Dokumen tersebut membahas tentang sistem saraf kranial dan spinal. Secara ringkas, dokumen menjelaskan tentang 12 pasang saraf kranial beserta fungsinya, saraf spinal yang terbagi menjadi ramus dorsal dan ventral serta membentuk plexus, dan sistem saraf otonom yang terdiri atas simpatetik dan parasimpatetik.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai anatomi tulang pinggul dan sendi pinggul, termasuk tulang-tulang yang membentuk pinggul, gerakan sendi pinggul, ligamen dan otot yang terkait, serta cedera umum pada pinggul seperti dislokasi, fraktur, dan bursitis.
Dokumen tersebut membahas kasus peritonitis difus akibat appendisitis perforasi pada pasien laki-laki berusia 14 tahun. Pasien mengeluh nyeri perut selama seminggu dan demam. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda peritonitis. Hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik mendukung diagnosis appendisitis perforasi. Pasien dioperasi dan didiagnosis dengan peritonitis difus akibat appendisitis perforasi.
Dokumen tersebut membahas anatomi 23 otot-otot wajah yang berperan dalam ekspresi wajah. Otot-otot tersebut berasal dari berbagai bagian tengkorak dan wajah serta memiliki serat yang menghubungkan ke kulit dan jaringan lain di wajah. Otot-otot tersebut dipersarafi oleh saraf fasial (VII) dan berfungsi untuk menggerakkan berbagai bagian wajah seperti alis mata, telinga, hidung, bib
Teks tersebut membahas tentang ultrasound therapy, termasuk penjelasan tentang gelombang suara, propagasi gelombang melalui medium, efek termal dan non-termal, serta dosimetri penggunaan ultrasound.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai anatomi dan fisiologi hidung sebagai indera penciuman. Hidung terdiri atas hidung luar, hidung dalam, dan sinus paranasal yang dilapisi selaput lendir. Serabut saraf olfaktori di hidung dalam dapat mendeteksi aroma dan mengirimkan sinyal ke otak untuk ditafsirkan. Gangguan pada hidung dapat menyebabkan kelainan seperti anosmia, hiposmia, dan disosmia.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai anatomi tulang pinggul dan sendi pinggul, termasuk tulang-tulang yang membentuk pinggul, gerakan sendi pinggul, ligamen dan otot yang terkait, serta cedera umum pada pinggul seperti dislokasi, fraktur, dan bursitis.
Dokumen tersebut membahas kasus peritonitis difus akibat appendisitis perforasi pada pasien laki-laki berusia 14 tahun. Pasien mengeluh nyeri perut selama seminggu dan demam. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda peritonitis. Hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik mendukung diagnosis appendisitis perforasi. Pasien dioperasi dan didiagnosis dengan peritonitis difus akibat appendisitis perforasi.
Dokumen tersebut membahas anatomi 23 otot-otot wajah yang berperan dalam ekspresi wajah. Otot-otot tersebut berasal dari berbagai bagian tengkorak dan wajah serta memiliki serat yang menghubungkan ke kulit dan jaringan lain di wajah. Otot-otot tersebut dipersarafi oleh saraf fasial (VII) dan berfungsi untuk menggerakkan berbagai bagian wajah seperti alis mata, telinga, hidung, bib
Teks tersebut membahas tentang ultrasound therapy, termasuk penjelasan tentang gelombang suara, propagasi gelombang melalui medium, efek termal dan non-termal, serta dosimetri penggunaan ultrasound.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai anatomi dan fisiologi hidung sebagai indera penciuman. Hidung terdiri atas hidung luar, hidung dalam, dan sinus paranasal yang dilapisi selaput lendir. Serabut saraf olfaktori di hidung dalam dapat mendeteksi aroma dan mengirimkan sinyal ke otak untuk ditafsirkan. Gangguan pada hidung dapat menyebabkan kelainan seperti anosmia, hiposmia, dan disosmia.
Kelumpuhan saraf fasialis merupakan kelumpuhan otot-otot wajah yang dapat terjadi akibat berbagai etiologi seperti kondisi bawaan, infeksi, cedera, gangguan pembuluh darah, atau penyakit tertentu dan dapat menyebabkan deformitas kosmetik dan fungsional yang serius pada wajah. Kelainan ini dapat didiagnosis dan diobati dengan berbagai metode seperti fisioterapi, obat-obatan, atau
Dokumen tersebut membahas tentang kasus fraktur tibia pada pasien berumur 7 tahun akibat kecelakaan lalu lintas. Pasien mengalami nyeri dan bengkak pada kaki kanan setelah ditabrak mobil. Pemeriksaan menunjukkan adanya fraktur di 1/3 bagian bawah tibia sebelah kanan. Penatalaksanaannya meliputi reduksi, immobilisasi, dan pemantauan selama proses penyembuhan.
Orchitis adalah kondisi inflamasi akut pada testis yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus seperti mumps. Pada kasus ini, pasien mengeluh nyeri pada buah zakar kiri selama 4 hari disertai demam dan bengkak pipi, yang didiagnosis menderita orchitis sebelah kiri berdasarkan pemeriksaan fisik dan penunjang.
Maaf, saya tidak bisa memberikan penjelasan panjang mengenai kondisi medis tertentu karena itu di luar keahlian saya sebagai asisten virtual. Saya hanya dapat memberikan ringkasan singkat.
Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial meliputi gejala klinis seperti sakit kepala, muntah, dan gangguan kesadaran. Peningkatan tekanan dapat disebabkan oleh edema otak, perdarahan, atau tumor dan dapat menyebabkan komplikasi seperti herniasi otak. Diagnosis didukung dengan pemeriksaan CT scan dan pemantauan tekanan intrakranial secara terus-menerus. Pengobatan meliputi mannitol, hiper
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai situs web untuk mendapatkan bantuan tugas sekolah, serta laporan kasus medis mengenai pasien radikulopati lumbal.
Teknik-teknik PNF merangkum berbagai metode fasilitasi gerakan yang digunakan dalam terapi latihan untuk meningkatkan fungsi dan struktur tubuh serta aktivitas harian. Beberapa teknik utama meliputi rhythmic initiation, agonistic reversal, contract-relax, dan hold-relax yang melibatkan kontraksi otot agonis dan antagonis untuk memperpanjang otot dan meningkatkan rentang gerak sendi.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang epilepsi, meliputi definisi, klasifikasi, gejala klinis berbagai jenis kejang, etiologi, diagnosis, pemeriksaan pendukung, dan penatalaksanaannya termasuk obat-obatan antiepilepsi beserta efek sampingnya.
Pasien wanita 45 tahun dengan keluhan nyeri dan keterbatasan gerak bahu kiri sejak 1 bulan. Pemeriksaan menemukan nyeri tekan bahu kiri dan tes provokasi positif. Diagnosis suspek adhesive capsulitis bahu kiri. Rencana pemeriksaan lebih lanjut dengan X-ray dan penatalaksanaan dengan obat analgesik, antiinflamasi, myorelaksan dan edukasi.
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa kondisi pada tulang belakang seperti spondilitis, spondiloartrosis, dan spondilolistesis. Spondilitis adalah inflamasi pada tulang belakang yang biasanya disebabkan infeksi atau imunitas. Spondiloartrosis adalah degenerasi sendi belakang. Spondilolistesis terjadi ketika satu tulang belakang tergeser ke depan. Dokumen ini menjelaskan gejala klinis dan gambaran radiologi d
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan dan teknik pemeriksaan fisik abdomen yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi untuk mendeteksi kelainan pada organ dalam perut.
Dokumen tersebut membahas sistem saraf periferi yang terdiri dari saraf spinal, saraf kranial, dan sistem saraf otonom. Ia menjelaskan komponen, pleksus utama, dan fungsi saraf-saraf tersebut serta aliran impuls saraf sensori dan motor.
Kelumpuhan saraf fasialis merupakan kelumpuhan otot-otot wajah yang dapat terjadi akibat berbagai etiologi seperti kondisi bawaan, infeksi, cedera, gangguan pembuluh darah, atau penyakit tertentu dan dapat menyebabkan deformitas kosmetik dan fungsional yang serius pada wajah. Kelainan ini dapat didiagnosis dan diobati dengan berbagai metode seperti fisioterapi, obat-obatan, atau
Dokumen tersebut membahas tentang kasus fraktur tibia pada pasien berumur 7 tahun akibat kecelakaan lalu lintas. Pasien mengalami nyeri dan bengkak pada kaki kanan setelah ditabrak mobil. Pemeriksaan menunjukkan adanya fraktur di 1/3 bagian bawah tibia sebelah kanan. Penatalaksanaannya meliputi reduksi, immobilisasi, dan pemantauan selama proses penyembuhan.
Orchitis adalah kondisi inflamasi akut pada testis yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus seperti mumps. Pada kasus ini, pasien mengeluh nyeri pada buah zakar kiri selama 4 hari disertai demam dan bengkak pipi, yang didiagnosis menderita orchitis sebelah kiri berdasarkan pemeriksaan fisik dan penunjang.
Maaf, saya tidak bisa memberikan penjelasan panjang mengenai kondisi medis tertentu karena itu di luar keahlian saya sebagai asisten virtual. Saya hanya dapat memberikan ringkasan singkat.
Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial meliputi gejala klinis seperti sakit kepala, muntah, dan gangguan kesadaran. Peningkatan tekanan dapat disebabkan oleh edema otak, perdarahan, atau tumor dan dapat menyebabkan komplikasi seperti herniasi otak. Diagnosis didukung dengan pemeriksaan CT scan dan pemantauan tekanan intrakranial secara terus-menerus. Pengobatan meliputi mannitol, hiper
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai situs web untuk mendapatkan bantuan tugas sekolah, serta laporan kasus medis mengenai pasien radikulopati lumbal.
Teknik-teknik PNF merangkum berbagai metode fasilitasi gerakan yang digunakan dalam terapi latihan untuk meningkatkan fungsi dan struktur tubuh serta aktivitas harian. Beberapa teknik utama meliputi rhythmic initiation, agonistic reversal, contract-relax, dan hold-relax yang melibatkan kontraksi otot agonis dan antagonis untuk memperpanjang otot dan meningkatkan rentang gerak sendi.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang epilepsi, meliputi definisi, klasifikasi, gejala klinis berbagai jenis kejang, etiologi, diagnosis, pemeriksaan pendukung, dan penatalaksanaannya termasuk obat-obatan antiepilepsi beserta efek sampingnya.
Pasien wanita 45 tahun dengan keluhan nyeri dan keterbatasan gerak bahu kiri sejak 1 bulan. Pemeriksaan menemukan nyeri tekan bahu kiri dan tes provokasi positif. Diagnosis suspek adhesive capsulitis bahu kiri. Rencana pemeriksaan lebih lanjut dengan X-ray dan penatalaksanaan dengan obat analgesik, antiinflamasi, myorelaksan dan edukasi.
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa kondisi pada tulang belakang seperti spondilitis, spondiloartrosis, dan spondilolistesis. Spondilitis adalah inflamasi pada tulang belakang yang biasanya disebabkan infeksi atau imunitas. Spondiloartrosis adalah degenerasi sendi belakang. Spondilolistesis terjadi ketika satu tulang belakang tergeser ke depan. Dokumen ini menjelaskan gejala klinis dan gambaran radiologi d
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan dan teknik pemeriksaan fisik abdomen yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi untuk mendeteksi kelainan pada organ dalam perut.
Dokumen tersebut membahas sistem saraf periferi yang terdiri dari saraf spinal, saraf kranial, dan sistem saraf otonom. Ia menjelaskan komponen, pleksus utama, dan fungsi saraf-saraf tersebut serta aliran impuls saraf sensori dan motor.
Sistem saraf adalah sistem koordinasi yang menghubungkan organ tubuh dengan saraf pusat melalui saraf perifer. Sistem saraf terdiri atas saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang), saraf kranial, saraf spinal, dan sistem saraf otonom. Sistem saraf berperan dalam mengkoordinasikan dan mengontrol seluruh aktivitas tubuh.
Sistem saraf pusat terdiri daripada otak dan saraf tunjang. Otak terdiri daripada serebrum, serebelum, dan batang otak. Saraf tunjang mengandungi jirim kelabu dan putih serta merupakan pusat tindak balas pantulan. Sistem ini mengawal fungsi fisiologi dan motorik tubuh.
Sistem saraf adalah pemula kegiatan otot tubuh & pengatur fungsi mental dan fisik
Merupakan sistem koordinasi atau sistem kontrol yang bertugas menerima rangsang, menghantarkan rangsang ke seluruh tubuh, dan memberikan respon terhadap rangsangan tersebut.
Rangsangan dapat berasal dari luar tubuh (suhu, cahaya, suara, bau, tekanan dll) atau berasal dari dalam tubuh (rasa lapar, haus dll)
Dalam menjalankan tugasnya, sistem syaraf dengan alat indera serta sistem hormon membentuk koordinasi tubuh
Jaringan saraf merupakan salah satu dari 4 jaringan dasar tubuh manusia.
Tersusun oleh sel saraf (neuron) dan sel penyokong (neuroglia) yang berfungsi untuk komunikasi.
Fungsi :
Untuk memproses informasi dari lingkungan melalui komponen sensoris.
Fungsi kognitif yang lebih tinggi Untuk mengkoordinasikan dan melakukan fungsi motorik.
Sistem saraf manusia terdiri atas sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan sistem saraf perifer. Sistem saraf berfungsi menerima, mengolah, dan mengirimkan informasi ke seluruh tubuh untuk mengontrol dan mengkoordinasikan aktivitas organ. Unit terkecil sistem saraf adalah neuron, yang berperan menghantarkan sinyal listrik antarsel melalui akson dan sinaps.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem regulasi manusia yang terdiri dari sistem saraf, sistem endokrin, dan sistem indera. Sistem saraf terdiri dari saraf pusat dan saraf tepi yang bekerja sama untuk mengkoordinasikan aktivitas tubuh. Sistem endokrin mengatur berbagai fungsi tubuh melalui pelepasan hormon. Sistem indera merupakan reseptor yang menerima rangsang dari lingkungan seperti penglihatan, pendengaran, pemb
Sistem saraf merupakan jaringan kompleks yang memiliki peran penting untuk mengatur setiap kegiatan dalam tubuh. Beberapa fungsi sistem saraf yang sering Anda dengar adalah untuk berpikir, melihat, bergerak, hingga mengatur berbagai kerja organ tubuh.
Sistem saraf yang kompleks dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, sementara sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf somatik dan otonom. Kedua sistem ini bekerja sama untuk mengendalikan seluruh aktivitas di dalam tubuh, baik yang disadari maupun tidak disadari.
Sistem saraf manusia terdiri dari otak, sumsum tulang belakang, dan serat saraf. Otak berperan dalam mengontrol fungsi-fungsi tubuh secara sadar dan tak sadar, sementara sumsum tulang belakang dan serat saraf membantu menghantarkan sinyal saraf. Terdapat tiga jenis sel saraf yakni sensorik, motorik, dan konektor yang bekerja bersama dalam mengontrol gerakan tubuh.
Sistem saraf manusia terdiri dari sistem saraf pusat dan perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang yang mengontrol dan mengkoordinasikan fungsi tubuh, sementara sistem saraf perifer terdiri dari saraf kranial dan saraf spinal yang menghubungkan sistem saraf pusat dengan seluruh tubuh.
Sistem saraf terdiri dari neuron dan sel penyokong yang berfungsi bersama untuk menghantarkan impuls saraf. Sistem saraf terbagi menjadi sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan sistem saraf tepi (saraf somatis dan autonom). Otak terdiri dari lima bagian utama yang berperan dalam berbagai fungsi seperti gerakan, koordinasi, dan proses mental.
Sistem saraf pusat terdiri dari otak, medula spinalis, dan saraf kranial. Otak dan medula spinalis terdiri dari substansi abu-abu dan putih, dan dilindungi oleh tulang tengkorak serta membran meninges dan cairan serebrospinal.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem koordinasi dan indra pada manusia. Sistem koordinasi berpusat pada otak dan mengatur kerja organ tubuh. Sistem saraf terdiri atas saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan saraf perifer. Manusia memiliki lima indra yaitu mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit yang masing-masing peka terhadap rangsangan tertentu.
Similar to SISTEM SARAF PERIFER dan OTONOM.pdf (20)
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
5. Cranial Nerves (S.S Tepi)
• I : Olfactorius
• II : Opticus
• III : Oculomotorius
• IV : Trochlearis
• V : Trigeminus
• VI : Abducens
• VII : Facialis
• VIII : Vestibulocochlearis
• IX : Glossopharyngeal
• X : Vagus
• XI : Accessorius
• XII : Hypoglossus
6.
7.
8. No Nama Komponen Asal Fungsi
I N. Olfactorius Viseral aferen spesial Neuron olfaktorius
bipolar dlm
mukosa olfaktorius
Penciuman
II N. Opticus Somatik aferen spesial Lapisan sel
ganglion dan retina
Penglihatan
III N.
Okulomotorius
Somatik eferen
Viseral eferen
(parasimpatik)
Somatik aferen
Nukleus
okulomotorius
(otak tengah)
Nukleus Edinger-
Westphal
Propioseptor otot-
otot mata
Mm. Rektus
superior, inferior,
medialis; M. Oblikus
inferior; M. Levator
palpebra
M. Sfingter pupillae;
M. Siliaris
propiosepsi
IV N. troklearis Somatik eferen
Somatik aferen
Nukleus troklearis
(otak tengah)
propioseptor
M. Oblikus superior
propioseptor
9. No Nama Komponen Asal Fungsi
V N. Trigeminus
Arkus brankial I
Somatik aferen
Brankial eferen
Somatik aferen
Sel bipolar pada
ganglion semilunar
Nukleus motorik V
Propioseptor pada
otot pengunyah
Sensibilitas kulit
wajah dan mukosa
hidung dan mulut
Otot-otot
pengunyah
propiosepsi
VI N. abdusen Somatik eferen
Somatik aferen
Nukleus abdusen
Propioseptor
M. Rektus lateralis
propioseptor
VII N. Facialis
Arkus brankialis
II
Brankial eferen
Viseral eferen
Nukleus fasialis
Nukleus
salivatorius
superior
Otot-otot ekspresi
wajah; platisma; M.
stilohioideus; M.
Digastrikus
Nasal; lakrimal;
kelenjar liur
(sublingua dan
submandibula)
10. No Nama Komponen Asal Fungsi
N. intermediat Viseral aferen spesial
Somatik aferen
Ganglion genikuli
Ganglion genikuli
Pengecapan 2/3
anterior lidah
Telinga luar, bagian
kanalis auditorius,
permukaan luar
membran timpani
(sendibilitas)
VIII N. Vestibulo-
koklearis
Somatik aferen spesial Ganglion
vestibularis
Ganglion spiralis
Keseimbangan;
krista kanalis
semilunaris; makula
utrikuli dan sakuli
Pendengaran; organ
korti
IX N.
glossofaringeus
Brankial eferen
Viseral eferen
Nukleus ambigus
Nukleus
salivatorius inferior
M. Stilofaringeus;
otot faring
Salivasi; glandula
parotis
11. No Nama Komponen Asal Fungsi
Arkus brankialis
III
Viseral aferen spesial
Viseral aferen
Somatik aferen
Ganglion inferius
Ganglion superius
Ganglion superius
Pengecapan (1/3
posterior lidah)
Sensibilitas; 1/3
posterior lidah dan
faring (refleks
muntah)
Telinga tengah;
kanalis eustachii
(sensibilitas)
X N. vagus Brankial eferen
Viseral eferen
(parasimpatik)
Viseral aferen spesial
Nukleus ambiguus
Nukleus dorsalis
saraf vagus
Ganglion inferius
(nodosum)
Otot-otot faring dan
laring
Visera rongga dada
dan abdomen
(motorik)
Pengecapan,
epiglotis
12. No Nama Komponen Asal Fungsi
Somatik aferen Ganglion superius
(jugularis)
Kanalis auditorius,
dura (sensibilitas)
XI N. asesorius Brankial eferen
Somatik eferen
Nukleus ambiguus
(radiks kranialis)
Sel kornu antrior
(radiks spiralis)
Otot-otot faring dan
laring
M.
Sternokleidomastoi
deus; M. trapezius
XII N. hipoglosus Somatik eferen Nukleus hipoglosus Otot-otot lidah
13. Kesimpulan
• Nervus cranial sensorik: hanya mengandung serat saraf aferen (sensorik)
– ⅠN. olfactorius
– ⅡN. opticus
– Ⅷ N. vestibulocochlearis
• Nervus cranial motorik: hanya mengandung serat saraf eferen (motorik)
– Ⅲ N. occulomotorius
– Ⅳ N. trochlearis
– Ⅵ N. abducens
– Ⅺ N. accesorius
– Ⅻ N. hypoglossus
• Mixed nerves: mengandung kedua serat saraf sensorik dan motorik
– Ⅴ N. trigeminalis
– Ⅶ N. facialis
– Ⅸ N. glossopharingeus
– Ⅹ N. vagus
15. Nervus Spinalis (S.S perifer)
• Nervus spinalis terbagi ke dalam ramus
dorsalis (tipis) dan ramus ventralis (tebal)
• Ramus dorsalis otot dan kulit bagian
belakang
• Ramus ventralis otot dan kulit bagian
depan serta anggota gerak
Dermatomes and myotomes
35. PLEXUS LUMBALIS
• Asal:
ramus anterior N. spinalis L 1 – 4, kadang ramus anterior N. spinalis
ThXII
• Topografi:
dinding dorsal cavum abdominis, ditutupi oleh m.psoas major
• Cabang:
1. n.iliohypogastricus
2. n.ilioinguinalis
3. n.genitofemoralis
4. n.cutaneus femoris lateralis
5. n.obturatorius
6. n.femoralis
Percabangan-percabangan tersebut tadi mempersarafi dinding cavum
abdominis caudal, regio femoris anterior dan regio cruralis medial.
36.
37. PLEXUS SACRALIS
• Asal:
ramus anterior N. spinalis L 4 – S 3 (S 4)
• Topografi:
di sebelah ventral m.piriformis, dipisahkan dari vasa iliaca interna serta
ureter oleh suatu lembaran fascia (= fascia pelvis parietalis)
• Cabangkan:
1. n.gluteus superior
2. n.gluteus inferior
3. n.cutaneus femoris posterior
4. nn.clunium inferiores mediales
5. N.Ischiadicus (= SCIATIC NERVE)
6. rr.musculares
Plexus sacralis melayani struktur pada pelvis, regio glutea dan extremitas
inferior.
38.
39.
40.
41.
42. Drop Foot
• Ketidakmampuan kaki melakukan dorsofleksi
• Sebab: Kelumpuhan N. Peroneus (fibularis)
profundus
46. 10 Pasang miotom
C5 Fleksor siku (M. Biceps, brachialis)
C6 Ekstensor pergelangan tangan (M. Ekstensor karpi radialis longus-
brevis)
C7 Ekstensor siku (M.Triseps)
C8 Fleksor jari (M. Fleksor digitorum profundus) pada jari tengah
T1 Abduktor jari kelingking (M. Abduktor digiti minimi)
L2 Fleksor panggul (M. Iliopsoas)
L3 Ekstensor lutut (M. Kuadriseps)
L4 Dorsofleksor pergelangan kaki (M. Tibialis Anterior)
L5 Ekstensor jempol kaki (M. Ekstensor halusis longus)
S1 Plantarfleksor pergelangan kaki (M. Gastroknemius soleus)
47. 28 Pasang Dermatom
C2 Protuberansia oksipitalis
C3 Fossa Supraklavikularis
C4 Puncak Sendi akromioklavikularis
C5 Sisi lateral lengan atas
C6 Ibu jari tangan
C7 Jari tengah tangan
C8 Jari kelingking tangan
T1 Sisi medial fossa antekubiti
T2 Puncak Axila
T3 Ruang Interkostal III
T4 Ruang Interkostal IV (Papilla mammae)
T5 Ruang Interkostal V (Antara T4 – T6)
T6 Ruang Interkostal VI (Sifisternum)
T7 Ruang Interkostal VII (Antara T6 – T8)
T8 Ruang Interkostal VIII (Antara T6 – T10)
T9 Ruang Interkostal IX (Antara T8 – T10)
T10 Ruang Interkostal X (Umbilikus)
T11 Ruang Interkostal XI (Antara T8 – T10)
T12 Pertengahan ligamentum inguinalis
L1 Pertengahan antara T10 dan L2
L2 Pertengahan anterior paha
L3 Kondilus femoralis Medialis
L4 Maleolus medialis
L5 Dorsum pedis pada sendi metatarsofalangeal
III
S1 Lateral Tumit
S2 Fossa Poplitea pada garis tengah
S3 Tuberositas iskii
S4-S5 Daerah perianal (Dianggap sebagai 1
level)
48.
49.
50. Sistem Saraf Otonom (viseral)
Berkaitan dgn pengontrolan jaringan sasaran:
- otot jantung
- otot polos organ dalam
- kelenjar-kelenjar
Mempertahankan lingkungan tubuh intern yang mantap (homeostasis)
Terdiri atas:
- Jaras eferen
- Jaras aferen
- Kelompok neuron dalam otak & sumsum tulang belakang
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik
51.
52. Sistem Saraf Otonom
serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang
belakang dan menuju organ yang bersangkutan
Serabut saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut serabut saraf
pra ganglion,yang berada pada ujung ganglion disebut serabut saraf post
ganglion
Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak
pada posisi ganglion
Fungsi simpatik dan parasimpatik berlawanan (antagonis)
53.
54.
55. SIFAT-SIFAT DASAR
FUNGSI SIMPATIS DAN PARASIMPATIS
Serat simpatis dan parasimpatis mensekresi salah satu dari
neurotarnsmitter asetilkolin atau norepinefrin
Serat yang mensekresi asetilkolin kolinergik
Serat yang mensekresi norepinefrin adrenergik (dari adrenalin =
epinefrin)
Semua neuron preganglionik simpatis dan parasimpatis bersifat
kolinergik
Hampir semua neuron post ganglionik simpatis bersifat adrenergik
Hampir semua neuron post ganglionik parasimpatis bersifat kolinergik
asetilkolin disebut transmitter parasimpatis (kolinergik) dan
norepinefrin disebut transmitter simpatis (adrenergik).
61. SARAF SIMPATIS
(TORAKOLUMBAL/ADRENERGIK)
Saraf bermyelin yang keluar dari syaraf spinal torakal 1 sampai dengan
lumbal 2 atau 3
Setiap jaras simpatis dari medulla jaringan yang terangsang terdiri atas
dua neuron yakni neuron preganglionik dan neuron postganglionik
62. SARAF PARASIMPATIS
(KRANIOSAKRAL/KOLINERGIK)
Serat-serat saraf parasimpatis meninggalkan sistem syaraf pusat
melalui saraf kranial III,VII,IX,X, dan 3 segmen tengah sumsum
tulang belakang bagian tengah (S2-S4)
75% dari seluruh serat saraf parasimpatis terdapat dalam nervus
Kranial X (Vagus)