SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI SISTEM
PERSYARAFAN
Disusun Oleh :
GASPAR GORAN BEDA 1010713059
NADINE ANGGITA K 1610713087
RANGGA MAULANA
SIFA NUR AENI 1610713055
S1 KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem syaraf ?
2. Bagaimana penyusun sistem syaraf ?
3. Bagaimana mekanisme jalannya impuls pada sistem syaraf ?
4. Bagaimana mekanisme nyeri ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian sistem syaraf
2. Mengetahui penyusun sistem syaraf
3. Mengetahui mekanisme jalannya impuls pada sistem syaraf
4. Mengetahui mekanisme nyeri
BAB II
PEMBAHASAN
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERSARAFAN
Sistem saraf dibagi menjadi system saraf pusat dan system saraf tepi. Sistem saraf pusat
terdiri dari otak dan medulla spinalis. Sistem saraf tepi terdiri dari neuron aferen dan eferen saraf
somatic dan neuron system saraf otonom.
a. Jaringan saraf
1) Neuroglia
Sel penyokong untuk sel SSP. Terdiri dari empat sel yaitu:
a) Microglia; Mempunyai sifat fagosit; bila ada jaringan saraf yang rusak maka sel ini
bertugas mencerna sisa-sisa jaringan yang rusak
b) Ependima; Berperan dalam produksi CSF. Sel ini merupakan epietl pleksus koroideus
di ventrikel otak
c) Astroglia; Menyediakan nutrisi esensial yang dibutuhkan oleh neuron untuk
mempertahankan potensial bioelektris yang sesuai untuk konduksi impuls dan
transmisi sinaptik
d) Oligodendroglia; Menghasilkan myelin dalam SSP.
2) Sel sechwan
Membentuk myelin maupun neurolema saraf tepi
b. Selubung otak dan medulla spinalis
Jaringan gelatinosa otak dan medulla spinalis dilindungi oleh tulang tengkorak, tulang
belakang, dan tiga lapisan jaringan penyambung yaitu dura mater, arachnoid, dan pia mater.
Medulla spinalis dipertahankan di sepanjang kanalis vertebralis oleh 20-22 pasang
ligamentum dentatum dan dentikulatum
c. Suplai darah otak dan medulla spinalis
1) Suplai darah dari arteri karotis
Arteri karotis interna dan eksterna bercabang dari atreri karotis komunis kira-kira
setinggi tulang rawan tiroidea. Arteri karotis komunis kiri langsung bercabang dari arkus
aorta, sedangkan arteri karotis komunis kanan berasal dari arteria brachiosefalika. Arteri
arotis eksterna memperdarahi wajah, tiroid, lidah dan faring. Cabang arteri karotis
eksterna yaitu arteri meningea media memperdarahi struktur dalam wajah dan
mengirimkan cabang besar ke dura mater. Arteri karotis interna masuk ke tengkorak
setinggi kiasma optikum menjadi arteri serebri anterior dan media. Arteri serebri anterior
memberi suplai darah pada struktur nucleus kaudatus, putamen basal ganglia, kapsula
interna dan korpus kalosum, bagian lobus frontal dan parietal termasuk korteks
somestetik dan korteks motorik. Bila terjadi penyumbatan maka akan terjadi hemiplegic
kontralateral, paralisis bilateral dan gangguan sensorik juga dapat timbul bila terjadi
sumbatan total kedua arteri serebri anterior
Arteri serebri media mensuplai darah pada bagian lobus temporalis, parietalis, dan
frontalis korteks serebri dan membentuk penyebaran pada bagian lateral. Memperdarahi
girus presentralis dan postsentralis, korteks auditorius, somestetik, motorik dan
pramotorik. Apabila tersumbat menyebabkan afasia berat yang terkena hemisfer serebri
dominan bahasa
2) Suplai darah dari arteria vertebrobasilaris
Berasal dari arteri subklavia kanan dan kiri. Kedua arteri memasuki tengkorak
melalui foramen magnum setinggi perbatasan pons dan medulla oblongata. Kedua arteri
bersatu membentuk arteri basilaris. Arteri basilaris setinggi otak tengah bercabang
membentuk sepasang arteri serebri posterior. System vertebrobasilaris memperdarahi
medulla oblongata, pons, serebelum, otak tengah, sebagian diensefalon. Arteri serebri
posterior memperdarahi sebagian diensefalon, sebagian lobus oksipital, temporal,
apparatus kokhlearis dan organ vestibular. Korteks penglihatan primer pada lobus
parietalis diperdarahi oleh arteri kalkarina cabang arteri serebri posterior. Bila tersumbat
menyebabkan hemianopsia homonym kontralateral
3) Sirkulus arteriosus willisi
Adanya anastomosis pembuluh darah yang menyatukan arteria terpisah yang
mengalirkan darah ke otak. Arteri serebri posterior dihubungkan dengan arteri serebri
media lewat arteri komunikans posterior, kedua arteri serebri anterior dihubungkan oleh
arteri komunikans anterior.
d. Drainase vena otak
Sebagian besar drainase vena serebrum adalah melalui vena dalam, yang mengalirkan
darah ke sinus-sinus dura. Akhirnya, sinus-sinus ini mengalirkan darah ke vena jugularis
interna pada dasar tengkorak dan bersatu dengan sirkulasi umum. Sinus-sinus dura terdiri
dari sinus sagitalis superior dan inferior, sinus sigmoideus, tranversus, sinus rektus, dan sinus
kavernosus
e. Ventrikel dan cairan serebrospinal
Pada setiap hemisfer serebri terdapat satu ventrikel lateral. Ventrikel ketiga terdapat
dalam diensefalon, sedangkan ventrikel keempat terdapat dalam pons dan medulla oblongata.
Ventrikel lateral mempunyai hubungan dnegan ventrikel ketiga melalui sepasang foramen
interventrikularis monro. Ventrikel ketiga dan keempat dihubungkan melalui suatu saluran
sempit di otak tengah yaitu aqueduktus sylvius. Pada ventrikel keempat terdapat tiga lubang;
sepasang foramen luschka di lateral dan satu foramen magendie di medial, yang berlanjut ke
ruang subarachnoid otak dan medulla spinalis
Dalam setiap ventrikel terdapat struktur sekresi yaitu pleksus koroideus berupa
jalinan pembuluh darah pia mater yang mempunyai hubungan langsung dengan ependima.
CSF jernih, tak berwarna, terdiri dari air, elektrolit, gas oksigen dan karbondioksida yang
terlarut, glukosa, beberapa leukosit (limfosit), dan sedikit protein. Sebagian besar CSF di
reabsorpsi ke dalam darah melalui vili arachnoidalis (granulasio arachnoidalis), yang
menonjol dari ruang subarachnoid ke sinus sagitalis superior otak. Volume CSF sekitar 125
ml, dengan kecepatan sekresi pleksus koroidalis sekitar 500-750 ml/hari, tekanan CSF sekitar
130 mmH2O (13 mmHg)
f. Otak
1) Batang otak
Terdiri dari medulla oblongata, pons, dan mesensefalon. Medulla oblongata
merupakan pusat refleks yang penting untuk jantung, vasokonstriktor, pernafasan, bersin,
batuk, menelan, pengeluaran air liur dan muntah. Pons sebagai penghubung jaras
kortikoserebelaris yang menyatukan hemisfer serebri dengan serebelum. Bagian bawah
pons berperan sebagai pengaturan pernafasan. Juga terdapat nucleus saraf cranial V
(trigeminus), VI (abdusen), dan VII (fasialis) terdapat disini. Mesensefalon (otak tengah)
terdiri dari bagian posterior (kolikuli superior dan kolikuli inferior) dan anterior
(pedunkulus serebri). Kolikuli superior berperan dalam refleks penglihatan dan
koordinasi gerakan penglihatan. Kolikuli inferior berperan dalam refleks pendengaran.
Pedunkulus serebri merupakan bagian dari jaras ekstrapiramidal atau jaras impuls
motorik involuntar
2) Serebelum
Terletak di dalam fosa kranii posterior dan ditutupi oleh duramater yang
menyerupai atap tenda yaitu tentorium. Serebelum terdiri dari bagian tengah, vermis, dan
dua hemisfer lateral. Serebelum dihubungkan dengan batang otak oleh tiga berkas serabut
yaitu pedunkulus (superior, media, dan inferior). Fungsi utamanya sebagai pusat refleks
yang mengkoordinasi dan memperhalus gerakan otot, serta mengubah tonus dan kekuatan
kontraksi untuk mempertahankan keseimbangan dan sikap tubuh
3) Diensefalon
Terdiri dari empat yaitu: thalamus, subtalamus, epitalamus, dan hipotalamus.
Thalamus berfungsi sebagai pusat semsorik, integrasi ekspresi motorik karena hubungan
fungsinya terhadap pusat motorik utama dalam korteks serebri, serebelum dan ganglia
basalis. Hipotalamus berfungsi dalam pengaturan cairan tubuh dan susunan elektrolit,
suhu tubuh, fungsi endokrin dari tingkah laku seksual dan reproduksi normal, ekspresi
ketenangan dan kemarahan serta lapar dan haus Lesi pada subtalamus dapat
menimbulkan diskinesia dramatis (hemibalismus), ditandai oleh gerakan kaki atau tangan
yang terhempas kuat pada satu sisi tubuh. Sedangkan epitalamus berhubungan dengan
system limbic dan berperan pada beberapa dorongan emosi dasar dan integrasi informasi
olfaktorius
4) System limbic
Terdiri dari struktur kortikal (girus singuli, giru hipokampus dan hipokampus) dan
subkortikal (amigdala, traktus dan bulbus olfaktorius, septum). Berfungsi berkaitan
dengan pengalaman ekspresi alam perasaan dan emosi, terutama reaksi takut, marah dan
emosi yang berhubungan dengan perilaku seksual
5) Serebrum
Serebrum terdiri dari 2 hemisfer dan 4 lobus. Substansi grisea terdapat pada bagian
luar dinding serebrum dan substansia alba menutupi dinding serebrum bagian dalam.
Pada prinsipnya sebagian besar hemisfer serebri (telensefalon) berisi jaringan sistem saraf
pusat ( SSP ). Area inilah yang mengontrol fungsi motorik tertinggi, yaitu terhadap fungsi
individu dan intelegensi.
a) Frontal
Lobus terbesar, terletak pada fossa onterior. Area ini mengontrol perilaku individu,
membuat keputusan, kepribadian dan menahan diri
b) Parietal
Lobus sensori: area ini menginterprestasikan sensasi – sensasi rasa yang tidak
berpengaruh adalah bau. Lobus parietal membantu individu mengetahui posisi dan
letak bagian tubuhnya kerusakan pada daerah ini menyebabkan sindrom hemineglect
c) Temporal
Berfungsi mengintegrasikan sensasi kecap, bau dan pendengaran. Ingatan jangka
pendek sangat berhubungan dengan daerah ini
d) Oksipital
Terletak pada lobus posterior hemisfer serebri. Bagian ini bertanggung jawab
menginterprestasikan penglihatan
6) Saraf cranial
Saraf cranial langsung berasal dari otak dan meninggalkan tengkorang melalui
lubang pada tulang yaitu foramina. Terdapat 12 pasang saraf cranial yaitu:
a) Nervus I (Olfaktorius) komponennya sensorik, fungsinya berperan dalam penciuman
b) Nervus II (Optikus) komponennya sensorik, fungsinya berperan dalam penglihatan
c) Nervus III (Okulomotorius) komponennya motorik, fungsinya berperan dalam
mengangkat kelopak mata atas, konstriksi pupil, dan sebagian besar gerak okuler
d) Nervus IV (Trochlear) komponennya motorik), fungsinya gerakan mata ke bawah dan
ke dalam
e) Nervus V (Trigeminus) komponennya motorik dan sensorik. Motorik berperan dalam
otot temporalis dan maseter (menutup rahang dan mengunyah); gerakan rahang ke
lateral, sedangkan cabang sensorik berperan dalam kulit wajah; dua pertiga depan
kulit kepala,; mukosa mata; mukosa hidung dan rongga mulut, lidah dan gigi
f) Nervus VI (Abdusen) komponennya motorik. Fungsinya berperan dalam deviasi mata
ke depan
g) Nervus VII (Fasialis) komponennya motorik dan sensorik. Motorik berperan dalam
otot-otot ekspresi wajah termasuk otot dahi, sekeliling mata serta mulut serta
lakrimasi dan salviasi. Bagian sensorik berperan dalam pengecapan dua pertiga
bagian depan lidah (rasa manis, asam, asin)
h) Nervus VIII (Vestibulokokhlearis) komponennya sensorik. Berperan dalam
keseimbangan dan pendengaran
i) Nervus IX (Glosofaringeus) komponennya motorik dan sensorik. Motorik pada
faring: menelan, refleks muntah; parotis: salvias. Sedangkan sensorik berperan pada
faring: lidah posterior termasuk rasa sakit
j) Nervus X (Vagus) komponennya motorik dan sensorik. Motorik berperan pada faring,
laring: menelan, refleks muntah, fonasi: visera abdomen. Sensorik berperan pada
faring, laring: refleks muntah visera leher, toraks dan abdomen
k) Nervus XI (Assesorius) komponennya motorik. Berperan pada otot
sternokleidomastoideus dan bagian atas dari otot trapezius: pergerakan kepala dan
bahu
l) Nervus XII (Hipoglosus) komponennya motorik. Berperan pada pergerakan lidah
7) Saraf spinal
Saraf-saraf spinal pada manusia berukuran panjang sekitar 45 cm dan lebar 14 mm.
Medulla spinalis terdiri atas 31 pasang segmen jaringan saraf dan masing-masing
memiliki sepasang saraf spinal yang keluar dari kanalis vertebralis melalui voramina
intervertebralis. Saraf spinal diberi nama sesuai dengan voramina intervertebralis tempat
keluarnya saraf-saraf tersebut, kecuali saraf servikal pertama yang keluar di antara tulang
oksipital dan vertebra servikal I. Dengan demikian, terdapat 8 pasang saraf servikal
(hanya 7 vertebra servikalis), 12 pasang saraf torakalis, 5 pasang saraf lumbalis, 5 pasang
saraf sakralis, dan 1 pasang saraf koksigeal.
8) Medulla spinalis
Medulla spinalis mengendalikan berbagai aktivitas refleks dalam tubuh, sebagai
pusat refleks spinal dan juga sebagai jaras konduksi impuls dari atau ke otak. Bagian ini
mentransmisi impuls ke dan dari otak melalui traktus asenden dan desenden. Medulla
spinalis berbentuk silinder berongga dan agak pipih. Walaupun diameter medulla
spinalis bervariasi, diameter struktur ini biasanya sekitar ukuran jari kelingking. Panjang
rata-rata 42 cm. Dua pembesaran, pembesaran lumbal dan serviks menandai sisi keluar
saraf spinal besar yang mensuplai lengan dan tungkai. Tiga puluh satu pasang (31) saraf
spinal keluar dari area urutan korda melalui foramina intervertebral
Medulla spinalis terdiri dari sebuah inti substansi abu-abu yang diselubungi
substansi putih. Kanal sentral berukuran kecil dikelilingi oleh substansi abu-abu
bentuknya seperti huruf H. Batang atas dan bawah huruf H disebut tanduk atau kolumna
dan mengandung badan sel, dendrit asosiasi dan neuron eferen serta akson tidak
termielinisasi. Tanduk dorsal adalah batang vertical atas substansi abu-abu. Tanduk
ventral adalah batang vertical bawah. Tanduk lateral adalah protrusi di antara tanduk
posterior dan anterior pada area toraks dan lumbal sistem saraf perifer. Komisura abu-abu
menghubungkan substansi abu-abu di sisi kiri dan kanan medulla spinalis. Setiap saraf
spinal memiliki satu radiks dorsal dan satu radiks ventral
Substansi putih korda yang terdiri dari akson termielinisasi, dibagi menjadi
funikulus anterior, posterior dan lateral. Dalam funikulus terdapat fasiukulu atau traktus.
Traktus diberi nama sesuai dengan lokasi, asal dan tujuannya.
DAFTAR PUSTAKA
Black, Joice. M., & Hawk, Jane. H. (2009). Medical Surgical Nursing; clinical management for
positive outcomes. 7th Edition. St. Louis : Elsevier. Inc
Price, S. A & Wilson, L. Patifisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit; alih bahasa, Brahm
U. Pendit..[et. al]. Edisi 6. Jakarta: ECG.

More Related Content

What's hot

Cara mudah belajar neuroanatomi
Cara mudah belajar neuroanatomiCara mudah belajar neuroanatomi
Cara mudah belajar neuroanatomiGregory Budiman
 
Anatomi dan fisiologi sistem persarafan
Anatomi dan fisiologi sistem persarafanAnatomi dan fisiologi sistem persarafan
Anatomi dan fisiologi sistem persarafanFedi Nurrizall
 
Sistem persyarafan (novi ervina, ade welni)
Sistem persyarafan (novi ervina, ade welni)Sistem persyarafan (novi ervina, ade welni)
Sistem persyarafan (novi ervina, ade welni)stikesby kebidanan
 
Anatomi sistem persyarafan
Anatomi sistem persyarafanAnatomi sistem persyarafan
Anatomi sistem persyarafanCahya
 
Medula spinalis
Medula spinalisMedula spinalis
Medula spinaliselmakrufi
 
Anatomi fisiologi sistem persarafan
Anatomi fisiologi sistem persarafan Anatomi fisiologi sistem persarafan
Anatomi fisiologi sistem persarafan Yusuf Aruke
 
Anatomi fisiologi-sistem-saraf
Anatomi fisiologi-sistem-sarafAnatomi fisiologi-sistem-saraf
Anatomi fisiologi-sistem-sarafsardiantidwitirta
 
Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem sarafIs Wanto
 
Sistem koordinasi-dan-indra-pada-manusia
Sistem koordinasi-dan-indra-pada-manusiaSistem koordinasi-dan-indra-pada-manusia
Sistem koordinasi-dan-indra-pada-manusiaMarwah Nur Azizah
 
Bab 8 sistem regulasi manusia
Bab 8 sistem regulasi manusiaBab 8 sistem regulasi manusia
Bab 8 sistem regulasi manusiaRio Armando
 
Presentasi Sistem Saraf Otonom
Presentasi Sistem Saraf OtonomPresentasi Sistem Saraf Otonom
Presentasi Sistem Saraf OtonomLia Oktaviani
 
PPT Sistem Koordinasi Manusia Biologi Kelas XI
PPT Sistem Koordinasi Manusia Biologi Kelas XIPPT Sistem Koordinasi Manusia Biologi Kelas XI
PPT Sistem Koordinasi Manusia Biologi Kelas XIIchinose Amanda
 

What's hot (20)

Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem saraf
 
Cara mudah belajar neuroanatomi
Cara mudah belajar neuroanatomiCara mudah belajar neuroanatomi
Cara mudah belajar neuroanatomi
 
Anatomi dan fisiologi sistem persarafan
Anatomi dan fisiologi sistem persarafanAnatomi dan fisiologi sistem persarafan
Anatomi dan fisiologi sistem persarafan
 
Sistem persyarafan (novi ervina, ade welni)
Sistem persyarafan (novi ervina, ade welni)Sistem persyarafan (novi ervina, ade welni)
Sistem persyarafan (novi ervina, ade welni)
 
Anatomi sistem persyarafan
Anatomi sistem persyarafanAnatomi sistem persyarafan
Anatomi sistem persyarafan
 
Medula spinalis
Medula spinalisMedula spinalis
Medula spinalis
 
Anatomi fisiologi sistem persarafan
Anatomi fisiologi sistem persarafan Anatomi fisiologi sistem persarafan
Anatomi fisiologi sistem persarafan
 
Sistem koordinasi
Sistem koordinasiSistem koordinasi
Sistem koordinasi
 
Lks sistem koordinasi
Lks sistem koordinasiLks sistem koordinasi
Lks sistem koordinasi
 
Sistem saraf
Sistem saraf Sistem saraf
Sistem saraf
 
Sistem Indra Manusia
Sistem Indra ManusiaSistem Indra Manusia
Sistem Indra Manusia
 
Anatomi fisiologi-sistem-saraf
Anatomi fisiologi-sistem-sarafAnatomi fisiologi-sistem-saraf
Anatomi fisiologi-sistem-saraf
 
Sistem koordinasi
Sistem koordinasiSistem koordinasi
Sistem koordinasi
 
Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem saraf
 
Sinus otak
Sinus otakSinus otak
Sinus otak
 
Sistem koordinasi-dan-indra-pada-manusia
Sistem koordinasi-dan-indra-pada-manusiaSistem koordinasi-dan-indra-pada-manusia
Sistem koordinasi-dan-indra-pada-manusia
 
Bab 8 sistem regulasi manusia
Bab 8 sistem regulasi manusiaBab 8 sistem regulasi manusia
Bab 8 sistem regulasi manusia
 
Buku Sistem Koorinasi
Buku Sistem KoorinasiBuku Sistem Koorinasi
Buku Sistem Koorinasi
 
Presentasi Sistem Saraf Otonom
Presentasi Sistem Saraf OtonomPresentasi Sistem Saraf Otonom
Presentasi Sistem Saraf Otonom
 
PPT Sistem Koordinasi Manusia Biologi Kelas XI
PPT Sistem Koordinasi Manusia Biologi Kelas XIPPT Sistem Koordinasi Manusia Biologi Kelas XI
PPT Sistem Koordinasi Manusia Biologi Kelas XI
 

Similar to ANATOMI SISTEM PERSARAFAN

Similar to ANATOMI SISTEM PERSARAFAN (20)

Askep stroke
Askep strokeAskep stroke
Askep stroke
 
Anatomi fisiologi sistem saraf
Anatomi fisiologi sistem sarafAnatomi fisiologi sistem saraf
Anatomi fisiologi sistem saraf
 
Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem saraf
 
Systim persarafan
Systim persarafanSystim persarafan
Systim persarafan
 
Pertemuan 2
Pertemuan 2Pertemuan 2
Pertemuan 2
 
Gerak sadar dan gerak refleks
Gerak sadar dan gerak refleksGerak sadar dan gerak refleks
Gerak sadar dan gerak refleks
 
Sistem saraf pusat
Sistem saraf pusatSistem saraf pusat
Sistem saraf pusat
 
2. ANATOMI FISIOLOGI REVISI.pdf
2. ANATOMI FISIOLOGI REVISI.pdf2. ANATOMI FISIOLOGI REVISI.pdf
2. ANATOMI FISIOLOGI REVISI.pdf
 
Neuroanatomi ub.pdf
Neuroanatomi ub.pdfNeuroanatomi ub.pdf
Neuroanatomi ub.pdf
 
SISTEM SARAF PUSAT DAN SARAF TEPI LENGKAP
SISTEM SARAF PUSAT DAN SARAF TEPI LENGKAPSISTEM SARAF PUSAT DAN SARAF TEPI LENGKAP
SISTEM SARAF PUSAT DAN SARAF TEPI LENGKAP
 
Sistem Persyarafan
Sistem PersyarafanSistem Persyarafan
Sistem Persyarafan
 
ANATOMI SISTEM SARAF
ANATOMI SISTEM SARAFANATOMI SISTEM SARAF
ANATOMI SISTEM SARAF
 
191269270 referat-anestesi-spinal
191269270 referat-anestesi-spinal191269270 referat-anestesi-spinal
191269270 referat-anestesi-spinal
 
Fisiologi persarafan
Fisiologi persarafanFisiologi persarafan
Fisiologi persarafan
 
Anatomi dan fisiologi sistem persyarafan
Anatomi dan fisiologi sistem persyarafanAnatomi dan fisiologi sistem persyarafan
Anatomi dan fisiologi sistem persyarafan
 
sistem saraf 1234566789001245778990.pptx
sistem saraf 1234566789001245778990.pptxsistem saraf 1234566789001245778990.pptx
sistem saraf 1234566789001245778990.pptx
 
Otak dan sumsum tulang belakang
Otak dan sumsum tulang belakangOtak dan sumsum tulang belakang
Otak dan sumsum tulang belakang
 
MATERI Sistem saraf KELAS XI SMA
MATERI Sistem saraf KELAS XI SMAMATERI Sistem saraf KELAS XI SMA
MATERI Sistem saraf KELAS XI SMA
 
Anatomi Sistem Saraf
Anatomi Sistem SarafAnatomi Sistem Saraf
Anatomi Sistem Saraf
 
Sistem regulasi pada manusia
Sistem regulasi pada manusiaSistem regulasi pada manusia
Sistem regulasi pada manusia
 

Recently uploaded

Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxCahyaRizal1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 

Recently uploaded (20)

Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 

ANATOMI SISTEM PERSARAFAN

  • 1. MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERSYARAFAN Disusun Oleh : GASPAR GORAN BEDA 1010713059 NADINE ANGGITA K 1610713087 RANGGA MAULANA SIFA NUR AENI 1610713055 S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA TAHUN 2016
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan sistem syaraf ? 2. Bagaimana penyusun sistem syaraf ? 3. Bagaimana mekanisme jalannya impuls pada sistem syaraf ? 4. Bagaimana mekanisme nyeri ? C. TUJUAN 1. Mengetahui pengertian sistem syaraf 2. Mengetahui penyusun sistem syaraf 3. Mengetahui mekanisme jalannya impuls pada sistem syaraf 4. Mengetahui mekanisme nyeri
  • 6. ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERSARAFAN Sistem saraf dibagi menjadi system saraf pusat dan system saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medulla spinalis. Sistem saraf tepi terdiri dari neuron aferen dan eferen saraf somatic dan neuron system saraf otonom. a. Jaringan saraf 1) Neuroglia Sel penyokong untuk sel SSP. Terdiri dari empat sel yaitu: a) Microglia; Mempunyai sifat fagosit; bila ada jaringan saraf yang rusak maka sel ini bertugas mencerna sisa-sisa jaringan yang rusak b) Ependima; Berperan dalam produksi CSF. Sel ini merupakan epietl pleksus koroideus di ventrikel otak c) Astroglia; Menyediakan nutrisi esensial yang dibutuhkan oleh neuron untuk mempertahankan potensial bioelektris yang sesuai untuk konduksi impuls dan transmisi sinaptik d) Oligodendroglia; Menghasilkan myelin dalam SSP. 2) Sel sechwan Membentuk myelin maupun neurolema saraf tepi b. Selubung otak dan medulla spinalis Jaringan gelatinosa otak dan medulla spinalis dilindungi oleh tulang tengkorak, tulang belakang, dan tiga lapisan jaringan penyambung yaitu dura mater, arachnoid, dan pia mater. Medulla spinalis dipertahankan di sepanjang kanalis vertebralis oleh 20-22 pasang ligamentum dentatum dan dentikulatum c. Suplai darah otak dan medulla spinalis 1) Suplai darah dari arteri karotis
  • 7. Arteri karotis interna dan eksterna bercabang dari atreri karotis komunis kira-kira setinggi tulang rawan tiroidea. Arteri karotis komunis kiri langsung bercabang dari arkus aorta, sedangkan arteri karotis komunis kanan berasal dari arteria brachiosefalika. Arteri arotis eksterna memperdarahi wajah, tiroid, lidah dan faring. Cabang arteri karotis eksterna yaitu arteri meningea media memperdarahi struktur dalam wajah dan mengirimkan cabang besar ke dura mater. Arteri karotis interna masuk ke tengkorak setinggi kiasma optikum menjadi arteri serebri anterior dan media. Arteri serebri anterior memberi suplai darah pada struktur nucleus kaudatus, putamen basal ganglia, kapsula interna dan korpus kalosum, bagian lobus frontal dan parietal termasuk korteks somestetik dan korteks motorik. Bila terjadi penyumbatan maka akan terjadi hemiplegic kontralateral, paralisis bilateral dan gangguan sensorik juga dapat timbul bila terjadi sumbatan total kedua arteri serebri anterior Arteri serebri media mensuplai darah pada bagian lobus temporalis, parietalis, dan frontalis korteks serebri dan membentuk penyebaran pada bagian lateral. Memperdarahi girus presentralis dan postsentralis, korteks auditorius, somestetik, motorik dan pramotorik. Apabila tersumbat menyebabkan afasia berat yang terkena hemisfer serebri dominan bahasa 2) Suplai darah dari arteria vertebrobasilaris Berasal dari arteri subklavia kanan dan kiri. Kedua arteri memasuki tengkorak melalui foramen magnum setinggi perbatasan pons dan medulla oblongata. Kedua arteri bersatu membentuk arteri basilaris. Arteri basilaris setinggi otak tengah bercabang membentuk sepasang arteri serebri posterior. System vertebrobasilaris memperdarahi medulla oblongata, pons, serebelum, otak tengah, sebagian diensefalon. Arteri serebri posterior memperdarahi sebagian diensefalon, sebagian lobus oksipital, temporal, apparatus kokhlearis dan organ vestibular. Korteks penglihatan primer pada lobus parietalis diperdarahi oleh arteri kalkarina cabang arteri serebri posterior. Bila tersumbat menyebabkan hemianopsia homonym kontralateral 3) Sirkulus arteriosus willisi Adanya anastomosis pembuluh darah yang menyatukan arteria terpisah yang mengalirkan darah ke otak. Arteri serebri posterior dihubungkan dengan arteri serebri
  • 8. media lewat arteri komunikans posterior, kedua arteri serebri anterior dihubungkan oleh arteri komunikans anterior. d. Drainase vena otak Sebagian besar drainase vena serebrum adalah melalui vena dalam, yang mengalirkan darah ke sinus-sinus dura. Akhirnya, sinus-sinus ini mengalirkan darah ke vena jugularis interna pada dasar tengkorak dan bersatu dengan sirkulasi umum. Sinus-sinus dura terdiri dari sinus sagitalis superior dan inferior, sinus sigmoideus, tranversus, sinus rektus, dan sinus kavernosus e. Ventrikel dan cairan serebrospinal Pada setiap hemisfer serebri terdapat satu ventrikel lateral. Ventrikel ketiga terdapat dalam diensefalon, sedangkan ventrikel keempat terdapat dalam pons dan medulla oblongata. Ventrikel lateral mempunyai hubungan dnegan ventrikel ketiga melalui sepasang foramen interventrikularis monro. Ventrikel ketiga dan keempat dihubungkan melalui suatu saluran sempit di otak tengah yaitu aqueduktus sylvius. Pada ventrikel keempat terdapat tiga lubang; sepasang foramen luschka di lateral dan satu foramen magendie di medial, yang berlanjut ke ruang subarachnoid otak dan medulla spinalis Dalam setiap ventrikel terdapat struktur sekresi yaitu pleksus koroideus berupa jalinan pembuluh darah pia mater yang mempunyai hubungan langsung dengan ependima. CSF jernih, tak berwarna, terdiri dari air, elektrolit, gas oksigen dan karbondioksida yang terlarut, glukosa, beberapa leukosit (limfosit), dan sedikit protein. Sebagian besar CSF di reabsorpsi ke dalam darah melalui vili arachnoidalis (granulasio arachnoidalis), yang menonjol dari ruang subarachnoid ke sinus sagitalis superior otak. Volume CSF sekitar 125 ml, dengan kecepatan sekresi pleksus koroidalis sekitar 500-750 ml/hari, tekanan CSF sekitar 130 mmH2O (13 mmHg) f. Otak 1) Batang otak
  • 9. Terdiri dari medulla oblongata, pons, dan mesensefalon. Medulla oblongata merupakan pusat refleks yang penting untuk jantung, vasokonstriktor, pernafasan, bersin, batuk, menelan, pengeluaran air liur dan muntah. Pons sebagai penghubung jaras kortikoserebelaris yang menyatukan hemisfer serebri dengan serebelum. Bagian bawah pons berperan sebagai pengaturan pernafasan. Juga terdapat nucleus saraf cranial V (trigeminus), VI (abdusen), dan VII (fasialis) terdapat disini. Mesensefalon (otak tengah) terdiri dari bagian posterior (kolikuli superior dan kolikuli inferior) dan anterior (pedunkulus serebri). Kolikuli superior berperan dalam refleks penglihatan dan koordinasi gerakan penglihatan. Kolikuli inferior berperan dalam refleks pendengaran. Pedunkulus serebri merupakan bagian dari jaras ekstrapiramidal atau jaras impuls motorik involuntar 2) Serebelum Terletak di dalam fosa kranii posterior dan ditutupi oleh duramater yang menyerupai atap tenda yaitu tentorium. Serebelum terdiri dari bagian tengah, vermis, dan dua hemisfer lateral. Serebelum dihubungkan dengan batang otak oleh tiga berkas serabut yaitu pedunkulus (superior, media, dan inferior). Fungsi utamanya sebagai pusat refleks yang mengkoordinasi dan memperhalus gerakan otot, serta mengubah tonus dan kekuatan kontraksi untuk mempertahankan keseimbangan dan sikap tubuh 3) Diensefalon Terdiri dari empat yaitu: thalamus, subtalamus, epitalamus, dan hipotalamus. Thalamus berfungsi sebagai pusat semsorik, integrasi ekspresi motorik karena hubungan fungsinya terhadap pusat motorik utama dalam korteks serebri, serebelum dan ganglia basalis. Hipotalamus berfungsi dalam pengaturan cairan tubuh dan susunan elektrolit, suhu tubuh, fungsi endokrin dari tingkah laku seksual dan reproduksi normal, ekspresi ketenangan dan kemarahan serta lapar dan haus Lesi pada subtalamus dapat menimbulkan diskinesia dramatis (hemibalismus), ditandai oleh gerakan kaki atau tangan yang terhempas kuat pada satu sisi tubuh. Sedangkan epitalamus berhubungan dengan system limbic dan berperan pada beberapa dorongan emosi dasar dan integrasi informasi olfaktorius 4) System limbic
  • 10. Terdiri dari struktur kortikal (girus singuli, giru hipokampus dan hipokampus) dan subkortikal (amigdala, traktus dan bulbus olfaktorius, septum). Berfungsi berkaitan dengan pengalaman ekspresi alam perasaan dan emosi, terutama reaksi takut, marah dan emosi yang berhubungan dengan perilaku seksual 5) Serebrum Serebrum terdiri dari 2 hemisfer dan 4 lobus. Substansi grisea terdapat pada bagian luar dinding serebrum dan substansia alba menutupi dinding serebrum bagian dalam. Pada prinsipnya sebagian besar hemisfer serebri (telensefalon) berisi jaringan sistem saraf pusat ( SSP ). Area inilah yang mengontrol fungsi motorik tertinggi, yaitu terhadap fungsi individu dan intelegensi. a) Frontal Lobus terbesar, terletak pada fossa onterior. Area ini mengontrol perilaku individu, membuat keputusan, kepribadian dan menahan diri b) Parietal Lobus sensori: area ini menginterprestasikan sensasi – sensasi rasa yang tidak berpengaruh adalah bau. Lobus parietal membantu individu mengetahui posisi dan letak bagian tubuhnya kerusakan pada daerah ini menyebabkan sindrom hemineglect c) Temporal Berfungsi mengintegrasikan sensasi kecap, bau dan pendengaran. Ingatan jangka pendek sangat berhubungan dengan daerah ini d) Oksipital Terletak pada lobus posterior hemisfer serebri. Bagian ini bertanggung jawab menginterprestasikan penglihatan 6) Saraf cranial Saraf cranial langsung berasal dari otak dan meninggalkan tengkorang melalui lubang pada tulang yaitu foramina. Terdapat 12 pasang saraf cranial yaitu: a) Nervus I (Olfaktorius) komponennya sensorik, fungsinya berperan dalam penciuman b) Nervus II (Optikus) komponennya sensorik, fungsinya berperan dalam penglihatan c) Nervus III (Okulomotorius) komponennya motorik, fungsinya berperan dalam
  • 11. mengangkat kelopak mata atas, konstriksi pupil, dan sebagian besar gerak okuler d) Nervus IV (Trochlear) komponennya motorik), fungsinya gerakan mata ke bawah dan ke dalam e) Nervus V (Trigeminus) komponennya motorik dan sensorik. Motorik berperan dalam otot temporalis dan maseter (menutup rahang dan mengunyah); gerakan rahang ke lateral, sedangkan cabang sensorik berperan dalam kulit wajah; dua pertiga depan kulit kepala,; mukosa mata; mukosa hidung dan rongga mulut, lidah dan gigi f) Nervus VI (Abdusen) komponennya motorik. Fungsinya berperan dalam deviasi mata ke depan g) Nervus VII (Fasialis) komponennya motorik dan sensorik. Motorik berperan dalam otot-otot ekspresi wajah termasuk otot dahi, sekeliling mata serta mulut serta lakrimasi dan salviasi. Bagian sensorik berperan dalam pengecapan dua pertiga bagian depan lidah (rasa manis, asam, asin) h) Nervus VIII (Vestibulokokhlearis) komponennya sensorik. Berperan dalam keseimbangan dan pendengaran i) Nervus IX (Glosofaringeus) komponennya motorik dan sensorik. Motorik pada faring: menelan, refleks muntah; parotis: salvias. Sedangkan sensorik berperan pada faring: lidah posterior termasuk rasa sakit j) Nervus X (Vagus) komponennya motorik dan sensorik. Motorik berperan pada faring, laring: menelan, refleks muntah, fonasi: visera abdomen. Sensorik berperan pada faring, laring: refleks muntah visera leher, toraks dan abdomen k) Nervus XI (Assesorius) komponennya motorik. Berperan pada otot sternokleidomastoideus dan bagian atas dari otot trapezius: pergerakan kepala dan bahu l) Nervus XII (Hipoglosus) komponennya motorik. Berperan pada pergerakan lidah 7) Saraf spinal Saraf-saraf spinal pada manusia berukuran panjang sekitar 45 cm dan lebar 14 mm. Medulla spinalis terdiri atas 31 pasang segmen jaringan saraf dan masing-masing memiliki sepasang saraf spinal yang keluar dari kanalis vertebralis melalui voramina intervertebralis. Saraf spinal diberi nama sesuai dengan voramina intervertebralis tempat
  • 12. keluarnya saraf-saraf tersebut, kecuali saraf servikal pertama yang keluar di antara tulang oksipital dan vertebra servikal I. Dengan demikian, terdapat 8 pasang saraf servikal (hanya 7 vertebra servikalis), 12 pasang saraf torakalis, 5 pasang saraf lumbalis, 5 pasang saraf sakralis, dan 1 pasang saraf koksigeal. 8) Medulla spinalis Medulla spinalis mengendalikan berbagai aktivitas refleks dalam tubuh, sebagai pusat refleks spinal dan juga sebagai jaras konduksi impuls dari atau ke otak. Bagian ini mentransmisi impuls ke dan dari otak melalui traktus asenden dan desenden. Medulla spinalis berbentuk silinder berongga dan agak pipih. Walaupun diameter medulla spinalis bervariasi, diameter struktur ini biasanya sekitar ukuran jari kelingking. Panjang rata-rata 42 cm. Dua pembesaran, pembesaran lumbal dan serviks menandai sisi keluar saraf spinal besar yang mensuplai lengan dan tungkai. Tiga puluh satu pasang (31) saraf spinal keluar dari area urutan korda melalui foramina intervertebral Medulla spinalis terdiri dari sebuah inti substansi abu-abu yang diselubungi substansi putih. Kanal sentral berukuran kecil dikelilingi oleh substansi abu-abu bentuknya seperti huruf H. Batang atas dan bawah huruf H disebut tanduk atau kolumna dan mengandung badan sel, dendrit asosiasi dan neuron eferen serta akson tidak termielinisasi. Tanduk dorsal adalah batang vertical atas substansi abu-abu. Tanduk ventral adalah batang vertical bawah. Tanduk lateral adalah protrusi di antara tanduk posterior dan anterior pada area toraks dan lumbal sistem saraf perifer. Komisura abu-abu menghubungkan substansi abu-abu di sisi kiri dan kanan medulla spinalis. Setiap saraf spinal memiliki satu radiks dorsal dan satu radiks ventral Substansi putih korda yang terdiri dari akson termielinisasi, dibagi menjadi funikulus anterior, posterior dan lateral. Dalam funikulus terdapat fasiukulu atau traktus. Traktus diberi nama sesuai dengan lokasi, asal dan tujuannya.
  • 13. DAFTAR PUSTAKA Black, Joice. M., & Hawk, Jane. H. (2009). Medical Surgical Nursing; clinical management for positive outcomes. 7th Edition. St. Louis : Elsevier. Inc Price, S. A & Wilson, L. Patifisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit; alih bahasa, Brahm U. Pendit..[et. al]. Edisi 6. Jakarta: ECG.