikah
: Katolik
: Jawa
: 150967
: 22 Maret 2024
: 25 Maret 2024
Identitas
Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Tempat,Tanggal Lahir
Umur
Alamat
Pendidikan
Status Pernikahan
Agama
Suku
No. RM
Tanggal Masuk
Tanggal Keluar
Keluhan Utama
Nyeri perut sejak 1 hari SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Kalideres dengan keluhan nyeri seluruh
perut terutama di kanan bawah sejak 1 hari SMRS. Nyeri terasa tajam,
awalnya di bagian ulu hati dan sekitar pusar kemudian berpindah ke perut
kanan bawah sejak 12 jam SMRS, intensitas nyeri semakin memberat, VAS
8/10, memberat saat bergerak, dan membaik jika istirahat dan berbaring.
Pasien pernah merasakan keluhan serupa 1 tahun SMRS, pasien hanya
konsumsi obat anti nyeri dari warung kemudian keluhan membaik.
Keluhan disertai mual sejak 1 hari SMRS yang diperberat setelah makan
disertai muntah sebanyak 1x, muntahan berisi ampas makanan, warna putih
kekuningan, tidak disertai darah merah segar atau kehitaman, tidak berbau
feses. Napsu makan pasien berkurang sejak 1 hari SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien sempat berobat ke IGD RS di hari keluhan muncul, dilakukan
pemeriksaan darah dan urin kemudian disarankan untuk rawat jalan dengan
obat pulang.
Keluhan nyeri perut pasien kemudian memberat disertai demam sejak
12 jam SMRS. Nyeri dirasakan di seluruh perut, yang membaik jika pasien
istirahat dan tidak bergerak. Pasien tidak mengukur suhu demamnya.
Pasien terakhir BAB 1 hari SMRS sebelum keluhan nyeri perut, sebanyak
1x, warna cokelat, konsistensi lunak cair, tidak disertai darah atau lendir.
Keluhan diare, sembelit, atau BAB berdarah sebelumnya disangkal. BAK
pasien tidak ada keluhan. Keluhan lainnya disangkal pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu
Benjolan pada buah zakar yang hilang timbul, tidak terasa
nyeri, belum berobat.
Riwayat hipertensi dan DM disangkal.
Riwayat alergi disangkal.
Riwayat Pengobatan
Obat rutin disangkal. Riwayat rawat inap di RS
dan operasi disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat hipertensi, DM, keganasan, dan alergi pada
keluarga disangkal.
Riwayat kebiasaan dan sosial ekonomi
Pasien suka konsumsi makanan pedas. Pasien umumnya
makan makanan dari luar, berupa nasi, lauk, dan sayur. Pasien
kurang konsumsi buah-buahan. Pasien minum air sebanyak 1-
1,5L setiap hari.
Pemeriksaan Fisik
I. Keadaan Umum : Tampak nyeri
II.Kesadaran : CM (E4M6V5)
III.Tanda Vital
 Tekanan darah : 134/84 mmHg
 Frekuensi nadi : 111x/menit, teratur, isi cukup
 Frekuensi nafas : 22x/menit, teratur,
kedalaman cukup
 SpO2 : 98% on RA
 Suhu : 38.40C
 VAS : 8/10
IV. Antropometri dan Status Gizi
 Berat badan : 76 kg
 Tinggi badan : 165 cm
 BMI : 27,9 kg/m2 (obese I)
22 Maret 2024 di IGD RSUD Kalideres
Status Generalis
Kepala Normocephali
Mata
pupil isokor, ukuran 3mm/3mm, refleks cahaya (+/+), sklera ikterik (-/-),
konjungtiva pucat (-/-), injeksi konjungtiva (-/-)
Telinga Bentuk normal, simetris, deformitas (-/-)
Hidung Bentuk normal, deformitas (-)
Mulut
mukosa oral basah, atrofi papil lidah (-), tonsil T1-T1, detritus (-), kripta tidak
melebar, faring hiperemis (-).
Leher
tidak ada pembengkakan kelenjar parotis dan pembesaran kelenjar getah
bening.
Paru
Inspeksi : bentuk normal, tampak simetris dalam keadaan stasis ataupun
dinamis, retraksi (-)
Palpasi : taktil fremitus kanan-kiri depan-belakang sama kuat
Perkusi : sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : suara paru vesikuler +/+, rhonkhi -/-, wheezing -/-
Status Generalis
Jantung
Inspeksi : pulsasi ictus cordis tidak tampak
Palpasi : pulsasi ictus cordis teraba di ICS V MCL sinistra
Perkusi : redup, batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : S1 & S2 normal, tidak terdengar murmur & gallop
Abdomen
Inspeksi : tampak cembung
Auskultasi : bising usus (+) menurun di seluruh lapang abdomen, bruit (-), borboritmi (-)
Perkusi : timpani diseluruh lapang abdomen
Palpasi : Guarding (+), McBurney sign (+), Rovsing sign (+), Rebound tenderness (+),
Dunphy (+), Psoas (-), Obturator (+), hepar dan lien tidak teraba.
Anus dan
Genitalia
tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas
akral teraba hangat, CRT < 2 detik, tidak tampak deformitas, terpasang IV line di manus
sinistra, flebitis (-)
Kulit Dalam batas normal, turgor kulit baik, sianosis (-), petekie (-), jaundice (-)
Kelenjar Getah
Bening :
Tidak teraba pembesaran KGB
ALVARADO Score
Score : 10
Hasil
Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
Trombosit
Leukosit
Hitung Jenis
Basofil
Eosinofil
Neutrofil Batang
Neutrofil Segmen
Limfosit
Monosit
17.5 H
49.1 H
5.99
82.0
29.2
35.6
321
18.77 H
1
6 H
0 L
73 H
16 L
4
g/dL
%
juta/ µL
fL
pg
g/dL
10^3/ µL
10^3/µL
%
%
%
%
%
%
14.0 - 16.0
40.0 - 48.0
4.60 – 6.20
82.0 - 92.0
27.0 – 31.0
32.0 - 37.0
150 - 400
5.00 - 10.00
0-1
1-3
2-6
50 - 70
20 - 40
2 – 8
21 Maret 2024
Hasil
Laboratorium
21 Maret 2024
Urin Lengkap
Makroskopis
Warna
Kekeruhan
Kimiawi
Leukosit Esterase
Keton
Nitrit
Urobilinogen
Bilirubin
Protein
Glukosa
Berat Jenis
Darah
pH
Mikroskopis
Eritrosit
Leukosit
Sel Epitel
Silinder
Kristal
Bakteri
Jamur
Lain-lain
Kuning
Jernih
Negatif
Negatif
Negatif
Normal
Negatif
Negatif
Negatif
1.030
Negatif
5.5
0-2
0-2
0-5
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
/LPB
/LPB
/LPK
Kuning
Jernih
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
1.003 – 1.030
Negatif
5.0 – 8.5
≤ 3
≤ 5
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Hasil
Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
Trombosit
Leukosit
Hitung Jenis
Basofil
Eosinofil
Neutrofil Batang
Neutrofil Segmen
Limfosit
Monosit
16.6 H
46.9
5.69
82.4
29.2
35.4
243
17.14 H
1
3
0 L
87 H
5 L
4
g/dL
%
juta/ µL
fL
pg
g/dL
10^3/ µL
10^3/µL
%
%
%
%
%
%
14.0 - 16.0
40.0 - 48.0
4.60 – 6.20
82.0 - 92.0
27.0 – 31.0
32.0 - 37.0
150 - 400
5.00 - 10.00
0-1
1-3
2-6
50 - 70
20 - 40
2 – 8
22 Maret 2024
Hasil
Laboratorium
22 Maret 2024
Pemeriksaan Hasil Satuan
Nilai
Rujukan
Elektrolit
Natrium
Kalium
Chlorida
138
3.45 L
99
mmol/L
mmol/L
mmol/L
135-145
3.50-5.50
98 - 108
Fungsi Ginjal
Ureum
Kreatinin
eGFR
23
1.38 H
71 L
mg/dL
mg/dL
mL/men/1.73m2
19 – 44
0.70 – 1.20
78 - 116
Fungsi Hati
SGOT
SGPT
18
31
U/L
U/L
0 – 37
0 – 42
Glukosa Sewaktu 118 mg/dL 70-199
Antigen SARS
CoV-2
Negatif Negatif
Hemostasis
Protrombin Time
INR
APTT
11.7
1.1
29.7
Detik
Detik
Detik
9.7 – 12.5
22.0 – 32.9
Hasil
Laboratorium
22 Maret 2024
Urin Lengkap
Makroskopis
Warna
Kekeruhan
Kimiawi
Leukosit Esterase
Keton
Nitrit
Urobilinogen
Bilirubin
Protein
Glukosa
Berat Jenis
Darah
pH
Mikroskopis
Eritrosit
Leukosit
Sel Epitel
Silinder
Kristal
Bakteri
Jamur
Lain-lain
Kuning tua
Agak keruh
+1
Negatif
Negatif
Normal
Negatif
+1
Negatif
1.020
+3
5.5
50-100
2-5
0-5
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
/LPB
/LPB
/LPK
Kuning
Jernih
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
1.003 – 1.030
Negatif
5.0 – 8.5
≤ 3
≤ 5
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
RO Thorax PA
22 Maret 2024
Kesan :
-Pneumonia dextra
-Cor normal
CT Abdomen Non Kontras
22 Maret 2024
CT Abdomen Non Kontras
22 Maret 2024
Tampak struktur appendix dengan kaliber 0,62 cm – 0,65 cm, ditemukan fat
stranding minimal sekitar appendix dengan subcentimeter limfadenopati
multiple parailliaca dextra.
Kesan :
• Mengarah gambaran acute appendicitis dengan periappendiceal fat
stranding inflammation ringan dan multiple limfadenopati subcentimeter
parailliaca dextra.
• Tak tampak kelainan pada organ intra abdomen lainnya.
Resume
Tn. LM (28 tahun) datang ke IGD RSUD Kalideres dengan keluhan nyeri
seluruh perut terutama di kanan bawah sejak 1 hari SMRS. Nyeri terasa tajam,
migrasi dari epigastrium ke iliaca dextra, intensitas nyeri semakin memberat,
VAS 8/10, memberat saat bergerak, dan membaik jika istirahat dan berbaring.
Keluhan disertai mual sejak 1 hari SMRS yang diperberat setelah makan
disertai muntah sebanyak 1x berisi ampas makanan. Napsu makan pasien
berkurang sejak 1 hari SMRS. 12 jam SMRS, nyeri perut pasien kemudian
memberat juga disertai timbulnya demam. Keluhan lainnya disangkal pasien.
Pada pemeriksaan fisik, pasien tampak nyeri dengan kesadaran compos
mentis. Tanda-tanda vital pasien meliputi tekanan darah 134/84 mmHg, nadi
111x/menit (teratur, kuat angkat), RR 22x/menit, dan suhu febris 38,4C. Status
gizi pasien berdasarkan BMI adalah obese I.
Resume
Pada status generalis, kepala, mata, hidung, mulut, leher, jantung, paru,
dan ekstremitas pasien dalam batas normal. Pada PF abdomen, tampak
cembung, dengan hipoperistaltik pada auskultasi, timpani seluruh lapang
abdomen, Guarding (+), McBurney sign (+), Rovsing sign (+), Rebound
tenderness (+), Dunphy (+), dan Obturator (+).
Pada pemeriksaan penunjang ditemukan leukositosis (17140 /µL) dengan
shift to the left pada hitung jenis. ALVARADO score pasien 10. Pada urinalisa
juga ditemukan leukosit esterasi +1, protein +1, dan eritrosit 50-100/LPB. CT
scan abdomen ditemukan kesan appendicitis akut dengan periappendiceal fat
stranding inflammation ringan dan multiple limfadenopati subcentimeter
parailliaca dextra.
Diagnosis
Peritonitis generalisata ec
appendisitis akut perforasi
Tatalaksana
Tatalaksana awal IGD
• Inj Ketorolac 30 mg IV
• Inj Ranitidine 50 mg IV
• Inj Ondansetron 8 mg IV
• Konsul dr. Erwin Sp. B untuk
rencana operasi
Tatalaksana IGD ranap
• IVFD Ringer Laktat 500cc/24 jam
• Ceftriaxone 1x2gr iv
• Omeprazol 2x40mg iv
• Paracetamol 3x1gr IV kp
demam/nyeri
• Ketorolac 3x30 mg IV
• Pro laparotomi appendektomi
• Puasa 6 jam pre op
• Konsul dokter spesialis anestesi
Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad Functionam : dubia ad bonam
Ad Sanationam : dubia ad bonam
Laporan Operasi
Tindakan : Laparotomi
appendektomi
Jumlah perdarahan : 5 cc
• Pasien posisi supine dalam
general anesthesia (GA).
• Asepsis dan antisepsis daerah
operasi.
• Insisi midline, perdalam hingga
cavum peritoneum.
• Ikat dan potong mesoappendix.
• Ikat dan potong appendix.
• Jahit luka operasi.
• Operasi selesai
Tanggal Operasi: 23 Maret 2024
Tatalaksana Post Operasi
• IVFD Ringer Laktat 63cc/jam
• Ceftriaxone 1x2gr iv
• Omeprazol 2x40mg iv
• Paracetamol 3x1gr IV kp demam/nyeri
• Ketorolac 3x30 mg IV
• Pantau tanda-tanda vital dan produksi drain
• Diet lunak jika sudah flatus
Follow Up
24 Maret 2024 25 Maret 2024
S :
- Pasien masih merasa nyeri pada area bekas operasi, berkurang
setelah diberikan obat anti nyeri.
- Pasien sudah flatus.
- Demam, mual, muntah disangkal.
- BAK on kateter, tidak ada keluhan.
S :
- Nyeri post operasi sudah berkurang dibandingkan kemarin.
- Demam, mual, muntah disangkal.
- BAK on kateter, tidak ada keluhan.
- Makan dan minum baik.
O :
KU/Kes : Baik/CM
TTV :
- TD : 119/67 mmHg
- N : 91 x/menit
- RR 17 x/menit
- S : 37ºC
Kepala : normocephali
Mata : KA -/-, SI -/-
Paru : simetris, vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-
Jantung : S1-S2 reguler, murmur -, gallop -
O :
KU/Kes : Baik/CM
TTV :
- TD : 132/83 mmHg
- N : 84 x/menit
- RR 20 x/menit
- S : 37.4ºC
Kepala : normocephali
Mata : KA -/-, SI -/-
Paru : simetris, vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-
Jantung : S1-S2 reguler, murmur -, gallop -
24 Maret 2024 25 Maret 2024
Abdomen:
- I : cembung, tampak balutan bekas operasi a/r midline,
rembesan (-), terpasang drain a/r RLQ dengan produksi 20 cc,
serosanguineous.
- A : BU + seluruh lapang abdomen
- P : timpani
- P : supel
Extremitas : akral hangat, CRT<2s, nadi kuat, turgor baik, terpasang
venflon a/r manus dextra, phlebitis (-)
Genitalia : terpasang urin kateter
Abdomen:
- I : cembung, tampak balutan bekas operasi a/r midline, rembesan (-
), terpasang drain a/r RLQ dengan produksi minimal,
serosanguineous.
- A : BU + seluruh lapang abdomen
- P : timpani
- P : supel
Extremitas : akral hangat, CRT<2s, nadi kuat, turgor baik, terpasang
venflon a/r manus dextra, phlebitis (-)
Genitalia : terpasang urin kateter
A : Post laparotomi POD 1 A : Post laparotomi POD 2
P :
- IVFD Ringer Laktat 63cc/jam
- Ceftriaxone 1x2gr iv
- Omeprazol 2x40mg iv
- Paracetamol 3x1gr IV kp demam/nyeri
- Ketorolac 3x30 mg IV
- Pantau tanda-tanda vital dan produksi drain
- Diet lunak
P:
- Boleh pulang
- Aff drain dan urine catheter
- Asam mefenamat 3x500 mg PO
- Ciprofloxacin 2x500 mg PO
- Metronidazole 3x500 mg PO
- Kontrol dalam 1 minggu ke Poli Bedah
Tinjauan Pustaka
• Stimulasi reseptor nosiseptif dan reseptor
regangan (afferent sympathetic stretch
receptors).
• Klasifikasi:
 Nyeri visceral
 Nyeri parietal (somatic)
Nyeri Abdomen
Kleigman R, Patricia S L, Brett J. B, Toth H, Donald B. Nelson pediatric symptom-based diagnosis. Philadelphia, PA: Elsevier; 2018.
Nyeri Viseral
Kleigman R, Patricia S L, Brett J. B, Toth H, Donald B. Nelson pediatric symptom-based diagnosis. Philadelphia, PA: Elsevier; 2018.
• Muncul dari stimulasi noxious direk dari peritoneum
parietal atau diafragma.
• Karateristik nyeri : terasa lebih tajam dan intens.
• Nyeri diperberat dengan gerakan atau batuk dan
disertai tenderness diatas daerah iritasi dan lateralisasi
ke salah satu dari keempat kuadran.
Nyeri Parietal
Kleigman R, Patricia S L, Brett J. B, Toth H, Donald B. Nelson pediatric symptom-based diagnosis. Philadelphia, PA: Elsevier; 2018.
1) lokasi nyeri,
2) onset dan durasi nyeri
3) tanda iritasi peritoneum
4) hipotensi
5) distensi abdomen
Diagnosis Banding Nyeri Abdomen
Kleigman R, Patricia S L, Brett J. B, Toth H, Donald B. Nelson pediatric symptom-based diagnosis. Philadelphia, PA: Elsevier; 2018.
Onset & Durasi
Hipotensi
Distensi Abdomen
Anatomi
• Vermiform appendix merupakan organ
yang berasal dari midgut dengan suplai
darah yang berasal dari arteri
mesenterika superior.
• Ukuran appendiks bervariasi (sepanjang
5-36 cm) dengan rata-rata 8-9 cm pada
dewasa.
• Ujung dari apendiks dapat terletak di
pelvis, retrosekal, atau ekstraperitoneal.
Anatomi
• Pertama meradang adalah serabut saraf
viseral sekitar apendiks sehingga
seringkali nyeri awalnya dirasakan di
periumbilikal dan dermatom T10.
• Menyebar ke saraf somatik sensorik
pada dinding peritoneum, nyeri akan
bergeser ke kanan bawah abdomen dan
terfokus pada lokasi inflamasi.
1) lapisan serosa terluas dan terkompleks dalam tubuh
2) membentuk kantong tertutup dengan melapisi permukaan interior
dari dinding abdomen (anterior dan lateral), dengan membentuk
batasan terhadap retroperitoneum (posterior), menutupi struktur
ekstraperitoneal di pelvis (inferior) dan melapisi permukaan inferior
diafragma (superior).
3) Lapisan parietal lanjut melapisi organ viseral abdomen untuk
membentuk lapisan viseral peritoneum, membentuk ruangan
antara kedua lapisan tersebut yang disebut kavum peritoneum.
4) Jumlah normal cairan peritoneum adalah < 50 cc.
5) Kavum peritoneum dibagi menjadi beberapa kompartemen oleh
mesenterium, hal ini mempengaruhi lokalisasi dan penyebaran
infeksi peritoneum.
Peritoneum
• Simple/early stage
• Supuratif
• Gangrenous
• Perforasi
• Abses
• Resolusi spontan
• Rekuren
• Kronis
Staging
Apendisitis
Definisi
• Apendisitis merupakan proses inflamasi
dari veriform appendix.
• Umumnya berlangsung secara akut,
dalam 24 jam dari onset tetapi juga dapat
berupa kondisi kronis.
Peritonitis
• Peritonitis adalah inflamasi dari peritoneum, membran serosa yang melapisi
kavitas abdomen dan organ intraabdomen.
• Peritonitis -> yang mengancam nyawa dan merupakan kegawatdaruratan
bedah.
• Peritoneum yang umumnya merupakan lingkungan steril bereaksi dengan
stimulus patologis dengan respon inflamasi yang seragam dan serupa.
• Etiologi :
• Infeksius
• steril (contoh kimiawi atau mekanik)
• Proses inflamasi dapat terlokalisir (abses) atau difus.
• Infeksi peritoneal diklasifikasikan :
• Primer : diseminasi hematogan, biasanya pada kondisi imunokompromais
• Sekunder : proses patologis dari organ viseral seperti perforasi atau
trauma
• Tersier : akibat infeksi persisten atau rekuren setelah terapi inisial yang
adekuat
Epidemiologi
• Appendisitis paling sering : usia antara 5-
45 tahun dengan usia rata-rata 28 tahun.
• Estimasi insidensi adalah 233/100.000
orang
• Predisposisi laki-laki > perempuan.
• Appendisitis merupakan penyebab utama
peritonitis dengan estimasi prevalensi
sekitar 43,1%.
• Peritonitis merupakan penyebab
morbiditas dan mortalitas tinggi, dengan
estimasi 10-60% pada kasus bedah.
Acute GI Related Abdominal Pain | Calgary Guide [Internet]. 2015 [cited 2022 Jul 3]. Available from: https://calgaryguide.ucalgary.ca/acute-gi-
related-abdominal-pain/
● Dunphy sign : nyeri yang timbul saat
batuk
● Tenderness atau nyeri tekan di
kuadran kanan bawah (termasuk
flank)
● Rigiditas otot abdomen
○ Voluntary guarding →
Involuntary guarding
● Rectal toucher : nyeri rektum kanan
(dd/ PID)
Pemeriksaan Fisik
● Rebound tenderness : tanda inflamasi
peritoneum dari apendisitis
● Rovsing sign : palpasi dalam LLQ dan lepas
dengan cepat
● Hiperestia kutaneus : angkat kulit abdomen
tanpa mencubit.
Pemeriksaan Fisik
Psoas Sign
Obturator Sign
Skor ≤ 4 :
Kemungkinan lebih kecil
apendisitis
Skor ≥ 7 :
Kemungkinan besar pasien
apendisitis
Marcdante KJ, Kleigman R. Nelson essentials of pediatrics. 8th ed. Philadelphia, PA: Elsevier; 2019.
Pemeriksaan Penunjang
Marcdante KJ, Kleigman R. Nelson essentials of pediatrics. 8th ed. Philadelphia, PA: Elsevier; 2019.
Manifestasi Klinis Peritonitis
• Kenaikan suhu tubuh >38ºC (walau pada kondisi sepsis berat, dapat menjadi
hipotermi)
• Takikardia
• Hipovolemia intravaskuler
• Anoreksia
• Mual
• Demam
• Third space loss ke kavum peritoneum.
• Oliguria atau anuria (pada kondisi peritonitis berat dan mengalami syok
sepsis)
• Nyeri tekan pada seluruh abdomen pada kondisi peritonitis generalisata
dengan titik paling nyeri pada situs dengan iritasi peritoneum utama.
• Peningkatan rigiditas dinding abdomen
• Umumnya pasien juga menghindari pergerakan dan memfleksikan panggul.
• Abdomen juga tampak cembung dengan penurunan bising usus.
Algoritma
App Akut
Algoritma
Tatalaksana
Peritonitis
Terapi
Antibiotik
Terapi
Antibiotik
“High Risk”
Dinding Abdomen
Dinding Abdomen
Prosedur Operasi
Prosedur Operasi
Komplikasi
• Sepsis
• Pembentukan abses intraabdominal
• Infeksi luka operasi
• Abses hepar
• Ileus
• Adhesi peritoneal
• Infertilitas tubal
1. Kleigman R, Patricia S L, Brett J. B, Toth H, Donald B. Nelson pediatric symptom-based diagnosis. Philadelphia, PA: Elsevier; 2018.
2. Marcdante KJ, Kleigman R. Nelson essentials of pediatrics. 8th ed. Philadelphia, PA: Elsevier; 2019.
3. Townsend J, Courtney M, Daniel R. Sabiston Textbook of Surgery. 20th ed. Philadelphia: Elsevier - Health Sciences Division; 2016.
4. Pediatric Appendicitis: Background, Anatomy, Pathophysiology. 2021 Jun 26 [cited 2022 Jun 14]; Available from:
https://emedicine.medscape.com/article/926795-overview#a3
5. Jones MW, Lopez RA, Deppen JG. Appendicitis. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 [cited 2022 Jun 15]. Available
from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK493193/
6. Peritonitis and Abdominal Sepsis: Background, Anatomy, Pathophysiology. 2023 Feb 2 [cited 2024 Apr 12]; Available from:
https://emedicine.medscape.com/article/180234-overview#a2
7. Gadiparthi R, Waseem M. Pediatric Appendicitis. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 [cited 2022 Jun 15]. Available
from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441864/
8. Kim D, Butterworth SA, Goldman RD. Chronic appendicitis in children. Can Fam Physician. 2016 Jun;62(6):e304–5.
9. Holm N, Rømer MU, Markova E, Buskov LK, Hansen ABE, Rose MV. Chronic appendicitis: two case reports. Journal of Medical Case Reports. 2022 Feb
9;16(1):51.
10.Appendicitis Clinical Presentation: History, Physical Examination, Appendicitis and Pregnancy [Internet]. [cited 2022 Jun 22]. Available from:
https://emedicine.medscape.com/article/773895-clinical#b6
11.Kumar D, Garg I, Sarwar AH, Kumar L, Kumar V, Ramrakhia S, et al. Causes of Acute Peritonitis and Its Complication. Cureus. 13(5):e15301.
12.Acute GI Related Abdominal Pain | Calgary Guide [Internet]. 2015 [cited 2022 Jul 3]. Available from: https://calgaryguide.ucalgary.ca/acute-gi-related-
abdominal-pain/
13.Di Saverio S, Podda M, De Simone B, Ceresoli M, Augustin G, Gori A, et al. Diagnosis and treatment of acute appendicitis: 2020 update of the WSES
Jerusalem guidelines. World J Emerg Surg. 2020 Dec;15(1):1–42.
14.Appendicitis Empiric Therapy: Empiric Therapy Regimens. 2022 Jan 5 [cited 2024 Apr 13]; Available from:
https://emedicine.medscape.com/article/1976216-overview
15.Farquharson M. Farquharson’s Textbook of Operative General Surgery. 10th ed. London: CRC Press; 2014.
Referensi

More Related Content

Similar to Case Report Peritonitis Generalisata ec App Perforasi

Lapsus interna ckd
Lapsus interna ckdLapsus interna ckd
Lapsus interna ckd
RenitaArdani
 
LAPKAS CHF.pptx
LAPKAS CHF.pptxLAPKAS CHF.pptx
LAPKAS CHF.pptx
IvanOnggo1
 
Kedokteran Komunitas Case Hipertensi
Kedokteran Komunitas Case HipertensiKedokteran Komunitas Case Hipertensi
Kedokteran Komunitas Case Hipertensi
Zollananda
 
Dokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2d
Dokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2dDokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2d
Dokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2d
najmiatulislami
 
Kolelitiasis lapsus Rezza.docx
Kolelitiasis lapsus Rezza.docxKolelitiasis lapsus Rezza.docx
Kolelitiasis lapsus Rezza.docx
MohammadRezzaRizaldi
 
Ny YW, UAP.pptx
Ny YW, UAP.pptxNy YW, UAP.pptx
Ny YW, UAP.pptx
arisitafirman1
 
CRS DM tipe 2 .pptx
CRS DM tipe 2 .pptxCRS DM tipe 2 .pptx
CRS DM tipe 2 .pptx
AnnisaPermatasari22
 
LAPORAN KASUS.pptx
LAPORAN KASUS.pptxLAPORAN KASUS.pptx
LAPORAN KASUS.pptx
muhammadfaris643105
 
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptx
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptxPPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptx
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptx
LintangFifgiAndila
 
Henoch-Schonlein Purpura
Henoch-Schonlein PurpuraHenoch-Schonlein Purpura
Henoch-Schonlein Purpura
Argo Dio
 
Thalasemia Case Report
Thalasemia Case ReportThalasemia Case Report
Thalasemia Case Report
Phil Adit R
 
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptxLASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
18176VarianAndrewHar
 
Psmba.pptx
Psmba.pptxPsmba.pptx
Psmba.pptx
SyahrulAdzim
 
lapsusneuro.pptx
lapsusneuro.pptxlapsusneuro.pptx
lapsusneuro.pptx
AuliaDwiJuanita
 
presentasi kasus benign prostat hiperplasia
presentasi kasus benign prostat hiperplasiapresentasi kasus benign prostat hiperplasia
presentasi kasus benign prostat hiperplasia
estehparis
 
Slide Admisi Kasus 1 061022.pptx
Slide Admisi Kasus 1 061022.pptxSlide Admisi Kasus 1 061022.pptx
Slide Admisi Kasus 1 061022.pptx
UswatunAortatikaKhas
 
kasus-kolelitiasis_compress.pdf
kasus-kolelitiasis_compress.pdfkasus-kolelitiasis_compress.pdf
kasus-kolelitiasis_compress.pdf
Asri83231
 
POMR Minggu Pagi edit 1.pptx
POMR Minggu Pagi edit 1.pptxPOMR Minggu Pagi edit 1.pptx
POMR Minggu Pagi edit 1.pptx
SyahrulAdzim
 
CR Naura - Intususepsi.pptx
CR Naura - Intususepsi.pptxCR Naura - Intususepsi.pptx
CR Naura - Intususepsi.pptx
DiwantiAuliaHasanah
 

Similar to Case Report Peritonitis Generalisata ec App Perforasi (20)

Lapsus interna ckd
Lapsus interna ckdLapsus interna ckd
Lapsus interna ckd
 
LAPKAS CHF.pptx
LAPKAS CHF.pptxLAPKAS CHF.pptx
LAPKAS CHF.pptx
 
Kedokteran Komunitas Case Hipertensi
Kedokteran Komunitas Case HipertensiKedokteran Komunitas Case Hipertensi
Kedokteran Komunitas Case Hipertensi
 
Dokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2d
Dokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2dDokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2d
Dokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2d
 
Kolelitiasis lapsus Rezza.docx
Kolelitiasis lapsus Rezza.docxKolelitiasis lapsus Rezza.docx
Kolelitiasis lapsus Rezza.docx
 
Ny YW, UAP.pptx
Ny YW, UAP.pptxNy YW, UAP.pptx
Ny YW, UAP.pptx
 
CRS DM tipe 2 .pptx
CRS DM tipe 2 .pptxCRS DM tipe 2 .pptx
CRS DM tipe 2 .pptx
 
LAPORAN KASUS.pptx
LAPORAN KASUS.pptxLAPORAN KASUS.pptx
LAPORAN KASUS.pptx
 
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptx
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptxPPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptx
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptx
 
Henoch-Schonlein Purpura
Henoch-Schonlein PurpuraHenoch-Schonlein Purpura
Henoch-Schonlein Purpura
 
Hepatoma lepas bangsal imam
Hepatoma lepas bangsal imamHepatoma lepas bangsal imam
Hepatoma lepas bangsal imam
 
Thalasemia Case Report
Thalasemia Case ReportThalasemia Case Report
Thalasemia Case Report
 
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptxLASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
 
Psmba.pptx
Psmba.pptxPsmba.pptx
Psmba.pptx
 
lapsusneuro.pptx
lapsusneuro.pptxlapsusneuro.pptx
lapsusneuro.pptx
 
presentasi kasus benign prostat hiperplasia
presentasi kasus benign prostat hiperplasiapresentasi kasus benign prostat hiperplasia
presentasi kasus benign prostat hiperplasia
 
Slide Admisi Kasus 1 061022.pptx
Slide Admisi Kasus 1 061022.pptxSlide Admisi Kasus 1 061022.pptx
Slide Admisi Kasus 1 061022.pptx
 
kasus-kolelitiasis_compress.pdf
kasus-kolelitiasis_compress.pdfkasus-kolelitiasis_compress.pdf
kasus-kolelitiasis_compress.pdf
 
POMR Minggu Pagi edit 1.pptx
POMR Minggu Pagi edit 1.pptxPOMR Minggu Pagi edit 1.pptx
POMR Minggu Pagi edit 1.pptx
 
CR Naura - Intususepsi.pptx
CR Naura - Intususepsi.pptxCR Naura - Intususepsi.pptx
CR Naura - Intususepsi.pptx
 

Recently uploaded

428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
ImanChimonxNurjaman
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
BayuEkaKurniawan1
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
zalfazulfa174
 
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdfPencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
PramitaHertasning
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
Hamzi Hadi
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
hendityas
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
pkmcinagara
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
hosnuinayati1
 
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
FredyMaringga1
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
haniekusuma
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 

Recently uploaded (17)

428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
 
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdfPencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
 
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 

Case Report Peritonitis Generalisata ec App Perforasi

  • 1. Pembimbing : dr. Erwin SuSuryanegara, Msi.Med, Sp.B, FICS Disusun oleh : dr. Abigail Madeline Case Report
  • 3. : Tn. LM : Laki-laki : Bestobe, 11 April 1995 : 28 tahun : Jl. Permata 4 Blok N8 No 8, RT 006/RW 011, Tegal Alur, Kalideres : SMA : Sudah menikah : Katolik : Jawa : 150967 : 22 Maret 2024 : 25 Maret 2024 Identitas Nama Lengkap Jenis Kelamin Tempat,Tanggal Lahir Umur Alamat Pendidikan Status Pernikahan Agama Suku No. RM Tanggal Masuk Tanggal Keluar
  • 4. Keluhan Utama Nyeri perut sejak 1 hari SMRS.
  • 5. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke IGD RSUD Kalideres dengan keluhan nyeri seluruh perut terutama di kanan bawah sejak 1 hari SMRS. Nyeri terasa tajam, awalnya di bagian ulu hati dan sekitar pusar kemudian berpindah ke perut kanan bawah sejak 12 jam SMRS, intensitas nyeri semakin memberat, VAS 8/10, memberat saat bergerak, dan membaik jika istirahat dan berbaring. Pasien pernah merasakan keluhan serupa 1 tahun SMRS, pasien hanya konsumsi obat anti nyeri dari warung kemudian keluhan membaik. Keluhan disertai mual sejak 1 hari SMRS yang diperberat setelah makan disertai muntah sebanyak 1x, muntahan berisi ampas makanan, warna putih kekuningan, tidak disertai darah merah segar atau kehitaman, tidak berbau feses. Napsu makan pasien berkurang sejak 1 hari SMRS.
  • 6. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien sempat berobat ke IGD RS di hari keluhan muncul, dilakukan pemeriksaan darah dan urin kemudian disarankan untuk rawat jalan dengan obat pulang. Keluhan nyeri perut pasien kemudian memberat disertai demam sejak 12 jam SMRS. Nyeri dirasakan di seluruh perut, yang membaik jika pasien istirahat dan tidak bergerak. Pasien tidak mengukur suhu demamnya. Pasien terakhir BAB 1 hari SMRS sebelum keluhan nyeri perut, sebanyak 1x, warna cokelat, konsistensi lunak cair, tidak disertai darah atau lendir. Keluhan diare, sembelit, atau BAB berdarah sebelumnya disangkal. BAK pasien tidak ada keluhan. Keluhan lainnya disangkal pasien.
  • 7. Riwayat Penyakit Dahulu Benjolan pada buah zakar yang hilang timbul, tidak terasa nyeri, belum berobat. Riwayat hipertensi dan DM disangkal. Riwayat alergi disangkal. Riwayat Pengobatan Obat rutin disangkal. Riwayat rawat inap di RS dan operasi disangkal.
  • 8. Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat hipertensi, DM, keganasan, dan alergi pada keluarga disangkal. Riwayat kebiasaan dan sosial ekonomi Pasien suka konsumsi makanan pedas. Pasien umumnya makan makanan dari luar, berupa nasi, lauk, dan sayur. Pasien kurang konsumsi buah-buahan. Pasien minum air sebanyak 1- 1,5L setiap hari.
  • 9. Pemeriksaan Fisik I. Keadaan Umum : Tampak nyeri II.Kesadaran : CM (E4M6V5) III.Tanda Vital  Tekanan darah : 134/84 mmHg  Frekuensi nadi : 111x/menit, teratur, isi cukup  Frekuensi nafas : 22x/menit, teratur, kedalaman cukup  SpO2 : 98% on RA  Suhu : 38.40C  VAS : 8/10 IV. Antropometri dan Status Gizi  Berat badan : 76 kg  Tinggi badan : 165 cm  BMI : 27,9 kg/m2 (obese I) 22 Maret 2024 di IGD RSUD Kalideres
  • 10. Status Generalis Kepala Normocephali Mata pupil isokor, ukuran 3mm/3mm, refleks cahaya (+/+), sklera ikterik (-/-), konjungtiva pucat (-/-), injeksi konjungtiva (-/-) Telinga Bentuk normal, simetris, deformitas (-/-) Hidung Bentuk normal, deformitas (-) Mulut mukosa oral basah, atrofi papil lidah (-), tonsil T1-T1, detritus (-), kripta tidak melebar, faring hiperemis (-). Leher tidak ada pembengkakan kelenjar parotis dan pembesaran kelenjar getah bening. Paru Inspeksi : bentuk normal, tampak simetris dalam keadaan stasis ataupun dinamis, retraksi (-) Palpasi : taktil fremitus kanan-kiri depan-belakang sama kuat Perkusi : sonor di kedua lapang paru Auskultasi : suara paru vesikuler +/+, rhonkhi -/-, wheezing -/-
  • 11. Status Generalis Jantung Inspeksi : pulsasi ictus cordis tidak tampak Palpasi : pulsasi ictus cordis teraba di ICS V MCL sinistra Perkusi : redup, batas jantung dalam batas normal Auskultasi : S1 & S2 normal, tidak terdengar murmur & gallop Abdomen Inspeksi : tampak cembung Auskultasi : bising usus (+) menurun di seluruh lapang abdomen, bruit (-), borboritmi (-) Perkusi : timpani diseluruh lapang abdomen Palpasi : Guarding (+), McBurney sign (+), Rovsing sign (+), Rebound tenderness (+), Dunphy (+), Psoas (-), Obturator (+), hepar dan lien tidak teraba. Anus dan Genitalia tidak dilakukan pemeriksaan Ekstremitas akral teraba hangat, CRT < 2 detik, tidak tampak deformitas, terpasang IV line di manus sinistra, flebitis (-) Kulit Dalam batas normal, turgor kulit baik, sianosis (-), petekie (-), jaundice (-) Kelenjar Getah Bening : Tidak teraba pembesaran KGB
  • 13. Hasil Laboratorium Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan Hematologi Hemoglobin Hematokrit Eritrosit MCV MCH MCHC Trombosit Leukosit Hitung Jenis Basofil Eosinofil Neutrofil Batang Neutrofil Segmen Limfosit Monosit 17.5 H 49.1 H 5.99 82.0 29.2 35.6 321 18.77 H 1 6 H 0 L 73 H 16 L 4 g/dL % juta/ µL fL pg g/dL 10^3/ µL 10^3/µL % % % % % % 14.0 - 16.0 40.0 - 48.0 4.60 – 6.20 82.0 - 92.0 27.0 – 31.0 32.0 - 37.0 150 - 400 5.00 - 10.00 0-1 1-3 2-6 50 - 70 20 - 40 2 – 8 21 Maret 2024
  • 14. Hasil Laboratorium 21 Maret 2024 Urin Lengkap Makroskopis Warna Kekeruhan Kimiawi Leukosit Esterase Keton Nitrit Urobilinogen Bilirubin Protein Glukosa Berat Jenis Darah pH Mikroskopis Eritrosit Leukosit Sel Epitel Silinder Kristal Bakteri Jamur Lain-lain Kuning Jernih Negatif Negatif Negatif Normal Negatif Negatif Negatif 1.030 Negatif 5.5 0-2 0-2 0-5 Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif /LPB /LPB /LPK Kuning Jernih Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif 1.003 – 1.030 Negatif 5.0 – 8.5 ≤ 3 ≤ 5 Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif
  • 15. Hasil Laboratorium Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan Hematologi Hemoglobin Hematokrit Eritrosit MCV MCH MCHC Trombosit Leukosit Hitung Jenis Basofil Eosinofil Neutrofil Batang Neutrofil Segmen Limfosit Monosit 16.6 H 46.9 5.69 82.4 29.2 35.4 243 17.14 H 1 3 0 L 87 H 5 L 4 g/dL % juta/ µL fL pg g/dL 10^3/ µL 10^3/µL % % % % % % 14.0 - 16.0 40.0 - 48.0 4.60 – 6.20 82.0 - 92.0 27.0 – 31.0 32.0 - 37.0 150 - 400 5.00 - 10.00 0-1 1-3 2-6 50 - 70 20 - 40 2 – 8 22 Maret 2024
  • 16. Hasil Laboratorium 22 Maret 2024 Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan Elektrolit Natrium Kalium Chlorida 138 3.45 L 99 mmol/L mmol/L mmol/L 135-145 3.50-5.50 98 - 108 Fungsi Ginjal Ureum Kreatinin eGFR 23 1.38 H 71 L mg/dL mg/dL mL/men/1.73m2 19 – 44 0.70 – 1.20 78 - 116 Fungsi Hati SGOT SGPT 18 31 U/L U/L 0 – 37 0 – 42 Glukosa Sewaktu 118 mg/dL 70-199 Antigen SARS CoV-2 Negatif Negatif Hemostasis Protrombin Time INR APTT 11.7 1.1 29.7 Detik Detik Detik 9.7 – 12.5 22.0 – 32.9
  • 17. Hasil Laboratorium 22 Maret 2024 Urin Lengkap Makroskopis Warna Kekeruhan Kimiawi Leukosit Esterase Keton Nitrit Urobilinogen Bilirubin Protein Glukosa Berat Jenis Darah pH Mikroskopis Eritrosit Leukosit Sel Epitel Silinder Kristal Bakteri Jamur Lain-lain Kuning tua Agak keruh +1 Negatif Negatif Normal Negatif +1 Negatif 1.020 +3 5.5 50-100 2-5 0-5 Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif /LPB /LPB /LPK Kuning Jernih Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif 1.003 – 1.030 Negatif 5.0 – 8.5 ≤ 3 ≤ 5 Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif
  • 18. RO Thorax PA 22 Maret 2024 Kesan : -Pneumonia dextra -Cor normal
  • 19. CT Abdomen Non Kontras 22 Maret 2024
  • 20. CT Abdomen Non Kontras 22 Maret 2024 Tampak struktur appendix dengan kaliber 0,62 cm – 0,65 cm, ditemukan fat stranding minimal sekitar appendix dengan subcentimeter limfadenopati multiple parailliaca dextra. Kesan : • Mengarah gambaran acute appendicitis dengan periappendiceal fat stranding inflammation ringan dan multiple limfadenopati subcentimeter parailliaca dextra. • Tak tampak kelainan pada organ intra abdomen lainnya.
  • 21. Resume Tn. LM (28 tahun) datang ke IGD RSUD Kalideres dengan keluhan nyeri seluruh perut terutama di kanan bawah sejak 1 hari SMRS. Nyeri terasa tajam, migrasi dari epigastrium ke iliaca dextra, intensitas nyeri semakin memberat, VAS 8/10, memberat saat bergerak, dan membaik jika istirahat dan berbaring. Keluhan disertai mual sejak 1 hari SMRS yang diperberat setelah makan disertai muntah sebanyak 1x berisi ampas makanan. Napsu makan pasien berkurang sejak 1 hari SMRS. 12 jam SMRS, nyeri perut pasien kemudian memberat juga disertai timbulnya demam. Keluhan lainnya disangkal pasien. Pada pemeriksaan fisik, pasien tampak nyeri dengan kesadaran compos mentis. Tanda-tanda vital pasien meliputi tekanan darah 134/84 mmHg, nadi 111x/menit (teratur, kuat angkat), RR 22x/menit, dan suhu febris 38,4C. Status gizi pasien berdasarkan BMI adalah obese I.
  • 22. Resume Pada status generalis, kepala, mata, hidung, mulut, leher, jantung, paru, dan ekstremitas pasien dalam batas normal. Pada PF abdomen, tampak cembung, dengan hipoperistaltik pada auskultasi, timpani seluruh lapang abdomen, Guarding (+), McBurney sign (+), Rovsing sign (+), Rebound tenderness (+), Dunphy (+), dan Obturator (+). Pada pemeriksaan penunjang ditemukan leukositosis (17140 /µL) dengan shift to the left pada hitung jenis. ALVARADO score pasien 10. Pada urinalisa juga ditemukan leukosit esterasi +1, protein +1, dan eritrosit 50-100/LPB. CT scan abdomen ditemukan kesan appendicitis akut dengan periappendiceal fat stranding inflammation ringan dan multiple limfadenopati subcentimeter parailliaca dextra.
  • 24. Tatalaksana Tatalaksana awal IGD • Inj Ketorolac 30 mg IV • Inj Ranitidine 50 mg IV • Inj Ondansetron 8 mg IV • Konsul dr. Erwin Sp. B untuk rencana operasi Tatalaksana IGD ranap • IVFD Ringer Laktat 500cc/24 jam • Ceftriaxone 1x2gr iv • Omeprazol 2x40mg iv • Paracetamol 3x1gr IV kp demam/nyeri • Ketorolac 3x30 mg IV • Pro laparotomi appendektomi • Puasa 6 jam pre op • Konsul dokter spesialis anestesi
  • 25. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam Ad Functionam : dubia ad bonam Ad Sanationam : dubia ad bonam
  • 26. Laporan Operasi Tindakan : Laparotomi appendektomi Jumlah perdarahan : 5 cc • Pasien posisi supine dalam general anesthesia (GA). • Asepsis dan antisepsis daerah operasi. • Insisi midline, perdalam hingga cavum peritoneum. • Ikat dan potong mesoappendix. • Ikat dan potong appendix. • Jahit luka operasi. • Operasi selesai Tanggal Operasi: 23 Maret 2024
  • 27. Tatalaksana Post Operasi • IVFD Ringer Laktat 63cc/jam • Ceftriaxone 1x2gr iv • Omeprazol 2x40mg iv • Paracetamol 3x1gr IV kp demam/nyeri • Ketorolac 3x30 mg IV • Pantau tanda-tanda vital dan produksi drain • Diet lunak jika sudah flatus
  • 29. 24 Maret 2024 25 Maret 2024 S : - Pasien masih merasa nyeri pada area bekas operasi, berkurang setelah diberikan obat anti nyeri. - Pasien sudah flatus. - Demam, mual, muntah disangkal. - BAK on kateter, tidak ada keluhan. S : - Nyeri post operasi sudah berkurang dibandingkan kemarin. - Demam, mual, muntah disangkal. - BAK on kateter, tidak ada keluhan. - Makan dan minum baik. O : KU/Kes : Baik/CM TTV : - TD : 119/67 mmHg - N : 91 x/menit - RR 17 x/menit - S : 37ºC Kepala : normocephali Mata : KA -/-, SI -/- Paru : simetris, vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/- Jantung : S1-S2 reguler, murmur -, gallop - O : KU/Kes : Baik/CM TTV : - TD : 132/83 mmHg - N : 84 x/menit - RR 20 x/menit - S : 37.4ºC Kepala : normocephali Mata : KA -/-, SI -/- Paru : simetris, vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/- Jantung : S1-S2 reguler, murmur -, gallop -
  • 30. 24 Maret 2024 25 Maret 2024 Abdomen: - I : cembung, tampak balutan bekas operasi a/r midline, rembesan (-), terpasang drain a/r RLQ dengan produksi 20 cc, serosanguineous. - A : BU + seluruh lapang abdomen - P : timpani - P : supel Extremitas : akral hangat, CRT<2s, nadi kuat, turgor baik, terpasang venflon a/r manus dextra, phlebitis (-) Genitalia : terpasang urin kateter Abdomen: - I : cembung, tampak balutan bekas operasi a/r midline, rembesan (- ), terpasang drain a/r RLQ dengan produksi minimal, serosanguineous. - A : BU + seluruh lapang abdomen - P : timpani - P : supel Extremitas : akral hangat, CRT<2s, nadi kuat, turgor baik, terpasang venflon a/r manus dextra, phlebitis (-) Genitalia : terpasang urin kateter A : Post laparotomi POD 1 A : Post laparotomi POD 2 P : - IVFD Ringer Laktat 63cc/jam - Ceftriaxone 1x2gr iv - Omeprazol 2x40mg iv - Paracetamol 3x1gr IV kp demam/nyeri - Ketorolac 3x30 mg IV - Pantau tanda-tanda vital dan produksi drain - Diet lunak P: - Boleh pulang - Aff drain dan urine catheter - Asam mefenamat 3x500 mg PO - Ciprofloxacin 2x500 mg PO - Metronidazole 3x500 mg PO - Kontrol dalam 1 minggu ke Poli Bedah
  • 32. • Stimulasi reseptor nosiseptif dan reseptor regangan (afferent sympathetic stretch receptors). • Klasifikasi:  Nyeri visceral  Nyeri parietal (somatic) Nyeri Abdomen Kleigman R, Patricia S L, Brett J. B, Toth H, Donald B. Nelson pediatric symptom-based diagnosis. Philadelphia, PA: Elsevier; 2018.
  • 33. Nyeri Viseral Kleigman R, Patricia S L, Brett J. B, Toth H, Donald B. Nelson pediatric symptom-based diagnosis. Philadelphia, PA: Elsevier; 2018.
  • 34. • Muncul dari stimulasi noxious direk dari peritoneum parietal atau diafragma. • Karateristik nyeri : terasa lebih tajam dan intens. • Nyeri diperberat dengan gerakan atau batuk dan disertai tenderness diatas daerah iritasi dan lateralisasi ke salah satu dari keempat kuadran. Nyeri Parietal Kleigman R, Patricia S L, Brett J. B, Toth H, Donald B. Nelson pediatric symptom-based diagnosis. Philadelphia, PA: Elsevier; 2018.
  • 35.
  • 36.
  • 37. 1) lokasi nyeri, 2) onset dan durasi nyeri 3) tanda iritasi peritoneum 4) hipotensi 5) distensi abdomen Diagnosis Banding Nyeri Abdomen Kleigman R, Patricia S L, Brett J. B, Toth H, Donald B. Nelson pediatric symptom-based diagnosis. Philadelphia, PA: Elsevier; 2018.
  • 41. Anatomi • Vermiform appendix merupakan organ yang berasal dari midgut dengan suplai darah yang berasal dari arteri mesenterika superior. • Ukuran appendiks bervariasi (sepanjang 5-36 cm) dengan rata-rata 8-9 cm pada dewasa. • Ujung dari apendiks dapat terletak di pelvis, retrosekal, atau ekstraperitoneal.
  • 42. Anatomi • Pertama meradang adalah serabut saraf viseral sekitar apendiks sehingga seringkali nyeri awalnya dirasakan di periumbilikal dan dermatom T10. • Menyebar ke saraf somatik sensorik pada dinding peritoneum, nyeri akan bergeser ke kanan bawah abdomen dan terfokus pada lokasi inflamasi.
  • 43. 1) lapisan serosa terluas dan terkompleks dalam tubuh 2) membentuk kantong tertutup dengan melapisi permukaan interior dari dinding abdomen (anterior dan lateral), dengan membentuk batasan terhadap retroperitoneum (posterior), menutupi struktur ekstraperitoneal di pelvis (inferior) dan melapisi permukaan inferior diafragma (superior). 3) Lapisan parietal lanjut melapisi organ viseral abdomen untuk membentuk lapisan viseral peritoneum, membentuk ruangan antara kedua lapisan tersebut yang disebut kavum peritoneum. 4) Jumlah normal cairan peritoneum adalah < 50 cc. 5) Kavum peritoneum dibagi menjadi beberapa kompartemen oleh mesenterium, hal ini mempengaruhi lokalisasi dan penyebaran infeksi peritoneum. Peritoneum
  • 44. • Simple/early stage • Supuratif • Gangrenous • Perforasi • Abses • Resolusi spontan • Rekuren • Kronis Staging Apendisitis Definisi • Apendisitis merupakan proses inflamasi dari veriform appendix. • Umumnya berlangsung secara akut, dalam 24 jam dari onset tetapi juga dapat berupa kondisi kronis.
  • 45. Peritonitis • Peritonitis adalah inflamasi dari peritoneum, membran serosa yang melapisi kavitas abdomen dan organ intraabdomen. • Peritonitis -> yang mengancam nyawa dan merupakan kegawatdaruratan bedah. • Peritoneum yang umumnya merupakan lingkungan steril bereaksi dengan stimulus patologis dengan respon inflamasi yang seragam dan serupa. • Etiologi : • Infeksius • steril (contoh kimiawi atau mekanik) • Proses inflamasi dapat terlokalisir (abses) atau difus. • Infeksi peritoneal diklasifikasikan : • Primer : diseminasi hematogan, biasanya pada kondisi imunokompromais • Sekunder : proses patologis dari organ viseral seperti perforasi atau trauma • Tersier : akibat infeksi persisten atau rekuren setelah terapi inisial yang adekuat
  • 46. Epidemiologi • Appendisitis paling sering : usia antara 5- 45 tahun dengan usia rata-rata 28 tahun. • Estimasi insidensi adalah 233/100.000 orang • Predisposisi laki-laki > perempuan. • Appendisitis merupakan penyebab utama peritonitis dengan estimasi prevalensi sekitar 43,1%. • Peritonitis merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas tinggi, dengan estimasi 10-60% pada kasus bedah.
  • 47. Acute GI Related Abdominal Pain | Calgary Guide [Internet]. 2015 [cited 2022 Jul 3]. Available from: https://calgaryguide.ucalgary.ca/acute-gi- related-abdominal-pain/
  • 48. ● Dunphy sign : nyeri yang timbul saat batuk ● Tenderness atau nyeri tekan di kuadran kanan bawah (termasuk flank) ● Rigiditas otot abdomen ○ Voluntary guarding → Involuntary guarding ● Rectal toucher : nyeri rektum kanan (dd/ PID) Pemeriksaan Fisik
  • 49. ● Rebound tenderness : tanda inflamasi peritoneum dari apendisitis ● Rovsing sign : palpasi dalam LLQ dan lepas dengan cepat ● Hiperestia kutaneus : angkat kulit abdomen tanpa mencubit. Pemeriksaan Fisik
  • 52. Skor ≤ 4 : Kemungkinan lebih kecil apendisitis Skor ≥ 7 : Kemungkinan besar pasien apendisitis Marcdante KJ, Kleigman R. Nelson essentials of pediatrics. 8th ed. Philadelphia, PA: Elsevier; 2019.
  • 53. Pemeriksaan Penunjang Marcdante KJ, Kleigman R. Nelson essentials of pediatrics. 8th ed. Philadelphia, PA: Elsevier; 2019.
  • 54. Manifestasi Klinis Peritonitis • Kenaikan suhu tubuh >38ºC (walau pada kondisi sepsis berat, dapat menjadi hipotermi) • Takikardia • Hipovolemia intravaskuler • Anoreksia • Mual • Demam • Third space loss ke kavum peritoneum. • Oliguria atau anuria (pada kondisi peritonitis berat dan mengalami syok sepsis) • Nyeri tekan pada seluruh abdomen pada kondisi peritonitis generalisata dengan titik paling nyeri pada situs dengan iritasi peritoneum utama. • Peningkatan rigiditas dinding abdomen • Umumnya pasien juga menghindari pergerakan dan memfleksikan panggul. • Abdomen juga tampak cembung dengan penurunan bising usus.
  • 63. Komplikasi • Sepsis • Pembentukan abses intraabdominal • Infeksi luka operasi • Abses hepar • Ileus • Adhesi peritoneal • Infertilitas tubal
  • 64. 1. Kleigman R, Patricia S L, Brett J. B, Toth H, Donald B. Nelson pediatric symptom-based diagnosis. Philadelphia, PA: Elsevier; 2018. 2. Marcdante KJ, Kleigman R. Nelson essentials of pediatrics. 8th ed. Philadelphia, PA: Elsevier; 2019. 3. Townsend J, Courtney M, Daniel R. Sabiston Textbook of Surgery. 20th ed. Philadelphia: Elsevier - Health Sciences Division; 2016. 4. Pediatric Appendicitis: Background, Anatomy, Pathophysiology. 2021 Jun 26 [cited 2022 Jun 14]; Available from: https://emedicine.medscape.com/article/926795-overview#a3 5. Jones MW, Lopez RA, Deppen JG. Appendicitis. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 [cited 2022 Jun 15]. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK493193/ 6. Peritonitis and Abdominal Sepsis: Background, Anatomy, Pathophysiology. 2023 Feb 2 [cited 2024 Apr 12]; Available from: https://emedicine.medscape.com/article/180234-overview#a2 7. Gadiparthi R, Waseem M. Pediatric Appendicitis. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 [cited 2022 Jun 15]. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441864/ 8. Kim D, Butterworth SA, Goldman RD. Chronic appendicitis in children. Can Fam Physician. 2016 Jun;62(6):e304–5. 9. Holm N, Rømer MU, Markova E, Buskov LK, Hansen ABE, Rose MV. Chronic appendicitis: two case reports. Journal of Medical Case Reports. 2022 Feb 9;16(1):51. 10.Appendicitis Clinical Presentation: History, Physical Examination, Appendicitis and Pregnancy [Internet]. [cited 2022 Jun 22]. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/773895-clinical#b6 11.Kumar D, Garg I, Sarwar AH, Kumar L, Kumar V, Ramrakhia S, et al. Causes of Acute Peritonitis and Its Complication. Cureus. 13(5):e15301. 12.Acute GI Related Abdominal Pain | Calgary Guide [Internet]. 2015 [cited 2022 Jul 3]. Available from: https://calgaryguide.ucalgary.ca/acute-gi-related- abdominal-pain/ 13.Di Saverio S, Podda M, De Simone B, Ceresoli M, Augustin G, Gori A, et al. Diagnosis and treatment of acute appendicitis: 2020 update of the WSES Jerusalem guidelines. World J Emerg Surg. 2020 Dec;15(1):1–42. 14.Appendicitis Empiric Therapy: Empiric Therapy Regimens. 2022 Jan 5 [cited 2024 Apr 13]; Available from: https://emedicine.medscape.com/article/1976216-overview 15.Farquharson M. Farquharson’s Textbook of Operative General Surgery. 10th ed. London: CRC Press; 2014. Referensi

Editor's Notes

  1. Reseptor nyeri viseral terletak pada permukaan serosa, mesenterium, dalam otot intestinal, dan mukosa dari organ dengan lumen. Nyeri terinisiasi saat reseptor terstimulasi oleh kontraksi, regangan, tekanan, atau iskemia dari dinding usus, kapsul dari hepar, lien, dan ginjal, atau dari mesenterium. Peningkatan kontraksi dari otot polos mungkin diakibatkan oleh infeksi, toksin (bakterial atau agen kimiawi), ulserasi, inflamasi, atau iskemia. Peningkatan tekanan kapsul hepar dapat bersifat sekunder akibat kongesti pasif (gagal jantung, perikarditis), atau inflamasi (hepatitis). Serabut aferen yang berperan dalam nyeri viseral adalah C-fibres yang tidak bermielin masuk ke medula spinal secara bilateral yang menghasilkan nyeri tumpul yang tidak terlokalisir.
  2. 1. Vermiform appendix merupakan organ yang berasal dari midgut dengan suplai darah yang berasal dari arteri mesenterika superior. 2. Arteri meseterika superior akan bercabang menjadi Arteri ileokolik berjalan melewati mesoappendiks menjadi arteri arteri apendicular. 3. Mesoappendiks juga mengandung pembuluh limfe dari appendiks yang drainase ke kelenjar ileosekal.3 4. Ukuran appendiks bervariasi (sepanjang 5-36 cm) dengan rata-rata 8-9 cm pada dewasa. 5. Pangkal appendiks dapat diidentifikasi dengan mencari konvergensi dari ketiga taenia pada ujung sekum.3 Ujung dari apendiks dapat terletak di pelvis, retrosekal, atau ekstraperitoneal
  3. Serabut aferen yang berperan dalam nyeri viseral adalah C-fibres yang tidak bermielin masuk ke medula spinal secara bilateral
  4. disebut kavum peritoneum
  5. Simple atau early stage : inflamasi fokal, tanpa eksudat serosa, peningkatan tekanan intraluminal. Serabut aferen viseral terstimulasi yang pasien merasakan nyeri periumbilikal atau epigastrik, yang umumnya bertahan selama 4-6 jam. Supuratif : terdapat obstruksi, inflamasi, edema, peningkatan cairan peritoneal yang tertahan oleh omental dan mesenterik. Peningkatan tekanan intraluminal melebihi perfusi kapiler yang diasosiasikan dengan obstruksi limfatik dan drainase vena yang mengakibatkan invasi bakteri dan cairan inflamasi ke dinding apendiks. Saat serosa yang inflamasi kontak dengan peritoneum parietal, nyeri bermigrasi dari periumbilikal ke kuadran kanan bawah, yang lebih nyeri dan berlangsung terus menerus. Gangrenous : terjadi trombus pada arteri dan vena intramural yang mengakibatkan gangren. Perforasi : iskemia jaringan yang berlanjut mengakibatkan infark apendiks dan perforasi. Perforasi dapat menyebabkan peritonitis lokal atau general. Abses : apendiks yang mengalami inflamasi atau perforasi dapat tertahan (contained) oleh omentum atau usus sekitar yang mengakibatkan apendisitis phlegmonous atau abses fokal. Resolusi spontan : jika obstruksi dari lumen apendiks berkurang atau hilang, apendisitis akut dapat resolusi secara spontan. Hal ini terjadi pada hiperplasia limfoid atau saat fecalith berhasil keluar dari lumen. Rekuren : klinis dari apendisitis rekuren sama dengan gejala nyeri perut kuadran kanan bawah yang timbul pada waktu yang tidak menentu setelah tindakan apendektomi yang secara histopatologis menggambarkan inflamasi appendiks. Kronis : nyeri abdomen kuadran kanan bawah dengan durasi minimal 3 minggu, terdapat perbaikan gejala setelah apendektomi, dan secara histopatologis gejala terbukti diakibatkan oleh inflamasi apendiks.10
  6. . Terjadi invasi dan perkembangan bakteri, awalnya didominasi oleh organisme aerob dan dilanjutkan dengan perkembangan aerob dan anaerob pada tahap lanjut. Organisme yang sering berperan meliputi Escherichia coli, Peptostreptococcus, Bacteroides, dan Pseudomonas.5
  7. Psoas : apendiks retrocecal
  8. Psoas sign : fleksi dan ekstensi tungkai pada sendi panggul Psoas : apendiks retrocecal
  9. Obturator sign : fleksi pada sendi panggul, lutut ditekuk, rotasi internal Obturator : Provokasi apendiks yang meradang bersentuhan dengan otot obturator internus → appendisitis pelvika
  10. Umumnya apendisitis dapat di diagnosis secara klinis tetapi pemeriksaan laboratorium dan pencitraan dapat membantu menegakan diagnosis. Jumlah leukosit > 10.000/mm3 ditemukan pada 89% dengan apendisitis dan 93% dengan perforasi apendisitis tetapi tidak spesifik sebab ditemukan juga pada 62% pasien nyeri abdomen tanpa apendisitis. Urinalisis dilakukan untuk mengeksklusi infeksi saluran kemih (ISK) Rontgen toraks untuk eksklusi pneumonia lobus bawah Enzim pankreas, amilase, dan lipase untuk kelainan pankreas, hepar, atau empedu. Foto polos abdomen dapat menunjukan fecalith terkalsifikasi. Saat hasil penunjang diatas inkonklusif dapat dilakukan USG abdomen atau CT scan. Pembesaran apendiks berdinding tebal dengan diameter > 6 mm menegakan diagnosis apendisitis. Gambaran pemeriksaan darah pada pasien peritonitis, ditemukan leukositosis (>11000), dengan peningkatan sel imatur pada hitung jenis. Hasil kimia darah dapat menggambarkan dehidrasi dan asidosis. Pada foto polos abdomen tiga posisi, dapat ditemukan gambaran udara bebas yang dibawah diafragma (walau lebih sering pada gaster anterior dan duodenum dibanding di saluran cerna lainnya). Pada USG, dapat dilakukan evaluasi terhadap organ intraabdomen dengan akurasi > 85% jika dilakukan oleh ultrasonografer yang berpengalaman, walau terkadang terbatas akibat nyeri yang dirasakan pasien dan distensi abdomen serta bowel gas yang menghalangi gambaran. Pemeriksaan CT scan abdomen diindikasikan pada kasus yang tidak dapat ditegakkan secara klinis atau tidak ditemukan pada foto polos abdomen dan tetap menjadi modalitas pilihan. CT scan dapat mendeteksi cairan dalam jumlah sedikit, area inflamasi, dan patologi saluran cerna dengan sensitivitas mendekati 100%.6
  11. Perlu diperhatikan bahwa penemuan pada pemeriksaan fisik tidak spesifik pada pasien dengan kondisi imunosupresi berat (DM, penggunaan steroid, HIV), penurunan kesadaran, dan pada usia lanjut.
  12. disebut kavum peritoneum
  13. disebut kavum peritoneum
  14. disebut kavum peritoneum
  15. disebut kavum peritoneum
  16. disebut kavum peritoneum
  17. disebut kavum peritoneum